LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH (BA-2203) PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH PADI DAN PENETAPAN BOBOT 1000 BENIH PADI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH DAN PENETAPAN BOBOT 1000 BUTIR BENIH

I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH

MATERI 5. UJI MUTU FISIK DAN KADAR AIR BENIH

PENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN. Oleh:

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

Teknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik Di PT. Nusafarm Intiland corp Asembagus Jawa Timur

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

Laporan kemurnian benih

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI MUTU BENIH

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

LAPORAN PRAKTIKUM SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS DAN UJI VIGOR BENIH

Kinerja Lembaga Perbenihan dalam Mendukung Penyediaan Benih Padi Berkualitas di Provinsi Bangka Belitung

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Benih lada (Piper nigrum L)

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

UJI KINERJA MESIN PEMBERSIH BIJI-BIJIAN DENGAN VARIASI KECEPATAN PUTAR (RPM) DAN FEEDING RATE TERHADAP KUALITAS HASIL PEMIPILAN JAGUNG (Zea mays L.

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SNI Standar Nasional Indonesia. Benih kapas. Badan Standardisasi Nasional ICS

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

METODOLOGI PENELITIAN

PREFERENSI PETANI KABUPATEN BANGKA SELATAN TERHADAP BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

POTENSI LEMBAGA PERBENIHAN DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BENGKULU PENDAHULUAN

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan November 2013

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.)

PENGGUNAAN KERTAS MERANG DAN KERTAS CD SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH WIJEN (SesamumIndicum L)

PENYIAPAN BENIH TANAMAN PADI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

2013, No

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PADI SPESIFIK BENGKULU

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di pulau Jawa, antara

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

PENGUJIAN MUTU BENIH CABAI (Capsicum annuum L.) HIBRIDA DI LABORATORIUM BPSBTPH PROVINSI JAWA BARAT EVAN YONDA PRATAMA

EVALUASI KINERJA ANALIS LABORATORIUM MUTU BENIH DENGAN TREND ANALYST

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

2. BENIH TANAMAN JAGUNG

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI TAHUN 2017 OLEH PUP BALAI BESAR PPMB-TPH

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

Dukat Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Tabel 1. Keterangan mutu label pada setiap lot benih cabai merah

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENYIAPAN BENIH PADI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

PENGEMBANGAN BENIH DAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

1. Berdo alah menurut agama dan kepercayaan masing masing, sebelum mengerjakan

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

PROSEDUR SERTIFIKASI MUTU BENIH TANAMAN HUTAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG

METODOLOGI PENELITIAN

Andi Ishak dan Dedi Sugandi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu ABSTRACT ABSTRAK

Adopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di Tingkat Petani.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung,

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERSIAPAN TANAM BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH (BA-2203) PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH PADI DAN PENETAPAN BOBOT 1000 BENIH PADI Tanggal Praktikum : 29 Januari 2016 Tanggal Pengumpulan : 5 Februari 2016 Disusun oleh: Angela 11414044 Kelompok 4 Asisten: Dzikra Yuhasyra 11413019 PROGRAM STUDI REKAYASA PERTANIAN SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG JATINANGOR 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan benih yang bermutu sangat menunjang petani untuk meningkatkan prodktivitas pertaniannya. Umumnya produktivitas pertanian hanya sekitar 50% dari produktivitas yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya mutu benih yang juga menyebabkan kerugian bagi para petani. Maka, perlu dilakukan beberapa pengujian kualitas benih, di antaranya ada pengujian kemurnian benih, dan penetapan bobot 1000 butir benih. Mutu suatu benih terdiri dari mutu genetik, mutu fisik, dan mutu fisiologis. Pengujian kemurnian benih merupakan tahapan untuk mengendalikan mutu genetik dari suatu benih. Benih dengan mutu genetik yang baik adalah benih yang asli dan diketahui varietasnya. Maka keberhasilan penanaman ditentukan tidak hanya dari banyaknya benih atau kuantitas benih, tetapi juga kualitas benih (Mulsanti et al., 2013). Selain pengujian kemurnian benih, pada praktikum ini juga dilakukan penetapan bobot 1000 butir benih. Penetapan bobot 1000 butir suatu benih dapat menunjukkan kualitas benih tersebut. Benih dengan bobot 1000 butir yang tinggi menunjukkan benih tersebut memiliki tingkat pengisian biji yang sempurna. Selain itu, dengan adanya penetapan bobot 1000 butir benih, kita dapat memperkirakan berapa kilogram benih yang kita butuhkan untuk ditanam di lahan (Wahyuni et al., 2006). Maka penetapan bobot 1000 butir benih penting untuk dilakukan agar dapat menentukan berapa banyak benih yang dibutuhkan. 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan dan menghitung kemurnian benih padi Ciherang, menentukan prinsip kerja Seed Divider, dan menentuukan bobot 1000 butir benih padi Ciherang.

