BAB I PENDAHULUAN. wanita 54,5% lebih banyak dari laki-laki. Namun pada neonatus, ISK lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kualitas hidup pasien dan menimbulkan masalah ekonomi (Ducel dkk., 2002). Pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia (Notoharjo & Lely, 2005). Masalah kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nosokomial diperkirakan 5% - 10% pasien yang dirawat di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan judul Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. bermain toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi terbesar kedua setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. kuman Salmonella Typhi (Zulkoni, 2011). Demam tifoid banyak ditemukan. mendukung untuk hidup sehat (Nani dan Muzakir, 2014).

BAB I Pendahuluan UKDW. penyebab keempat dari disabilitas pada usia muda (Gofir, 2009).

Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi Ulkus Diabetika

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. satunya bakteri. Untuk menanggulangi penyakit infeksi ini maka digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan imunitas pejamu, respon inflamasi, dan respon koagulasi (Hack CE,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak. Pemberian antibiotik merupakan pengobatan yang utama dalam

I. PENDAHULUAN. atas yang terjadi pada populasi, dengan rata-rata 9.3% pada wanita di atas 65

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN RAWAT INAP PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSD Dr. SOEBANDI JEMBER (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009)

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. sepsis terbanyak setelah infeksi saluran nafas (Mangatas, 2004). Sedangkan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs

I. PENDAHULUAN. Di negara-negara berkembang, penyakit infeksi masih menempati urutan

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, peranan antibiotik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering ditemukan. Lebih dari 25% perempuan akan mengalami ISK

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak

SATUAN ACARA PENYULUHAN DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare,

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2011 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, setiap individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. angka yang pasti, juga ikut serta dalam mengkontribusi jumlah kejadian infeksi. tambahan untuk perawatan dan pengobatan pasien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme yang berada di saluran kemih manusia. Organ-organ pada saluran kemih yaitu mulai dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. ISK dapat menyerang pasien dari segala usia (Purnomo, 2003). Samirah dkk (2006) dalam jurnal berjudul Pola dan Sensitivitas Kuman di Penderita Infeksi Saluran Kemih menyebutkan bahwa prevalensi ISK pada wanita 54,5% lebih banyak dari laki-laki. Namun pada neonatus, ISK lebih banyak terjadi pada laki-laki yang tidak menjalani sirkumsisi yaitu 2,7% jika dibandingkan dengan bayi perempuan yaitu 0,7%. Sekitar 80-90% penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli, baik yang simtomatik maupun asimtomatik. Pada keadaan normal bakteri ini berada di kolon dan dapat masuk ke uretra terbuka dari kulit sekitar anus dan genital. Secara umum kuman dapat masuk ke saluran kemih dengan dua cara yaitu ascending dan descending (hematogen). Kuman lain yang menjadi penyebab ISK adalah Proteus mirabilis, Klebsiella pneumonia, Klebsiella oksitoka, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeroginosa, Enterobacter aerogenes, Morgenella morgenii, Stafilokokus, dan Enterokokus (Nuvaliana, 2014). 1

2 Berdasarkan Panduan Penatalaksanaan Infeksi pada Traktus Genitalis dan Urinarius, tingkat keparahan dan tempat terjadinya infeksi adalah dasar dari pemilihan antibiotik. Dosis obat, rute pemberian dan lama waktu pemberian menjadi bahan pertimbangan pemilihan antibiotik untuk mendukung efektifitas terapi. Banyaknya infeksi yang terjadi membuat antibiotik menjadi obat yang sering diberikan kepada pasien. Data 30-80% pasien di negara berkembang yang dirawat di rumah sakit mendapatkan antibiotik, dari persentase tersebut 20-65% penggunaan antibiotik tidak tepat. Penggunaan antibiotik oleh tenaga kesehatan yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik dan efek obat yang tidak diinginkan (Lestari dkk, 2011). Penggunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan kekebalan bakteri terhadap agen antimikroba sehingga akan muncul bakteri-bakteri yang resisten terhadap suatu jenis agen antimikroba. Selain itu, resistensi tersebut menyebabkan bertambahnya biaya pengobatan dan biaya efek samping dari beberapa obat (Indriyanti, 2012). Data yang akurat berkenaan dengan kuantitas penggunaan antibiotika sangat diperlukan. Data-data tersebut akan lebih bermanfaat dan bernilai jika dikumpulkan, dianalisis, dan disajikan dengan suatu metode yang terstandar. Evaluasi kualitas penggunaan antibiotik dan penetapan rasionalitas penggunaan antibiotik akan nampak begitu jelas apabila terdapat metode yang terstandar (Nelwan, 2006).

