PSIKOLOGI. Sistem Sensorimotor MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. Mampu menjelaskan sistem sensorimotor

dokumen-dokumen yang mirip
Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Ellen Prima, S.Psi., M.A.

ANATOMI GANGLIA BASALIS

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak dengan terjadinya peningkatan jumlah anak yang. mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

A. Bagian-Bagian Otak

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

SISTEM SARAF MANUSIA

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA SIFAT KERJA OTOT RANGKA

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

Sistem Saraf pada Manusia

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL

Kurnia Eka Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

Sensasi dan Persepsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si

iii. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. b. Otot Lurik

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu

PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

Lobus Frontalis. Latar Belakang

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal Otot yang berfungsi menghadapkan telapak tangan sehingga menengadah adalah...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

GANGGUAN KESADARAN PADA EPILEPSI. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode remaja merupakan suatu periode terjadinya perubahan fisik,

Kinestetik dibedakan dari proprioseptik berdsarkan aspek keseimbangan (balance). Contoh :

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir.

BAHASAN ADANYA GERAK FUNGSI DARI GERAK SISTEM GERAKAN TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN 1. SISTEM OTOT, TULANG, SENDI : DASAR

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini diperoleh 70 subyek penelitian yang dirawat di bangsal

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL COKLAT HITAM (Theobroma cacao L.) DAN OLAHRAGA TREADMILL TERHADAP KOORDINASI MOTORIK MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

A. MEKANISME KOORDINASI DAN PENGENDALIAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS. Regita Tanara / B1

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 30 orang.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak. satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy menggambarkan

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Interaksi Manusia dan Komputer. Aspek Manusia dalam IMK

BAB 1 PENGANTAR PSIKOLOGI FAAL 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Skeletal: Otot: Sendi: Fasia Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Pengantar Biopsikologi

BAB I PENDAHULUAN. adalah transisi epidemiologi, dimana masih tingginya jumlah kejadian

BAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari

UKDW BAB Latar Belakang

DISUSUN OLEH MUHAMMAD HANAFI ( ) HERKA ARDIYATNO ( ) LESTARI PUJI UTAMI

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Rehabilitasi pada perdarahan otak

PENDAHULUAN. Ada anggapan bhw krn aktivitas jasmani mengakibatkan anak bodoh?

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK. Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis.

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

Carpal tunnel syndrome

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedinamisan postur tubuh untuk mencegah seseorang terjatuh. 9 Secara garis besar

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Transkripsi:

MODUL PERKULIAHAN Sistem Sensorimotor Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh PSIKOLOGI PSIKOLOGI 11 MK61045 Abstract Membahas tentang sistem sensorimotor Kompetensi Mampu menjelaskan sistem sensorimotor

Sistem Sensorimotor adalah sistem yang bertanggung jawab untuk memproses informasi yang berhubungan dengan posisi tubuh dan melakukan gerakan. Ada tiga prinsip kontrol yang menjadi bahasan dalam bab ini, yaitu : 1. Sistem sensorimotor terorganisasi secara hierarkis 2. Output motorik dipandu oleh input sensorik 3. Belajar mengubah sifat dan lokus kontrol sensorimotor Sistem sensorimotor ini sangat mirip dengan prinsip-prinsip yang mengatur operasi sebuah perusahaan besar yang sangat efisien. A. Sistem Sensorimotor Terorganisasi Secara Hierarkis Keunggulan organisasi hierarkis adalah tingkat yang lebih tinggi dalam tingkatan hierarki yang melakukan fungsi secara lebih kompleks. Sistem sensorimotor adalah sistem hierarkis yang bersifat paralel dan terorganisasi secara fungsional. Maksud sistem hierarkis yaitu sinyal-sinyalnya mengalir diantara berbagai tingkat melalui banyak jalur. Hierarkis sensorimotor juga ditandai oleh segregasi fungsional, yang artinya setiap tingkat hierarki sensorimotor cenderung terdiri atas unit-unit (struktur-struktur neuro atau departemen-departemen) yang berbeda, dengan masing-masing menjalankan fungsi yang berbeda. Perbedaan utama antar sistem sensori dan sistem sensorimotor adalah aliran informasi primernya. Pada sistem sensori, informasi menyebar naik melalui hierarki. Sedangkan dalam sistem sensorimotor, informasi mengalir turun. B. Output Motorik Dipandu Oleh Input Sensorik Perusahaan yang efisien bersifat fleksibel. mereka terus menerus memantau efek dari setiap aktivitasnya dan mereka juga menggunakan informasi, begitu pun dengan sistem sensorimotor. Pada kebanyakan kasus, sensory feedback (arus balik sensorik) berperan penting dalam mengarahkan kesinambungan berbagai respon yang dihasilkannya. Satu-satunya respon yang biasanya tidak dipengaruhi oleh umpan balik sensori adalah ballistic movements (gerakan balistik), gerakan-gerakan pendek dan berkecepatan tinggi, contohnya seperti menepuk lalat. 2