BAB II TEORI DASAR Menurut Copeland dan McDonald, 2001, terdapat 4 tipe contoh benih, yaitu contoh primer (primary sample), contoh komposit (composite sample), contoh kiriman (submitted sample), dan contoh kerja (working sample). Contoh primer adalah benih yang tersimpan dalam jumlah besar dan masih bercampur dengan benda asing. Contoh komposit adalah contoh primer yang diambil sebagian secara acak dan dikumpukan. Contoh kiriman merupakan contoh benih yang dikirim untuk diuji di lab dan berasal dari contoh komposit. Contoh kerja merupakan contoh kiriman yang akan diuji di laboratorium. Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang bertujuan untuk memisahkan benih dari benda-benda asing dan benih yang tidak satu spesies dengan benih yang akan diuji. Pengujian ini dapat dilakukan pemisahan secara manual, yaitu menggunakan tangan, maupun secara mekanik, yaitu menggunakan alat pemisah benih atau seed divider, dan seed blower, yang berfungsi meniup benda-benda asing yang beratnya lebih kecil dari benih yang diuji. Pemisahan benih secara manual membutuhkan loupe agar dapat melihat benih dengan lebih jelas dan teliti memisahkan benih yang baik dengan benih mati dan benih yang rusak. Prinsip dari pengujian ini adalah untuk menghindari penilaian benih yang dapat digerminasi atau tidak. Akibatnya, ada benih yang beku, belum matang, layu, dan mati dapat dianggap benih murni. (Copeland dan McDonald, 2001). Kemurnian suatu benih dilihat dari komposisi benih dalam suatu lot. Suatu lot benih terdiri dari benih murni, benih tanaman lain, benih tanaman pengganggu (gulma), dan materi inert. Benih murni adalah bagian dari contoh kerja yang merupakan benih tanaman yang sesuai dengan label pengirim. Benih tanaman lain merupakan benih tanaman yang berbeda spesies dengan benih murni, dengan konsentrasi kurang dari 5% dari keseluruhan benih. Benih tanaman pengganggu(gulma) adalah benih tanaman yang berprotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan benih murni. Benih tanaman pengganggu tiap area berbeda bergantung pada jenis tanaman pengganggu tersebut. Materi inert merupakan materi yang bukan benih, seperti akar tanaman, kerikil, sisa-sisa tanaman lain (Copeland dan McDonald, 2001).

Bobot 1000 butir benih suatu tanaman menunjukkan berat benih yang diperlukan dalam satuan gram. Semakin tinggi bobot 1000 butir benih menunjukkan tingkat pengisian biji yang tinggi. Tinggi rendahnya bobot 1000 butir benih dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dari tanaman yang menghasilkan biji tersebut. Jika tanamannya terserang penyakit, maka biji yang dihasilkan lebih kecil dari yang normal sehingga bobot 1000 butir benih tersebut juga rendah (Wahyuni et al., 2006).

