BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan munculnya Undang-Undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi dan reksa dana (Samsul, 2006: 284). Maka dari itu, banyak investor yang berkeinginan untuk menanamkan

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang. Pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

I. PENDAHULUAN. suatu jawaban, sekaligus tantangan akan kebutuhan masyarakat dunia terhadap

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi a. PT. Fortis Investment

BAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban akan kebutuhan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pasar keuangan negara-negara maju memang

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

Islamic Wealth Management

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini jika berbicara mengenai investasi tentu kita akan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di

BAB I PENDAHULUAN. harus memikirkan cara untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya: (1) menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara dapat mempengaruhi pasar modal lainnya di negara yang. untuk negara yang masih berkembang (

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan investasi syariah. Jakarta Islamic Index (JII) merupak an subset dari

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.04/2017 TENTANG REKSA DANA TARGET WAKTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

PERKEMBANGAN DAN HAMBATAN REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA: SUATU KAJIAN TEORI. Nur Aini Kandarisa Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, pasar modal di Indonesia pada saat ini masih

PERLUNYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI PASAR MODAL BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syari ah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. karena ada pepatah yang mengatakan Time is Money atau Waktu adalah Uang.

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- a. memperluas cakupan pihak yang wajib menggunakan Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan; b. memperluas cakupan jenis Ef

BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan.

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar Modal merupakan pasar yang memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang terdiri dari Surat Pengakuan Hutang, Obligasi, Saham, Surat Berharga Komersial, Tanda Bukti Hutang, dan Reksa Dana. Pasar Modal juga merupakan salah satu pilar perekonomian di Indonesia yang berperan sebagai wadah investasi dan sumber pembiayaan bagi perusahaan di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan munculnya Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang menyatakan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Masyarakat maupun pemerintah akan memeroleh banyak manfaat dari adanya Pasar Modal (Sari dan Purwanto, 2012), diantaranya: a. Pasar Modal menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus melakukan alokasi dana secara optimal. b. Memberikan wahana investasi bagi masyarakat. c. Dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi suatu negara. d. Masyarakat dapat ikut serta dalam kepemilikan perusahaan. e. Meningkatkan terciptanya keterbukaan, profesionalisme, serta lapangan pekerjaan. Menurut penelitian Sari dan Purwanto (2012), salah satu bentuk investasi Pasar Modal yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah Reksa Dana. 1

2 Reksa Dana merupakan salah satu bentuk investasi yang menguntungkan dan tidak memerlukan modal yang besar, karena Reksa Dana dikelola oleh pihak yang ahli dalam bidang investasi yaitu Manajer Investasi. Sumber dana yang digunakan dalam investasi Reksa Dana bersifat kolektif, sehingga masyarakat yang memiliki dana terbatas juga dapat ikut serta dalam berinvestasi. Reksa Dana muncul karena umumnya investor mengalami kesulitan untuk melakukan investasi sendiri secara terpisah pada berbagai efek yang ada. Kesulitan yang dihadapi investor antara lain menyangkut kemampuan dan pengalaman untuk melakukan berbagai analisa dan memonitor kinerja efek maupun kondisi pasar secara terus-menerus yang menyita banyak waktu dan tenaga. Disamping itu dibutuhkan pula dana yang relatif besar untuk dapat melakukan investasi pada berbagai surat berharga yang ditawarkan oleh pasar. Reksa Dana berasal dari kata Reksa yang berarti jaga atau pelihara dan kata Dana berarti uang. Sehingga Reksa Dana pada umumnya diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara. Definisi Reksa Dana menurut Mujtaba (2013) yaitu tempat untuk menghimpun dana dari masyarakat investor yang memiliki modal untuk dikelola oleh seorang manajer yang kemudian akan diinvestasikan dalam portofolio efek. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, Pasal 1 (27) Reksa Dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Portofolio efek merupakan kumpulan surat berharga yang terdiri dari saham, obligasi, deposito dan surat berharga lainnya. Dalam

