STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP) PELAYANAN KESEHATAN MATA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA

Proses Konsultasi REGISTRASI

SOP KATARAK. Halaman 1 dari 7. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon SMF. Ditetapkan Oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon.

untuk duduk atau berbaring; c. merekam ECG 12 lead dan mengukur tekanan darah mulai menit pertama hingga

maka dilakukan dengan carafinger counting yaitu menghitung jari pemeriksa pada jarak 1 meter sampai 6 meter dengan visus 1/60 sampai 6/60.

Standar Operasional Prosedur Untuk Kader Katarak

Pemeriksaan Mata Dasar. Dr. Elvioza SpM Departemen Ilmu kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta

PEMERIKSAAN VISUS MATA

Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Ingris Cataract, dan Latin

THT CHECKLIST PX.TELINGA

O P T I K dan REFRAKSI. SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak

TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS

BAB III METODE PENELITIAN

Jari-jari yang lain bersandar pada dahi dan pipi pasien. Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada bagian belakang kornea bergantian

Disusun oleh :.2013 Tim Dinas Kesehatan dan Pengelola Prog. NIP. Suatu pemeriksaan yang di lakukan untuk mengetahui adanya gangguan kesehatan mata.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak yang kedua orang tuanya menderita miopia. 11,12

REFRAKSI. Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc

Tatalaksana Miopia 1. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting.

PEMERIKSAAN MATA I. Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif analitik dengan melihat

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK SISTEM INDRA KHUSUS - MATA. Diberikan Pada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran Unhas

KMN Klinik Mata Nusantara

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN REFRAKSI OPTISI/OPTOMETRI

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

PELAYANAN DI RUANG REKAM MEDIK

Glaukoma. 1. Apa itu Glaukoma?

Berdasarkan tingginya dioptri, miopia dibagi dalam(ilyas,2014).:

REFRAKSI ENAM PRINSIP REFRAKSI 3/28/2017. Status refraksi yang ideal : EMETROPIA. Jika tdk fokus pada satu titik disebut AMETROPIA ~ kelainan refraksi

Katarak adalah : kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur-angsur, penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara)

Lakukan pemeriksaan visus, refraksi terbaik dan segmen anterior.anamnesis

KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP REFRAKSIONIS OPTISIEN LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katarak umumnya didefinisikan sebagai kekeruhan lensa. Katarak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam kandungan dan faktor keturunan(ilyas, 2006).

KLINIK MATA PANGKALAN BUN Dr.AGUS ARIYANTO,SpM

LAPORAN KASUS GLAUKOMA KRONIK

TINDAKAN PEMBEDAHAN SOP. 1. Pengertian. 2. Tujuan. 3. Kebijakan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

PEMERIKSAAN ILMI PENYAKIT MATA

GLAUKOMA ABSOLUT POST TRABEKULEKTOMI DAN GLAUKOMA POST PERIFER IRIDEKTOMI

BAB III CARA PEMERIKSAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seni dan ilmu) mengatur atau mengelola semua sumber daya (manusia dan non

BAB I PENDAHULUAN. penyakit. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan. telah terjadi katarak senile sebesar 42%, pada kelompok usia 65-74

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KATARAK SENIL DAN KOMPLIKASI KEBUTAAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2011

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata tanpa akomodasi dan

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Muhammadiyah Yogyakarta, 2 Departemen Mata, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

ALUR PELAYANAN LABORATORIUM No.Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : KEPALA PUSKESMAS PRAGAAN

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

TATALAKSANA TRAUMA PADA MATA No.Dokumen No. Revisi 00

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN OPTIKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

4mw\> Balai. Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan Thorax dan tulang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA

Anita's Personal Blog Glaukoma Copyright anita handayani

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

Hari/Tanggal : Kamis / 12 Februari Bagaimana sejarah dibentuknya UPT Kesehatan Indera Masyarakat?

Glaukoma. Apakah GLAUKOMA itu?

