Ki Hadjar Dewantara. Mulai bersekolah dan menjadi wartawan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BIOGRAFI DAN KARYA KI HADJAR DEWANTARA. Ki Hadjar Dewantara merupakan figur yang selalu menjadi kebanggaan

Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 1 Mei TENTANG KI HADJAR DEWANTARA DAN PENDIDIKAN NASIONAL Oleh : Ki Supriyoko

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,

BAB III KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT KI HAJAR DEWANTARA

Majalah Bulanan FORUM KEADILAN, Terbit di Jakarta, Edisi 9 Januari KI HADJAR DEWANTARA PELETAK DASAR PENDIDIKAN NASIONAL Oleh : Ki Supriyoko

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS BIOGRAFILatihan Soal 2.2

BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PERSPEKTIF KI HAJAR DEWANTARA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB III GURU PROFESIONAL MENURUT KI HAJAR DEWANTARA. dilahirkan hari kamis legi tanggal 2 puasa 1303 H, atau pada tanggal 2 Mei

Perjuangan Soewardi Soerjaningrat dalam bidang pers tahun

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

MEMAHAMI HAKIKAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB II KONSEP PAGURON MENURUT KI HADJAR DEWANTARA. A. Latar Belakang Kehidupan Ki Hadjar Dewantara

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PEMIKIRAN PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA DI SMA TAMAN MADYA SE-KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

KI HADJAR DEWANTARA, TAMANSISWA, KEMERDEKAAN, DAN MASA DEPAN GENERASI MUDA INDONESIA

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PEMIKIRAN PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA DI SMA TAMAN MADYA SE-KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB V PENUTUP. yang dirasa relevan dan perlu, dengan harapan dapat menjadi sebuah kontribusi

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KI HAJAR DEWANTARA SKRIPSI

Kamis, 29 November 2012

PERJUANGAN EMANSIPASI ORGANISASI WANITA TAMAN SISWA DI YOGYAKARTA TAHUN

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

PENELITIAN KELOMPOK A. Judul Penelitian B. Latar Belakang Masalah

BAB III PENDIDIKAN BUDI PEKERTI MENURUT KI HADJAR DEWANTARA

Oleh: MEMIMPIN DAN MENDIDIK ANAK PERSPEKTIF KI HADJAR DEWANTARA. Fitriah Masrullah

BAB III PENDIDIKAN KARAKTER PRESPEKTIF KI HADJAR DEWANTARA. Hadjar Dewantara yaitu sosok yang selalu menjadi kebanggaan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tingkat kemajuan harus menempuh pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. selaku Pimpinan Yayasan Persatuan Perguruan Tamansiswa mempunyai

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERSEPSI MAHASISWA PGSD TERHADAP KONSEP PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Kulonprogo, Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. dari hasil wawancara dengan informan, observasi di lapangan maupun datadata

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B. Jumlah Peserta Pameran Guru yang diikutkan dalam kegiatan pameran secara keseluruhan akan

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL DAN KIPRAH DOKTER UNTUK BANGSA

Makalah Spirit Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara Sebagai Upaya Pengembalian Fitrah Kader HMI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai hubungan antara variabel Kecerdasan Spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI SAMBUTAN MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI PADA ACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016

SISTEM PENDIDIKAN TAMAN SISWA; STUDI KASUS PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA. Dheny Wiratmoko

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

BAB II KONSEP PENDIDIKAN HUMANISTIK KI HADJAR DEWANTARA

TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) Perspektif Ki Hadjar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEMIKIRAN TAMANSISWA TENTANG PENDIDIKAN BUDI PEKERTI PADA MASA PRA KEMERDEKAAN

Pendidikan Musik dalam Perspektif Ki Hajar Dewantara

Resensi Buku. UMBARA : Indonesian Journal of Anthropology. Laksono, Antropologi Pendidikan.

Dengan Kecerdasan Jiwa Menuju ke Arah Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional


BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. melalui sebuah proses yang disebut pendidikan. Pendidikan adalah pengaruh,

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF KI HAJAR DEWANTARA SKRIPSI

MAKNA PERJUANGAN R. A. KARTINI

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS BIOGRAFILatihan Soal 2.4

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit)

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015

BAB II LATAR BELAKANG DOKTER SOEDARSO

EFEKTIVITAS SISTEM AMONG DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK BUDI PEKERTI SISWA DI SMA TAMAN MADYA KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. potensi sumber daya manusia dipandang sebagai industri jasa yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Een eereschuld adalah sebuah artikel yang ditulis Van Deventer pada 1899,

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

PERANAN DIREKTUR UTAMA DALAM MEMOTIVASI PEGAWAI DI CV. KENCONO WUNGU SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

MENGENAL NILAI PERJUANGAN KI BAGUS HADI KUSUMO MENGENAL NILAI PERJUANGAN NYAI AHMAD DAHLAN. MENGENAL NILAI PERJUANGAN K.H.

