Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prof. Erich P., Johannes Kepler Univ. Suyanto, Artificial Intelligence

Fuzzy Set Logika Fuzzy Fuzzy System

Himpunan Tegas (Crisp)

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

Perbaikan UTS. Telah ada tugas, merangkum paper, tujuan: Apakah tugas tsb telah dikerjakan dengan baik? Contoh yang SALAH:

Logika Himpunan Fuzzy

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

Crisp Logic. Crisp logic is concerned with absolutes-true or false, there is no in-between. Contoh:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ci Crisp Logic. Crisp logic is concerned with absolutes-true or false, there is no in-between. Contoh:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Logika Fuzzy. Farah Zakiyah Rahmanti 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY

Sist Sis em t Fuzzy Fuzz Sistem Pakar

SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS DI PDAM KOTA SURABAYA. oleh: WINDA ZULVINA

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

Sifat-sifat Fungsi Keanggotaan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi. Logika Fuzzy

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

Definisi LOGIKA FUZZY. Himpunan Fuzzy. Himpunan Fuzzy(contd) 3/13/2012. Budi Rudianto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

Contoh Kasus. Bagus Ilhami HIdayat

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan Sistem Fuzzy.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

LOGIKA FUZZY (Lanjutan)

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI DEHIDRASI DENGAN METODE FUZZY LOGIC BERBASIS ARDUINO

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Perbandingan Algoritma Logika Fuzzy Model Sugeno dan Mamdani untuk Pengukuran Kualitas Kolam Air Renang Berbasis Mikrokontroller

RANCANG BANGUN FUZZY MAMDANI SISTEM UNTUK DEDUPLIKASI PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN NASABAH PADA LEASING PT. CS FINANCE. Sarwo

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

Elin Haerani. Kata Kunci : Defuzzifikasi, COA (center of area), bisektor, MOM (mean of maximum) LOM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA SISTEM PENILAIAN TINGKAT KUALITAS PENGAJAR MENGGUNAKANLOGIKA FUZZY MAMDANI (STUDI KASUS PADA POLIBAN)

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

SistemInferensiFuzzy

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

LOGIKA FUZZY 3/18/2017 OVERVIEW SEJARAH LOGIKA FUZZY WHAT IS FUZZY LOGIC? LOGIKA BOLEAN PERMASALAHAN DUNIA NYATA

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...

BAB 2 LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN KONTROL SUHU AIR PADA PROTOTIPE PEMANAS AIR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE FUZZY MAMDANI DAN SUGENO DALAM MEMPREDIKSI TINGGINYA PEMAKAIAN LISTRIK ( STUDI KASUS KELURAHAN XYZ)

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

Penggunaan Metode Fuzzy Logic untuk Pemantauan Sentimen Brand pada Media Sosial

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL. asing. Dalam pengalaman keseharian kita, permasalahan yang berkaitan dengan fuzzy

Pengaturan Air Cooler untuk Ruangan menggunakan Logika Fuzzy

TINGKAT KELAYAKAN PENERIMAAN KARYAWAN SEBUAH PERUSAHAAN XYZ DENGAN METODE FUZZY LOGIC. Siti Masripah

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN KUALITAS CABE MERAH VARIETAS HOT BEAUTY DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSUKAMOTO

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY. Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno

Sistem Inferensi Fuzzy

BAB II DASAR TEORI. II.1 Fuzzy Logic. II.1.1 Set Himpunan pada Fuzzy Logic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari

PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan)

LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB

Metode Mamdani Untuk Klasifikasi Dalam Prediksi Indeks Pembangunan Manusia Di Kota Banda Aceh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM SELEKSI METODE EOR

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

Transkripsi:

Fuzzy Systems

Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan terdapat permasalahan sebagai berikut: Sebuah universitas akan memutuskan apakah seorang mahasiswa layak mendapatkan beasiswa atau tidak. Misalkan kriteria yang diperhatikan adalah Indeks Prestasi (IP) 3,0 dan hasil Test Psikologi (TP) 8,0. Mahasiswa A memiliki IP=3,0 dan TP=8,0 Mahasiswa B memiliki IP=2,999999, dan TP=8,5. Dengan aturan tersebut diputuskan bahwa mahasiswa A layak mendapatkan beasiswa sedangkan mahasiswa B tidak. Pada kasus di atas, universitas tersebut membuat keputusan dengan aturan yang jelas dan membedakan secara tegas, melihat masalah secara hitam dan putih (crisp), dan mungkin dianggap kurang adil.

