UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING. Etik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING. Etik"

Transkripsi

1 Etik 31 UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING Etik Drs. Nyoto Harjono, M.Pd. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar-FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan belajar matematika kelas 3 terlihat kesulitan siswa dalam menggunakan operasi hitung perkalian dan pembagian mata pelajaran matematika yang diduga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika pada siswa kelas 3 semester II SD N 12 Salatiga. Dengan kondisi ini maka peneliti akan menerapkan modeldiscovery learning dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 3 semester II. Dengan diterapkannya model discovery learning diharapkan proses aktivitas pada guru dan siswa dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar matematika. Setelah dilaksanakan penelitian maka proses aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor rata-rata 2,6 atau 65% (cukup) sedangkan siklus II mendapatkan skor rata-rata 3,31 atau 82% (baik). Proses aktivitas siswa siklus I mendapatkan skor rata-rata 3,09 atau 77% (baik) pada siklus II mendapatkan skor rata-rata 3,53 atau 88%(baik). Dengan meningkatnya proses aktivitas guru dan siswa maka Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I dari 19 siswa tuntas atau 63% dan 11 atau 37% tidak tuntas dengan rata-rata nilai kelas 73, pada siklus II sebanyak 30 siswa tuntas atau 100% dengan rata-rata kelas 83. Dari proses dan hasil belajar tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas 3 semester II. Kata kunci : Proses Belajar, Hasil Belajar, Discovery Learning

2 32 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 PENDAHULUAN Kegiatan manusia sehari-hari hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri maupun saat berkelompok. Dalam kegiatan belajar tersebut tidak akan terlepas dari belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:54), hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Sedangkan menurut Mulyasa (2008), hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung. Sedangkan menurut Hudojo (2005), matematika sebagai suatu obyek abstrak tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak Sekolah Dasar. Kesulitan tersebut terjadi karena adanya rumus untuk memecahkan suatu soal sederhana sehingga terlihat rumit dan menyusahkan. Kesuliatan tersebut terbukti dengan ditemukannya suatu permasalah pada siswa SD kelas 3 semester II di SD N 12 Salatiga. Masalah yang dihadapi siswa adalah saat siswa harus mulai menghitung dengan menggunakan rumus ini dapat terlihat dari rendahnya hasil belajar matematikasiswa di SD 12 Salatiga kelas 3 semester II. Dapat dilihat dari hasil belajar matematika 30 siswa hanya 7 anak yang tuntas sesui dengan KKM dan masih 23 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti akan meningktakan hasil belajar melalui sebuah metode pembelajaran. Model yang akan diterapkan kepada siswa kelas 3 semester II adalah metode discovery learning. Menurut Sardiman (2005:145), model discovery learning adalah model yang menempatkan guru sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar siswa. berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti akan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 semster II dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning. KAJIAN PUSTAKA Hakikat Matematika Matematika sendiri berasl dari bahasa latin mathemata yang mempunyai arti sesuatu yang dipelajari. Glover (2006:9), Matematika merupakan suatu pelajaran mengenai angkaangka, pola-pola, dan bangun. Kita biasanya menggunakan Matematika untuk menyelesaikan beragam masalah. Gatot (2011:1,2), terkait dengan pembelajaran Matematika, banyak kecenderungan baru yang tumbuh dan berkembang di banyak negara, sebagai inovasi dan reformasi model pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tantangan sekarang dan mendatang. Jadi dapat disimpulkan bahwa matematika adalah sebuah ide atau gagasan yang membahas tentang pola pikir serta pembuktian yang logis. Secara umum matematika dapat kita pelajari dengan berbagai hal salah satunya dengan pembelajaran matematika di Sekolah, namum pembelajaran matematika di Sekolah tidak semudah yang kita bayangkan, selain siswa yang pola pikirnya masih dalam fase operasional konkret juga kemampuan siswa masih sangat beragam. Di Sekolah dasar banyak guru mengunakan beragam metode dalam pembelajar matematika, ini di tujukan untuk mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran matematika. Hasil Belajar Dimyati dan Mudjiono (2006:3), Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi

3 Etik 33 pelajaran. Dengan kata lain bahwa sebuah hasil belajar hanya dilihat sebagai sebuah nilai dalam bentuk angka atau skor baru setelah itu nilai digunakan untuk melihat penguasaan materi pelajaran yang sudah diterima. Menurut Hamalik (2008:114), Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut pendapat Hamalik dapat dilihat bahwa sebuah hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dan bukan hanya angka yang menjadi patokan untuk melihat suatu hasil belajar dapat dikatakan baik. Sedangkan menurut Mulyasa (2008:75), Hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung. Dari pendapat Mulyasa sebuah hasil belajar mencakup keseluruhan yang mencakup penilaian baik pencapaian indikator. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang disebut Hasil Belajar adalah hasil yang dicapai berupa ketercapaian indikator berupa nilai yang didapatkan atau diperoleh siswa dengan menggunakan tes formatif. Model Discovery Learning Pembelajaran discovery learning merupakan proses pembelajaran yang tejadi bila siswa tidak disajikan materi ajar dalam bentuk finalnya, tetapi di harapkan mengorganisasi sendiri. Pengertian discovery learning menurut Sardiman (2005:145), bahwa guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapadat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar siswa sesuai dengan tujuan. Sedangkan menurut Budiningsih (2005:43), Model discovery learning adalah suatu metode yang akan membuat siswa memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut model discovery learning merupakan sebuah model yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat menemukan pengetahuan secara kogniti maupun konsep dengan bimbingan guru.menurut Syah (2004:244) dalam pelaksanaan discovery learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum berikut ini: a) Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). b) Stimulus (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada suatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu, guru dapat memulai kegiatan proses belajar mengajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. c) Data Collection (Pengumpulan Data ) Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis, dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. d) Data processing (pengolahan data) Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya. Selanjutnya ditafsirkan, dan semuanya diolah, diacak,

4 34 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 diklasifikasikan, ditabulasi bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. e)verification (pembuktian) Pada tahap ini, peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi, maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu. Sama dengan pendapat Syah dalam Hosnan yang terurai diatas, Achmadi dan Prasetya dalam Ilahi (2010:87) mengemukakan secara garis besar bahwa prosedur pembelajaran discovery learning adalah stimulus, problem statement, data collection, data processing, verification dan generalisasi. Kelebihan Penerapan Model Discovery Learning Model discovery learning dalam penerapannya memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Menurut Hosnan (2014:287) model discovery learning meliliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut. Kelebihan model discovery learning dalam pembelajaran antara lain: membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif, menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri, strategi ini dapat membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja keras sama dengan yang lainnya, berpusat pada peserta didik dan guru berperan bersama-sama aktif dalam mengeluarkan gagasan-gagasan, peserta didik akan mengerti konsep dasar ide-ide lebih baik, mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri, situasi proses belajar menjadi lebih menarik, mendorong keterlibatan keaktifan siswa, menimbulkan rasa puas bagi siswa. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat, dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik, kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar, dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu, melatih siswa belajar mandiri, siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil belajar. Kelemahan Penerpan Model Discovery Learning Adapun kelemahan model discovery learning sebagai berikut: 1. Model discovery learning menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan siswa untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak dan berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada dirinya akan menimbulkan frustasi. 2. Metode ini tidak efisien untuk mengajr jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemechan maslaha lainya. 3. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini tidak akan tercapai jika berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara belajar cara lama. 4. Pembelajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep kertampilan dan emosi secara seluruh kurang