Pengkajian Sistem Penglihatan Mula Tarigan, SKp. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea

BAB 1 PENDAHULUAN. Kornea merupakan lapisan depan bola mata, transparan, merupakan

UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Kesehatan indera. penglihatan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis)

Modul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut data Riskesdas 2013, katarak atau kekeruhan lensa

Pengkajian Sistem Penglihatan. Maryunis, S.Kep, Ns., M.Kes.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

REFRAKSI dan KELAINAN REFRAKSI. Prof. Dr. H. Sidarta Ilyas SpM Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. 6/12/2012 1

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: ENGKI SOFYAN NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(Anterior surface Curvature) (Posterior surface Curvature)

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI,

Obat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Astigmatisma adalah kelainan refraksi yang mencegah berkas. Pada astigmatisma, mata menghasilkan suatu bayangan dengan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1424/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN OPTIKAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

Transkripsi:

STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP) PELAYANAN KESEHATAN MATA UPT KESEHATAN INDERA MASYARAKAT (KIM) PROVINSI SUMATERA UTARA DAFTAR ISI. I. KEGIATAN DALAM GEDUNG A. RAWAT JALAN.. PELAYANAN RAWAT JALAN a. Alur Pelayanan b. Pendaftaran Di Loket ) SOP 2) Alur Pelayanan di loket 2. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK :. Refraksi 2. Autorefraksi 3. Lampu celah (Slit Lamp) 4. Tonometri 5. Tes Anel

6. Biometri 7. Funduskopi Direk 8. Funduskopi Indirek 9. USG Mata 0. Kampimetri. Gonioskopi 2. Foto Fundus 3. Fundus Angiografi 3. TINDAKAN RAWAT JALAN :. Irigasi Trauma Kimia 2. Ekstraksi Benda Asing (Corpus Alienum) 3. Epilasi Bulu Mata 4. Angkat Jahitan 5. Ekstirpasi Lithiasis 6. Argon Laser Pada Glaukoma dan Kelainan Retina g. NdYAG Laser Pada Glaukoma dan Katarak Sekunder B. TINDAKAN BEDAH. PERSIAPAN a. Sterilisasi ) Sterilisasi Ruangan 2)Sterilisasi Bahan Katun

3) Sterilisasi Instrumen b. Perawatan Pre Operasi c. Kebersihan Perorangan 2. PELAKSANAAN OPERASI 3.TINDAKAN MEDIS OPERATIF a. Bedah Minor ) Insisi Khalazion/ Hordeoulum 2) Ekstirpasi Pterigium b. Bedah Mayor ) Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler (ECCE) dengan implantasi lensa tanam 2) Operasi katarak dengan sayatan kecil dengan implantasi lensa = Small Incision Cataract Surgery (SICS) 3) Fakoemulsifikasi 4) Hyphema Aspiration = Aspirasi Hifema/Parasentesis 5) Trabekulektomi 6) Prosedur Ganda Trabekulektomi + SICS + IOL 7) Reparasi ruptur kornea 8) Reparasi ruptur sklera 4. PERAWATAN POST OP

5. PENANGANAN KOMPLIKASI OPERASI a. Penanganan komplikasi operasi katarak b. Penanganan komplikasi operasi trabekulektomi C. KEGIATAN PENUNJANG. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (Gula Darah Sewaktu) 2. PELAYANAN APOTIK. II. KEGIATAN LUAR GEDUNG. A. DETEKSI DINI. Katarak 2. Glaukoma 3. Kelainan Refraksi 4. Xeroftalmia B. PERSIAPAN RUANGAN OPERASI KATARAK DI LUAR GEDUNG. C. TINDAKAN MEDIK 2. D. FOLLOW UP POST OPERASI KATARAK DI PUSKESMAS I. KEGIATAN DALAM GEDUNG A. RAWAT JALAN.. PELAYANAN RAWAT JALAN a. Alur Pelayanan b. Pendaftaran Di Loket

) SOP UPT KESEHATAN INDERA MASYARAKAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PENDAFTARAN DI LOKET NO DOKUMEN... NO REVISI HALAMAN PELAYANAN MEDIS UNIT RAWAT JALAN TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH: KEPALA UPT KIM Dr. Kustinah, MKes