Crisp set Himpunan yang membedakan anggota dan non anggotanya dengan batasan yang jelas disebut crisp set. Misalnya, jika C={x x integer, x > 2}, maka anggota C adalah 3, 4, 5, dan seterusnya. Sedangkan yang bukan anggota C adalah 2, 1, 0, -1, dan seterusnya.

Fuzzy Set Fuzzy set merupakan dasar dari fuzzy logic dan fuzzy systems. Suatu fuzzy set A di dalam Universe (semesta) U didefinisikan sebagai suatu fungsi keanggotaan A (x), yang memetakan setiap objek di U menjadi suatu nilai real dalam interval [0,1]. Nilai-nilai A (x) menyatakan derajat keanggotaan x di dalam A.

Fuzzy Set Contoh: Misalkan, x = {5, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80} adalah crisp set Usia dalam satuan tahun. Balita, Dewasa, Muda, dan Tua adalah empat fuzzy set yang merupakan subset dari x.

Fuzzy Set Pada tabel tersebut terdapat 4 buah fuzzy set dengan anggota dan derajat keanggotaannya sebagai berikut: Balita = {} Dewasa = {20, 30, 40, 50, 60, 70, 80}, di mana derajat keanggotaannya dinyatakan oleh Dewasa = {0.8, 1, 1, 1, 1, 1, 1}. Muda = {5, 10, 20, 30, 40, 50}, di mana derajat keanggotaannya dinyatakan oleh muda = {1, 1, 0.8, 0.5, 0.2, 0.1}. Tua = {20, 30, 40, 50, 60, 70, 80}, di mana derajat keanggotaannya dinyatakan oleh Tua = {0.1, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, 1, 1}.

Konvensi penulisan fuzzy set Konvensi untuk menuliskan fuzzy set yang dihasilkan dari universe U yang diskrit adalah sebagai berikut: Pada contoh di atas, fuzzy set Tua ditulis sebagai:

Konvensi penulisan fuzzy set Sedangkan jika U adalah kontinu, maka fuzzy set A dinotasikan sebagai:

Membership functions (Fungsi-fungsi keanggotaan) Di dalam fuzzy sistems, fungsi keangotaan memainkan peranan yang sangat penting untuk merepresentasikan masalah dan menghasilkan keputusan yang akurat. Terdapat banyak sekali fungsi keanggotaan yang bisa digunakan. Di sini hanya akan dibahas empat fungsi keanggotaan yang sering digunakan, yaitu: Fungsi sigmoid Fungsi phi Fungsi segitiga Fungsi trapesium

Fungsi Sigmoid Sesuai dengan namanya, fungsi ini berbentuk kurva sigmoidal seperti huruf S. Setiap nilai x (anggota crisp set) dipetakan ke dalam interval [0,1].

Fungsi Sigmoid

Fungsi Phi Pada fungsi keanggotaan ini, hanya terdapat satu nilai x yang memiliki derajat keanggotaan yang sama dengan 1, yaitu ketika x=c. Nilai-nilai di sekitar c memiliki derajat keanggotaan yang masih mendekati 1.

Fungsi Phi

Fungsi Segitiga Sama seperti fungsi phi, pada fungsi ini juga terdapat hanya satu nilai x yang memiliki derajat keanggotaan sama dengan 1, yaitu ketika x=b. Tetapi, nilai-nilai di sekitar b memiliki derajat keanggotaan yang turun cukup tajam menjauhi 1.

Fungsi Segitiga

Fungsi Trapesium Berbeda dengan fungsi segitiga, pada fungsi ini terdapat beberapa nilai x yang memiliki derajat keanggotaan sama dengan 1, yaitu ketika b x c Tetapi derajat keanggotaan untuk a< x <b dan c< x d memiliki karakteristik yang sama dengan fungsi segitiga.

