TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL Makalah Bisnis Internasional Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si Disusun Oleh : 14.0102.0094 Febri Nurdian Cahya 14.0102.0113 Dwi Saputri 14.0102.0136 Sulistiyanti 14.0102.0137 Ninda Juliantika R. FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG Copyright 2016
PENDAHULUAN Pada saat kita berbicara tentang moneter maka masalah utama yang sering kita bicarakan adalah berkaitan dengan uang. Setiap negara mempunyai mata uang sendiri dan mata uang itu menunjukan nilai barangnya. Begitu juga dengan sistem moneter internasional ini mengacu pada institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem ini menentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku untuk semua negara didunia yang membahas tentang pembayaran atas transaksi lintas negara. Sistem moneter internasional yang berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar. Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke-20, sistem moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Sampai saat ini pun sistem moneter internasional masih menjadi perhatian semua negara dan masih ingin merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi optimal. Untuk itu penulis akan membahas terkait dengan TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL
TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL Perdagangan internasional dilakukan dengan melibatkan dua mata uang yang berbeda, importir membeli atau menukar mata uang negaranya dengan mata uang importir agar dapat membeli barangnya.ada perbandingan antara dua mata uang tersebut yaitu: harga yang harga yang harus dibayar dengan uang sendiri untuk memperoleh mata uang asing. Kurs valuta asing yang terbentuk dipasar valuta merupakan interaksi antara permintaan dan penawaran devisa. Pasar ini terdiri atas bank-bank devisa serta bank sentral yang bisa mempengaruhi kurs devisa untuk mencapai tujuan tertentu, sedang bank devisa memang melakukan perdagangan devisa untuk memperoleh keuntungan. A. SISTEM MONETER INTERNASIONAL Sistem moneter yaitu seperangkat kebijakan, institusi, praktek, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang asing ditukarkan dengan mata uang lainnya. Selama ini terdapat beberapa macam ketentuan penukaran mata uang: 1. Kurs tetap 2. Mengambang murni 3. Mengambang terkendali 4. Pengaturan zona target Sistem pertama berlaku pada standar moneter emas, sedang sistem kedua dan ketiga berlaku pada standar moneter kertas. 1. Kurs Tetap (Fixed Rated System) Kurs tetap yaitu sistem dimana nilai mata uang negara ditentukam tetap terhadap mata uang negara lain. Penyesuaian ini dilakukan dengan cara devaluasi atau me revaluasi mata uang, oleh karena itu bank sentral melakukan intervensi aktif di pasar valas. Ketidak mampuan mempertahankan nilai tukar memaksa pemerintah untuk melakukan devaluasi. 2. Mengambang Murai, Free Floataing Rate System) Kurs mengambang mulai diformalkan pada januarai 1976 (Indonesia mulai menggunakan tahun 1977) ketika negara anggota IMF melakukan pertemuan di Jamaika yang menyepakati aturan-aturan mengenai sistem moneter internasional yang berlaku. Karakteristik utama kurs ini adalah ia berfluktuasi atau mengembang acara bebas tanpa batas dan ditentukan sepenuhnya aoleh kekuatan pasar. Dalam siste, kurs mengambang dikenal istilah apresiasi dan depresiasi. 3. Mengambang Terkendali (Managed Floating Rate Sytem)
Dalam sistem ini kurs valas tidak bebas berfluktuasi tanpa batas. Dibawah sistem ini pemerintah melalui bank sentral menetukan bahwa mata uangnya boleh bergerak dalam rentang tertentu yang disebut dengan band intervention. Sebagai contoh BI menetukan batas intervensi antara rupiah dengan US$ pada tahun 1997 Rp 2.200 s/d Rp 2.420/US$. Artinya rupiah boleh berfluktuasi anatara dua batas atas dan bawah. Jika rupiah mengalami apresiassi melebihi batas bawah maka BI akan melakukan intervensi dengan membeli US$. Sebaliknya jika rupiah mengalami depresiasi melebihi batas atas, maka BI akan melakukan intervensi dipasar valas dengan cara menjual US$. 