Pengertian SKN. Maksud dan Kegunaan SKN 28/03/2016. BAB 9 Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUATAN REGULASI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

PERAN APOTEKER DI DALAM PENGELOLAAN OBAT DAN ALKES DI INSTALASI FARMASI PROVINSI, KABUPATEN/ KOTA. Hardiah Djuliani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB VII SUBSISTEM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN PENGERTIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BENTUK POKOK SISTEM KESEHATAN NASIONAL

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006

Diharapkan Laporan Tahunan ini bermanfaat bagi pengembangan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

SUBSISTEM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

Sistem Kesehatan Nasional

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RAKONAS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TH ARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALKES DI ERA JKN DALAM KORIDOR IMPLEMENTASI UU No. 23/2014 TTG PEMERINTAH DAERAH

Penguatan Regulasi di Bidang Kefarmasian dan Alkes

REGULASI MUTU PELAYANAN KESEHATAN- KEDOKTERAN DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN. Dr. dr. Fachmi Idris, M.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Kebijakan Obat dan Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan suatu negara yang lebih baik dengan generasi yang baik adalah tujuan dibangunnya suatu negara dimana

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN DITJEN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN MENDUKUNG DAN MENJAMIN AKSES SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Ernawaty dan Tim AKK FKM UA

Ketersediaan Obat di Era JKN: e-catalogue Obat. Engko Sosialine M. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

UNIVERSITAS INDONESIA

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Disampaikan oleh: Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Rakernas GP Jamu 2016

KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN Jaminan Kesehatan Nasional. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 menyatakan bahwa. upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama

ADVOKASI DAN SINKRONISASI REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN OLEH KEMENTERIAN KESEHATAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDMK. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Jakarta, 26 September 2012

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit,

Ketersediaan Obat dalam Penyelenggaraan JKN: Formularium Nasional dan. e-catalogue Obat

Regulasi Produksi dan Distribusi Kefarmasian

DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA, Rancangan Final

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN dan JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT melalui E-KATALOG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA MENGEDARKAN SEDIAAN FARMASI TANPA IZIN EDAR DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA

Kebijakan Obat Nasional, Daftar Obat Esensial Nasional, Perundangan Obat. Tri Widyawati_Wakidi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pelayanan Farmasi. Oleh : Supariyati. Jakarta April 2011

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Inggris pada tahun 1911 (ILO, 2007) yang didasarkan pada mekanisme asuransi

Jalur Distribusi Obat

BAB I PENDAHULUAN. Era global dikenal juga dengan istilah era informasi, dimana informasi telah

KEBIJAKAN OBAT DAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 42,827,733, BELANJA LANGSUNG 105,999,676,232.00

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

4,840,366,475 1,053,515,500 17,773,119,842

KEBIJAKAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Dengan diterbitkannya KONAS dalam bentuk buku diharapkan dapat memberikan informasi yang menjangkau seluruh penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai kebutuhan. Untuk itu

PEDAGANG BESAR FARMASI. OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermutu serta pemerataan pelayanan kesehatan yang mencakup tenaga, sarana dan

Bayu Teja Muliawan Direktur Bina Pelayanan Kefarmasin. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

BENTUK DAN CARA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Transkripsi:

BAB 9 Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Oleh Adila Prabasiwi, S.K.M, M.K.M Pengertian SKN Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 Maksud dan Kegunaan SKN Sebagai pedoman dalam pengelolaan kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemda, dan atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta. 1

Alur Pikir Rencana Pembangunan Kesehatan dan Sistem Kesehatan Nasional Gambaran Unsur-Unsur Pembangunan Kesehatan dan Subsistem SKN serta Tata Hubungannya dengan Lingkungan Strategis yang Mempengaruhi SKN Subsistem SKN 1. Upaya kesehatan 2. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 3. Pembiayaan kesehatan 4. SDM kesehatan 5. Sediaan farmasi, alkes dan makanan 6. Manajemen dan informasi kesehatan 7. Pemberdayaan masyarakat 2

1. Upaya kesehatan Melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan pemulihan kesehatan 2. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan data kesehatan berbasis bukti 3. Pembiayaan Kesehatan Melalui mekanisme asuransi sosial 4. SDM Kesehatan cukup dalam jumlah jenis, dan kualitas. Terdistribusi secara adil dan merata. 5. Sediaan Farmasi, Alkes, Makanan Kegiatan untuk menjamin aspek keamanan, khasiat dan mutu sediaan farmasi, alkes, dan makanan yang beredar 6. Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan meliputi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan dan informasi kesehatan 7. Pemberdayaan Masyarakat masyarakat bukan sebagai objek, melainkan subjek/ penyelenggara pembangunan kesehatan Sub sistem Sediaan Farmasi, Alkes dan Makanan Definisi: Pengelolaan berbagai upaya yang menjamin keamanan, khasiat/manfaat, mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan Sediaan farmasi: obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. Tujuan:tersedianya sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan yang terjamin aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, dan khusus untuk obat dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 3

Unsur-Unsur komoditi Untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus tersedia dalam jenis, jumlah, khasiat, manfaat, dan fungsinya pemberdayaan masyarakat sumber daya SDM yang kompeten Fasilitas memenuhi Pembiayaan cukup pengawasan Komprehensif Masyarakat aktif Penyediaan unit pelayanan publik pelayanan kefarmasian Menjamin penggunaan yg aman, rasional, bermutu di semua faskes Prinsip Aman, berkhasiat, bermanfaat, bermutu 1 Tersedia, merata, dan terjangkau 2 3 Rasional Transparan dan bertanggung jawab 4 Kemandirian 5 Penyelenggaraan 1. Upaya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan obat dan alat kesehatan 2. Upaya pengawasan untuk menjamin persyaratan keamanan khasiat/ manfaat, mutu produk, serta perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalagunaan obat 3. Upaya penyelenggaraan pelayanan kefarmasian 4. Upaya penggunaan obat yang rasional 5. Upaya kemandirian sediaan farmasi melalui pemanfaatan sumber daya dalam negeri 4

Perkembangan dan Masalah SKN Sediaan Farmasi (1) 1. Pasar sediaan farmasi masih didominasi oleh produksi domestik, sementara bahan baku impor mencapai 85% dari kebutuhan. Di Indonesia, terdapat 9.600 jenis tanaman yang berpotensi mempunyai efek pengobatan, dan baru 300 jenis tanaman yang telah digunakan sebagai bahan baku. 2. Pemerintah telah melakukan upaya penurunan harga obat, namun masih banyak kendala yang dihadapi Perkembangan dan Masalah SKN- Sediaan Farmasi (2) 3. Penggunaan obat rasional belum dilaksanakan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, masih banyak pengobatan yang dilakukan tidak sesuai formularium. 4. Konsep obat esensial generik belum sepenuhnya diterapkan. Lebih dari 90% obat yang diresepkan di Puskesmas merupakan obat esensial generik. Namun tidak di fasilitas kesehatan lainnya seperti RS Pemerintah (<76%), RS Swasta (49%), Apotek (<47%) SUMBER REFERENSI: Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 5

Pertanyaan Apa saran Anda dalam menanggulangi masalah/isu di bidang farmasi: 1. Masih banyak tanaman yang belum dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. 2. Harga obat yang masih mahal. 3. Penggunaan obat yang tidak rasional. 4. Konsep obat esensial generik belum sepenuhnya diterapkan. 6