METODE BIMBINGAN KLINIK

dokumen-dokumen yang mirip
Konsep dan Metoda Bimbingan Klinik Keperawatan

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

PEDOMAN PELAKSANAAN MENAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BUKU PANDUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN M.A KEPERAWATAN JIWA PRODI D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2014/ 2015

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI CLINICAL INSTRUCTUR DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

SILABUS PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM A 2011

tugas sehari-hari (Arwani, 2005).

yang dihadapi saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. i. Memberikan tugas kepada peserta didik dalam bentuk laporan kegiatan sekaligus

BAB II TINJAUAN TEORI

METODE-METODE PEMBELAJARAN KLINIK OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST,M M.KEB

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini memaparkan kesimpulan berdasarkan pada tujuan khusus penelitian,

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

TUGAS INDIVIDU MONITORING DAN EVALUASI KINERJA

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:

SUPERVISI KEPERAWATAN ENI WIDIASTUTI

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Keluarga PSPD Unja

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

1. Bab II Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SECARA LANGSUNG PADA PERAWAT ASOSIET

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang tidak jelas, dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan. menekan sistem kekebalan tubuh (Wardhana, 2010).

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

Materi Konsep Kebidanan

Standard Operating Procedure. FASILITATOR PBL (Problem Based Learning)

Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

. Riwayat Hildegard E.Peplau

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

SOP PRAKTIK KERJA PROFESI PSIKOLOGI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UGM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar. metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik baik untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan tatanan pemberi jasa layanan kesehatan

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKU KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN YANG MENGAKTIFKAN SISWA SUNARYO SOENARTO

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB 3 METODE STUDI KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan pada

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

STUDENT REPORT PRAKTEK BELAJAR KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN 2014 / 2015 PAS FOTO 4 X 6 NAMA... NPM...

DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN. OLEH HJ. DJUMIATI, SKM, MKes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

GAMBARAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KLINIK PADA MAHASISWA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG PROPOSAL SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE)

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

1. PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan


LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

Pekerjaan Sosial PB :

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)


BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

METODE BIMBINGAN KLINIK I. PENDAHULUAN. Pengalaman belajar bimbingan klinik pada pendidikan tinggi keperawatan maupun kebidanan adalah merupakan proses transformasi dari mahasiswa menjadi seorang perawat atau seorangt bidan. peserta didik dengan perilaku awal sebagai mahasiswa keperawatan maupun kebidanan, setelah memperoleh PBK dan PBL ia akan memiliki perilaku sebagai perawat/ bidan profesional (pemula). Dalam fase ini mahasiswa mendapat kesempatan beradaptasi pada perannya sebagai perawat/ bidan profesional dalam masyarakat dan lingkungan pelayanan atau asuhan yang diberikan. Metode bimbingan klinik merupakan cara mengorganisir dan menyajikan petunjuk atau arahan yang mencerminkan (aplikasi) teori belajar mengajar dalam mengarahkan individu untuk mencapai tujuan belajar yang spesifik. Metode bimbingan klinik juga dapat di simpulkan merupakan suatu upaya untuk menumbuhkan kemampuan profesional baik intelektual, tehnikal maupun interpersonal peserta didik melalui upaya integritas berbagai konsep teori dan prinsip kepuasan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar klien secara komprehensif. Tujuan pendidikan dan pelayanan keperawatan maupun pelayanan kebidanan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan, dimana pendidikan bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi tenaga profesional yang mandiri. Untuk itu diperlukan pengorganisasian antara pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang memadai. Pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan harus dapat digunakan pada situasi nyata dilahan praktek. Adanya berbagai variasi kondisi klinuik, tujuan praktek, sasaran, kompentensi, peserta didik dan pembimbing klinik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara lebih spesifik. sedangkan tujuan metode pembelajaran klinik adalah membantu peserta didik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran klinik melalui proses peningkatan kemampuan intelektual, tehnikal dan interpersonal yang dilandasi etika keperawatan maupun etika kebidanan.. Kemampuan intelektual yang harus dicapai pada metode ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis data subjektif dan objektif. 2. Menetapkan diagnosa keperawatan / kebidanan. 3. Merencanakan rencana intervensi keperawatan/ kebidanan. 4. Mengevaluasi asuhan keperawatan/ kebidanan 5. Memodifikasi rencana keperawatan/ kebidanan Kemampuan tehnikal dan interpersonal yang harus dicapai pada metode ini adalah: 1. Melakukan berbagai ketrampilan 2. Kemampuan interpersonal meliputi: Melakukan wawancara