4. Pengaturan Zona Target ( Target Zone Arrangement) Sistem ini didasarkan suatu pemikiran bahwa negara- negara industri seperti Jerman, AS, Jepang, dan Inggris dapat meminimumkan valatilitas nilai tukar dan mempertahankan stabilitas nilai tukar jika secara bersama- sama menggunakan sistem zona target. Dibawah sistem ini negara berkewajiban untuk melakukan penyesuaian kebijakan ekonomi nasional dan mengabsorbsi kebijakan negara lain untuk mempertahankan nilai tukarnya berada pada zona yang disepakati. Sistem ini dikembangkan oleh Negara- negara Eropa yang bergabung dalam Sistem Moneter Eropa (SME). Seperti telah diketahui bersama bahwa perusahaan multinasional (MNC) banyak melakukan aktivitas bisnisnya dinegara lain dengan menggunakan berbagai mata uang asing. Dalam sistem nilai tukar mengambang murni (free floating rate system) dimana nilai tukar (exchange rate) setiap saat mengalami perubahan, hal tersebut dapat berpengaruh pada nilai perusahaan (nilai perusahaan dapat mengalami fluktuasi). Dengan kata lain perusahaan mengalami risiko penurunan nilai perusahaan juga dapat mengalami penurunan cash flow MNC. Dengan kata lain kaena MNC dihadapkan pada ketidakpastian nilai tukar maka manajer keuangan sebuah MNC harus mempertimbangkan hal itu. Secara lebih spesifik resiko yang dapat timbul berupa: Foreign Exchange Risk, yang merupakan risiko yang dapat terjadi karena perubahan relative nilai mata uang suatu negara sehingga dapat menurunkan nilai investasi yang ditanam dalam nilai mata uang asing. Foreign Exchage Exposure, yang merupakan sensivitas keuangan perusahaan yang menyangkut arus kas dan keuntungan seta kerugian karena perubahan kurs. Hal ini dapat mempersulit dalam melakukan pengukuran kinerja anak perusahaan dan para managernya. (Paulus dan Vi Thelia 200786)
5. Faktor Penentu Kurs Valas Dalam sistem ini tukar mengambang, kurs dapat berubah ubah setiap saat tergantung pada kuantintas penawaran dan permintaan asing relativ terhadap mata uang dosmetik. Setiap kuantintas perubahan pada penawaran dan permintaan dari suatu mata uang akan mempengaruhi nilai tukar mata uang yang bersangkutan. Dilihat dari sisi permintaan, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi permintaan valuta asing. Faktor tersebut adalah : a b c Faktor pembayaran import, semakin tinggi barang dan jasa maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar mata uang domestic akan cenderung melemah. Aliran modal keluar, semakin besar aliran modal keluar semakin besar permintaan valuta asing dan selanjutnya akan memperlemah nilia tukar mata uang domestic. Kegiatan spekulasi, semakin banyak kegiatann spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang domestic terhadap mata uang asing. Penawaran valut aasing di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : 1 Permintaan hasil ekspor 2 Aliran modal masuk 6. Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valas : 1 Permintaan Valuta Asing a Pembayaran import barang dan jasa b Aliran modal keluar Pembayaran hutang LN pemerintah dan swasta Penarikan kembali modal asing c Kegiatan spekulasi Domestik Internasional d Interval Valas BC 2 Penawaran valuta asing a Penerimaan ekspor barang dan jasa b Aliran moda masuk penerimaan hutang luar negeri pemerintah dan swasta penanaman modal asing jangka panjang jangka pendek c Intervensi valas ABC Menurut Sartono, Agus ( 2003:19), faktor yang menentukan nilai tukar / kurs valas adalah :
a b c d Ekspor dan impor Semakin banyak indonesia melakukan ekspor ke amerika maka penawaran US$ di Indonesia semakin meningkat. Tingkat inflansi Hubungan dengan kurs dan tingkat inflansi yang terjadi secara lansung dan tidak langsung. Adanya perubahan kurs akan berpengaruh terhadap impor dan selanjutnya akan berpengaruh pada tingkat inflansi. Tingkat bunga Jika tingkat inflasni di indonesia sebesar 80 % maka tingkat bunga deposito rupiah secara teoritis harus di atas 80%. Market Expectation atas kondisi masa datang Jika masyarakat memperkirakan bahwa di masa yang akan datang akan mengalami tingkat inflansi meningkat maka umumnya mereka akan segera membelanjakan uangnya untk membeli barang barang yang durable yang di perkirakan mengalami peningkatan harga atau akan di tukarkan dengan mata uang lain yang nilainya stabil. e Intervensi bank sentral di pasar valuta Jika depresiasi rupiah terlalu besar maka BC dapat melakukan intervensi dengan cara menjual US$, dan sebaiknya jika diperkirakan rupiah akan mengalami apresiasi terlalu tinggi maka BC melakukan intervensi dengan membeli US$ atau menurunkan tingkat bunga. B. NERACA PEMBAYARAN Neraca pembayaran (balance of payment) adalah tingkat transaksi antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu. Neraca pembayaran dapat dipecah menjadi beberapa komponen yaitu : Neraca perdagangan (trade balance) yang mencatat arus barang atau ekspor dan impor serta pembayaran transfer. Jika ekspor lebih tinggi dari impor yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan sedang jika impor lebih tinggi dari impor yang terjadi adalah surplus. Neraca transaksi berjalan ( current account balance) yang mencatat transaksi barang dan jasa ynag mencakup neraca perdagangan ditambah dengan ekspor impor jasa termasuk pembayaran royalty, deviden, bunga pengeluaran militer dan turis dan pembayaran hibah.