5 Etik 35 mendapat perhatian. 5. Pada beberapa mata pelajaran seperti ipa kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa. 6. Tidak memberikan kesempatan untuk berfikir tentang sesuatu yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan guru telaten untuk menutun sisiwa sehingga siswa yang tadinya masih terbiasanya dengan cara belajar lama dapat menyessuaikan diri dengan belajar yang lebih aktif dan dapat menemukan penemuanpenemuan baru. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Menurut Rubiyanto (2009:108), PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas, tindakan tersebut diberikan oleh seorang guru atau diarahkan oleh guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas 3 semester II, yang terbagi kedalam 2 siklus dengan 4 tahapan: a. Perencanaan, b. Pelaksanaan, c. Observasi, d. Refleksi. Yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran model discovery learning. METODE PENELITIAN Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian Penelitian di laksanakan di SD N 12 Salatiga pada 5 September 2016 sampai bulan Desember pada waktu magang semester VII. Dengan subjek yang diteliti adalah siswa kelas 3 semester II mata pelajaran matematika materi menghitung luas dan keliling pada persegi dan persegi panjang. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang terbagi kedalam 2 siklus dengan 3 tahapan: a. Perencanaan, b. Observasi dan Pelaksanaan. c. Refleksi. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilaksanakan oleh peneliti adalah : 1. Tes, tes yang digunakan adalah hasil belajar kognitif dalam bentuk tes soal pilihan ganda. 2. Observasi, Observasi yang digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa. 3. Dokumentasi, Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dokumen-dokumen baik tertulis, gambar, maupun elektronik. Dalam penelitian ini yang paling utama adalah dokumen berupa gambar kegiatan siswa saat proses pembelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Pada deskripsi prasiklus ini, di jelaskan kondisi awal proses dan hasil belajar matematika sebelum peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Peneliti menemukan permasalahan yang dihadapi siswa adalah rendahnya proses dan hasil belajar matematika kelas 3 semester II. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh proses belajar yang masih berpusat pada guru dan keterbatasan sumber belajar siswa. Pada aktivitas guru dari l8 kategori yaitu 1). Guru memberikan pertanyaan untuk merangsang siswa berfikir. 2). Siswa memperhatikan ketika guru memberikan pertanyaan. 3. Siswa terangsang untuk berfikir dan membaca materi. 4). Siswa mampu menjawab apersepsi/motivasi. 5). Guru menyampaikan rumusan masalah 6). Siswa mengidentifikasi

6 36 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 masalah dari penelitian yang dilakukan. 7). Siswa merumuskan hipotesis. 8). Siswa mengumpulkan data yang relevan dengan kegiatan penelitian. 9). Siswa mencatat hasil dari pengumpulan data. 10). Guru mengamati dan membimbing kerjasama dalam kelompok. 11). Siswa bekerjasama untuk mengolah data yang diperoleh. 12). Siswa berdiskusi untuk menafsirkan hasil data yang diperoleh. 13). Siswa mempraktekkan langkah-langkah kegiatan penelitian yang diberikan guru dengan benar. 14). Siswa menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan penelitian. 15). Siswa membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan. 16). Siswa berdikusi dalam membuat kesimpulan dari hasil data yang sudah di analisis. 17). Siswa menghubungkan kesimpulan dari penelitian dengan prinsip yang sudah ada atau prinsip umum. 18). Guru melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. Dengan keterangan tiap skor 1 (kurang), 2(cukup), 3(baik), 4(sangat baik) hanya mendapatkan skor 49 dengan rata-rata skor 2,7(cukup). Pada siswa dari 12 kategori hanya mendaptkan skor 32 dengan rata-rata 2,7(cukup). Sedangkan hasil belajar matematika ulangan harian dari 30 siswa hanya 7 siswa mencapaikkm dan 23 tindak tuntas bawah KKM. Siklus I Proses Belajar Pada aktivitas guru dan siswa siklus I dari 18 kategori untuk aktivitas guru dan 12 kategori yaitu 1) Siswa duduk di tempat duduk masing-masing. 2) Siswa siap menerima pelajaran. 3) Siswa aktif menanggapi pertanyaan dari guru. 4. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 5) Siswa melaksanakan yang diperintahkan oleh guru. 6) Siswa dibagi dalam kelompok. 7) Siswa menjalankan aturan kelas yang disampaikan oleh guru. 8) Siswa aktif saat diskusi. 9) Siswa aktif dalam kegiatan eksperimen. 10) Siswa aktif saat bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui. 11) Siswa aktif saat melakukan konfirmasi dengan guru. 12) Siswa mencatat pembelajaran yang sudah dilakukan hari ini untuk aktivitas siswa. Dengan keterangan skor rata-rata 1,00(kurang), 2,00(cukup), 3,00 (baik), 4,00 ( sangat baik )dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 1. Observasi Siswa dan Guru Pada Siklus I Hasil Belajar Setelah pembelajaram dilaksanakan pada 3 kali pertemuan dengan jumlah siswa 30, 19 atau 63% siswa tuntas mencapai KKM dan 11 atau 37% siswa dibawah KKM atau tidak tuntas. Dengan nilai tertinggi 95 dan terendah 34. Siklus II Proses Belajar Pada aktivitas guru dan siswa siklus II dari 18 kategori untuk aktivitas guru dan 12 kategori untuk aktivitas siswa dengan keterangan skor rata-rata 1,00 (kurang), 2,00 (cukup), 3,00 (baik), 4,00 (sangat baik) dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini:

