Upaya Peningkatan Etika Pergaulan Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Upaya Peningkatan Etika Pergaulan Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa"

Transkripsi

1 Upaya Peningkatan Etika Pergaulan Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Fery Ratna Sari ( ) Mahasiswa Pendiidkan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah yang diteliti adalah (1) Masih ada siswa yang kurang menghargai guru. (2) Masih ada siswa yang kurang menghargai teman. (3) Masih ada siswa kurang sopan baik perkataan maupun perbuatan. (4) Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Belum Optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendapatkan data empiris tentang etika pergaulan siswa di SMK Pancasila Purwodadi Tahun Pelajaran 2012/2013.(2) mendapatkan data tentang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMK Pancasila Purwodadi Tahun Pelajaran 2012/2013. (3) Untuk membuktikan bahwa melalui layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan etika pergaulan siswa di SMK Pancasila Purwodadi Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode Penelitian ini dilakukan di SMK Pancasila Purwodadi tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas X TKR1 SMK Pancasila Purwodadi berjumlah 10 siswa. Alat pengumpul datanya yang digunakan adalah observasi dan angket. Analisis data pada penelitian ini adalah diskriptif komparatif, yaitu membandingkan kedisiplinan mengikuti pelajaran di kelas antara kondisi awal dengan siklus I, Siklus I dengan siklus II dan antara kondisi awal dengan siklus II. Hasil Penelitian (1) Pada kondisi awal etika pergaulan siswa pada sekolah dikategorikan sedang hanya 48,75% dalam pengamatan peneliti. Setelah diadakan layanan bimbingan kelompok pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan etika pergaulan siswa meningkat menjadi 74,25% dalam kategori baik pada siklus II, ini sudah melampaui target yang peneliti tetapkan sebesar 60%. Dengan demikian etika pergaulan siswa meningkat setelah dilaksanakan layanan bimbingan kelompok. Adapun peningkatannya yaitu 74,25% - 48,75% = 25,50%. (2) Hasil pengamatan pada layanan bimbingan kelompok pada siklus I yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok sebesar 84% (sangat baik) sedangkan pada siklus II sebesar 92% (sangat baik). Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar : 92% - 84% = 8%. (3) Hasil Pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok pada siklus I sebesar 65% ( baik), dan siklus II sebesar 84% (sangat baik). Jadi mengalami peningkatan 84%-65% = 19%. Kesimpulan (1) Layanan Bimbingan Kelompok dapat meningkatan etika pergaulan siswa terbukti kondisi awal 48,75% setelah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) siklus I dan pada siklus 2 meningkat menjadi 74,25% sehingga tingkat keberhasilan atau peningkatan etika pergaulan siswa lebih optimal (2) Hasil pengamatan pada layanan bimbingan kelompok pada siklus I yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok sebesar 84% (sangat baik) sedangkan pada siklus II sebesar 92% (sangat baik). (3) Hasil Pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok pada siklus I sebesar 65% ( baik), dan siklus II sebesar 84% (sangat baik). Saran yang dapat di sampaikan (1) Siswa diharapkan lebih meningkatkan etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari baik di keluarga, masyarakat maupun sekolah (2) Guru Pembimbing hendaknya lebih aktif, kreatif serta inovatif sehingga siswa lebih antusias dalam pelaksanaan Bimbingan Kelompok (BKp) (3) Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadahi guna menunjang pelaksanaan bimbingan kelompok sehingga hasilnya dapat lebih optimal. Kata Kunci : Etika Pergaulan, Melalui Bimbingan Kelompok, Siswa SMK Pancasila PENDAHULUAN Etika pergaulan akan terwujud bilamana dalam diri individu itu telah terbentuk serta perkembangannya kesan moral. Dalam perkembanganya kesadaran moral akan berfungsi dalam 67 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2 tindakan yang konkrit untuk memberi putusan terhadap tindakan tertentu tentang baik buruknya. Maka dalam hal ini memerlukan pendidikan terutama yang berupa teladan, penyuluhan dan bimbingan terutama dari pendidik serta faktor pendidikan lainnya. Bimbingan dan konseling (BK) memiliki fungsi dan peranan yang strategis, melalui layanan Bimbingan Konseling. para siswa diharapkan mampu mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, dan mampu merencanakan masa depannya. Program bimbingan dan konseling di sekolah yang dimulai dari pendidikan sekolah dasar sampai dengan menengah ditegaskan dalam buku petunjuk guru pembimbing bahwa penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling dirinci menjadi 4 bidang yaitu 1) bimbingan pribadi, 2) bimbingan sosial, 3) bimbingan belajar, 4) bimbingan karier (Departemen Pendidikan Nasional, 2000 : 4). Dari ke empat bimbingan tersebut dua di antaranya adalah bimbingan pribadi dan bimbingan sosial dari kedua bimbingan tersebut diharapkan dapat untuk menanamkan etika pergaulan dan kemandirian siswa. Namun perlu diingat bahwa anak usia SMK adalah usia remaja yang memiliki kondisi perkembangan fisik, maka dalam berperilaku berusaha menyalurkan kekuatan-kekuatan yang dimilikinya, karena itu sering siswa-siswa tersebut melanggar tata peraturan khususnya kurang mampu untuk menunjukkan etika pergaulan yang baik. Di SMK Pancasila Purwodadi Tahun Pelajaran 2012/2013 berdasarkan informasi dari guru BK menunjukkan bahwa etika pergaulan yang ada selama ini belum sesuai dengan dengan harapan. Hal ini ditunjukkan antara lain masih ada siswa yang belum menghormati guru baik dengan perkataan maupun perbuatan, masih ada siswa kurang menghargai baik senior maupun yunior. Ini terjadi disebabkan kurangnya pemahaman terhadap etika pergaulan baik yang dilakukan di rumah, masyarakat maupun sekolah. Permasalah lain masih ada guru yang kurang memperhatikan tentang penanaman etika pergaulan yang dilakukan sesama warga sekolah serta belum diterapkannya metode bimbingan yang tepat dalam mengupayakan peningkatan etika pergaulan terhadap siswa di SMK Pancasila Purwodadi tahun pelajaran 2012/2013. Untuk peningkatan etika pergaulan di SMK Pancasila perlu adanya metode yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut yaitu dengan bimbingan kelompok. Dengan bimbingan kelompok diharapkan etika pergaulan siswa dapat meningkat. LANDASAN TEORI a. Pengertian Etika Pergaulan Etika pergaulan adalah cara bertingkah laku yang khas, tertuju terhadap orang-rombonganrombongan atau persoalan-persoalan (Buchori, 2001 : 137). Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa etika pergaulan adalah keadaan di mana seseorang melakukan interaksi dengan sesama berdasarkan pada norma-norma yang berlaku. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk jamaknya "Mores", yang 68 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

