Kenapa harus ada target kebijakan ekonomi? 1) Bagi pembuat kebijakan ekonomi, target memberi arahan yang konkret dan spesifik untuk dicapai melalui

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan Nasional (National Income)

BAB VII Pendapatan Nasional

Pengertian dan Pengukuran Pendapatan Nasional

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

Pengukuran Pendapatan Nasional / output domestik

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

Perbedaan GDP dan GNP

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB II PENDAPATAN NASIONAL

Produk Domestik Bruto (PDB)

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

PEREKONOMIAN INDONESIA

PENDAPATAN NASIONAL : ADI SUKOCO : A

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Pengukuran Pendapatan Nasional

OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO

Bab 2. By Rini Setyo W, SE.MM 1

BAB 2 Data Makroekonomi

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi. Penghitungan. Pendapatan Nasional. Chairul Maulidi. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 2012

PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

Pendapatan Regional/ Regional Income

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

BAB IV ANALISA WILAYAH (Lanjutan-1)

EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM

CIRCULAR FLOW & NATIONAL INCOME

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB II KONSEP DAN KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL

PENDAPATAN NASIONAL ALLDO KURNIA PUTRA IPA 2 SEMESTER III. SMA AL AZHAR SYIFA BUDI JAKARTA Jalan Kemang Raya No.7 Jakarta Selatan

Suriname. Yunani. Libya. Cekoslovakia

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

VII. SIMPULAN DAN SARAN

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

Pemerintah Rumah Tangga. Perusahaan. Luar Negeri

EKONOMI PEMBANGUNAN INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

III. METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

PRODUK NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB II URAIAN TEORITIS

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

Pengantar Ekonomi Makro

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

PENDAPATAN NASIONAL. 2.1 Tolok Ukur Keberhasilan Perekonomian

Permintaan dan Penawaran Agregat. Copyright 2004 South-Western

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

Pendapatan Regional/ Regional Income

PEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

1. Tinjauan Umum

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional, yaitu: 1. Pendekatan pengeluaran 2. Pendekatan produksi 3.

Tugas Bank Indonesia. Kebijakan Sistem Pembayaran. Kebijakan Moneter. Pengawasan Makroprudensial

PENGERTIAN. 2 Created by LIZZA SUZANTI

Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas. Sumber daya tersedia secara terbatas. Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.

Suku Bunga dan Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

Pendapatan Regional/ Regional Income

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA


Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

1. PENDEKATAN PENDAPATAN NASIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Transkripsi:

Kenapa harus ada target kebijakan ekonomi? 1) Bagi pembuat kebijakan ekonomi, target memberi arahan yang konkret dan spesifik untuk dicapai melalui kebijakan ekonomi 2) Dengan mengumumkan target kebijakan ekonomi yang ingin dicapai, pembuat kebijakan ekonomi bisa memperlihatkan kepada masyarakat mereka berhak dan bertanggungjawab atas wewenangnya 3) Bagi masyarakat (pelaku bisnis), target membantu mereka untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada perekonomian di masa yang akan datang

A. Ultimate Target B. Intermediate Target C. Operational Target D. Instrument

are variables whose behavior matters Ultimate target: 1. Tingkat Inflasi 2. Tingkat pengangguran 3. Etc.

1. PERTUMBUHAN EKONOMI (GDP/GNP) 2. STABILITAS HARGA DENGAN TINGKAT INFLASI YANG RENDAH 3. PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN TINGKAT UNEMPLOYMENT YANG RENDAH 4. PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN NERACA PEMBAYARAN YANG KONDUSIF 5. DISTRIBUSI PENDAPATAN YANG BERKEADILAN

Intermediate targets are the economic factors that (1) stand in a cause-effect relationship to the ultimate policy goals and (2) the government can affect, but not directly control is an economic variable that the central bank can control with a reasonable time lag and with a relative degree of precision, and which is in a relatively stable or at least predictable relationship with the final target of monetary policy, of which the intermediate target is a leading indicator