7 Etik 37 Tabel 2.Observasi Siswa dan Guru Pada Siklus II Hasil Belajar Pada siklus II dilaksanakan pada 3 kali pertemuan dengan jumlah siswa 30, 30 siswaatau 100% siswa dinyatakan tuntas mencapai KKM dengan nilai terendah 75 dan tertinggi 97 dengan rata-rata kelas 83. Analisis Komparatif Proses dan Hasil Penelitian Komparatif proses dan hasil belajar siswa merupakan perbandingan antara proses aktivitas guru dan siswa dengan hasil belajar siswa, perbandingan ini untuk membuktikan apakah proses aktivitas guru dan siswa sejajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas 3 semester II dari pra siklus hingga siklus II. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 3,4 dan 5 dibawah ini. Tabel 3. Aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran matematika. Berdasarkan tabel diatas aktivitas guru dari pra siklus, siklus I, siklus II menujukkan adanya peningkatan pada pra siklus mendapatkan skor rata-rata 2,7 (cukup), siklus I rata-rata 2,6 (cukup), siklus II rata-rata 3,31 (baik). Pada aktivitas siswa menujukkan pada pra siklus rata-rata skor 2,7 (cukup), siklus I rata-rata skor 3,09 (baik) dan siklus II rata-rata skor 3,53 (baik). Pada tabel tersebut antara aktvitas guru dari pra siklus, siklus I dan II menujukkan adanya peningkatan proses belajar. Peningkatan tersebut tidak lepas dari penggunaan metode discovery learning dalam proses belajar mengajar.