Fungsi Trapesium

Sistem berbasis aturan fuzzy Variabel linguistik Variabel linguistik adalah suatu interval numerik dan mempunyai nilai-nilai linguistik, yang semantiknya didefinisikan oleh fungsi keanggotaannya. Misalnya, Suhu adalah variabel linguistik yang bisa didefinisikan pada interval [-10 0 C, 40 0 C]. Variabel tersebut bisa memiliki nilai-nilai linguistik seperti Dingin, Hangat, Panas yang semantiknya didefinisikan oleh fungsi-fungsi keanggotaan tertentu.

Suatu sistem berbasis aturan fuzzi yang lengkap terdiri dari tiga komponen utama: Fuzzification Inference Defuzzification

Diagram blok lengkap sistem berbasis aturan fuzzy

Fuzzification Fuzzification: mengubah masukanmasukan yang nilai kebenarannya bersifat pasti (crisp input) ke dalam bentuk fuzzy input.

Inference Inference: melakukan penalaran menggunakan fuzzy input dan fuzzy rules yang telah ditentukan sehingga menghasilkan fuzzy output. Secara sintaks, suatu fuzzy rule (aturan fuzzy) dituliskan sebagai: IF antecendent THEN consequent Terdapat dua model aturan fuzzy yang digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi, yaitu: Model Mamdani Model Sugeno

Inference Model Mamdani Pada model ini, aturan fuzzy didefinisikan sebagai: IF x 1 is A 1 AND AND x n is A n THEN y is B di mana A 1,, A n, dan B adalah nilai-nilai linguistik (atau fuzzy set) dan x 1 is A 1 menyatakan bahwa nilai x 1 adalah anggota fuzzy set A 1.

Inference Model Sugeno Model ini dikenal juga sebagai Takagi-Sugeno-Kang (TSK) model, yaitu suatu varian dari Model Mamdani. Model ini menggunakan aturan yang berbentuk: IF x 1 is A 1 AND AND x n is A n THEN y=f(x 1,,x n ) di mana f bisa sembarang fungsi dari variabel-variabel input yang nilainya berada dalam interval variabel output. Biasanya, fungsi ini dibatasi dengan menyatakan f sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel input: f(x 1,,x n ) = w 0 + w 1 x 1 + +w n x n di mana w 0, w 1,,w n adalah konstanta yang berupa bilangan real yang merupakan bagian dari spesifikasi aturan fuzzy.

Defuzzification Defuzzification: mengubah fuzzy output menjadi crisp value berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan. Terdapat berbagai metode defuzzification yang telah berhasil diaplikasikan untuk berbagai macam masalah, di sini dibahas 5 metode di antaranya, yaitu: Centroid method Height method First (or Last) of Maxima Mean-Max method Weighted Average

Defuzzification Centroid method: Metode ini disebut juga sebagai Center of Area atau Center of Gravity. Metode ini menghitung nilai crisp menggunakan rumus: di mana y* suatu nilai crisp. Fungsi integration dapat diganti dengan fungsi summation jika y bernilai diskrit, sehingga menjadi: di mana y* adalah nilai crisp dan R (y) adalah derajat keanggotaan dari y.

Defuzzification Height method Metode ini dikenal sebagai prinsip keanggotaan maksimum karena metode ini secara sederhana memilih nilai crisp yang memiliki derajat keanggotaan maksimum. Oleh karena itu, metode ini hanya bisa dipakai untuk fungsi keanggotaan yang memiliki derajat keanggotaan 1 pada suatu nilai crisp tunggal dan dan 0 pada semua nilai crisp yang lain. Fungsi seperti ini sering disebut sebagai singleton.

Defuzzification First (or Last) of Maxima Metode ini juga merupakan generalisasi dari height method untuk kasus di mana fungsi keanggotaan output memiliki lebih dari satu nilai maksimum. Sehingga nilai crisp yang digunakan adalah salah satu dari nilai yang dihasilkan dari maksimum pertama atau maksimum terakhir (tergantung pada aplikasi yang akan dibangun).

Defuzzification Mean-Max Method Metode ini disebut juga sebagai Middle of Maxima. Merupakan generalisasi dari height method untuk kasus di mana terdapat lebih dari satu nilai crisp yang memiliki derajat keanggotaan maksimum. Sehingga y* didefinisikan sebagai titik tengah antara nilai crisp terkecil dan nilai crisp terbesar di mana m adalah nilai crisp yang paling kecil dan M adalah nilai crisp yang paling besar.

