Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 1

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI

Sekapur. Penutup. Publikasi ini merupakan momentum awal kami sebelum publikasi lain diterbitkan dari hasil pengolahan data final hasil SP2010.

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULIAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan, dan tingkat pengangguran (Todaro, 2000:93). Maka dari itu

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

M O D U L PENYUSUNAN PETA STATUS KERUSAKAN TANAH

Pembangunan Akses jalan masuk TK/SD. Pengadaan Sarana air bersih TK/SD. Pembangunan RKB SMPN 4. Pembangunan Ruang Laboratorium IPA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

NO NAMA JABATAN LAMA JABATAN BARU. 1 IMAM JUNAIDI, S.Pd Pengawas Sekolah Madya UPT TK/SD Kecamatan Randublatung

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS - MENDESAIN PETA

8. LAYOUT. Fixed zoom out / in, Zoom whole pages, 100%


RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA TAHUN ANGGARAN 2012

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN BLORA ABSTRACT

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BLORA TAHUN

MODUL 4 MENGHUBUNGKAN DATABASE DENGAN PETA

Lampiran 1. Perbandingan Guna Lahan Eksiting Kota Palembang tahun 2004 Terhadap Rencana Guna Lahan tahun

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

MEMBUAT PETA KETINGGIAN WILAYAH DENGAN ARC GIS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB VII. Ringkasan Modul:

Digitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

Modul Pelatihan Membuat Peta Potensi Longsor dan Rawan Banjir Bandang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS QUERY OLEH : Lili Somantri, S.Pd, M.Si

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Aplikasi Komputer. Bekerja Dengan Microsoft Excel Access (1) Ita Novita, S.Kom, M.T.I. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER. Program Studi Informatika

KEADAAN GEOGRAFI. > Letak Geografis > Luas Wilayah > Iklim

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

Bab IV File Geodatabase

Latihan 2 : Displaying data

VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN BLORA TAHUN A. Visi Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih Menuju Masyarakat Blora yang Sejahtera

BAB 8 QUERY DATA. , untuk mengidentifikasi dan mendapatkan informasi mengenai feature, untuk melakukan query feature pada ArcMap melalui atributnya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

Nama Paket Jenis Jenis Metode Pagu Volume Pengadaan Belanja Pengadaan Pemilihan Anggaran Pekerjaan Dana

Membuat File Database & Tabel

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

Bab II Mendesain Peta

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK JUAL BELI PESANAN MEBEL DI TOKO BAROKAH DESA JEPON BLORA

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA VIII SCORING

Kabupaten Grobogan PETA KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Rembang. geografis Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

E-Trik Visual C++ 6.0

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

USER MANUAL FORM INPUT RENCANA KERJA DAN ANGGARAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN ANGGARAN 2016 BIRO ADMINISTRASI PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI

BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI

Bab IV File Geodatabase

VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN BLORA TAHUN

ANALISIS TREND IRIGASI TEKNIS, IRIGASI SETENGAH TEKNIS, IRIGASI SEDERHANA DAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SITUBONDO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

SISTEM INFORMASI PEMBANGUAN DAERAH ( S I P D ) KABUPATEN BLORA TAHUN 2015

Membuat File Database & Tabel

GRAFIK (CHART) Aplikasi Manajemen Perkantoran B 1

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

PANDUAN CARA MENGHITUNG LUAS INDONESIA DALAM SISTEM PROYEKSI UTM MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 9.3

DATA DALAM SIG PERTEMUAN 6 SISWANTO DKK

III. KEADAAN UMUM LOKASI

Gambar 8.1 Contoh Dokumen untuk Manajemen Data, Pivot Table dan Grafik

1. Pendahuluan. 2. Mengaktifkan Microsoft Excell. 3. Mengenal Lingkungan Kerja Microsoft Excell 4. Mengakhiri Microsoft Excell

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA VII Buffer, Dissolve, Union, Intersect