DEFINISI : Pelayanan pendaftaran pasien yang mau berobat di loket pendaftaran 2 STANDAR ALAT. Komputer dan sofware SIM. 2. Printer dan alat pembuat kartu ID 3. Lemari penyimpanan file Rekam Medis 3 STANDAR BAHAN HABIS PAKAI. Kartu status pasien 2. Kartu ID pasien 3. Map / folder 4 STANDAR KOMPETENSI TENAGA. Operator Komputer 2. Tenaga administrasi 5 STANDAR WAKTU 3-5 menit / orang 6 STANDAR BIAYA/TARIP Rp.... 7 STANDAR PERSYARATAN - Dilakukan di ruangan Pendaftaran - Pasien antri teratur di ruang tunggu 8 STANDAR PROSEDUR Pasien antri dengan membawa identitas (Kartu ID bagi pasien lama atau formulir pendaftaran/ktp bagi pasien baru). Petugas Loket entry data kartu identitas di komputer 2. Pasien Baru dibuatkan Kartu ID baru dan Status Rekam Medis baru dibuatkan Kuitansi PNBP dan diberikan Karcis 3. Pasien Lama setelah entry data langsung dibuatkan kuitansi PNBP diberikan Karcis 4. Uang diterima dari pasien disimpan di kotak brankas

2) Alur Pelayanan di Loket No. Kegiatan Pelaksana Mutu Baku Ket Petugas Petugas 2 Petugas 3 Petugas 4 Kelengkapan Waktu Output. Pasien antri dengan membawa identitas (Kartu ID bagi pasien lama atau formulir pendaftaran/ktp bagi pasien baru) menit disposisi 2. Petugas Loket entry data kartu identitas di komputer menit disposisi 3. Pasien Baru dibuatkan Kartu ID baru dan Status Rekam Medis baru dibuatkan Kuitansi PNBP dan diberikan Karcis menit dokumen 4. Pasien Lama setelah entry data langsung dibuatkan kuitansi PNBP diberikan Karcis menit dokumen 5. Uang diterima dari pasien disimpan di kotak brankas Uang menit dokumen 6. Mencarikan Kartu Status Rekam Medis di Kotak File sesuai nomor register menit Status Pasien

diambil dan ditumpuk sesuai nomor urut pasien daftar beserta status pasien baru. 7. Tumpukan status pasien dibawa ke ruang Rawat Jalan oleh petugas menit disposisi 8. Setelah akhir jam pelayanan petugas membuat laporan harian dengan program komputer, dan setor uang pendaftaran ke Bandahara PNBP. Uang menit dokumen. 2. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK a. Refraksi UPT KESEHATAN INDERA MASYARAKAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN REFRAKSI DENGAN METODE TRIAL AND ERROR NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

PELAYANAN MEDIS UNIT RAWAT JALAN TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH: KEPALA UPT KIM Dr. Kustinah, MKes DEFINISI : Pemeriksaan visual acuity dan koreksi dengan refraksi subjektif 2 STANDAR ALAT Snellen chart Trial lens set Trial Frame Jackson Cross Cylinder Lensometer Mistar DP Senter 3 STANDAR BAHAN HABIS PAKAI Baterai

4 STANDAR KOMPETENSI TENAGA RO Perawat Dokter Umum Spesialis mata 5 STANDAR WAKTU 5-0 menit 6 STANDAR TEMPAT Ruang refraksi 7 STANDAR INDIKASI Tidak ada kontra indikasi status mata (Infeksi, nyeri akut ) 8 STANDAR PROSEDURE. Pasien duduk 2. Lakukan anamnese 3. Lakukan pemeriksaan segment anterior apakah ada kelainan 4. Kalau ada kacamata lama, periksa ukurannya 5. Tentukan PD 6. Pemeriksaaan dilakukan pada jarak 5m atau 6m 7. Pasang trial frame sesuai PD 8. Mata kiri tutup dengan occluder 9. Pasien disuruh melihat optotip, kemudiam membaca huruf/ angka mulai