3 Kesehatan merupakan salah satu faktor penting untuk melakukan aktivitas sehari-hari, oleh sebab itu kita tidak boleh meremehkan kesehatan badan kita. Sesuai dengan hadits yang disampaikan oleh Al-Bukhari sebagai berikut: ن ع م ت ان م غ ب و ن ف ي ھ م اك ث ي ر م ن الن اس الص ح ة و ال ف ر اغ ٠ البخاري رواه Artinya : Dua kenikmatan yang banyak menjadi rugi (karena tidak diperhatikan), yaitu kesehatan dan waktu luang (HR. Al-Bukhari). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi terbanyak yang diderita oleh pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Temanggung. Data dari Badan Pusat Statistik kabupaten Temanggung tahun 2014 menunjukkan bahwa RSUD Kabupaten Temanggung merawat pasien ISK dengan jumlah paling banyak jika dibandingkan dengan rumah sakit lain yang berada di Kabupaten Temanggung. Jumlah pasien rawat inap dengan diagnosis ISK di RSUD Kabupaten Temanggung berjumlah 241 pasien. Pasien laki-laki berjumlah 80 orang dan pasien perempuan berjumlah 161 pasien. Berdasarkan data tersebut dan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan tingginya angka kejadian ISK dan tingginya penggunaan antibiotik sebagai terapi, maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik sebagai terapi ISK pada pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Temanggung periode Januari-Desember 2015.

4 B. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah pola peresepan antibiotik pada pasien ISK di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Temanggung periode Januari-Desember 2015? 2. Bagaimanakah rasionalitas penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISK pada pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Temanggung periode Januari-Desember 2015? C. Keaslian Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh: 1. Febrianto A. W, Mukaddas A, Faustine I (2013) dengan judul Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu Tahun 2012. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Tepat indikasi 96,5%, tepat obat 66,7%, tepat dosis 53%, tepat frekuensi pemberian antibiotik 53%, dan tepat durasi penggunaan antibiotik 49,4%. b. Penggunaan antibiotik pada pasien ISK di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 belum dapat dikatakan rasional. 2. Nurzaki A (2014) dengan judul Evaluasi Kerasionalan Penggunaan Antibiotik untuk Pengobatan Pneumonia pada Balita Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Periode Januari-Desember 2013.

5 Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: tepat indikasi 100%, tepat obat 96,67%, dan tepat dosis sebanyak 89,95%. Sehingga didapat pemberian antibiotik yang rasional yaitu 86,67%. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut diatas adalah pada lokasi, periode, data sampel, waktu penelitian, dan jenis penyakit yang dievaluasi. D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pola peresepan antibiotik pada pasien ISK di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Temanggung periode Januari-Desember 2015. 2. Mengetahui persentase tingkat rasionalitas penggunaan antibiotik pada pengobatan pasien infeksi saluran kemih di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Temanggung periode Januari-Desember 2015. E. Manfaat Penelitian 1. Praktisi Kesehatan Memberikan informasi bagi praktisi kesehatan mengenai rasionalitas penggunaan antibiotik sebagai terapi ISK. 2. Peneliti Dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai rasionalitas penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISK

6 3. Rumah Sakit Dapat memberikan informasi mengenai pola dan rasionalitas penggunaan antibitotik sehingga dapat dilakuakn evaluasi dari pihak RS dan meminimalkan resistensi maupun efek samping. 4. Institusi terkait Sebagai bahan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada terapi ISK dan menentukan kebijakan-kebijakan terkait pelayanan kesehatan.