3 berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilainilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: 1) Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). 2) Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak (Gumilar, 2010 : 1). b. Macam-macam Etika Pergaulan Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Etika pergaulan akan terwujud bilamana dalam diri individu itu telah terbentuk serta perkembangannya kesan moral. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf, 2001: 23), sebagai berikut: 1) Etika Deskriptif Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis (Gumilar, 2010 : 2). 2) Etika Normatif Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. c. Norma dan Kaidah Di dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal dengan istilah norma-norma atau kaidah, yaitu biasanya suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturanperaturan yang telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman tersebut sebagai norma (norm) atau kaidah yang merupakan standar yang harus ditaati atau dipatuhi (Soekanto: 2001:7). d. Etiket Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya 69 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

4 adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan. Menurut K. Bertens, dalam buku berjudul Etika, Penerbit Utama Gramedia Utama, Jakarta, yaitu selain ada persamaannya, dan juga ada empat perbedaan antara etika dan etiket, yaitu secara umumnya sebagai berikut: 1) Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan cara, untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan. 2) Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah), tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan. 3) Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi. Etiket bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya. 4) Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir. Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain maka etiket itu tidak berlaku (Gumilar, 2010 : 5). e. Perubahan Pergaulan dan Prosesnya Pergaulan sebagai suatu pernyataan kejiwaan seseorang yang menentukan suatu perbuatan secara positif maupun negatif yang merupakan rangsangan terhadap sesuatu hal atau suatu obyek tertentu yang dilakukan secara sadar. Pergaulan seseorang juga sebagai keadaan dalam diri manusia dengan perasaan-perasaan tertentu dalam menanggapi obyek dan terbentuk atas dasar pengalaman-pengalaman. Dalam kehidupan bermasyarakat Pergaulan seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap, menurut Sarwono (2006 : 95) dan sikap dapat berubah melalui empat macam cara yaitu : 1) Adopsi artinya kejadian-kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus lama kelamaan. Secara bertahap diserap ke dalam individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. 2) Diferensi dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang terjadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. 3) Integrasi artinya perubahan sikap di sini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman, yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut. 70 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

5 4) Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. PEMBAHASAN A. Diskripsi Data Penelitian Keadaan awal siswa kelas X TKR1 SMK Pancasila Purwodadi sebelum diberikan layanan Bimbingan Kelompok siswa masih rendah keadarannya dalam hal etika pergaulan siswa yang dilakukan di sekolah. Hal ini terlihat masih banyak siswa yang belum menghormati guru baik dengan perkataan maupun perbuatan, masih ada siswa kurang menghargai baik senior maupun yunior. Etika pergaulan siswa kelas X TKR1 SMK Pancasila Purwodadi dalam kehidupan seharihari di sekolah sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok oleh guru pembimbing dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1 : Daftar Penilaian Etika Pergaulan Siswa Kondisi Awal sebelum Bimbingan Kelompok Indikator Penilaian No. Nama Responden Total Ahamad Ashari Aahmad Supriyadi Heru Dwi Prasetiyo Sudarwoto Andyka Benny Mahbub Miftahul Munir Arif Bagas Agus Saputra Bambang Sutrisno Subekti Nur Utomo Diki Adi Saputro Jumlah Total 195 Rata-rata 19,50 Prosentase 48,75 % Kriteria Sedang Kreteria Interval rata-rata nilai Kurang = 0 % - 25% (K) : ( 1-10) Sedang = 26 % - 50% (S) : (11-20) = 51 % - 75% (B) : ( 21-30) Sangat = 76 % - 100% (SB) : (31-40) 71 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