8 38 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 Tabel 4. Perbandingan hasil belajar matematika SD N 12 Salatiga pada pra siklus, siklus I, siklus II dengan nilai ketuntasan KKM <70. Dari tabel diatas hasil belajar matematika siswa kelas 3 semester II pada pra siklus, siklus I, siklus II dengan menggunakan metode discovery learning menujukkan tingkat ketuntasan belajar matematika pada siklus pra siklus sebanyak 7 siswa atau 23% tuntas sisanya 23 siswa 77% masih di bawah KKM atau belum tuntas, pada siklus 19 siswa tuntas atau 63% mencapai KKM dan 11 siswa 27% dibawah KKM, pada siklus II ketutasan hasil belajar sebayak 30 siswa atau 100% tuntas dengan ketidak tuntasan 0%. Dengan hasil belajar matematika siswa kelas 3 semester II tersebut menujukkan adanya peningkatan hasil belajar. Untuk mengetahui peningkatan apakah hasil belajar sejajar dengan aktivitas guru dan siswa maka peneliti juga akan menampilkan daftar aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas 3 semester II pada tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Proses dan hasil belajar matematika siswa kelasa 3 semester II. Pada tabel diatas terlihat bahwa peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 3 semester II sejajar dengan aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. pada pra siklus aktivitas keberhasilan guru mencapai 67,5% dan siswa mencapai 67,5 % namun presentase keberhasilan hasil belajar matematika siswa kelas 3 masih rendah yaitu 23%. Pada siklus I presentase aktivitas guru mencapai 65% dan presentase aktivitas siswa 77,25%, pada aktivas guru mengalami penurunan namun pada aktivitas siswa mengalami kenaikan dan keberhasilan hasil belajar matematika juga mengalami peningkatan 63%. Sedangkan pada siklus II presentase aktivitas guru mencapai 82% dan aktivitas siswa mencapai 88,25% sedangkan hasil belajar siswa mengalami kenaikan yang tinggi dengan presentase keberhasilan 100%. PEMBAHASAN Proses belajar matematika pada guru dan siswa dari pra siklus, siklus I, siklus II menujukkan adanya peningkatan ini dapat dilihat pada tabel komparatif aktivitas guru dan siswa yang menujukkan peningkatan. Pada aktivitas guru pra siklus mendaparkan skor ratarata 2,7 (cukup), pada siklus I pertemuan ke-1 mendapatkan skor rata-rata 2,3 (cukup), pertemuan ke-2 skor rata-rata 2,7 (cukup) dan pada pertemuan ke-3 skor rata-rata 2,6 (cukup).

9 Etik 39 Skor rata-rata pada siklus I mencapai 2,6 (cukup), pada siklus I belum dikatakan berhasil karena peneliti mematok keberhasilan dengan skor rata-rata 3,00 (baik), kekurangan pada siklus I akan diberbaiaki pada siklus II sehingga mencapai skor yang ditentukan. Pada siklus II pertemuan ke-1 menujukkan skor rata-rata 3,25 (baik), pertemuan ke-2 skor rata-rata 3,4 (baik) dan pada pertemuan ke-3 skor rata-rata 3,33 (baik). Skor rata-rata pada siklus II mencapai 3,31 (baik) dengan presentase 82%. Karena skor rata-rata pada siklus II sudah sesuai dengan patokan atau melebihi patokan peneliti maka aktivitas guru dikatakan berhasil atau meningkat. Aktivitas siswa juga dinilai sama dengan ketentuan aktivitas guru dengan patokan berhasil skor rata-rata 3,00 (baik). Aktivitas siswa pada pra siklus mencapi skor 2,7 (baik), pada siklus I pertemuan ke-1 mencapai 2,7 (cukup), pertemuan ke-3 3,5 (baik) dan pertemuan ke-3 3,08 (baik) dengan total skor rata-rata 3,09 (baik), pada siklus I ini aktivitas siswa sudah melibi patokan, namun peneliti terus berupaya untuk meningkatkan proses belajar siswa sehingga menjadi lebih baik lagi yaitu pada sikllus II. Pada siklus II pertemuan ke-1 3,6 (baik), pertemuan ke-2 3,5 (baik) dan pada pertemaun ke-3 3,5 (baik) dengan skor rata-rata siklus II mencapai 3,53 (baik). Pada siklus ke II ini hasil aktifitas siswa sudah meningkat melebihi patokan dan dinyatakan proses belajar siswa meningkat atau berhasil. Hasil belajar matematika siswa kelas 3 dengan jumlah siswa 30 dengan KKM 70 dan peneliti menyatakan meningkat jika hasil belajar matematika mencapai 90%. Pada pra siklus, siklus I dan II juga menujukkan adanya peningkatan ini dapat dilihat pada ketuntasan hasil belajar siswa pad siklus 1 dengan jumlah 7 siswa tuntas 23% dan sebanyak 23 atau 77% tidak tuntas, pada siklus II ketuntasan mencapai 19 siswa 63% dan 11 siswa 37% tidak tuntas, pada siklus II sebanyak 30 atau 100% tuntas. Hasil belajar tersebut menujukkan adanya peningkatan hasil belajar. Karena hasil belajar melebihi patokan peneliti maka hasil belajar matematika dinyatakan meningkat atau berhasil. Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari penggunaan model discovery learning dalam proses belajar mengajar. Simpulan Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat dinyatakan bahwa penggunaan model discovery learning untuk meningkatkan proses dan hasil belajar matematika kelas semester II siswa berhasil atau dinyatakan meningkat sesuai dengan patokan peneliti. Saran Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa penerapan model discovery learning dapat meningkatkan proses dan hasil belajar matematika siswa kelas 3 semester II. Oleh sebab itu penulis memberikan saran : 1. Bagi guru Terinspirasi menerapkan model discovery learning dalam proses pembelajaran, 2. Bagi siswa dengan menerapkan model discovery learning kiranya siswa dapat belajar dengan aktif dan antusias sehingga hasil belajar siswa menigkat, 3. Bagi Sekolah, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang formal mengedepankan kreatifitas guru dalam pembelajaran terutama dalam menerapkan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif, 4. Bagi peneliti, Bagi peneliti dalam seringkan melakukan penelitian dengan menggunakan metode-metode yang lain yang lebih bervariatif sehingga dapat meningkatkan mutu dari guru.

