Oleh NURADILLAH.BURHAN. Politehnik kesehatan kemenkes makassar jurusan keperawatan gigi

dokumen-dokumen yang mirip
A. Anatomi dan morfologi Gigi Permanen 1. Gigi Incisivus Tetap Pertama Atas

ANATOMI GIGI. Drg Gemini Sari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KANINUS IMPAKSI. individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TERMINOLOGI. GELIGI GELIGI Gigi sulung/gigi susu/deciduoust teeth. Normal anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang susunannya sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu jenis maloklusi yang sering dikeluhkan oleh pasien-pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN DAN PENYUSUNAN ANASIR GIGITIRUAN PADA GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ortodontik berasal dari bahasa Yunani orthos yang berarti normal atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan ortodonti Optimal * Hasil terbaik * Waktu singkat * Biaya murah * Biologis, psikologis Penting waktu perawatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi permanen bersamaan di dalam rongga mulut. Fase gigi bercampur dimulai dari

Analisa Ruang Metode Moyers

PERANAN DOKTER GIGI UMUM DI BIDANG ORTODONTI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran lebar mesiodistal gigi setiap individu adalah berbeda, setiap

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan Ortodontik bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi-gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ukuran lebar mesiodistal gigi bervariasi antara satu individu dengan

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cepat berkembang. Masyarakat makin menyadari kebutuhan pelayanan

BAB II TINJAUAN TEORI. menjadi dua yaitu gigi berjejal simpel dan gigi berjejal kompleks. Gigi

26 Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diri atau tidak melalui bentuk gigi dan bentuk senyuman. Penting bagi dokter gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang

BAB III PREVENTIF ORTHODONTIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar dari penduduk Indonesia termasuk ras Paleomongoloid yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan yang pertama kali dikonsumsi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol. atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Lengkung gigi terdiri dari superior dan inferior dimana masing-masing

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 MALOKLUSI KLAS III. hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk maloklusi primer yang timbul pada gigi-geligi yang sedang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dalam tulang rahang melalui beberapa tahap berturut-turut hingga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. oklusi sentrik, relasi sentrik dan selama berfungsi (Rahardjo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

I. PENDAHULUAN. terapeutik pilihan yang dilakukan pada gigi desidui dengan pulpa terinfeksi.

BAB 2 Data dan Analisa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam masa kanak-kanak yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kesehatan gigi, estetik dan fungsional individu.1,2 Perawatan dalam

umumnya, termasuk kesehatan gigi dan mulut, mengakibatkan meningkatnya jumlah anak-anak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang

BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

Analisis Model Studi, Sumber Informasi Penting bagi Diagnosis Ortodonti. Analisis model studi merupakan salah satu sumber informasi penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Prosedur ( salah satu atau lebih ) Pengasahan Pembuatan restorasi Pencabutan gigi

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini dapat bervariasi pada umur dan jenis kelamin. Hal tersebut dapat diukur

FREKUENSI FRAKTUR MAHKOTA GIGI ANTERIOR PADA USIA 9-25 TAHUN DI BEBERAPA RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh gangguan erupsi gigi di rongga mulut, sudah selayaknya bagi dokter

GIGI SUSU DAN GIGI PERMANEN D I S U S U N O L E H. Awal saputra. EVy ChRISTIANA SIBAGariang. Murti ningsih. Niwa hafrina. Yona al izz iffah talca

Tahun 1999, National Institude of Dental and Craniofasial Research (NIDCR) mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

Dental Anatomi. Bentuk anatomis gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki fungsi oklusi dan estetika

II. ORTODONSI INTERSEPTIF

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang. 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tubuh manusia selama proses kehidupan mengalami perubahan dimensi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau bergantian (Hamilah, 2004). Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan

PERAWATAN MALOKLUSI KELAS I ANGLE TIPE 2

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

BAB I PENDAHULUAN. mandibula baik kanan maupun kiri, pada anak umur 6-16 bulan adalah

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang. waktu yang diharapkan (Hupp dkk., 2008). Molar ketiga merupakan gigi terakhir

I.PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. bersoda dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi

Transkripsi:

PERBEDAAN GIGI SULUNG DAN GIGI PERMANEN Oleh NURADILLAH.BURHAN Nim:po.71.3.261.11.1.029 Politehnik kesehatan kemenkes makassar jurusan keperawatan gigi

GIGI DECIDUI/GIGI SULUNG Gigi sulung disebut juga gigi susu atau gigi primer, dalam bahasa inggris yaitu deciduous teeth, milk teeth atau primary teeth. Gigi sulung hanya memiliki waktu hidup yang singkat sebelum akhirnya tanggal dan digantikan oleh gigi permanen atau gigi tetap (sekitar usia 6-13 tahun).