Banyak penyesuaian dalam otot motorik yang terjadi sebagai respon terhadap umpan balik sensorik yang dikontrol secara tidak sadar oleh tingkat hierarki sensorimotor yang lebih rendah tanpa keterlibatan tingkat yang lebih tinggi. C. Belajar Mengubah Sifat dan Lotus Kontrol Ketika sebuah perusahaan baru saja mulai, setiap keputusan individual dibuat oleh presiden direktur setelah melalui pertimbangan seksama. Ketika perusahaan itu telah berkembang banyak tindakan individual yang dikoordinasikan menjadi sekuensi prosedur yang telah ditetapkan secara rutin dilaksanakan oleh para personil ditingkat yang lebih rendah dalam hierarki. Perubahan-perubahan serupa terjadi selama proses belajar sensorimotor. Bila kita memikirkan sejenak tentang keterampilan sensorimotor yang sudah kita dapatkan, misalnya mengetik, berenang, merajut, kita akan mengerti bahwa organisasi respon-respon individual menjadi program-program motorik berkesinambungan. Korteks Asosiasi Sensorimotor Korteks asosiasi berada dipuncak hierarki sensorimotor. Ada dua daerah korteks asosiasi sensorimotor, yaitu : Korteks Asosiasi Parietal Posterior dan Korteks Asosiasi Prefrontal Dorsolateral. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda pula. a. Korteks Asosiasi Parietal Posterior Korteks asosiasi parietal posterior (neokorteks parietal yang letaknya posterior terhadap korteks somatosensori primer) berperan penting dalam mengintegrasikan kedua macam informasi dan dalam mengarahkan perhatian. Pada gilirannya, banyak output korteks parietal posterior menyebar ke daerah-daerah korteks motorik, yang berlokasi di korteks frontal. Kerusakan pada korteks parietal posterior dapat menghasilkan berbagai defisit sensorimotor, termasuk defisit dalam persepsi dan ingatan, defisit dalam meraih dan memegang akurat, defisit dalam pengontrolan gerakan mata dan defisit dalam pemusatan perhatian. Apraxia (apraksia) dan collateral neglect adalah dua konsekuensi paling berat dari kerusakan korteks parietal posterior. 3

Apraxia (apraksia) adalah gangguan gerakan disengaja yang tidak dapat di distribusikan pada sebuah defisit motorik sederhana, (contohnya : pada kelumpuhan atau kelemahan) atau pada defisit apapun dalam komprehensi atau motivasi. Contralateral neglect adalah gangguan pada kemampuan pasien untuk merespons stimuli pada sisi tubuh yang berlawanan (kontralateral) dengan sisi lesi otak, tanpa disertai adanya defisit sensorik atau defisit motorik sederhana. Pasien-pasien dengan contralateral neglect, sering berperilaku seakan - akan sisi kiri dunianya tidak ada, dan mereka sering tidak tahu bahwa mereka memiliki masalah. Kebanyakan pasien dengan contralateral neglect mengalami kesulitan dalam merespons hal hal yang berada di sebelah kiri. b. Korteks Asosiasi Prefrontal Dorsolateral Daerah besar lain di korteks asosiasi yang memiliki fungsi sensorimotor penting adalah Korteks Asosiasi Prefrontal Dorsolateral. Ia menerima proyeksi-proyeksi dari korteks parietal posterior dan mengirimkan proyeksi tersebut ke daerah-daerah korteks motorik sekunder, korteks motorik primer, dan ke medan mata frontal. Aktivitas sebagian neuron bergantung pada : > karakteristik objeknya > lokasi objek > pada kombinasi antara keduanya (karakteristik objek & lokasi objek) Aktivitas neuron-neuron prefrontal dorsolateral lainnya berhubungan dengan responsnya, dan bukan terhadap objeknya. Korteks Motorik Sekunder Daerah korteks motorik sekunder adalah daerah yang menerima paling banyak inputnya dari korteks asosiasi dan mengirimkan banyak outputnya ke korteks motorik primer. Hanya ada 2 daerah korteks motorik sekunder yang diketahui yaitu : > Daerah motorik suplementer > Korteks Premotorik 4