3 kamus bisnis Reksa Dana didefinisikan sebagai perusahaan yang menyatukan uang dari beberapa pemilik modal kemudian diinvestasikan. Dari beberapa definisi Reksa Dana yang sudah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 unsur penting dalam Reksa Dana yaitu: adanya kumpulan dana dari masyarakat (individu maupun institusi), adanya investasi bersama dalam bentuk portofolio efek serta adanya Manajer Investasi yang dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor. Dilihat dari segi basis operasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi Reksa Dana Konvensional dan Reksa Dana Syari ah (Purnomo, 2007). Reksa Dana Konvensional maupun Syari ah dikategorikan sebagai Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Reksa Dana Konvensional merupakan instrumen Reksa Dana yang keberadaannya tidak berlandaskan prinsip syari ah Islam mulai dari akad, operasional, investasi, transaksi, serta pembagian keuntungannya. Jenis Reksa Dana ini bebas berinvestasi di berbagai instrumen investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dari berbagai bidang, misalnya perjudian, makanan dan minuman haram, lembaga keuangan ribawi, dan lembaga lain yang tidak menerapkan prinsip syari ah Islam. Reksa Dana Syari ah merupakan instrumen Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal dengan Manajer Investasi maupun antar Manajer Investasi dengan pengguna investasi. Kebijakan investasi pada Reksa Dana Syari ah berpedoman pada fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

4 Indonesia (DSN-MUI) yaitu melalui proses penyaringan (Screening) dan pembersihan (Cleansing). Proses penyaringan (Screening) adalah pemilihan saham-saham yang sesuai dengan prinsip syari ah Islam dan telah mendapat izin dari DSN-MUI, sedangkan proses pembersihan (Cleansing) adalah pemotongan hasil dalam bentuk shodaqoh yang akan mengurangi Nilai Aktiva Bersih (NAB). Melalui dua proses tersebut, Reksa Dana Syari ah tidak akan menginvestasikan dananya pada saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan prinsip syari ah Islam, misalnya industri peternakan babi, bisnis hiburan yang berbau maksiat, jasa keuangan ribawi serta pabrik minuman beralkohol. Kegiatan investasi yang bernafaskan Islam khususnya Reksa Dana Syari ah sangat menarik, hal ini dikarenakan kegiatan investasi merupakan salah satu bentuk kegiatan mu amalah dalam Islam. Reksa Dana Syari ah dapat dijadikan alternatif bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim untuk berinvestasi pada instrumen pasar modal dengan cara yang halal dan sesuai dengan prinsip syari ah Islam. Pangsa pasar Reksa Dana Syari ah saat ini juga telah menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Hal ini dapat dibuktikan dari besarnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada Reksa Dana Syari ah yang mengalami perkembangan dari tahun ketahun. Total NAB Reksa Dana Syari ah dari tahun 2003 2013 telah mencapai Rp 8.540,46 Milyar yang menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 60%. Jumlah tersebut diproyeksikan akan terus

5 meningkat dengan makin banyaknya investor yang kini mulai melirik berinvestasi pada Reksa Dana Syari ah yang dianggap lebih menguntungkan (Putri, 2012). Dari penjelasan di atas, Reksa Dana yang menjadi alternatif masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim adalah Reksa Dana Saham Syari ah. Hal ini dikarenakan Reksa Dana tersebut akan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi, namun tetap berpedoman pada kaidah dan prinsip syari ah Islam. Penilaian terhadap kinerja Reksa Dana sangat penting dilakukan untuk membantu Manajer Investasi dalam memilih Reksa Dana yang layak untuk diinvestasikan. Penilaian ini juga digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu Reksa Dana dalam bersaing dengan Reksa Dana lainnya di pasar dan kemampuan suatu Reksa Dana untuk menghasilkan keuntungan/tingkat pengembalian (return). Tingkat pengembalian (return) dari Reksa Dana dikenal dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB), dimana nilainya akan diperbaharui setiap hari berdasarkan hasil transaksi pada hari tertentu. Besarnya NAB Reksa Dana menjadi sebuah kunci utama untuk menilai kinerja Reksa Dana. Dalam menilai kinerja Reksa Dana, kita perlu memerhatikan beberapa indikator yang dapat memengaruhi kinerja suatu Reksa Dana. Indikator-indikator yang dapat memengaruhi kinerja Reksa Dana antara lain pemilihan saham, besarnya tingkat risiko yang dihadapi serta ukuran Reksa Dana. Penelitian mengenai indikator-indikator atau faktor-faktor yang

