KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF. Dinas Kesehatan Kab. Klungkung Bidang Kesmas

dokumen-dokumen yang mirip
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF DI KABUPATEN KARAWANG

PETUNJUK TEKNIS PENGHITUNGAN BIAYA PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 266 /KUM/2012 TENTANG

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BUPATI BULUKUMBA PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

SINERGITAS DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF DENGAN STBM drg. Rarit Gempari, MARS Puspromkes

BAB I PENDAHULUAN. Sehatadalah hak azazi manusia, hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PERKESMAS PADA TAHUN Subdit Bina Pelayanan Dasar, DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN TAHUN 2010

Kerangka Acuan Program Pemberdayaan Masyarakat

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

Pendekatan Kemasyarakatan Bidang Kesehatan di Desa

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBINAAN DESA SIAGA

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

Juknis Operasional SPM

BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

PENGUATAN YANKES DI DTPK MELALUI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

GAMBARAN UMUM. # Luas wilayah Provinsi Bali 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Indonesia.

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Poliklinik Kesehatan Desa

BAB I PENDAHULUAN. tentang rencana strategis kementrian kesehatan tahun Pembangunan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) Latar belakang

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MERANGIN NOMOR : 443/ /DINKES/2007 TENTANG

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR /86 /KUM/2013 TENTANG

Visi & Misi Dinas Kesehatan Karawang

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN PURWODADI Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. MAKMUR. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Di Daerah Tertinggal

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan. 3. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 363 /KPTS/013/2013 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG

RAKONTEK 2017 OLEH SEKSI PROMKES

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAB 1 PEDAHULUAN. Manusia (IPKM). Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PUSKESMAS 3 April 2009

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

Manajemen Puskesmas 1

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

1. Judul I. COMMUNITY HEALTH SERVICES 2. HEALTH DEVELOPMENT 3. PUBLIC HEATLH SERVICES

Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan. Fatmah Afrianty Gobel

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS

PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

: PENDATAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

Agus Samsudrajat S, SKM STIKes Kapuas Raya Sintang. Agus S S/polindes/STIKes KR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. UU otonomi daerah tersebut kemudian

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF Dinas Kesehatan Kab. Klungkung Bidang Kesmas

MASALAH KESEHATAN di BALI Unfinished agenda : DBD, Diare, dll Emerging disease : PTM (Diabetes, Kanker, Asma, Hypertensi, Jantung) Re-emerging disease : Rabies,TB, Malaria New emerging disease : Flu Burung, Kecelakaan, Penyalahgunaan NAPZA Kedaruratan Bencana : tanah longsor, banjir, gempa bumi dan ancaman tsunami

Upaya dalam pemecahan masalah kesehatan Adanya perubahan perilaku untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Adanya akses pelayanan kesehatan kpd masyarakat Adanya kemandirian dari masy u/ mengatasi masalah kesehatan dan kegawatdaruratan/ penanggulangan bencana melalui pengembangan Usaha kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), survailans berbasis masy

DESA SIAGA Desa Siaga dikembangkan sejak tahun 2006 mprkn program yg dilaksanakan untuk mengatasi masalah2 kesehatan berbasis pemberdayaan dan upaya mendekatkan akses yankes melalui pengembangan Pos kesehatan desa (Poskesdes). Pada awal pembentukan Desa Siaga lebih menekankan pd aspek supply side (akses pelayanan kesehatan) dengan pengembangan POSKESDES yang mampu memberikan pelayanan dasar setiap harinya sedangkan demand sidenya (pemberdayaan) belum dioptimalkan.

DESA SIAGA DI BALI Hingga akhir tahun 2011 : 714 desa (dari 716 desa) sudah menjadi desa siaga. Pengembangan Desa Siaga di Bali dari awal pembentukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah: - pada daerah yg sudah terakses Yankes fokus kegiatannya pada upaya pemberdayaan masyarakat - pengembangan poskesdes untuk daerah yg jauh/sulit terakses pelayanan kes.

Inti Pengembangan Desa Siaga adalah pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja.

