Awak tidak memperhatikan bangunan dan stabilitas kapal. Kecelakaan kapal di laut atau dermaga. bahaya dalam pelayaran

dokumen-dokumen yang mirip
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

BAB III. Tindakan Olah Gerak menolong orang jatuh kelaut tergantung dan pada factor-factor sebagai berikut :

BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK

Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal

LATIHAN SOAL UKK MATA PELAJARAN PTD KELAS 8 TAHUN 2010

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

DESAIN INSTALASI LAMPU NAVIGASI PADA KAPAL PERINTIS 2000 GT

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SURVEI KAPAL TENGGELAM DI PERAIRAN PULAU PONGOK, KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement)

IDENTIFIKASI STRUKTUR DAN BAGIAN BAGIAN KAPAL PERIKANAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Ilmu Bangunan Kapal

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

Kode : PTK.NP MELAKUKAN DINAS JAGA DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN BAB I PENDAHULUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION

ANALISIS OLAH GERAK KAPAL PADA SAAT MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT DAN DANGKAL. Capt. Sutini. Abstrak

SEKAT KEDAP AIR HALUAN MIRING KAPAL PENUMPANG : 5 % L M KAPAL BARANG : b = Jarak terkecil dari. ketentuan. b = 5 % L atau.

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM )

BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR

LAPORAN PENDAHULUAN INVESTIGASI KECELAKAAN KAPAL LAUT TERBAKARNYA KMP. DHARMA KENCANA I

Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut UMUM ATURAN 1 PEMBERLAKUAN a. Aturan-aturan ini berlaku bagi semua kapal dilaut lepas dan di semua perairan

melekat. Kemungkinan selalu ads bahwa karena beberapa konstruksi bangunan kapal seperti bang-bang cerobong dan sebagainya. Pandangan keliling sekitar

MAKALAH PERLENGKAPAN KAPAL

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah;

BAB V RENCANA BUKAAN KULIT (SHEEL EXPANSION) Beban sisi geladak dihitung menurut rumus BKI 2006 Vol II Sect.

KAPAL IKAN PURSE SEINE

ZIG-ZAG TEST DAN TURNING CIRCLE TEST DALAM OLAH GERAK CIKAR PADA KAPAL TANGKER DRAGON REIGN A B S T R A K

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR DAN BAGIAN-BAGIAN KAPAL. NPL - Prod/K.01. Kompetensi : Bangunan dan Stabilitas Kapal


No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V SHELL EXPANSION

DAFTAR ISI BAB I PEDOMAN MAGNET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PUTUSAN NOMOR HK.2010/18a/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

Aplikasi Vektor Satuan dalam Kehidupan Sehari-hari

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FINAL REPORT KNKT/KL / LAPORAN INVESTIGASI KECELAKAAN KAPAL LAUT TERBAKARNYA KMP. DHARMA KENCANA I

PUTUSAN NOMOR HK.2010/09/V/MP.13 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kapal Perikanan. Kapaf ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

BAB I PENDAHULUAN D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG. Gambar 1.1 Pulau Obi, Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Umum A.1. Jenis Kapal A.2. Kecepatan Kapal A.3. Masalah Lain

Angkutan Jalan a) Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

LAPORAN PENDAHULUAN INVESTIGASI KECELAKAAN KAPAL LAUT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

PUTUSAN NOMOR HK.2010/04/III/MP.11 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PAS KECIL UNTUK KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION

PEDOMAN PEDOMAN BONGKAR MUAT DI PELABUHAN SUNGAI DAN DANAU KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN

KAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA

KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 1

Permesinan Geladak (Deck Machineries)

PUTUSAN NOMOR HK.210/09/I/MP.17 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

- Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PEDOMAN MAGNET

BAB 2 PENJUMLAHAN VEKTOR

PUTUSAN NOMOR HK 2010/17/VI/MP.13 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG KANDASNYA KM.

PUTUSAN NOMOR HK.2010/30/X/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

PERHITUNGAN BEBAN RANCANGAN (DESIGN LOAD) KONSTRUKSI KAPAL BARANG UMUM DWT BERBAHAN BAJA MENURUT REGULASI KELAS

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

PUTUSAN NOMOR HK.2010/09/IV/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

Pengaruh Pemasangan Vivace Terhadap Intact Stability Kapal Swath sebagai Fleksibel Struktur Hydropower Plan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PUTUSAN NOMOR HK.2010/03/I/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION

BAB I PERUM PENDAHULUAN

BAB I PERATURAN PERATURAN INTERNASIONAL UNTUK MENCEGAH TUBRUKAN DILAUT,1972 BAGIAN A UMUM ATURAN 1

STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG PERKAPALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG P E R K A P A L A N PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Bagian-bagian Kapal

Awak tidak memperhatikan bangunan dan stabilitas kapal Kecelakaan kapal di laut atau dermaga bahaya dalam pelayaran merugikan harta benda, kapal, nyawa manusia bahkan dirinya sendiri.

kepentingan perhitungan stabilitas atau kesetimbangan kapal Struktur bagian-bagian kapal bagian dari bangunan dan stabilitas kapal penting untuk diketahui

Pengertian Kapal Kapal : kendaraan pengangkut penumpang dan barang di perairan. Selain itu, kapal juga mempunyai fungsi lain seperti untuk menangkap ikan, untuk berperang, dsb.