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit )

KONSEP PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA DAN TANTANGAN- TANTANGAN IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA DEWASA INI. Disusun Oleh:

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

BAB III GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS

3. Shefer Sejarah adalah peristiwa yang telah lepas dan benar-benar berlaku pada masa itu.

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

KEHARUSAN DAN KEMUNGKINAN, SERTA BATASAN PENDIDIKAN. Ismail Hasan

Ujian Akhir Semester LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DOSEN: PROF. DR. H. SOEGIYANTO, S.U. SEMESTER 1. Sekhah Efiaty S

SEKILAS TENTANG PEMBERIAN GELAR DOKTOR HONORIS CAUSA (HC)/GELAR KEHORMATAN DI UNIVERSITAS GADJAH MADA. Ully Isnaeni Effendi, S.E.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI METODE PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN GURU

GURU DAN PENDIDIKAN KARAKTER (Konsep Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya Saat ini)

MAKALAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MODERN DI INDONESIA

KI HADJAR DEWANTARA PERANNYA DALAM MEMPERJUANGKAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

SKRIPSI. Oleh Kholifah Sufristi NIM

Transkripsi:

Ki Hadjar Dewantara Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai pelopor pendidikan untuk masyarakat pribumi di Indonesia ketika masih dalam masa penjajahan Kolonial Belanda. Mengenai profil Ki Hajar Dewantara sendiri, beliau terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang kemudian kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara. Beliau sendiri lahir di Kota Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889, Hari kelahirannya kemudian diperingati setiap tahun oleh Bangsa Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Beliau sendiri terlahir dari keluarga Bangsawan, ia merupakan anak dari GPH Soerjaningrat, yang merupakan cucu dari Pakualam III. Terlahir sebagai bangsawan maka beliau berhak memperoleh pendidikan untuk para kaum bangsawan. Mulai bersekolah dan menjadi wartawan Pertama kali bersekolah di ELS yaitu Sekolah Dasar untuk anak-anak Eropa/Belanda dan juga kaum bangsawan. Selepas dari ELS ia kemudian melanjutkan pendidikannya di STOVIA yaitu sekolah yang dibuat untuk pendidikan dokter pribumi di kota Batavia pada masa kolonial Hindia Belanda, yang kini dikenal sebagai fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Meskipun bersekolah di STOVIA, Ki Hajar Dewantara tidak sampai tamat sebab ia menderita sakit ketika itu. Ki Hajar Dewantara cenderung lebih tertarik dalam dunia jurnalistik atau tulis-menulis, hal ini dibuktikan dengan bekerja sebagai wartawan

dibeberapa surat kabar pada masa itu, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Gaya penulisan Ki Hadjar Dewantara pun cenderung tajam mencerminkan semangat patriotik dan antikolonial bagi rakyat Indonesia saat itu. Seperti yang ia tuliskan berikut ini dalam surat kabar De Expres pimpinan Douwes Dekker :..Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pestapesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya. Tulisan tersebut kemudian menyulut kemarahan pemerintah Kolonial Hindia Belanda kala itu yang mengakibatkan Ki Hadjar Dewantara ditangkap dan kemudian ia diasingkan ke pulau Bangka dimana pengasingannya atas permintaannya sendiri. Pengasingan itu juga mendapat protes dari rekan-rekan organisasinya yaitu Douwes Dekker dan Dr. Tjipto Mangunkusumo yang kini ketiganya dikenal sebagai 'Tiga Serangkai'. Ketiganya kemudian diasingkan di Belanda oleh pemerintah Kolonial. Masuk Organisasi Budi Utomo Berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai organisasi sosial dan politik kemudian mendorong Ki Hadjar Dewantara untuk bergabung didalamnya, Di Budi Utomo ia berperan sebagai propaganda dalam menyadarkan masyarakat pribumi tentang pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia. Pada 25 Desember 1912 bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Ki Hajar Dewantara pernah menulis kritikan terhadap perayaan seratus tahun bebasnya Negeri Belanda dari penjajahan Perancis dibulan November 1913 dimana biaya perayaan tersebut ditarik dari uang rakyat Indonesia dan dirayakan ditengah-tengah penderitaan rakyat yang masih dijajah. Akibat kritikan tersebut ia dibuang ke Pulau Bangka oleh Gubernur Jendral Idenburg tanpa melalui proses pengadilan. Namun dua orang sahabatnya yaitu Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo membelanya melalui tulisan sehingga hukuman tersebut diganti menjadi dibuang ke negeri Belanda. Di pengasingannya di Belanda kemudian Ki Hadjar Dewantara mulai bercita-bercita untuk memajukan kaumnya yaitu kaum pribumi. Ia berhasil mendapatkan ijazah pendidikan yang dikenal dengan nama Europeesche Akte atau Ijazah pendidikan yang bergengsi di belanda. Ijazah inilah yang membantu beliau untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang akan ia buat di Indonesia. Di Belanda pula ia memperoleh pengaruh dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri. Pada tahun 1913, Ki Hadjar Dewantara kemudian mempersunting seorang wanita keturunan bangsawan yang bernama Raden Ajeng Sutartinah yang merupakan putri paku alaman, Yogyakarta. Dari pernikahannya dengan R.A Sutartinah, Ki Hadjar Dewantara kemudian dikaruniai dua orang anak bernama Ni Sutapi Asti dan Ki Subroto Haryomataram. Selama di pengasingannya, istrinya selalu mendampingi dan membantu segala kegiatan suaminya terutama dalam hal pendidikan. Kembali Ke Indonesia dan Mendirikan Taman Siswa Kemudian pada tahun 1919, ia kembali ke Indonesia dan langsung bergabung sebagai guru di sekolah yang didirikan oleh saudaranya. Pengalaman mengajar yang ia terima di sekolah tersebut kemudian digunakannya untuk membuat sebuah konsep baru mengenai metode pengajaran pada sekolah

yang ia dirikan sendiri pada tanggal 3 Juli 1922, sekolah tersebut bernama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa yang kemudian kita kenal sebagai Taman Siswa. Di usianya yang menanjak umur 40 tahun, tokoh yang dikenal dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat resmi mengubah namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara, hal ini ia maksudkan agar ia dapat dekat dengan rakyat pribumi ketika itu. Konsep Pendidikan Menurut Ajaran Ki Hadjar Dewantara (Tamansiswa) Dalam dunia pendidikan, sosok Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional bangsa Indonesia ini banyak mengajarkan berbagai hal yang sangat terkenal di bidang pendidikan. Konsep pendidikan nasional yang dikemukakan sangat membumi dan berakar pada budaya nusantara, antara lain tutwuri handayani, tripusat pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat), tringgo (ngerti, ngroso, nglakoni). (Tauchid,2004) Semboyan Ki Hadjar Dewantara Ia pun juga membuat semboyan yang terkenal yang sampai sekarang dipakai dalam dunia pendidikan Indonesia yaitu: Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi contoh). Ing madyo mangun karso, (di tengah memberi semangat). Tut Wuri Handayani, (di belakang memberi dorongan). Karya-karya Ki Hadjar Dewantara Karya warisan pertama Ki Hadjar Dewantara adalah Taman Siswa yang menjadi representasi institusi pendidikan pribumi pada masa kolonial dan tetap eksis sampai hari ini. Kedua adalah tulisan-tulisan Ki Hadjar Dewantara dalam bidang pndidikan dan kebudayaan. Tulisan-tulisan itu di kumpulkan dan diterbitkan oleh Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa dalam buku Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian I Pendidikan (1962) dan Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian II: Kebudayaan (1967).

Penghargaan Pemerintah Kepada Ki Hadjar Dewantara Selepas kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tahun 1945, Ki Hadjar Dewantara kemudian diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri pengajaran Indonesia yang kini dikenal dengan nama Menteri Pendidikan. Berkat jaa-jasanya, ia kemudian dianugerahi gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. Selain itu ia juga dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan juga sebagai Pahlawan Nasional oleh presiden Soekarno ketika itu atas jasajasanya dalam merintis pendidikan bangsa Indonesia. Selain itu, pemerintah juga menetapkan tanggal kelahiran beliau yakni tanggal 2 Mei diperingati setiap tahun sebagai Hari Pendidikan Nasional. Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa, tepatnya tanggal 26 April 1959 Ki Hadjar Dewantara Wafat di Yogyakarta dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata. Kini, nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (Bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Ajarannya yakni Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan) akan selalu menjadi dasar pendidikan di Indonesia. Untuk mengenang jasa-jasa Ki Hadjar Dewantara pihak penerus perguruan Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Dalam museum ini terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar sebagai pendiri Taman Siswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik,

budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional. Semoga jasanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa selalu dicatat sebagai amal ibadah yang terus mengalir. Teladan yang dapat diambil dari Ki Hajar Dewantara Dari ulasan mengenai Ki Hajar Dewantara diatas, sepak terjang beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur pendidikan patut kita hargai dan kita teladani. Mengapa Ki Hajar Dewantara mendapat gelar Bapak pendidikn? Apa yang bisa kita pelajari dari beliau? 1. Tekun belajar dalam keadaan apapun Pada jaman penjajahan Belanda, hanya orang-orang tertentu saja yang diperbolehkan mengenyam pendidikan. Sebagai warga keturunan bangsawan atau ningrat, beliau tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berjuang, khususnya demi kemerdekaan Negara kita tercinta ini. Melalui jalur pendidikan, beliau ingin keberadaan dirinya membawa manfaat bagi Negara kita. Bagaimana dengan kita? Pada saat ini, kita sebagai warga Indonesia memiliki banyak sekali kesempatan untuk mengenyam pendidikan seluasluasnya. Mungkin memang untuk kalangan tertentu, mereka mendapatkan

kemudahan untuk bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi dan lebih baik, namun bila kita hanya berhenti dan banyak mengeluh dengan keadaan kita itu tidak akan banyak memberikan manfaat. Kita juga seharusnya melihat bila banyak orang sukses yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi atau bisa disebuat sebagai orang-orang yang gagal. Namun mereka memiliki semangat juang yang tinggi dan tidak mudah putus asa. Selain itu, mereka juga pandai melihat kesempatan. Namun bila seseorang tidak memiliki daya juang dan semangat, bagaimana seseorang bisa mendapatkan kesempatan? Sebagai contoh, orang yang dahulu orang yang tidak punya lalu menjadi seorang milyader gara-gara sebuah kuis di sebuah televise pun, tidak akan mendapatkan anugrah itu bila dia tidak ada daya juang. 2. Tidak terpuruk dalam kegagalan Setelah menamatkan pendidikannya di ELS, Ki Hajar Dewantara meneruskan pendidikannya ke STOVIA. Namun karena kondisi kesehatannya yang kurang baik, maka beliau pun harus banyak beristirahat di rumah. Namun perjuangannya di dunia pendidikan tidak berhenti. Mungkin karena banyak waktu di rumah, beliau pun mulai banyak berkonsentrasi dalam mengembangkan bakatnya di dunia jurnalis. Dia mulai aktif menulis di beberapa surat kabar. 3. Aktif dalam kegiatan bermasyarakat (bersosialisasi) Itulah kelebihan Ki Hajar Dewantara, beliau sangat aktif berkecimpung di banyak bidang. Meski dasar pendidikannya adalah pendidikan, namun beliau juga mengembangkan hobinya untuk tekun di bidang politik dan sosial. Beliau memiliki banyak teman dari berbagai kalangan, baik pendidikan, sosial, dan politik. Itulah yang menjadi inspirasi beliau untuk menulis keadaan sosial dan politik di Negara kita, khususnya dalam mengkritik penjajah di Negara kita, yaitu Belanda. 4. Pandai memanfaatkan situsi untuk mencari peluang Setelah beliau menulis sebuah tulisan di sebuah surat kabar yang berjudul Andai Aku Seorang Belanda, beliau ditangkap dan diasingkan ke Bangka, lalu ke Belanda. Di masa pengasingan tersebut, beliau tidak merasa terpuruk dan menyerah. Beliau seakan-akan malah bersyukur dengan hukuman yang dia terima. Karena berkat hukuman tersebut, beliau

mendapatkan kesempatan untuk lebih menekuni bakatnya di bidang pendidikan dan pengajaran. Bahkan, beliau mendapatkan sebuah sertifikat pendidikan di negeri belanda,europeesche Akte. Luar biasa bukan? 5. Belajar dari Semboyan Ki Hajar Dewantara Dalam perjuangannya terhadap pendidikan bangsanya, Ki Hajar Dewantara mempunyai Semboyan yaitu: 1. Tut wuri handayani, artinya dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. 2. Ing madya mangun karsa artinya: di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide. 3. Ing ngarsa sung tulada artinya di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik. Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan kita, terutama di sekolah-sekolah Taman Siswa. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa ternyata ajaran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan penuh dengan nilai-nilai yang dibutuhkan di masa sekarang ini. Banyak pendidik mencari sumber refererensi mengenai ide, konsep dan metodologi dalam mengajar dari tokoh-tokoh luar negeri. Padahal, negara kita sendiri mempunyai seorang tokoh yang hebat, dengan pemikiran-pemikiran dan ajaran yang tentunya lebih tepat diaplikasikan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sudah saatnya pendidikan di Indonesia kembali lagi kepada pandangan dasar yang telah ditanam oleh para pendiri bangsa ketika negara ini berdiri. Apa yang sudah dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Nasional Indonesia ini, sudah sepantasnya diselami dan dijiwai secara mendalam oleh semua pegiat pendidikan terutama guru sebagai ujung tombaknya.