FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI

PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU

Tanggal Berlaku Tanggal Dihapus dari Layanan PENILAIAN INFEKSI PENGENDALIAN RISIKO (ICRA) RENOVASI, KONSTRUKSI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN

LAPORAN Identifikasi Risiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI

LAPORAN Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) Di Ruang Poliklinik, Februari 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

Biologycal Safety Cabinet

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

STANDAR PPI 1 PPI 1.1 PPI 2 PPI 3 PPI 4 PPI 5 PPI 6 PPI 6.1

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

Ketentuan gudang komoditi pertanian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PANDUAN ICRA (Infection Control Risk Assessment) AKIBAT DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI GEDUNG RUMAH SAKIT

Anna Ngatmira,SPd,MKM ( Jogjakarta, 25 November 2014)

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

JE65 PERLINDUNGAN PENTING. Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan

BAB II PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA

PPI TELUSUR SKO R 1 MATERI Pembentukan Tim PPI, pengorganisasian, operasional, program kerja, pelaksanaannya

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Kata Pengantar. Daftar Isi

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GOOD MANUFACTURING PRACTICES GOOD MANUFACTURING PRACTICES. Manajemen Mutu 11/17/2011

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB V HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Perusahaan dan Hasil Pembangunan Gedung

PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

WD (06/16)

TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI UNIT CSSD DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS)

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

Sambungan pada pengering. Daftar Isi. Catatan saat pemasangan

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

FORMAT DAN ISI PROGRAM MANAJEMEN PENUAAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

SANITASI DAN KEAMANAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

Kesehatan Anak Akibat Bencana Kabut Asap

Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial Rencana Mitigasi dan Pemantauan Daftar Kegiatan Konstruksi dan Rehabilitasi

PT. BINA KARYA KUSUMA

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

Per/II/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata

Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Menghirup Abu Vulkanik?

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Panduan Identifikasi Pasien

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

Penyimpanan dan. Transportasi Pestisida,

Hati-hati keracunan gas CO

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

PENGANGKUTAN LIMBAH B3 MEDIS

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

128 Universitas Indonesia

Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

Luwiharsih Komisi Akreditasi RS

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)

PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN

Transkripsi:

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN Area Renovasi : Tanggal pemantauan : KELAS III N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem saluran. 2 Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik dan menyegel dengan vakum HEPA untuk menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. 3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja dengan menggunakan unit penyaringan udara HEPA. 4 Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dibuang. 5 Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah. KELAS IV N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem saluran. 2 Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik dan menyegel dengan vakum HEPA untuk menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. 3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja dengan menggunakan unit penyaringan udara HEPA. 4 Menyegel lubang, pipa, dan saluran. 5 Membuat anteroom dan mewajibkan semua personel untuk melewati ruangan ini sehingga mereka dapat disedot menggunakan vacuum cleaner HEPA sebelum meninggalkan tempat kerja atau mereka bisa memakai pakaian kerja yang lepas setiap kali mereka meninggalkan tempat kerja. 6 Semua personil memasuki tempat kerja diwajibkan untuk memakai penutup sepatu. Sepatu harus diganti setiap kali keluar dari area kerja. Petugas yang mengobservasi (.)

