ETIK UMB. Etika dan Sikap profesional sarjana MODUL PERKULIAHAN (A31162EL) Modul ini membahas tentang

dokumen-dokumen yang mirip
Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Etiket Pergaulan. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.. Program Studi Manajemen

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd*

ETIKA PROFESI PURWATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ETIK UMB ETIKA PERGAULAN. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3.

PENGERTIAN ETIKA. - Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Etika Profesi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

Resume. Etika dan Filsafat. Bab III. Etika. nim :

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

PENDIDIKAN ETIK UMB. Etiket Pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Interpersonal Communication Skill


Ice breaking Kontrak perkuliahan Pembentukan kelompok Rancangan pembelanjaran Pendahuluan : Etika dan Sikap profesional sarjana pemberian tugas-tugas.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

Diajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor diantaranya lingkungan, keluarga dan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. tinggi terhadap segala sesuatu yang menarik perhatiannya. 1 Tidak diragukan. pendidikan yang mempengaruhinya. 2

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menjadi cerdas, terampil, dan memiliki sikap ketakwaan untuk dapat

BAB I ETIKA. A. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

DOKUMEN JURUSAN ETIKA DOSEN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang berkualitas yang disajikan. Kesuksesan dari perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

Kepemimpinan: MENGENALI POTENSI DIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebanyakan perusahaan memanfaatkan orang-orang yang ber-

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

Upaya Peningkatan Etika Pergaulan Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis mengambil. 1. Konsepsi kecerdasan emosional dan spiritual didasari oleh konsep bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

PEGANTAR MK KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

PIDATO SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN TRAINING ESQ DI JAKARTA SABTU, 13 FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita

BAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

PENDIDIKAN ETIKA MENJADI TARGET KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

Pertemuan 1. PENGERTIAN KREATIF dan KREATIFITAS

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI, KARIR DAN PASSION MENGENALI POTENSI DIRI

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bisa kita hindari. Revolusi di berbagai bidang baik dalam bidang teknologi,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

Transkripsi:

MODUL PERKULIAHAN ETIK UMB Etika dan Sikap profesional sarjana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Tehnik Tehnik Industri 01 90004 (A31162EL) Abstract Modul ini membahas tentang Etika dan Sikap profesional sarjana Kompetensi Mahasiswa mampu memahami tentang Etika dan bagaimana bersikap profesional sebagai sarjana yang berilmu dan bermoral sebagai generasi bangsa yang berkualitas.

Pembahasan Etika dan Sikap profesional sarjana I. PENDAHULUAN Persaingan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan bukanlah urusan yang mudah, terlebih lagi pada zaman globalisasi dan modern seperti saat ini. Diantara sebab sulitnya menghadapi persaingan itu adalah banyaknya universitas-universitas yang meluluskan mahasiswanya setiap tahun. Para sarjana yang telah menyelesaikan studinya tentu akan melakukan persaingan yang ketat guna mendapatkan pekerjaan yang diinginkan sesuai dengan bidangnya, baik dengan sesama teman satu universitas maupun dengan yang lainnya. Maka dari itu, para sarjana ini harus menyiapkan mental sebagai generasi yang berkualitas sehingga dapat mengaplikasikan kemampuan dirinya sesuai dengan bidangnya, ketrampilannya dan keilmuannya. Mahasiswa yang berkualitas dapat menyiapkan dirinya di dalam mengembangkan ketrampilan dan keilmuannya sejak dini. Hal ini diharapkan agar potensi dan bakat mahasiswa dapat dikembangkan sejak semester awal belajar. Potensi diri juga harus diasah agar potensi diri tersebut dapat tersalurkan dengan baik dan berkembang dengan baik. dan pada akhirnya dia mampu mengelola, mengetahui dan mengembangkan potensi ilmu dan bakat yang ada, sehingga keberhasilan dan cita cita di masa mendatang dapat diraih dengan mudah. Sebagai mahasiswa, pencarian bakat dan keilmuan yang sesuai dengan kemampuan diri bukanlah perkara yang mudah. Hal tersebut dapat dicari melalui berbagai cara misalnya bidang yang dipilih adalah sesuai dengan keinginan diri, sehingga segala tantangan dan kesulitan selama belajar dapat dihadapi dengan penuh semangat. Atau dengan melakukan qualifikasi sesuai dengan nilai atau sertifikat atau bukti pencapaian lainnya. Atau dengan cara menyesuaikan dengan cita cita yang ingin diraih pada masa mendatang. Atau mengikuti pelatihan-pelatihan atau seminar yang dapat menunjang menggali potensi bakat dan ilmu. Akhirnya, penggalian potensi diri pada saat masa kuliah dapat digali dengan tepat sesuai dengan bidang dan jurusan yang diminati. Maka akan lahirlah generasi generasi muda yang tangguh serta berkualitas di dalam menghadapi persaingan yang ketat pada masa mendatang. 2