dari atas sampai bawah 0. Tentukan visus awal. Beri lensa koreksi plus lebih dahulu dan tanyakan apakah makin kabur atau makin terang, bila makin kabur ganti dengan lensa minus, dan cari koreksi sampai visus terbaik 2. Bila visus terbaik kurang dari 6/6 maka beri pinhole. Jika dengan pinhole visus tidak maju maka pasien dirujuk ke spesialis. Tetapi bila dengan pemberian pinhole visus maju minimal dua baris ke bawah maka pasien kemungkinan astigmat, maka perlu dilakukan fogging tehnik untuk mengetahui aksisnya. Setelah aksis dapat di berikan koreksi lensa silinder sampai visus menjadi 6/6. 3. Kemudian lakukan pemeriksaan untuk mata kanan dengan cara yang sama 4. Setelah ukuran kedua mata didapat, lakukan tes duke alder untuk mengetahui ketepatan koreksi 5. Setelah koreksi tepat, pasien suruh adaptasi kurang lebih 0 menit dan tanyakan apakah pasien pusing atau tidak, kalau tidak ada keluhan berarti koreksi tepat 6. Kalau pasien presbiopi berikan kaca mata baca sesui dengan umur No. Kegiatan Pelaksana Mutu Baku Ket Petugas Petugas 2 Petugas 3 PetugasKelengkapan Waktu 4 Output. Pasien duduk Lakukan anamnese Lakukan pemeriksaan segment anterior apakah ada kelainan menit disposisi

2. Kalau ada kacamata lama, periksa ukurannya Tentukan PD Pemeriksaaan dilakukan pada jarak 5m atau 6m Pasang trial frame sesuai PD menit disposisi 3. Mata kiri tutup dengan occluder menit dokumen 4. Pasien disuruh melihat optotip, kemudiam membaca huruf/ angka mulai dari atas sampai bawah menit dokumen 5. Tentukan visus awal Beri lensa koreksi plus lebih dahulu dan tanyakan apakah makin kabur atau makin terang, bila makin kabur ganti dengan lensa minus, dan cari koreksi sampai visus terbaik 6. Bila visus terbaik kurang dari 6/6 maka beri pinhole. Jika dengan pinhole visus tidak maju maka pasien dirujuk ke spesialis. Tetapi bila dengan pemberian pinhole visus maju minimal dua baris ke bawah maka pasien kemungkinan astigmat, maka perlu dilakukan fogging tehnik untuk mengetahui aksisnya. Setelah aksis dapat di berikan koreksi lensa silinder sampai visus menjadi 6/6. 7. Kemudian lakukan pemeriksaan untuk mata Uang menit dokumen menit Status Pasien menit disposisi

kanan dengan cara yang sama, setelah ukuran kedua mata didapat, lakukan tes duke alder untuk mengetahui ketepatan koreksi 8. Setelah koreksi tepat, pasien suruh adaptasi kurang lebih 0 menit dan tanyakan apakah pasien pusing atau tidak, kalau tidak ada keluhan berarti koreksi tepat, kalau pasien presbiopi berikan kaca mata baca sesui dengan umur Uang menit dokumen b. Autorefraksi KESEHATAN INDERA MASYARAKAT UPT STANDAR OPERATING PROSEDURE (SOP) PEMERIKSAAN AUTOREFRAKTOMETER NO DOKUMEN... NO REVISI HALAMAN

DITETAPKAN OLEH: TANGGAL KEPALA BKMM... PELAYANAN MEDIS TERBIT UNIT RAWAT JALAN Dr. Kustinah, MKes DEFINISI : Pemeriksaan dengan menggunakan alat ARK 2 STANDAR ALAT Unit Autorefraktometer yang bekerja baik dan dikalibrasi secara berkala 3 STANDAR BAHAN HABIS PAKAI Tissu Kertas printer 4 STANDAR KOMPETENSI TENAGA Spesialis mata Dokter umum Perawat RO /Optometris