Melakukan komunikasi terapeutik. Upaya mencapai tujuan praktik antara lain: 1. Tentukan jenis-jenis kasus yang akan dirawat oleh peserta didik. 2. tentukan tujuan spesifik yang akan dicapai. 3. tetapkan satu kasus untuk peserta didik. 4. Setiap satu kasus untuk satu peserta didik. 5. Setiap peserta didik membuat laporan pendahuluan tentang kasus yang akan dikelolanya. 6. Lakukan pra-konferensi untuk menilai kesiapan peserta didik. 7. Tentukan ketrampilan tehnik yang harus dicapai baik melalui klien atau dari klien yang lain. 8. Jika tidak terpenuhi, bisa menunjuk satu pembimbing klinik dari ruangan. 9. Rasio pembimbing dan peserta didik adalah 1; 6-8. 10. Keberadaan pembimbing klinik dari pendidikan ditetapkan dalam rangka membantu mencapai tujuan belajar peserta didik. 11. Post konferen bisa dilakukan keruangan atau di suatu tempat yan g disepakati. 12. Ronde keperawatan dilakukan analisa sintesamelalui formulir proses keperawatan. 13. Uumpan balik perlu dilakukan atau diberikan secepatnya. 14. Pembimbing klinik dari pendidikan maupun pelayanan atau praktek perlu memilki persepsi dan sistematika yang sama tentang proses bimbingan. II. BERBAGAI METODE BIMBINGAN KLINIK Terdapat beberapa metode bimbingan klinik yang diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan maupun kebidadanan kepada peserta didik atau mahasiswa antara laina adalah: A. Metode Konferensi a. Pengertian Metode konferensi adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek praktek klinik yang tujuannya adalah menyelesaikan masalah. Diskusi dapat dikaitkan dengan tugas tertulis yang berhubungan dengan proses keperawatan (laporan pendahuluan). b. Profil Konferensi. Dirancang melalui diskusi kelompok Meningkatkan pembelajaran penyelesaian masalah dalam kelompok melalui analisa kritikal, pemilihan alternatif pemecahan masalah dan pendekatan kreatif Memberi kesempatan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan masalah Meneriam umpan balik dari kelompok atau pembimbing. Memberi kesempatan terjadinya peer review diskusi kepedulian, issue, dan penyelesaian masalah oleh disiplin lain.

Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai nara sumber. Meningkatkan kemampuan memformulasi idea. adanya kemampuan kontribusi peserta didik. Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok. Kemampuan menggali perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang mempengaruhi praktik. Mengembangkan ketrampilan berargumentasi. Mengembangkan ketrampilan kepemimpinan c. Jenis Konferensi. 1. Pre dan Post konferensi Konferensi awal dan akhir, berkaitan langsung dengan praktek klinik. konferensi awal membantu menyiapkan peserta didik dalam mengenal masalah klien, rencana dan hasil evaluasi. pembimbing dapat menilai minat dan kesiapan peserta didik dalam praktek. konferensi awal terdiri dari 2 fase: 1) Teacher-centered berguna untuk mengantipasi masalah keperawatan yang dikaitkan dengan fokus pembelajaran pada hari tersebut. fase ini diarahkan oleh pembimbing. 2) Student-centered Berguna untuk memberi kesempatan peserta didik menguraikan kasus untuk mendapatkan tambahan unformasi yang berguna untuk memperbaiki rencana keperawatan. pembimbing perlu memberi reincorcement pada peserta didik yang berpartisipasi, serta mengarahkan alur pikir yang realistis, logis dan sistematis. Konferensi akhir berguna untuk mendiskusikan penyelesaian masalah, dimana peserta didik mengungkapkan berbagai asuhan keperawatan secara tehnis dan profesional serta pengalaman efektif. 2. Peer review. Digunakan untuk menilai ulang dan mengkritik tiap pekerjaan, metode ini memungkinkan peserta didik untuk mendapatkan pengalaman dan ketrampilan mengevaluasidan memberi umpan balik tentang proses keperawatan atau pekerjaan orang lain dalam kelompok. 3. Issue digunakan untuk membandingkan masalah yang dijumpai, berbagai pengalalaman (issue) yang dapat mempengaruhi praktek keperawatan. 4. Multidisiplin Konferensi multidisiplin (tim kesehatan atau lintas sektor) menekankan proses kolaborasi dalam mengambil keputusan, masing-masing disiplin memberi masukan sesuai wewenangnya. d. Aplikasi