Sejak tahun 2010 Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (Kepmenkes 1529/2010) yg melengkapi Pedoman Pelaksanaan Kemenkes bersama Kemendagri menyusun Desa Siaga yg telah diterbitkan (Kepmenkes 564/2006) UPAYA MEWUJUDKAN DESA SIAGA AGAR MENJADI DESA SIAGA AKTIF www.themegallery.com

PENGERTIAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF Desa atau kelurahan yang : 1. Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya. 2. Penduduknya dapat mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan shg masy menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Unsur - Unsur Pelayanan Kesehatan Dasar Pemberdayaan Masy Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Pelayanan kes ibu hamil Pelayanan kes ibu menyusui Pelayanan k es utk anak Penemuan & penanganan penderita penyakit Mengambangkan Usaha Kes Bersumberdaya Masy (Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dana Sehat, Suami Siaga, dll) Mendorong Survailans (Pengamatan/ Pemantauan, Pelaporan Cepat, Pencegahan & penanggulangan, Pelaporan Kematian) Perilaku Hidup Sehat dan Bersih Pengetahuan & kesadaran masy, kewaspadaan & kesiapsiagaan masy, kel sadar gizi & PHSB, kes lingk, kemampuan masy mandiri dlm bd kes.

KOMPONEN DESA & KELURAHAN SIAGA AKTIF 1. Pelayanan Kesehatan Dasar 2. Pemberdayaan Masyarakat mll: - pengembangan UKBM - mendorong upaya survailans berbasis masyarakat - upaya mengatasi kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana - penyehatan lingkungan 3. Perilaku Hidup Bersih dan sehat

TUJUAN PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF Percepatan terwujudnya masyarakat desa & kelurahan yang peduli, tanggap & mampu mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga derajat kesehatannya meningkat

KRITERIA DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF 1. Kepedulian Pemerintahan Desa atau Kelurahan dan pemuka masyarakat terhadap Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang tercermin dari keberadaan dan keaktifan Forum Desa dan Kelurahan. 2. Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 3. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari. 4. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan(a) penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, (b) survailans berbasis masyarakat, (c) penyehatan lingkungan.

KRITERIA DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF.. 5. Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta dari masyarakat dan Dunia Usaha 6. Peran serta aktif masyarakat dan Organisasi Kemasyarakatan dalam kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 7. Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 8. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga di desa atau kelurahan.

PENTAHAPAN Desa Siaga Aktif Pratama Desa Siaga Aktif Madya Desa Siaga Aktif Purnama Desa Siaga Aktif Mandiri

FASILITATOR Fasilitator dalam Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, antara lain: Bidan desa atau petugas Puskesmas Fasilitator PNPM mandiri Kader Pembangunan Masyarakat Petugas Lapangan KB (PLKB) Organisasi Kemasyarakatan/LSM Tokoh masyarakat

DUKUNGAN SUMBER DAYA APBN (Pusat dan dekonsentrasi) DAK (Pembangunan Poskesdes) BOK (Bantuan Operasional Kesehatan di Puskesmas) PNPM Mandiri APBD I dan II Anggaran Dana Desa (ADD) Corporate social responsibility (CSR) Swadaya dan swadana masyarakat

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DI BERBAGAI TINGKATAN PEMERINTAHAN

PEMANGKU KEPENTINGAN DI BERBAGAI TINGKATAN PUSAT Provinsi Kabupaten /Kota Kecamatan Desa/ Kelurahan - Kementerian Terkait, al : Kemkokesra Kemenkes Kemendagri Kemensos Kemenbudpar KemenPU Dll -Pokjanal Tingkat Pusat -Gubernur -Dinkes Provinsi -BPMPD. - Dinas/ Instansi terkait -Pokjanal Tk Provinsi -Bupati / Walikota -Dinas Kesehatan Kab/Kota -BPM kab/kota -- Dinas / Instansi Terkait -Pokjanal Tk Kab/Kota -Camat -Puskesmas -Instansi terkait dan unsur pimpinan kecamatan -Forum desa / kelurahan Tk Kecamatan -Kepala Desa -Kepala / Sekretaris desa /kelurahan -Perangkat pemerintah desa/kelurahan -Unsur lembaga kemasyarakatan - Forum Desa / Kelurahan Tk Desa / Kelurahan

PERAN PEMERINTAH 1. Pemerintah Provinsi Menetapkan kebijakan-kebijakan koordinatif dan pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau keputusan tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Menetapkan kebijakan-kebijakan koordinatif dan pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau surat keputusan tentang pelaksanaan revitalisasi Puskesmas dan Posyandu di wilayahnya. Membentuk Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga di tingkat Provinsi.