PERTEMUAN 12 PEMBUATAN PETA TEMATIK QUERY DATA. Oleh: Andri Oktriansyah

Sistem Basis data Spasial dengan Software GIS Nafizah PRAKTIKUM

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

Formulir NOMOR DPA PPKD PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH DPA - PPKD PROVINSI JAWA TENGAH

Penyusunan PETA RISIKO

BAB IX MENGENAL MS.ACCESS 2007

BUKU PANDUAN PENELITIAN DAERAH TAHUN 2016

Transkripsi:

Latar Belakang Analisis skalogram adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis pusat-pusat permukiman khususnya hirarki atau orde pusat-pusat permukiman. Adapun yang menjadi subyek di dalam analisis ini diganti dengan permukiman (settelment) sedangkan obyek diganti dengan fungsi atau kegiatan. Pada akhirnya analisis skalogram dapat memberi gambaran terkait adanya pengelompokan permukiman sebagai pusat pelayanan dengan mendasarkan pada kelengkapan fungsi pelayanannya. Pada pembahasan kali ini, fasilitas yang digunakan di dalam penilaian adalah fasilitas yang mencirikan fungsi pelayanan sosial dan ekonomi dengan kriteria obyek tunggal dan terukur serta sedapatnya memiliki karakteristik hirarki atau berjenjang. Metode skalogram digunakan untuk menganalisis hirarki pusat-pusat permukiman atau orde-orde pusat permukiman yang ada di Kabupaten Blora. Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Jawa Tengah dengan luas wilayah 1820,59 Km² terdiri dari 16 kecamatan, yaitu Jati, Randublatung Kradenan, Kedungtuban, Cepu, Sambong, Jiken, Bogorejo, Jepon, Blora, Banjarejo, Tunjungan, Japah, Ngawen, Kunduran, dan Tondanan. Kabupaten Blora secara administratif terletak di wilayah paling ujung (bersama Kabupaten Rembang) di sisi timur Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Blora terletak di antara 111 016' s/d 111 338' Bujur Timur dan diantara 6 528' s/d 7 248' Lintang Selatan. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 57 km dan jarak terjauh dari utara ke selatan 58 km. Berikut ini adalah batas-batas administrasi Kabuapeten Blora: Sebelah Utara : Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati Sebelah Timur : Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur Sebelah Selatan : Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur Sebelah Barat : Kabupaten Grobogan Kabupaten Blora termasuk kabupaten dengan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk pemenuhan kebutuhan penduduknya. Laporan ini akan menganalisis fasilitas-fasilitas yang ada untuk dan menentukan hierarki tiap kecamatan dengan menggunakan analisis Skalogram (Skala Guttman). Kabupaten Blora dengan luas wilayah administrasi 1820,59 km² (182058,797 ha) memiliki ketinggian 96,00-280 m diatas permukaan laut, Wilayah Kecamatan terluas terdapat di Kecamatan Randublatung dengan luas 211,13 km² sedangkan tiga kecamatan terluas selanjutnya yaitu Kecamatan Jati, Jiken dan Todanan yang masing-masing mempunyai luas 183,62 km², 168,17 km² dan 128,74 km². untuk ketinggian tanah kecamatan Japah relatif lebih tinggi dibanding kecamatan yang lain yaitu mencapai 280 meter dpl. Kabupaten Blora dengan luas wilayah 1820,59 Km², terbesar penggunaan arealnya adalah sebagai hutan yang meliputi hutan negara dan hutan rakyat, yakni 49,66 %, tanah sawah 25,38 % dan sisanya digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk, Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 1