10 40 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 DAFTAR PUSTAKA Abdilah Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanda Tanpa Identitas. Magelang: Yayasan Indonesiatera. Arikunto Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Budiningsih Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Renika Cipta. Dimyanti dkk Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Hamalik Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hosnan Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad21. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hudoyo Strategi mengajar belajar IPA. Malang : IKIP Malang Mulyasa Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif: Bandung. Alfabeta Wiriatmadja Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas. Kerja sama PPs UPI PT. Remaja Rosda Karya.

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3b MODEL DISCOVERY LEARNING 2 Discovery Learning Belajar diskoveri memberi penekanan pada keakifan siswa, berpusat pada siswa dimana siswa

Lebih terperinci

Krangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013

Krangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 e-book Definisi Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Krangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 Oleh : IDHAM, S.Pd http://education-vionet.blogspot.com Page 1 Definisi Model Pembelajaran Penemuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam Implementasi Kurikulum 2013

Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam Implementasi Kurikulum 2013 Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam Implementasi Kurikulum 2013 Ada tiga model pembelajaran yang dianjurkan dalam penerapan Kurikulum 2013 antara lain: Discovery Learning (DL), Problem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Pembelajaran IPA Menurut Gagne dalam Slameto, (2010:13) memberikan dua definisi belajar, yakni: (1) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. anak-anak diberikan bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan. yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal.

II. KAJIAN PUSTAKA. anak-anak diberikan bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan. yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal. 8 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang dipentingkan pendidikan intelektual. Kepada anak-anak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang mungkin menggunakan salah satu dari arti kata tersebut sesuai dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang mungkin menggunakan salah satu dari arti kata tersebut sesuai dengan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas merupakan serapan dari bahasa asing yang berasal dari kata effective yang berarti manjur, ampuh, berlaku, mujarab, berpengaruh,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dalam belajar matematika, yang merupakan masalah bukanlah soal yang biasa dikerjakan oleh siswa atau biasa

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teoretis

BAB II. Kajian Teoretis BAB II Kajian Teoretis A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Menurut Slavin (Rahayu 2011, hlm. 9), Missouri Mathematics Project (MMP) adalah suatu program yang dirancang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Model adalah prosedur yang sistematis tentang pola belajar untuk mencapai tujuan belajar serta sebagai pedoman bagi pengajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori merupakan kerangka acuan yang digunakan untuk dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini. Pada bagian ini akan dibahas mengenai teori-teori yang dikaji

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013 A. Definisi/ Konsep 1. Definisi MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN ( DISCOVERY LEARNING) Metode Discovery Learning adalah

