STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

dokumen-dokumen yang mirip
Krangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam Implementasi Kurikulum 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan nama lain

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY (PENEMUAN)

II. KAJIAN PUSTAKA. anak-anak diberikan bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan. yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal.

BAB II. Kajian Teoretis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang mungkin menggunakan salah satu dari arti kata tersebut sesuai dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Discovery Learning merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian efektivitas pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Pengertian Strategi : Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian secara sempit dan pengertian secara luas.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari Jerome Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan (discovery

I. PENDAHULUAN. kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK DAN TAKTIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

KURIKULUM 2013 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN. Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2016 PENINGKATAN KEMAND IRIAN BELAJAR SISWA D ENGAN MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING D ALAM PEMBELAJARAN IPS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Ruang Lingkup Kurikulum Menurut Peraturan Mentri. Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007

MEMBANGUN KERANGKA PEMBELAJARAN BERKARAKTER YANG MENCERDASKAN PEMBELAJAR. Agus Sujarwanta

BAB II KAJIAN TEORITIK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih baik. Lie (2002: 5) berpendapat belajar adalah suatu kegiatan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. inovatif. Menyadari bagaimana cara memikirkan pemecahan permasalahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menulis, menulis merupakan proses yang dilakukan oleh penulis untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengisi ruang bangun. Kalau satuan volume yang digunakan. beraturan misalnya batu yang ditemukan di jalan 18.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DISCOVERY LEARNING DALAM MATA KULIAH TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN PENEMUAN DIRI

Stimulus Proses Respon

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan

PENGERTIAN DAN PENERAPAN METODE PENEMUAN (DISCOVERY), INKUIRI, PERMAINAN (GAMES), DAN PEMBERIAN TUGAS SERTA KELEBIHAN DAN KELEMAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

TINJAUAN PUSTAKA. pemahaman dapat dimaksudkan sebagai proses, cara, atau perbuatan memahami.

Pengertian Pendekatan

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN OSCAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Belajar matematika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah dan

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX-I DI SMP NEGERI 1 KALIANGET

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian Pembelajaran Guided Discovery

II. TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan pendapat Hamalik (2004: 28) yang menyatakan bahwa belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan Gain yang signifikan antara keterampilan proses sains awal. dengan keterampilan proses sains setelah pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nadia Dezira Hasan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING. Etik

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Siti Hajar (Guru Biologi SMA Nusa Indah)

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. dengankepercayaan dan keyakinanbahwaanak-anak dapat dididik, anak-anak dapat

BAB II KAJIAN TEORI. Aku menemukan!, siswa akan menjadi senang. 29. mendorong siswa untuk mandiri guna memperoleh pengetahuan baru.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

I. PENDAHULUAN. baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus

Transkripsi:

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Oleh : I Putu Agus Indrawan (1013031035) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA SINGARAJA 2014 Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)

Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan peserta didik untuk memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Penemuan konsep tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dan dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau mengkonstruksi apa yang mereka ketahui dan pahami dalam suatu bentuk akhir. Hal tersebut terjadi bila peserta didik terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferring. Penggunaan Discovery Learning, ingin mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented, dan mengubah modus ekspository siswa hanya menerima informasi dari guru ke modus Discovery siswa menemukan informasi sendiri. Dasar teori model ini merupakan teori belajar konstruktivis, dimana siswa membangun konsepnya sendiri berdasarkan pengalaman belajar sebelumnya serta pengalaman belajar baru yang diajarkan. Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori konstruktivisme, yaitu : 1 Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar 2 Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa. 3 Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai. 4 Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil. 5 Mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan. 6 Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar. 7 Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa. 8 Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa. 9 Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif. 10 Banyak menggunakan terminilogi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran; seperti predeksi, inferensi, kreasi dan analisis. 11 Menekankan pentingnya bagaimana siswa belajar. 12 Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain dan guru. 13 Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif. 14 Menekankan pentingnya konteks dalam belajar. 15 Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar. 16 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasari pada pengalaman nyata. Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme tersebut diatas, maka dalam penerapannya didalam kelas sebagai berikut : 1 Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar

2 Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon. 3 Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi. 4 Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru atau siswa lainnya. 5 Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menantang terjadinya diskusi. 6 Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama dan materi-materi interaktif. Model discovery learning dilihat dari aspek situasi sosial yaitu Peran guru sebagai mengorganisasikan pembelajaran, sebagai stimulator, pemantau proses belajar, fasilitator, dan evaluator. Peran peserta didik sebagai problem solver dimana siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, kesimpulan-kesimpulan mengorganisasikan bahan serta membuat Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas adalah sebagai berikut a. Perencanaan 1 Menentukan tujuan pembelajaran 2 Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya) 3 Memilih materi pelajaran 4 Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contohcontoh generalisasi) 5 Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa 6 Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik 7 Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa b. Pelaksanaan Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, secara umum sebagai berikut. 1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul

keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa untuk melakukan eksplorasi. Dalam hal memberikan stimulasi dapat menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai. 2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah melakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian pilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun pemahaman siswa agar terbiasa untuk menemukan masalah. 3) Data collection (pengumpulan data). Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan memberi kesempatan siswa mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki. 4) Data processing (pengolahan data) Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan

generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis 5) Verification (pembuktian) Pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. 6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Kelebihan dari Model Penemuan Terbimbing adalah sebagai berikut (Marzano; 1992): a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan). c. Mendukung kemampuan problem solving siswa. d. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lamamembekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukanya. f. Siswa belajar bagaimana belajar (learn how to learn). g. Belajar menghargai diri sendiri. h. Memotivasi diri dan lebih mudah untuk mentransfer. i. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat. j. Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Sementara itu kekurangannya adalah sebagai berikut : a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama. b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah. c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan Model Penemuan.

Sebagai contoh penerapan metode discovery leraning dalam pembelajaran kimia dengan topik hukum-hukum dasar kimia No. Tahap Pembelajaran 1. Stimulation/ Pemberian rangsangan Kegiatan Guru a. Mengajukan pertanyaan tentang topik hukumhukum dasar kimia b. Menganjurkan siswa untuk membaca buku tentang topik tersebut c. Menganjurkan siswa mencari informasi di internet tentang topik d. Memberi persoalan mengenai topik tentang hukum-hukum dasar kimia Kegiatan Siswa a. Memahami pertanyaan sesuai topik tentang hukum-hukum dasar kimia b. Membaca buku sesuia dnegan topik yang diberikan oleh guru c. Mencari informasi melalui internet tentang topik tersebut d. Mengkaji persoalan yang diberikan oleh guru. 2. Problem a. Membantu siswa a. Mengembangkan statement/ide ntifikasi masalah mengembangkan hipotesis mengenai hukum-hukum dasar kimia b. Membantu siswa menguji data yang terkumpul tentang topik tersebut c. Membantu siswa mencari fakta/bukti atas hipotesis yang diajukan. hipotesis terkait hukum-hukum dasar kimia b. Membantu siswa menguji data yang terkumpul tentang topik tersebut c. Mencari fakta/bukti atas hipotesis yang diajukan.

3. Pengumpulan Data a. Membimbing siswa untuk mencari informasi yg benar. b. Membimbing siswa a. Mencari informasi yang benar b. Merumuskan hipotesis merumuskan hipotesis 4. Pengolahan data a. Membimbing siswa untuk a. Melakukan mengumpulkan fakta dan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung hipotesis melalui buku, internet,dll b. Membimbing siswa untuk mengolah data yang diperoleh. c. Mendorong siswa melakukan untuk belajar meverivikasi, mengkategorikan data. pengumpulan data, fakta, bukti yang mendukung hipotesis melalui buku, internet, dll b. Mengolah data yang diperoleh dengan benar. c. Melakukan verifikasi, kategori data. 5. Verification/ a. Membantu siswa a. Memperluas hasil pembuktian 6. Generalizatio n/penarikan kesimpulan memperluas hasil hipotesis yg ada b. Membantu mengkaji kekurangan hipotesis c. Meyakinkan siswa atas kebenaran/fakta yang menjadi jawaban dari rumusan hipotesis dan dari data-data yang telah terkumpul hipotesis yang ada b. Mengkaji kekurangan hipotesis. c. Menerima kebenaran/fakta yang menjadi jawaban rumusan hipotesis dan dari data-data a. Membantu siswa mengungkapkan penyelesaian masalah yang dipecahkan b. Membimbing siswa untuk menganalisis masinga. Mengungkapkan penyelesaian masalah yang dipecah b. Melakukan analisis atas masing-masing kesimpulan yang telah

Referensi Anonim, 2014. Model Pembelajaran discovery learning. http://www.academia.edu/6644958/model_pembelajaran_discovery_le ARNING. Diakses 10 November 2014 Faiq, Muhammad. 2014. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Dalam Implementasi Kurikulum 2013. http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/modelpembelajaran-discovery- learning-kurikulum-2013.html. diakses 8 oktober 2014 Nosalmathedu, 2012. Model pembelajaran discovery learning. http://nosalmathedu10.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-discovery learning.html. Diakses 10 November 2014)