Neraca modal berjalan (capital account balance) yang mencatat aliran modal dari beberapa investasi langsung maupun dalam bentuk pinjaman dan pembelian kepemilikan perusahaan. Neraca cadangan yang mencerminkan perubahan emas serta valuta asing yang dimiliki. Hubungan Neraca Pembayaran dan Bisnis Internasional Adalah surplus atau defisit neraca pembayaran dapat berpengaruh terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah menyangkut pelaksanaan ekspor dan impor. Terutama pada negara negara yang mengalami defisit neraca pembayaran pemerintah cenderung memberi insentif ekspor. Bentuk insentif tersebut misalnya berupa pinjaman dengan tingkat bunga rendah. C. INFLASI Terjadinya inflasi akibat perubahan kurs. Kurs terhadap inflasi dapat melalui dua cara, yakni cara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung jika terjadi penurunan nilai mata uang lokal terhadap mata uang asing (depresiasi) maka harga barang barang impor meningkat. Jika harga barang barang meningkat maka akan memicu terjadinya inflasi. Secara tidak langsung kurs tidak ditransmisikan melalui permintaan domestik dan permintaan eksternal bersih atau ekspor dan impor. Kenaikan barang impor relative terhadap harga barang didalam negeri. Kenaikan permintaan tersebut dapat mendorong terjadinya penurunan jumlah barang yang diimpor, sementara penurunan harga barang ekspor dapat meningkatkan ekspor. Secara keseluruhan kedua faktor ini akan meningkatkan permintaan eksternal bersih dan selanjutnya meningkatkan total permintaan eksternal bersih dan selanjutnya meningkatkan total permintaan agregat dan akhirnya meningkatkan inflasi. Pengaruh Inflasi Pada Bisnis Internasional Inflasi berpengaruh pada bisnis internasional, besarnya pengaruh tersebut sesuai dengan tingginya inflasi di masing masing negara. Oleh karena itu, manajemen perubahan internasional dituntut untuk mampu untuk menganalisa tingkat inflasi tinggi menjadi lebih mahal dan berdampak perusahaan kurang mampu bersaing sehingga tidak dapat menjual produk ekspornya, kondisi tersebut mendorong terjadinya defisit neraca pembayaran. Kondisi demikian, harus dapat perhatian dari manajer MNC karena tingkat inflasi yang tinggi akan
mendorong peningkatan suku bunga yang dapat menjadi penghambat dalam peningkatan investasi.
PENUTUP Sistem moneter yaitu seperangkat kebijakan, institusi, praktek, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang asing ditukarkan dengan mata uang lainnya. Sistem pertama berlaku pada standar moneter emas, sedang sistem kedua dan ketiga berlaku pada standar moneter kertas. Mekanisme penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok : Mengambang Bebas (Free Float), Sistem Kurs Tetap (Fixed Rated), Mengambang Terkendali (Mananged Float). Dikaitkan dengan kelompok mata uang lain. Dekaitkan dengan mata uang lain. Perjanjian zona target tertentu. Dengan adanya perdagangan luar negeri dimungkinkan adanya pertukaran mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Maka dalam pembayaran internasional suatu mata uang dipertukarkan dengan mata uang lainnya dipasar valuta asing (Valas).
DAFTAR PUSTAKA Rusdin 2002 Internasional: Teori Masalah dan Kebijakan Internasional Business By Rusdin 5 Hill, Chales W. L., 2000. Global Business Today. New Jersey: PrenticeHall International.