Gigi sulung terdiri dari gigi anterior ( nomor 1-3) dan gigi posterior (nomor 4-5), yaitu : Insisivus 1/ Insisivus central Insisivus 2 / insisivus lateral Caninus Molar 1 Molar 2

Fungsi gigi susu pada batita adalah: Mengunyah makanan. Berbicara. Estetika/membentuk wajah. Sebagai penuntun tumbuhnya gigi tetap

URUTAN TUMBUHNYA GIGI SUSU

ATAS A Insisif Sentral 8-13 bulan B Insisif Lateral 8-13 bulan C Kaninus (taring) -16-23 bulan D Molar (geraham) pertama 13-19 bulan E Molar kedua 25-33 bulan BAWAH A Insisif Sentral 6-10 bulan B Insisif Lateral 10-16 bulan C Kaninus (taring) 16-23 bulan D Molar (geraham) pertama 13-19 bulan E Molar kedua 23-31 bula

GIGI TETAP Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh karenanya, paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap penggantinya sudah teraba atau terlihat. Gigi susu harus dipertahankan karena merupakan penuntun erupsi bagi gigi tetap.

Susunan gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah: 8 gigi seri 4 gigi taring 8 geraham depan 12 geraham belakang

PERBEDAAN GIGI SUSU DAN GIGI TETAP email gigi susu lebih tipis dibanding gigi tetap. hal tersebut menyebabkan mudahya gigi anak menjadi bolong. warna gigi susu lebih putih dari pada gigi tetap. ketika kuliah dulu sempat mendengar kenapa orang kita (bahasa indonesia) menyebutnya gigi susu, sebab warna nya putih seputih susu.

permukaan gigi geraham permanen lebih cembung dari pada geraham gigi susu. lebar mahkota gigi susu lebih besar dan lebih tinggi dibanding mahkota gigi susu. leher gigi susu lebih kecil.

dan yang tidak dapat terlihat secara kasat mata akar gigi susu lebih panjang dan ramping dibanding mahkota gigi. akar gigi susu akan mengalami resorbsi ketika gigi permanen penggantinya mendorong gigi susu tersebut. ketika gigi susu tanggal akarnya biasanya sudah tinggal separuh nya atau sudah hampir habis sama sekali.

akar gigi geraham susu lebih mekar. rongga pulpa gigi susu lebih lebar. hal tersebut juga memudahkan gigi susu mengalami karies gigi dan bila tidak langsung ditangani, lubang tersebut cepat bertambah besar. bagian apikal pada saluran akar gigi susu lebih besar.

GIGI SULUNG Mesio-distal > Cervico-incisial Tanduk pulpa lebih tinggi dan ruang lebih lebar. Ukuran mesio-distal korona gigi sulung lebih lebar daripada ukuran servikoinsisalnya, kecuali incisivus sentral, lateral, kaninus bawah, dan incisivus lateral atas.

Ukuran mesio-distal akar-akar gigi susu depan sempit Pada gigi susu tidak ada gigi premolar atau gigi yang menyerupai premolar. Akar-akar dan korona molar susu mesio-distal dan sepertiga servikal lebih sempit

Akar-akar molar susu relatif lebih sempit/ramping, panjang dan lebih divergen (memancar) Akar-akar gigi susu mengalami resorpsi. Gigi geligi susu lebih putih

Pada gigi susu tidak terbentuk sekunder dentin. Permukaan fasialnya lebih licin Perbedaan formula dan jumlahnya: Gigi susu: i 2/2 c 1/1 m 2/2 = 10. Jumlah= 20

GIGI PERMANEN Cervico-incisal > Mesio distal Tanduk pulpanya lebih rendah dan ruang pulpanya lebih sempit

Ukuran mesio-distal korona gigi permanen lebih sempit daripada ukuran serviko-insisalnya. Ukuran mesio-distal akar-akar gigi permanen depan lebar

Pada gigi permanen terdapat gigi premolar Akar-akar dan korona molar permanen mesio-distal dan sepertiga servikal lebih lebar Akar-akar molar permanen lebih lebar, pendek, dan lebih konvergen Akar-akar gigi permanen tidak mengalami resorpsi

Gigi geligi permanen lebih kuning Pada gigi permanen terbentuk sekunder dentin Permukaan fasialnya lebih kasar Perbedaan formula dan jumlahnya. Gigi tetap: I 2/2 C 1/1 P 2/2 M 3/3. Jumlah= 32