Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan)

ISSN : Jurnal Teknik dan Manajemen Industri INTEGRA ISSN : INT Volume 3 Nomor 1 Hlm Bandung 15 JUNI 2013 ISSN :

Perancangan Sistem Kerja&Ergonomi

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Abstrak. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

ANTHROPOMETRI NURJANNAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

FM-UDINUS-PBM-08-04/R0

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG. Amalia, S.T., M.T.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Nurjannah. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

Kata kunci : Kursi, Ergonomis, Antropometri, Perancangan Produk, Quality Function Deployment

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Prinsip Ergonomi

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)

BAB I PENDAHULUAN. pada perindustrian kecil masih menggunakan dan mempertahankan mesin

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

BAB II STUDI LITERATUR

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

DAFTAR ISI. Halaman. viii

ANALISIS PERANCANGAN KERJA

III. TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

ANALISIS ERGONOMI BERDASARKAN LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN REDESIGN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN ALAT PENGEPRES SINGKONG YANG ERGONOMIS DI UKM PENYEDIA BAHAN BAKU PEMBUATAN MAKANAN RINGAN

PERANCANGAN KERETA DORONG ALAT ANGKUT GALON AIR MINERAL SECARA ERGONOMIS DI UD.ENNY JAYA KRIAN-SIDOARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

USULAN SISTEM KERJA SEBAGAI PERINGATAN DINI DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PLANT INDUSTRI SEMEN. Mohamad Taufan¹ dan Kohar Sulistiyadi¹

BAB I PENDAHULUAN. terutama kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

Hengki SM 1, Abdullah Merjani 2

LAPORAN TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG MEJA DAN KURSI KERJA KARYAWAN DI BAGIAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN PERAKITAN COVER ASSY 24DC

TUGAS AKHIR APLIKASI ANTHROPOMETRI DALAM PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA PEMBUATAN TAHU UNTUK MENCAPAI KONDISI KERJA YANG ERGONOMIS

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado

BAB I PENDAHULUAN. Industri garmen merupakan salah satu industri kerajinan. Industri ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan mutu

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK

DAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa

BAB II LANDASAN TEORI

Redesain Alat Pemipihan Biji Melinjo Dengan Pendekatan Metode Antropometri Di UD. SARTIKA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

Transkripsi:

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan ) Indonesia merupakan negara terbesar ke 4 dunia dengan jumlah peduduk mencapai 250 juta jiwa berdasarkan data dari bank dunia tahun 2012. Hal ini yang mendorong berbagai sektor dalam bidang perekonomian yang terus berkembang, diantaranya sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Banyaknya perusahaan yang ada saat ini membuat para pemilik harus bersaing dengan perusahaan lains alah satu cara yang biasa ditempuh oleh pihak perusahaan untuk dapat bersaing dengan kompetitor adalah dengan menerapkan sistem kerja yang baik sehingga kinerja perusahaan dapat menjadi lebih baik. Pada proses produksi, perancangan stasiun kerja dan metode kerja bukan hal mudah. Stasiun kerja merupakan komponen yang harus diperhatikan berkenaan dengan upaya peningkatan produktivitas kerja. Kesalahan dalam perancangan maupun metode kerja akan berdampak buruk pada proses secara keseluruhan. Stasiun kerja juga berkenaan dengan upaya peningkatan produktivitas kerja. Dalam perancangan atau redesain stasiun kerja itu sendiri harus diperhatikan peranan dan fungsi pokok dari beberapa komponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia, mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja. Evaluasi perancangan harus dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan metode terbaik. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang memproduksi kursi rotan. Pada saat ini terdapat beberapa masalah yang dialami oleh perusahaan yaitu perusahaan belum mengetahui dengan pasti waktu baku proses pembuatan rangka kursi dan permasalahan kapasitas produksi yang belum tercapai saat ini. Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan kenyamanan dan efektivitas sebuah alat kerja dengan manusia sebagai pemakainya. Menurut ilmu ergonomi, secara teknis seseorang akan bekerja lebih maksimal (efisien dan efektif) apabila bekerja dalam kondisi yang nyaman. Adapun masalah yang harus diidentifikasikan adalah sebagai berikut, 1. Tata letak peralatan kerja yang masih kurang baik dimana hanya diletakkan di atas lantai sehingga memiliki jarak yang tidak pasti dan jarak yang masih terlalu jauh serta kebiasaan pekerja meletakkan peralatan tidak pada tempatnya samula. 2. Minimnya penggunaan alat material handling. 3. Adanya gerakan kerja pekerja yang cenderung kurang efisien, sehingga menyebabkan waktu proses menjadi lama. Kemudian adapun tujuan diadakannya perancangan sistem kerja dan egonomi adalah, 1. Untuk melakukan perbaikan produktifitas kerja dari sebelumnya 2. Untuk menghitung waktu produksi yang dibutuhkan pada setiap stasiun kerja pada proses pembuatan rangka kursi rotan. 3. Untuk menganalisis penggunaan alat material handling yang ada pada perusahaan saat ini dan dapat memberikan usulan perbaikan jika diperlukan. 4. Usulan perbaikan serta dapat mengetahui penghematan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi.