II. PEMBAHASAN 1. Pengertian Etika Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan seharihari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika 1, yaitu: - Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). - Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut: - Terminius Techicus Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. - Manner dan Custom Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian "baik dan buruk" suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain: a. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right) 1 meandmyheart.files.wordpress.com/ diakses pada 12 Juli 3

b. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions) c. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual) d. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty). Jika kita lihat arti etika dari struktur bahasa dan cara penyampaiannya yang dirumuskan oleh para ahli walaupun berbeda tetapi pada hakekatnya mempunyai makna yang sama. Yaitu ilmu yang mempelajari tentang tindakan manusia di dalam melakukan tindakan yang baik. 2. Hubungan Antara Etika dan IQ, EQ, SQ yang Sangat Berkaitan. Manusia dilahirkan di dunia sebagai mahluk yang sempurna. Tuhan menganugrahi manusia otak sebagai alat untuk berpikir dan juga sebagai alat untuk membedakan antara yang baik dan buruk. Berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Pikiran rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual atau yang popular dengan sebutan Intelligence Quotient (IQ), yang mana merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Sedangkan pikiran emosional atau Emotional Quotient (EQ) digerakan oleh emosi. Contoh keseharian dalam hal EQ adalah kemampuan berpikir positif terhadap orang lain, empati, bertanggung jawab, berinteraksi sosial, mudah menahan emosi marah dan kebencian atau pengendalian diri, kerjasama, kecakapan sosial, semangat dan motivasi, dan menghargai orang lain. Sementara itu Spiritual Quotient SQ merupakan kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang lain. Dalam hal ini SQ berperan sebagai pelengkap IQ dan EQ yang dimiliki seseorang. Dengan SQ seseorang dapat mengefektifkan IQ dan EQ yang dimilikinya dengan ramburambu sistem nilai agama dan kemanusiaan. Karena itu dia mampu memaknai hidup dan kehidupan dalam konteks yang lebih luas. Misalnya keseimbangan hidup untuk dunia dan untuk akhirat. Menghargai sesama rekan kerja sebagai mahluk Tuhan. Dengan kata lain tidak berperilaku sombong dan sebaliknya selalu rendah hati. Orang seperti ini juga pandai bersyukur atas karunia Tuhan. serta takut kepada-nya kalau akan berbuat buruk. 4