6 memengaruhi kinerja Reksa Dana sudah banyak dilakukan, diantaranya penelitian Purnomo (2007), Arifiani (2009), Nurcahya dan Bandi (2010), Winingrum (2011), Panjaitan (2011), serta Sari dan Purwanto (2012). Pertama, penelitian mengenai pengaruh faktor pemilihan saham terhadap kinerja Reksa Dana dilakukan Purnomo (2007). Hasil penelitian Purnomo (2007) menyatakan bahwa pemilihan saham berpengaruh positif terhadap kinerja Reksa Dana Syari ah. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Nurcahya dan Bandi (2010) yang menyatakan bahwa pemilihan saham berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham. Hal serupa juga diungkapkan dalam penelitian Sari dan Purwanto (2012) Kedua, penelitian mengenai pengaruh faktor tingkat risiko terhadap kinerja Reksa Dana dilakukan oleh Arifiani (2009). Hasil penelitian Arifiani (2009) menyatakan bahwa ukuran Reksa Dana berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Campuran. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Panjaitan (2011) yang menyatakan bahwa tingkat risiko berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Winingrum (2011) yang menyatakan bahwa ukuran Reksa Dana berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham. Ketiga, penelitian mengenai pengaruh fakor ukuran Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana dilakukan oleh Nurcahya dan Bandi (2010). Hasil penelitian yang dilakukan Nurcahya dan Bandi (2010) menyatakan

7 bahwa tingkat risiko berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Arifiani (2009). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sari dan Purwanto (2012) yang menyatakan bahwa tingkat risiko berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana Saham. Berdasarkan latar belakang tersebut dan ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA REKSA DANA SAHAM SYARI AH. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nurcahya dan Bandi (2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu peneliti memerbaharui waktu perioda pengamatan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 menjadi tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dan mengganti objek penelitian menjadi Reksa Dana Saham Syari ah. Peneliti fokus pada Reksa Dana Saham Syari ah atas pertimbangan bahwa jenis Reksa Dana Saham paling banyak diminati oleh para investor, sedangkan basis operasi syari'ah dipilih dengan pertimbangan semakin tingginya kesadaran religi penduduk Indonesia yang mayoritas muslim dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam berinvestasi. Mayoritas masyarakat muslim adalah investor yang menginginkan perolehan pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara religius sesuai dengan prinsip syari ah Islam. Peneliti juga menambahkan satu variabel

8 independen yaitu ukuran Reksa Dana berdasarkan penelitian yang dilakukan Panjaitan (2011). Peneliti menghapus variabel independen kebijakan alokasi aset dengan pertimbangan bahwa untuk jenis Reksa Dana Saham khususnya Reksa Dana Saham Syariah, minimal 80% asetnya harus dialokasikan ke saham dan 20% sisanya hanya disalurkan ke deposito dan pasar uang tidak dialokasikan ke obligasi yang mengandung unsur riba. Artinya, kebijakan alokasi aset tidak akan menjadi variabel yang berpengaruh. B. Batasan Masalah 1. Jenis Reksa Dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah Reksa Dana Saham Syari ah. 2. Sampel yang digunakan adalah seluruh Reksa Dana Saham Syari ah yang listing di BAPPEPAM-LK dan masih aktif beroperasi sepanjang tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. C. Rumusan Masalah 1. Apakah Pemilihan Saham berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham Syari ah? 2. Apakah Tingkat Risiko berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham Syari ah? 3. Apakah Ukuran Reksa Dana berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham Syari ah?

9 D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah Pemilihan Saham berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham Syari ah. 2. Untuk mengetahui apakah Tingkat Risiko berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham Syari ah. 3. Untuk mengetahui apakah Ukuran Reksa Dana berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham Syari ah. E. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam beberapa bidang, antara lain: 1. Teoritis. a. Memberikan pemahaman mengenai kinerja Reksa Dana Saham Syari ah. b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti judul dan topik yang serupa. 2. Praktis. a. Dapat memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan bagi para investor dan calon investor dalam memilih produk Reksa Dana yang sesuai dengan kemampuannya untuk menanggung risiko serta memberikan tingkat pengembalian (return) yang tinggi. b. Diharapkan dapat membantu para Manajer Investasi dalam mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepada mereka untuk disalurkan dalam bentuk Reksa Dana.