Mirror Neurons Mirror neurons adalah neuron-neoron yang menembak ketika seorang individu melakukan gerakan tangan tertentu yang mengarah ke tujuan atau ketika ia melihat gerakan mengarah - tujuan yang sama yang dilakukan oleh orang lain. Mirror neurons ditemukan pada awal tahun 1990an di laboratorium Giocorno Rizzolatti. Mirror neurons memberikan kemungkinan mekanisme untuk kognisi sosial (pengetahuan tentang persepsi, ide, dan intensi orang lain). Kognisi sosial memiliki peran yang sangat besar di dalam eksistensi sehari-hari manusia. Contoh : mirror neurons yang bereaksi terhadap penglihatan terhadap sebuah tindakan yang mengeluarkan suaranya (misalnya, mengunyah kacang) ditemukan merespons sama kuatnya terhadap suaranya saja. Dengan kata lain mereka merespons tindakan tertentu terlepas dari bagaimana tindakan itu di deteksi. Korteks Motorik Primer Korteks motorik primer terletak di girus prefrontal lobus frontal. Korteks itu merupakan titik konvergensi utama dari sinyal - sinyal sensorimotor kortikal, dan bukan satu - satunya,dari sinyal- sinyal sensori motor dari korteks serebral. 5

Susunan somatopik korteks motorik primer manusia biasa disebut sebagai Homunculus Motorik (Lihat gambar B). Sebagian besar korteks motorik primer di gunakan untuk mengontrol bagian bagian tubuh yang mampu melakukan gerakan-gerakan ruwet, seperti tangan dan mulut. Setiap lokasi dalam korteks motorik primer menerima umpan balik sensori dari reseptor - reseptor dalam otot dan persendian yang dipengaruhi lokasi tersebut. Setiap lokasi di korteks motorik primer mengontrol sebuah otot di bagian kontralateral tubuh, dan bahwa setiap neuron menghasilkan gerakan dengan arah tertentu. Sebagai contoh, stimulasi terhadap lokasi secara reliabel menghasilkan respons menyuapkan makanan : lengan terulur ke depan, telapak tangan tertutup seolah olah memegang makanan, tangan yang tertutup itu dibawa ke mulut, dan akhirnya mulut terbuka. Studi-studi mutakhir telah mengungkapkan sebuah organisasi somatotopik kasar - artinya, stimulasi di daerah wajah cenderung membangkitkan gerakan wajah. Bukti bahwa banyak neuron korteks motorik primer disesuaikan dengan gerakan ke arah tertentu telah mendapatkan tantangan. Sebagai contoh, bila stimulasi terhadap sebuah lokasi kortikal tertentu menyebabkan siku kiri menekuk membentuk sudut 90 derajat, respons sebaliknya 6

akan dihasilkan bila lengan itu awalnya lurus (sudut 180 derajat) dan bila ia di tekuk setengahnya (sudut 45 derajat) tetapi titik akhirnya akan selalu sama. Hal ini berarti bahwa sinyal-sinyal dari setiap lokasi di korteks motorik primer sangat divergen sehingga setiap titik tertentu memiliki kemampuan untuk membawa sebuah bagian tubuh (misalnya lengan) ke lokasi target, terlepas dari posisi awalnya. Hal itu berarti bahwa sistem sensorimotor memang plastis. Efek - Efek Lesi Korteks Motorik Primer Lesi besar pada korteks motorik primer dapat mendisrupsi kemampuan pasien untuk menggerakkan salah satu bagian tubuh (misalnya, salah satu jarinya) secara independen, yang dapat menghasilkan astereognasia (defisit dalam stereognosis), dan dapat mengurangi kecepatan, keakuratan, dan kekuatan gerakan pasien. Serebelum dan Ganglia Basalis Struktur - struktur mielensefalon ( medula ) manusia dan metensefalon 7