Implikasi penguasaan etika melalui kemampuan IQ, EQ dan SQ di dalam sikap profesional sarjana sangat berkaitan satu dengan yang lainnya. Ketika seorang sarjana telah berhasil mengelolah kecerdasannya di dalam menyimpan data dan mengembangkan informasi yang diterimanya, maka harus dibarengi juga dengan kemampuan mengendalikan emosi dan spiritualnya. Karena kecerdasan sarjana yang terbukti melalui qualifikasi nilai atau sertifikat atau bukti pencapaian lainnya hanya sebagai pintu pembuka saja sebagai langkah awal menuju gerbang kesuksesan. Selanjutnya EQ dan SQ berperan untuk mendukung kemampuan IQ untuk mencapai kesuksesan. Dengan kemampuan emosinya dia dapat menyaring, memilih dan memilah informasi yang di dapat oleh panca indra sehingga dapat menjaga kemampuan otak untuk selalu berpikir positif pada dirinya, orang lain maupun lingkungannya. Selanjutnya SQ sebagai filter IQ dan EQ berperan sebagai pengendali penyelesaian sebuah masalah dengan didasari oleh aturan atau kaidah atau nila-nilai spiritual. Oleh karena itu, ketiga kemampuan ini harus selalu dijaga secara seimbang. Pada akhirnya, seorang sarjana mampu untuk menggunakan logikanya buntuk berpikir secara obyektif dan akurat di dalam mengambil sebuah keputusan yang tidak hanya untuk kebahagiaan dan kepentingan pribadi saja. Akan tetapi juga dapat menerapkan kemampuannya untuk memahami kepentingan orang lain sebagai bentuk interaksi terhadap sesama manusia sehingga dapat menempatkan perilaku dan hidup dalam setiap tindakannya dengan tidak sia sia. 3. Sarjana Sarjana merupakan gelar akademik yang diberikan kepada lulusan program pendidikan sarjana(s-1) yang telah menempuh pendidikan selama beberapa tahun. setiap sarjana dianggap telah memiliki kemampuan ilmu pengetahuan sesaui dengan bidangnya secara sempurna. sehingga, setiap sarjana mampu mempersiapkan diri untuk mengabdi pada nusa dan bangsa. Segala tantangan zaman pada era globalisasi ini dapat diselesaikan dengan disiplin ilmu yang telah dimiliki serta menggunakan kemampuan dan kekuatan IQ, EQ dan SQ. 4. Sikap Profesional Dalam dunia kerja, kita dituntut untuk menjadi professional yang kompeten. Artinya, kita tidak hanya dituntut untuk memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan, tetapi juga dituntut untuk memiliki sikap, perilaku, dan pembawaan diri yang baik, sehingga semua hal ini menjadi nilai tambah bagi kita. Selain itu, good attitude 5

yang disertai dengan ketulusan juga akan meningkatkan kredibilitas diri kita. Jelaslah bahwa sikap yang senantiasa positif sudah menjadi tuntutan dalam dunia kerja. Karakter yang dapat dipercaya akan meningkatkan citra, kredibilitas, dan reputasi kita. Sekaligus perusahaan tempat kita bekerja. Dengan memahami etika diharapkan kita dapat mengembangkan karakter diri, sehingga kita mampu menampilkan kepribadian diri kita dengan baik, lahir dan batin, sesuai dengan kemampuan professional kita. 5. Visi dan Misi Visi menggambarkan tujuan atau kondisi dimasa depan yang ingin dicapai. Visi bisa dikatakan sebagai impian atau cita-cita, Visi memberikan gambaran yang jelas dimasa mendatang. Pernyataan visi yang bagus tidak hanya menginspirasikan dan menantang, namun juga sangat berarti pernyataan visi harus mampu menjadi inspirasi dalam setiap tindakan yang dilakukan. Yang paling penting pernyataan visi harus terukur sehingga kita bisa mengetahui apakah tindakan yang dilakukannya dalam rangka mencapai visi atau Misi tersebut. Sikap Profesionalisme Sarjana dapat dibangun memalui Visi dan Misi yang dimiliki dan menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya.seseorang mencapai gelar sarjana perlu terlebih dahulu menjalani pendidikan formal di suatu lembaga pendidikan formal yaitu perguruan tinggi. Perguruan Tinggi dimana mahasiswa menjalani pendidikan kesarjanaannya tentunya juga memiliki visi dan misi. 6. Budaya Kerja Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. 7. Tujuan Atau Manfaat Budaya Kerja Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang. Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik : 1. meningkatkan jiwa gotong royong 2. meningkatkan kebersamaan 3. saling terbuka satu sama lain 6

