PEDOMAN PENYULUHAN PADA PASIEN

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

II. KAJIAN PUSTAKA. merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS DALU SEPULUH KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KARANG MULYA NOMOR : 445 / R0/SK/KM/2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

PERKESMAS 2. RUANG LINGKUP 3. URAIAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSKESMAS MEDOKAN AYU JL. MEDOKAN ASRI UTARA IV NO. 31 SURABAYA 12 JUNI JUNI 2017 PERIODE XLVIII

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

PENYULUHAN DAN KONSULTASI Oleh : Yetti Wira Citerawati SY

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSKESMAS MEDOKAN AYU JL. MEDOKAN AYU UTARA IV NO. 31 SURABAYA 30 NOPEMBER 10 DESEMBER 2015

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PKMRS PADA PENYULUHAN KELOMPOU BAGI RS SWANTA SE JABAR BANDUNG, 5 JULI Dr. Henni Djuhaeni, MARS

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE PUSKESMAS KOTARATU. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTARATU Nomor : / / / / 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

Nomor : 2017 Lampiran : - Perihal : Undangan. Kepada Yth... di Tempat

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan

M ENULAR DAN GIZI BU RU K

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PUSKESMAS WONOSARI II

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAGAS WARAS KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DTP GUNUNGKENCANA JL. Gunungkencana- Bojongmanik Kode pos Telp

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.2

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BINAMU KOTA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI TENAGA BARU BIDAN BARU

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA PADANG TAHUN 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 57

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN KAJI BANDING UPTD PUSKESMAS PALANG

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

Transkripsi:

PEDOMAN PENYULUHAN PADA PASIEN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TEMBOK DUKUH Jl.Kalibutuh No.26 Surabaya 60173 Telp. (031) 5343410 pkmtembokdukuh@gmail.com

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahnya karunia yang di berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan buku pedoman penyuluhan pasien UPTD Puskesmas Tembok Dukuh. Penyusunan buku pedoman ini sebagai gambaran dan acuan penyuluhan pada pasien yang menjelaskan tentang pelayanan penyuluhan pasien yang dilakukan di dalam gedung UPTD Puskesmas Tembok Dukuh. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan penyuluhan pada pasien di UPTD Puskesmas Tembok Dukuh, Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Kami menyadari dalam penyusunan pedoman penyuluhan pasien ini masih ada kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang agar menjadi lebih baik. Surabaya, 4 Agustus 2016 Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI.ii BAB I BAB II BAB III 1.1. Pendahuluan 1 1.2. Latar Belakang...1 1.3. Tujuan...2 1.4. Sasaran 3 1.5. Ruang Lingkup Pedoman..3 1.6. Batasan Operasional..4 2.1. Tata Laksana 5 2.2. Jenis Informasi yang disampaikan 5 3.1. Metode Penyuluhan pada pasien..6 3.2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan.7 3.3 Alat bantu penyuluhan 7 BAB IV PENUTUP 8

BAB I 1.1 Pendahuluan Pendidikan pasien dan keluarga di Rumah Sakit khususnya untuk individu-individu yang sedang memerlukan pengobatan dan atau perawatan. Selain itu promosi kesehatan ditujukan kepada pengunjung rumah sakit, baik pasien rawat jalan maupun keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di rumah sakit karena keluarga pasien diharapkan dapat membantu menunjang proses penyembuhan dan pemulihan pasien. Pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan dimaksudkan apabila pasien sudah sembuh dan kembali ke rumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya preventif dan promotif kesehatannya, terutama terkait dengan penyakit yang telah dialaminya. Penerapan proses belajar kesehatan di rumah sakit berarti semua pengunjung rumah sakit, baik pasien melalui informasi dari para petugas rumah sakit, tetapi dari apa yang dialami, di dengar, dan dilihat di rumah sakit. Sehingga, pendidikan mencakup informasi sumber-sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjur pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila diperlukan. Pendidikan yang efektid dalam satu rumah sakit hendaknya disediakan format visual dan elektronik, serta berbagai pembelajaran jarak jauh dan teknik lainnya. 1.2 Latar Belakang Pendidikan kepada pasien / keluarga pasien merupakan salah satu cara untuk meningkatkan outcome klinis yang optimal, namum perlu ada kerjasama antara petugas kesehatan dan pasien/keluarga. Pendidikan yang efektif diawali dengan asesmen kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarganya. Asesmen ini menjelaskan bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi juga bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran akan lebih efektif ketika disesuaikan dengan keyakinan, pilihan pembelajaran yang tepat, agama, nilai budaya, dan kemampuan membaca, serta bahasa. Demikian juga ketika ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan pasien. Pendidikan

termasuk baik kebutuhan pengetahuan pasien selama proses pemberian pelayanan maupun kebutuhan pasien setelah pulang untuk dirujuk ke pelayanan kesehatan lain atau pulang ke rumah. Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit yang dideritanya seperti: penyebab penyakit, cara penularannya (bila penyakit menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila pasien dan keluarganya memahami penyakit yang dideritanya diharapkan akan membatu mempercepat proses penyembuhan dan tidak akan terserang oleh penyakit yang sama. 1.3 Tujuan Bagi Pasien 1. Mengembangkan perilaku kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan masalah atau penyakit yang diderita oleh pasien yang bersangkutan Bagi Keluarga 1. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien. Dalam proses penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat saja, tetapi faktor psikologis dari pasien, terutama penyakit tidak menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jiwa dan sebagainya, faktor psikologis sangat berperan. Dalam mewujudkan lingkungan psikososial ini maka peran keluarga sangat penting. Oleh karena itu promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagi keluarga pasien. 2. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit. Dengan melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien mereka akan mengerahui dan mengenal penyakit yang diderita oleh pasien (anggota keluarganya), cara penularannya, dan cara pencegahannya. Keluarga pasien tentu akan berusaha utnuk menghindari agar tidak terkena atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota keluarga yang sakit tersebut, 3. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain Keluarga pasien yang telah memperoleh pengetahuan dan cara-cara penularannya, maka keluarga tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau keluarganya yang sakit untuk tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, terutama kepada orang lain, terutama kepada tetangga atau teman dekatnya.

1.4 Sasaran pendidikan di Puskesmas pada intinya tidak terlepas dari pasien, keluarga pasien dan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan. Sasaran yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan ini adalah : 1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkat penyakit. 2. Kelompok atau individu yang sehat seperti keluarga pasien yang mengantarkan atau yang menemani pasien. 3. Petugas puskesmas, yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi petugas medis,paramedis, dan non medis, sedangkan secara struktural dapat dibedakan menjadi pimpinan, tenaga administrasi dan tenaga teknis. Apapun fungsinya dan strukturnya semua petugas mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi kesehatan untuk pengunjung puskesmas baik pasien maupun keluarga, disamping tugas pokok mereka. Oleh sebab itu sebelum mereka melakukan promosi kepada pasien dan keluarga mereka harus dibekali kemampuan promosi kesehatan 1.5 Ruang Lingkup Pedoman Pelayanan KIE meliputi pelayanan kesehatan primer yang diberikan pada pasien dan masyarakatyang meliputi : 1. Poli Umum 2. Poli KIA-KB 3. Poli Sanitasi 4. Poli Gigi 5. Poli Gizi 6. Poli psikologi 7. Unit Obat 1.6 Batasan Operasional Batasan operasional diperuntukkan untuk pasien yang berkunjung ke Puskesmas TembokDukuh dan Puskesmas Pembantu AsamJajar.

BAB II 2.1 Tata Laksana Informasi yang disampaikan mencakup penyakit, penggunaan obat, peralatan medik, aspek etika di puskesmas dan Pola Hidup Bersih dan Sehat Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, jenis kegiatan pendidikan pasien dan keluarga dapat dilakukan dengan cara: 1. Individual (Bedside conseling ) Promosi kesehatan secara individu dilakukan dalam bentuk konseling. Konseling dilakukan oleh dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, ahli gizi, sanitarian terhadap pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalah kesehatan khusus, atau penyakit yang dideritanya. 2. Kelompok

Metode penyuluhan kelompok seperti ceramah dan diskusi kelompok terutama ditujukan kepada individu sehat dan dilakukan di luar gedung pada saat petugas lapangan turun melakukan posyandu, posyandu usila, survey/skrining penyakit, dan lain-lain. 3. Massa Bagi seluruh pengunjung puskesmas, baik pasien maupun keluarga pasien dan tamu puskesmas, maka pendidikan kesehatannya adalah dengan menggunakan metode penyuluhan massa seperti poster atau spanduk yang dipajang baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas 2.2 Jenis informasi yang disampaikan : 1. Penyakit 2. penggunaan obat 3. peralatan medic 4. aspek etika di puskesmas 5. PHBS 3.1 Metode penyuluhan pada pasien BAB III Metode penyuluhan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan kesehatan secara optimal. Metode penyuluhan kesehatan menurut Notoadmojo (2007) yang dikemukakan antara lain : Metode Penyuluhan Kesehatan Untuk Perorangan (Individual) Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :

1. Bimbingan Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut. 2. Wawancara Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi. 3.2 Faktor Yang Mepengaruhi Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan. 1. Faktor penyuluh Misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan. 2. Faktor sasaran Misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.

3. Faktor proses dalam penyuluhan Misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran 3.3 Alat Bantu Yang Menetukan Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan: 1. Leafleat 2. Peraga 3. Gambar BAB IV PENUTUP Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari Puskesmas yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan pelatihan. Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.