DWI UTAMI NUGRAHANI NAFTANI CHANDRA DINI AISYAH RIZQI MUFIDAH MUTIA FARIDA A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai kebutuhan. Untuk itu

TUGAS DRUGS MANAGEMENT MAKALAH MEMAHAMI KUALITAS OBAT DAN DRUG ASSURANCE PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional. Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DAN PENGADAAN OBAT DI IFRS

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. obat yang dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah,

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

TAHUN UPT PUSKESMAS PABUARAN Jl P.SUTAJAYA NO 129 LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT

BAB 3 KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Era global dikenal juga dengan istilah era informasi, dimana informasi telah

PEDOMAN TEKNIS PENGADAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN UNTUK PELAYANAN KESEHATAN DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus menggunakan pendekatan dekriptif analitik bersifat

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGADAAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN

PERAN APOTEKER DI DALAM PENGELOLAAN OBAT DAN ALKES DI INSTALASI FARMASI PROVINSI, KABUPATEN/ KOTA. Hardiah Djuliani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Kebijakan Obat dan Pelayanan Kesehatan

25/3/2016. Citraningsih Yuniarti RSUD KOTA YOGYAKARTA 2016

PELAYANAN PRIMA DI PUSKESMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGELOLAAN ADMINISTRASI PERGUDANGAN FARMASI

KERANGKA ACUAN KERJA UNIT OBAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG,

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013

Perencanaan. Pengadaan. Penggunaan. Dukungan Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan /

BAB 1 : PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan, serta pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. 32 Puskesmas induk yang berada di seluruh Kabupaten Tulungagung.

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seperti contohnya pada puskesmas, dimana pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas

PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016 ISSN SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI PUSKEMAS DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU - RIAU

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obatadalah sediaan atau paduan yang siap digunakan untuk

B A B V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOP PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS SINE PERENCANAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

BAB II TINJUAN PUSTAKA

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. ACHMAD NURSYANDI, Apt., MPH. Prof. Dr. MUSTOFA, Apt. MUBASYSYIR HASANBASRI, MD, MA

PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Inggris pada tahun 1911 (ILO, 2007) yang didasarkan pada mekanisme asuransi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Aditama (2006), bahwa fungsi manajemen pengelolaan obat

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengelolaan obat merupakan satu aspek manajemen yang penting, oleh karena

ADMINISTRASI FARMASI

Analisis Penyebab Kekosongan Obat Kusta di RS. X Tahun 2014

Assalamualaikum Warokhmatullahi Wabarokatuh

A. Latar Belakang Masalah

*) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang

PENGALAMAN DAN TANTANGAN

1. Apakah puskesmas telah memiliki tenaga Apoteker? 2. Apakah Puskesmas juga memiliki tenaga teknisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Program pembangunan kesehatan nasional mencakup lima aspek Pelayanan

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI PUSKESMAS TEGALSARI UPTD PUSKESMAS TEGALSARI Jl. KH syafa at No. 09 Telp (0333) Tegalsari

SITEM ANALISA PARETO/ANALISIS ABC

ANALISIS PENGELOLAAN OBAT SEBAGAI DASAR PENGENDALIAN SAFETY STOCK PADA STAGNANT DAN STOCKOUT OBAT

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO BERDASARKAN ANALISIS ABC-VEN

GAMBARAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO TAHUN 2016 Sera S. Hiborang*, Franckie. R. R. Maramis*, Grace D.

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PEMERINTAHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan serta

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) PROBOLINGGO 67253

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS INDONESIA

Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu :

BkkbN SURATEDARAN NOMOR: 995/1/KU.201/B3/2015

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BEJEN NOMOR : TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN, DAN PENGELOLAAN OBAT KEPALA PUSKESMAS BEJEN,

INTISARI. Kata Kunci : penyimpanan, gudang obat, indikator penyimpanan, puskesmas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

DWI UTAMI NUGRAHANI 25010112130349 NAFTANI CHANDRA DINI 25010112140350 AISYAH 25010112140351 RIZQI MUFIDAH 25010112130352 MUTIA FARIDA A. 25010112140353 KANTHI HIDAYAHSTI 25010112140354

DEFINISI MANAJEMEN LOGISTIK Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat (subagya : 1994)

Martin (1988) mengartikan manajemen logistik sebagai proses yang secara strategik mengatur pengadaan bahan (procurement), perpindahan dan penyimpanan bahan, komponen dan penyimpanan barang jadi (dan informasi terkait) melalui organisasi dan jaringan pemasarannya dengan cara tertentu

MANAJEMEN LOGISTIK OBAT Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat yang dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah dan jenis perbekalan farmasi dan alat kesehatan

Menurut Indrawati (1999) Manajemen logistik obat adalah proses pengelolaan yang strategis mengenai pengadaan, distribusi dan penyimpanan obat dalam upaya mencapai kinerja yang optimal

TUJUAN Tujuan Manajemen Logistik Obat di Puskesmas ialah terlaksananya pelayanan obat kepada masyarakat secara rasional dan menyeluruh. Tujuan pengelolaan obat adalah menjamin tersedianya obat dengan mutu yang terjamin, aman, dan tersebar secara merata dan teratur, sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat (Depkes, 2005).