Konferensi yang dianjurkan antara lain: Konferensi awal (pre conference), diskusi tentang persiapan peserta didik, pengenalan masalah klien, rencana tindakan, cara dan strategi pelaksanaan tindakan. Konferensi, dilakukan ditengah kegiatan praktek klinik, antara supervisi I dan II Konferensi akhir (post conferent), diskusi tentang penyelesaian masalah klien, membandingkan masalah yang dijumpai, pengalaman praktek langsung. Pelaksanaan konferensi: Konferensi dipimpin oleh pembimbing klinik, jika mungkin ditemani oleh pembimbing klinik lain. Upayakan pembimbing klinik yang sama memimpin konferensi awal dan akhir Lama konferensi 30-60 menit Pembimbing mengidentifikasi masalah yang ingin didiskusikan oleh peserta didik. Pembimbing memotivasi peserta didik lain memberi pendapat untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Pembimbing menyimpulkan dan menambah informasi sehingga peserta didik mendapat informasi yang lebih lengkap. B. Observasi a. Pengertian Observasi dilahan praktek dapat memberi gambaran perilaku yang diharapkan pada peserta didik. Metode observasi meliputi : orientasi lapangan atau lahan praktek, kunjungan, ronde keperawatan dan demonstrasi. Observasi lapangan atau lahan praktek berguna bagi peserta didik untuk mempersiapkan gambaran praktek klinik, memberi kesempatan melihat praktek orang lain, dan mengukur kemampuan mengerjakan suatu ketrampilan. Kunjungan memberi kesempatan peserta didik untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang tidak ditemukan dilahan praktek, peserta didik dan petugas adalah hal yang diperlukan. Ronde keperawatan meliputi observasi dan disertai wawancara singkat dengan klien, umumnya diikuti dengan diskusi kelompok. Melalui ronde (kunjungan pada klien) peserta didik dapat mengamati kondisi klen, menilai asuhan yang diberikan dan mendapat data tentang klien. selain itu peserta didik dapat mengamati interaksi antara pembimbing, staf perawat dan klien. Setelah ronde dilakukan diskusi kelompok tentang hasil pengamatan meninjau ulang masalah klien dan alternatif pemecahan masalahnya. (sebaiknya diskusi tidak di depan klien). Demonstrasi adalah metode penyajian suatu proisedur, cara menggunakan alat atau cara berinteraksi dengan klien. Demonstrasi dapat dialkukan dilaboratorium atau

dfilahan praktek. Demonstrasi dapat dialkukan langsung atau melalui media seperti video atau film peserta didik dapat melihat dan mendengar prosedur, langkah-langkah dan penjelasannya yang mendasar. b. Aplikasi Pada tahap awal orientasi dapat digunakan untuk mengobservasi lahan praktek, setelah itu observasi dapat berupa kunjungan pada saat atau akhir praktek agar pembimbing dapat menambah wawasan peserta didik sesuai masalah yang pernah ditemui. Ronde keperawatan dapat diikuti peserta didik awalnya sebagai orientasi, kemudian peserta didik dapat berperan aktif misalnya menjadi penanggungjawab klien, penanggungjawab tim. Demontrasi umumnya dilakukan dilaboratorium sebelum praktek. Di lapangan dapat juga dilakukan apabila pembimbing atau perawat lain sedang melakukan suatu ketrampilan pada klien yang nyata. C. Ronde Keperawatan a. Pengertian Ronde Keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik menstransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis kedalam praktek keperawatan secara langsung. b. Karakteristik ronde keperawatan 1) Klien dilibatkan langsung. 2) Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik 3) Peserta didik dan pembimbing melakukan diskusi. 4) Pembimbing memfasilitasi kreatifitas peserta didik 5) Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta didik meningkatkan kemampuan mengatasi masalah. c. Tujuan Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut: 1) Menumbuhkan cara berfikir kritis 2) Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien. 3) Meningkatkan pola pikir sistematis 4) Meningkatkan validitas data kilen. 5) Menilai kemampuan menentukan diagnosa keperawatan. 6) Meningkatkan membuat justifikasi, menilai hasil kerja dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan. d. kelemahan Ronde Keperawatan klien dan keluarga meras kurang nyaman dan privasy nya terganggu. e. Peran/tugas peserta didik antara lain: 1. Menjelaskan data demografi