6 Tabel 2: Rekapitulasi Data Observasi untuk Guru Siklus I dan II No. Kegiatan Siklus I Siklus II 1 Tahap Awal a. Pembukaan 3,5 4 b. Membangun Raport 3,5 3,5 c. Apersepsi 3 3,5 d. Penjelasan Maksud dan Tujuan Tahap Inti a. Penjelasan Materi Layanan 3,5 4 b. Penerapan teknik layanan 3 3,5 c. Penggunaan Media 3 3 d. Pelibatan Siswa secara aktif 3 3,5 e. Memfasilitasi siswa 3,5 4 f. Pemberian motivasi dan 4 4 penguatan 3 Tahap Akhir a. Penarikan kesimpulan 3,5 4 b. Pemberian feedback 3 3,5 c. Pelaksanaan evaluasi 3 3,5 d. Penetapan tindak lanjut 3,5 4 Perolehan Rata-rata 47 51,5 Prosentase 84% 92% Kriteria Sangat Sangat Tabel 3 : Rekapitulasi Data Observasi untuk Siswa Siklus I dan II No. Kegiatan Siklus I Siklus II 1 Tahap Awal a. Menjawab salam 3 4 b. Keaktifan dalam apersepsi 3 3 c. Menerima penjelasan 2 3,5 2 Tahap Inti a. Perhatian dalam menerima 3 4 penjelasan b. Keaktifan dalam Bimbingan 2,5 3 Kelompok c. Keaktifan dalam melaksanakan 2 3 tugas d. Partisipasi dalam kelompok 3 3,5 3 Tahap Akhir a. Partisipasi dalam penarikan 3 3 kesimpulan b. Keaktifan dalam evaluasi 2,5 3 c. Usulan Kegiatan Tindak lanjut 2 4 Perolehan Rata-rata 26 33,5 Prosentase 65% 84% Kriteria Sangat 72 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

7 Tabel 4 : Rekapitulasi Hasil Observasi Etika Pergaulan Siswa Kondisi Awal dan Akhir Bimbingan Kelompok (BKp) Penilaian No. Kegiatan Kondisi Awal Kondisi Akhir 1 Ahamad Ashari Aahmad Supriyadi Heru Dwi Prasetiyo Sudarwoto Andyka Benny Mahbub Miftahul Munir Arif Bagas Agus Saputra Bambang Sutrisno Subekti Nur Utomo Diki Adi Saputro Jumlah Rata-rata 19,50 29,7 Prosentase 48,75% 74,25% Kriteria Sedang B. Interpretasi Data Penelitian No. Keterangan 73 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Penelitian Kondisi awal Siklus I Siklus II Kondisi Akhir Guru Siswa Guru Siswa 1 Skor Perolehan ,5 33, Prosentase 48,75% 84% 65% 92% 84% 74,25% 3 Kriteria Sedang Sangat Sangat Sangat Kondisi awal etika pergaulan siswa dikategorikan sedang ini hanya 48,75% dalam pengamatan peneliti. Hal ini ditunjukan dengan etika siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok masih banyak yang tidak memperhatikan saat guru pembimbing menerangkan materi. Setelah diadakan layanan bimbingan kelompok pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan etika pergaulan siswa dengan hasil 74,25 % dalam kategori baik pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa etika pergaulan siswa di SMK Pancasila Purwodadi mengamali peningkatan setelah diadakan layanan bimbingan kelompok. Jadi, peningkatan etika pergaulan siswa dari kondisi awal dibandingkan dengan kondisi akhir setelah diadakan layanan bimbingan kelompok dalah sebesar : 74,25% - 48,75% = 25,50%. Hasil pengamatan pada layanan bimbingan kelompok pada siklus I yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok sebesar 84% (sangat baik) sedangkan pada siklus II sebesar 92% (sangat baik). Dengan demikian peningkatan kegiatan

8 layanan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru pembimbing setiap siklus dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar : 92% - 84% = 8%. Hasil Pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok pada siklus I sebesar 65% ( baik), dan siklus II sebesar 84% (sangat baik). Jadi peningkatan aktivitas siswa yang dilakukan dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok pada siklus I ke Siklus II yaitu sebesar 84%-65% = 19%. Perubahan hasil data hasil observasi dalam peningkatan layanan bimbingan kelompok dari siklus I ke Siklus II sebesar 8%, hal ini dikarenakan guru pembimbing sudah mengetahui kelemahan dalam melakukan bimbingan kelompok pada siklus I, sehingga pada siklus II guru pembimbing melakukan perbaikan pada tahap tertentu yang dianggap kurang optimal pada siklus II. Peningkatan hasil aktivitas siswa pada saat mengikuti layanan bimbingan kelompok dari siklus I ke siklus II sebesar 19%, dikarenakan pada siklus I siswa belum memahami proses kegiatan layanan bimbingan kelompok, sedangkan pada siklus II siswa sudah memahami bagaimana proses layanan bimbingan kelompok, banyak siswa yang berpartisipasi dalam mendiskusikan topik yang dibahas dan aktif dalam kelompok sehingga dinamika kelompok terbentuk pada siklus II. Perubahan data hasil observasi pada kondisi awal sebelum dilakukan layanan bimbingan kelompok dengan data hasil observasi pada kondisi akhir baik setelah dilakukan bimbingan kelompok sebesar 25,50%, ini menunjukkan bahwa siswa lebih memperhatikan dan sopan dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan yang tepat untuk meningkatkan etika pergaulan siswa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok sangat efektif untuk meningkatkan etika pergaulan siswa di SMK Pancasila Purwodadi Tahun Pelajaran 2012/2013. Ini dapat ditunjukkan data hasil temuan kondisi awal ke kondisi akhir setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok terdapat peningkatan sebesar 25,50%, hasil pengamatan oleh guru pembimbing dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok terdapat peningkatan 8% sedangkan aktivitas siswa dalam layanan bimbingan kelompok terdapat peningkatan sebesar 19%. Dengan demikian etika pergaulan siswa mengalami peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dari hasil temuan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus I dam II, dapat dikesimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Layanan Bimbingan Kelompok dapat meningkatan etika pergaulan siswa terbukti kondisi awal 48,75% setelah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) siklus I dan pada siklus 74 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