Lebih terperinci

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Oleh : I Putu Agus Indrawan (1013031035) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VII C SMPN 3 DONGKO TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan tindakan penelitian ini terfokus pada masalah dan tujuan penelitian. Tujuan dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD Firosalia Kristin firosalia.kristin@gmail.com Dwi Rahayu dwi_rahayu@gmail.com Program Studi PGSD

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PECAHAN SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIKUTO GRABAG KOTA MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Ngombak Desa Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. Waktu penelitian ini

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) Nurul Setiani, Susilaningsih, Ngadiman Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI Amanda Imalia Mutiara 1), Menza Hendri 2), dan Ahmad Syarkowi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: FARIDA A 210

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran Matematika dan Pembelajarannya Matematika memiliki banyak definisi dan tidak mempunyai definisi tunggal yang disepakati. Beberapa ahli matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG Tri Putri, Zulfa Amrina, Rona Taula Sari 1 Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. inovatif. Menyadari bagaimana cara memikirkan pemecahan permasalahan

I. PENDAHULUAN. inovatif. Menyadari bagaimana cara memikirkan pemecahan permasalahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu berkembang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemerintah di beberapa negara mengajukan salah satu cara untuk

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan 6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjaun Pustaka 1. Keterampilan Eksperimen Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan merancanakan percobaan merupakan kegiatan mengidenfikasi berapa

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD NEGERI 01 PUTATSARI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA SMA Negeri 1 Ulujami

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi)

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi) PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS (Jurnal Skripsi) Oleh Sari Puspa Dewi Dr. H. Darsono, M.Pd. Dra. Hj. Yulina H., M.Pd. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Discovery Learning merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Discovery Learning merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Discovery Learning Discovery Learning merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Bruner berdasarkan pada pandangan kognitif tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Penalaran Matematis Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Materi matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran

Lebih terperinci

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Jeffry Gagah Satria Frigatanto PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 03 BANTARBOLANG KECAMATAN BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Inside Outside Circle, Hasil Belajar

Abstrak. Kata Kunci: Inside Outside Circle, Hasil Belajar PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT KELAS VII SMP NEGERI 1 BRINGIN TAHUN 2014/ 2015 Dian Tri Yunitasari,

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PLUPUH I TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ARIKA YULIA

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Ampih yang beralamat di Jalan HM Sarbini, kilometer 4,5, Dukuh Krajan, Desa Ampih, RT: 01 RW:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian efektivitas pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian efektivitas pembelajaran BAB II KAJIAN TEORI A. Efektivitas Pembelajaran 1. Pengertian efektivitas pembelajaran Efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) diartikan sebagai dapat membawa hasil, berhasil guna. Suatu usaha

Lebih terperinci

Bambang Supriyanto 36

Bambang Supriyanto 36 PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI B MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Pemahaman Konsep Pemahaman dapat diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Menurut Van de Walle (Yohana et all,2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester genap tahun pelajaran 2009-2010,

Lebih terperinci

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X SMA NEGERI 11 MAKASSAR Habriah Ahmad Guru

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI

PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI Farida Nursyahidah, Bagus Ardi Saputro Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPATI Universitas PGRI Semarang Jl.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN Nurhaidah, Japet Ginting, Suhermi Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMS (SERIUS MENGERJAKAN SOAL) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MANGGUNG 2 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN

Lebih terperinci

Dyah Kartika Sari, Peningkatan Keterampilan Proses

Dyah Kartika Sari, Peningkatan Keterampilan Proses Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN 2615-1421 FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal. 334-339 Special Issues PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR TEMA LINGKUNGAN SAHABAT KITA MENGGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Hasil Belajar 2.1.1.1 Definisi Hasil Belajar Secara umum hasil adalah segala sesuatu yang diperoleh setelah melakukan suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan nama lain

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan nama lain 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Discovery Learning Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan nama lain dari pembelajaran penemuan (Kosasih, 2014: 83). Discovery adalah menemukan konsep