perkebunan rakyat dan lain-lain yakni 24,96 % dari seluruh penggunaan lahan. Luas penggunaan tanah sawah terbesar adalah Kecamatan Kunduran (5559,2174 Ha) dan Kecamatan Kedungtuban (4676,7590 Ha) yang selama ini memang dikenal sebagai lumbung padinya Kabupaten Blora. Sedangkan kecamatan dengan areal hutan luas adalah Kecamatan Randublatung, Jiken dan Jati, masing-masing melebihi 13 ribu Ha. Untuk jenis pengairan di Kabupaten Blora, 12 kecamatan telah memiliki saluran irigasi teknis, kecuali Kecamatan Jati, Randublatung, Kradenan, dan Kecamatan Japah yang masing-masing memiliki saluran irigasi setengah teknis dan tradisional. Waduk sebagai sumber pengairan baru terdapat di tiga Kecamatan Tunjungan, Blora, dan Todanan disamping dam-dam penampungan air di Kecamatan Ngawen, Randublatung, Banjarejo, Jati, Jiken. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai ialah unuk mengetahui dan menganalisis hirarki serta fungsi sistem permukiman di Kabupaten Blora serta untuk mengetahui jumlah ketersediaan fasilitas yang ada di Kabupaten Blora dengan menggunakan analisis GIS. Pembahasan Data fasilitas yang di gunakan dalam analisis skalogram guttman adalah data yang meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan fasilitas untuk perdagangan. Berikut merupakan data-data yang digunakan dalam analisis skalogram gutman tersebut: Tabel 1 Jumlah Sarana Pendidikan Per Kecamatan di Kabupaten Blora Kecamatan TK SD SMP SMA Akademi/PT Jati 25 36 8 3 0 Randublatung 46 59 14 9 0 Kradenan 20 33 6 2 0 Kedungtuban 4 51 10 5 0 Cepu 44 44 15 15 3 Sambong 12 26 3 1 0 Jiken 16 30 5 3 0 Bogorejo 12 24 4 0 0 Jepon 42 45 6 1 0 Blora 64 63 14 11 1 Banjarejo 23 45 6 3 0 Tunjungan 28 34 5 7 0 Japah 20 28 4 0 0 Ngawen 45 45 12 5 0 Kunduran 42 48 10 3 0 Todanan 39 55 12 3 0 Jumlah 482 666 134 71 4 Sumber: Blora Dalam Angka 2013 Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 2

Tabel 2 Jumlah Sarana Kesehatan Per Kecamatan di Kabupaten Blora Balai Rumah Puskesmas Rumah Kecamatan Puskesmas Pengobatan Bersalin Pembantu Sakit Jati 0 0 4 2 0 Randublatung 0 0 6 2 0 Kradenan 0 0 3 1 0 Kedungtuban 0 0 3 2 0 Cepu 0 0 2 3 1 Sambong 0 0 2 1 0 Jiken 0 0 3 1 0 Bogorejo 0 0 3 1 0 Jepon 0 0 3 2 0 Blora 0 0 5 2 2 Banjarejo 0 0 3 1 0 Tunjungan 0 0 3 1 0 Japah 0 0 4 1 0 Ngawen 0 0 4 2 0 Kunduran 0 0 4 2 0 Todanan 0 0 5 2 0 Jumlah 0 0 57 26 3 Sumber: Blora Dalam Angka 2013 Tabel 3 Jumlah Sarana Perdagangan Per Kecamatan di Kabupaten Blora Kecamatan Pasar Desa Pasar Umum Jati 1 1 Randublatung 3 2 Kradenan 3 0 Kedungtuban 3 0 Cepu 3 2 Sambong 4 0 Jiken 3 0 Bogorejo 2 0 Jepon 3 1 Blora 2 3 Banjarejo 3 1 Tunjungan 2 0 Japah 2 0 Ngawen 4 1 Kunduran 1 1 Todanan 4 1 Jumlah 43 13 Sumber: Blora Dalam Angka 2013 Untuk membuat tabel analisis Skalogram Guttman, data jumlah fasilitas tersebut digabung menjadi satu tabel, kemudian diurutkan dari jumlah penduduk di kecamatan yang Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 3

