LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN SAMBUNGAN GANDA PADA KALENG Oleh: Kelompok 8 Gita Kumala (0911205002) Kadek Thiar Prahitadani (0911205003) Fitri Aprilia Pratiwi (0911205006) Ida Ayu Adi Widari (0911205008) Dwi Ananing Anggawarati (0911205009) TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2012
BAB I DASAR TEORI Kaleng adalah lembaran baja yang disalut atau dilapisi dengan timah, dan bagi kebanyakan masyarakat awam, kaleng sering diartikan sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang terbuat dari logam dan digunakan untuk mengemas makanan, minuman, atau produk lain. Bentuk kemasan dari bahan logam yang digunakan untuk bahan pangan yaitu bentuk kaleng tinplate, kaleng alumunium, dan bentuk alumunium foil. Kaleng tinplate banyak digunakan dalam industri makanan dan komponen utama untuk tutup botol atau jars. Kaleng alumunium banyak digunakan dalam industri minuman. Alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong bersama-sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik, dan banyak digunakan oleh industri makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya. Wadah kaleng umumnya terbuat dari plat timah (tin plate). Plat timah (tin plate) adalah bahan yang digunakan untuk membuat kemasan kaleng, terdiri dari lembaran baja dengan pelapis timah. Plat timah ini berupa lembaran atau gulungan baja berkarbon rendah dengan ketebalan 0.15-0.5 mm dan kandungan timah putih berkisar antara 1.0-1.25% dari berat kaleng. Namun dalam perkembangannya, terdapat beberapa jenis kaleng, yaitu kaleng baja bebas timah (tin-free steel), kaleng 3 lapis (three pieces cans), serta kaleng lapis ganda (two pieces cans). Untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara kaleng pengemas dengan bahan pangan yang dikemas, maka kaleng plat timah harus diberi pelapis yang disebut dengan enamel, karena interaksi antara bahan pangan dengan kemasan ini dapat menimbulkan korosi yang menghasilkan warna serta flavor yang tidak diinginkan, seperti terbentuknya warna hitam yang disebabkan oleh reaksi antara besi atau timah dengan sulfida pada makanan berasam rendah (berprotein tinggi), serta pemucatan pigmen merah dari sayuran/buah-buahan seperti bit atau anggur karena reaksi dengan baja, timah atau aluminium. Berdasarkan komposisi lapisan kaleng, cara melapisi dan komposisi baja penyusun kaleng, maka kaleng dibedakan atas beberapa tipe. Kaleng Tipe L = Low Metalloids adalah kaleng yang mempunyai daya korosif rendah, sehingga dapat digunakan untuk makanan yang berasam tingi. Kaleng tipe MR (Medium Residual) dan tipe MC (Medium Metalloids Cold Reduces) adalah kaleng yang mempunyai daya korosif rendah sehingga digunakan untuk makanan berasam
rendah. Kaleng dengan lapisan timah yang tebal digunakan untuk makanan dengan daya korosif yang tinggi. Keuntungan wadah kaleng untuk makanan dan minuman adalah: - Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi - Barrier yang baik terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermetis - Toksisitasnya relatif rendah meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam ke bahan yang dikemas - Tahan terhadap perubahan-perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim - Mempunyai permukaan yang ideal untuk dekorasi dan pelabelan. Pada proses pembuatan kaleng, perlu dilakukan pengujian terhadap hasil penutupannya (proses akhir dari pembuatan kaleng). Hal ini sangat penting untuk mengurangi seminimal mungkin terjadinya kebocoran pada bagian tutup kaleng. Cara pengujian kaleng antara lain dilakukan dengan menghitung persentase overlap, yaitu persentase lekukan antara bahan kaleng dan tutup kaleng sambungan ganda. Apabila persentase overlap tinggi (minimum 45%), maka penutupan kaleng sudah baik, karena jika sambungan ganda pada kaleng tidak dibentuk dengan baik, maka bakteri dari udara dan air akan masuk ke dalam kaleng dan menyebabkan perubahanperubahan pada isi kaleng. 1.1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui persentase overlap pada kaleng sarden ABC b. Untuk mengetahui metode perhitungan overlap pada kaleng sarden ABC 1.2. Bahan dan Alat a. Kaleng Sarden ABC 155 gr b. Jangka Sorong c. Gunting Logam d. Micrometer Skrup e. Kaca Pembesar
1.3. Prosedur Pelaksanaan a. Dipotong kaleng pada bagian sambungan antara tutup dan badan kaleng. b. Diukur bagian-bagian sambungan seperti tampak pada gambar dengan jangka sorong. c. Untuk tebal tutup (EPT) dan tebal badan kaleng (BPT), diukur dengan micrometer skrup. d. Dihitung nilai overlapnya.