9 2 meningkat menjadi 74,25% sehingga tingkat keberhasilan atau peningkatan etika pergaulan siswa lebih optimal. 2. Hasil pengamatan pada layanan bimbingan kelompok pada siklus I yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok sebesar 84% (sangat baik) sedangkan pada siklus II sebesar 92% (sangat baik). 3. Hasil Pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok pada siklus I sebesar 65% ( baik), dan siklus II sebesar 84% (sangat baik). B. Saran-saran Setelah melaksanakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis dari awal sampai dengan akhir dan berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan penelitian tersebut, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang bermanfaat kepada : 1. Siswa Siswa diharapkan lebih meningkatkan etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari baik di keluarga, masyarakat maupun sekolah. 2. Guru Guru diharapkan dapat menjadi tauladan kepada siswanya khususnya dalam perilaku, ucapan dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru Pembimbing Guru Pembimbing hendaknya lebih aktif, kreatif serta inovatif sehingga siswa lebih antusias dalam pelaksanaan Bimbingan Kelompok (BKp). 4. Sekolah Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadahi guna menunjang pelaksanaan bimbingan kelompok sehingga hasilnya dapat lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA A Sonny Keraf, 2001, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur, Jakarta: Kanisius. Buchori. 2001, Etika, Filsafat Tingkah Laku, Jakarta: Rineka Cipta. Gumgum Gumilar, 2010, Makalah Etika Pergaulan, Malang: Unbra. K. Bertens, 1994, Etika. Jakarta :Penerbit Utama Gramedia Sarwono,2000, Etika Kehumasan, Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers. Soekanto, 2001, Etika Komunikasi. Bandung: Remadja Rosdakarya. 75 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. ETIK UMB Modul ke: ETIKET PERGAULAN Fakultas Psikologi NANDANG SOLIHIN, M.Pd Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN ETIKA Pengertian Etika (Etimologi), berasaldaribahasa Yunani adalah

Lebih terperinci

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan etika dengan moral Hubungan

Lebih terperinci

PENGERTIAN ETIKA. - Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

PENGERTIAN ETIKA. - Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. PENGERTIAN ETIKA Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan

Lebih terperinci

BAB I Tinjauan Umum Etika

BAB I Tinjauan Umum Etika BAB I Tinjauan Umum Etika Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan

Lebih terperinci

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS I. PENGERTIAN A. ETIKA YUNANI ETHOS KEBIASAAN/KESUSILAAN INGGRIS ETHIS ETIKA Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban

Lebih terperinci

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Etiket Pergaulan. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.. Program Studi Manajemen

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Etiket Pergaulan. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.. Program Studi Manajemen Modul ke: PENDIDIKAN ETIK Etiket Pergaulan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.. Program Studi Manajemen Bagian Isi Pendahuluan Pengertian Macam-macam Etika Norma dan Kaidah Etiket

Lebih terperinci

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA Henry Anggoro Djohan Pengertian Etika Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban moral Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak Nilai mengenai

Lebih terperinci

ETIK UMB ETIKA PERGAULAN. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

ETIK UMB ETIKA PERGAULAN. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI. ETIK UMB Modul ke: ETIKA PERGAULAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AA PENGERTIAN ETIKA Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah

Lebih terperinci

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

Pengertian Etika. Nur Hidayat  TIP FTP UB 2/18/2012 Nur Hidayat http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id TIP FTP UB Pengertian Etika Berasal dari Yunani -> ethos artinya karakter, watak kesusilaan atau adat. Fungsi etika: Sebagai subjek : Untuk menilai apakah

Lebih terperinci

01ILMU ETIKA PROFESI. Etika dan Etiket dalam Humas. Frenia KOMUNIKASI.

01ILMU ETIKA PROFESI. Etika dan Etiket dalam Humas. Frenia KOMUNIKASI. Modul ke: ETIKA PROFESI Etika dan Etiket dalam Humas Fakultas 01ILMU KOMUNIKASI Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT Frenia T.A.D.S.Nababan frenia.nababan@gmail.com @thefr3y 08158320406 Bagian Isi Penjelasan

Lebih terperinci

Modul ke: ETIKA PROFESI. Kesalahan Etiket Profesional. 06Fakultas KOMUNIKASI. Triasiholan A.D.S.Nababan. Program Studi Hubungan Masyarakat

Modul ke: ETIKA PROFESI. Kesalahan Etiket Profesional. 06Fakultas KOMUNIKASI. Triasiholan A.D.S.Nababan. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 06Fakultas Frenia KOMUNIKASI ETIKA PROFESI Kesalahan Etiket Profesional Triasiholan A.D.S.Nababan Program Studi Hubungan Masyarakat Bagian Isi Pengertian Etiket Hubungan Etika, Etiket, dan Norma

Lebih terperinci

PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3.

PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3. ETIKA KERJA PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3. KODE ETIK PROFESI AZAS YANG MEMBANGUN ETIKA Falsafah hidup Dunia-Akhirat

Lebih terperinci

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi Pertemuan 1 Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi 1.1. Norma Norma (dalam sosiologi) adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Lingkungan Sosial Lingkungan sosial adalah interaksi antara masyarakat dengan lingkungannya, atau lingkungan yang terdiri dari mahluk sosial yaitu

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA ETIKA PROFESI (di-copy-paste bulat-bulat dari: http://marno.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/ ETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI.ppt Copyright 2011-2015 marnotanahfpub Theme by NeoEase, modified by DataQ.

Lebih terperinci

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. PENGERTIAN ETIKA ETIKA Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Fungsi Etika Sebagai subjek : Untuk menilai apakah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

PENTINGNYA ETIKA PROFESI Apakah etika, dan apakah etika profesi itu PENTINGNYA ETIKA PROFESI Muhammad Sholeh Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai

Lebih terperinci

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya ETIKA, MORAL dan AKHLAK Oleh Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom / Teknik Informatika Untag Surabaya Materi 1. ETIKA 2. MORAL 3.AKHLAK Pengertian Etika Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika

Lebih terperinci

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK ETIKA BISNIS DAN PROFESI 1 PPAK Pengertian Etika Etika bisa berarti sama atau berbeda dengan moralitas. Pengertian 1: Etika = moralitas Etika berasal dari kata Yunani Ethos (jamak: ta etha) yang berarti

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 dan ke-2

Pertemuan ke-1 dan ke-2 Pertemuan ke-1 dan ke-2 ETIKET dan ETIKA Etiket berasa dari bahasa Perancis (Sopan santun). Dewasa ini istilah etiket lebih menitik beratkan pada cara-cara yang sopan, misalnya ; cara berpakaian, cara

Lebih terperinci

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO Beberapa Definisi Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya: kebiasaan atau watak Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan /adat.

Lebih terperinci

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM Disusun oleh : NURMA YUSNITA,AMK NIM SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARATU PRODI S1 KEPERAWATAN 2017 Jalan Kaswari Nomor 10 A-D Sukajadi Pekanbaru Telp/Fax (0761)24586

Lebih terperinci

BAB I ETIKA. A. Pengertian

BAB I ETIKA. A. Pengertian A. Pengertian BAB I ETIKA Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI Mia Fitriawati, M.Kom.

ETIKA PROFESI Mia Fitriawati, M.Kom. ETIKA PROFESI Mia Fitriawati, M.Kom. Seorang professional membutuhkan elaborasi dari keterampilan, wawasan, pengetahuan serta wajib mengetahui, memahami dan mengamalkan etika profesi (professional ethics).

Lebih terperinci

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

PENGERTIAN ETIKA PROFESI PENGERTIAN ETIKA PROFESI Kuliah ke 1 MK: Etika Profesi Sumber materi: Syailendra Reza IR,. S.Sos; dan Dr. I Wayan S. Wicaksana PENGERTIAN ETIKA Etika merupakan falsafah moral dan pedoman cara hidup yang

Lebih terperinci

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd*

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd* EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd* Etika berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika berkaitan erat dengan perkataan

Lebih terperinci

Etika Profesi Public Relations

Etika Profesi Public Relations Modul ke: Etika Profesi Public Relations Pengertian Etika dan Etiket, Perbedaan antara Etika dan Etiket serta Ruang Lingkup Etika Public Relations Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi

Lebih terperinci

ETIK UMB PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume, SE. MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN

ETIK UMB PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume, SE. MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN ETIK UMB Modul ke: PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN Fakultas FEB Syahlan A. Sume, SE. MM Program Studi MANAJEMEN PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN Hal-hal yang perlu diketahui dalam pengembangan wawasan

Lebih terperinci

PERSIAPAN KKN PPM Materi Pembekalan KKN PPM/Bud/2011

PERSIAPAN KKN PPM Materi Pembekalan KKN PPM/Bud/2011 PERSIAPAN KKN PPM Persiapan Fisik - Perlengkapan - Kesehatan Persiapan Mental - Kesiapan dgn kondisi & lingkungan baru Langkah Awal Mencari Posko Bersama DPL menemui kepala desa Posko sebaiknya Nyaman

Lebih terperinci

Pancasila. Pancasila sebagai sistem etika. Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

Pancasila. Pancasila sebagai sistem etika. Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai sistem etika Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Program Studi Periklanan dan komunikasi pemasaran www.mercubuana.ac.id Pengertian Etika Pancasila

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I) PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I) Modul ke: 08 Udjiani Fakultas EKONOMI DAN BISNIS A. Pengertian Etika B. Etika Pancasila Hatiningrum, SH.,M Si Program Studi Manajemen A. Pengertian Etika. Pengertian