2. Menjelaskan masalah keperawatan utama 3. Menjelaskan intervensi yang dilakukan 4. Menjelaskan hasil yang didapatkan. 5. Menentukan tindakan selanjutnya. 6. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil f. Peran pembimbing antara lain: 1. Membantu peserta didik untuk belajar. 2. Mendukung dalam proses pembelajaran. 3. Memberi justifikasi. 4. Memberi reinforcement 5. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan. 6. mengarahkan dan mengoreksi 7. Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari D. Bed Side Teaching (BST) a. Pengertian Bed side teaching adalah suatu metode mengajar peserta didik yang dilakukan disamping tempat tidur klien yang meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan keperawatan amupun kebidanan yang dibutuhkan klien. b. Manfaat BST Manfaat BST adalah pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik untuk menguasai ketrampilan prosedural, menumbuhkan sikap profesional, mempelajari perkembangan biologis/ fisik, dan melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung. c. Prinsip Pelaksanaan BST Prinsip pelaksanaan BST sebagai berikut: 1) Sikap fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik, peserta didik dan klien. 2) Jumlah peserta didik dibatasi, maksimal 5 orang/ mahasiswa. 3) Diskusi pada awal dan pasca demonstrasi didepan klien dilakukan seminimal; mungkin. 4) Lanjutkan dengan demonstrasi ulang. 5) Evaluasi pemahaman peserta didik dilakukan sesegera mungkin terhadap apa yang didapatkan saat itu. 6) Kegiatan yang didemontrasikan hendaklan sesuatu yang belum pernah diperoleh peserta didik sebelumnya, atau kesulitan yang dihadapai peserta. d. Persiapan BST Persiapan BST sebagai berikut: 1) Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan ketrampilan tehnik prosedural dan interpersonal. 2) Koordinasi dengan staf diklinik agar tidak menggangu jalannya rutinitas perawatan klien. 3) Melengkapi peralatan atau fasilitas yang akan digunakan. E. Metode Presentasi Kasus

Presentasi kasus adalah suatu metode pembelajaran klinik dengan cara mempresentasikan atau memaparkan hasil kasus yang telah di ambil dan telah dilakukan asuhan keperawatan atau kebidanan. Metode presentasi kasus ini mengajarkan atau melatih kepada peserta didik untuk berani mempertanggungjawabkan apa yang telah di tuliskan dan yang telah dilakukan serta mengajarkan kepada peserta didik untuk berani berbicara atau komunikasi kepada orang banyak atau audiens. Prinsip yang digunakan: Peserta didik sudah dibentuk suatu kelompok yang terdiri dari 3 sampai 5 orang. Sudah mendapatkan kasus sesuai dengan masalah yang sudah ada Sudah di konsulkan kepada pembimbing klinik. Sudah dibuat dalam suatu makalah dan siap dipresentasikan. F. Metode Coaching Metode Coacing atau bimbingan adalah suatu proses pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk memecahkan permasalahnya sendiri dan didampingi oleh pembimbing klinik. Aplikasi metode coacing atau bimbingan ini diawali dari pembimbing klinik memberikan penjelasan mengenai ketrampilan atau kegiatannya terlebih dahulu, kemudian memberi peragaan menggunakan model anatomik atau atau alat mengajar yang lain seperti slide atau videotape. setelah melakukan peragaan langkah baku dan membahasnya, maka pembimbing klinik dapat mengamati dan berkomunikasi untuk membimbing para peserta didik dalam mempelajari ketrampilan atau kegiatan tersebut, memperhatikan kemajuan belajarnya serta mengatasi masalah-masalah yang dahadapi peserta didik. G. Metode Penugasan membuat catatan dan laporan tertulis Metode ini merupakan metode yang memberikan penugasan untuk mebuat catatan dan laporan secara tertulis, dilahan praktek. Metode ini meliputi penugasan klinik, penugasan tertulis, simulasi dan permainan. Petunjuk penggunaan penugasan klinik. 1) Tujuan harus jelas 2) Membantu peserta didik menerapkan teori dilahan praktek 3) Menggambarkan latar belakang dan kemampuan peserta didik 4) Petunjuk harus lengkap dan jelas 5) perlu adanya diskusi setelah pelaksanaan