FUNGSI MANAJEMEN LOGISTIK OBAT Sistem pengelolaan obat mempunyai 4 fungsi dasar untuk mencapai tujuan yaitu : Perumusan kebutuhan atau perencanaan (selection) Pengadaan (Procurement) Distribusi (Distribution) Penggunaan (Use)

Keempat fungsi didukung oleh sistem penunjang pengelolaan : Organisasi (Organitation) Pembiayaan dan kesinambungan (Financing and Sustainnability) Pengelolaan informasi (Information Management) Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia (Human Resorces Management)

ALUR MANAJEMEN LOGISTIK OBAT PERENCANAAN PERMINTAAN PENYIMPANAN PENCATATAN & PELAPORAN PENGENDALIAN OBAT DISTRIBUSI

PERENCANAAN suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas Tujuan : Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan Meningkatkan penggunaan obat secara rasional Meningkatkan efisiensi penggunaan obat

Kegiatan-kegiatan perencanaan meliputi: 1. Tahap Pemilihan obat Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan jenis obat yang benar-benar diperlukan sesuai dengan pola penyakit. Dasar seleksi kebutuhan obat yaitu: Dipilih bedasarkan seleksi ilmiah, medis dan statistik Dipilih untuk menghindari duplikasi dan kesamaan jenis serta menghindari penggunaan obat kombinasi

2. Tahap Kompilasi Pemakaian Obat Untuk mengetahui pemakaian obat setiap bulan dari masing-masing jenis obat di Unit Pelayanan Kesehatan/Puskesmas selama setahun. Data pemakaian obat di Puskesmas diperoleh dari LPLPO.

3. Tahap Perhitungan Kebutuhan Obat Dilakukan oleh apoteker dan tenaga farmasi di tingkat PKD maupun di UPOPPK Kabupaten/Kota. Untuk menetukan kebutuhan obat dilakukan pendekatan perhitungan melalui: metode konsumsi dengan cara perhitungan berdasarkan atas analisa konsumsi obat sebelumnya Metode morbiditas dengan cara kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit

4. Tahap Proyeksi Kebutuhan Obat kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini : Menetapkan rancangan stok akhir periode yang akan datang. Menghitung rancangan pengadaan obat periode tahun yang akan datang. Ket : a b c d e f dengan rumus : a = b + c + d e f : Rancangan pengadaan obat tahun yang akan datang : Kebutuhan obat untuk sisa periode berjalan (sesuai dengan tahun anggaran yang bersangkutan) : Kebutuhan obat untuk tahun yang akan datang : Rancangan stok akhir tahun (lead time dan buffer stock) : Stok awal periode berjalan/stok per 31 Desember di Unit Pengelola Obat GFK : Rencana penerimaan obat pada periode berjalan (Januari - Desember)

Menghitung rancangan anggaran untuk total kebutuhan obat dengan cara sebagai berikut : a. Melakukan analisis ABC VEN (vital, esensial, non esensial) b. Menyusun prioritas kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan dengan anggaran yang tersedia c. Menyusun prioritas kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan berdasarkan 10 besar penyakit.

5. Tahap Penyesuaian Rencana Pengadaan Obat Berdasarkan dana yang tersedia adalah dengan cara analisa ABC dan analisa VEN (Vital, Esensial, Non Esensial).

Analisis ABC Kelompok A kelompok jenis obat yang jumlah rencana pengadaannya menunjukan penyerapan dana sekitar 70 % dari jumlah dana obat keseluruhan. Kelompok B kelompok jenis obat yang jumlah rencana pengadaannya menunjukan penyerapan dana sekitar 20 % dari jumlah dana obat keseluruhan. Kelompok C kelompok jenis obat yang jumlah rencana pengadaannya menunjukan penyerapan dana sekitar 10 % dari jumlah dana obat keseluruhan.

Analisa VEN Kelompok V kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital), yang termasuk dalam kelompok ini: obat penyelamat (life saving drug), obat-obatan untuk pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar. Contoh obat yang termasuk jenis obat Vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin dan obat jantung.