Serebelum dan ganglia basalis keduanya merupakan struktur sensorimotor yang penting, tetapi bukan merupakan bagian utama jalur yang dilalui sinyal-sinyal yang turun melalui hierarki sensorimotor. Serebelum dan ganglia basalis berinteraksi dengan tingkat - tingkat yang berbeda dalam hierarki sensorimotor, dan dalam melakukan itu mereka mengkoordinasikan dan memodulasi aktivitas - aktivitasnya. a. Serebelum Kompleksitas cerebellum (serebelum) ditunjukkan oleh strukturnya. Meskipun ia hanya mencakup 10% massa otak, ia berisi lebih dari setengah neuronnya. Serebelum menerima informasi dari korteks motorik primer dan sekunder, informasi tentang sinyal - sinyal motorik yang turun dari nuklei motorik batang otak, dan umpan balik dari respons - respons motorik melalui sistem somatosensorik dan vestibuler. b. Ganglia Basalis Basal ganglia (ganglia basalis) tidak mengandung neuron sebanyak serebelum, tetapi dalam arti tertentu mereka lebih kompleks. Ganglia basalis merupakan sekumpulan nuklei heterogen yang saling berhubung secara kompleks. Anatomi ganglia basalis menunjukkan bahwa seperti halnya serebelum, mereka menjalankan fungsi modulatorik. Mereka tidak mengontribusikan fibra / serabut pada jalur - jalur motorik descending, tetapi merupakan bagian loops neural yang menerima input kortikal dari berbagai daerah kortikal dan mentrasmisikan kembali melalui talamus ke berbagai daerah korteks motorik. 8

Sirkuit-sirkuit sumsum tulang belakang sensorimotor Sirkuit-sirkuit sumsum tulang belakang sensorimotor menunjukkan kompleksitas yang cukup tinggi dalam fungsinya, terlepas dari sinyal-sinyal yang datang dari otak. Otot - Otot 1. Unit-unit motorik adalah unit-unit terkecil aktivitas motorik 2. Setiap unit motorik terdiri atas sebuah neuron motorik tunggal dan semua serabut otot skeletal individual yang diinervasinya 3. Sebuah otot skeletal terdiri atas ratusan ribu serabut otot seperti benang yang dipersatukan dalam sebuah selaput kuat dan dilekatkan pada tulang oleh sebuah tendon 4. Banyak otot skeletal yang tidak jelas menjadi bagian dari mana fleksor atau ekstensor. 5. Fleksor bekerja untuk membengkokkan atau melenturkan sendi, dan ekstensor bekerja untuk meluruskan atau mengulurkannya 6. Otot bisep dan trisep masing-masing adalah fleksor dan ekstensor sendi siku 7. Untuk memahami bagaimana otot bekerja, penting untuk disadari bahwa otot memiliki properti-properti mirip kabel yang elastis, bukan tidak fleksibel 8. Aktivitas-aktivitas otot skeletal dipantau oleh 2 jenis reseptor yaitu organ-organ tendon Golgi dan gelendong otot. Berikut perbedaannya : Aspek pembeda Organ Tendon Golgi Gelendong Otot Perlekatan Melekat pada tendon yang menghubungkan setiap otot skeletal ke tulang Melekat pada jaringan otot itu sendiri Kontraksi otot Merespon peningkatan ketegangan otot yaitu penarikan otot di tendon yang bersangkutan Tidak merespon ketegangan otot Perubahan panjang otot Fungsi Tidak sensitif terhadap perubahan panjang otot Memberikan informasi kepada sistem saraf pusat tentang ketegangan otot dan menjalankan fungsi protektif Merespon ketegangan otot Merespon perubahan-perubahan kecil pada panjang otot ekstrafusalnya 9

Daftar Pustaka Pinel, John P.J. (2009). Biopsikologi 7 th ed. (terjemahan). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Catatan : Materi telah dipinjam dan memberikan pembaca informasi yang diperlukan untuk mendapatkan sumber materinya. 10