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1. Hasil Diketahui: L = 1,4 mm Seam Thickness = 1,4 mm BH = 1,9 mm CH = 1,7 mm OL = 0,9 mm BPT = 0, 32 mm EPT = 0,39 mm Ditanyakan: Overlap pada kaleng sarden ABC.? Jawab: % Overlap = x 100% = x 100% = x 100% = 52,10 % 2.2. Pembahasan Pada praktikum menentukan persentase overlap pada kaleng, tahap pertama adalah dengan memotong kaleng sarden ABC berukuran 155 gr pada bagian sambungan antara tutup dan badan kaleng. Pemotongan kaleng dilakukan dengan menggunakan gunting logam. Selanjutnya, bagian-bagian sambungan diukur dengan menggunakan jangka sorong. Panjang lipatan badan kaleng (BH, body hook), panjang lipatan tutup kaleng (CH, cover hook), panjang sambungan (L, seam length), serta seam thickness diukur menggunakan jangka sorong. Sedangkan tebal tutup (EPT, end plate thickness) dan
ketebalan badan kaleng (BPT, body plate thickness) diukur menggunakan mikrometer sekrup. Gmbar 1: Skema sambungan ganda pada kaleng Dari hasil pengukuran, dapat diketahui bahwa lipatan badan kaleng (BH) memiliki ukuran 1,9 mm, lipatan tutup kaleng (CH) memiliki ukuran 1,7 mm, panjang sambungan (L) memiliki ukuran 3 mm, penutup kaleng memiliki ketebalan 0,3 mm, badan kaleng memiliki ketebalan 0,32 mm serta seam thickness 1,4 mm. Hasil pengukuran ini kemudian dijadikan data untuk dilakukan perhitungan overlap, dan hasil perhitungan menunjukkan persentase overlap sebesar 52,10%. Hal ini menunjukkan bahwa sambungan ganda atau sambungan samping kaleng sudah dibentuk dengan baik, sehingga tidak memungkinkan bagi bakteri dari udara maupun air untuk masuk ke dalam kaleng.
BAB III KESIMPULAN Persentase overlap pada kaleng sarden ABC adalah 52,10% yang diperoleh dengan metode pengukuran sambungan ganda pada kaleng sarden tersebut, dengan menggunakan alat jangka sorong, micrometer skrup, gunting logam dan kaca pembesar serta dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus persentase overlap.
DAFTAR PUSTAKA Anonymous. Tanpa tahun. Kemasan Kaleng online. Diakses dari: http://ocw.usu.ac.id/course/download/3130000081-teknologipengemasan/thp_407_handout_kemasan_logam.pdf [30 Mei 2012] Anonymous. 2012. Kaleng [online]. Wikipedia. Diakses dari: http://id.m.wikipedia.org/wiki/kaleng/ [30 Mei 2012] Anonymous. Tanpa tahun. Mesin Pembungkus dan Pengemas [online]. Diakses dari: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/31873/darsam_mesin %20Penmbungkus%20dan%20pengemas.PDF?sequence=1 [30 Mei 2012]
LAMPIRAN Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3