Kelompok E kelompok obat-obat yang bekerja pada sumber penyebab penyakit (kausal). Contoh obat yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotic, obat gastrointestinal, NSAID dan lain-lain.

Kelompok N merupakan kelompok jenis obatobat penunjang yaitu obat yang berkerjanya ringan dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan ringan. Contoh obat yang termasuk jenis obat Nonessensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain.

PERMINTAAN Tujuan : memenuhi kebutuhan obat di masingmasing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya.

Beberapa hal dalam permintaan: Kegiatan a. Permintaan rutin b. Permintaan khusus c. Permintaan obat dengan LPLPO d. Permintaan obat ditunjukkan kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Instalasi Farmasi Menentukan jumlah permintaan obat a. Data yang diperlukan b. Sumber data

PENYIMPANAN Tujuan: agar obat yang diterima aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan, mutu terjamin dan mempermudah pengaturan atau administrasi. Pengaturan penyimpanan obat : Penerapan Sistem FIFO dan FEFO Obat di susun secara alfabetis Perhatikan suhu, ventilasi, kelembapan, pencahayaan, sifat obat seperti mudah terbakar, menguap, dll Cairan dipisahkan dari padatan

DISTRIBUSI Penyaluran/distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan antara lain : Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan Puskesmas (kamar obat, laboratorium) Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Posyandu Polindes

Dalam kegiatan distribusi obat Puskesmas, berhubungan dengan beberapa hal: Menentukan frekuensi distribusi Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan Melaksanakan penyerahan obat Pencatatan pendistribusian obat meliputi pencatatan dalam: Kartu Rencana Distribusi Buku harian pengeluaran obat Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Surat kiriman obat

PENGENDALIAN Pengendaliaan Persediaan merupakan rangkaian kegiatan dalam menjaga keseimbangan antara keuntungan dan kerugian dalam penyediaan obat-obatan sesuai rencana yang telah dibuat Pengendalian obat terdiri dari: 1. Pengendalian persediaan 2. Pengendalian Penggunaan 3. Penanganan obat hilang

PENCATATAN & PELAPORAN rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan atau unit pelayanan lainnya. Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan seluruh pengelolaan obat.

Tujuan Pencatatan dan pelaporan adalah : Bukti bahwa suatu kegiatan yang telah dilakukan Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian Sumber data untuk pembuatan laporan

Hal-hal penting dalam pencatatan dan pelaporan 1. Sarana pencatatan dan pelaporan 2. Alur pelaporan 3. Periode pelaporan 4. Laporan Pengelolaan Obat

PENILAIAN/EVALUASI Penilaian (evaluasi) dilakukan secara eksternal oleh supervisor (pejabat setingkat lower manajer atau dilingkungan DINKES), dengan melakukan pemeriksaan catatan dan laporan obat, maupun langsung ke gudang penyimpanan dan distribusi obat) atau dalam rapat rutin/khusus

Namun yang dimaksud penilaian (evaluasi) obat, khususnya penilaian terhadap manajemen obat, mencakup : Penilaian terhadap rencana kebutuhan obat Puskesmas, Penilaian terhadap penyimpanan obat. Penilaian terhadap Distribusi obat.

ALUR MEKANISME 1. TAHAP PERSIAPAN PERENCANAAN PENERIMAAN a. Pembentukan Tim Terpadu Terdiri dari Kepala Depkes Dati II, Kepala Dinkes Dati II, Ka GF Dati II, Ka. Sie Yankes Dinkes Dati II, Ka. Sie. P3 Dinkes Dati II, Ka Puskesmas, RSUD, Beppeda Dati II, Pemda Tk II (Bag. Kesra & perencanaan program), PT. Askes Indonesia Dati II, Kantor Transmigrasi, dll.

b. Penyiapan dan pengumpulan data : Mengkompilasikan data pemakaian obat dari seluruh unit pelayanan kesehatan / Puskesmas dari LPLPO Menyusun data 10 penyakit terbesar Menyiapkan data pencacahan obat pada akhir tahun anggaran untuk tingkat GFK dan Puskesmas Menyiapkan data tentang obat yang akan diterima pada tahun berjalan Menyiapkan daftar harga setiap jenis obat (digunakan harga patokan obat inpres tahun lalu)

2. PENGADAAN Pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan dilaksanakan oleh Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kesehatan Propinsi dan Kabupaten /Kota. Kegiatan pengadaan meliputi: Pengadaan Rutin Pengadaan khusus

PROSEDUR PENGADAAN OBAT

MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN Pertanggungjawaban a. laporan berkala b. laporan pertanggung jawaban masa jabatan Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di Puskesmas adalah LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat ) dan kartu stok.

Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan seluruh pengelolaan obat.