Syarat agar variabel ekonomi bisa menjadi Intermediate Target: 1. Close and predictable relationship with the policy s objective 2. Its behavior must be controllable Contoh Intermediate Target: 1. Interest rate 2. Uang beredar (M1, M3) 3. Exchange rate, dll

is an economic variable, which the central bank wants to control, and indeed can control, to a very large extent on a dayby-day basis through the use of its monetary policy instruments The operational target thus (i) gives guidance to the implementation officers in the central bank what really to do on a day-by-day basis in the inter-meeting period, and (ii) serves to communicate the stance of monetary policy to the public. Ulrich Bindseil (2004). The Operational Target of Monetary Policy and the Rise and Fall of Reserve Position Doctrine. European Central Bank: Working Paper Series No. 372

is a tool available to the central bank that can be used to reach its operational target. Today, central banks use three such tools, namely standing facilities, open market operations, and reserve requirements Ulrich Bindseil (2004). The Operational Target of Monetary Policy and the Rise and Fall of Reserve Position Doctrine. European Central Bank: Working Paper Series No. 372

Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan BI Rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi.

Mekanisme Transmisi: Mekanisme ini menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui perubahan-perubahan instrumen moneter dan target operasionalnya mempengaruhi berbagai variable ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir inflasi. Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil melalui: 1) Jalur suku bunga, 2) Jalur kredit, 3) Jalur harga aset, 4) Jalur nilai tukar dan 5) jalur ekspektasi

Intermediate Target Ultimate Target

Topik Bahasan : 1. Pengertian pendapatan nasional 2. Komponen pendapatan nasional 3. Pendekatan perhitungan pendapatan nasional

Salah satu indikator makroekonomi suatu negara yang paling sering digunakan adalah Pendapatan nasional dan Pendapatan Per kapita. Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita sering digunakan sebagai pembanding tingkat perkembangan antara negara satu dengan negara lainnya.

Pengertian: Pendapatan Nasional adalah Nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada suatu periode tertentu. Dikenal dua metode perhitungan dalam pendapatan nasional, yaitu GDP (Gross Domestic Product) atau Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan GNP (Gross national Product) atau Pendapatan Nasional Bruto (PDB).

GDP/PDB adalah jumlah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu wilayah (domestik) untuk satu jangka waktu tertentu. Sedangkan GNP/PNB adalah nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk /warga Negara (lokal dan di luar negeri) pada satu jangka waktu tertentu

Konsep penting yang membedakan antara GDP dan GNP adalah pada perhitungan GDP, yang dipakai adalah keseluruhan nilai barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah suatu negara. Artinya faktor produksi yang dipergunakan belum tentu milik negara yang bersangkutan, karena dalam perhitungan GDP juga dimasukkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan asing dan pekerja berkewarganegaraan asing.

Sedangkan dalam menghitung GNP, yang dimasukkan adalah balas jasa bagi faktor produksi yang dihasilkan oleh warga negara termasuk warga negara yang berada di luar negeri. Seperti gaji pekerja penduduk domesitik di luar negeri dan laba perusahaan domestik di luar negeri.

Dengan demikian dapat dituliskan seperti : GNP = GDP NFI NFI = Net Foreign Investment = jasa faktor produksi asing (penerimaan pendapatan faktor dari LN) balas jasa faktor produksi milik dalam negeri (pembayaran pendapatan faktor dalam negeri)

GNP/GDP merupakan nilai produksi yang dihasilkan pada saat ini (pada saat perhitungan GDP/GNP dilakukan). Transaksi barang bekas bukan merupakan komponen GDP/GNP. Contoh: Penjualan mobil bekas tidak masuk kedalam perhitungan GDP/GNP, akan tetapi profit perusahaan mobil bekas atas mobil tersebut termasuk komponen GNP/GDP

GNP/GDP dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku (market prices) Harga pasar tersebut termasuk indirect taxes seperti pajak penjualan dan excessive tax sehingga harga yang diterima produsen tidak sama dengan harga pasar Harga yang diterima produsen (factor cost) adalah harga pasar dikurangi pajak

