LAPORAN INSTRUMEN DASAR PENGENALAN ALAT PH METER Oleh: Khoirun Nisa ( P1337434116078) SEMESTER 1 REGULER B DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2016/2017
LAPORAN INSTRUMEN DASAR PENGENALAN ALAT PH METER I. Tujuan : Mengetahui cara kerja alat ph meter II. Prinsip : Prinsip kerja ph meter adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. III. Dasar teori ph meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau juga kebasaan yang terkandung dalam suatu zat. ph meter ini merupakan sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur ph (keasaman atau kebasaan) dari suatu cairan. PH meter yang biasa terdiri dari pengukuran khusus probe (elektroda gelas) yang terhubung ke meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan ph membaca. Skala ph yang diukur oleh alat ukur ph meter dimulai dari 0 hingga 14. PH meter digunakan untuk menentukan konsentrasi ion H + dan ion OH - dalam larutan. Peralatan ini, disediakan itu hati-hati digunakan dan dikalibrasi, mengukur keasaman larutan berair. Nilai ph berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan netral apabila memiliki nilai ph = 7. Nilai ph > 7 menunjukkan bahwa larutan memiliki sifat basa, sedangkan nilai ph < 7 menunjukkan larutan memiliki sifat asam. Nilai ph = 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H + terlarut dan ion OH - terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama yaitu 10-7 pada kesetimbangan. Beberapa jenis phmeter yng seringdi gunakan dalam pengukuran ph adalah ph metre elektronik/elektroda IV. Alat Dan Bahan Alat a) Ph meter digital b) Gelas beker c) Tissue Bahan a) Buffer control ph 7 b) Buffer control ph 4 c) HCL encer d) NaOH encer e) Aquades lab imser f) Aquadest g) Susu kental manis V. Cara kerja a) Siapkan alat dan bahan b) Tancapkan steker ph meter pada stop kontak dan biarkan beberapa menit agar panas terlebih dahulu
VI. c) Celupkan elektroda bening ke aquades sambil diputar-putar agar homogen dan d) Angkat dan lap dengan tissue e) Celupkn ke buffer control ph 4 sambil diputar-putar agar homogen dan tunggu sampai di display tertera tulisan ready f) Angkat dan lap dengan tissue g) Celupkan elektroda bening ke aquades sambil diputar-putar agar homogen dan h) Angkat dan lap dengan tissue i) Celupkn ke buffer control ph 7 sambil diputar-putar agar homogen dan tunggu sampai di display tertera tulisan ready j) Angkat dan lap dengan tissue k) Celupkan elektroda bening ke aquades sambil diputar-putar agar homogen dan l) Angkat dan lap dengan tissue m) Lakukan langkah e sampai f untuk mengetahui ph dari larutan NaOH encer, HCL encer, susu kental manis, dan aquadest lab imser n) Catat hasil pengukuran o) Setelah pengukuran cuci dan bersihkan alat dan bahan Hasil pengamatan Dan Pembahasan No. Bahan Ph Meter 1. Buffer control ph 4 3,71 2. Buffer control ph 7 6,76 3. NaOH encer 13 4. HCL encer 2 5. Aquadest lab imser 5, 56 6. Susu kental manis 6, 49 Dalam praktikum ini untuk mengetahui nilai ph dari suatu larutan digunakan ph meter dan hasil yang didapat akan lebih akurat karena hanya dengan menyelupkan penunjuk yang ada pada gagang ph meter, maka akan muncul nilai ph larutan tersebut pada layar digitalnya. Namun, setelah mengukur suatu larutan, maka penunjuk pada ph meter harus dicelupkan ke aquadest sebelum digunakan untuk mengukur ph larutan yang lain. Hal ini dimaksudkan agar sisa-sisa larutan yang masih menempel di penunjuk hilang dan tidak tercampur dengan larutan lain yang akan diukur ph-nya. Sehingga pengukuran ph larutan selanjutnya akan lebih akurat.dalam penggunaan buffer control pengukurannya tidak tepat tetapi mendekati. Hal ini mungkin
dikarenakan buffer control yang ada di lab sudah terkontaminasi dengan bahan yang lain atau pada saat elektroda dicelupkan ke buffer masih ada sisa-sisa larutan lain yang masih menempel pada elektroda. PH Meter ini tidak boleh digunakan untuk mengukur cairan sebagai berikut : a) Air panas dengan suhu melebihi suhu kamar karena pengukuran menjadi tidak presisi. b) Air Es / air dingin dengan suhu dibawah suhu kamar karena pengukuran menjadi tidak presisi c) Jenis air atau cairan lainnya yang tidak masuk dalam range pengukuran dari spesifikasi alat ini Kalibrasi ph meter Kaliberasi ph meter memang sebaiknya dilakukan menggunakan 3 buffer yaitu buffer asam (biasanya ph 4), buffer netral (ph mendekati 7, kadang ada yang tidak pas 7), buffer basa ( ph sekitar 10). Namun terkadang bisa juga kita gunakan dua buffer saja, cara ini khusus untuk sample yang harga ph nya berada dalam rentang buffer standar, contohnya ph 5, maka digunakan beffer ph 4 dan buffer ph 7, kalau yang harganya belum diketahui atau berada diluar range standar sangat lebih baik gunakan 3 buffer. Pemeliharaan ph meter Secara teratur (1 kali setiap bulan), elektroda harus dibersihkan dengan larutan pencuci; biasanya larutan 0,1 M Hydrochoric acid (HCl) yang mempunyai ph 1 Larutan ammonium fluoride (NH4F) dapat digunakan jika ujung kaca terlapisi lapisan film. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, selalu merujuk pada petunjuk pembuat elektroda tersebut. Cara penyimpanan Jika tidak digunakan, ujung elektroda harus selalu tetap basah untuk mencegah membran pengukur ph menjadi kering dan menjadi tidak berfungsi.
Elektroda glass tanpa gabungan dengan elektroda referensi biasanya tersimpan dalam larutan asam dengan ph sekitar 3,0. Dalam keadaan darurat, pengasaman air kran dapat digunakan, tetapi air suling atau deionized jangan digunakan untuk waktu yang lama karena air yang tidak mengandung ion akan 'menghisap' keluar ion dari membran elektroda. Elektroda kombinasi (glass membrane + reference electrode) lebih baik disimpan dengan merendam dalam larutan elektrolit (KCl 3M) untuk mencegah laruta elektrilit terdifusi keluar. VII. Simpulan ph meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau juga kebasaan yang terkandung dalam suatu zat. Dalam penggunaannya harus memperhatikan cara kerja agar tidak mengalami kesalahan saat menggunakan. Sebelum menggunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu agar tidak mudah rusak serta setelah menggunakan harus diperhatikan juga cara perawatannya.