Lebih terperinci

Pengertian etika = moralitas

Pengertian etika = moralitas Pengertian etika Meet-1 Creat By.Hariyatno.SE,Mmsi 1. Pengertian Etika Etika berasal dari dari kata Yunani Ethos (jamak ta etha), berarti adat istiadat Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI Apa yang dimaksud dengan Etika? Etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) berarti karakter, watak kesusilaan atau dapat juga berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidahkaidah

Lebih terperinci

Resume. Etika dan Filsafat. Bab III. Etika. nim :

Resume. Etika dan Filsafat. Bab III. Etika. nim : Resume Etika dan Filsafat Bab III Etika nama : MUhaMMaD syarifudin noor nim : 10034100010 PrograM studi ilmu KkoMUniKkasi fakkultas ilmu sosial Dan ilmu PolitiKk Universitas islam JeMber Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ETIK UMB. Etiket Pergaulan

PENDIDIKAN ETIK UMB. Etiket Pergaulan MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN ETIK UMB Etiket Pergaulan Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 10 90004 Abstract Pada pokok bahasan saat ini, akan mendeskripsikan

Lebih terperinci

Etika Profesi INSINYUR. Dr. Dian Kemala Putri

Etika Profesi INSINYUR. Dr. Dian Kemala Putri Etika Profesi INSINYUR Dr. Dian Kemala Putri Email : dian@staff.gunadarma.ac.id Topik: Pengertian etika. Pengertian profesi dan profesionalisme Organisasi profesi dan Kode etik profesi Standar teknik Standar

Lebih terperinci

Makna Pancasila sebagai Sistem Etika

Makna Pancasila sebagai Sistem Etika Modul ke: Fakultas MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Makna Pancasila sebagai Sistem Etika Amiruddin, Drs,S.Pd,MM. Program Studi www.mercubuana.ac.id Indikator Mampu melakukan kajian dengan proses kajian pemanfaatan

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI ETIKA DAN BIOETIKA SYAHIR MAHMUD P 080 03 05 003 ETIK-kah? Cloning pada : hewan, manusia Transplantasi organ tubuh manusia Transgenik pada tumbuhan Penggunaan senjata

Lebih terperinci

PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA. Modul ke: 09TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur

PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA. Modul ke: 09TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Modul ke: PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA Fakultas 09TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Pokok Bahasan Pendahuluan A. Pengertian Etika B. Aliran-aliran Etika 1) Etika Deontologi 2)

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI

PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI Pertemuan 1 Defri Kurniawan Pengertian Etika Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Menurut

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua (X 1 ) dengan Sikap

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua (X 1 ) dengan Sikap BAB V PEMBAHASAN A. Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua (X 1 ) dengan Sikap Keberagamaan Siswa (Y) Data tentang latar belakang pendidikan orang tua diperoleh dari angket yang disebarkan kepada

Lebih terperinci

Modul ke: Teori Etika. Teori etika Etika deskriptif Etika normatif. Fakultas Psikologi. Amy Mardhatillah. Program Studi Psikologi

Modul ke: Teori Etika. Teori etika Etika deskriptif Etika normatif. Fakultas Psikologi. Amy Mardhatillah. Program Studi Psikologi Modul ke: Teori Etika Teori etika Etika deskriptif Etika normatif Fakultas Psikologi Amy Mardhatillah Program Studi Psikologi Pengertian etika Berasaldarikata ethicus (yunani) yang berarti kebiasaan Ilmu

Lebih terperinci

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

PENGERTIAN ETIKA PROFESI PENGERTIAN ETIKA PROFESI Mata Kuliah: Etika Profesi Sarjana Magister Teknik Mesin Semester 5 & 7 Kampus F1 (F144) Jl. Kol. Pol. Pranoto Kelapa Dua Depok Disampaikan oleh: Yunus Triyonggo, PhD., CAHRI.

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Etika Profesi

Tinjauan Umum Etika Profesi ETIKA PROFESI IT Tinjauan Umum Etika Profesi 1.1. Norma Adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan sosialnya. Menurut Sony Keraf (1991) ada dua macam norma : Norma Umum (Universal)

Lebih terperinci

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance Modul ke: Fakultas 01FEB Template Standar Business Ethics and Good Governance Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

Etika, Moral, Norma, Nilai,

Etika, Moral, Norma, Nilai, ETIKA ADMINISTRASI Beberapa Definisi Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya: kebiasaan atau watak Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan /adat. Norma, dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Etika kerja pada perusahaan sangat berperan penting dalam menjalankan arus kerja karyawan di dalam kantor. Etika kerja ini bermaksud agar para karyawan menjalankan pekerjaannya secara

Lebih terperinci

Pert ke 12. Oleh: Mohklas, SE., M.Si STIE PENA SEMARANG Semarang, Maret 2014

Pert ke 12. Oleh: Mohklas, SE., M.Si STIE PENA SEMARANG Semarang, Maret 2014 Pert ke 12 Oleh: Mohklas, SE., M.Si STIE PENA SEMARANG Semarang, Maret 2014 1 Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa dapat menjelaskan cara menyikapi penerapan etika dan moral dalam berbisnis, berprofesi

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: 01Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan : Pengertian etika dasar Metode etika Kebebasan dan tanggung jawab Anggun

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog

Lebih terperinci

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA Modul ke: 11 ETIK UMB Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER AFIYATI SSi., MT. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA Materi 11 Etiket Pribadi ETIKA & ETIKET Pengertian ETIKA Dari segi etimologis, etika berasal dari