CHECKLIST POST KONSTRUKSI Tanggal/Time of Survey Facility Engineer Area supervisi Proyek Kegiatan YA TGL Ket A. Penyelesaian Proyek 1) Pembilasan sistem air utama untuk membersihkan debu pada pipa 2) Pembersihan zona konstruksi sebelum memindahkan barrier konstruksi. 3) Pemeriksaan jamur dan lumut. Bila ditemukan lakukan pembersihan. 4) Verifikasi parameter ventilasi pada area baru sesuai kebutuhan. 5) Jangan menerima apabila terdapat kekurangan ventilasi terutama di daerah perawatan khusus. 6) Bersihkan atau ganti filter HVAC sesuai prosedur penahanan debu yang tepat. 7) Pindahkan barrier dan bersihkan daerah dari semua debu yang dihasilkan selama pekerjaan / proyek. 8) Pastikan bahwa keseimbangan tekanan udara di kamar operasi dan lingkungan sekitarnya dapat dicapai sebelum ruangan digunakan. 9) Kondisi ruang sesuai indikasi terutama di kamar operasi dan lingkungan sekitarnya, pastikan bahwa spesifikasi teknis sesuai yang disyaratkan. B. Apakah system berikut ini diuji dan berfungsi baik? 1) Alarm kebakaran lepaskan penutup detektor & lakukan pengujian dari panel kontrol 2) Sprinkler/Penyemprot air - terhubung ke saluran utama dan betekanan cukup 3) Listrik pengujian switch/tombol dan pengontrolan 4) Sumber air buka, dan cek suhu 5) Gas Medis 6) Limbah hilangkan sumbatan 7) HVAC - pemasangan filter, menghilangkan penyumbatan, uji keseimbangan tekanan C. Lingkungan 1) Bersihkan puing-puing, peralatan, perlengkapan, & bahan-bahan bangunan 2) Vacuum & bersihkan permukaan di semua area konstruksi untuk menghilangkan debu D. Isolation barriers 1) Pelindung harus di lap basah, disedot dengan hepa, atau diberi uap air sebelum dibongkar 2) Pelindung harus dipindahkan dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran & puing-puing E. Pengendalian infeksi Tinjau indikasi untuk melakukan kultur lingkungan dengan satker terkait. Periksa daerah konstruksi setelah pembersihan akhir dan menyetujui penggunaannya F. Keamanan Kebakaran Tersedianya peralatan pemadam kebakaran G. Keselamatan Jiwa 1) Pintu keluar & rute ke UGD dibuat kembali 2) Penempatan tanda pintu keluar dengan tepat Ka. IPSRS Tanggal Petugas K3 Tanggal

CHECKLIST PRA KONSTRUKSI Tanggal/Waktu Survey Area Proyek KRITERIA YA TGL Ket A Apakah konstruksi dapat mempengaruhi akses keluar dari area perawatan yang berbatasan dengan lokasi pembangunan? B Apakah terdapat salah satu dari bahaya lingkungan di bawah ini? 1) Asbes 2) Bahan kimia berbahaya 3) Ruang sempit j4) Lainnya (misalnya masalah pengendalian infeksi) C Apakah salah satu dari sistem berikut ini dapat berdampak buruk? 1) Alarm Kebakaran 2) Sprinkler/Penyemprot air 3) Listrik 4) Air Domestik 5) Oksigen 6) Limbah 7) Heating Ventilation Air Conditioner ( HVAC ) D. Pengendalian Infeksi Melakukan edukasi kepada manajer, staf medis, petugas kesehatan lingkungan, dan staf lain tentang risiko pasien immuno-supresi terhadap debu konstruksi. 1 Kontraktor diberikan salinan, pengelolaan bahan berbahaya, definisi kode darurat, dan dokumentasi lainnya yang harus dikaji untuk mengurangi risiko cedera dan penyakit pada karyawan. 2 Dokumen tersebut dikaji bersama kontraktor beserta pertanyaan dan jawabannya. 3 Pengkajian lokasi dan metode pemasangan barrier debu sementara 4 Menilai efisiensi yang berkaitan dengan kemampuan penghambat debu (dust barriers) terhadap pencegahan keluarnya partikulat udara. 5 Menilai efektifitas ventilasi aliran udara negatif dan sistem filtrasi 6 Terdapat peralatan untuk menangkap partikulat seperti vakum dan peralatan HEPA yang sesuai dengan urutan kerja. 7 Evaluasi rencana pembersihan dan pengendalian 8 Pengkajian dan evaluasi pola kontrol sirkulasi dan lalu lintas 9 Pengkajian pembatasan / larangan untuk kegiatan konstruksi / pembongkaran dengan kontraktor. 10 Terdapat exhaust fan dan berfungsi dengan baik. 11 Terdapat unit filtrasi HEPA di daerah perawatan pasien yang berdekatan dengan area konstruksi dan berfungsi dengan baik. 12 Tersedianya ruang isolasi yang memadai. 13 Pembahasan permasalahan rumah tangga 14 Matras rekat yang tersedia di lokasi. E. Keselamatan Jiwa 1 Apakah ada jalan keluar yang disetujui diblokir?