BAB III METODOLOGI 3.1. Alat dan Bahan Penulisan alat dan bahan menggunakan table yang tertera sebagai berikut: Tabel 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan Kantong Kertas Benih padi Ciherang Meja analisis pengujian Petridish Plastik Bening Timbangan 3.2. Cara Kerja Untuk praktikum pengujian kemurnian benih, benih contoh kerja didapatkan dari contoh kiriman dalam tiga kantong kertas. Masing-masing kantong ditimbang untuk mendapatkan bobot awalnya. Kemudian isi kantong dihamparkan dan dipisahkan sehingga didapatkan Benih Murni (BM), Benih Tanaman Lain (BTL), dan Kotoran Benih (KB). Masing-masing komponen ditimbang dan dicatat beratnya, kemudian dijumlahkan untuk didapatkan bobot akhir. Kemudian selisih berat awal dan berat akhir diperiksa, jika selisih lebih dari 6% maka percobaan diulang. Lalu dihitung persentase setiap komponen. Untuk praktikum penetapan bobot 1000 butir benih, benih diambil dari benih murni dan diambil 100 butir sebanyak 3 ulangan. Tiap-tiap ulangan ditimbang dan dicatat beratnya. Kemudian dihitung varians(ragam), standar deviansi, dan koefisien variasinya. Kemudian dihitung penetapan bobot 1000 butir jika koefisien variasi lebih kecil sama dengan empat. Jika melebihi limit yang ditetapkan, diulang dengan 8 ulangan, ditimbang dan dihitung varians, standar deviansi, dan koefisien variasinya. Jika melebihi limit yang ditetapkan lagi, maka dibuang ulangan yang menyimpang dari berat rata-rata ulangan. Setelah itu dihitung bobot 1000 butir benih padi dengan mengalikan koefisien variasi dengan 10.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pada pengujian kemurnian benih padi adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Tabel Pengujian Kemurnian Benih Padi Bobo %BT Ulanga t BM BTL KB Selisi %BM L n ke- awal (g) (g) (g) h (g) (%) (%) (g) 62,6 1,3 95,8 1 59,9 1,2 0,16 2,19 3 7 9 62,0 60,0 0,8 1,1 2 0,04 1,33 1,83 5 4 3 4 63,6 59,5 1,2 2,4 94,0 3 0,3 2 3 8 7 8 7 59,8 1,1 Rata-rata 1,9 0,16 4 6 %Rata-rata Keterangan : BM = Benih Murni BTL = Benih Tanaman Lain KB = Kotoran Benih Selisih = Bobot Awal (BM+BTL+KB) %BM = BM X 100% BM+BTL+KB %BTL = BTL X 100% BM+BTL+KB %KB = KB X 100% BM+BTL+KB %Selisih = Selisih X 100% Bobot awal 95,4 1,8 2,5 0,26 4 4 5 3 %K B (%) 1,9 2 3,2 4 3,9 2 %Selisi h (%) 0,26 0,064 0,47 Hasil pengamatan pada penetapan bobot 1000 butir benih padi adalah sebagai berikut : X : ulangan R : rata-rata ulangan X 1 X 2 X 3 = 2,67 gram = 2,75 gram = 2,70 gram = 2,7 gram R Varians = 1,63x10-3 Standar deviasi (S) = 0,04 Koefisien Variasi =1,481%

Bobot 1000 butir benih = 27 gram Kemudian dilakukan kompilasi bobot 1000 butir benih padi Ciherang yang dilakukan pada praktikum ini. Tabel 4.1.2 Kompilasi Bobot 1000 Butir Benih Padi Ciherang Kelompok Bobot 1000 butir (gram) 1 27 2 26,26 3 27,18 4 27 5 26,96 6 26,67 7 26,8 8 26,9 9 27,3 10 26,9 4.2. Pembahasan Pemisahan atau pembagian benih dapat menggunakan alat yaitu seed divider. Seed divider adalah suatu alat yang digunakan untuk membagi sampel benih dalam jumlah yang besar. Prinsipnya, seed divider menggunakan gaya sentrifugal untuk bekerja. Cara kerja seed divider adalah ketika benih dimasukkan, seed divider memutarkan benih-benih tersebut dengan cepat dan dikeluarkan melalui tabung pengeluaran (Vogel, 1978). Pengujian benih dilakukan untuk mengetahui kualitas pada suatu jenis atau kelompok benih. Pengujian juga dilakukan dengan tujuan sertifikasi benih. Sertifikasi benih harus dilakukan pada benih yang akan diproduksi oleh suatu usaha perkebunan (Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan, 2014). Karena benih yang telah disertifikasi telah menjalani uji kemurnian benih, maka benih tersebut dapat didistribusikan ke petani untuk ditanam di lahan dan penggunaan benih yang telah terjamin mutunya dapat meningkatkan produktivitas lahan. Manfaat dari benih tersebut akan terasa bila produsen menyimpan dan menggunakan benih bermutu yang telah disertifikasi (Mulsanti et al., 2014).