5 STANDAR WAKTU 3-5 menit 6 STANDAR TEMPAT Ruang refraksi 7 STANDAR INDIKASI Tidak ada kontra indikasi status mata (Infeksi, Nyeri akut ) 8 STANDAR PROSEDURE. Pasien posisi duduk. 2. Dagu dan kening diletakan pada penyangga masing-masing dan kantus pasien harus sejajar dengan tanda (<) di penyangga dagu. 3. Sesuai dengan spesifikasi masin-masing alat ARK dan menunya 4. Tekan Mode maka akan terlihat di layar sebelah kiri tulisan Ref. 5. Pasien suruh fixasi melihat gambar-gambar di dalam autoref dan mata tidak boleh bergerak-gerak. 6. Arahkan badan autoref kearah kanan badan pasien. 7. Putar joy stick ke kiri / ke kanan sampai kornea terlihat jelas dan berada pada lingkaran. 8. Geser joy stik ke depan atau ke belakang sampai terlihat titik putih berada tepat di tengah lingkaran kemudian tekan tombol pada joy stik dan lakukan tiga kali kemudian tekan display 9. Tekan print maka hasil akan keluar. 0. Lakukan pemeriksaan pada mata kiri dengan cara yang sama. Lakukan pemeriksaan ulang dengan metode subjektif. Setelah hasil koreksi didapat, pasien adaptasi ± 5 menit. Bila keluhan pasien tidak ada berarti koreksi sudah tepat.

No. Kegiatan Pelaksana Mutu Baku Ket Petugas Petugas 2 Petugas 3 Petugas 4 Kelengkapan Waktu Output. Pasien antri dengan membawa identitas (Kartu ID bagi pasien lama atau formulir pendaftaran/ktp bagi pasien baru) menit disposisi 2. Petugas Loket entry data kartu identitas di komputer menit disposisi 3. Pasien Baru dibuatkan Kartu ID baru dan Status Rekam Medis baru dibuatkan Kuitansi PNBP dan diberikan Karcis menit dokumen 4. Pasien Lama setelah entry data langsung dibuatkan kuitansi PNBP diberikan Karcis menit dokumen 5. Uang diterima dari pasien disimpan di Uang menit dokumen

kotak brankas 6. Mencarikan Kartu Status Rekam Medis di Kotak File sesuai nomor register diambil dan ditumpuk sesuai nomor urut pasien daftar beserta status pasien baru. menit Status Pasien 7. Tumpukan status pasien dibawa ke ruang Rawat Jalan oleh petugas menit disposisi 8. Setelah akhir jam pelayanan petugas membuat laporan harian dengan program komputer, dan setor uang pendaftaran ke Bandahara PNBP. Uang menit dokumen c. Pemeriksaan Lampu celah (Slit Lamp) UPT KESEHATAN INDERA MASYARAKAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN SLIT LAMP

DEFINISI : Pemeriksa... NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN... 2 STANDAR ALAT Slit Lamp yang bersik dan dikalibrasi secara berkala 3 STANDAR BAHAN HABIS PELAYANAN PAKAI MEDIS TANGGAL UNIT RAWAT JALAN TERBIT Tisue dagu DITETAPKAN OLEH: Kapas alkohol KEPALA UPT KIM Fluorescin 4 STANDAR KOMPETENSI TENAGA Spesialis Mata Dokter Umum Dr. Kustinah, MKes 5 STANDAR WAKTU 3-5 menit / orang 6 STANDAR BIAYA/TARIP Rp.... 7 STANDAR PERSYARATAN Dilakukan di ruang rawat jalan No. 8 Kegiatan STANDAR PROSEDURE Pelaksana Mutu Baku K e t Petugas Petugas Petugas Petugas Kelengkapan Waktu. Menjelaskan tujuan dan pentingnya 2 3 pemeriksaan 4 Slit lamp Output 2. Atur sikap duduk pasien dan pemeriksa untuk mencegah tegangnya ruas tulang. Pasien antri belakang dengan masing-masing dan sebaiknya usahakan kerjasama pasien menit terutama disposisi membawa dengan identitas anak kecil dan orang lanjut usia. Ini dapat dicapai dengan menyetel tinggi (Kartu ID kursi bagi pasien sehingga mereka dapat duduk tegak. pasien lama atau 3. formulir Kepala pasien harus diatur sedemikian rupa dengan lembut dan sopan, dagu pendaftaran/ktp diletakkan pada penyangga dagu dan kening menempel pada sandaran kening bagi pasien dengan baru) nyaman. 4. Tinggi instrumen harus disetel sedemikian rupa sehingga penyangga dagu dapat disetel selama pemeriksaan. 5. Selama pemeriksaan pasien harus diberi petunjuk yang jelas seperti melihat ke target fiksasi, merubah rubah posisi pandangan sesuai dengan instruksi pemeriksa. Pemeriksaan dilakukan secara sistematik agar efektif dan efisien serta tidak menyebabkan kelelahan.