KRITERIA YA TGL Ket 2 Apakah lalu lintas ke Emergency Room diblokir? Jika ya, apakah itu kembali dialihkan? 3 Apakah renovasi mempengaruhi area yang digunakan? 4 Apakah modifikasi signifikan terjadi untuk asap atau api dinding penghalang? 5 Apakah proyek menambahkan selain struktur yang ada? Ka. IPSRS Ka. KPPI Kontraktor Tanggal, Tanggal Tanggal Petugas K3 Tanggal

Izin Konstruksi Pengendalian Infeksi

No Izin: Lokasi Konstruksi: Koordinator Proyek: Kontraktor Kerja Supervisor: V Tanggal Mulai Proyek: Perkiraan Durasi: Tanggal Izin Kadaluarsa: Telepon: YA TIDAK AKTIVITAS KONSTRUKSI YA TIDAK KELOMPOK RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI TIPE A: Inspeksi, aktivitas non-invasif TIPE B: Skala kecil, durasi singkat, tingkat sedang sampai tinggi TIPE C: Aktivitas menghasilkan debu tingkat sedang sampai tinggi, memerlukan lebih dari 1 shift kerja untuk penyelesaian TIPE D: Durasi lama dan aktivitas konstruksi membutuhkan shift kerja yang berturutan. V KELOMPOK 1: Risiko Rendah KELOMPOK 2: Risiko Sedang GROUP 3: Risiko Medium / Tinggi GROUP 4: Risiko Paling Tinggi KELAS I 1 Melaksanakan kerja dengan metode yang meminimalkan debu dari lokasi konstruksi. 2 Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi sesegera mungkin. 3 Pembongkaran minor untuk perombakan ulang. KELAS II 1 Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke atmosfer. 2 Basahi permukaan kerja untuk mengontrol debu saat pemotongan. 3 Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban. 4 Tutup dan segel ventilasi udara. 5 Seka permukaan dengan pembersih/disinfektan. 6 Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan. 7 Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA sebelum meninggalkan area kerja. 8 Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar area kerja. 9 Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan; kembalikan seperti semula saat pekerjaan selesai. KELAS III 1 Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai. Tanggal 2 Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah kontaminasi sistem saluran. 3 Lengkapi semua barier kritis atau implementasikan metode pengontrolan kubus sebelum konstruksi dimulai. Paraf 4 Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit filtrasi udara dengan filter HEPA. 5 Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dan diperiksa oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta dibersihkan secara menyeluruh oleh Layanan Lingkungan. 6 Vakum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA. 7 Pel basah dengan pembersih/disinfektan. 8 Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debris yang terkait dengan konstruksi. 9 Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan. 10 Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi. Plester penutupnya. 11 Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi pekerjaan. KELAS IV 1 Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai. 2 Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah kontaminasi sistem saluran. 3 Lengkapi semua barier kritis atau implementasikan metode pengontrolan kubus sebelum konstruksi dimulai. Tanggal 4 Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit filtrasi udara dengan filter HEPA. 5 Segel lubang, pipa, saluran, atau tusukan dengan benar. 6 Buat ruang serambi/anteroom dan pastikan semua personil untuk melewati ruangan ini sehingga mereka dapat divakum menggunakan alat vakum dengan filter HEPA sebelum meninggalkan area kerja atau mereka dapat memakai baju kerja dari kain atau kertas yang Paraf dilepaskan setiap kali meninggalkan area kerja. 7 Semua personil yang memasukki area kerja diwajibkan untuk memakai penutup sepatu. 8 Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dan diperiksa oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta dibersihkan secara menyeluruh oleh Layanan Lingkungan. 9 Vakum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA. 10 Pel basah dengan disinfektan. 11 Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan

debris yang terkait dengan konstruksi. 12 Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan. 13 Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi. Plester penutupnya. Persyaratan Tambahan: Pimpinan Proyek Tanggal Paraf Izin diminta oleh: Tanggal: Komite PPIRS/ IPCN Tanggal Paraf Pengecualian/Tambahan terhadap izin ini tercantum pada memorandum yang dilampirkan. Izin disahkan oleh: Tanggal: