TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

Bencana dan Permasalahannya

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat d

TANGGAP BENCANA, SOLUSI PENANGGULANGAN KRISIS PADA ANAK. (UNUSA, FIK, Prodi SI Keperawatan Jl. Smea 57 Surabaya)

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

Manajemen Bencana. Suatu proses terencana yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman.

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

KOMUNITAS MASYKUR KHAIR

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

MITIGASI BENCANA BENCANA :

MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU YANG SELAMAT (SURVIVOR) DARI BENCANA ALAM. Kartika Adhyati Ningdiah

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

1. Bab II Landasan Teori

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

Intervensi Psikososial

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

Postraumatik stress bisa timbul akibat luka berat atau pengalaman yang menyebabkan organisme menderita kerusakan fisik maupun psikologis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Tris Eryando

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

Powered by TCPDF (

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Definisi dan Jenis Bencana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

Laporan Hasil Assessmen Psikologis Penyintas Bencana Tanah Longsor Banjarnegara Tim Psikologi UNS 1. Minggu ke-1 (18 Desember 2014)

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

BUPATI BANDUNG BARAT

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

Konsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA

PENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA ANAK KORBAN KEKERASAN. Suryo Dharmono

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATIPANDEGLANG,

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

DISASTER NURSING R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom Mata Kuliah Gadar dan Bencana Tingkat III Semester VI Prodi Keperawatan Persahabatan Juli

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada pasien kanker amputasi dilakukan sebagai prosedur menyelamatkan jiwa

INTERVENSI ORGANISASI PADA MASALAH KESEHATAN KERJA KARYAWAN

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 3

Transkripsi:

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

TUJUAN Memahami pengertian bencana dan krisis Memahami penyebab terjadinya bencana Mengidentifikasi proses terjadinya bencana Mengidentifikasi respons individu terhadap bencana Mengenali tanda dan gejala pasien yang mengalami krisis Mempraktekkan langkah-langkah sistematis yang dapat dilakukan saat menghadapi pasien yang mengalami krisis Menilai keberhasilan intervensi krisis yang telah dilakukan Merujuk pasien krisis yang memerlukan penanganan lanjutan

BENCANA Kejadian yang disebabkan oleh manusia ataupun alam yang mengakibatkan kerusakan dan kehancuran sehingga perlu bantuan orang lain untuk memperbaikinya Kejadian yang membutuhkan usaha ekstra keras (luar biasa)untuk menanganinya; lebih dari respon terhadap situasi kedaruratan biasa

http://www.kkinj.org/images/res/tsunami_aceh2004.jpg

PENYEBAB Perubahan alam : gunung meletus, gempa bumi, banjir bandang, angin topan, tsunami, angin puting beliung, wabah. Buatan manusia : teror bom, konflik akibat pertikaian yang berkepanjangan. Bencana biasanya disertai oleh bendabenda yang berbahaya; yang dapat mengancam kehidupan, kesehatan atau harta benda yang dimiliki oleh manusia

PROSES TERJADINYA BENCANA Non Bencana Pasca Bencana Bencana Stabil Pra bencana Trauma Emerg bencana Krisis Rekonst

PROSES TERJADINYA BENCANA Kondisi non bencana adalah kondisi tidak ada bencana pada lokasi rawan bencana Kondisi bencana ditandai dengan mulai terjadinya bencana hingga 24 jam setelah bencana. Kondisi pasca bencana adalah lebih dari 24 jam setelah terjadi bencana.

RESPONS INDIVIDU TERHADAP BENCANA 1. Reaksi individu segera (24 jam) setelah bencana adalah : Tegang, cemas, panik Terpaku, linglung, syok, tidak percaya Gembira atau eforia, tidak terlalu merasa menderita Lelah, bingung Gelisah, menangis, menarik diri Merasa bersalah

http://www.oxfam.org.au/world/emergencies/tsunami/images/ac eh.jpg

RESPONS INDIVIDU TERHADAP BENCANA 2. Minggu pertama ketiga setelah bencana Ketakutan, waspada, sensitif, mudah marah, kesulitan tidur Khawatir, sangat sedih Mengulang-ulang flashback kejadian Bersedih Reaksi positif yang masih dimiliki : berharap atau berpikir tentang masa depan, terlibat dalam kegiatan menolong dan menyelamatkan Menerima bencana sebagai takdir

http://msnbcmedia.msn.com/j/msnbc/components/photos/050207/0502 07_tsunami_aceh_hmed_8a.hmedium.jpg

RESPONS INDIVIDU TERHADAP BENCANA 3. Lebih dari minggu ketiga setelah bencana Reaksi yang diperlihatkan dapat menetap dan dimanifestasikan dengan: Kelelahan Merasa panik Kesedihan terus berlanjut, pesimis dan berpikir tidak realistis Tidak beraktivitas, isolasi dan menarik diri Kecemasan yang dimanifestasikan dengan gejala fisik : palpitasi, pusing, letih, mual, sakit kepala, dll

"WIFE PLAYS AN IMPORTANT ROLE IN THE LIFE OF FISHERIES WORKERS..", Photo by Dushiyanthini Kanagasabapathipillai

RESPONS INDIVIDU TERHADAP BENCANA Pada sebagian korban selamat dapat terjadi gangguan mental akut yang timbul beberapa minggu hingga berbulan-bulan sesudah bencana. Bentuk gangguan tersebut antara lain : reaksi akut terhadap stres, berduka dan berkabung, gangguan mental yang terdiagnosis, gangguan penyesuaian, gangguan mental yang kambuh kembali atau semakin berat dan psikosomatis.

CARA MENGELOLA BENCANA 1. Program antisipatif untuk kondisi pra bencana Non & Pra bencana 2. Tindakan segera untuk kondisi segera setelah bencana Bencana/ emergency 3. Pemulihan untuk kondisi pasca bencana. Rekonstruksi

PROGRAM ANTISIPATIF Pada lokasi-lokasi yang diperkirakan mengalami bencana perlu dilakukan tindakan antisipasi agar masyarakat dapat melakukan tindakan yang tepat apabila terjadi bencana. Masyarakat perlu diajarkan beberapa hal yang merupakan tanda-tanda bencana, mengingatkan bencana yang pernah terjadi sebelumnya, mobilisasi dan evakuasi jika perlu.

TINDAKAN SEGERA SETELAH BENCANA 1.Tingkat I bantuan emergensi medik lokal; misalnya kebakaran pada satu rumah, tenggelam, kecelakaan lalu lintas. 2. Tingkat II bantuan yang lebih luas; yang melibatkan satu propinsi, misalnya kecelakaan atau bom di satu gedung atau area khusus. 3. Tingkat III penanganan bencana sudah membutuhkan bantuan yang melibatkan satu negara, seperti gempa bumi, angin ribut, banjir bandang, air bah dll.

PEMULIHAN Tindakan perbaikan : pembangunan kembali sarana fisik yang rusak, sekolah dan bekerja kembali serta melanjutkan kehidupan sesuai dengan kondisi saat ini. Prevensi primer ditujukan bagi masyarakat yang tidak terganggu mentalnya sedangkan prevensi sekunder ditujukan bagi masyarakat yg menunjukkan masalah psikososial dan gangguan jiwa

PEMULIHAN Fase penataan dilakukan terhadap infrastruktur yang rusak dan membangun kembali sistem kehidupan bermasyarakat. Fase mitigasi : merancang aktivitas-aktivitas yang berorientasi pada masa depan untuk mencegah bencana sekunder yang akan terjadi atau meminimalkan dampak bencana

INTERVENSI SAAT BENCANA 1. Segera (24 jam) setelah bencana Pertolongan kedaruratan Memenuhi kebutuhan dasar 2. Minggu pertama ketiga setelah bencana 3. Setelah minggu ke tiga bencana Intervensi psikososial secara umum Intervensi psikososial secara khusus Evaluasi dan rujukan

INTERVENSI PSIKOSOSIAL UMUM Identifikasi individu dengan koping in efektif Bina hubungan saling percaya Penuhi kebutuhan fisik yang mendesak Mobilisasi dukungan sosial (tapi jangan memaksa) Cegah timbulnya bahaya yang lain Mulai berkomunikasi (verbal dan non verbal) Sampaikan bahwa semua korban bencana merasakan perasaan yang sama Tetap mensupervisi perawatan sampai reaksi berlalu

INTERVENSI PSIKOSOSIAL KHUSUS Konseling trauma, Konseling berduka Bimbingan antisipasi Konseling krisis Konseling untuk menyelesaikan masalah

KONSELING TRAUMA Dengarkan ungkapan perasaan dgn penuh perhatian Tanya & klarifikasi u/ m gali lagi pengalamannya Coba u/ memahami penderitaan yg dialami oleh pasien & keluarga Sampaikan bhw sdr akan selalu membantu & perlihatkan bhw memahami apa yg dirasakan Sampaikan bhw orang lainpun mengalami hal yg sama bila mengalami kejadian yg dialami Bicarakan cara terbaik yg dpt dilakukan untuk mengatasi masalah

KONSELING PROSES BERDUKA Pendekatan dengan lemah lembut Tanyakan ttg kondisi keluarganya & kmdn bicarakan ttg korban yg meninggal Motivasi u/ berbagi informasi ttg keluarga yg meninggal Fokuskan pembicaraan pada hubungan dgn orang-orang terdekat sebelum bencana dan arti kehilangan secara pribadi

BIMBINGAN ANTISIPASI Bantu pasien u/ menerima bhw reaksi yg diperlihatkan adalah normal shg dpt mengurangi rasa tdk berarti & putus asa Informasikan ttg stress yg alamiah & intensitas perasaan dpt berkurang seiring dg berjln waktu Lakukan pertemuan2 yg berisi informasi2 yg perlu diketahui korban Fokuskan pd kekuatan kelompok u/ menghadapi krisis secara bersama-sama, tidak difokuskan pd reaksi akibat stres secara individu

KONSELING KRISIS Bersama pasien mengidentifiksi masalah yg menyebabkan ia meminta pertolongan Bantu pasien u/ membuat daftar alternatif & strategi u/ mengatasi masalahnya Bantu pasien u/ menilai dukungan sosial yg tersedia Bantu pasien u/ mengambil keputusan yg tepat bagi dirinya Bantu pasien u/ melaksanakan keputusan yg sdh diambil Mendiskusikan persepsi pasien ttg kemampuannya

KONSELING UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH Mengidentifikasi masalah Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah melalui curah pendapat Bandingkan keuntungan dan kerugian dari setiap penyelesaian masalah Identifikasi solusi yang paling sesuai u/ pasien Implementasikan bentuk penyelesaian yg telah dipilih

EVALUASI DAN RUJUKAN Kriteria kasus yang perlu dirujuk : Kasus-kasus gangguan mental Korban dengan gejala-gejala psikologis yang tidak memperlihatkan perubahan setelah 3 minggu dilakukan intervensi oleh perawat Korban yang mengalami disfungsi Korban yang berniat bunuh diri Penyalahgunaan alkohol / obat-obatan Kekerasan fisik dalam keluarga Kelompok resiko tinggi

TERIMA KASIH