III. Metode Bimbingan Klinik. Pra interaksi Introduksi Conferen Terminasi Post Conferen Mahasiswa Pembimbing Klinik Laporan Pendahuluan AL: Pengertian Patofis Renpra Memberikan informasi tentang klien al: DX Medik Nama, Umur Pre conferen: Memahami laporan pendahuluan Pre conferen Evaluasi pemahaman mahasiswa Membaca informasi tentang pasien kaitannya dengan LP Evaluasi pemahaman mahasiswa memperkenalk an diri kepada pasien Kontrak Mengobservas imahasiswa umpan balik Validitasi/pengkajian berdasarkan DX Melakukan Intervensi Ronde keperawatan BST Bimbingan untuk menumbuhkan kemampuan intelektual, tehnikal, interpersonal Ronde Menyimpulkan bersama pasien apa yang telah dicapai Bimbingan dan observasi tentang kemampuan interpersonal laporan evaluasi umpan balik

Fase Interaksi peserta didiki harus mampu mengkaji perasaan, fantasi dan ketakutannya, sehingga kesadaran dan kesiapan peserta didik untuk melakukan hubungan dengan klien dapat dipertanggung jawabkan. Peserta didik mampu menggunakan dirinya secara efektif, artinya dapat mengobtimalkan penggunaan kekuatannya dan meminimalkan pengaruh kelemahan yang ada pada dirinya. pada fase ini diharapkan peserta didik mendapatkan informasi tentang klien dan menentukan kontak pertama dan menuliskan dalam laporan pendahuluan tentang kasus yang akan diambil. peran pembimbing adalah mengidentifikasi kesiapan peserta didik melalui konferensi pra praktik klinik. jika peserta didik belum siap maka sebaiknya harus diatasi dulu sebelum melepas peserta didik pada tahap berikutnya. Fase introduksi-perkenalan. Tugas utama peserta didik pada fase ini adalah membina dan saling percaya, penerimaan dan pengertian, dan komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak dengan klien. Elemen kontrak peserta didik dan klien adalah: o nama individu (peserta didik-klien) o Peserta (peserta didik-klien) o Tanggungjawab (peserta didik-klien) o Harapan (peserta didik-klien) o Tujuan hubungan o Waktu dan tempat pertemuan o Situasi terminasi o Kerahasiaan Tugas lain peserta didik adalah mengekspresikan pikiran, perbuatan klien Fase kerja Fase ini merupakan periode dimana terjadi interaksi yang aktif antara peserta didik dan klien dalam upaya membantu klien mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. tahapan fase ini meliputi: Peserta didik-klien mengeksplorasi stresor dan mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan, dan perbuatan klien. Peserta didik membantu klien mengatasi kecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab klien dan mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif. Pada fase ini dibutuhkan PK yang ahli dan trampil, karena banyak terkait dengan tindakan dan prosedur.

Pada fase ini merupakan peride yang tepat dalam melaksanakan metode bimbingan klinik, misalnya ronde keperawatan. Fase terminasi. Pada fase ini peserta didik dan klien akan merasakan kehilangan. Tugas peserta didik adalah menghadapi realitas perpisahan yang tidak dapat diingkari peserta didik dan klien bersama-sama meninjau kembali proses keperawatan yang telah dilalui dan upaya pencapaian tujuan Terminasi yang mendadak dan tanpa persiapan dapat diartikan sebagai penolakan. Tugas PK adalah menilai kemampuan interpersonal.

IV. Menentukan Metode Bimbingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode bimbingan klinik, antara lain; kemampuan pembimbing, karakteristik peserta didik, tujuan pembelajaran, dan sarana prasarana rumah sakit. PENGAJAR/ CE