Defuzzification Weighted Average Metode ini mengambil nilai rata-rata dengan menggunakan pembobotan berupa derajat keanggotaan. Sehingga y* didefinisikan sebagai: di mana y adalah nilai crisp dan (y) adalah derajat keanggotan dari nilai crisp y.

Studi kasus Teori tentang fuzzy set dan fuzzy logic banyak digunakan untuk membangun sistem berbasis aturan fuzzy untuk masalah kontrol, seperti masalah sprinkler control system (sistem kontrol penyiram air). Misalkan nilai crisp yang diterima oleh sensor suhu adalah 37 0 C dan nilai crisp yang diterima sensor kelembaban adalah 12%. Berapa lama durasi penyiraman yang harus dilakukan?

Proses fuzzification Misalkan, untuk suhu udara kita menggunakan fungsi keanggotaan trapesium dengan lima variabel linguistik: Cold, Cool, Normal, Warm, dan Hot

Dengan fungsi ini, maka crisp input suhu 37 0 C dikonversi ke nilai fuzzy dengan cara: Suhu 37 0 C berada pada nilai linguistik Warm dan Hot. Semantik atau derajat keanggotaan untuk Warm dihitung menggunakan rumus: -(x-d)/(d-c), c< x d di mana c=36, dan d=39. Sehingga derajat keanggotaan Warm= -(37-39)/(39-36)=2/3 Derajat keanggotaan untuk Hot dihitung menggunakan rumus (x-a)/(b-a), a < x < b, di mana a=36, dan b=39. Sehingga derajat keanggotaan untuk Hot=(37-36)/(39-36)=1/3.

Misalkan, kita juga menggunakan fungsi keanggotaan trapesium untuk kelembaban tanah.

Dengan fungsi ini, maka crisp input kelembaban 12% dikonversi menjadi nilai fuzzy dengan cara berikut ini: Kelembaban 12% berada pada nilai linguistik Dry dan Moist. Semantik atau derajat keanggotaan untuk Dry dihitung menggunakan rumus: -(x-d)/(d-c), c < x d di mana c=10, dan d=20. Sehingga derajat keanggotaan untuk Dry adalah -(12-20)/(20-10)=4/5. Derajat keanggotaan untuk Moist dihitung dengan menggunakan rumus: (x-a)/(b-a), a < x < b di mana a=10, dan b=20. Sehingga derajat keanggotaan Moist=(12-10)/(20-10)=1/5.

Jadi, proses fuzzification menghasilkan empat fuzzy input: Suhu Udara = Warm (2/3) dan Hot(1/3) Kelembaban tanah = Dry (4/5) dan Moist(1/5).

Proses Inferensi Terdapat berbagai macam cara dalam menentukan aturan fuzzy. Misalkan, untuk durasi penyiraman digunakan fungsi keanggotaan trapesium dengan tiga nilai linguistik: Short, Medium, dan Long.

Misalkan aturan fuzzy didefinisikan sebagai berikut:

Dengan definisi aturan fuzzy tersebut, didapatkan 3x5=15 aturan fuzzy, yaitu: IF Suhu=Cold AND Kelembaban=Dry THEN Durasi=Long... IF Suhu=Hot AND Kelembaban=wet THEN Durasi=Short Di sini akan dibahas penggunaan inferensi menggunakan model Mandani dan Model Sugeno.

Proses Inferensi menggunakan Model Mamdani Jika menggunakan Model Mamdani, dapat digunakan dua cara inferensi, yaitu clipping (alpha-cut) atau scaling. Metode yang paling umum digunakan adalah clipping karena mudah diimplementasikan dan bila diagregasikan dengan fungsi lain akan menghasilkan bentuk yang mudah di-defuzzification.