paling banyak hingga yang paling sedikit. Dari hasil analisis Skalogram, setelah datanya diurutkan sesuai dengan kelengkapan fasilitasnya didapatkan jumlah eror totalnya sebanyak 10, dan jumlah total fasilitas yang tersedia adalah sebanyak 134, dengan jumlah terbesar adalah 11 dan jumlah terkecil 6 fasilitas. Dari data-data tersebut, dapat dilakukan analisis skalogram berdasarkan teori Guttman. Setelah melakukan perhitungan jumlah error data dan mendapatkan jumlah total fasilitas yang ada, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan uji kelayakan skalogram dengan menghitung coeffisien of reproducibility (COR). Koefisien dianggap layak apabila nilainya 0,9 1. Berikut ini adalah nilai COR dari data fasilitas di Kabupaten Blora: COR = COR = COR = 0,93 Selanjutnya untuk menentukan jumlah orde Kabupaten Blora ialah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana n = jumlah kecamatan, yaitu 16 kecamatan digunakan rumus: Jumlah Orde = 1 + (3,3 x log n) Jumlah Orde = 1 + (3,3 x log 16) = Sehingga jumlah orde Kabupaten Blora ada lima. Untuk mencari range tiap orde Jadi, interval Orde Kabupaten Blora terdiri dari: Orde I = >10,0212 Orde II = 9,0159 10,0212 Orde III = 8,0106 9,0159 Orde IV = 7,0053 8,0106 Orde V = 6 7,0053 Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 4

No. Kecamatan Luas Area Km 2 Jumlah Pendudu k SD T K SM P SMA Tabel IV. 4 Analisis Skalogram Guttman Puskes mas Pasar Puskesmas Pemban Desa tu Pasar Umum PT Rumah Sakit Balai Pengobatan Rumah Bersalin 1 Blora 79.79 92,540 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10 0 2 Cepu 49.15 73,598 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10 0 3 Randublatung 211.13 75,458 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0 4 Kunduran 127.98 63,218 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0 5 Jepon 107.72 60,127 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0 6 Todanan 128.74 58,161 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0 7 Banjarejo 103.05 58,055 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0 8 Ngawen 100.98 57,076 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0 9 Jati 138.62 46,089 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0 10 Kedungtuban 106.86 55,311 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0 11 Kradenan 109.51 39,500 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0 12 Tunjungan 101.82 45,732 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0 13 Jiken 168.17 38,121 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0 14 Sambong 88,750.00 26,971 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0 15 Japah 103.05 33,992 1 1 1 0* 1 1 1* 0 0 0 0 0 5 2 16 Bogorejo 49.81 24,022 1 1 1 0* 1 1 1* 0 0 0 0 0 5 2 1 90,436.37 847971 16 Total 6 16 14 16 16 14 9 2 2 0 0 121 4 Sumber: Analisis Kelompok, 2014 Jumlah Error Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 5

Berdasarkan hasil perhitungan orde yaitu terdapat 5 orde. Akan tetapi wilayah dengan orde ke II tidak ada karena jumlah fasilitas 10 tidak masuk ke dalam wilayah kecamatan manapun. Sehingga hanya terdapat wilayah dengan tingkat orde I, III, IV, dan V saja. Tabel 5 Pembagian Orde di Kabupaten Blora Orde I >10,0212 Orde II 8,01594 9,02124 Orde III 7,01063 8,01593 Orde IV 6,00532 7,01062 Orde V 5 6,00531 Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2014 Wilayah kecamatan dengan hirarki terbesar adalah di Kecamatan Blora sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan dengan jumlah penduduk terbesar yaitu mencapai 92.540 jiwa. Disusul Kecamatan Cepu sebagai pusat perdagangan dengan jumlah penduduk besar urutan nomor 3 setelah Kecamatan Blora dan Kecamatan Randublatung. Sedangkan wilayah kecamatan dengan hirarki paling rendah terdapat di Kecamatan Bogorejo. Sebagai kecamatan baru dengan jumlah penduduk terendah, Kecamatan Bogorejo belum memiliki fasilitas selengkap wilayah kecamatan lainnya di Kabupaten Blora. Tabel 6 Analisis Orde Skalogram No. Kecamatan Jumlah Orde 1 Blora 10 I 2 Cepu 10 I 3 Randublatung 8 III 4 Kunduran 8 III 5 Jepon 8 III 6 Todanan 8 III 7 Banjarejo 8 III 8 Ngawen 8 III 9 Jati 8 III 10 Kedungtuban 7 IV 11 Kradenan 7 IV 12 Tunjungan 7 V 13 Jiken 7 V 14 Sambong 7 V 15 Japah 5 V 16 Bogorejo 5 V Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2014 Berikut adalah langkah kerja untuk melakukan analisis dengan salah satu aplikasi GIS, yaitu ArcMap, sebagai berikut: 1. Buka aplikasi ArcMap; 2. Kemudian, klik icon Add data, seperti gambar berikut: Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 6

