RMK MANAJEMEN KEUANGAN Analsis Biaya Modal OLEH : I Putu Putra Wasista 1515351136 39 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2016
ANALISIS BIAYA MODAL PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya Modal memegang peranan penting di dalam perusahaan sebagai cut off dalam pengambilan keputusan investasi. Biaya modal menjadi dasar penilaian apakah investasi atau proyek yang di laksanakan feasible atau tidak, terutama di dalam penilaian profitabilitas investasi yang menggunakan metode discounted (NPV dan PI ). Biaya modal sering menjadi tingkat keuntungan minimal yang di syaratkan dari suatu investasi atau proyek, sehingga biaya modal akan menjadi discounted factor dalam perhitungan present value cash flow perusahaan BIAYA MODAL INDIVIDUAL 1. Biaya Modal yang Berasal dari Hutang Jangka Pendek Hutang jangka pendek adalah hutang yang di perguakan perusahaan dengan jangka waktu maksimum 1 (satu) tahun, terdiri dari hutang dagang, hutang wesel dan kredit jangka pendek dari bank. Biaya modal masing-masing diuraikan sebagai berikut: 1) Biaya Hutang Dagang Biaya hutang dagang adalah eksplisit. Bila perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan cash discount selama setahun maka biaya eksplisitnya dapat dihitung dengan membandingkan cash discount yang hilang dengan jumlah rata-rata hutang dagang selama setahun. 2) Hutang Wesel Hutang wesel mempunyai bunga yang tetap yang dihitung dari harga nominalnya. Bunga yang dibayar harus dihubungkan dengan jumlah uang yang diterima atau tersedia secara efektif untuk digunakan. 3) Kredit Jangka Pendek Biasanya bank langsung memotong bunga hutang di muka dari jumlah uang yang diberikan sehingga penerima kredit menerima jumlah uang yang lebih kecil dari hutang nominal.
2. Biaya Modal yang Berasal dari Hutang Jangka Panjang Pada umumnya bentuk hutang jangka panjang perusahaan adalah obligasi, perhitungan biaya obligasi harus memperhitungkan jumlah dana bersih yang diterima dengan pengeluaran kas karena penggunaan dana tersebut. Dalam menghitung biaya hutang jangka panjang dalam bentuk obligasi dapat digunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi dengan rumus shortcut atau dengan menggunakan pendekatan present value. 3. Biaya Modal yang Berasal dari Saham Preferen Saham preferen memiliki sifat antara hutang dengan saham biasa, bersifat hutang karena mengandung kewajiban tetap untuk membayar dividen preferen dan dalam likuidasi pemegang saham preferen memiliki hak mendahului dibanding saham biasa. Namun tidak seperti hutang kegagalan membayar dividen preferen tidak mengakibatkan pembubaran perusahaan. Risiko saham preferen lebih kecil dari hutang tapi lebih besar dari saham biasa Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham Preferen dapat dihitung dengan membagi dividen perlembar saham preferen (Dp) dengan harga bersih penjualan saham Preferen (Pn). Biaya Saham Preferen = Dp Pn Misalnya perusahaan mengeluarkan saham preferen baru dengan nilai nominal Rp 10.000 per lembar dengan dividen sebesar Rp 600. Hasil penjualan bersih yang diterima dari saham preferen tersebut sebesar Rp 9.000 Biaya saham preferen = 600 9.000 = 6,667% Biaya saham preferen sudah berdasarkan atas dasar setelah pajak sehingga tidak perlu disesuaikan dengan pajak.
4. Biaya Modal yang Berasal dari Laba Ditahan Penggunaan laba ditahan juga memiliki biaya, biaya penggunaan dana yang berasal dari laba yang ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi dalam saham yang diharapkan diterima oleh para investor atau biayanya sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa. Misalnya perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp 400 per lembar saham dan dibayarkan sebagai dividen Rp 200. Hasil netto penjualan saham sebesar Rp 4.000 per lembarnya. Keuntungan dividen dan harga saaham mempunyai tingkat pertumbuhan sebesar 5% setahun dan tingkat pertumbuhan diharapkan berlangsung terus. Tingkat pendapatan investasi diharapkan dalam saham sebesar: Dividen + Tingkat pertumbuhan Harga Jual Rp 200 + 5% = 5% + 5% = 10% Rp 4.000 Karena besarnya biaya laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi saham maka dalam contoh diatas biaya laba ditahan adalah sebesar 10% sama seperti biaya saham preferen biaya laba ditahan juga sudah berdasarkan atas dasar setelah pajak. 5. Biaya Modal yang Berasal dari Emisi Saham Biasa Baru Biaya saham biasa baru adalah lebih tinggi dari biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan karena emisi saham baru dibebani biaya emisi. Biaya saham biasa baru dapat dihitung dengan cara: Tingkat pendapatan saham yang diharapkan 1 presentase biaya emisi (harga jual sebelum dikurangi emisi) Suatu perusahaan mengadakan emisi saham biasa baru dengan harga jual per lembar saham Rp 4.000. biaya emisi per lembar sebesar Rp 400 sehingga hasil penjualan netto yang diterima sebesar Rp 3.600 per lembarnya. Rate of return atau tingkat pendapatan
yang diharapkan dari investasi saham adalah sebesar 10%. Biaya emisi adalah sebesar: 400 4.000 = 10% Berdasarkan rumus diatas maka besarnya cost of new common stock dapat dihitung sebagai berikut: Biaya saham baru = 10% 1 0,10 = 10% == 11,1% 0,9 Seperti biaya saham preferen maka biaya saham biasa baru sudah berdasarkan atas dasar setelah pajak sehingga tidak perlu disesuaikan dengan pajak. BIAYA MODAL KESELURUHAN Tingkat biaya modal yang harus dihitung oleh perusahaan adalah tingkat biaya modal perusahaan secara keseluruhan, karena masing-masing biaya modal berbeda maka untuk menetapkan biaya modal secara keseluruhan perlu menghitung weighted average dari berbagai sumber. Penetapan weight atau bobot dapat berdasarkan: 1) Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktur modal 2) Proporsi modal dalam struktur modal dinyatakan dalam prosentase Dengan mengalikan masing-masing komponen modal dengan biaya masing-masing komponen modal dapat dihitung besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital). Refrensi Wiagustini, Ni Luh Putu. 2014. Manajemen Keuangan. Udayana University Press. Denpasar.