2. Petugas Loket entry data kartu identitas di komputer menit disposisi 3. Pasien Baru dibuatkan Kartu ID baru dan Status Rekam Medis baru dibuatkan Kuitansi PNBP dan diberikan Karcis menit dokumen 4. Pasien Lama setelah entry data langsung dibuatkan kuitansi PNBP diberikan Karcis menit dokumen 5. Uang diterima dari pasien disimpan di kotak brankas Uang menit dokumen 6. Mencarikan Kartu Status Rekam Medis di Kotak File sesuai nomor register diambil dan ditumpuk sesuai nomor urut pasien daftar beserta status pasien baru. menit Status Pasien 7. Tumpukan status pasien dibawa ke ruang Rawat Jalan menit disposisi

oleh petugas 8. Setelah akhir jam pelayanan petugas membuat laporan harian dengan program komputer, dan setor uang pendaftaran ke Bandahara PNBP. Uang menit dokumen d. Tonometri UPT KESEHATAN INDERA MASYARAKAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN TONOMETRI SCHIOTZ NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN PELAYANAN MEDIS UNIT RAWAT JALAN TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH: KEPALA UPT KIM Dr. Kustinah, MKes

DEFINISI : Pemeriksaan tekanan bola mata dengan metode kontak dengan alat Tonometri schiotz 2 STANDAR ALAT Tonometer schiotz yang telah dibersihkan dengan desinfektan serta telah dikalibrasi secara berkala. Spreader bila perlu 3 STANDAR BAHAN HABIS PAKAI Tetes mata pantocain 0,5 % Kapas Alkohol RL 4 STANDAR KOMPETENSI TENAGA Spesialis mata Dokter umum terlatih Perawat mahir mata 5 STANDAR WAKTU 3-5 menit 6 STANDAR BIAYA/TARIP Rp....

7 STANDAR PERSYARATAN Dilakukan di ruangan yang bersih Informed Consent sudah ditandatangani Pasien bebas dari kontraindikasi : infeksi, sikatrik kornea, pterygium central, pasien tidak komunikatif. 8 STANDAR PROSEDURE. Alat dibersihkan dengan alkohol 70 %, dibilas dengan larutan RL 2. Anestesi dengan tetes Pantocain 0,5 %Posisi penderita tidur dan pemeriksa berdiri di sebelah kepala penderita 3. Mata dibuka bila kesulitan bisa memakai spreader 4. Pengukuran dengan pemberat 5,5 mgr, tiga kali dan diambil angka rata-rata. 5. Bila tinggi dari normal < 4 skala, dipakai pemberat diganti dengan 7,5 / 0 dan baca dengan table 6. Catat hasil pengukuran pada rekam medik. No. Kegiatan Pelaksana Mutu Baku Ket

Petugas Petugas 2 Petugas 3 Petugas 4 Kelengkapan Waktu Output. Pasien antri dengan membawa identitas (Kartu ID bagi pasien lama atau formulir pendaftaran/ktp bagi pasien baru) menit disposisi 2. Petugas Loket entry data kartu identitas di komputer menit disposisi 3. Pasien Baru dibuatkan Kartu ID baru dan Status Rekam Medis baru dibuatkan Kuitansi PNBP dan diberikan Karcis menit dokumen 4. Pasien Lama setelah entry data langsung dibuatkan kuitansi PNBP diberikan Karcis menit dokumen 5. Uang diterima dari pasien disimpan di kotak brankas Uang menit dokumen 6. Mencarikan Kartu Status Rekam Medis di Kotak File sesuai nomor menit Status Pasien

register diambil dan ditumpuk sesuai nomor urut pasien daftar beserta status pasien baru.