Lebih terperinci

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran Oleh: Dr. Marzuki PUSAT PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN KULTUR LPPMP - UNY 12/05/2015 1 RIWAYAT PENDIDIKAN BIODATA SINGKAT S1 dari Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga

Lebih terperinci

Pancasila Sebagai Sistem Etika. fitri dwi lestari

Pancasila Sebagai Sistem Etika. fitri dwi lestari Pancasila Sebagai Sistem Etika fitri dwi lestari Etika adalah kajian ilmiah terkait dengan etiket atau moralitas. Istilah ini mengacu kpd etiket pergaulan, etiket jurnalistik, etiket kedokteran, dan lain-lain.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan itu dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: Pendahuluan Fakultas Ilmu Komputer Puji Catur Siswipraptini, ST, MTI 08976757065 pujicatur@yahoo.com Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Penilaian

Lebih terperinci

Etika Dan Filsafat Komunikasi

Etika Dan Filsafat Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Etika Dan Filsafat Komunikasi PokokBahasan : Etika & Moral Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Fakultas Ilmu Periklanan MK 85009 Komunikasi (Marcomm) 04 Abstract Komunikasi

Lebih terperinci

Pertemuan 1 TINJAUAN UMUM

Pertemuan 1 TINJAUAN UMUM Pertemuan 1 TINJAUAN UMUM Pembahasan 1. Pengertian Etika 2. Etika,Moral dan Norma Moral 3. Etika Yang Berkembang di Masyarakat Kontrak Perkuliahan Tugas untuk nilai UAS berupa pembuatan Blog/web Konten

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Masyarakat Agraris 2.2 Pekerjaan Tenaga Kerja Tani Padi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Masyarakat Agraris 2.2 Pekerjaan Tenaga Kerja Tani Padi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Masyarakat Agraris Guna meneliti etika ketenagakerjaan yang ada di masyarakat maka diperlukan gambaran masyarakat tersebut. Gambaran masyarakat agraris yang ada di Indonesia

Lebih terperinci

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika Pertemuan 1 Pembahasan 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika 1 1.1. Norma Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan untuk

Lebih terperinci

Di-copy-paste dari: Rabu, 15 Oktober 2014

Di-copy-paste dari:  Rabu, 15 Oktober 2014 Di-copy-paste dari: http://alfianmuzaki.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-etikaprofesi-etika-profesi.html Rabu, 15 Oktober 2014 Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi, Profesionalisme dan Etika Profesi

Lebih terperinci

OVERVIEW DOSEN. : :

OVERVIEW DOSEN. :  : ATA 2015/2016 OVERVIEW DOSEN Position Email Homepage : Staff Pengajar : nuraini@staff.gunadarma.ac.id nuraini.purwandari@gmail.com : http://staff.gunadarma.ac.id/nuraini Peraturan & Nilai 1. Tugas Presentasi

Lebih terperinci

E T I K A E T I K A E T I K A E T I K A E T I K A 8/19/2010. Oleh : PRINSIP ETIKA MORAL DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEBIDANAN

E T I K A E T I K A E T I K A E T I K A E T I K A 8/19/2010. Oleh : PRINSIP ETIKA MORAL DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEBIDANAN PRINSIP ETIKA MORAL DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEBIDANAN Oleh : Lestari Puji Astuti, S. SiT Istilah etika berasal dari bahasa yunani kuno ethos mempunyai arti kebiasaan kebiasaan tingkah laku manusia;

Lebih terperinci

DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA

DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA Pengertian Etika,Etiket dan Moral Etika berasal dari kata ethicus(latin) dan dalam bhs Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan, norma-norma,nilai-nilai, kaidah-kaidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah hamba Allah yang termulia yang melebihi makhluk mana pun di dunia ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Fakultas Ekonomi Bisnis Ari Sulistyanto, S. Sos., M. I. Kom Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagia Isi A. Pengertian Etika B. Aliran-aliran

Lebih terperinci

Etika profesi it 7 komunikasi 11/1/2011

Etika profesi it 7 komunikasi 11/1/2011 Ketentuan Pengerjaan : a.tulis Nama Lengkap b.tulis NIM c.tulis Nomor Absen d.tuliskan Hanya Jawabannya Saja. Contoh: Jawaban : d. Semua benar Pengisian Diluar Ketentuan (hanya d saja atau Semua benar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Etiket dalam bekerja dapat meningkatkan citra suatu perusahaan, terutama untuk suatu industri perhotelan. Pada industri perhotelan sangat diutamakan dalam memberikan pelayanan yang

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07Fakultas EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Sistem Etika (1) Gunawan Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Pengertian Etika Etika adalah kajian ilmiah terkait dengan etiket

Lebih terperinci

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul!!!