3. Pilih shape file yang akan di gunakan yaitu Kabupaten Blora pilih add, tambahkan shape file Provinsi Jawa Tengah agar peta tak terlihat seperti pulau, sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut: 4. Selanjutnya memasukan data excel pada attribute table shape file yang akan digunakan, dengan cara klik kanan pada shape file yang dipilih Join and Relates join. 5. Kemudian, akan muncul kotak jendela join data, terdapat 3 kolom dialog pada jendela tersebut. Isi kan ketiga kota dialog tersebut seperti gambar berikut: Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 7

6. Pada isian pertama pilih kolom pada attribute table yang akan kita samakan dengan kolom pada table di Microsoft excel, dalam kasus ini kelompok kami menyamakan urutan kecamatan. 7. Kolom kedua adalah memasukan data excel yang telah kita buat, yaitu dengan cara mengklik icon open folder yang dilingkari hitam pada gambar, lalu pilih file excel yang akan kita join dengan attribute table di pada Arc Gis dan pilih sheet pada file tersebut. 8. Kemudian langkah terakhir mengisi kolom ketiga yaitu memilih basis data yang akan di-join. 9. Setelah langkah-langkah tersebut maka secara otomatis kolom dan baris yang ada pada excel sudah masuk di attribute table dari shape Kabupaten Blora yang kami gunakan. 10. Selanjutnya buka properties pada shape file yang sudah di join sebelumnya. 11. Maka akan terbuka layer properties lalu pilih categories unique value, pada kolom value field pilih opsi orde, karena akan membagi peta berdasarkan jenis orde. 12. Selanjutnya pilih add all values maka akan muncul pembagian orde. Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 8

13. Maka pembagian ordenya akan tampak seperti pada peta. Simpulan Berdasarkan analisis Skalogram yang telah dilakukan terhadap kecamatan yang ada di Kabupaten Blora, maka dapat didapatkan hasil sebagai berikut: Orde I : Kecamatan Blora dan Kecamatan Cepu. Orde II : - Orde III :Kecamatan Randublatung, Kecamatan Kunduran, Kecamatan Jepon, Kecamatan Todanana, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Ngawen, dan Kecamatan Jati. Orde IV :Kecamatan Kedungtuban dan Kradenan. Orde V : :Kecamatan Tunjungan, Kecamatan Jiken, Kecamatan Sambong, Kecamatan Japah, dan Kecamatan Bogorejo. Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 9

Kabupaten Blora berdasarkan analisis Skala Skalogram ini tidak memiliki Orde II diakibatkan tidak ada kecamatan yang memiliki jumlah fasilitas yang masuk ke dalam orde tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa pesebaran fasilitas pendidikan, kesehatan, dan perdagangan belum tersebar secara merata. Sumber : Bappeda Kabupaten Blora. 2013. Batas Wilayah Kabupaten Blora. Dalam blorakab.go.id. Pemerintah Kabupaten Blora. 2013. Blora Dalam Angka 2013. BPS dan Bappeda Blora. Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 10