Dari pengertian di atas, maka komponen pendapatan nasional dapat di uraikan sebagai berikut: Personal Consumption (durabels, Non durabels, services) Gross Private Domestic Investment. Government Consumption and Investment Purchases.. Export.. Imports C I G X M

GDP/GNP = C + I + G + (X- M) Earning or Cost Approach adalah pendekatan dengan mejumlahkan seluruh imbalan yang (penerimaan ) yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang terdiri dari : Wages, salaries, supplements for Labor and employees (L) Net interest for Capital (K) Rental Income of persons for Natural Resources (R) Income of unincorporated and corporate profit for Enterprenuership (E ) Indirect Busines Taxes Depreciation Personal Consumption (durabels, Non durabels, services) C Gross Private Domestic Investment. I Government Consumption and Investment Purchases. G Export.. X Imports M

1. Barang bekas 2. Output yang dihasilkan di luar negeri oleh faktor produksi yang dimiliki dalam negeri 3. Transaksi pasar finansial 4. Kegiatan non-pasar (sektor informal) 5. Underground economy pencucian uang, obat-obat terlarang, pengelakan pajak

1. Perubahan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan sosial (ex: penurunan tingkat kejahatan, waktu luang) tidak tercermin dalam GDP Peningkatan kesejahteraan sosial penurunan GDP 2. GDP tidak mencerminkan masalah distribusi pendapatan (kesenjangan sosial) 3. GDP netral atas ragam keluaran produk (apakah barang tersebut baik bagi masyarakat atau tidak, ex: rokok, senjata, susu semua masuk dlm GDP) 4. GDP jarang mencerminkan kerugian/dampak sosial dari proses produksi POLUSI

1. GDP 2. GDP NFI = GNP 3. GNP Depresiasi = Produk nasional netto (NNP) 4. NNP (pajak tidak langsung subsidi) = Pendapatan Nasional 5. Pendapatan nasional (laba perusahaan minus dividen) pembayaran asuransi sosial + pendapatan bunga dari pemerintah dan konsumen + pembayaran transfer (ex: JPS) = Pendapatan Pribadi 6. Pendapatan pribadi pajak = Pendapatan pribadi siap dibelanjakan (Disposable Income)

Pendapatan nasional secara sederhana dapat dihitung melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu Pendekatan Produksi, Pendekatan Pendapatan, dan Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan Produksi adalah suatu cara menghitung pendapatan nasional dengan cara menghitung jumlah seluruh nilai produksi barang dan jasa final yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun. Secara matematis dapat kita tulis : Nilai Produksi = PQ P = harga baranga/jasa Q = Jumlah barang dan jasa

Sebagai contoh : Asumsi suatu negara menghasilkan 5 buah appel dengan harga Rp. 100 perbuah, dan 5 bungkus roti dengan harga Rp.500 perbungkus. Dengan demikian nilai produksi barang yang menjadi pendapatan nasional adalah adalah: 5 appel x Rp.100 = Rp. 500 5 roti x Rp.500 = Rp.2.500 Jumlah Rp.3.000 Yang perlu diperhatikan dari perhitungan dengan pendekatan ini adalah kemungkinan terjadinya double counting karena output suatu produksi bisa menjadi input bagi proses produksi yang lain.

Seperti contoh di atas, roti merupakan produk akhir dari tepung terigu, oleh karena itu untuk menghindari perhitungan dobel maka nilai tepung tidak dihitung akan tetapi yang dihitung adalah nilai roti sebagai produk akhir. Oleh karena itu dalam pendekatan produksi,selain menghitung dengan nilai akhir, dapat juga menghitung dengan nilai tambah suatu input sampai menjadi output yang dijual ke konsumen.