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul!!! Pertanyaan-pertanyaan yang muncul!!! Apa sih Etika?????????? Apa sih Etiket?????????.trus bedanya apa???? Ada beda pasti ada persamaannya. Mengapa perlu mempelajari etika perbankan 1. Pengertian Etika

Lebih terperinci

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK A. Pengertian Nilai, Moral, dan Norma 1. Pengertian Nilai Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin dan menyadarkan manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia

Lebih terperinci

Pertemuan 1 ETIKA BISNIS

Pertemuan 1 ETIKA BISNIS Pertemuan 1 ETIKA BISNIS Disarikan dari Berbagai Sumber Yang Relevan POKOK-POKOK BAHASAN Pendahuluhan dan teori Etika Bisnis Bisnis dan Etika Etika Utilarianisme dalam Bisnis Pendekatan dalam pengambilan

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ABSTRACT Menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL)

LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL) LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL) Definisi : Suatu jaringan proses-proses hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubunganhubungan tsb, sesuai dengan kepentingan

Lebih terperinci

Apa yang Dimaksud Dengan Etika Profesi?

Apa yang Dimaksud Dengan Etika Profesi? Apa yang Dimaksud Dengan Etika Profesi? Etika profesi memberi aturan bagaimana mereka menggunakan pengetahuannya dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Mereka yang memiliki rofesi mengakui mengguakan

Lebih terperinci

ETIKA PERILAKU. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Guru Besar Emeritus FKM, UI Rektor Universitas Respati Indonesia

ETIKA PERILAKU. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Guru Besar Emeritus FKM, UI Rektor Universitas Respati Indonesia ETIKA PERILAKU Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Guru Besar Emeritus FKM, UI Rektor Universitas Respati Indonesia 1. Pengertian Etika Berasal dari bahasa Yunani ethos (tunggal) atau etha (jamak), yang artinya

Lebih terperinci

Makna Pancasila Sebagai Sistem Etika

Makna Pancasila Sebagai Sistem Etika Modul ke: Makna Pancasila Sebagai Sistem Etika Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Makna Pancasila Sebagai Sistem Etika Dan Karakter Bangsa Pancasila

Lebih terperinci

Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa akan:

Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa akan: TUJUAN Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa akan: 1. Kebudayaan, nilai dan etika 2. Kebudayaan kampus perguruan tinggi dan etika keilmuan 3. Aturan-aturan yang berlaku di perguruan tinggi yang

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Materi Ini Memuat : Fakultas Fikom Wahyudi Pramono, S.Ag. M.Si Program Studi Humas 2 Indikator Mampu melakukan kajian dengan proses kajian pemanfaatan literatur yang dapat

Lebih terperinci

ETIKA PERGAULAN REMAJA. Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika atau lebih tepat etiket

ETIKA PERGAULAN REMAJA. Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika atau lebih tepat etiket ETIKA PERGAULAN REMAJA Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) A. Pendahuluan Dalam pergaulan antar manusia, baik di kampung lebih-lebih pada forum internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika di mulai pada abad ke lima sebelum masehi. Berbagai mazhab di yunani yang ditandai dengan kehadiran Socrates, yang mengatakan bahwa kebaikan itu adalah

Lebih terperinci

PANCASILA. Sebagai Sistem Etika. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

PANCASILA. Sebagai Sistem Etika. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik Modul ke: PANCASILA Sebagai Sistem Etika Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK Fakultas Teknik H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id Latar Belakang

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : WIKANINGSIH NPM P

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : WIKANINGSIH NPM P PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI TERHADAP TATA KRAMA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII - G SMP NEGERI TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan. Guru disebut

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017 Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN 2337-8891 Vol. 1, No. 1, Juni 2017 PENERAPAN NILAI MORAL KEADILAN PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PUTRA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK YULIANANINGSIH.

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Sistem Etika-1

Pancasila sebagai Sistem Etika-1 PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 08 Pancasila sebagai Sistem Etika-1 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Etika Etika harus dibedakan dengan etiket.

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA Ayunda Mayasari Dewi (10220138) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Perumusan Masalah dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian yang akan dilakukan adalah : 2.1.1 DekengSetyoBudiarto (2011) Judul penelitian ini adalah Analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nilai Moral Menurut Suseno (1987: 19) kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Pengertian moral tidak hanya mengacu pada baik buruknya

Lebih terperinci

E t i k a P r o f e s i. Pendahuluan

E t i k a P r o f e s i. Pendahuluan S i g i t P r i y a n t a E t i k a P r o f e s i seagatejogja@ugm.ac.id Pendahuluan ETIKA Bagian dari filsafat Filsafat berasal dari bahasa Yunani filosofia Filo berarti cinta dalam arti yang seluasluasnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam hidup bermasyarakat, bernegara hingga tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan

Lebih terperinci

MODUL MATERI INTI 1 ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI

MODUL MATERI INTI 1 ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI 2014 Pusdiklat Aparatur dan Pusat Kesehatan Haji- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia MODUL MATERI INTI 1 ETIKA PELAYANAN KESEHATAN HAJI MODUL PELATIHAN TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA DESKRIPSI SINGKAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan dibidang pendidikan di Indonesia adalah meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

Lebih terperinci

PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Etika. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Etika. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen PANCASILA Modul ke: Pancasila Sebagai Sistem Etika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id 1. Pengertian Etika Istilah etika sering pula

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I. A. Pengertian

Pendahuluan BAB I. A. Pengertian BAB I Pendahuluan A. Pengertian Sebelum memasuki topik bahasan pokok, ada baiknya dipahami terlebih dulu tentang pengertian etika. Apakah etika itu? Etika dalam pengertian keilmuan adalah ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Rumlah (09220274) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebab melalui pendidikan diharapkan dapat menghasilkan

Lebih terperinci