Kemurnian benih padi yang didapat praktikum ini adalah Benih Murni (BM) sebesar 95,44%, Benih Tanaman Lain (BTL) sebesar 1,85%, dan Kotoran Benih (KB) sebesar 2,55%. Sedangkan menurut Ishaq, 2009, BM, BTL, dan KB padi Ciherang secara berurutan adalah 98-99%, 0-0,1%, dan 2-3%. Perbedaan tersebut disebabkan karena banyak kotoran atau benda asing pada benih tersebut sehingga mempengaruhi hasil penghitungan kemurnian padi. Bobot 1000 butir benih padi Ciherang yang diuji pada praktikum ini adalah 27 gram. Kemudian rata-rata bobot 1000 butir benih padi Ciherang Hasil yang didapat mendekati bobot 1000 butir benih padi menurut Suprihatno et al., 2009, yaitu 28 gram. Hal tersebut menunjukkan bahwa benih menurut Suprihatno et al., 2009 kemungkinan memiliki tingkat pengisian biji yang lebih sempurna dibandingkan benih padi Ciherang pada praktikum ini, sesuai dengan menurut Wahyuni et al., 2006 bahwa penetapan bobot 1000 butir benih yang tinggi menunjukkan tingkat pengisian biji yang sempurna. Kemudian ukuran tiap benih juga berbeda sehingga juga mempengaruhi hasil penetapan bobot 1000 butir benih padi Ciherang praktikum ini.

BAB V PENUTUP Kesimpulan dari praktikum ini adalah kemurnian benih padi Ciherang praktikum ini adalah benih murni sebesar 95,44%, benih tanaman lain sebesar 1,84%, dan kotoran benih sebesar 2,55%. Prinsip kerja Seed Divider menggunakan gaya sentrifugal, yaitu benih dimasukkan ke dalam alat dan diputarkan dengan cepat menuju tabung pengeluaran. Kemudian bobot 1000 butir benih padi Ciherang pada praktikum ini adalah 27 gram.

DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan. 2014. Tahapan Dalam Melakukan Sertifikasi Tanaman Perkebunan. http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita-316- tahapan-dalam-melakukan-sertifikasi-benih-tanamanperkebunan.html. Diakses pada 4 Februari 2015 pukul 20.19 WIB. Ishaq, I. 2009. Petunjuk Teknis Penangkaran Benih Padi. Jawa Barat: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Kuswanto, Hendarto. 2003. Teknologi Pemrosesan, Pengemasan, dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Mulsanti, Indria W., Surahman, Memen, Wahyuni, Sri, dan Utami, Dwinta W. 2013. Identifikasi Galur Tetua Padi Hibrida dengan Marka SSR Spesifik dan Pemanfaatannya dalam Uji Kemurnian Benih. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 32(1): 1-8. Mulsanti, Indria W., Wahyuni, Sri, dan Sembiring, Hasil. 2014. Hasil Padi dari Empat Kelas Benih yang Berbeda, Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 33(3): 169-176. Suprihatno, Bambang, Darajat, Aan A., Satoto, SE., Baehaki, Suprihanto, Setyono, Agus, Indrasari, S. Dewi, Wardana, I. Putu, dan Sembiring, Hasil. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Subang: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Vogel, K. P. 1978. A simple method of converting rangeland drills to experimental plot seeders. Journal of Range Management, 31(3): 235-237. Wahyuni, Sri, Kadir, Triny S., dan Nugraha, Udin S. 2006. Hasil dan Mutu Benih Padi Gogo pada Lingkungan Tumbuh Berbeda. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 25(1): 30-37.