Dari empat data fuzzy input tersebut, Warm (2/3), Hot(1/3), Dry(4/5), dan Moist(1/5), didapatkan empat aturan (dari 15 aturan) yang dapat diaplikasikan: IF Suhu is Warm AND Kelembaban is Dry THEN Durasi is Long IF Suhu is Warm AND Kelembaban is Moist THEN Durasi is Medium IF Suhu is Hot AND Kelembaban is Dry THEN Durasi is Long IF Suhu is Hot AND Kelembaban is Moist THEN Durasi is Medium

Dari empat aturan fuzzy dan empat fuzzy input tersebut, maka proses inferensi yang terjadi adalah seperti di bawah ini. Gunakan aturan Conjunction ( ) dengan memilih derajat keanggotaan minimum dari nilai-nilai linguistik yang dihubungkan oleh dan lakukan clipping pada fungsi keanggotaan trapesium untuk Durasi Penyiraman, sehingga diperoleh: IF Suhu is Warm (2/3) AND Kelembaban is Dry (4/5) THEN Durasi is Long (2/3) IF Suhu is Warm (2/3) AND Kelembaban is Moist (1/5) THEN Durasi is Medium (1/5) IF Suhu is Hot (1/3) AND Kelembaban is Dry (4/5) THEN Durasi is Long (1/3) IF Suhu is Hot (1/3) AND Kelembaban is Moist (1/5) THEN Durasi is Medium (1/5)

Gunakan aturan Disjunction ( ) dengan memilih derajat keanggotaan maksimum dari nilai-nilai linguistik yang dihubungkan oleh. Dari Durasi is Long (2/3) Durasi is Long (1/3) dihasilkan Durasi is Long (2/3). Sedangkan dari Durasi is Medium (1/5) Durasi is Medium (1/5) dihasilkan Durasi is Medium (1/5) Dengan demikian diperoleh dua pernyataan: Durasi is Long (2/3), dan Durasi is Medium (1/5)

Proses inferensi menggunakan Model Mamdani menggunakan proses clipping menghasilkan dua area abu-abu seperti gambar berikut:

Proses Inference menggunakan Model Sugeno Model Sugeno menggunakan fungsi keanggotaan yang lebih sederhana dibandingkan Model Mamdani. Fungsi keanggotaan tersebut adalah Singleton, yaitu fungsi keanggotaan yang memiliki derajat keanggotaan 1 pada suatu nilai crisp tunggal dan 0 pada semua nilai crisp yang lain. Misalkan fungsi Singleton untuk Durasi Penyiraman didefinisikan seperti gambar berikut:

Dengan cara yang sama seperti Model Mamdani, diperoleh: Durasi is Long (2/3) dan Durasi is Medium (1/5). Proses inferensi menggunakan Model Sugeno menghasilkan dua derajat keanggotaan sebagai berikut:

Proses Defuzzification Sebelum defuzzification, harus dilakukan proses composition, yaitu agregasi hasil clipping dari semua aturan fuzzy sehingga didapatkan satu fuzzy set tunggal.

Proses Defuzzification menggunakan Model Mamdani Proses composition dari dua fuzzy set, Durasi is Medium (1/5) dan Durasi is Long (2/3) menghasilkan satu fuzzy set tunggal seperti berikut:

Misalkan digunakan Centroid method untuk proses defuzzification. Titik-titik pada area abu-abu ditentukan secara acak sehingga akan didapatkan satu titik pusat area (center of area atau center of gravity). Misalkan titik-titik sembarang tersebut adalah: 24, 28, 32, 36, 40, 48, 60, 70, 80, 90.

Dengan menggunakan titik-titik tersebut dan persamaan: diperoleh hasil sebagai berikut: Jadi, dengan menggunakan Model Mamdani, untuk Suhu Udara 37 0 C dan Kelembaban Tanah 12%, sprinkle akan secara otomatis menyiramkan air selama 60,97 menit.

Proses defuzzification dengan menggunakan Model Sugeno Proses composition dari dua fuzzy set, Durasi is Medium (1/5) dan Durasi is Long (2/3), menghasilkan satu fuzzy set tunggal yang ditunjukkan pada gambar berikut:

Jika untuk proses defuzzification digunakan Height Method, maka dari dua fuzzy set, Medium (1/5) dan Long (2/3), dipilih nilai maksimumnya yaitu Long (2/3). Karena nilai crisp untuk Long adalah 60, maka proses defuzzification menghasilkan nilai crisp sebesar 60. Dengan demikian, Durasi Penyiraman adalah 60 menit. Jika menggunakan Weighted Average untuk proses defuzzification diperoleh hasil: Dengan demikian, jika menggunakan Model Sugeno dengan defuzzification berupa Weighted Average, maka Durasi Penyiraman adalah 55,38 menit.