Menyelenggarakan pelatihan untuk pelatih (TOT) pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif bagi aparatur Kabupaten dan Kota. Memberikan dukungan sumber daya untuk pengembangan dan pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Menyelenggarakan Sistem Informasi Desa Siaga yang terintegrasi dalam Profil Desa/Kelurahan lingkup provinsi.

2. Pemerintah Kabupaten/Kota A. Menetapkan kebijakan kordinatif dan pembinaan ttg pengembangan desi aktif B. Menetapkan mekanisme koordinasi antar instansi terkait dengan seluruh instansi yg terlibat dlm pengembangan desi aktif. C. Menetapkan kebijakan koordinatif dan pembinaan ttg revitalisasi puskesmas dan posyandu di wilayahnya. D. Membentuk forum pokjanal desa dan kelurahan siaga di tingkat kab/kota. E. Menyelenggarakan pelatihan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif bagi aparatur desa dan kelurahan, KPM dan lembaga masy serta pihak lain.

F. Memberikan pembiayaan dari APBD kab/kota dan sumber daya lain untuk pengembangan desa dan kelurahansiaga aktif G. Menyelenggarakan Sistem Informasi Desa Siaga yang terintegrasi dalam Profil Desa/Kelurahan lingkup kab/kota mll penetapan langkah dan mekanisme penyelenggaraan dan pelaporan scr berjenjang. H. Memfasilitasi kecamatan dan desa u/ bertanggung jawab dlm pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. I. Melaksanakan hal-hal lain yang dianggap perlu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah

3. Pemerintah Kecamatan A. Mengkoordinasikan pelaksaaan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif terintegrasi dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat terkait. B. Mengkoordinasikan penerapan kebijakan /peraturan perundang-undangan berkaitan dengan pengembangan Desa/Kelurahan Siaga aktif C. Membentuk forum desa/ kelurahan siaga aktif tingkat kecamatan D. Menyelenggarakan sistem informasi Desa Siaga yang terkait dengan profil desa dan kelurahan lingkup kecamatan

4. Pemerintah Desa A. Menerbitkan peraturan tingkat desa/ kel unt pengembangan desa/kelurahan siaga aktif B. Mengintegrasikan pengembangan desa/kel siaga aktif ke dalam Rencana Pembangunan Desa/ kel C. Mengupayakan bantuan dana dan sumber lain baik dari pemerintah maupun pihak2 lain unt pengembangan desa Siaga D. Alokasi dana desa diharapkan dapat membantu pengembangan desa/kel siaga aktif E. Pengadaan sarana pendukung bagi kelancaran pengembangan desa Siaga/ kel. Aktif F. Memanfaatkan forum desa/ kelurahan yang sudah ada unt mendukung desa siaga aktif

G. Melakukan konsultasi dengan BPD dan masyarakat tentang pengerahan masyarakat dalam pelaksanaan program desa dan kelurahan siaga aktif H. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan desa dan kelurahan siaga aktif terintegrasi dalam laporan pertanggungjawaban kepala desa atau lurah

FORUM DESA SIAGA PROVINSI KAB/KOTA KECAMATAN DESA POKJANAL DESA DAN KELURAHAN SIAGA TK PROVINSI POKJANAL DESA DAN KELURAHAN SIAGA TK KABUPATEN FORUM DESA DAN KELURAHAN SIAGA TK KECAMATAN FORUM DESA /KELURAHAN SIAGA TK.DESA

PERAN FORUM DESA SIAGA PROVINSI KAB/KOTA KECAMATAN DESA -Kebijakan Desi -Kebijakan Pembiayaan -Kebijakan SDM -Pembinaan -Kebijakan Desi -Kebijakan Pembiayaan -Kebijakan SDM -Pembinaan -Kebijakan Desi -Kebijakan Pembiayaan -Kebijakan SDM -Pembinaan -Pelkes -SMD -MMD -RTL -Pembinaan

POKJANAL DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF PENGERTIAN suatu kelompok kerja yang berperan dalam memberikan dukungan terhadap program dan kegiatan pelaksanaan desa dan kelurahan siaga aktif, yang beranggotakan dinas/instansi di lingkungan pemerintah Provinsi Bali. TUJUAN - membantu percepatan pencapaian target pelaksanaan desa dan kelurahan siaga aktif - koordinasi dan sinkronisasi antar dinas /instansi Pemerintah Provinsi Bali sebagai upaya mengatasi permasalahan mencapai desa/kelurahan siaga aktif

SUSUNAN POKJANAL DESI TK PROVINSI 1. PEMBINA : GUBERNUR 2. PENGARAH : KADISKES PROV. 3. KETUA : KEPALA BPMPD PROV 4. WAKIL KETUA : PEJABAT ESELON III DINKES 5. SEKRETARIS : PEJABAT ESELON III 6. ANGGOTA : PEJABAT ESELON III dan IV DINAS/INSTANSI TERKAIT

POKJANAL DESA/KELURAHAN TK PROVINSI A. Melakukan rapat berkala (minimal 2 kali setahun) untuk pemantauan perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif lingkup provinsi. B. Secara berkala melaporkan perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif kepada Gubernur.