Lebih terperinci

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DENGAN BERBANTU CABRI II PLUS 1.4 DAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT KELAS

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry Ratna Arifin Djana, Amran Rede, dan Marungkil Pasaribu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN T.SERI AMINAH Guru SMP Negeri 29 Medan Email : bangunsardiana@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG Hasanatul Fitri 1, Dra. Gusmaweti, M.Si 2, Drs. H. Asrul Thaher,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek penelitian Subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik kelas IV MI Darussalam Ngepreh Sayung tahun ajaran 2015/2016 yang jumlahnya 30 peserta didik, terdiri dari

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2) Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan kajian teori pada penelitian ini berisi tinjauan sejumlah kajian yang berkaitan dengan (1) Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI STRATEGI DISCOVERY INQUIRY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI STRATEGI DISCOVERY INQUIRY PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI STRATEGI DISCOVERY INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KARANGHARJO PULOKULON GROBOGAN TAHUN 2012/ 2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Ahmad Subhanarrijal 1, Triyono 2, Wahyudi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dari tiga aspek penilaiaan matematika. Menurut Jihad (2012), ada tiga aspek penilaian matematika

Lebih terperinci

Vol. 4, No. 1, Maret 2017 ISSN:

Vol. 4, No. 1, Maret 2017 ISSN: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DUA BILANGAN TIGA ANGKA TENTANG SOAL CERITA DI KELAS III SD NEGERI 27 PEUSANGAN Marzuki

Lebih terperinci

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh: LUTHFI NUR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam (Suroso 2009:29) Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun 24 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan PTK. Penelitian ini bersifat kualitatif karena berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh Genda Widayati A54B111032

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh Genda Widayati A54B111032 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TENTANG BANGUN DATAR DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SABRANGLOR TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CTL DALAM MATERI AJAR KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI. Umi Jaenab

PENERAPAN MODEL CTL DALAM MATERI AJAR KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI. Umi Jaenab Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 PENERAPAN MODEL CTL DALAM MATERI AJAR KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Rachmad Lasaka Guru Matematika SMP Negeri 2 Luwuk, Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah,

Lebih terperinci

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,

Lebih terperinci

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TIPE MAKE-A MATCH BERBANTUAN MEDIA KOMIK INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPS Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani

Lebih terperinci

Oleh: Ika Ratih Sulistiani. Abstrak

Oleh: Ika Ratih Sulistiani. Abstrak PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET (MANIK MANIK DAN SEDOTAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 2 SD DINOYO 1 MALANG Oleh: Ika Ratih Sulistiani Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli Tri Haryanti SDN Inpres 5 Birobuli, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Triyatno 1, John Sabari 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN TENTANG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANJER TAHUN AJARAN 2016 / 2017 Iklas Supriyanto 1, Suripto 2, Rokhmaniyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Subyek Tindakan 3.1.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian dilakukan di kelas V SDN 1 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora dengan jumlah peserta

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA GAMBAR

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA GAMBAR Retno Sulistyowati 63 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA GAMBAR Retno Sulistyowati 292013083@student.uksw.edu Drs. Nyoto Harjono, M.Pd.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 SENTOLO Nurul Arum Sulistyowati FKIP, Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TAMBAHMULYO 01 KECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI.2 WANGLU, TRUCUK, KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014. Jurnal Publikasi Program

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING TIPE A PADA KONSEP KALOR SISWA KELAS VII SMP N 5 SELUMA Sabmei Sukamsyah Guru Fisika SMPN 5 Seluma sabmeisukayah2gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Martha Lorinda marthalorinda@gmail.com Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01 Yudha Widhiatma 447 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01 Oleh Yudha Widhiatma 292013095@student.uksw.edu Wasitohadi wasitohadi@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KALIBAGOR TAHUN AJARAN 2016/2017 Imam Fadlun Kamal 1, Imam Suyanto

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP ,

*Keperluan korespondensi, HP , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1 Tahun 215 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 24-21 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN PENDEKATAN

Lebih terperinci