Aryadita Minanda Budi Wiratmaka Eppy Nurul C Handini Citraswari Harini Merdekawati Neo Husien N Rahmawati Tri Rohani

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH B3

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn

PERATURAN DALAM PENGELOLAAN B3

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGENALAN BAHAN-BAHAN Kimia

KOP SURAT PERUSAHAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

BAB 6 Kesimpulan dan Saran

SIMBOL BAHAYA DAN KLASIFIKASI BAHAN- BAHAN KIMIA MENURUT EROPA (EUROPEAN ECONOMIC COMMUNITY-EEC)

SIMBOL/LABEL/MSDS. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

PEMBELAJARAN VI BAHAN BERACUN BERBAHAYA

Penerapan Pengendalian Visual di Tempat Kerja. Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3 (Safety Sign)

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI. Nomor :

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

KPS DIR Instruksi Kerja Lab Teknik Elektro: Penanganan Bahan Kimia di TFME

BERITA DAEARAH KOTA DEPOK NOMOR 123 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

BERKENALAN DENGAN ILMU KIMIA

Keselamatan kerja di laboratorium

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Keputusan Kepala Bapedal No. 2 Tahun 1995 Tentang : Dokumen Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENGAWAL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI KAWASAN SEKARAN UNTUK MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan menghasilkan limbah B3 yang. berasal dari sumber spesifik dan sumber non spesifik.

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

KPS DIR Instruksi Kerja Lab Teknik Elektro: Kesehatan dan Keselamatan Kerja di TFME

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Drs. Eko Hariyadi Budiyanto, Ak.MM.Msc Raja Oloan Saut Gurning, ST.Msc.CMarTech.GMRINA.MIMarEST Penerbit : PT. Andhika Prasetya Ekawahana

PEDOMAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN AKIBAT KECELAKAAN B3 DAN LIMBAH B3

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3)

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AUDIT LIMBAH B3 Bahan Berbahaya dan Beracun

3. KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Identifikasi Bahan Kimia Berbahaya Bagi Petugas Bea dan Cukai

BAB II KREATIVITAS SISWA DALAM MEMANFAATKAN LIMBAH KERTAS PADA KONSEP DAUR ULANG LIMBAH

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN LEL/24/5/17

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances)

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

PENGANGKUTAN LIMBAH B3 MEDIS

Ketentuan gudang komoditi pertanian

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

KATA PENGANTAR. Indralaya, Koordinator Praktikum, Ir. Siti Nurul Aidil Fitri, M.Si. iii

MERAH KUNING KUNING UNGU COKLAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan

-14- TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

PENGELOLAAN DAN KARAKTERISASI LIMBAH B3 DI PAIR BERDASARKAN POTENSI BAHAYA ABSTRAK

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-01/BAPEDAL/09/1995

2016, No Nomor 333, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5617); 3. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lin

TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS RUMAH SAKIT KHUSUS DI SURABAYA TIMUR. Oleh: Idkha Anggraini Pramesti

LAMPIRAN XI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL : 8 April 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keselamatan Kerja di Laboratorium

Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

Disampaikan oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Non Institusi Jakarta, 23 November 2017

BAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN

I. PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. baterai, lampu neon (fluorescent), insektisida, korek api gas, cat semprot (aerosol),

BAHAN KIMIA BERBAHAYA ALDI KURNIA TAMA

Kata Pengantar. Daftar Isi

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

1 Universitas Indonesia

Limbah B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya baik secara langsung maupun

KASUS BEJANA TEKAN NAMA : RIO ALZUHRY NO REG :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

Pengenalan Bahan Kimia

PEDOMAN TEKNIS PENYIMPANAN TABUNG LPG DI PENYALUR DAN PENGGUNAAN LPG UNTUK PENGGUNA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IDENTIFIKASI & TEKNIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP- 01/BAPEDAL/09/1995 TENTANG

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. TRI POLYTA INDONESIA Tbk CILEGON, BANTEN

Transkripsi:

Aryadita Minanda Budi Wiratmaka Eppy Nurul C Handini Citraswari Harini Merdekawati Neo Husien N Rahmawati Tri Rohani

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya

Menurut pasal 2 ayat 1 B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. mudah meledak (explosive); b. pengoksidasi (oxidizing); c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable) d. sangat mudah menyala (highly flammable); e. mudah menyala (flammable); f. amat sangat beracun (extremely toxic); g. sangat beracun (highly toxic); h. beracun (moderately toxic); i. berbahaya (harmful); j. korosif (corrosive); k. bersifat iritasi (irritant); l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment); m. karsinogenik (carcinogenic); n. teratogenik (teratogenic); o. mutagenik (mutagenic).