SUSUNAN POKJANAL DESI TK KAB/KOTA 1. PEMBINA : BUPATI/WALIKOTA 2. PENGARAH : KADISKES KAB/KOTA 3. KETUA : KEPALA BPMPD KAB/KOTA 4. WAKIL KETUA : PEJABAT ESELON III DINKES KAB/KOTA 5. SEKRETARIS : PEJABAT ESELON III 6. ANGGOTA : PEJABAT ESELON III dan IV DINAS/INSTANSI TERKAIT

POKJANAL DESA/KELURAHAN SIAGA TK KABUPATEN/KOTA A. Melakukan rapat berkala (minimal 3 kali setahun) untuk pemantauan perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif lingkup kabupaten/kota. B. Secara berkala melaporkan perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif kepada Bupati/Walikota

SUSUNAN FORUM DESI TK.KECAMATAN 1. KETUA : CAMAT 2. WAKIL KETUA/ SEKRETARIS : KEPALA PUSKESMAS 3. ANGGOTA : PEJABAT INSTANSI TERKAIT DAN UNSUR PIMPINAN KECAMATAN

FORUM DESA/KEL TK.KECAMATAN A. Melakukan rapat berkala (minimal 4 kali setahun) untuk pemantauan perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif tingkat kecamatan B. Secara berkala melaporkan perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif kepada camat

SUSUNAN FORUM DESI TK. DESA 1. KETUA : KEPALA DESA/ LURAH 2. WAKIL KETUA/ SEKRETARIS : SEKRETARIS DESA/ KELURAHAN 3. ANGGOTA : PERANGKAT PEMDES, UNSUR LEMBAGA KEMASYARAKATAN SEPERTI PKK, ORG AGAMA, PRAMUKA, KPM DESA, KADER KESEHATAN DAN TOKOH MASYARAKAT

FORUM DESA/KEL TK. DESA A. Melakukan rapat berkala (minimal 4 kali setahun) untuk pemantauan perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif tingkat desa B. Secara berkala melaporkan perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif kepada kepala desa/ lurah

PEMANTAUAN DAN EVALUASI A. PEMANTAUAN : Pemantauan dan pengawasan partisipatif oleh masyarakat Pemantauan dan pengawasan oleh pemerintah Pemantauan dan pengawasan oleh fasilitator Pemantauan dan pengawasan independen oleh berbagai pihak

B. EVALUASI EVALUASI TAHUNAN - Memanfaatkan kegiatan perlombaan desa/ kelurahan yang berlangsung setiap tahun - Laporan desa/ kelurahan siaga aktif di desa - Secara lebih terinci tentang evaluasi tahunan pengembangan desa/ kelurahan siaga aktif akan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan EVALUASI TENGAH DAN AKHIR PERIODE Evaluasi tengah periode (tahun 2012) dan akhir periode (tahun 2014) akan dilakukan dengan melaksanakan analisis situasi perkembangan desa/kel siaga aktif atau Riskesdas, mengacu pada juknis yang dibuat oleh kementrian Dalam Negeri bersama kementrian Kesehatan

HARAPAN Pembentukan Pokjanal desa Siaga di tingkat Provinsi dan selanjutnya berjenjang sampai tk.kabupaten/kota Pembentukan Forum Desa Siaga di Tk. Kecamatan dan Desa Adanya anggaran operasional desa siaga dan insentif kader desa siaga Berlangsungnya pertemuan pokjanal/forum secara terjadwal.

PENUTUP Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan bagian dari pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan untuk Kabupaten dan Kota Tercapainya Indonesia Sehat atau target indikatorindikator kesehatan dalam Millenium Development Goals (MDGs) sebagian besarnya ditentukan oleh tercapainya indikator-indikator tersebut pada tingkat Desa/Kelurahan