1. Tinjauan Perbaikan 1.1 Teknik Pengukuran Waktu Pada dasarnya teknik-teknik pengukuran waktu dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Secara langsung Yaitu teknik pengukuran yang dilaksanakan secara langsung yaitu dimana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Terdapat 2 macam metode yaitu, a) Metode jam henti: Adalah metode yang menggunakan jam henti (stop watch) dalam melakukan pengukuran. Cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan, cara ini diterapkan jika akan mengamati satu jenis aktivitas dan pekerjaan yang berulang serta siklus pekerjaan tersebut pendek. Metode Sampling Pekerjaan, cara sampling pekerjaan ini bersama-sama dengan jam henti adalah merupakan teknik pengukuran dengan cara langsung, yaitu samasama dilakukan b) pengukuran secara langsung ditempat pekerjaan tersebut berlangsung. Perbedaan antara sampling pekerjaan dengan jam henti adalah pada metode sampling pekerjaan, pengamat tidak terus-menerus berada di lokasi pekerjaaan tersebut berlangsung, dimana berdasarkan atas waktu yang telah ditentukan secara acak. Teknik ini dilakukan ketika kita melakukan pengamatan terhadap beberapa jenis aktivitas sekaligus dan pekerjanya adalah pekerja tidak langsung. 2. Secara tidak langsung Pengukuran waktu secara tidak langsung dilakukan dengan si pengamat tidak perlu berada di lokasi pekerjaan tersebut secara langsung, akan tetapi dengan menggunakan tabel-tabel data waktu gerakan yang sudah ditetapkan asalkan kita mengetahui aliran jenis pekerjaan tersebut melalui elemen-elemen gerakannya. Metode cara tidak langsung ini menggunakan MTM (Methods Time Measurement), WF (Work Factor), BMT (Basic Motion Time), MOST (Maynard Operation Sequance Technique), dll. Pengukuran waktu ditujukan sebenarnya untuk memperoleh waktu baku penyelesaian yaitu merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaanya dari awal sampai akhir dengan menggunakan metode terbaik. 1.2 Ergonomi Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja. Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut: 1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkandalam suatu pekerjaan. Tujuan dari bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja. 2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.

3. Biomekanika, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya. 4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya. 5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya. 1.3 Antroprometri Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1995) dalam bukunya istilah antropometri berasal dari "anthro" yang berarti manusia dan "metri" yang berarti ukuran. Secara definitive, antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain. Yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbanganpertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal: Perancangan areal kerja ( work station, interior mobil, dll ) Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer dll. Perancangan lingkungan kerja fisik. Dengan demikian dapat disumpulkan bahwa data antroprometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90 % - 95 % dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya.

2. Pembahasan Dalam pembuatan rangka kursi ini diperlukan 5 stasiun kerja yang harus dilewatin yaitu stasiun pemotongan, stasiun steam, stasiun mold, stasiun perakitan dan stasiun pemeriksaan. Pada stasiun 1, dilakukan operasi pengukuran dan pemotongan rotan yaitu operasi dimana bahan baku rotan yang masih berupa batangan dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan pada masing-masing komponen rangka kursi rotan. Pada stasiun 2, dilakukan operasi pemanasan serta pembentukan. Operasi pemanasan dilakukan dengan menggunakan oven, sedangkan operasi pembentukan dilakukan dengan menggunakan cetakan yang berbentuk bulat dan diletakkan diatas meja cetakan. Pada stasiun 3, dilakukan proses mold. Komponen rangka kursi rotan yang melalui proses mold adalah komponen yang sebelumnya telah melalui proses pengerjaan pada stasiun 2. Pada stasiun 4, dilakukan operasi perakitan semua komponen menjadi rangka kursi. Pada stasiun 5, dilakukan pemeriksaan terhadap rangka kursi. Rangka diperiksa satu per satu oleh operator yang dilakukan secara visual (berdasarkan penglihatan). Rangka kursi yang dilihat masih kurang sesuai diberi tanda agar selanjutnya dapat dilakukan perbaikan oleh operator perakitan. Selanjutnya penulis mengukur data waktu proses untuk masing-masing stasiun kerja, dimana terdapat 5 stasiun kerja untuk proses pembuatan rangka kursi ini. Data waktu proses yang dikumpulkan adalah sebanyak 36 dengan satuan detik dan selanjutnya dilakukan uji kenormalan, keseragaman, dan kecukupan data. Tata letak ruang kerja yang akan penulis uraikan hanya tata letak ruang kerja pembuatan rangka kursi rotan, dimana berupa tata letak ruang kerja keseluruhan dan tata letak ruang kerja setempat.

2.1 Pengujian Kenormalan, Keseragaman, dan Kecukupan Data