A. Bentuk dasar, ukuran dan Bahan Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat, warna dasar putih dan garis tepi tebal berwarna merah. Ukuran simbol pada kemasan disesuaikan, sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm Bahan simbol: tahan air, goresan dan bahan kimia yg mengenainya. Untuk di kendaraan pengangkut, simbol dibuat dg cat yang dapat berpendar

1. Mudah meledak (explosive) 2. Bersifat pengoksidasi (oxidizing) 3. Mudah menyala (flammable) 4. Beracun (toxic) 5. Berbahaya (harmful) 6. Bersifat iritasi (irritant) 7. Bersifat korosif (corrosive) 8. Bersifat berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment) 9. Bersifat karsinogenik teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic) 10. Bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas)

a. Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3; b. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang dikemasnya atau diwadahinya; c. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan mudah dilihat; d. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisasisa bahan berbahaya dan beracun; dan e. Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali untuk mengemas B3 harus diberi label KOSONG.

Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya, dan tahan lama; Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan klasifikasi B3 yang diangkutnya; Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar, sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan; Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan, dan/atau bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat logam) serta menggunakan bahan warna simbol yang dapat berpendar (flourenscence); Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus dapat terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum muatan

a. Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada tempat penyimpanan kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat logam); b. Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan kemasan B3 yang tidak terhalang; c. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3 yang disimpannya; dan d. Ukuran minimum simbol yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar, sehingga tulisan pada simbol dapat terlihat jelas dari jarak 20 meter.

Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam,

Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi minimal sebagai berikut : Nama B3; Komposisi, No.CAS/No UN; Produsen (Nama dagang B3/Nama bahan kimia. Komposisi atau formulasi bahan kimia. Informasi lengkap mengenai penghasil.) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah ketupat sesuai dengan klasifikasi B3 Kata peringatan sesuai tingkat resiko Pernyataan bahaya seperti klasifikasi B3, fisik, kesehatan, dan lingkungan.(menjelaskan simbol secara lebih detil sesuai dengan klasifikasi B3.) Informasi Penanganan( Prosedur penanganan kecelakaan dan darurat ) Keterangan tambahan seperti Tanggal kadaluarsa, Tujuan penggunaan, Jumlah dan isi kemasan atau kontainer. Identitas pemasok

Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar.

Pasal 2 (1) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya dan label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya. Analisanya : Guna keamanan dan memudahkan pengenalan secara cepat bahan berbahaya tersebut, maka maka pemerintah mengunakan tanda-tanda dalam bentuk simbul dan label. Disamping pemerintah,terdapat US-DOT, dan Amerika Serikat the National Fire Protection Association (NFPA) mengembangkan pula label berwarna dengan kode, untuk mengindikasikan bahaya bahan kimia terhadap kesehatan, flammabilitas, dan reaktivitas. Agar masyarakat terhindar dari bahaya limbah B3 yang dapat menggangu kesehatan dan menimbulkan kebakaran Sanitian yang bertugas dalam mengelolah limbah b3 dari berbagai sumber harus mengetahui sumber dan karakteristik b3 agar mudah di klasifikasi sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari B3.

Lanjutan... Karena banyaknya b3 yang dampak mencemari lingkungan serta menggangu kesehatan manusia. Sanitarian harus mengetahui B3 yang dapat dipergunakan, B3 yang dilarang dipergunakan, dan B3 yang terbatas dipergunakan Contohnya : DDT dengan nama dagang ( Dichlorodiphenyltrichloroethane; D-58; Chlorophenothane; Clofenotane; Dicophane; pentachlorin; p,p-ddt; Agritan; Gesapon; Gesarex; Gesarol; Guesapon; Neocid. ) dan menpunyai rumus kimia C 14 H 9 Cl 5 dilarang digunakan karena sulit di uraikan di alam bebas dan dapat mempengaruhi lingkungan biotik

Pasal 3 Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib diberi simbol B3. Karena b3 mempunyai klasifikasi masing-masing maka penyimpanan dan pengangkutan harus sesuai dengan labelnya. Maka Seorang sanitarian harus memperhatikan simbol dan mengerti arti simbol tersebut. Contohnya : Klasifikasi b3 Eksplosif yang mempunyai simbol berupa gambar bom meledak (explosive/explodedbomb) berwarna hitam, berbahaya : Mudah meledak Maka pencegahan : Hindarkan dari tumbukan, benturan, gesekan panas dan loncatan bunga api.

1) B3 yang ada rumah tangga: Banyak bahan b3 yang digunakan seperti gas elpiji, pestisida,aki bekas, botol spray pembunuh nyamuk, parfum spray, korek api yang berbahan bakar gas tetapi dari banyaknya alat-alat yang digunakan hanya bebrapa yang mencntumkan simbol / label bahan yang mudah terbakar, 2) B3 yang ada di rumah sakit Rumah sakit merupakan instansi yang banyak menngunakan b3 contohnya Limbah farmasi, limbah radioaktif tetapi berbeda dengan penggunaan b3 yang berada di rumah tangga. B3 yang digunakan sudah memenuhi kepmen karena banyak mencantumkan label dan simbol dikemasan.

TERIMA KASIH