PERKEMBANGAN KAPAL Tidak hanya kapasitasnya tapi juga aspek lainnya Salah satunya Bagianbagian kapal

Kapal Penangkap Ikan Salah satu jenis dari kapal, oleh karena itu sifat dan syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga oleh kapal penangkap ikan. Fungsi : untuk menangkap dan mencari ikan di laut, dengan mengikuti gerombolan ikan dan mengangkut hasil tangkapan ke pelabuhan dalam keadaan masih segar.

kapal selalu layak untuk melaut Dalam pengoperasiannya banyak berhadapan dengan berbagai peristiwa alam di lautan, misal : angin, badai dan gelombang Perlu kecepatan yang besar & kemampuan yang baik sangat memerlukan suatu konstruksi yang sangat kuat, dibuat dengan perencanaan yang baik dan diperlakukan dengan baik pula

tahap awal Untuk dapat mengelola, menjaga dan memperlakukan kapal dengan baik pengelola kapal harus mengetahui dan memahami fungsi dan nama dari bagian-bagian kapal. jika ada kelainan fungsi dan perubahan bentuk konstruksi kapal, pengelola dapat segera melakukan perbaikan

Bagian-bagian Kapal (secara umum) 1: Smokestack atau Cerobong; 2: Buritan; 3: Propeler dan Kemudi; 4: Portside (sebelah kanan dikenal dengan nama starboard); 5: Jangkar; 6: Bulbous bow; 7: Haluan; 8: Geladak; 9: Anjungan

Cerobong : saluran untuk mengeluarkan asap mesin kapal. Buritan : bagian belakang dari kapal. Di bagian buritan terdapat instrumen pengendali (rudder dan lain sebagainya). Bentuk buritan : Buritan berbentuk sendok Buritan berbentuk miring Buritan berbentuk siku

Besarnya disesuaikan dengan ukuran kapal, kecepatan Kemudi perangkat untuk mengubah arah kapal dengan mengubah arah arus cairan yang mengakibatkan perubahan arah kapal. Ditempatkan diujung belakang lambung kapal/buritan di belakang baling-baling, biasanya di belakang propeler, sehingga arus yang ditimbulkan propeler dapat dimanfaatkan oleh kemudi untuk mengubah gaya yang bekerja pada kapal dengan lebih baik Digerakkan secara mekanis atau hidrolik dari anjungan dengan menggerakkan roda kemudi. Ukuran kemudi tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil, bila terlalu besar mengakibatkan hambatan tetapi kalau terlalu kecil mengakibatkan kapal kehilangan kendali khususnya pada kecepatan rendah.

Kemudi kapal modern Kemudi kapal tradisional

Jangkar Perangkat penambat kapal ke dasar perairan, di laut, sungai ataupun danau sehingga tidak berpindah tempat karena hembusan angin, arus ataupun gelombang. Dihubungkan dengan rantai besi (pd kapal) atau dengan tali (pada perahu). Didesain Untuk dapat tersangkut di dasar perairan. Biasanya dibuat dari bahan besi cor. Jankar menggigit dasar laut Merupakan simbol dari hampir semua kegiatan yang terkait dengan kepelautan ataupun maritim. J. Kapal nelayan J fluke-style

Bulbous bow Merupakan bagian kapal yang terletak dibagian haluan. Bagian ini merupakan bagian yang terintegrasi dengan lambung kapal. Fungsi utamanya mengurangi hambatan kapal pada saat ekspplotasi atau operasi sebuah kapal. Prinsip kerjanya dengan membangkitkan gelombang atau menginterferensi gelombang kapal yang datang dari haluan, sehingga gelombang yang datang akan kehilangan tenaga karena interferensi gelombang dari bulbous bow tadi.

Haluan Adalah bagian depan dari badan kapal. Dirancang untuk mengurangi tahanan ketika haluan kapal memecah air dan harus cukup tinggi untuk mencegah air masuk kedalam kapal akibat ombak atau belahan air saat kapal berlayar. Kapal berkecepatan tinggi biasanya dibuat lancip sehingga gesekan antara air dengan haluan bisa dikurangi sekecil mungkin seperti pada kapal perang, sedangkan kapal berkecepatan rendah seperti kapal tanker tidak diperlukan haluan yang lancip sekali. Bentuk haluan : Miring Tegak Siku Memancang Sendok Lurus Menonjol bagian bawah

Keterangan : a.1. Linggi tegak (Vertical Stem) a.2. Linggi condong (Racked Stem) a.3. Linggi bulba (Bulb Stem) a.4. Linggi Maier (Maier Stem) a.5. Linggi Gunting (Clipper Stem) a.6. Linggi Pemecah Es (Ice Breaker Stem) Haluan yang menonjol pada bagian bawah dari Haluan Cruise ship Spirit of Endeavo ur

Geladak (deck) adalah lantai kapal Nama geladak tergantung dari banyaknya geladak yang ada dikapal tersebut. Umumnya geladak yang berada dibawah sendiri dinamakan geladak dasar serta geladak yang diatas dinamakan geladak atas atau geladak utama (main deck) Bila antara geladak dasar dan geladak atas terdapat geladak lagi, maka geladak tersebut dinamakan geladak antara. Lajur Geladak Syarat : Cukup keras, tahan lama, dan daya serap air harus sekecilnya. Dalam perubahan suhu, perubahan kembang dan menyusut harus sekecilnya. Tidak mengandung bahan kimia yang merusak baja. Harus cukup kering, Harus bersih dari serat serat licin

Anjungan (bridge) adalah ruang komando kapal dimana ditempatkan roda kemudi kapal, peralatan navigasi untuk menentukan posisi kapal dan biasanya terdapat kamar nahkoda dan kamar radio. Anjungan biasanya ditempatkan pada posisi yang mempunyai jarak pandang yang baik kesegala arah. Perlengkapan anjungan. : Roda kemudi, Radar Global Positioning Satelite (GPS), Radio komuniasi Perangkat komando ruang mesin Kompas Teropong