4. meningkatkan jiwa kekeluargaan 5. meningkatkan rasa kekeluargaan 6. membangun komunikasi yang lebih baik 7. meningkatkan produktivitas kerja 8. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll. Budaya kerja Universitas Mercu Buana adalah 1.Disiplin, jujur, tanggung jawab 2.Kreatif 3.Ramah lingkungan 4.Sadar nilai lokal Disiplin Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawab kita. Pendisiplinan adalah usaha-usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrument hukuman dimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain. Jujur Jujur jika diartikan secara baku adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenarandan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudahdapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya. Kenapa harus jujur? Saya sering mendengar orang tua menasehati anak supaya harus menjadi orang yang jujur. Dalam mendidik dan memotivasi supaya seorang anak menjadi orang yang jujur, kerap kali dikemukakan bahwa menjadi orang jujur itu sangat baik, akan dipercaya orang, 7

akan disayang orang tua, dan bahkan mungkin sering dikatakan bahwa kalau jujur akan disayang/dikasihi oleh Tuhan. Tanggung Jawab Bersumber atau lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tiap orang untuk menggunakan hak dalam melaksanakan kewajibannya.lebih lanjut ditegaskan, setiap pelaksanaan kewajiban dan setiap penggunaan hak, baik yang dilakukan secara tidak memadai maupun yang dilakukan secara memadai pada dasarnya tetap harus disertai pertanggung jawab, demikian pula denga pelaksanaan kekuasaan. Kreatif Kata Kreatif merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris To Create, yang merupakan singkatan dari : 1.Combine (menggabungkan) penggabungan suatu hal dengan hal lain 2.Reverse (membalik) Membalikan beberapa bagian atau proses 3.Eliminate (menghilangkan) menghilangkan beberapa bagian 4.Alternatif (kemungkinan) Menggunakan cara, bahan dll dengan yang lain. 5.Twist (memutar) memutarkan sesuatu dengan ikatan 6.Elaborate (memerinci) memerinci atau menambah sesuatu Berpikir kreatif berarti : 1.Melepaskan diri dari pola umum yang sudah tertanam dalam ingatan. 2.Mampu mencermati sesuatu yang luput dari pengamatan orang lain. Ramah Lingkungan Di masa sekarang kondisi lingkungan semakin tidak mendukung kehidupan yang nyaman. Pemanasan global menjadi masalah dunia, yang dampaknya dirasakan oleh seluruh manusia di dunia. Indonesia yang terkenal sebagai paru-paru dunia karena kekayaan hutan tropisnya, kini semakin minim kekayaan hutan tersebut.oleh karena itu budaya ramah lingkungan perlu ditanamkan, paling tidak untuk menahan agar kerusakan lingkungan tidak bertambah bahkan jika mungkin para sarjana dapat berkontribusi untuk perbaikan lingkungan di masa yang akan datang. Kearifan Lokal Tuhan menciptakan segalan sesuatu beraneka ragam. Manusia saja tidak semua pria, tidak semua wanita. Pria atau wanita itu ada yang berkulit putih, coklat, ataupun hitam. 8

Rambutnya pun ada yang lurus, bergelombang, atau keriting. Muncullah keunikan dari semua ciptaan-nya. Demikian pula suatu bangsa atau Negara, memiliki keunikan yang merupakan kearifan local mereka. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki keanekaragaman di berbagai hal. Berbagai keunikan yang kita miliki perlu kita pelihara dan jadikan kekayaan bangsa. Dalam kearifan local, terkandung pula kearifan budaya local. Budaya ini yang perlu kita junjung untuk menunjukkan jati diri bangsa. 9

Daftar Pustaka Artiningrum, Primi, Kurniasih, Augustina, Nurgroho, Arissetyanto, 2013, Etika dan Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu, Yogyakarta Febe Victoria Chen,, Soft Skill for success, Sikap Tepat Karier Hebat,BIP Gramedia, Jakarta Sumber Internet : http://www.geschool.net/ditaputriliana/blog/post/pengertian-iq-eq-dan-sq 10