Contoh perhitungan nilai tambah pembuatan roti : No Tahap Kegiatan Nilai Nilai Tambah 1 Beras Rp. 50 Rp. 50 2 Tepung Rp. 100 Rp. 50 No Tahap Kegiatan Nilai Nilai Tambah 1 Beras Rp. 50 Rp. 50 2 Tepung Rp. 100 Rp. 50 3 Adonan Rp. 250 Rp.150 4 Roti Rp. 500 Rp.250 Total Rp.500 3 Adonan Rp. 250 Rp.150 4 Roti Rp. 500 Rp.250 Total Rp.500

Perhatikan hasil nilai tambah sama dengan hasil perhitungan dengan nilai akhir keduanya memiliki nilai yang sama. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi mengelompokkan perekonomian Indonesia ke dalam beberapa sektor, pemilahan berdasarkan sektor bertujuan untuk lebih memudahkan perhitungan dan untuk menghindari tumpang tindih perhitungan. Ada 9 sektor perekonomian untuk Indonesia, yaitu : Sektor Pertambangan dan penggalian Sektor Pertanian Sektor Industri Manufaktur Sektor Listrik, gas dan Air Minum Sektor Konstruktsi Sektor Perdagangan, Hotel, restaurant Sektor Transportasi dan Komunikasi Sektor Jasa keuangan Sektor Jasa Lain

Sumber: Bank Indonesia 7.21% 10.19% GDP Harga Berlaku 2010 (miliar Rp) 15.34% Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih 6.50% 11.15% Konstruksi 13.72% 10.29% 0.78% 24.82% Perdagangan, hotel & restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, real estat & jasa perusahaan Jasa-jasa GDP 2010: 6,422,918.2

Perhitungan pendapatan nasional dengan Pendekatan pendapatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data pendapatan (imbalan) penerimaan dari seluruh faktor produksi yang diterima oleh pelaku ekonomi dalam waktu satu tahun. Faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah : Sumber daya Manusia atau Tenaga kerja, adalah factor produksi paling dalam dominan di dalam perekonomian, balas jasanya berupa gaji/upah = wages/salaries (w) Modal, adalah faktor produksi yang memiliki balas jasa bunga (interest =i) Sumber daya alam adalah faktor produksi yang mendapat balas jasa sewa = r Ketrampilan pengusaha memperoleh jasa berupa profit =

Pendekatan pendapatan menjumlahkan seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor produksi dengan cara melakukan survey pendapatan terhadap pemilik faktor produksi dalam satu periode tertentu biasanya setahun. Kelemahan dari pendekatan pendapatan ini adalah bahwa terdapat kesulitan memperoleh data karena data yang diungkapkan oleh pemilik faktor produksi seringkali bukan data sebenarnya. Sehingga pendekatan pendapatan dianggap kurang valid untuk menghitung pendapatan nasional

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data pengeluaran dari seluruh pelaku ekonomi yaitu konsumen untuk pengeluaran barang konsumsi, produsen untuk pengeluaran barang investasi dan pengeluaran pihak pemerintah. Logika dari pendekatan ini adalah bahwa pengeluaran suatu pihak merupakan pendapatan di pihak lain. Contohynya pengeluaran untuk konsumsi seseorang merupakan pendapatan bagi orang lain.

Dengan demikian pengeluaran para pelaku ekonomi dapat diidentifikasi sebagai berikut: Y = C + I + G + (X-M) Dimana ; Y = pendekatan nasional C = Konsumsi rumah tangga dan swasta I = Pengeluaran untuk investasi bagi pemilik modal G = Pengeluaran yang dilakukan pemerintah X = Pendapatan dari ekspor M = Pengeluaran untuk impor Penjumlahan dari keseluruhan pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dalam suatu periode tertentu disebut dengan pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pengeluaran.

Berdasarkan hasil perhitungan pendapatan nasional dapat dihitung pertumbuhan ekonomi suatu negara, caranya dengan membandingkan nilai pendapatan nasional tahun sekarang dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus: GNP t GNP t-1 % GNP = -------------------- X 100 GNP t-1 Jika hasil perhitungan menunjukkan hasil positif maka berarti terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi sebaliknya jika hasil perhitungan menunjukkan hasil negatif maka berarti terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi.