Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7 BUPATI BLORA KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Sebagai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menganugerahkan kepada kita berupa kemampuan untuk berbuat yang terbaik untuk Pemerintah Kabupaten Blora, saya ucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selanjutnya, saya meyakini bahwa Sistem Informasi Pembangunan Daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 sangat berguna bagi pembangunan Pemerintah Kabupaten Blora pada saat ini dan ke depan menjadi lebih baik. Untuk itu saya ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Tim Pengelola Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Kabupaten Blora yang telah mengupdate data tahun Ini semua berkat kerja sama yang sinergi di antara kita. Saya berharap kerja sama yang baik ini terus dikembangkan dilestarikan agar pembangunan yang kita rencanakan dapat berhasil dengan memuaskan karena didukung dengan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya, saya menghimbau kepada Tim Update data Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Kabupaten Blora, dalam menyampaikan data kepada Bappeda agar selalu mengedepankan fakta yang ada. Dengan demikian akan menjadikan kualitas perencanaan yang baik dan berkesinambungan. Akhirnya, saya mengajak kepada seluruh dinas/instansi yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora agar bekerja dengan baik dan bertanggung jawab. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridloi semua usaha kita, amin. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Blora, Desember 2014 BUPATI BLORA DJOKO NUGROHO Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 v

8 PENGANTAR KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA Assalamu alaikum Wr.Wb. Laporan Update Data Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Kabupaten Blora Semester I Tahun 2014 ini merupakan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD). Kalau kita cermati, SIPD ini merupakan tindak lanjut dari pasal 152 ayat (1) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; Kehadiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 ini bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sangat menguntungkan karena secara implisit akan meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan Pemerintah Kabupaten Blora yang didukung data dan informasi pembangunan daerah yang akurat, mutakhir dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam update data SIPD, Bappeda Kabupaten Blora berfungsi sebagai kordinator Kelompok Kerja (Pokja) SIPD Kabupaten Blora yang mempunyai tugas mengkoordinir dinas/instansi yang mempunyai data. Maka dari itu cepat atau lambat dalam pengumpulan data sangat ditentukan oleh anggota Tim Pokja. Kami menyadari bahwa tugas pengumpulan data di dinas/instansi masih belum menjadikan tugas yang diidolakan, maka dari itu kami ucapkan terima kasih atas jerih payahnya dalam melengkapi data SIPD Kabupaten Blora tahun Hal ini dibuktikan dengan prosentase keterisian data tahun 2014 mencapai 74,85%, sehingga target keterisian data tahun 2014 sebesar 70% terealisasi. Akhir kata, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan SIPD Kabupaten Blora sangat kami harapkan. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Blora, Desember 2014 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA Ir. SAMGAUTAMA KARNAJAYA, MT Pembina Utama Muda NIP vi Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

9 DAFTAR ISI ARTI LAMBANG KABUPATEN BLORA... KATA SAMBUTAN BUPATI BLORA... PENGANTAR KEPALA BAPPEDA BLORA... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR / GRAFIK... DAFTAR TABEL iii v vi vii xi xii BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Tujuan, Sasaran dan Manfaat PSIPD... 3 D. Ruang Lingkup... 4 E. Sistematika... 7 PERKEMBANGAN DAN KEBIJAKAN SIPD A. Perkembangan SIPD... 9 B. Kebijakan PSIPD HASIL DAN PEMBAHASAN I. Data Umum I.1. Geografis I.1.1. Letak Wilayah I.1.2. Luas Wilayah I.1.3. Topografi I.1.4. Luas Lahan I.1.5. Perubahan Luas Penggunaan Lahan I.1.6. Keadaan Iklim Rata-rata I.2. Pemerintahan I.2.1. Administrasi Pemerintah I.2.2. Perda dan Perijinan I.2.3. Pelanggaran Perda I.2.4. Aparatur Negara I Pegawai Negeri Sipil I Tentara Nasional Indonesia (TNI ) I Polri I Perangkat Kelurahan I Perangkat Desa I.2.5. Kondisi Sarana Prasarana I Kondisi Sarana Prasarana Dinas Daerah dan Lembaga Teknis I Kondisi Sarana Prasarana Pemerintahan Desa I.2.6. SKPD yang Menerapkan Kearasipan I.2.7. Indeks Kepuasan Masyarakat II. Sosial Budaya II.1. Demografi II.1.1. Kependudukan dan Catatan Sipil II Pengelompokan Penduduk Menurut Jenis Kelamin II Pengelompokan Penduduk Berdasarkan Umur II Pengelompokan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 vii

10 II.1.2. Migrasi Penduduk II.1.3. Kepala Keluarga II.1.4. Ketenagaan dan Transmigrasi II.1.5. Pertumbuhan Penduduk II.2. Kesehatan II.2.1. Sarana Kesehatan II.2.2. Layanan Air Bersih II.2.3. Industri Farmasi dan Pedagang Kesehatan II.2.4. Kesehatan Masyarakat II.2.5. Keluarga Berencana II.2.6. Tenaga Kesehatan II.2.7. Kebidanan II.2.8. Penanganan Penderita Penyakit II.3. Pendidikan II.3.1. Sekolah, Siswa dan Guru II.3.2. Angka Partisipasi Sekolah, Kasar dan Murni II.3.3. Angka Kelulusan, Melanjutkan dan Siswa Miskin II.3.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia yang Bersekolah II.3.5. Guru II.3.6. Pemuda dan Olah Raga II.3.7. Perpustakaan II.4. Kesejahteraan Sosial II.4.1. Indeks Pembangunan Manisia (IPM) Komponen Harapan Hidup Angja Melek Huruf Komponen Pendidikan Komponen Kemampuan Daya Beli Capaian Indeks Pembangunan Manisia II.4.2. Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin Indeks Kedalaman, Indeks Keparahan dan Garis Kemiskinan 49 II.4.3. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Masyarakat Karang Taruna Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) Organisasi Sosial Lembaga Swadaya Masyarakat II.4.4. Penyandang Masalah Kesejahteraan Masyarakat II.4.5. Agama III. Sumber Daya Alam III.1. Pertanian, Kehutanan, Peternakan, dan Perkebunan Pertanian Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan III.2. Pertambangan dan Energi Pelayanan Energi Listrik dan Bahan Bakar III.3. Lingkungan Hidup dan Tata Ruang III.4. Pertanahan III.5. Sampah dan Air Limbah viii Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

11 BAB IV IV. Infrastruktur IV.1. Perumahan dan Pemukiman IV.2. Pekerjaan Umum IV.2.1. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan Baik IV.2.2. Kondisi Jalan dan Jembatan IV.2.3. Tempat Pemakaman IV.2.4. Prasarana Irigasi IV.2.5. Sumber Air Minum IV.3. Pariwisata, Pos, Telekomunikasi dan Informatika IV.4. Perhubungan dan Transportasi V. Industri, Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Lemb. Keuangan & Koperasi 69 V.1. Industri Kecil V.2. Industri Besar V.3. Perdagangan V.4. Koperasi V.5. Pengusaha V.6. Perijinan V.7. Realisasi Investasi PMDN Per Sektor V.8. Lembaga Keuangan V.9. Pengelolaan Aset / Barang Daerah VI. Ekonomi dan Keuangan VI.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pertumbuhan Ekonomi Struktur Ekonomi Perkembangan PDRB Perkapita PDRB Menurut Penggunaan VI.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) VI.2.1. Pendapatan Daerah VI.2.2. Belanja Daerah VI.2.3. Pembiayaan Daerah VI.2.4. Dana Perimbangan VI.2.5. Pajak Daerah VI.2.6. Retribusi Daerah VII. Politik, Hukum dan Keamanan Politik Organasi Kemasyarakatan dan LSM Kasus Pelanggaran Hukum Tindak Kriminal Keamanan dan Ketertiban Masyarakat VIII. Insidental Bencana Alam Kasus Wabah/Endemi Pada Manusia Kebakaran Hutan, Penyelundupan dan Pencurian Kayu PENUTUP A. Simpulan B. Kendala C. Saran Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 ix

12 LAMPIRAN (8 KELOMPOK DATA) I. Data Umum... I.1-11 II. Sosial Budaya... II.1-23 III. Sumber Daya Alam... III.1-24 IV. Infrastruktur... IV.1-10 V. Industri, Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Lemb. Keuangan & Koperasi... V.1-7 VI. Ekonomi dan Keuangan... VI.1-9 VII. Politik, Hukum dan Keamanan... VII.1-4 VIII. Insidental... VIII.1-2 IX. Surat Keputusan Bupati Blora Nomor /328/2014, tanggal 16 Juni 2014, tentang Tim Pengelola Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 X. Surat Keputusan Kepala Bappeda Nomor 050/020/2014, tanggal 26 Juni 2014, tentang Tim Update Data Desa XI. Surat Keputusan Kepala Bappeda Blora Nomor 800/168/2014 tentang Tim Kelompok Kerja Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Kabupaten Blora Tahun x Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Peta Kota Blora Gambar 3.2 Jumlah PNS Berdasarkan Golongan Gambar 3.3 Jumlah PNS Kabupaten Blora Berdasarkan Pendidikan Gambar 3.4 Penduduk menurut Kelompok umur di Kabupaten Blora Tahun Gambar 3.5 Penduduk menurut Tingkat pendidikan di Kabupaten Blora Tahun Gambar 3.6 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kab. Blora Tahun Gambar 3.7 Perkembangan AMH Kabupaten Blora Tahun Gambar 3.8 Perkembangan MYS Kabupaten Blora Tahun Gambar 3.9 Perkembangan Rata-rata Pengeluaran Per Kapita (PPP) di Kabupaten Blora Tahun (dalam ribu rupiah) Gambar 3.10 Perkembangan IPM Kabupaten Blora Tahun Gambar 3.11 Kondisi Jalan Kabupaten Blora (dalam Km.) Gambar 3.12 Distribusi Nilai Tambah Pada Sektor Primer, Sekender, Dan Tersier Di Kabupaten Blora Tahun Gambar 3.13 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora menurut Penggunaan Tahun Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 xi

14 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Luas Lahan Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut Tabel 3.2 Luas Lahan Menurut Kemiringan Tanah Tabel 3.3 Jumlah Wilayah Administrasi Kabupaten Blora Tabel 3.4 Perkembangan Penerbitan Perda dan Perijinan Tabel 3.5 Pelanggaran dan Penegakan Perda Tabel 3.6 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Blora Berdasarkan Golongan, Pejabat Struktural/Fungsional dan Pensiunan Tabel 3.7 Jumlah TNI di Kabupaten Blora Tabel 3.8 Jumlah Polri di Kabupaten Blora Tabel 3.9 Tingkat Pendidikan Perangkat Kelurahan Tahun Tabel 3.10 Tingkat Pendidikan Perangkat Desa Tahun Tabel 3.11 Sarana Prasarana Kantor Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Tabel 3.12 Kondisi Sarana Prasarana Kantor Pemerintahan Desa Tabel 3.13 Perkembangan Kearsipan di Kabupaten Blora Tabel 3.14 IKM di Kabupaten Blora Tabel 3.15 Jumlah Penduduk (dalam Jiwa) Tabel 3.16 Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Blora Tabel 3.17 Perkembangan Migrasi Penduduk Kabupaten Blora Tabel 3.18 Jumlah KK Kabupaten Blora Tabel 3.19 Ketenagakerjaan dan Transmigrasi di Kabupaten Blora Tabel 3.20 Pekerjaan Penduduk menurut lapangan usaha (dalam Jiwa) Tabel 3.21 Jumlah Sarana Kesehatan Tabel 3.22 Perkembangan Layanan Air Bersih Tabel 3.23 Industri Farmasi, Apotek dan Toko Obat Tabel 3.24 Kondisi Kesehatan Masyarakat Tabel 3.25 Program Keluarga Berencana Tabel 3.26 Jumlah Tenaga Medis Tabel 3.27 Kegiatan Kebidanan Tabel 3.28 Penanganan Penderita Penyakit Tabel 3.29 Jumlah Sekolah, Siswa, dan Guru Kabupaten Blora Tabel 3.30 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru dibawah Kementerian Agama Tabel 3.31 APS, APK dan APM Kabupaten Blora Tabel 3.32 Angka Kelulusan, Melanjutkan dan Siswa Miskin Kabupaten Blora Tabel 3.33 Jumlah Penduduk Berdasarkan kelompok Usia Yang Bersekolah Tabel 3.34 Kualifikasi dan Jumlah Guru Yang Diperlukan Tabel 3.35 Pemuda dan Olah Raga Tabel 3.36 Perkembangan Kegiatan Perpustakan Umum Kabupaten Blora Tabel 3.37 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun Tabel 3.38 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), Indeks Keparahan Kemiskinan dan Garis Kemiskinan Tabel 3.39 Jumlah Karang Taruna, TKSM dan LSM Tabel 3.40 Penyandang Masalah Kesejahteraan Masyarakat Tabel 3.41 Prosentase Penduduk Menurut Agama Tabel 3.42 Pemeluk Agama, Sarana Ibadah dan Jamaah Haji Kabupaten Blora Tabel 3.43 Jamaah Haji Kabupaten Blora Tabel 3.44 Taman Pendidikan Al-Qur an dan Pondok Pesantren di Kabupaten Blora Tabel 3.45 Luas Panen dan Jumlah Produksi Tanaman Pangan Tabel 3.46 Hortikultura di Kabupaten Blora Tabel 3.47 Perkebunan di Kabupaten Blora Tabel 3.48 Peternakan di Kabupaten Blora Tabel 3.49 Perikanan di Kabupaten Blora xii Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

15 Tabel 3.50 Kondisi Kehutanan di Kabupaten Blora Tabel 3.51 Jenis Tambang dan Energi di Kabupaten Blora Tabel 3.52 Pelayanan Energi Listrik di Kabupaten Blora Tabel 3.53 Kondisi Lingkungan Hidup dan Tata Ruang di Kabupaten Blora Tabel 3.54 Perkembangan Pertanahan Kabupaten Blora Tabel 3.55 Sampah dan Air Limbah di Kabupaten Blora Tabel 3.56 Perumahan dan Pemukiman Tabel 3.57 Data Kondisi Jalan Tabel 3.58 Tempat Pemakaman Tabel 3.59 Prasarana Irigasi/Pengairan Tabel 3.60 Sumber Air Minum di Kabupaten Blora Tabel 3.61 Pariwisata Tabel 3.62 Sarana Transportasi Darat Tabel 3.63 Perkembangan Industri Kecil di Kabupaten Blora Tabel 3.64 Perkembangan Industri Besar di Kabupaten Blora Tabel 3.65 Perkembangan Perdagangan di Kabupaten Blora Tabel 3.66 Perkembangan Koperasi di Kabupaten Blora Tabel 3.67 Perkembangan Jumlah Pengusaha dan Ekspor Tabel 3.68 Perkembangan Perijinan di Kabupaten Blora Tabel 3.69 Realisasi Investasi di Kabupaten Blora Tabel 3.70 Perkembangan Investasi Sektor Primer, Sekunder dan Tersier (Juta) 73 Tabel 3.71 Lembaga Keuangan di Kabupaten Blora Tabel 3.72 Jumlah dan Nilai Aset Daerah Tabel 3.73 PDRB Kabupaten Blora Tahun (juta rupiah) Tabel 3.74 Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto (NTB) ADHk Tahun (persen) Tabel 3.75 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Blora Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun Tabel 3.76 PDRB Perkapita Kabupaten Blora Dengan Pertambangan Tahun Tabel 3.77 PDRB Perkapita Kabupaten Blora tanpa Pertambangan Tahun Tabel PDRB Kabupaten Blora menurut Penggunaan ADHk 2000 Tahun 2013 (Juta Rupiah) Tabel 3.79 Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Blora Tahun (Rupiah) Tabel 3.80 Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Blora Tahun (Rupiah) Tabel 3.81 Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Blora Tahun ( Rupiah) Tabel 3.82 Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Blora Tahun ( Juta Rupiah) Tabel 3.83 Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Blora Tahun ( Juta Rupiah) Tabel 3.84 Perkembangan Retribusi Daerah Kabupaten Blora Tahun ( Juta Rupiah) Tabel 3.85 Kondisi Suprastruktur Politik Kabupaten Blora Tabel 3.86 Perkembangan Ormas dan LSM di Kabupaten Blora Tabel 3.87 Jumlah Kasus Pidana dan Perdata Tabel 3.88 Jumlah Tindak Kriminal Tabel 3.89 Aparat dan Sarana Keamanan Tabel 3.90 Bencana Alam Tabel 3.91 Kasus Wabah/Endemi Pada Manusia Tabel 3.92 Kasus Kebakaran, Pencurian dan Penyelundupan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 xiii

16 xiv Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

17 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) merupakan program Direktorat Jendral Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri yang difokuskan pada pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan pemerintah daerah dalam mendukung perencanaan, pengendalian dan analisa kinerja pembangunan daerah. Sistem ini dirancang melalui aplikasi online berbasis web, dengan maksud mengumpulkan data dan informasi antar daerah kabupaten/kota dengan provinsi dan antar daerah provinsi dengan pusat sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah. Lahirnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) bagi aparat perencana merupakan salah satu regulasi yang memberikan penandasan kepada pemerintah untuk mensinergikan perencanaan pembangunan berbasis data. SIPD yang dulu Dengan kepanjangan Sistem Informasi Profil Daerah, isi dan materi datanya disempurnakan sesuai dengan kebutuhan dalam perencanaan. Pembangunan dalam segala bidang merupakan tangung jawab pemerintah daerah dalam usaha mensejahterakan rakyatnya. Usaha itu harus direncanakan dan dievaluasi. Dengan demikian, perencanaan pembangunan sangat diperlukan sebelum melaksanakan kegiatan yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa, Perencanaan Pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan (pasal 31) dan Kepala Daerah bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan daerah di daerahnya. Selanjutnya dalam pasal 33 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Kepala Daerah dibantu oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Data dan informasi yang digunakan dalam menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah mencakup berbagai hal Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

18 BAB I Pendahuluan seperti: Penyelenggaraan pemerintah daerah; Organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah; Kepala Daerah, DPRD, Perangkat daerah dan Pegawai negeri sipil daerah; Keuangan daerah; Potensi sumberdaya daerah; Kependudukan; Produk hukum daerah; Informasi dasar kewilayahan dan Informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pasal 152 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Peraturan Pemerintahan Nomor 8 Tahun 2008 yang lebih lanjut dijabarkan dalam Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Menteri Dalam Negeri secara periodik melakukan penyempurnaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Penyempurnaan data dan informasi perencanaan pembangunan, sangat diperlukan karena data dan informasi akan berubah seiring dengan perubahan zaman. Output kegiatan SIPD ini berupa data dan informasi yang berasal dari seluruh SKPD dan instansi vertikal di Kabupaten Blora, yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan, pengendalian dan sekaligus evaluasi kinerja pembangunan Daerah. B. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP 8 tahun 2008, Lampiran I sampai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah; 2 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

19 BAB I Pendahuluan 6. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blora Tahun ; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 1 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blora Tahun Anggaran Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 14 Tahun 2013 tentang Tatacara Pemberian Dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor 900/ Tanggal 24 Januari 2014 Perihal Pelaksanaan Bantuan Keuangan Tahun Anggaran 2014; C. TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT SIPD 1. Tujuan Penyusunan SIPD Secara umum tujuan kegiatan ini adalah melaksanakan amanat pasal 152 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan serta dalam pengelolaan pembangunan daerah, baik dari segi manajemen beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya, pembangunan ekonomi wilayah, teknologi pembangunan, pengelolaan pembangunan wilayah, serta stabilitas daerah. Adapun secara khusus tujuan penyusunan Sistem Informasi Pembangunan Daerah adalah : 1. Menyediakan data bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan 2. Mewujudkan perencanaan pembangunan berbasis data. Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

20 BAB I Pendahuluan 2. Sasaran Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor Nomor 14 Tahun 2013 tentang Tatacara Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014, sasaran kegiatan penyusunan SIPD adalah : 1. Pembentukan Tim Koordinasi (Pokja SIPD Kabupaten Blora) 2. Rapat koordinasi kelompok kerja pengumpulan data 3. Pengumpulan dan pengolahan 8 (delapan) kelompok data berbasis kecamatan 4. Entry / updating 8 (delapan) kelompok data tahun 2014 secara online melalui jaringan sipd.bangda.depdagri.go.id 5. Penyusunan Buku Profil Daerah Tahun Manfaat SIPD Manfaat yang diperoleh dari kegiatan penyusunan SIPD antara lain : 1. Tersedianya data dasar perencanaan pembangunan 2. Memetakan potensi yang dimiliki dan memetakan permasalahan yang dihadapi. 3. Sebagai masukan dalam penyusunan dokumen perencanaan. 4. Mendukung pelaksanaan evaluasi pembangunan daerah. 5. Mendukung promosi potensi daerah. D. RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Materi Sistem Informasi Pembangunan Daerah ini adalah 8 (delapan) kelompok data meliputi : I. Data umum Data umum mengulas data tentang : 1) Geografi Kabupaten Blora yang meliputi letak wilayah, luas wilayah, Topografi, luas lahan, perubahan luas penggunaan lahan, dan keadaan iklim rata-rata di Kabupaten Blora. 4 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

21 BAB I Pendahuluan 2) Pemerintahan Kabupaten Blora seperti Administrasi pemerintah, Aparatur negara, perda dan perijinan, pelanggaran perda, PNS, TNI, POLRI, perangkat kelurahan, perangkat desa, Kondisi Sarana Prasarana dinas daerah dan lembaga teknis, kondisi sarana prasarana pemerintahan desa, SKPD yang menerapkan kearsipan dan Indeks Kepuasan Masyarakat. II. Data Sosial Budaya Data Sosial Budaya mengulas data tentang : 1) Agama, meliputi data jumlah pemeluk agama, sarana ibadah, jumlah jamaah haji, KUA, penyuluh agama, dan lembaga pendidikan agama. 2) Demografi, mengulas data tentang : a). Kependudukan dan catatan sipil, migrasi penduduk, keluarga; b). Ketenagakerjaan dan transmigran; 3) Kesehatan, mengulas data tentang : a). Sarana kesehatan; b). Layanan air bersih; c). Industri Farmasi, dan Pedagang Kesehatan; d). Kesehatan masyarakat; e). Tenaga kesehatan; f). Kebidanan; g). Penanganan penderita penyakit; 4) Data pendidikan, meliputi data tentang : a) Sekolah, siswa dan guru; b) Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni c) Angka melanjutkan sekolah, kelulusan dan siswa miskin; d) Jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia yang bersekolah; e) Pemuda dan olah raga; f) Perpustakaan; Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

22 BAB I Pendahuluan 5) Kesejahteraan sosial, meliputi data tentang : a) Indeks Pembangunan Manusia; b) Kemiskinan; c) Potensi dan sumber kesejahteraan masyarakat; d) Penyandang masalah kesejahteraan masyarakat; e) Agama; III. Data Sumber Daya Alam Data SDA mengulas data tentang : 1) Pertanian, kehutanan, peternakan dan perkebunan, meliputi data tentang : a) Pertanian; b) Hortikultura; c) Perkebunan; d) Peternakan; e) Perikanan; f) Kehutanan; 2) Pertambangan dan energi, meliputi data tentang : a). Pelayanan energi listrik dan dan bahan bakar; 3) Lingkungan hidup dan tata ruang; 4) Sampah dan air limbah; IV. Data Infrastruktur Data infrastruktur terdiri dari data tentang : 1) Perumahan dan pemukiman; 2) Pekerjaan umum, meliputi data tentang panjang dan kondisi jalan baik, kondisi jalan dan jembatan, tempat pemakaman, prasarana irigasi, dan sumber air minum; 3) Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi dan informatika; 4) Perhubungan dan transportasi. 6 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

23 BAB I Pendahuluan V. Industri Perdagangan Data industri dan perdagangan terdiri data tentang : 1) Industri kecil, industri besar, perdagangan; koperasi, pengusaha, perijinan; 2) Realisasi investasi PMDN Per Sektor, lembaga keuangan, 3) Pengelolaan aset atau barang daerah; VI. VII. VIII. Ekonomi dan Keuangan Data ekonomi dan keuangan terdiri dari data tentang PDRB, dan APBD. Politik, Hukum dan Keamanan Data politik, organisasi kemasyarakatan, LSM, kasus pelanggaran hukum, tindak kriminal, kemanan dan ketertiban masyarakat. Data Insidential Data insidentil terdiri dari data tentang Bencana alam, penyakit menular, kebakaran hutan, pencurian dan penyelundupan kayu. E. SISTEMATIKA Buku Laporan Penyusunan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) disusun dengan sistematika: BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, dasar hukum, maksud, tujuan, dan sasaran, ruang lingkup, dan sistematika. BAB II : Perkembangan dan kebijakan SIPD, yang menguraikan perkembangan SIPD dan kebijakan SIPD yang diterapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Blora. BAB III : Hasil Dan Pembahasan, menguraikan perkembangan 8 kelompok data dalam waktu lima tahun terakhir. BABIV : Penutup, berisi kesimpulan dan saran. Lampiran-lampiran. Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

24 BAB I Pendahuluan 8 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

25 BAB II PERKEMBANGAN DAN KEBIJAKAN SIPD A. PERKEMBANGAN SIPD Data Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Kabupaten Blora dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan menuju kesempurnaan. Tahun 1990, pemerintah melalui Departemen Dalam Negeri telah merintis dalam pengumpulan data yang terstruktur secara nasional dan dibuat secara otomasi. Setelah berjalan beberapa saat dan dievaluasi kegiatan itu disempurnakan menjadi Pusat Data untuk Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah (PDP3D). Kegiatan penyempurnaan data ini didukung dengan regulasi berupa Inmendagri Nomor 23 Tahun 1990 tentang Penyusunan dan Pemanfaatan Data Pokok Pembangunan untuk Perencanaan, Pelaksanaan dan Pemantauan Pembangunan di Daerah. Untuk mempermudah dalam pemanfaatan data dan informasi, Menteri dalam Negeri menerbitkan Inmendagri Nomor 26 Tahun 1998 tentang Pengembangan Pusat Data Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah (PDP3D). Intruksi tersebut menekankan kepada pemerintah daerah agar memanfaatkan data dan informasi yang ada pada seluruh dinas/instansi maupun Lembaga Non Pemerintah, karena dalam program PDP3D tidak hanya mengembangkan infrastruktur dan membangunan basis data saja akan tetapi juga bagaimana mereformasi atau mengubah pola pikir semua pihak untuk menempatkan posisi data sebagai hal yang sangat strategis, penting dan mempunyai komitmen yang tinggi bagi penguatan kelembagaan dan pengembangan sumberdaya manusia yang profesional dalam menyediakan data yang informatif. Tahun 2006 Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Program Sistem Informasi Profil Daerah yang dianggarkan secara regional. Program Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) ini berlangsung sampai tahun 2012 yang alokasi dananya diatur dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 70 Tahun 2011 tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

26 BAB II Perkembangan Dan Kebijakan SIPD Mulai tahun 2014, istilah Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD), oleh Kementerian Dalam Negeri disempurnakan menjadi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD). SIPD adalah jaringan yang mengumpulkan data secara terpadu di daerah dan pusat dengan menggunakan teknologi informasi sebagai dukungan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah. Program tersebut masuk pada anggaran Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam APBD Provinsi Jawa Tengah yang pelaksanaannya disesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) merangkum data pembangunan masing masing daerah dan berbasis visual. Perkembangan system ini memiliki output yang dapat menampilkan analisa dan data tabular. Perubahan elemen data terjadi pada tahun Bila dibandingkan dengan Tahun 2012, dari 8 Kelompok Data terdiri dari 32 Jenis Data, dengan jumlah Elemen Data (Elemen Data Kabupaten/Kota). Sedangkan pada tahun 2014 berubah menjadi 8 Kelompok Data, 31 Jenis Data, Elemen Data (Kabupaten/Kota sebanyak 2482 dan Provinsi 552). B. KEBIJAKAN SIPD Kebijakan dalam penyusunan SIPD Kabupaten Blora ini dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, di mana pemerintah daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Perencanaan yang disusun oleh harus berdasarkan data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan (Pasal 31). Selain itu juga menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwa perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan serta dikelola dalam sistem informasi yang terintegrasi secara nasional (Pasal 152 ayat 1). Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, data dan informasi yang dibutuhan dalam perencanaan pembangunan berupa data tentang (a) Penyelenggaraan pemerintahan daerah; (b) Organisasi dan tata laksana 01 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

27 BAB II Perkembangan Dan Kebijakan SIPD pemerintah daerah (c) Kepala Daerah, DPRD, perangkat daerah, dan pegawai daerah (d) Keuangan daerah (e) Potensi sumberdaya daerah (f) Produk hukum daerah (g) Kependudukan (h) informasi dasar kewilayahan dan (i) informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintah daerah. Dalam rangka penyediaan data yang real time dan bersifat series, Pemerintah Kabupaten Blora mendukung program SIPD yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi dengan menyediakan sharing dana yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014 Kegiatan Penyusunan Profil Daerah. Pemerintah Provinsi membantu dana Kegiatan SIPD sebesar Rp ,- sedangkan Pemerintah Kabupaten Blora menyediakan dana sebesar ,- sebagai dana pendampingan. Untuk mendukung dalam pengumpulan data SIPD, Pemerintah Kabupaten Blora telah berupaya melalui : 1. Sosialisasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 pada Bulan Pebruari 2014; 2. Membentuk Tim Pengelola SIPD Kabupaten Blora ( Keputusan Bupati Blora Nomor /328/2014, tanggal 16 Juni 2014, tentang Tim Pengelola Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014; 3. Membentuk Tim Update Data Desa yang anggotanya dari TNI/Polri Koramil/Polsek se-kabupaten Blora ( Surat Keputusan Kepala Bappeda Nomor 050/020/2014, tanggal 26 Juni 2014, tentang Tim Update Data Desa; 4. Rapat koordinasi dengan koordinator data SIPD pada Bulan Juni dan Oktober Membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Bappeda Blora Nomor 800/168/2014 tentang Tim Kelompok Kerja Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Kabupaten Blora Tahun Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

28 BAB II Perkembangan Dan Kebijakan SIPD Anggota Pokja tersebut terdiri dari perwakilan SKPD dan dinas/instansi vertikal yang datanya dibutuhkan dalam SIPD Kabupaten Blora. Kegiatan yang dilakukan oleh Pokja SIPD adalah up date data secara berkala. Dalam Tahun 2014, Pokja SIPD telah mengupdate data per 31 Desember Data yang telah dikumpulkan Pokja SIPD diupload di website Kementerian Dalam Negeri yang dapat diakses oleh masyarakat tanpa mengenal batas dan waktu. 01 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

29 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN I. DATA UMUM. I.1. Geografis I.1.1. Letak Wilayah Blora adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Blora juga sebagai ibu kota, 127 km sebelah timur Semarang. Wilayah Kabupaten Blora berada di bagian timur Jawa Tengah, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Gambar 3.1 Peta Wilayah Kabupaten Blora Dilihat dari batas administratif, Kabupaten Blora berbatasan dengan Kabupaten Rembang, Pati, Bojonegoro, Ngawi dan Grobogan. Arah perbatasan Kabupaten Blora dengan kabupaten sekitar : Utara : Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati Timur : Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur Selatan : Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur Barat : Kabupaten Grobogan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

30 BAB III Hasil Dan Pembahasan Bila dilihat dari batas astronomi, Kabupaten Blora terletak di antara sampai dengan Bujur Timur dan di antara sampai dengan Lintang Selatan, pada ketinggian 25 meter hingga 500 meter di atas permukaan laut. Letak Kabupaten Blora pada posisi tersebut dapat diketahui bahwa jarak terjauh dari wilayah barat ke wilayah timur sepanjang 87 km dan dari wilayah utara ke wilayah selatan sejauh 58 km. I.1.2. Luas Wilayah Luas wilayah Kabupaten Blora sebesar 1.820, 588 Km 2 atau ,797 ha (5,59 %) dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah yang luas wilayahnya mencapai km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. I.1.3. Topografi Topografi Kabupaten Blora datar sampai bergelombang, pada bagian utara membujur Pegunungan Kendeng Utara dari arah barat ke timur, sedangkan di sebelah selatan membujur Pegunungan Kendeng Selatan yang membujur dari barat ke timur. Ditinjau dari kelas lereng, Kabupaten Blora terdiri dari datar, bergelombang, curam dan sangat curam. Seluas ,478 ha berupa tanah datar (0-2 derajat), Bergelombang (2-15 Derajat) seluas ,819 ha. Curam (15-40 Derajat) seluas 50020,500 ha. Sangat curam (>40 Derajat) seluas ha. Ditinjau dari ketinggiannya Kabupaten Blora terbagi dalam empat bagian yaitu: - Ketinggian m dari permukaan laut, terdapat di daerah Kunduran, Jati, Randublatung dan Cepu. - Ketinggian m dari permukaan air laut, terdapat di daerah Kradenan dan Kedungtuban. - Ketinggian m dari permukaan air laut, terdapat di derah Todanan, Japah, Ngawen, Tunjungan, Bogorejo, Jiken dan Sambong. - Ketinggian lebih dari 500 m dari permukaan air laut, terdapat di daerah Blora, Jepon dan Banjarejo. Berdasarkan kondisi topografi yang demikian maka rata-rata ketinggian wilayah Kabupaten Blora berfariasi. Wilayah terendah di daerah Cepu ( 31 m dari permukaan air laut), dan tertinggi di daerah Japah (280 mdpl). Susunan tanah wilayah Kabupaten Blora 56 % gromosol, 39 % mediteran dan 5 % aluvial. Secara rinci ketinggian permukaan tanah dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.1 Luas Lahan Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut Kecamatan 0-30 cm cm cm > 90 cm Jumlah 1. Jati 76, , , , , Randublatung 0, , , , , Kradenan 338, , , , , Kedungtuban 0,000 56, , , , Cepu 0,000 0,000 0, , , Sambong 175, , , , , Jiken 0, , , , , Bogorejo 453, , , , , Jepon 0,000 36,502 0, , , Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

31 BAB III Hasil Dan Pembahasan Kecamatan 0-30 cm cm cm > 90 cm Jumlah 10. Blora 38, , , , , Banjarejo 0,000 0, , , , Tunjungan 453, , , , , Japah 0, , , , , Ngawen 0,000 0, , , , Kunduran 119,260 50, , , , Todanan 227, , , , ,919 Jumlah 1.879, , , , ,797 Sumber : BPS Dari tabel di atas diketahui bahwa wilayah Kabupaten Blora yang terendah dari permukaan laut (0-30 m) seluas 1.987,468 (1,03%). Wilayah terendah di wilayah timur adalah Kecamatan Kecamatan Bogorejo. Sedangkan di wilayah tengah berada di Kecamatan Tunjungan. Untuk wilayah selatan di Kecamatan Kradenan. Wilayah yang ketinggiannya m seluas ,872 ( 5,71%) paling banyak berada di Kecamatan Kecamatan Jiken, Tunjungan, Jati dan Todanan. Ketinggian m sebanyak 30,11% terluas di Kecamatan Jati, Todanan dan Sambong. Sedangkan wilayah ketinggian > 90 m seluas ,411 ( 63,15%) terluas di Kecamatan Randublatung, Jiken, Kuduran dan Jepon. Kondisi topografi Kabupaten Blora ditinjau dari kemiringan wilayah Kabupaten Blora dikelompok dalam empat kelas yaitu: - Kelas lereng 1 (kemiringan 0-2%) meliputi daerah seluas 567,46 km 2 atau 31,7%. - Kelas lereng 2 (kemiringan 2-15%) melipiti daerah seluas 750,30 km 2 atau 41,21%. - Kelas lereng 3 (kemiringan 15-40%) meliputi daerah seluas 500,20 km 2 atau 27,47%. - Kelas lereng 4 (kemiringan > 40%) meliputi daerah seluas 261,00 km 2 atau 0,14%. Kemiringan luas wilayah Kabupaten Blora hampir separoh (41,21%) tingkat kemiringan 3-15% sebagian besar terletak di wilayah Kabupaten Blora bagian selatan ( Kecamatan Randublatung) dan wilayah barat (Kecamatan Kunduran). Wilayah dengan kemiringan 2% seluas ,478 ha terletak di wilayah timur (Kecamatan Kedungtuban) wilayah barat (Kecamatan Ngawen) dan Blora Kota. Wilayah dengan kemiringan 16-40% sbanyak 27,47% dari wilayah Kabupaten Blora terletak di Kecamatan Todanan, Jati, Jiken dan Japah. Sedangkan wilayah yang mempunyai tingkat kemiringan >40% berada di Kecamatan Sambong, Jiken, Bogorejo, Tunjungan dan Todanan yang luasnya 261,000 ha (0,14%). Tabel 3.2 Luas Lahan Menurut Kemiringan Tanah Kecamatan 0-2% 3-15% 16-40% > 40% Jumlah 1. Jati 3.273, , ,000 0, , Randublatung 5.128, , ,000 0, , Kradenan 2.540, , ,500 0, , Kedungtuban 6.125, , ,500 0, , Cepu 4.418, ,000 0,000 0, , Sambong 1.964, , ,000 21, , Jiken 4.748, , ,500 45, ,659 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

32 BAB III Hasil Dan Pembahasan Kecamatan 0-2% 3-15% 16-40% > 40% Jumlah 8. Bogorejo 1.478, , ,500 10, , Jepon 4.423, , ,000 55, , Blora 5.129, , ,500 0, , Banjarejo 5.418, , ,000 0, , Tunjungan 2.099, , ,000 15, , Japah 978, , ,000 0, , Ngawen 6.273, , ,000 0, , Kunduran 409, , ,000 0, , Todanan 2.338, , , , ,919 Jumlah , , , , ,797 Sumber : BPS I.1.4. Luas Lahan Luas wilayah Kabupaten Blora sebesar ,797 ha tersebut bila dilihat dari luas lahan dapat dijelaskan sebagai berikut : - Luas hutan di Kabupaten Blora ,550 ha berupa Hutan Produksi Tetap. - Lahan Persawahan seluas 46069,668 ha dimana ha berupa sawah irigasi, sedangkan ,668 ha berupa sawah tadah hujan/non irigasi. - Lahan kering seluas ,764 ha berupa ladang/tegalan seluas ,958bha, perkebunan seluas ha, usaha lain seluas ,164 ha dan belum diusahakan seluas 2.390,642 ha. I.1.5. Perubahan Luas Penggunaan Lahan Luas Perubahan Penggunaan Lahan 14,6 ha berupa Alih Fungsi Hutan berubah menjadi lahan lainnya. I.1.6. Keadaan Iklim Rata-rata Dari pantauan BMKG ( Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, iklim ratarata Kabupaten Blora dapat dijelaskan sebagai berikut : - Suhu Terendah 23 0 C dan tertinggi 23 0 C - Kelembaban Udara Terendah 50%, terendah 88% - Curah Hujan Terendah 729,00 mm/th, tertinggi 2.247,00 mm/th - Kecepatan Angin Terendah 64 knot, tertinggi 386 knot. I.2. Pemerintahan I.2.1. Administrasi Pemerintah Data administrasi Pemerintah Kabupaten Blora sejak tahun 2010 sampai tahun 2014 tidak ada perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Blora tidak ada pemekaran daerah baik dari Rukun Tetangganya, Rukun Warga, atau pun dari dusunnya. Data secara lengkap kami sajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.3 Jumlah Wilayah Administrasi Kabupaten Blora No Wilayah Administrasi Kecamatan Desa Kelurahan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

33 BAB III Hasil Dan Pembahasan 4. Dusun Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT) Sumber: BPMPKB I.2.2. Perda dan Perijinan Peraturan Daerah yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah pada dekade 5 tahun bersifat fluktuatif. Tahun 2014 menerbitkan 8 Perda, yaitu (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabuapten Blora Tahun 2014; (2) Pertangungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daaerah Kabuapten Blora Tahun Anggaran 2013; (3) Penyelanggaraan Penanggulangan Bencana; (4) Perubahan Atas Perda Kabuapten Blora Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Gagak Rimang Kabupaten Blora; (5) Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blora Tahun Anggaran 2014; (6) Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 12 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blora; (7) Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blora; (8) Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blora. Dalam penyusunan kebijakan daerah di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, keuangan dan lain-lain pada tahun 2014 telah ditetapkan 60 Peraturan Bupati ( Perbup) Blora dan Keputusan Bupati. Sementara itu untuk mendukung investasi dan Pendapatan Asli Daerah, ijin yang diberlakukan di Kabupaten Blora antara lain berupa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Prinsip, Ijin Usaha, Ijin Lokasi dan Ijin Investasi. Perkembangan Perda dan Perijinan yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Blora Data sebagai mana tabel berikut : Tabel 3.4 Perkembangan Penerbitan Perda dan Perijinan Perda dan Perijinan Jumlah Perda Yang Diterbitkan Jumlah Revisi Yang Dilakukan Sejak Terbitnya Perda RTRW Jumlah Peraturan Daerah Untuk RTRW Jumlah IMB Yang Dikeluarkan NA NA *) 662 Jumlah Ijin Prinsip Yang Dikeluarkan NA NA 3 72*) 16 Jumlah Ijin Usaha Yang Di Keluarkan NA NA *) 16 Jumlah Perijinan Investasi PMA Yang Dikeluarkan/Setujui NA NA Jumlah Perijinan Investasi PMDN Yang Dikeluarkan/Setujui NA *) 716 Jumlah izin lokasi NA NA NA NA 16 Jumlah pemohon izin lokasi NA NA NA NA 16 Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha NA NA Sumber: Bagian Hukum Setda dan BPMPP *) Direvisi oleh BPMPP I.2.3. Pelanggaran Perda Peraturan Daerah merupakan peraturan yang bersifat mengikat dan harus dilakukan oleh masyarakat dalam suatu daerah. Apabila tidak melaksanakan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

34 BAB III Hasil Dan Pembahasan ketentuan dalam peraturan daerah, maka akan dikenakan sanksi pelanggaran. Perkembangan pelanggaran dan penegakan perda sebagai mana tabel berikut : Tabel 3.5 Pelanggaran dan Penegakan Perda Perda dan Perijinan Jumlah Pelanggaran Perda NA NA NA Jumlah Penyelesaian Penegakan Perda NA NA NA Sumber: Satpol PP I.2.4. Aparatur Negara 1. Pegawai Negeri Sipil Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Periode , salah satu tujuan Pemerintah Kabupaten Blora adalah meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Adapun sasarannya ialah dengan mewujudkan kompetensi dan kapabilitas aparatur serta mewujudkan aparatur yang jujur, berdedikasi tinggi dan memiliki semangat melayani. Sumber Daya Aparatur merupakan pilar bagi pembangunan di Kabupaten Blora. Berdasarkan data SIPD per 31 Desember 2014 terlihat bahwa jumlah pejabat fungsional pada Pemerintah Kabupaten Blora sejumlah orang atau 68,04% dari keseluruhan jumlah PNS pada Pemerintah Kabupaten Blora. Hal ini merupakan modal penting mewujudkan tujuan Pemerintah Kabupaten Blora, mengingat tenaga fungsional merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Fungsi pelayanan merupakan fungsi penunjang yang bersifat relatif. Fungsi ini ditujukan bagi terlaksananya tujuan Negara dalam melayani warga negaranya melalui organ pemerintah. Pelayanan merupakan salah satu produk organisasi berupa jasa, sehingga pada dasarnya pelayanan tidak kasat mata, diraba, dan dimiliki; melainkan hanya sebatas digunakan, dirasakan, dibeli, atau disewa. Fungsi pelayanan sangat berpotensi dalam menentukan kelanggengan, perkembangan dan keunggulan bersaing organisasi di masa yang akan datang. Dalam konteks pelaksanaan fungsi pemerintah, pelayanan dapat dikategorikan sebagai upaya untuk menyiapkan, menyediakan, atau mengurus keperluan warga masyarakatnya. Pelayanan pada dasarnya adalah tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan bersifat kasat mata (intangible), serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Dilihat dari struktur PNS berdasarkan golongan, maka persentase PNS pada Pemerintah Kabupaten Blora tahun 2014 tersaji dalam diagram berikut ini: 45 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

35 Gambar 3.2 Jumlah PNS Berdasarkan Golongan BAB III Hasil Dan Pembahasan Sumber: BKD Blora Golongan PNS Pemerintah Kabupaten Blora didominasi Golongan IV yang mana mayoritas adalah PNS pada jabatan fungsional guru, mengingat dalam proses administrasi kenaikan pangkat berbeda dengan PNS pada jabatan struktural maupun jabatan fungsional umum. Disisi lain memang peningkatan dalam Pangkat/Golongan PNS berpengaruh terhadap Belanja Pegawai. Namun demikian, hal yang perlu diperhatikan ialah bagaimana dengan peningkatan Pangkat/Golongan bagi seorang PNS juga diharapkan dapat mendorong kinerjanya, karena bagaimanapun kenaikan pangkat bukanlah hak, namun sebuah penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Blora bagi PNS atas pengabdiannya selama masa kerja atau dalam hal-hal tertentu. Melihat grafik di atas, dapat diketahui bahwa PNS Pemerintah Kabupaten Blora didominasi Golongan IV (44%). Prosentase PNS hampir separoh mayoritas fungsional guru. Salah satu penyebab fungsional guru banyak yang mampu mencapai golongan IV karena dalam proses administrasi kenaikan pangkat jabatan fungsional guru berbeda dengan PNS jabatan struktural maupun jabatan fungsional umum. Keadaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan dan Pejabat Struktural/Fungsional serta Pensiunan adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Blora Berdasarkan Golongan, Pejabat Struktural/Fungsional dan Pensiunan No Uraian Berdasarkan Gender Laki-laki Perempuan Berdasarkan Golongan Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Pejabat Struktural Eselon I Eselon II Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

36 BAB III Hasil Dan Pembahasan No Uraian Eselon III Eselon IV Eselon V Pejabat Fungsional Pensiunan Sumber: BKD Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa PNS Pemerintah Kabupaten Blora tahun 2014 lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tahun 2014 berjumlah orang sedangkan tahun 2013 berjumlah orang atau berkurang 260 orang. Bila dilihat dari tingkat pendidikan, maka persentase PNS pada Pemerintah Kabupaten Blora per 31 Desember 2014 dapat tersaji dalam diagram berikut: Gambar 3.3 Jumlah PNS Kabupaten Blora Berdasarkan Pendidikan Pemerintah Kabupaten Blora mendukung peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur baik melalui peningkatan pendidikan formal maupun melalui pelatihanpelatihan. Hal ini dapat tercermin dari peningkatan jumlah PNS yang mengajukan izin belajar maupun tugas belajar serta peningkatan jumlah peserta Kediklatan dari tahun ke tahun. Dengan peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur semoga pembangunan di Kabupaten Blora dapat terwujud sebagaimana arah dan sasaran pembangunan. 2. Tentara Nasional Indonesia (TNI) Pemerintah daerah tidak akan mampu untuk mengamankan dan mempertahankan wilayahnya tanpa ada TNI dan POLRI. Untuk itu pemerintah memberi tugas kepada TNI di bidang pertahanan dari ancaman luar dan Polri melindungi masyarakat di bidang keamanan. Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. 02 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

37 BAB III Hasil Dan Pembahasan TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara, mempunyai fungsi sebagai : 1. Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa; 2. Penindak terhadap setiap bentuk ancaman 3. Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan. Perkembangan jumlah TNI yang mempertahankan Pemerintah Kabupaten Blora sebagai mana tabel berikut : Tabel 3.7 Jumlah TNI di Kabupaten Blora Kriteria Pegawai TNI AD 1,159 1,101 1,105 1, Kodim Makodim Koramil 01(Kec. Blora) Koramil 02 (Kec. Jepon & Bogorejo) Koramil 03 (Kec. Banjarejo) Koramil 04 (Kec. Tunjungan) Koramil 05 (Kec. Cepu) Koramil 06 (Kec. Jiken) Koramil 07 (Kec. Sambong) Koramil 08 (Kec. Kedungtuban) Koramil 09 (Kec. Randublatung) Koramil 10 (Kec. Menden) Koramil 11 (Kec. Jati) Koramil 12 (Kec. Ngawen) Koramil 13 (Kec. Kunduran) Koramil 14 (Kec. Todanan) Koramil 15 (Kec. Japah) Pos Bogorejo POM YONIF DKT MINVET TNI AD 1,159 1,101 1,105 1, Sumber: Kodim 0721 Blora 3. POLRI Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam kaitannya dengan pemerintahan adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia.dalam kaitannya dengan kehidupan bernegara Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

38 BAB III Hasil Dan Pembahasan keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memelihara keamanan dalam negeri. Agar dalam melaksanakan fungsi dan perannya di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia atau yang dianggap sebagai wilayah Negara Republik Indonesia dapat berjalan dengan efektif dan effisien, maka wilayah negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Wilayah kepolisian dibagi secara berjenjang. Tingkat pusat dipimpin oleh seorang Kapolri yang bertanggung jawab kepada presiden. Tingkat provinsi disebut Kepolisian Daerah (Polda) dipimpin oleh Kapolda yang bertanggung jawab kepada Kapolri. Tingkat kabupaten disebut dengan Kepolisian Resot (Polres) dipimpin oleh Kapolres bertanggungjawab kepada Kapolda. Tingkat kecamatan ada Kepolisian Sektor (Polsek) pimpinan Kapolsek yang bertanggungjawab kepada Kapolres. Tingkat desa atau kelurahan ada Pos Polisi yang dipimpin oleh seorang Brigadir Polisi atau sesuai kebutuhan menurut situasi dan kondisi daerahnya. Perkembangan jumlah Polri yang mengamankan Pemerintah Kabupaten Blora dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.8 Jumlah TNI di Kabupaten Blora Kriteria Pegawai POLRI Anggota Polisi Resort Kabupaten Anggota Polisi Sektor Kota Anggota Polisi Sektor Sumber: Polres Blora 4. Perangkat Kelurahan Perangkat kelurahan adalah aparat yang mempunyai tugas melayani rakyat secara langsung. Mereka adalah aparatur pemerintah dari PNS yang diberi tugas di tingkat kelurahan. Jumlah aparat kelurahan tahun 2o14 adalah 125 orang. Dari jumlah tersebut, dilihat dari tingkat pendidikan didominasi pendidikan sarjana 73 orang, disusul kemudian pendidikan SLTA dan sederajat 41 orang. Data tingkat pendidikan perangkat kelurahan dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.9 Tingkat Pendidikan Perangkat Kelurahan Tahun 2014 Tingkat Pendidikan SD SMP SLTA Diploma Sarjana Jumlah Sumber: BKD 00 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

39 BAB III Hasil Dan Pembahasan 5. Perangkat Desa Jumlah perangkat desa selalu bergerak dan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena diupdate berdasarkan laporan yang diterima oleh tim penyusun. Data yang sudah dilaporkan sampai dengan 31 Oktober 2014 tercatat sebanyak orang. Dilihat dari latar belakang pendidikan, hampir separoh perangkat desa berpendidikan SMA ( 44%). Pendidikan SMP dan SD hampir imbang, masingmasing 22% dan 24 %. Demikian pula halnya pendidikan diploma dan sarjana, masing-masing 2% dan 8%. Keadaan ini merupakan peluang bagi pemerintah daerah untuk memberdayakan perangkat desa/kelurahan dalam membangun daerah. Jumlah perangkat desa dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.10 Tingkat Pendidikan Perangkat Desa Tahun 2014 No Kecamatan SD SMP SMA Diplm Sarjn Jml 1. Banjarejo Blora Bogorejo Cepu Japah Jati Jepon Jiken Kedungtuban Kradenan Kunduran Ngawen Randublatung Sambong Todanan Tunjungan Jumlah Sumber: Kantor Kecamatan, diolah I.2.5. Kondisi Sarana Prasarana 1. Kondisi Sarana Prasarana Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Sarana prasarana pemerintahan milik kantor dinas dan lembaga teknis pada umumnya dalam kondisi baik dan termasuk milik sendiri. Kantor dinas yang rusak ringan pada tahun 2014 sebanyak 15 unit, sedangkan kantor lembaga teknis yang rusak ringan sebanyak 7 unit. Data tingkat kerusakan sarana prasarana dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.11 Sarana Prasarana Kantor Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Tingkat Kerusakan Rusak Ringan (Kerusakan < 30%) Rusak Sedang (Kerusakan 30-50%) 0 0 Rusak Berat (Kerusakan >50%) 0 0 Jumlah Sumber: DPPKAD Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

40 BAB III Hasil Dan Pembahasan 2. Kondisi Sarana Prasarana Pemerintahan Desa Sarana dan prasarana pemerintahan desa merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dan utama dalam menunjang pelayanan kepada masyarakat. Sarana dan prasarana berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan aparat dalam memberi layanan kepada masyarakat. Penyediaaan sarana dan prasarana merupakan tanggung jawab pemerintah karena menyangkut hajat hidup orang banyak serta juga merupakan fasilitas publik yang akan sulit terpenuhi jika penyediaannya di pertanggung jawabkan untuk tiap individu atau masyarakat tertentu. Maka dengan demikian, kondisi sarana prasarana perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah. Kondisi sarana prasarana kantor desa masih ada yang perlu diperhatikan. Adapun kondisi sarana prasarana kantor desa dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.12 Kondisi Sarana Prasarana Kantor Pemerintahan Desa Tingkat Kerusakan Kondisi Baik Rusak Ringan (Kerusakan < 30%) Rusak Sedang (Kerusakan 30-50%) Rusak Berat (Kerusakan >50%) 4 8 Belum melaporkan Jumlah Sumber: Kantor Kecamatan, diolah Dari data di atas ada perkembangan pemerintahan desa yang belum melaporkan kantor desa yang dilaporkan, dari 178 pada tahun 2013 menurun menjadi 81 desa yang belum melaporkan kondisi kantor pemerintahan. kondisi baik sebesar 62%, rusak ringan 18 %, rusak berat 16%. I.2.6. SKPD yang Menerapkan Kearsipan Bagi pemerintah derah, arsip digunakan sebagai sumber dokumentasi yang dapat digunakan oleh pimpinan organisasi untuk membuat ataupun mengambil keputusan secara tepat mengenai masalah yang sedang dihadapi. Data dari Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (PKAD) Kabupaten Blora, SKPD yang telah menerapkan keasipan secara baku berjumlah 48 SKPD. Permasalahan yang dihadapi bidang kearsipan antara lain (1) terbatasnya tenaga / SDM bidang kearsipan (2) Adanya SKPD lain yang menitipkan arsip di depo arsip, tidak disertai administrasi yang resmi (Berita Acara). Solusi untuk mengatasi permasalahan diatas (1) memaksimalkan SDM yang ada dan peningkatan SDM bidang kearsipan (2) Memberikan himbauan dan pembinaan kepada SKPD. Perkembangan SKPD yang telah menerapkan kearsipan secara baku dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.13 Perkembangan Kearsipan di Kabupaten Blora Uraian Jumlah kegiatan peningkatan SDM kearsipan Arsip aktif yang dikelola desa /kelurahan Arsip tidak aktif yang dikelola desa / kelurahan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

41 BAB III Hasil Dan Pembahasan Jumlah tenaga fungsional kearsipan Jumlah tenaga non fungsional kearsipan Jumlah SKPD yang mempunyai tenaga kearsipan Sumber: KPAD I.2.7. Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sebagaimana diamanatkan dalam UU RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Program Pembangunan Nasional dan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara KEP/M.PAN/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah adalah mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang telah diberikan aparatur kepada masyarakat. Hasil pengukuran IKM yang dilaksanakan oleh Bagian Organisasi Setda Blora tahun dan 2013 menunjukkan mutu peayanan dari aparat pemerintah daerah adalah baik (B) karena masuk dalam nilai interval konversi IKM 62,51-81,25. Apabila nilai interval konversi IKM 81,26-100, maka nilai mutu pelayanan yang diberikan berpredikat sangat baik (A). Perkembangan IKM dinas daerah dan kantor lembaga teknis cenderung meningkat, secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.14 IKM di Kabupaten Blora No Uraian *) 1. Kantor Bappeda ,65 76,65 2. Kantor Dinas Daerah - 77,16-80,80 80,80 3. Kantor Lembaga Teknis Daerah - 73,06-74,00 74,00 Sumber: Bagian Organisasi Kepegawaian Setda Blora *) Kajian tahun 2013 II. SOSIAL BUDAYA II.1. Demografi II.1.1. Kependudukan dan Catatan Sipil 1. Pengelompokan Penduduk menurut Jenis kelamin Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jumlah penduduk Kabupaten Blora melaporkan bahwa jumlah penduduk Tahun 2014 mencapai jiwa, dengan rincian laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui angka rasio jenis kelamin (sex rasio). Sex rasio merupakan nilai perbandingan penduduk laki-laki terhadap perempuan di suatu daerah. Nilai sex rasio yang lebih besar 100 mencerminkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan penduduk perempuan, dan sebaliknya nilai sex rasio di bawah 100 mencerminkan di suatu daerah jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan penduduk lakilaki. Sex rasio Kabupaten Blora pada tahun 2014 adalah 99,80, yang berarti jumlah Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

42 BAB III Hasil Dan Pembahasan penduduk perempuan di Kabupaten Blora lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Dengan adanya data registrasi akibat dari sensus penduduk 2010, maka data yang pernah dipublikasikan, disesuaikan sebagaimana dalam tabel berikut : Tabel 3.15 Jumlah Penduduk (dalam Jiwa) Penduduk *) *) *) 2013**) 2014**) Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Tahun NA Tahun NA Diatas 65 Tahun NA Jumlah NA Rasio Beban 48,96 48,90 48,96 45,29 47,11 47,17 43,48 45,01 Ketergantungan Sumber : BPS Keterangan *) Data disesuaikan hasil SP2010 **) Data Dindukcapil Catatan : Data Rasio Ketergantungan tahun 2014 menurut BPS sebesar 47,01 2. Pengelompokkan Penduduk Berdasarkan Umur Dari data komposisi penduduk menurut kelompok umur pada tabel di atas diketahui rasio ketergantungan total Kabupaten Blora tahun 2014 adalah sebesar 45,01 persen (Catatan : menurut data BPS Kabupaten Blora, angka ketergantungan sebesar 47,01 persen), artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 47 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 47,17 atau 47,01 ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda (perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur tahun) sebesar 34,37 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua (perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia tahun) sebesar 12,64 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2014, penduduk usia kerja di Kabupaten Blora masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua. Struktur umur penduduk di suatu daerah akan dapat menentukan tingkat produktifitas penduduk pada daerah tersebut. Hal ini dikarenakan analisis struktur umur penduduk akan berkaitan dengan banyaknya penduduk di usia produktif di suatu daerah. 03 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

43 BAB III Hasil Dan Pembahasan Gambar 3.4 Penduduk menurut Kelompok umur di Kabupaten Blora Tahun 2014 > 65 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 7-12 Tahun 4-6 Tahun 40,866 52,629 43,333 48,497 41,159 79,574 65,096 70,942 71,570 81,302 85,259 76,316 89,080 84, ,000 40,000 60,000 80, ,000 Sumber : Dindukcapil Kabupaten Blora Penduduk usia produktif artinya penduduk yang masih memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaannya dan tidak tergantung kepada orang lain. Struktur penduduk di Kabupaten Blora pada tahun 2014 terlihat didominasi pada kelompok umur 7-12 tahun (usia sekolah dasar); kelompok umur tahun; kelompok umur tahun dan kelompok umur tahun. Struktur umur penduduk tersebut menggambarkan besarnya jumlah angkatan kerja di Kabupaten Blora. Permasalahan yang ditimbulkan oleh besarnya jumlah angkatan kerja tersebut, disatu pihak menuntut kesempatan kerja yang lebih besar, di pihak lain menuntut pembinaan angkatan kerja itu agar mampu menghasilkan tenaga kerja yang handal. Peningkatan ini harus diantisipasi oleh pemerintah daerah dan dunia usaha sebagai pihak pemberi kerja. Adanya pembukaan lapangan kerja baru atau perluasan kesempatan kerja bukan berarti masalah ketenagakerjaan dalam hal ini pengangguran teratasi. Mungkin saja tidak dapat dimanfaatkan bila angkatan kerja yang tersedia tidak memiliki kualitas yang memadai. Sehingga pembinaan terhadap tenaga kerja yang tersedia perlu terus dilakukan dan ditingkatkan. 3. Pengelompokan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan data Dindukcapil Kabupaten Blora, dilihat dari tingkat pendidikan terakhir, penduduk Kabupaten Blora pada tahun 2014 didominasi oleh lulusan SD yang mencapai 57,76 persen. Dari data juga diketahui bahwa jumlah penduduk yang telah menyelesaikan pendidikan pendidikan SLTA ke atas baru mencapai 19,19 persen, sangat kecil dibandingkan penduduk yang menempuh pendidikan sampai tingkat pendidikan dasar 9 tahun. Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

44 BAB III Hasil Dan Pembahasan Gambar 3.5 Penduduk menurut Tingkat pendidikan di Kabupaten Blora Tahun , , , , , , , , , , ,000 50, ,135 Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA 8,686 18,725 Diploma Sarjana S1 1,053 9 Sarjana S2 Sarjana S3 Sumber : Dindukcapil Kabupaten Blora Rendahnya tingkat dan kesadaran akan pentingnya pendidikan di Kabupaten Blora merupakan pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten Blora guna memajukan peradaban dan tingkat kehidupan yang lebih baik dan mandiri. Rendahnya tingkat pendidikan di Kabupaten Blora mendorong timbulnya berbagai permasalahan sosial yang kian hari semakin meresahkan dan berdampak secara global terhadap kemajuan Kabupaten Blora. Tingkat pendidikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, bergerak sama dari tahun ke tahun dan menunjukkan separoh persen lebih penduduk Kabupaten Blora berpendidikan SD (58%), disusul kemudian tingkat SMP 17% dan tingkat SMA 15%. Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Blora dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.16 Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Blora Uraian Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Diploma Sarjana S Sarjana S Sarjana S Jumlah Sumber : Dindukcapil 05 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

45 BAB III Hasil Dan Pembahasan II.1.2. Migrasi Penduduk Tingkat migrasi penduduk, menurut laporan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Blora mengalami penurunan 4,48% dari tahun sebelumnya. Data perkembangan tingkat migrasi dapat dilihat sebagai mana tabel berikut : Tabel 3.17 Perkembangan Migrasi Penduduk Kabupaten Blora Uraian Migrasi masuk Migrasi keluar Jumlah Sumber : Dindukcapil II.I.3. Kepala Keluarga Jumlah Kepala Keluarga dari tahun ke tahun cenderung naik. Jumlah KK dari tahun 2010 sampai 2014 naik 5% ( KK). Sementara itu jumlah anak berlawanan dengan kepala keluarga. Perkembangan jumlah KK dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.18 Jumlah KK Kabupaten Blora Uraian Jumlah KK Sumber : Dindukcapil II.1.4. Ketenagakerjaan dan transmigrasi Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan di bidang ekonomi adalah perluasan dan pemerataan penciptaan lapangan kerja. Dengan terciptanya lapangan kerja yang semakin luas dan merata diharapkan dapat terjadi penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi, sehingga bisa mendekati kondisi pasar tenaga kerja yang ideal (full employment). Dengan proses tersebut yang terjaga keberlanjutannya, taraf hidup masyarakat selanjutnya dapat meningkat secara luas. Masalah utama yang dihadapi pemerintah dalam ketenagakerjaan baik di tingkat nasional maupun di daerah adalah belum terciptanya keseimbangan dalam pasar tenaga kerja. Dari sisi permintaan, penyerapan tenaga kerja masih belum optimal akibat adanya kendala struktur produksi yang relatif rigid terhadap tenaga kerja dan minimnya penciptaan lapangan kerja yang baru. Sedangkan dari sisi penyediaan, supply tenaga kerja terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang memasuki usia kerja. Dampak yang timbul dari ketidakseimbangan antara demand dan supply ini adalah munculnya pengangguran. Pengangguran selalu menjadi momok yang menakutkan dari ekses sebuah proses pembangunan. Tidak tertanganinya masalah ini dengan baik, bisa dipastikan akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial lain yang lebih besar, mulai dari kesenjangan, kecemburuan sosial, sampai pada kerawanan sosial. Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

46 BAB III Hasil Dan Pembahasan No Mengingat pentingnya masalah ini, ketenagakerjaan selalu menjadi isu sentral dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan oleh setiap pemerintahan di seluruh dunia. Bagi Kabupaten Blora, ketenagakerjaan menjadi masalah sangat penting untuk ditangani dengan baik. Hal ini terkait dengan fenomena yang cukup ironis bahwa pertumbuhan ekonomi yang tercipta tidak diiringi dengan semakin meratanya distribusi pendapatan dan banyaknya nilai tambah dari hasil pembangunan yang diyakini mengalir ke luar daerah. Kondisi ketenagakerjaan yang lebih baik (dari segi pemerataan dan jumlah penyerapan, maupun tingkat upah dan iklim kerja yang kondusif) diharapkan dapat menjadi salah satu jalan keluar dari ironi tersebut. Perkembangan ketenagakerjaan dan transmigrasi di Kabupaten Blora tahun adalah sebagai berikut: Tabel 3.19 Ketenagakerjaan dan Transmigrasi di Kabupaten Blora No Uraian Pencari kerja yang mendaftarkan Pencari kerja yang ditempatkan Tenaga kerja wanita Tenaga kerja pria TKI di luar negeri *) Orang terkena PHK Jumlah transmigrasi Transmigrasi baru Sumber : Disnakertransos *) Direvisi oleh Disnakertransos menjadi 16 Berdasarkan data di atas jumlah transmigrasi tahun 2014 tidak ada data karena tahun ini tidak mendapat kuota dari pemerintah pusat. dengan demikian ada tahun ini jumlah transmigran baru juga tidak ada data. Sementara itu tenaga kerja dari Kabupaten Blora terdapat 21 orang sebagai Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Kita berharap agar mereka yang bekerja di luar negeri mendapatkan hak-hak mereka dan mampu membawa nama baik Kabupaten Blora. Secara rinci masalah lapangan usaha Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.20 Pekerjaan Penduduk menurut lapangan usaha (dalam Jiwa) Pekerjaan menurut lapangan usaha *) *) **) 1. Pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air Bangunan Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel Angkutan, penggudangan dan komunikasi Keu, asuransi, usaha sewa bank, tanah & jasa perush Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

47 No Pekerjaan menurut lapangan usaha BAB III Hasil Dan Pembahasan *) *) **) 9. Jasa kemasyarakatan Sumber : BPS *) Data disesuaikan hasil SP2010 **) Angka sementara II.1.5. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk adalah oerubahan penduduk yang dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian dan perpinahan (migrasi). Pertumbuhan yang dipengaruhi oleh kelahian dan kematian adalah perumbuhan alamai sedangkan eprtumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, imigrasi dan emigrasi merupakan pertumbuhan penduduk total. Pertumbuhan penduduk alamiah Kabupaten Blora berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora sebesar 0,49% lebih kecil dari pada tahun sebelumnya ( 0,50%). Jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014 sebesar 16,84/1000 kelahiran hidup (204 kasus) atau lebih besar bila dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2013 (162 kasus, 13,8/1000 KH). Tahun 2012 (177 kasus, 13,63/1000 KH). Tahun 2011 (169 kasus, 12,63/1000 KH). Penyebab kematian bayi adalah BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah), akibat dari kurangnya pengetahuan tentang ibu hamil dan bayi yang dilahirkan. Untuk itu perlu direncanakan penyuluhan kepada setiap ibu hamil. Kematian Ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkalitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan. jumlah absolut kematian ibu relatif menurun. tahun 2011 dijumpai 22 kasus (164,5/ KH). Tahun 2012 terdapat 12 kasus (99,04/ KH). Hal ini merupakan salah satu dampak positif Program Jampersal (Jaminan Persalinan), sehingga kelas ibu di 26 puskesmas dapat terbantu dengan baik. II.2. Kesehatan II.2.1. Sarana Kesehatan Kesehatan merupakan salah satu aspek pembangunan yang sangat vital. Maka dari itu pemerintah menyediakan sarana kesehatan diperlukan dalam pelayanan kesehatan agar dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian diharapkan mampu meningkatkan kesadaran, kemajuan dan kemampuan hidup sehat, agar derajat kesehatan optimal, dan tidak mudah terkena penyakit sehingga usia harapan hidup dapat panjang. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan UUD 1945 pasal 28 huruf H ayat (1) dijelaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan medapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Sarana kesehatan sejak tahun 2010 samai tahun 2014 yang bergerak lebih banyak adalah jumlah polindes/pkd mencapai angka 204. Bila dibandingkan dengan jumlah desa sebanyak 271 desa, maka masih ada 67 desa yang belum mempunyai polindes/pkd. Jumlah sarana kesehatan dijelaskan dalam tabel berikut: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

48 BAB III Hasil Dan Pembahasan Tabel 3.21 Jumlah Sarana Kesehatan No Sarana Kesehatan Ket 1. Posyandu Unit 2. Polindes/PKD Unit 3. Puskesmas : Induk Unit Pembantu Unit Keliling Unit 4. Poliklinik NA NA Unit 5. RSU Daerah Tipe C Unit Tipe D Unit 6. Rumah Sakit Angkatan Darat Unit 7. RSU Swasta (Tipe D) *) 3 Unit 8. Klinik/Praktek Dokter Unit 9. Laboratorium Kesehatan a. Pemerintah Unit b. Swasta Unit Sumber : Dinas Kesehatan *)Diralat menjadi 3 unit II.2.2. Layanan Air Bersih Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air bersih dan sanitasi dasar. Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang sangat besar, sebaran penduduk yang tidak merata dan beragamnya wilayah Indonesia, keterbatasan sumber pendanaan. Pemerintah selama ini belum menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam pembangunan. Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air. Selain itu, meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi. Demikian juga di Kabupaten Blora, ada beberapa wilayah yang rawan kekeringan saat kemarau tiba. Pemanfaatan air bersih di Kabupaten Blora yang paling tinggi adalah menggunakan sumur lindung sebanyak Rumah Tangga. Disusul kemudian Rumah Tangga yang menggunakan air besih dari sumur tidak terlindungi, sebanyak Perkembangan layanan air bersih di Kabapten Blora sebagai mana dalam tabel berikut : Tabel 3.22 Perkembangan Layanan Air Bersih Sarana Kesehatan Ket Jumlah Rumah Tangga Yang Mendapat Layanan Air Bersih RT 1. Leding (Perpipaan) NA NA RT 2. Sumur Lindung NA NA RT 3. Sumur Tidak Terlindung NA NA RT 4. Mata Air Terlindung NA NA RT 5. Mata Air Tidak Terlindung NA NA 339 RT 00 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

49 BAB III Hasil Dan Pembahasan Sarana Kesehatan Ket 6. Sungai NA NA 775 RT 7. Danau/Waduk NA NA 650 RT 8. Air Hujan NA NA 238 RT 9. Air Kemasan NA NA RT Sumber : Dinas Kesehatan II.2.3. Industri Farmasi, dan Pedagang Kesehatan Perkembangan apotek tahun 2010 sebanyak 35. Tahun 2013 tercatat 43 unit atau ada penambahan sejumlah 8 unit apotek dan sampai tahun 2014 jumlah itu bertambah menjadi sebanyak 46 unit. Data perkembangan industri farmasi, apotek dan toko obat dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.23 Industri Farmasi, Apotek dan Toko Obat No Sarana Kesehatan Ket 1. Gudang Farmasi Unit PBF (Pedagang Besar Farmasi) Cabang Penyalur Alat Kesehatan Buah Cabang 4. Apotek Unit 5. Toko Obat Unit Sumber : Dinas Kesehatan II.2.4. Kesehatan Masyarakat Masalah kesehatan masyarakat terus dipantau agar tidak menjadikan permasalahan yang mencuat. Banyaknya penderita sakit jiwa, gizi buruk, wabah penyakit dan peserta akseptor Keluarga Berencana yang ditangani Pemerintah Daerah akan menjadikan perhatian pemerintah pusat. Berkaitan dengan balita gizi kurang, tahun 2014 terdapat 629 kasus. Jumlah ini lebih kecil dari pada tahun sebelumnya yang mencapai kasus. Adapun balita gizi buruk tahun 2014 dijumpai 51 kasus, tahun 2013 ditemukan 85 kasus. Penurunan ini diakibatkan adanya intervensi program gizi yang diberikan pemberian makanan tambahan serta kegiatan center klinik gizi (CKG) di 6 puskesmas, dan program deteksi dini di posyandu. Penyebab balita gizi buruk antara lain disebabkan penyakit infeksi ( TB Paru dan Pneumonia), pola asuh ibu yang belum mengarah ke gizi seimbang dan status sosial ekonomi keluarga yang rendah. Tabel 3.24 Kondisi Kesehatan Masyarakat Sarana Kesehatan Ket Jumlah orang sakit jiwa Orang Jumlah seluruh balita kurang gizi Balita Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

50 BAB III Hasil Dan Pembahasan Jumlah anak balita (0-3 thn) Balita Jumlah ibu hamil gizi buruk NA NA NA Orang Rata-rata jumlah penduduk yang Orang sakit Sumber : Dinas Kesehatan & BPMPKB II.2.5. Keluarga Berencana Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu concern bagi BPMPKB. Program ini tidak hanya bekerja di ranah pengendalian jumlah penduduk namun lebih dari itu, turut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk. Kerja nyata BPMPKB dapat terlihat dari terus naiknya jumlah peserta KB aktif (akseptor) serta kenaikan prosentase akseptor terhadap pasangan usia subur (PUS) yang merupakan sasaran dari program Dua Anak, Lebih Baik ini. Meski banyak mengalami peningkatan namun tantangan bagi program KB tidaklah mudah. Beberapa PR yang terus digarap oleh BPMPKB adalah menurunkan unmeetneed atau pasangan usia subur (PUS) yang ingin ber-kb tapi belum terlayani dan menurunkan angka Drop Out dari keikutsertaan KB jangka panjang serta minimnya jumlah petugas lapangan. Beberpa langkah guna mengatasi persoalan tersebut antara lain dengan memberikan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat dengan menggelar pelayanan di kecamatan-kecamatan dan memberi layanan antar-jemput bagi akseptor. Lalu kegiatan advokasi dan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) serta menggiatkan lini lapangan (PLKB). Menyadari minimnya jumlah PLKB, maka kegiatan pelatihan dan pelatihan penyegaran terus di lakukan guna meng-up grade kemampuan. Perkembangan prigram Keluarga Berencana di Kabupaten Blora dapat diikuti dalam tabel berikut : Tabel 3.25 Program Keluarga Berencana Sarana Kesehatan Ket Jumlah peserta program KB aktif Orang Laki-laki Orang Perempuan Orang Jumlah akseptor KB Orang Laki-laki Orang Perempuan Orang Jumlah Pasangan Usia Subur Pasang Sumber : BPMPKB II.2.6. Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan di Kabupaten Blora yang masih dirasa kurang adalah dokter spesialis. Untuk mendorong minat agar dokter spesialis mau masuk di Kabupaten Blora Pemerintah Daerah mempermudah dalam proses pengadaan pegawainya. Tahun 2014 dokter spesialis yang ada di Kabupaten Blora sebanyak 33 orang tersebar di RSUD Blora dan Cepu. Dokter splesialis yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Blora antara lain adalah Kebidanan dan Kandungan, Penyakit Bedah, Ortopedi Tulang dan Penyakit Dalam. sementara itu spesialis Anak dan THT masih memanfaatkan spesialis yang sudah pensiun. Jumlah Tenaga Kesehatan selengkapnya bisa dicermati pada tabel berikut: 01 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

51 Tabel 3.26 Jumlah Tenaga Medis BAB III Hasil Dan Pembahasan Tenaga Kesehatan Ket. Dokter Umum Orang Dokter Spesialis Orang Dokter Gigi Orang Perawat Orang Bidan Orang Ahli Penyehatan Lingkungan Orang Ahli Gizi Orang Analis Laborat Orang Bidan Desa Orang Ahli Kes. Masy Orang Apoteker Orang Sumber : Dinas Kesehatan, RSUD Blora dan RSUD Cepu II.2.7. Kebidanan Bidan adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Tugas yang diemban bidan berguna untuk kesejahteraan manusia Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Peran bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati dan mendampingi, serta menolong ibu melahirkan dapat merawat bayinya dengan baik. Terkait peran dan dan fungsi bidan yang mana dalam pelaksanaan profesinya, bidan memiliki banyak tugas serta peran-peran antara lain melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin (postnatal care), menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir (kunjungan neonatal care), mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin di wilayah kerja puskesmas, memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan kebidanan, melaksanakan pelayanan keluarga berencana (KB) kepada wanita usia subur, melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil resiko tinggi, mengupayakan diskusi Audit Maternal Perinatal (AMP) bila ada kasus kematian ibu dan bayi, melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu. Kunjungan ibu hamil sesuai standar minimal 4 kali (K4) dengan pemberian pelayanan yang minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan ke dua, dan dua kali pada triwulan ke tiga dari umur kehamilan. Prosentase kunjungan pemeriksaan kehamilan pada usia kehamilan 7 bulan sampai dngan 9 bulan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, 92,6% (2013), 95,11% (2014). Prosentase persalinan tenaga kesehatan tahun 2014 meningkat menjadi 99,8% dari tahun sebelumnya 99,5% (2013). Kenaikan ini merupakan dampak kesadaran masyarakat tentang persalinan dan adanya program jampresal. Data yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan kebidanan dapat dilihat sebagaimana tabel berikut : Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

52 BAB III Hasil Dan Pembahasan Tabel 3.27 Kegiatan Kebidanan Tenaga Kesehatan *) 2014 Satuan Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan ,50 99,80 % Jumlah ibu yang ditolong oleh tenaga kesehatan orang Jumlah Seluruh Sasaran Ibu Bersalin orang Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang ditangani , % Jumlah Komplikasi Kebidanan Yang Mendapat Penanganan orang Jumlah Desa/Kelurahan UCI desa Cakupan Kunjungan Bayi ,83 95,60 % Jumlah Kunjungan Bayi Memperoleh Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar Jumlah Seluruh Bayi Lahir Hidup di satu Wilayah Kerja Kurun Waktu Yang Sama Sumber : Dinas Kesehatan. Keterangan *) Data disesuaikan bayi bayi II.2.8. Penanganan Penderita Penyakit Case Notification Rate (CNR) adalah prosentase penderita baru BTA positif yang ditemukan dibandingkan jumlah penderita baru BTA positif yang diperkirakan dalam suatu wilayah. Angka perkiraan nasional penderita baru BTA positif tahun 2014 adalah 107/ penduduk. Target CDR program penanggulangan tuberkulosis nasional adalah 70%. tahun 2014 CDR Kabupaten sebesar 53,4%, tahun 2013 sebesar 52,3%. Kasus Demam Berdarah tahun 2012 sebanyak 752 penderita, tahun 2013 turun tetapi kasusnya masih tinggi (552 penderita). Tahun 2014 turun lagi menjadi 377 penderita, dengan kematian 3 penderita. Target nasional Incident Rate (IR) untuk kasus DBD adalah <2/ Untuk itu perlu kewaspadaan dini seperti gerakan PSN dan abatisasi selektif di wilayah endemis, dan sporadis DBD. Kerja sama seluruh instansi penyelenggara layanan kesehatan seperti rumah sakitn (negeri maupun swasta), puskesmas, dan praktek dokter mandiri dalam penegakan diagnosa DBD dan penatalaksanaan kasus yang sesua dengan WHO dan Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. Surveilans Acute Flacid Paraly (AFP) di Kabupaten Blora sudah memenuh target yaitu minmal 4 kasus per tahun. Berdasarkan sumber penemuan kasus AFP 42% bersumber dari Hospital Based Surveilands dan 58% dari community Based Surveilans. Hal ini berarti masing-masing dari HBS dan CBS berjalan baik. Kasus HIV AIDS cenderung meningkat. Tahun 2013 penderita HIV 18 kasus dan penderita AIDS 12 kasus. Tahun 2014 kasus penderita AIDS meningkat menjadi 22 kasus dan penderita HIV 40 kasus. Penderita HIV (belum muncul gejala) 46,21% sedangkan penderita AIDS (sudah ada gejala) mencapai 53,79%. dari fenomena gunung es, dari 1 kasus AIDS diperkirakan ada 100 kasus HIV yang belum terdeteksi. Hal ini akan menjadi bom waktu apabila tidak ditangani dengan sungguh-sungguh dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang harus dipantau perkembangannya agar tidak mewabah. Tahun 2014 ditemukan 475 kasus dari jumlah perkiraan kasus 888 penderita. Tahun 2011 sampai 2013 angka kesembuhan mengalami penurunan karena penderita yang berobat di rumah sakit tidak dilakukan 03 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

53 BAB III Hasil Dan Pembahasan pemeriksaan dahak ulang untuk follow up dan ada yang droup out. Penangana penyakit di Kabuapten Blora dapat dijelaskan dalam tabel berikut : Tabel 3.28 Penanganan Penderita Penyakit Tenaga Kesehatan *) 2014**) Satuan Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA penyakit Jumlah Penderita Baru TBC BTA Yang Ditemukan dan Diobati 36, % orang Jumlah Perkiraan Penderita Baru TBC BTA orang Jumlah Penderita Baru Acute Flacid Paraly Yang Ditemukan dan Diobati Jumlah Perkiraan Penderita Baru Acute Flacid Paraly Desa/Kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Dilakukan Penyelidikan Epidemi orang orang desa Jumlah Desa Siaga Aktif desa Sumber : Dinas Kesehatan. Keterangan *) Data disesuaikan **) Data Sementara II.3. Pendidikan 1. Sekolah, Siswa dan Guru Pendidikan di Kabupaten Blora dapat memenuhi Rencana Strategis yang telah direncanakan. Pelaksanaan program pembangunan pendidikan berjalan dengan baik. Bahkan suasana belajar mengajar berkembang di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini terjadi karena imbas dari program pembangunan SD dan SMP Satu Atap, yang dibangun di daerah terpencil dan di lokasi penduduk miskin. Dengan demikian pelayanan pendidikan bagi daerah terpencil, dan penduduk miskin dapat berjalan dengan baik. Secara rinci, pembangunan di setiap jenjang pendidikan akan dijelaskan tentang keadaan tingkat SD, tingkat SLTP, serta tingkat SLTA. Berdasarkan data yang ada pada Tahun Pelajaran 2014/2015, jumlah SD sebanyak 598 sekolah, terbagi dalam SD Negeri sebanyak 583 Sekolah dan SD Swasta sabanyak 15 sekolah, siswa seluruhnya sebesar siswa. Untuk menampung sejumlah siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 3859 ruang dengan rincian 3584 ruang memiliki kondisi baik, dan 275 ruang dengan kondisi Bangunan tidak baik. Guru yang mengajar di SD sebanyak 6190 guru. Berdasarkan data yang ada pada Tahun Pelajaran 2014/2015, jumlah SMP sebanyak 86 sekolah, terbagi dalam SMP Negeri sebanyak 55 Sekolah dan SMP Swasta sabanyak 32 sekolah, siswa seluruhnya sebesar siswa. Untuk menampung sejumlah Siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 1044 ruang dengan rincian 1044 ruang memiliki kondisi baik, dan 21 ruang dengan kondisi Bangunan tidak baik. Guru yang mengajar di SMP Negeri dan Swasata sebanyak 2030 guru. Berdasarkan data yang ada pada Tahun Pelajaran 2014/2015, jumlah SMA sebanyak 22 sekolah, terbagi dalam SMA Negeri sebanyak 8 Sekolah dan SMA Swasta sabanyak 14 sekolah, siswa seluruhnya sebesar siswa. Untuk menampung sejumlah Siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 278 ruang dengan rincian 225 ruang memiliki kondisi baik, dan 53 ruang dengan kondisi Bangunan tidak baik. Guru yang mengajar di SMA Negeri dan Swasata sebanyak 677 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

54 BAB III Hasil Dan Pembahasan guru. Sedangkan untuk jenjang SMK Tahun Pelajaran 2014/2015, jumlah SMK sebanyak 54 sekolah, terbagi dalam SMK Negeri sebanyak 6 Sekolah dan SMK Swasta sabanyak 48 sekolah, siswa seluruhnya sebesar siswa. Untuk menampung sejumlah Siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 441 ruang dengan rincian 400 ruang memiliki kondisi baik, dan 41 ruang dengan kondisi Bangunan tidak baik. Guru yang mengajar di SMK Negeri dan Swasata sebanyak guru. Data kondisi pendidikan formal di Kabupaten Blora sebagai mana berikut : Tabel 3.29 Jumlah Sekolah, Siswa, dan Guru Kabupaten Blora No Uraian Ket 1. Jumlah Sekolah TK buah SLB buah SD buah SLTP buah SMU buah SMK buah 2. Jumlah Siswa TK orang SLB orang SD orang SLTP orang SMU orang SMK orang 3. Jumlah Guru TK orang SLB orang SD orang SLTP orang SMU orang SMK orang Sumber :Dindikpora Dalam pelaksanaan pendidikan di daerah terdapat 2 (dua) pengelolaan penyelenggara pendidikan yaitu lembaga pendidikan di bawah pengelolaan Kementerian Pendidikan serta lembaga Pendidikan yang di bawah pengelolaan Kementerian Agama. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 mengenai Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pada pasal 9 yang menyatakan bahwa pengelolaan pendidikan keagamaan dilakukan oleh Menteri Agama. Sementara ini Madrasah Ibditidaiyyah (MI) Negeri, Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Negeri dan Madrasah Aliyah (MA) Negeri di Kabupaten Blora masing-masing baru 1 sekolah, tetapi sekolah yang dikelola oleh masyarakat (swasta) untuk MI mencapai 69 buah, MTs 53 buah dan MA 11 buah. Pasal 49 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan adanya alokasi dana pendidikan formal sebesar 20% baik dari APBN mapun APBD tanpa membedakan pendidikan umum maupun pendidikan 05 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

55 BAB III Hasil Dan Pembahasan keagamaan. Dengan demikian pemerintah seudah semestinya mengalokasikan secara proporsional anggaran untuk pendidikan uum maupun keagamaan. Begitu pula kualitas guru maupun sarana prasarana keagamaan juga perlu ditingkatkan. Data pendidikan keagamaan di Kabupaten Blora sebagai mana berikut : Tabel 3.30 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru dibawah Kementerian Agama No Uraian Ket 1. Jumlah Sekolah MI buah MTs buah MA buah 2. Jumlah Siswa MI orang MTs orang MA orang 3. Jumlah Guru MI orang MTs orang MA orang Sumber : Kankemenag Kab. Blora 2. Angka Partisipasi Sekolah, Kasar dan Murni Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk menurut partisipasi sekolah. Angka partisipasi dalam suatu kegiatan penting diketahui, dengan mengetahui angka partisipasi tersebut dapat dinilai apakah kegiatan tersebut disukai masyarakat atau tidak disukai. Semakin besar angka partisipasi suatu program pendidikan berarti, program, lembaga, daerah tersebut berkualitas, sebaliknya kurang dan peserta banyak berhenti dalam proses pelaksanaan program berarti program, lembaga dan daerah tersebut tidak berkualitas. Berikut disampaikan beberapa konsep tentang berkaitan dengan Partisipasi dalam pendidikan. Untuk melihat partisipasi sekolah dalam suatu wilayah dikenal beberapa indikator untuk mengetahuinya, antara lain Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), serta Angka Partisipasi Murni (APM). Perkembangan APS, APK dan APM Kabupaten Blora dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.31 APS, APK dan APM Kabupaten Blora No Uraian Ket 1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7-12 Tahun NA NA ,07 % Tahun NA NA ,56 % Tahun NA NA ,44 % Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

56 BAB III Hasil Dan Pembahasan No Uraian Ket 2. Angka Partisipasi Sekolah Usia Di Bawah 7 Tahun Jenjang Prasekolah NA NA NA 20 24,39 % Jenjang SD/MI/Sederajat NA NA NA 13 13,38 % 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) Jenjang SD/MI/Sederajat NA NA ,11 % Jenjang SMP/MTs/Sederajat NA NA ,53 % 4. Angka Partisipasi Murni (APM) Jenjang SD/MI/Paket A NA NA ,69 % Jenjang SMP/MTs/Paket B NA NA ,55 % Jenjang SMA/SMK/MA/Paket C NA NA ,33 % Sumber : Dindikpora Kab. Blora 3. Angka Kelulusan, Melanjutkan dan Siswa Miskin Fenomena tingginya angka remaja yang tidak dapat melanjutkan sekolah di Indonesia sangatlah memprihatinkan. Merujuk pada data Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) tahun 2009/2010, terdapat sekitar 1,7 juta remaja di Indonesia yang tidak dapat melanjutkan pendidikan dan menjadi anak putus sekolah. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yang terbesar adalah karena alasan ekonomi. Sebanyak 54 persen dari 1,7 juta remaja tersebut terpaksa berhenti sekolah karena tidak memiliki biaya. Sedangkan 9,8 persen tidak melanjutkan sekolah karena bekerja atau membantu orang tua mencari nafkah. Perkembangan APS, APK dan APM Kabupaten Blora dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.32 Angka Kelulusan, Melanjutkan dan Siswa Miskin Kabupaten Blora No Uraian Ket 1. Angka Kelulusan Jumlah lulusan pada jenjang SD/MI NA NA NA Orang Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs NA NA NA Orang Jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA NA NA NA Orang 2. Angka Melanjutkan Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs NA NA NA Orang Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMA/SMK/MA NA NA NA Orang 3. Jumlah Siswa Miskin Jenjang SD/MI/Sederajat NA NA NA Orang Jenjang SMP/MTs/Sederajat NA NA NA Orang Jenjang SMA/SMK/MA Sederajat Orang Sumber : Dindikpora Kab. Blora 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan kelompok Usia Yang Bersekolah Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan 12 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

57 BAB III Hasil Dan Pembahasan pembangunan. Gambaran mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena berbagai alasan, antara lain, karena setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda pula. Pemerintah dapat merancang kegiatan atau perencanaan yang sesuai dengan kemampuan penduduk. Pemerintah juga dapat menata kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduknya. Demikian pula mengetahui komposisi penduduk berdasarkan kelompok usia yang bersekolah berfungsi untuk mengetahui jumlah penduduk yang bersekolah pada kelompok usia yang akan dihitung. Tabel berikut menggambarkan jumlah penduduk usia SD/MI sederajat lebih besar dibanding dengan kelompok lainnya. Tabel 3.33 Jumlah Penduduk Berdasarkan kelompok Usia Yang Bersekolah Uraian Ket 4-6 Tahun (PAUD) NA NA NA Orang 7-12 Tahun (SD/MI/Sederajat) NA NA NA Orang Tahun (SMP/MTs/Sederajat) NA NA NA Orang Tahun (SMA/SMK/MA Sederajat) NA NA NA Orang Sumber : Dindikpora Kab. Blora 5. Guru Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswanya self concept, pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan dan sikap serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya masalah sosok guru yang bagaimana yang kita butuhkan agar ia dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam dunia pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat 2). Dengan demikian guru adalah seseorang yang professional dan memiliki ilmu pengetahuan, serta mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang tersebut mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya. Perkembangan guru dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.34 Kualifikasi dan Jumlah Guru Yang Diperlukan Uraian Ket Kualifikasi Guru Yang Sesuai Kompetensi Yang Ditetapkan Secara Nasional SD/MI/Sederajat NA NA NA 49,70 90,39 % Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

58 BAB III Hasil Dan Pembahasan Uraian Ket SMP/MTs/Sederajat NA NA NA 55,60 77,44 % SMA/MA NA NA NA 46,90 95,54 % SMK NA NA NA 17,70 93,21 % Pemenuhan Jumlah Guru Yang Diperlukan SD/MI/Sederajat NA NA NA 73,30 73,30 % SMP/MTs/Sederajat NA NA NA 59,20 59,20 % SMA/MA NA NA NA 47,30 47,30 % SMK NA NA NA 18,10 18,10 % Sumber : Dindikpora Kab. Blora 6. Pemuda dan Olah Raga Kebijakan Pengarusutamaan Pemuda dan Olahraga menjadi strategis dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan harapan dapat diraihnya tujuan pembangunan kepemudaan yaitu pembentukan karakter, pembentukan kapasitas, dan daya saing pemuda serta mewujudkan masyarakat yang bugar, sehat, dan berprestasi di bidang olahraga. Untuk itu diperlukan kerjasama serta komitmen berbagai pihak, baik dari unsur pemerintah, swasta maupun pemuda itu sendiri dalam berupaya agar pembangunan kepemudaan dan keolahragaan dapat tercapai secara maksimal. Langkah-langkah strategis yang mendorong implementasi kebijakan ini perlu disusun agar seluruh pihak dapat terbuka dan melaksanakannya. Tabel berikut menggambarkan jumlah penduduk usia SD/MI sederajat lebih besar dibanding dengan kelompok lainnya. Tabel 3.35 Pemuda dan Olah Raga Uraian Ket Jumlah Klub Olah Raga Klub Jumlah Gedung Olah Raga Unit Organisasi Kepemudaan NA NA NA NA 214 Buah Organisasi Olahraga NA NA NA NA 35 Buah Sumber : Dindikpora Kab. Blora 7. Perpustakaan Salah satu unsur utama pendidikan adalah perpustakaan, namun hingga saat ini masalah perpustakaan belum mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan, diantaranya tidak bisa lepas dari perpustakaan, yang merupakan bagian dalam pengembangan minat baca, serta proses belajar mengajar di sekolah yang menyediakan fasilitas koleksi bahan pustaka. Secara umum Perpustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan pengelolaannya secara khusus sebagai sumber informasi bagi pemustaka. Seiring perkembangan berbagai jenis perpustakaan, variasi koleksi dalam berbagai format memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku. 10 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

59 BAB III Hasil Dan Pembahasan Selaku ujung tombak layanan yang strategis, perpustakaan merupakan unit organisasi yang berada dibawah pemerintah daerah yang sering dihadapkan pada banyak kendala/permasalahan antara lain (1) Teknologi informasi (Otomasi perpustakaan) belum berjalan dengan baik dan lancer (2) Sarana dan prasarana yang kurang memadai, khususnya koleksi alat permainan edukatif anak banyak yang rusak (3) Mobil pintar yang dimiliki belum mengikuti teknologi yang berkembang pada saat ini (4) Minimnya jumlah SDM bidang perpustakaan / pustakawan. (5) Tertutupnya akses jalan menuju perpustakaan yang melalui taman M.Sarbini ( watersplash ) sehingga motivasi pemustaka untuk berkunjung menurun. (6) Aset buku cukup besar tetapi kondisinya banyak yang rusak dan tidak seuai perkembangan, sedangkan proses penghapusan asset berupa buku / surat kabar / majalah yang rusak dan tidak layak layan maupun hilang sangat sulit dilakukan. Solusi / pemecahan masalah yang telah diambil oleh KPAD dalam menangani masalah di atas antara lain (1) Peningkatan sarpras ( pembelian perangkat otomasi dan pelatihan SDM bidang otomasi perpustakaan, penambahan mainan anak, penambahan bahan pustaka / buku baru, kapasitas internet / server dan pembaharuan mobil pintar ); (2) Dibukanya akses jalan melalui Taman M. Sarbini ( Watersplash ); (3) Proses penghapusan asset khusus buku/surat kabar yang rusak dan hilang agar dipermudah supaya tidak menumpuk di gudang, atau dengan menambah anggaran pemeliharaan buku. Perkembangan data perpustakaan dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.36 Perkembangan Kegiatan Perpustakan Umum Kabupaten Blora Uraian Ket Jumlah kunjungan ke perpustakaan selama 1 th Kali Jumlah orang dalam populasi yg harus Orang dilayani Jumlah koleksi judul buku yg tersedia di Unit Perpustakaan daerah Jumlah koleksi buku yg tersedia di Perpustakaan Unit Jumlah perpustakaan daerah /setda unit Jumlah perpustakaan kecamatan unit Jumlah perpustakaan Desa / Kelurahan unit Jumlah Perpustakaan Instansi/Khusus unit Jumlah perpustakaan Agama unit Jumlah perpustakaan keliling unit Jumlah Taman Bacaan Masyarakat unit Sumber : KPAD Kab. Blora Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

60 BAB III Hasil Dan Pembahasan II.4. KESEJAHTERAAN SOSIAL II.4.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 1. Komponen Harapan hidup Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dari sejak dilahirkan, dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut kelompok umur. Umur harapan hidup merupakan salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia dari aspek kesehatan di samping aspek pendidikan (angka melek huruf dan lama sekolah) dan ekonomi (pengeluaran per kapita). Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kualitas : (a) sumber daya manusia; (b) kehidupan dan usia harapan hidup manusia; (c) kesejahteraan keluarga dan masyarakat; serta (d) kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat. Peningkatan kualitas penduduk secara fisik dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk dan status kesehatan penduduk. Kesehatan merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung keberhasilan bidang-bidang lain. Gambar 3.6 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kab. Blora Tahun Sumber : BPS Kabupaten Blora AHH penduduk Kabupaten Blora pada tahun 2013 adalah 72,02 tahun, meningkat dibanding tahun 2009 yang masih 71,20 tahun. Angka ini menandakan bahwa selama 2009 sampai dengan 2013 terjadi peningkatan umur harapan hidup penduduk Kabupaten Blora sebesar 0,82 tahun. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah dan dukungan masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup di bidang kesehatan melalui program-program pembangungan di bidang kesehatan. 2. Angka Melek Huruf Terdapat 2 ukuran yang digunakan sebagai indikator pendidikan dalam IPM yaitu Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years School/MYS). AMH menyatakan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Semakin tinggi AMH, maka semakin kecil persentase penduduk yang masih buta huruf. Kemampuan baca tulis dipandang sebagai modal dasar minimal yang harus dimiliki setiap individu, agar paling tidak mempunyai peluang untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Tingkat melek huruf Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

61 BAB III Hasil Dan Pembahasan bahasa latin di Kabupaten Blora di tahun 2013 menjadi 84,95 persen dimana melek huruf kaum laki-laki sebesar 90,94 persen. Sementara untuk perempuan angka melek hurufnya lebih kecil lagi yaitu hanya 79,22 persen. Angka melek huruf dapat dijadikan sebagai indikator tingkat pendidikan penduduk suatu wilayah, karena dengan kemampuan tersebut seseorang dapat mempelajari dan menyerap ilmu pengetahuan. Seseorang dikatakan melek huruf apabila memiliki kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan atau lainnya. Kemampuan membaca saja atau kemampuan menulis saja belum memenuhi syarat untuk dikatakan melek huruf. Jumlah buta huruf secara total masih banyak terjadi di kaum Perempuan sebanyak 20,78 persen sementara untuk kaum laki-laki hanya 9,06 persen. Hal ini tidak terlepas dengan budaya di kabupaten Blora di mana pencari nafkah utama adalah kaum laki-laki sehingga pendidikan di tingkat keluarga lebih diutamakan kaum laki-laki dibanding dengan perempuan Gambar 3.7 Perkembangan AMH Kabupaten Blora Tahun Sumber : BPS Kabupaten Blora Persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang melek huruf di Kabupaten Blora mengalami peningkatan selama periode Pada tahun 2009, AMH penduduk Kabupaten Blora baru mencapai 83,19 persen, artinya masih terdapat sekitar 16,81 persen yang buta huruf. Lima tahun berikutnya AMH meningkat menjadi 85,46 persen, yang berarti masih terdapat penduduk yang buta huruf sebesar 14,54 persen. 3. Komponen Pendidikan Indikator kedua untuk menghitung IPM adalah rata-rata lama sekolah (Mean Years School/MYS). MYS mencerminkan jumlah tahun yang digunakan penduduk untuk menempuh pendidikan formal. Rata-rata lama sekolah penduduk di Kabupaten Blora selalu meningkat selama periode Pada tahun 2009 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

62 BAB III Hasil Dan Pembahasan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Blora tercatat sebesar 6,25 tahun meningkat menjadi 6,55 tahun pada tahun Mayoritas penduduk bekerja di Tahun 2013 adalah penduduk yang memiliki tingkat pendidikan yang ditamatkan adalah SD ke bawah yaitu tercatat sekitar 59,34 persen relatif turun dengan tahun sebelumnya yang mencapai 59,96 persen. Untuk tingkat pendidikan SLTP sederajat tercatat sekitar 16,73 persen lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang hanya 17,37 persen. Untuk pekerja dengan tingkat pendidikan SLTA sederajat juga meningkat dari 16,03 persen menjadi 17,43 persen. Untuk tenaga kerja dengan pendidikan sarjana justru sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 6,65 persen di tahun 2012 menurun menjadi 6,50 persen di tahun Penyebab menurunnya jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti gaji yang diterima kurang sesuai dengan apa yang diharapkan, pindah ke luar daerah atau jenis pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasinya kurang tersedia di daerah ini. Gambar 3.8 Perkembangan MYS Kabupaten Blora Tahun Sumber : BPS Kabupaten Blora 4. Komponen Kemampuan Daya Beli Pada tahun 2013, pengeluaran per kapita mencapai 647,35 ribu rupiah. Ini berarti, dalam satu tahun penduduk Kabupaten Blora memiliki kemampuan sebesar 647,35 ribu rupiah untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya baik makanan maupun non makanan. Selama periode , terjadi perkembangan kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Blora. Pada tahun 2009 pengeluaran per kapita sebesar 637,29 ribu rupiah menjadi 647,35 ribu rupiah pada tahun Perekonomian Kabupaten Blora dalam 5 (lima) tahun terakhir yang secara umum menunjukkan arah yang positif, Pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 5,00 persen sedikit menurun lebih rendah dibanding tahun 2012 yang 13 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

63 BAB III Hasil Dan Pembahasan sebesar 5,03 persen. Perbaikan perekonomian yang telah menghasilkan angka yang positif ini menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Blora dalam era otonomi ini dari tahun ke tahun akan semakin membaik sehingga kemampuan daya beli masyarakat juga semakin meningkat. Selain itu barang dan jasa juga mudah tersedia di pasaran yang selanjutnya lapangan kerja juga semakin terbuka. Gambar 3.9 Perkembangan Rata-rata Pengeluaran Per Kapita (PPP) di Kabupaten Blora Tahun (dalam ribu rupiah) Sumber : BPS Kabupaten Blora Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten Blora dapat diketahui pada nilai yang tercermin dari besaran PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari tahun ke tahun baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan. Pada tahun 2013 besaran PDRB menurut harga berlaku di Kabupaten Blora secara agregat adalah sebesar juta rupiah yang menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai sebesar juta rupiah sehingga terjadi kenaikan sebesar 12,48 persen. 5. Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pencapaian IPM Kabupaten Blora pada tahun 2014 belum bisa diekspose, diprediksikan mencapai angka 72,40 lebih besar dari tahun 2013 yang mencapai 72,10, menempatkan Kabupaten Blora pada peringkat 28 dibandingkan kabupaten / kota lain di Provinsi Jawa Tengah. IPM Kabupaten Blora mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari 70,14 pada tahun 2009 menjadi 72,10 pada tahun Peningkatan IPM Kabupaten Blora pada periode , mencerminkan adanya suatu kemajuan yang berarti dalam peningkatan kualitas manusia. Walaupun demikian, bukan berarti pembangunan di Kabupaten Blora telah maksimal, tetapi masih perlu terus dilakukan upaya-upaya pembangunan untuk lebih meningkatkan pencapaian IPM pada tahun berikutnya. Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

64 BAB III Hasil Dan Pembahasan Gambar 3.10 Perkembangan IPM Kabupaten Blora Tahun II.4.2. Kemiskinan 1. Jumlah Penduduk Miskin Tingkat kemiskinan yang dicapai oleh suatu masyarakat, seringkali dipakai sebagai indikator kualitas kesejahteraan manusia, di mana semakin rendah tingkat rata-rata kemiskinan yang dapat dicapai, semakin tinggi pula kualitas tingkat kesejahteraan yang dimiliki oleh suatu masyarakat itu. Angka kemiskinan dipakai sebagai indikator karena merupakan salah satu penghambat dalam pembangunan daerah. Oleh karena itu masalah kemiskinan harus mendapat prioritas penanganan bagi pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan pembangunan ekonomi daerah. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Blora selama periode mengalami kecenderungan menurun dari 146,0 ribu jiwa menjadi hanya 123,8 ribu jiwa pada tahun Jika dilihat persentase penduduk miskin di Kabupaten Blora, jelas terlihat penurunannya, penduduk miskin pada tahun 2009 sebesar 17,70 persen turun secara signifikan menjadi hanya 14,46 persen pada tahun Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blora pada tahun 2014 diprediksi semakin dinamis, akan berdampak positif terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk sehingga mampu menekan jumlah penduduk miskin. Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan positif dalam sepuluh tahun terakhir. Sepanjang , pertumbuhan ekonomi berhasil mengangkat 8,75 juta orang dari garis kemiskinan. Pada 2003, angka kemiskinan mencapai 37,30 juta jiwa dan turun menjadi 28,55 juta pada Prestasi ini cukup menggembirakan, tetapi belum memuaskan. Kemiskinan hingga saat ini masih merupakan masalah besar bangsa Indonesia yang belum bisa terpecahkan secara tuntas. Sehingga dengan demikian Program Penanggulangan Kemiskinan baik di Indonesia pada umumnya maupun di Provinsi Jawa Tengah pada khususnya tetap merupakan salah satu program yang mendesak untuk dilakukan. Berdasarkan data dari Badan Pusat 15 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

65 BAB III Hasil Dan Pembahasan Statistik (BPS, September 2013) jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah sebanyak jiwa atau 14,44 % dari total penduduk Jawa Tengah. Tabel 3.37 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun Tahun Jumlah Penduduk Persentase Miskin(Ribuan) Penduduk Miskin ,0 17, ,0 16, ,9 16, ,1 15, ,8 14,46 Sumber: BPS Kab. Blora 2. Indeks Kedalaman, Indeks Keparahan dan Garis Kemiskinan Garis Kemiskinan (GK) merupakan jumlah nilai pengeluaran minimum makanan maupun non makanan yang merupakan batas pengeluaran seseorang dianggap sebagai penduduk miskin. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Indeks-P2) yang memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Tabel 3.38 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), Indeks Keparahan Kemiskinan dan Garis Kemiskinan Tahun P1 P2 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) ,38 0, ,38 0, ,35 0, ,19 0, ,39 0, Sumber: BPS Kab. Blora Garis kemiskinan Kabupaten Blora terus mengalami kenaikan. Dari rupiah/kapita/bulan pada tahun 2009 menjadi rupiah/kapita/bulan pada tahun Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2010 dari rupiah/kapita/bulan menjadi rupiah/kapita/bulan atau naik sekitar 8,81 persen. Kenaikan terendah terjadi pada tahun 2012 yang mengalami kenaikan 7,32 persen. Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

66 BAB III Hasil Dan Pembahasan Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index P1) mengalami fluktuasi. Nilai indeks P1 tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 2,39, hal ini berarti rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan pada tahun 2013 lebih jauh dibanding tahun-tahun yang lain. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Indeks-P2), menunjukkan fluktuasi. Nilai Indeks P2 tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,59, hal ini berarti ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin semakin tinggi dibandingkan tahun-tahun yang lain. II.4.3. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Masyarakat 1. Karang Taruna Karang taruna termasuk sebagai Lembaga Kemasyarakatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, Pasal 1 ayat 14 disebutkan bahwa karang taruna adalah Lembaga Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial, yang secara fungsional dibina dan dikembangkan oleh Departemen Sosial. 2. Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) Kesadaran dan tanggung jawab sosial masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan sosial dicerminkan antara lain dalam wujud kesediannya mengabdikan diri sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM). Posisi, fungsi dan kemampuan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat sebagai relawan sosial perlu lebih dikembangkan agar dapat memberikan kontribusi nyata yang dirasakan kemanfaatannya bagi pembangunan kesejahteraan sosial. 3. Organisasi Sosial Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhlukyang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. 4. Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia muncul pada tahun 70-an dan memberi warna baru dan berbeda untuk perkembangan bangsa Indonesia saat itu. Pada akhirnya LSM itu sendiri bertumbuh pesat di negara kita dan sekarang pun menjadi pengontrol kebijakan-kebijakan yang akan dibuat pemerintah. Perkembangan karang taruna, dan lembaga swadaya masyarakat sebagai mana tabel berikut : Tabel 3.39 Jumlah Karang Taruna, TKSM dan LSM Uraian Ket Karang Taruna Buah Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) Orang Organisasi Sosial Buah Lembaga swadaya masyarakat * 88 Buah Sumber: Dinnakertransos Kab. Blora 22 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

67 BAB III Hasil Dan Pembahasan II.4.4. Penyandang Masalah Kesejahteraan Masyarakat (PMKS) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani dan sosial secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan/keterpencilan dan perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti terjadinya bencana. Tabel 3.40 Penyandang Masalah Kesejahteraan Masyarakat Uraian Ket Anak Jalanan Jiwa Penderita Sakit Jiwa Jiwa Gepeng (Gembel dan Pengemis) Jiwa Jumlah Penderita HIV/AIDS Jiwa Jumlah Pecandu Narkoba Jiwa Sarana Rehabilitasi Sosial Jiwa Fakir Miskin Jiwa Bayi Terlantar Jiwa Anak Terlantar Jiwa Lanjut Usia Terlantar Jiwa Komunitas Adat Terpencil Jiwa Penyandang Tuna Netra Jiwa Penyandang Tuna Rungu Jiwa Penyandang Tuna Wicara Jiwa Penyandang Tuna Wicara Rungu Jiwa Penyandang Tuna Daksa Jiwa Penyandang Tuna Grahita Jiwa Penyandang Cacat Jiwa Jiwa Penyandang Cacat Ganda Jiwa Tuna Susila Jiwa Bekas Narapidana Jiwa Pengidap HIV/AIDS Jiwa Korban Penyalahgunaan NAPZA Jiwa Sumber: Disnakertransos Kab. Blora II.4.5. Agama Kehidupan beragama penduduk Kabuapten Blora berlangsung cukup baik dan penuh toleransi, dengan saling memahami keyakinan beragama dan perbedaan agama antara satu dengan lainnya. Agama merupakan salah satu prinsip yang harus dimiliki manusia untuk mempercayai Tuhan dalam kehidupan manusia. Semua fungsi agama bisa dirasakan oleh penganut agama masing-masing apabila suasananya kondusif dan ada saling menghormati antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk lainnya melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKBU) Blora sebagai penggerak dan Kementerian Agama sebagai pengayomnya. Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

68 BAB III Hasil Dan Pembahasan Prosentase pemeluk yang diayomi Kementerian Agama Kabuapten Blora dijelaskan dalam gambar berikut : Tabel 3.41 Prosentase Penduduk Menurut Agama NO AGAMA PROSENTASE 1 Islam 98,44 2 Kristen 0,88 3 Katolik 0,44 4 Hindu 0,01 5 Budha 0,04 6 Konghuchu 0,01 7 Lainnya 0,18 Sumber: Kankemenag Kab. Blora Selain pemberdayaan sumber daya manusia, melalui peningkatan mutu pendidikan dan perbaikan derajat kesehatan masyarakat, Pemerintah Kabuapten Blora juga konsisten membina di bidang keagamaan. Hal tersebut dilakukan akrena untuk memelihara hbungan harmonis antar umat beragama, suku, dan golongan. Pendirian tempat ibadah merupakan upaya untuk meningkatkan kepribadian beragama, sedingga pembinaan modal akan lebih meningkat. Perkembangan sarana ibadah di Kabupaten Blora tahun sebagai mana dalam tabel berikut : Tabel 3.42 Pemeluk Agama, Sarana Ibadah dan Jamaah Haji Kabupaten Blora Uraian Ket Masjid Buah Langgar/Mushola Buah Gereja Kristen Buah Gereja Katolik/Kapel Buah Pura/Kuil/Sanggah Buah Vihara/Cetya/Klenteng Buah Sumber: Kankemenag Kab. Blora Jamaah haji dari Kabupaten Blora yang mendaftarkan pada Bulan Februari 2014, akan mendapatkan kursi pemberangkatan tahun Pada tahun 2013 ada kebijakan dari Pemerintah Saudi berupa pengurangan kuota 20% karena ada renovasi di Masjidil Haram. Dengan demikian jumlah jamaah haji yang berangkat pada tahun 2014 berkurang dari tahun sebelumnya. Perkembangan Jamaah Haji di Kabupaten Blora tahun sebagai mana dalam tabel berikut : Tabel 3.43 Jamaah Haji Kabupaten Blora Uraian Ket Kuota Orang Pemberangkatan Orang Sumber: Kankemenag Kab. Blora 20 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

69 BAB III Hasil Dan Pembahasan Lembaga pendidikan keagamaan di Kabupaten Blora berupa Taman Pendidikan Al-Qur an, Madrasah Diniyyah, Sekolah Minggu dan Pondok Pesantren. Pada umumnya lembaga pendidikan keagamaan didirikan oleh masyarakat. Demikian pula pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang dikelola oleh masyarakat. Keberadaan lembaga pendidikan keagamaan diharapkan mampu mendukung pembangunan manusia seutuhnya, sehingga SDM yang ada dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yamg Maha Esa. Perkembangan Lembaga Pendidikan Keagamaan di Kabupaten Blora tahun sebagai mana dalam tabel berikut : Tabel 3.44 Taman Pendidikan Al-Qur an dan Pondok Pesantren di Kabupaten Blora Uraian Ket Taman Pendidikan Al- Qur an Pondok Pesantren Kapasitas Kurang dari 100 santri Kapasitas Lebih dari santri Kapasitas Lebih dari 500 santri Buah Buah Buah Buah Jumlah Pondok Buah Jumlah Santri Orang Jumlah Madrasah Buah Diniyyah Sumber: Kankemenag Kab. Blora III. SUMBERDAYA ALAM III.1. Pertanian, Kehutanan,Peternakan dan Perkebunan 1. Pertanian Komoditas pertanian tanaman pangan di Kabupaten Blora memiliki potensi yang cukup bervariasi meliputi padi, jagung, palawija dan hortikultura. Sebagian besar dari komoditas tanaman tersebut sangat tergantung pada cuaca terutama curah hujan atau lamanya musim penghujan, karena di Kabupaten Blora umumnya lahan pertanian sulit mendapatkan air pada waktu musim kemarau. Hal tersebut berpengaruh pada produksi dari komoditas tanaman. jumlah produksi padi cenderung meningkat karena ketersediaan air dan curah hujan tahun 2014 cukup, selain itu juga luasan tanaman juga meningkat. Data sementara produksi padi tahun 2014 mencapai ton dengan luas panen ha. Data pertanian tahun sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.45 Luas Panen dan Jumlah Produksi Tanaman Pangan No. Komoditas *) Ket 1. Padi Sawah Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

70 BAB III Hasil Dan Pembahasan No. Komoditas *) Ket Luas Panen Ha Produksi Ton 2. Padi Ladang Luas Panen Ha Produksi Ton 3. Jagung Luas Panen Ha Produksi Ton 4. Kacang Kedelai Luas Panen Ha Produksi Ton 7. Ubi Kayu Luas Panen Ha Produksi Ton Sumber : Dintanbunnakikan *) Data Sementara 2. Hortikultura Perubahan gaya hidup dan cara pandang terhadap pangan masyarakat pada masa yang akan datang akan berubah. Kecenderungan karakter konsumen yang akan terjadi pada masa depan dan sudah mulai dapat dirasakan saat ini antara lain adalah tuntutan konsumen terhadap keamanan, nilai gizi, cita rasa, dan ketersediaan pangan komoditas hortikultutra akan meningkat. Tanaman hortikultura seperti melon, cabai, sawi, produksi pada tahun 2014 rata-rata menuru karena tanamannya sudah tua dan serangan penyakit. Untuk memgatasi hal tersebut perlu upaya penanaman baru agar produksi holrikultura di Kabuptaen Blora dapat ditingkatkan. Perkembangan hortikultura tahun sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.46 Hortikultura di Kabupaten Blora No. Komoditas *) Ket 1. Mangga Jumlah Produksi Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon 0,51 0,40 0,53 0,47 0,53 Kw/Pohon 2. Jeruk Jumlah Produksi Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon 0,23 0,63 0,13 0,21 0,39 Kw/Pohon 3. Pepaya Jumlah Produksi Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah 21 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

71 BAB III Hasil Dan Pembahasan No. Komoditas *) Ket Produktifitas per pohon 0,24 0,72 0,69 0,63 0,78 Kw/Pohon 4. Pisang Jumlah Produksi Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon 0,18 1,07 0,44 0,48 0,45 Kw/Pohon 5. Nanas Jumlah Produksi 161,3 19,7 27,4 1,4 3,7 Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon ,05 Kw/Pohon 6. Durian Jumlah Produksi Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon 0,47 0,62 0,83 0,60 0,31 Kw/Pohon 7. Melon Luas Areal Ha Jumlah Produksi Ton Produktivitas per Luas 171,68 161,64 143,15 208,41 202,14 Kw/Ha 8. Alpukat Jumlah Produksi 2,3 37,4 22,6 24,0 4,9 Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon 0,29 1,35 0,88 0,82 0,41 Kw/Pohon 9. Nangka/Cempedak Jumlah Produksi ,0 Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon 0,79 1,69 1,75 0,79 0,95 Kw/Pohon 10. Rambutan Jumlah Produksi ,5 Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon 0,49 1,05 1,62 82,00 0,47 Kw/Pohon 11. Sawo Jumlah Produksi ,5 Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah 2,32 1,75 1,24 1,10 1,41 Kw/Pohon Produktifitas per pohon 12. Sirsak Jumlah Produksi 205,1 284,2 265,3 214,6 191,4 Ton Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

72 BAB III Hasil Dan Pembahasan No. Komoditas *) Ket Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon 0,16 0,71 1,00 0,49 0,52 Kw/Pohon 13. Sukun Jumlah Produksi 566,7 693,2 194,2 108,9 197,9 Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon 0,38 1,46 0,76 0,23 0,64 Kw/Pohon 14. Melinjo Jumlah Produksi ,6 Ton Jumlah Konsumsi Ton Total Jumlah Pohon Buah Produktifitas per pohon 0,41 0,36 0,45 0,27 0,33 Kw/Pohon 15. Bawang Merah 16. Luas Areal Ha Jumlah Produksi 914,5 314,5 769, ,8 812,9 Ton Jumlah Konsumsi Ton 17. Cabai Luas Areal Ha Jumlah Produksi 1.724, , , , ,6 Ton Jumlah Konsumsi Ton 18.` Petsai/sawi Luas Areal Ha Jumlah Produksi 24,4 235,3 224,5 219,5 179,7 Ton Sumber : Dintanbunnakikan *) Angka Sementara Pada masa depan akan semakin banyak orang yang makan di luar rumah, dan semakin banyak makanan instan di rumah. Keamanan dan mutu pangan akan menjadi isu penting, walaupun mungkin ketahanan pangan masih menjadi isu yang tidak kalah penting. 3. Perkebunan Pada sektor perkebunan beberapa komoditas seperti kelapa, jambu mete dari tahun ke tahun luas areal dan produksinya semakin menurun. Maka perlu penanaman baru agr meningkatkan produksi pada tahun-tahun berikutnya. Lain lagi halnya dengan tebu. Dari tahun ke tahun selalu meningkat. Hal ini sering dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan komoditas tebu. Perkembangan perkebunan Kabupaten Blora tahun sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.47 Perkebunan di Kabupaten Blora No. Komoditas *) 2014 Ket 1. Tembakau Luas Areal 1.256,00 731, ,50 303,10 824,60 Ha Luas Tanam ,60 Ha Jumlah Produksi 1.685,00 914, ,20 152,66 760,38 Ton 23 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

73 BAB III Hasil Dan Pembahasan No. Komoditas *) 2014 Ket 2. Tebu Ton Luas Areal 1.435, , , , ,52 Ha Luas Tanam ,52 Ha Jumlah Produksi 4.524, , , , ,94 Ton 3. Kelapa Ton Luas Areal 2.478, , , , ,98 Ha Luas Tanam Ha Jumlah Produksi 673,00 189,00 123,43 141,97 97,41 Ton 4. Jambu Mete Luas Areal 1.022,57 976,86 953,76 856,85 806,05 Ha Luas Tanam 1.022,57 976,86 953,76 856,85 806,05 Ha Jumlah Produksi 290,28 344, ,89 305,23 214,24 Ton 5. Kapuk Luas Areal 690,55 656,07 624,16 552,40 513,46 Ha Luas Tanam 690,55 656,07 624,16 552,40 513,46 Ha Jumlah Produksi 131,52 98,18 100,98 106,11 87,25 Ton Sumber : Dintanbunnakikan *) Data direvisi 4. Peternakan Peternakan merupakan suatu kegiatan membudidayakan serta mengembangbiakan hewan ternak dengan maksud mendapatkan manfaat serta hasil dari kegiatan tersebut. Ada banyak manfaat yang kita bisa ambil dari dunia peternakan. Kultur pengembang biakan hewan dengan teknik terarah ini bisa memberikan banyak keuntungan jika dilakukan dengan benar. Salah satu contoh kita ambil dari peternakan kambing. Selain memperoleh hasil dagingnya, diperoleh pula hasil tulang, hasil kulit, bahkan hasil kotoran yang bisa digunakan sebagai pupuk. Tak lupa juga untuk beberapa jenis kambing ternak tertentu bisa pula diambil susunya. Perkembangan peternakan Kabupaten Blora tahun sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.48 Peternakan di Kabupaten Blora No. Komoditas Ket 1. Ternak Sapi Potong Jumlah Populasi Ekor Jumlah Pemotongan per Tahun Ekor Rata-Rata Kepemilikan per KK Ekor 2. Ternak Sapi Perah Jumlah Populasi Ekor Jumlah Produksi Susu per Tahun liter Rata-Rata Kepemilikan per KK Ekor Rata-Rata Produktivitas per Ekor per Hari liter 3. Ternak Kecil Jumlah Populasi Kambing Ekor Jumlah Populasi Domba Ekor Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

74 BAB III Hasil Dan Pembahasan No. Komoditas Ket Jumlah Populasi Babi Ekor Jumlah Populasi Kerbau Ekor Jumlah Populasi Kuda Ekor Jumlah Populasi Rusa Ekor Jumlah Populasi Kelinci Ekor 4. Unggas Jumlah Ayam Buras Ekor Ayam Petelur Jumlah Ekor Jumlah Produksi Telur ,67 Ton Jumlah Peternak Orang Rata-Rata Kepemilikan per Peternak Ekor 5. Ayam Pedaging 6. Itik Jumlah Ekor Jumlah Peternak Orang Jumlah Produksi , ,000 Ton Rata-Rata Kepemilikan per Peternak Ekor Jumlah Populasi Ekor Jumlah Peternak Orang Jumlah Produksi 52,96 Ton Rata-Rata Kepemilikan per Peternak Ekor 7. Jenis Lainnya Jumlah Populasi Itik manila Ekor Jumlah Populasi Angsa Ekor Jumlah Populasi Burung Dara Ekor Jumlah Populasi Burung Puyuh Ekor Sumber : Dintanbunnakikan 5. Perikanan Manfaaat dari perikanan itu tidak bisa dibilang sedikit, perikanan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, perikanan merupakan sumber protein yang tinggi. Dalam bidang sosial, manfaat perikanan yaitu penduduk sekitar memiliki lahan pekerjaan mayoritas berkaitan dengan perairan, penduduk bekerjasama serta melakukan kompetisi di bidang itu. Ekonomi yaitu dapat membuka lahan pekerjaan baru dan mensejahterakan rakyat sekitar. Manfaat ikan lainnya yaitu, sebagai tempat rekreasi keluarga, jika dikelola dengan baik dan benar, ekosistemnya tidak akan terganggu. Saat ini banyak para pembudidaya membuka lahan budidayanya untuk umum, sehingga dapat dijadikan rekreasi saat libur dan dapat menghasilkan pundi pundi bagi pembudidayanya sendiri. Rekrasinya dapat berupa permainan air, taman, serta pemancingan. Perkembangan perkebunan Kabupaten Blora tahun sebagaimana tabel berikut : 25 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

75 Tabel 3.49 Perikanan di Kabupaten Blora BAB III Hasil Dan Pembahasan No. Komoditas Ket 1. Kolam Air Tenang Luas Areal 20,40 17,00 17,71 19,32 4,50 Ha Jumlah Produksi Ikan Nila 11,50 9,56 5,87 13,51 4,19 Ton Jumlah Produksi Ikan Lele 53,85 209,08 276,16 674,55 304,54 Ton Nilai Produksi Usaha Kolam Air Tenang 645, , , , ,57 Juta 2. Penangkapan ikan Perairan Umum Luas Areal 1.116, , , , ,39 Ha Produksi (Rawa, Danau, Sungai dll) 235,61 291,38 289,02 274,75 285,45 Ton Nilai Produksi (Rawa, Danau, Sungai dll) 1.930, , ,16 228, ,5 Juta 3. Balai Benih Ikan (BBI) Jumlah Balai Benih Ikan (BBI) Unit Produksi Usaha Pembenihan 0,03 0,13 0,09 0,42 0,21 Juta Nilai Produksi Usaha Pembenihan 4. Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Jumlah Unit Pembenihan Rakyat (UPR) 3,00 13,00 9,00 42,00 31,09 Juta Unit Produksi Usaha Pembenihan 0,71 5,61 6,22 3,32 1,55 Juta Nilai Produksi Usaha 73,44 958,67 993,91 487,59 232,5 Juta Pembenihan 5. Jumlah produksi ikan Perikanan darat 304,96 510,42 579,14 962,81 594,18 Ton 6. Target Daerah Produksi Ikan Perikanan darat 292,66 309,46 327,23 346,01 367,10 Ton 6. Kehutanan Hutan memiliki banyak fungsi dan perlu dipertahankan berdasarkan pertimbangan fisik, iklim dan pengaturan tata air serta kebutuhan sosial ekonomi masyarakat dan negara. Hutan berfungsi sebagai sumber makanan, kepentingan komersial, penyediaan O2, sebagai penyerap karbon dioksida (CO2), pencegah erosi, pelestarian plasma nutfah dan air tanah serta sebagai sarana pendidikan. Dalam rangka meningkatkan fungsi hutan Dinas Kehutanan Kabuapten Blora telah melaksanakan kegiatan pengembangan hutan rakyat, pemeliharaan dan pengkayaan hutan rakyat, pembuatan bibit kehutanan, bantuan penghiajauan lngkungan, penanaman tanaman bambu untuk penguat tebing, penanamana di bawah tegakan hutan, penyuluhuan dan pendampingan industri pengolahan hasil hutan, penyuluhan dan pendampingan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), pendampingan kelompok tani hutan rakyat untuk sertifikasi legalitas kayu, inventarisasi hutan rakyat, pembuatan bangunan teknis, untuk rehabilitasi lahan, pembentukan dan pendampingan tenaga penerbit SKAU dalam rangka pengendalian produksi. Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

76 BAB III Hasil Dan Pembahasan Kendala yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan pada Dinas Kehutanan anata lain keterbatasan kemampuan kelompok tani hutan dalam mengembangkan hutan rakyat, keterbatas kemampuan sumber daya manusia dalam pengelolaan sumber daya hutan, banyak hutan rakyat yang sudah jadi dikonversi menjadi lahan tanaman semusim, dan keterbatasan lahan untuk pengebangan hutan rakyat. Walaupun demikian, luas hutan rakyat pada tahun 2014 meningkat menjadi ,31 ha dari tahun sebelumnya (18.232,31 ha). Data kondisi kehutanan selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.50 Kondisi Kehutanan di Kabupaten Blora No Uraian Ket 1 Lahan Hutan , , , , ,150 Ha Hutan Produksi Tetap , , , , ,020 Ha Hutan Produksi Terbatas NA NA NA NA 147,13 Ha 2 Hutan Rakyat , , , , ,31 Ha 3 Cagar Alam 55,40 55,40 55,40 55,40 55,40 Ha 4 Hasil Hutan Non HPH Kayu Bulat , , , , ,50 *) M 3 Kayu Gergajian 2.716, , , , ,45 M 3 Kayu Olahan , ,00 890, , ,29 M 3 5 Luas Lahan Reboisasi Target 1.053, , , , ,50 Ha Realisasi 1.234, , ,81 99, ,50 Ha 6 Luas Lahan Penghijauan Pembuatan Baru 5,00 12,60 10,03 175, ,70 Ha 7 Pemeliharaan 4.811, , , ,50 956,90 Ha 8 Industri Pengolahan Hasil Hutan Buah Sumber : Dinas Kehutanan & Perhutani *) Pencatatan produksi Bulan Nopember 2014 III.2. Pertambangan dan Energi Potensi pertambangan di Kabupaten Blora sektor minyak gas bumi pada tahun 2014 berupa minyak mentah sebanyak , gas alam MMBTU, gamping 12,600 ton, pasir ton. Adapun data Pertambangan selengkapnya tersaji tabel berikut: Tabel 3.51 Jenis Tambang dan Energi di Kabupaten Blora Uraian Ket Minyak Mentah 323,76 392,96 213,38 107, ribu barrel Gas Alam 365,00 49,94 90,45 279, MMBTU Gamping Ton Pasir Ton Sumber : Dinas ESDM 32 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

77 BAB III Hasil Dan Pembahasan Pelayanan Energi Listrik dan Bahan Bakar Sektor energi di Kabupaten Blora menggunakan sumber energi dari PLS dan PLTS berupa PLTS SHS ( Solar Home System) dan komunal yang terletak di (1) Dukuh Kaliputat, Kedungtuban yang dibangun tahun 2010; (2) Dukuh Kudu Desa Nglebak Kecamatan Kradenan, dibangun tahun 2011; (3) Dukuh Klapanan Desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan, dibangun tahun Sedangkan PLTS Komunal berupa pembangkit tenaga surya di Dukuh Nglebak, Kecamatan Kradenan yang berkapasitas 15 Kwp. PJU PLTS sebanyak 40 unit terdapat di Jalan Raya Blora-Cepu di Kecamatan Sambong. Jangkauan pelayanan listrik pada tahun 2014 di Kabupaten Blora yang menggunakan lsitrik PLN mencapai KK. Sedangkan Non PLN sebanyak 225 KK. Sementara itu sebanyak KK belum menggunakan listrik. Kebutuhan Bahan Bakar di Kabupaten Blora berupa premium sebesar liter/hari, solar lieter/hari dan LPG sebanyak tabung ukuran 3 kg. Untuk mencukupi kebutuhan Bahan Bakar tersebut terdapat 12 SPBU, 1 agen minyak gas dan 2 agen LPG SPBE). Adapun data Energi Listrik dan Bahan Bakar selengkapnya tersaji tabel berikut: Tabel 3.52 Pelayanan Energi Listrik di Kabupaten Blora Uraian Ket PLTS Unit Jumlah Keluarga Yang Menggunakan KK Listrik (PLN) Jumlah Keluarga Yang Menggunakan NA KK Listrik Non PLN Jumlah Keluarga Yang Belum Menggunakan NA KK Listrik SPBU Buah Depo/Agen Minyak Tanah Buah UPPDN Pertamina Buah SPBE Buah Sumber : Dinas ESDM III.3. Lingkungan hidup dan Tata Ruang Pemerintah Daerah melalui kegiatan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) mempunyai tujuan untuk memastikan tetap terjaganya kualitas lngkungan hidup, lualitas air, tanah dan udara yang baik melalui upaya pengurangan beban pencemaran. Karena lngkungan hidup yang sehat dan bersih merupakan hak azasi setiap warga negara. hal tersebut membutuhkan dukungan masyarakat termasuk pelaku usaha yang merupakan bagian dari masyarakat. Pemerintah Daerah melalui BLH juga melakukan sosialisasi agar masyarakat memahami pentingnya menjaga lingkungan hidup dengan ikut serta menjaga dan melakukan pengawasan. Kasus pencemaran yang terjadi di wilayah Kabupaten Blora pada tahun 2014 sebanyak 13 kasus, lebih banyak dari tahun sebelumnya yang diakibatkan oleh Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

78 BAB III Hasil Dan Pembahasan industri skala kecil maupun besar. Bebarapa industri skala besar tidak hanya mengakibatkan satu jenis pencemaran saja, tetapi mengakibatkan dua atau tiga pencemaran sekaligus ( tanah, air dan udara). Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian yang serius dari semua pihak, baik itu pemerintah daerah sebagai pengampu regulasi dan kepedulian pihak pengusaha/industri yang berpotensi besar menyebabkan terjadinya pencemaran serta kepedulian masyarakat yang secara langsung merasakan dampak bila terjadi pencemaran. Untu mengantisasipasi hal tersebut, BLH Kabupaten Blora memberikan pengetahuan kepada industri agar menerapkan ketentuan peraturan-perundangan khususnya yang diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak, agar pelaksanaan pemenuhan standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Data tentang lingkungan hidup dan tata ruang ditampilkan dalam tabel berikut : Tabel 3.53 Kondisi Lingkungan Hidup dan Tata Ruang di Kabupaten Blora No. Uraian Ket 1. Jumlah Kawasan Lindung Cagar Alam Buah Hutan Lindung Buah Cagar Budaya Buah 2. Jumlah kasus pencemaran Tanah Kasus Air Kasus Udara Kasus 3. Sarana pengendalian Lingkungan Hidup Laboratorium penelitian lingkungan Unit Pusat Evakuasi Bencana Unit Sarana monitoring polusi udara Unit 4. Plasma nutfah dilindungi Hewan Jenis Tumbuhan Jenis 5. Plasma nutfah terancam punah Hewan Jenis Tumbuhan Jenis 6. Plasma nutfah endemik Hewan Jenis Tumbuhan Jenis Sumber : BLH, Perhutani & BPN Penghijaun di kawasan sekitar sumber mata air bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air dalam tanah sekitar sumber mata air, sehingga diharapkan sumber mata air dapat memenuhi kebutuhan air pada musim kemarau. 30 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

79 BAB III Hasil Dan Pembahasan III.4. Pertanahan Jumlah bidang tanah yang bersertifikat dengan jenis hak berupa Hak Milik ( MH) dan Hak Guna Bangunan (HGB) dari tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan. Sedangkan jumlah bidang tanah yang bersertifikat dengan jenis Hak Guna Usaha (HGU) sejak tahun 2010 tidak tersedia. Demikian pula halnya dengan bukti hak milik adat berupa Girik tidak tersedia di Kantor Pertanahan Kabupaten Blora. Terhadap bidang tanah dengan status tanah pertanian baik berupa sawah maupun tegalan, hak yang dapat melekat di atasnya hanyalah berupa HM saja. Sedangkan HGB dan HP tidak bisa. Kedua hak tersebut (HP dan HGB) hanya dapat berikan terhadap bidang tanah dengan satus tanah non pertanian. Dari data yang ditampilkan pada tabel dapat dilihat bahwa jumlah dan luas bidang tanah pertanian/perkebunan/ladang yang bersertipikat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, dari tahun ke tahun jumlah dan luas bidang tanah mengalami perubahan yang variatif, artinya kadang naik, kadang turun. Jumlah Pengajuan Sertifikat Tanah Persertifikatan tanah berdasarkan bidang tanah yang belum bersertipikat atau pendaftaran tanah pertama kali, jumlah pengajuan sertifikat tanah dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dari tahun ke tahun jumlahnya mengalami perubahan yang fluktuatif. Persertifikatan tanah berdasarkan bidang tanah yang sudah bersertipikat (pemeliharaan data pertanahan) meliputi pemecahan, peralihan (jual beli, hibah, waris), penggabungan, ganti sertifikat, dan ganti nama, jumlah pengajuan sertifikat tanah terhadap bidang tanah yang sudah bersertifikat dari tahun 2010 sampai dengan 2014, dari tahun ke tahun jumlahnya mengalami perubahan yang fluktuatif. Data perkembangan pertanahan dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.54 Perkembangan Pertanahan Kabupaten Blora Uraian Ket Jumlah Tanah Yang Bersertifikat Hak Milik Buah Hak Guna Bangunan Buah Hak pakai Buah Sumber : BPN Blora III.5. Sampah dan Air Limbah Pertambahan penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, maupun perairan. Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

80 BAB III Hasil Dan Pembahasan Sebaliknya, apabila dikelola dengan baik, sampah memiliki nilai potensial, seperti penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan kualitas dan estetika lingkungan, dan pemanfaatan lain sebagai bahan pembuatan kompos yang dapat digunakan untuk memperbaiki lahan kritis, dan dapat juga mempengaruhi penerimaan pemerintah daerah. Demikian pula air limbah, baik air limbah rumah tangga maupun air limpah industri apabila tidak diobati mengandung patogen yang berbahaya atau bahkan mematikan untuk manusia dan hewan. Patogen ini tidak terbatas pada mikroba ditularkan melalui air tetapi juga termasuk makanan-ditanggung, melalui darah, dan sumber menular seksual juga. Keuntungan medis pengolahan air limbah yang benarbenar beragam. Air limbah yang langsung dibuang di lingkungan akan mengakibatkan beberapa permasalahan antara lain genangan air limbah, menmbulkan masalah vektor ( tempat dan sarang berkembang biak binatang penyebab penyakit seperti nyamuk), mencemari air dan tanah serta merusak ekosistem. Industri yang menggunakan sumber mata air tahun 2014 hanya 1 (satu) perusahaan dan dilakukan pemantauan mutu sumber air oleh BLH dan pelaku usaha. Namun karena sarana pengendalian lingkungan hidup yang belum lengkap menjadi salah satu kendala dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Data tentang sampah dan air limbah ditampilkan dalam tabel berikut : Tabel 3.55 Sampah dan Air Limbah di Kabupaten Blora No. Uraian Ket 1. Sampah Jumlah Tempat Pembuangan Sampah NA NA NA Unit Kapasitas Daya Tampung TPS NA NA NA Ton Tempat Pengolahan Akhir (TPA) NA NA NA 2 2 Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) NA NA NA 0 0 Unit Volume Produksi Sampah NA NA NA 214, ,794 Ton 2. Air Limbah Sistem pembuangan air limbah domestik secara terpusat Unit Sistem pembuangan air limbah rumah tangga/setempat Unit Sumber : BLH IV. INFRASTRUKTUR IV.1. Perumahan dan Pemukiman Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia selain pangan dan sandang dari segi kuantitas relatif tercukupi. Namun perlu diperhatikan kualitas hunian yang nyaman dan memenuhi syarat kesehatan. Pembenahan dan perbaikan lingkungan permukiman di wilayah Kabupaten Blora masih diupayakan secara terus menerus dan terpadu. Data perumahan dan permukiman pada berikut : 31 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

81 Tabel 3.56 Perumahan dan Pemukiman BAB III Hasil Dan Pembahasan No. Uraian Ket 1. Status Kepemilikan rumah a. Rumah milik sendiri Unit b. Rumah sewa Unit 2. Penyediaan Perumahan a. Perumnas Unit b. KPR/BTN Unit 3. c. Real Estate Unit Penyediaan Jaringan/Instalasi Jumlah Jaringan/Instalasi PLN Unit Jumlah Jaringan/Instalasi PDAM Unit Sumber : DPU IV.2. Pekerjaan Umum IV.2.1. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan Baik Panjang jalan di Kabupaten Blora yang terdiri atas 153,80 km jalan provinsi, 794,69 km jalan kabupaten dan km jalan desa/lokal, dengan rincian kondisi jalan baik sepanjang 488,482 km, jalan rusak ringan 220,640 km, dan rusak berat sepanjang 85,928 km. Kondisi jalan di Kabupaten Blora dapat dilihat dalam grafik berikut : Gambar 3.11 Kondisi Jalan Kabupaten Blora (dalam Km.) Sumber : DPU Blora IV.2.2. Kondisi Jalan dan Jembatan Kondisi jalan di Kabupaten Blora tahun 2014 yang beraspal sepanjang 256,940km. Kondisi jalan berbatu masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni sepanjang 152,340 km. Sementara itu jumlah jembatan sejak tahun 2012 cenderung tetap, yakni 158 buah. Data kondisi jalan dan jembatan dapat dilihat pada tabel berikut : Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

82 BAB III Hasil Dan Pembahasan Tabel 3.57 Data Kondisi Jalan Uraian Ket Kondisi Jalan Aspal 358, , , , ,940 Km Berbatu 255, , , , ,340 Km Hotmix (Aspal Beton) 183, , , , ,410 Km Cor Beton ,510 Km Jembatan Panjang 3.069, , , , ,90 m Jumlah Buah Sumber : DPU IV.2.3. Tempat Pemakaman Sementara ini luas pemakaman diperoleh dari data desa yang telah melaporkan luas pemakaman yang dimiliki. Dari 295 desa/kelurahan baru 30% yang melaporkan data luas pemakaman. Dengan demikian, karena data diupdate setiap enam bulan sekali, desa/kelurahan yang belum melaporkan dapat menyusulkan datanya. Dari data yang sudah dilaporkan, luas tempat pemakaman umum m 2. Data kondisi jalan dan jembatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.58 Tempat Pemakaman Uraian *) Ket Tempat Pemakaman Umum m 2 Tempat Pemakaman Bukan Umum m 2 Tempat Pemakaman Khusus m 2 Taman Makam Pahlawan m 2 Sumber : DPU *)Data Sementara IV.2.4. Prasarana Irigasi Saluran irigasi, merupakan infrastruktur yang mendistribusikan air yang berasal dari bendungan/ bendung/ embung kepada lahan pertanian yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya saluran irigasi ini, kebutuhan akan air untuk sawah/ ladang para petani akan terjamin. Luas irigasi di Kabupaten Blora m 2. Data prasarana irigasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.59 Prasarana Irigasi/Pengairan Uraian Ket Non Teknis Meter Teknis Primer Meter Sekunder Meter Tersier Meter 33 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

83 BAB III Hasil Dan Pembahasan Uraian Ket Luas Irigasi m 2 Luas Irigasi Dalam Kondisi Baik Sumber : DPU IV.2.5. Sumber Air Minum Sumber air minum yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Blora dari sumur, yakni sebanyak unit. Keadaan ini lebih banyak dari pada tahun sebelumnya yang hanya unit. Sumber air hasil produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air. tahun 2014 jumlah pelanggan air minum mencapai KK. Data sumber air minum dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.60 Sumber Air Minum di Kabupaten Blora Uraian Ket Air Hujan Unit Mata Air Unit PAM/Air Dalam Kemasan /3.696 Unit Pompa Listrik/Tangan Unit Sumur Unit Sungai/Danau Unit Lainnya Unit Sumber : DKK Blora IV.3. Pariwisata, Pos, Telekomunikasi dan Informatika Jumlah obyek wisata alam pada tahun 2014 sebanyak 9 buah, sedangkan jumlah obyek wisata buatan sebanyak 6 buah. Keadaan hal ini cukup menggembirakan bagi masyarakat karena semakin menambah banyak pilihan yang bisa dijadikan sebagai tempat tujuan berlibur keluarga. Data kepariwisataan selengkapnya terdapat dalam tabel berikut: Tabel 3.61 Pariwisata No Uraian Ket 1. Obyek Wisata Alam Buah Buatan Buah 2. Hotel Bintang Buah Non Bintang Buah 3. Wisatawan Asing Orang Domestik Orang Sumber : DPPKKI m 2 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

84 BAB III Hasil Dan Pembahasan IV.4. Perhubungan dan Transportasi Mobilitas barang dan jasa sangat dipengaruhi adanya moda perhubungan antar wilayah. Jumlah kendaraan bermotoh tahun 2014 jenis mobil penumpang naik 19%, Bus 6% dan Truk dan Sepeda motor masing-masing 8%. Perkembangan data tranportasi di Kabupaten Blora tahun sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.62 Sarana Transportasi Darat No Uraian Ket 1. Terminal Tipe A Unit Tipe B Unit Tipe C Unit 2. Jumlah Penumpang Orang 3. Jumlah orang yg melalui terminal Orang 4. Jumlah Jembatan Timbang Buah 5. Stasiun Kereta Api Stasiun 6. Jumlah pemasangan rambu-rambu Unit 7. Jumlah rambu-rambu yang seharusnya Unit tersedia 8. Jumlah Uji Kir Unit Angkutan Umum 9. Lama Pengujian KIR Hari 10. Biaya Pengujian KIR Rp 11. Pelayanan Transportasi Fasilitas Pendukung Keselamatan (Pengujian, dll) Fasilitas Perlengkapan Jalan (halte, trotoar) Jaringan Jalan dan Perambuan Jaringan Pelayanan Angkutan Penerangan Jalan Lingkungan 14. Jumlah Kendaraan Bermotor Unit Unit Unit Unit Unit Mobil Penumpang Unit Bus Unit Truk Unit Sepeda Motor Unit Sumber : DPPKKI dan UP3AD 35 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

85 BAB III Hasil Dan Pembahasan V. INDUSTRI, PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, LEMBAGA KEUANGAN DAN KOPERASI. V.1. Industri Kecil Industri kecil yang ada di Kabupaten Blora diharapkan dapat mengurangi jumlah urbanisasi generasi muda ke kota. Industri kecil yang tumbuh di Kabupaten Blora di sektor kulit 2 unit, perkayuan 27 unit, dari sektor yang ada menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Hal ini menunjukan potensi yang dari industri kecil yang perlu dibina agar bertahan dan berkembang. Perkembangan data industri kecil di Kabupaten Blora tahun 2014 sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.63 Perkembangan Industri Kecil di Kabupaten Blora Uraian Ket Unit Kerja Unit Tenaga Kerja Orang Nilai Produksi Juta Jumlah Industri Kecil per Jenis Kerajinan Kulit Unit Kayu Unit Anyaman/Gerabah/Keramik Unit Industri Makanan/Minuman Unit Penerbitan, Percetakan, dan reproduksi media rekaman 22 3 Unit Kimia Unit Sumber : Dinperindagkop Blora V.2. Industri Besar Pada tahun 2014 Industri Perdagangan Besar di Kabupaten Blora tidak bergerak. Hal ini dapat disesbabkan karena tidak terupdate data atau belum disempurnakan data. Sementara berdasarkan laporan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Blora, data tahun 2014 masih sama dengan tahun sebelumnya. Sektor ini menyerap tenaga kerja orang, sedangkan industri rumah tangga menyerap tenaga orang. Data selengkapnya terdapat dalam tabel berikut: Tabel 3.64 Perkembangan Industri Besar di Kabupaten Blora No Uraian Ket 1. Unit Kerja Unit 2. Tenaga Kerja Orang 3. Nilai Produksi Rp Juta 4. Rumah Tangga Jumlah Unit Usaha Unit Jumlah Tenaga Kerja Orang Sumber : Dinperindagkop Blora Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

86 BAB III Hasil Dan Pembahasan V.3. Perdagangan Berfungsinya kembali eks terminal dan stasiun kereta api dijadikan sebagai kawasan perdagangan baru diharapkan membawa dampak yang positif terhadap pertumbuhan eknomi di Kabupaten Blora. Demikian pula pembangunan kawasan perdagangan baru bagi pedagang kaki lima (PKL) di Blok T Kota Blora dan di Kecamatan Cepu. Keberadaan pasar swalayan, rumah makan, dan pasar sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Blora. Sementara ini data perkembangan perdagangan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM masih sama dengan data tahun sebelumnya. Data selengkapnya terdapat dalam tabel berikut: Tabel 3.65 Perkembangan Perdagangan di Kabupaten Blora No Uraian Ket 1. Sarana Perdagangan 2. Pasar Tradisional Buah 3. Pasar Swalayan/ Supermarket/Toserba Buah 4. Hipermarket Buah Pasar Grosir Buah Mal/Plaza Buah 5. Restoran Jenis Menengah Unit 6. Rumah Makan Jenis Menengah Unit 7. Bangunan Pasar Pasar Bangunan Permanen/Semi Permanen Buah Pasar Tanpa Bangunan Permanen/Semi Permanen Buah Sumber : Dinperindagkop Blora V.4. Koperasi Pemberdayaan koperasi merupakan langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian masyarakat. Karena koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Masih besarnya jumlah koperasi yang tidak aktif di Kabupaten Blora agar dijadikan telaahan bagi dinas pembina koperasi agar mengetahui sebab ketidakaktifan suatu koperasi. kalau memang sudah tidak ada pengurus dan tidak ada jejaknya lebih baik dihapusn dari daftar koperasi. Perkembangan koperasi di Kabupaten Blora ditunjukkan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.66 Perkembangan Koperasi di Kabupaten Blora Koperasi Ket Jumlah koperasi aktif Buah 42 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

87 BAB III Hasil Dan Pembahasan Jumlah koperasi Tidak Aktif Buah Jumlah Induk koperasi Buah Jumlah koperasi Primer Buah Jumlah KUD Buah Sumber : Dinperindagkop Blora V.5. Pengusaha Keberadaan pengusaha di Kabupaten Blora akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian apabila kegiatan mereka dapat berjalan dengan baik dan didukung dengan iklim keamanan yang terjamin. Data perkembangan pengusaha tahun 2014 masih seperti tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan belum terupdatenya data pada tahun Perkembangan pengusaha dan ekspor di Kabupaten Blora ditunjukkan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.67 Perkembangan Jumlah Pengusaha dan Ekspor Uraian Ket Pengusaha Kecil Orang Pengusaha Menengah Orang Pengusaha Besar Orang Nilai Ekspor Total Rp Juta Sumber : Dinperindagkop Blora V.6. Perijinan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Kabupaten Blora melaporkan bahwa untuk mengurus ijin SIUP, TDP, IUI, IMB dan HO paling cepat 1 hari, dan paling lama 12 hari. Hal ini perlu mendapat perhatian pemerintah daerah karena belum bisa menerbitkan ijin yang lebih cepat. Selanjutnya data perusahaan yang mengurus ijin tidak bergerak sejak tahun Peraturan perijinan berupa IMB diatur dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1999 Pelayanan Cepat 1 hari, Ijin Gangguan Peraturan Daerah Nomor 9 th 2005 Pelayanan Cepat 2 hari, SIUP ( Surat Ijin Usaha Perdagangan), Peraturan Daerah Nomor 13 th Pelayanan Cepat,3 hari, TDP ( Tanda Daftar Perusahaan), Peraturan Daerah Nomor 12 th. 2002, Pelayanan Cepat, 3 Hari, Ijin Usaha Jasa Konstruksi, Peraturan Daerah Nomor 2 th. 2005, Pelayanan Cepat, 3 hari, Ijin Usaha Pariwisata dan Kebudayaan, Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2005, Pelayanan Cepat, 3 hari. Perkembangan kegiatan perijinan di Kabupaten Blora ditunjukkan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.68 Perkembangan Perijinan di Kabupaten Blora Perijinan Ket PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Unit PTSP yang Menerapkan SPIPISE Unit Lama Pengurusan Perijinan SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan Hari TDP : Tanda Daftar Perusahaan Hari IUI : Izin Usaha Industri Hari Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

88 BAB III Hasil Dan Pembahasan Perijinan Ket IMB : Izin Mendirikan Bangunan Hari HO : Izin Gangguan Hari Jumlah Persyaratan Dokument Perijinan SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan Dokumen TDP : Tanda Daftar Perusahaan Dokumen IUI : Izin Usaha Industri Dokumen IMB : Izin Mendirikan Bangunan Dokumen HO : Izin Gangguan Dokumen Sumber : BPMPP Blora V.7. Realisasi Investasi PMDN per Sektor Dalam era otonomi daerah, sesuai pasal 14 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerindatah daerah untuk kabupaten/kota meliputi pelayanan administrasi penanaman modal yang bersifat penting dan strategis untuk membuat peraturan daerah di bidang penanaman modal dan pelayananperijinan sebagai penguat penanaman modal. Sayangnya Pemerintah Kabupaten Blora belum memiliki peraturan daerah tentang penanaman modal. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan penanaman modal baik oleh Penanam Modal Dalam Negeri maupun Penanam Modal Asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Invesasi PMDN tertinggi tahun 2014 adalah dari sektor Industri Pengolahan (migas dan non migas) mencapai nilai Rp juta. Keadaan ini menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan baik dari migas dan non migas sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Blora. Perkembangan kegiatan perijinan di Kabupaten Blora ditunjukkan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.69 Realisasi Investasi di Kabupaten Blora Sektor Ket Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Rp Juta Pertambangan dan Penggalian Rp Juta Industri Pengolahan (migas dan non migas) Rp Juta Listrik, Gas dan Air Bersih Rp Juta Bangunan Rp Juta Perdagangan, Hotel dan Restoran Rp Juta Pengangkutan dan Komunikasi Rp Juta Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Rp Juta Jasa-Jasa Rp Juta Sumber : BPMPP Kabupaten Blora Berdasarkan perincian sektor primer, sekunder dan tersier lonjakan yang paling menonjol adalah dari sektor sekunder, dari 50 milyar pada tahun Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

89 BAB III Hasil Dan Pembahasan melonjak akrobatik menjadi hampir 1 trilyun pada tahun Perkembangan kegiatan perijinan di Kabupaten Blora ditunjukkan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.70 Perkembangan Investasi Sektor Primer, Sekunder dan Tersier (Juta) Sektor Ket Primer Rp Juta Sekunder Rp Juta Tersier Rp Juta Jumlah Rp Juta V.8. Lembaga Keuangan Lembaga keuangan di Kabupaten Blora ada yang milik pemerintah dan ada yang swasta. Kehadiran lembaga keuangan milik swasta diharapkan mampu mendongkrak perkonomian daerah. Perkembangan lembaga keuangan di Kabupaten Blora ditunjukkan dalam tabel di bawah ini : Sektor Lembaga Keuangan Bank Tabel 3.71 Lembaga Keuangan di Kabupaten Blora Ket Milik Pemerintah Unit Swasta Nasional Unit Swasta Asing Unit Milik Pemerintah Daerah Unit Milik Pemerintah Asing Unit Milik Campuran Unit Jumlah Cabang Milik Pemerintah Unit Jumlah Cabang Milik Swasta Nasional Unit Jumlah Cabang Milik Swasta Asing Unit Jumlah Cabang Milik Pemerintah Daerah Unit Jumlah Cabang Milik Pemerintah Asing Unit Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Jumlah seluruh UKM Unit Jumlah BPR/LKM Unit Jumlah UKM non BPR/LKM Unit Lembaga Keuangan Perbankan Lembaga Non Perbankan Unit Jumlah Perbankan Unit Sumber : BPMPP Kabupaten Blora V.9. Pengelolaan Aset / Barang Daerah. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) melaporkan bahwa aset bergerak Pemerintah Kabupaten Blora tahun 2014 senilai Rp M, sedangkan aset tidak bergerak pada tahun 2014 meningkat menjadi Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun Unit

90 BAB III Hasil Dan Pembahasan Rp. 297 M lebih. Sementara itu jumlah aset tidak bergerak dilaporkan sebesar Rp M lebih. Data ini diambil pada akhir Bulan Oktober Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.72 Jumlah dan Nilai Aset Daerah Uraian *) Ket Jumlah Aset Daerah Aset Bergerak buah Aset TidakBergerak buah Nilai Aset / Brg Daerah Aset Bergerak 154, , , M Rp. Aset Tidak bergerak 1.188, , , , M Rp. Sumber : DPPKAD Kabupaten Blora *) Data Sementara VI. EKONOMI DAN KEUANGAN VI.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1. Pertumbuhan Ekonomi Kinerja perekonomian Kabupaten Blora pada tahun 2013 menciptakan nilai tambah bruto sebesar milyar rupiah. Nilai ini merupakan total balas jasa faktor produksi yang ikut berperan dalam kegiatan ekonomi di Kabupaten Blora selama tahun Balas jasa faktor produksi tersebut diantaranya adalah upah/gaji, sewa tanah, bunga dan kewirausahaan (enterpreneurship). Jika kondisi perekonomian Kabupaten Blora tetap stabil hingga akhir tahun, diprediksi pada tahun 2014 akan mampu menciptakan nilai tambah bruto sebesar milyar rupiah. Pertumbuhan ekonomi sebesar 12,48 persen ini sebenarnya belum mencerminkan pertumbuhan yang sebenarnya karena masih terpengaruh adanya faktor kenaikan harga. Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati dengan keadaan yang sebenarnya dapat dilihat pada pertumbuhan atas dasar harga konstan, yaitu mencapai 5,00 persen. Tabel 3.73 PDRB Kabupaten Blora Tahun (juta rupiah) Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Konstan Dengan Minyak Tanpa Minyak Dengan Minyak Tanpa Minyak , , , , , , , , , , , , , , , , *) , ,64 Sumber : BPS Kabupaten Blora *) = angka prediksi 41 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

91 BAB III Hasil Dan Pembahasan PDRB atas dasar harga konstan 2000 dengan minyak pada tahun 2013 mencapai milyar rupiah, lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang tercatat sebesar milyar rupiah. Sedangkan tanpa minyak, PDRB Kabupaten Blora atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2013 mencapai milyar rupiah, yang juga lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada tahun sebelumnya yaitu sebesar milyar rupiah. Dengan tetap stabilnya perekonomian Kabupaten Blora hingga akhir tahun, maka PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2014 diprediksi sebesar milyar rupiah. Meningkatnya PDRB baik dengan ataupun tanpa pertambangan ini menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di luar sektor pertambangan masih bisa tumbuh dengan baik dan mampu menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora. Hal ini menjadi penting mengingat sifat dari sektor pertambangan yang bisa habis pada suatu waktu nanti dan tidak bisa diperbaharui (unrenewable). Pertumbuhan ekonomi selama tahun 2009 sampai 2010 masih cukup tinggi dengan nilai diatas 4 persen, namun pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan hanya sebesar 2,70 persen dan di tahun 2012 dan 2013 pertumbuhan ekonomi kembali membaik dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 5,03 persen dan 5,00 persen. Perekonomian Kabupaten Blora tahun 2014 diprediksi akan tumbuh lebih cepat pada kisaran 5,02 persen. Dilihat secara umum, kinerja sektor-sektor ekonomi dari waktu ke waktu terlihat masih sangat fluktuatif. Pertumbuhan suatu sektor pada suatu waktu tertentu bisa sangat rendah, tapi di lain waktu bisa tumbuh sangat tinggi. Kondisi ini perlu mendapatkan lebih perhatian, mengingat konsistensi kinerja suatu sektor memegang peran yang sangat penting sebagai salah satu bahan pertimbangan masuknya modal dari luar. Tabel 3.74 Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto (NTB) ADHk Tahun (persen) No Sektor P e r t a n i a n 4,87 5,08 0,71 3,63 3,10 2. Pertambangan & Penggalian 1,98 0,81 5,87 5,81 7,52 3. Industri Pengolahan 4,18 3,08 1,24 5,33 6,15 4. Listrik & Air Bersih 3,24 7,19 9,26 3,74 5,13 5. B a n g u n a n 5,45 7,07 3,72 14,22 7,95 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 5,08 5,79 5,49 5,94 7,93 7. Pengangkutan & Komunikasi 4,73 4,91 3,99 4,98 6,84 8. Bank & Lembaga Keuangan Lain 6,28 4,51 5,71 6,09 6,90 9. Jasa jasa 6,35 6,47 6,98 7,21 5,97 PDRB dengan Pertambangan 4,97 5,04 2,70 5,03 5,00 PDRB tanpa Pertambangan 5,08 5,19 2,59 5,00 4,91 Sumber : BPS Kabupaten Blora 2. Struktur Ekonomi Struktur ekonomi suatu wilayah umumnya tidak akan berubah dalam rentang waktu yang singkat. Apalagi pada beberapa wilayah yang sudah mapan, perubahan struktur ekonomi secara drastis hanya terjadi bila ada suatu perubahan luar biasa yang terjadi, seperti adanya penanaman modal secara besar-besaran pada suatu Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

92 BAB III Hasil Dan Pembahasan sektor tertentu, eksploitasi sumber daya alam yang baru, atau perubahan dalam mengimplementasikan teknologi baru. Struktur ekonomi suatu wilayah mencerminkan besarnya peran nilai tambah suatu sektor dalam pembentukan PDRB, atau dengan kata lain stuktur ekonomi adalah pemetaan potensi ekonomi suatu daerah menurut sektor. Dengan mengetahui struktur ekonomi dapat diketahui apakah ekonomi suatu daerah didominasi oleh sektor primer, sektor sekunder, atau sektor tersier. Struktur ekonomi Kabupaten Blora dalam beberapa tahun terakhir ini ternyata tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti. Sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masih tetap menjadi sektorsektor utama dalam pembentukan PDRB Kabupaten Blora. Sedangkan dari sembilan sektor yang ada, sektor pertanian masih menjadi sektor yang terbesar peranannya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Blora. Data lima tahun terakhir menunjukkan bahwa share sektor pertanian terhadap perekonomian Blora masih memegang peranan yang paling dominan, kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor-sektor lainnya. Peran sektor pertanian dalam perekonomian Blora mencapai hampir setengah total PDRB dan terus konsisten hingga tahun Pada kurun waktu tahun peran sektor pertanian masing-masing mencapai 50,99 persen, 50,50 persen, 49,93 persen, 49,72 persen dan 49,19 persen. Meskipun ada kecenderungan untuk menurun, namun mengingat minimnya faktor-faktor yang mendorong perubahan struktur ekonomi di Blora, maka diyakini peran sektor pertanian akan tetap dominan sampai beberapa tahun mendatang. Tabel 3.75 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Blora Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun No Sektor P e r t a n i a n 50,99 50,50 49,93 49,72 49,19 2. Pertambangan & Penggalian 4,21 4,37 4,88 4,36 4,31 3. Industri Pengolahan 5,78 5,60 5,35 5,38 5,41 4. Listrik & Air Bersih 0,97 0,98 1,01 1,00 0,99 5. B a n g u n a n 3,14 3,17 3,08 3,34 3,36 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 15,26 15,68 15,78 16,03 16,45 7. Pengangkutan & Komunikasi 3,23 3,17 3,14 3,13 3,18 8. Bank & Lembaga Keuangan Lain 8,42 8,42 8,53 8,58 8,59 9. Jasa jasa 8,00 8,10 8,29 8,48 8,52 Jumah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Blora Selain paling dominannya sektor pertanian dalam struktur ekonomi Kabupaten Blora, dari tabel tersebut juga dapat kita ketahui bahwa sektor yang perannya paling kecil adalah listrik dan air bersih. Peran sektor ini terhadap total PDRB dalam sampai dengan tahun 2012 belum pernah mencapai dua persen. Rendahnya peran sektor listrik dan air bersih lebih banyak disebabkan oleh jumlah produksi yang relatif stagnan dibanding sektor-sektor yang lain dan pertumbuhan sektor ini yang relatif lambat. 43 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

93 BAB III Hasil Dan Pembahasan Gambar 3.12 Distribusi Nilai Tambah Pada Sektor Primer, Sekunder, Dan Tersier Di Kabupaten Blora Tahun Dilihat dari penggolongan sektor secara lebih umum, ternyata ekonomi Blora lebih didominasi oleh sektor primer. Data PDRB lima tahun terakhir ( ) menunjukkan bahwa peran sektor ini masih sangat dominan dalam struktur ekonomi Kabupaten Blora dibarengi dengan kecenderungan share yang relatif stabil. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada sektor sekunder dan tersier. Pada tahun 2013 peran sektor primer (pertanian dan pertambangan) masih sangat dominan dengan share sebesar 53,50 persen, disusul sektor tersier (perdagangan, angkutan, bank, dan jasa-jasa) sebesar 36,74 persen, kemudian sektor sekunder (industri, listrik dan air, dan konstruksi) sebesar 9,76 persen dari total PDRB. Sektor pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Blora memegang peranan penting, baik untuk memenuhi kebutuhan Kabupaten Blora maupun sebagai penyangga pangan di tingkat propinsi. Sebagian besar penduduk Kabupaten Blora bekerja di sektor pertanian baik sebagai pengusaha, pekerja bebas maupun sebagai pekerja keluarga. Akan tetapi sejauh ini peningkatan pendapatan rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian cenderung masih rendah. Untuk itu pemerintah selalu berupaya dengan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. 3. Perkembangan PDRB Perkapita PDRB perkapita dihitung dengan dua standar harga yang berbeda, yaitu PDRB perkapita atas dasar harga berlaku atas dasar harga konstan. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya rata-rata produktivitas yang dihasilkan pada suatu waktu tertentu. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan menggambarkan produktivitas penduduk apabila diukur dengan standar harga tahun Perkembangan PDRB per kapita dengan pertambangan baik atas dasar harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan dari tahun 2009 hingga tahun 2013 selalu menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Bahkan apabila dilihat peningkatannya, perbandingan nilai PDRB perkapita tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai 11,03 persen dibanding tahun Sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan, pertumbuhan yang dicapai selama rentang waktu tersebut adalah 3,58 persen. Diprediksi PDRB perkapita Kabupaten Blora tahun 2014 akan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

94 BAB III Hasil Dan Pembahasan meningkat baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Besarnya PDRB perkapita Kabupaten Blora tahun dengan pertambangan adalah sebagai berikut : Tabel 3.76 PDRB Perkapita Kabupaten Blora Dengan Pertambangan Tahun PDRB ADH Berlaku PDRB ADH Konstan Tahun PDRB Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan Perkapita (Rp) (persen) Perkapita (persen) ,47 (Rp) , , , , , , , , , *) , ,53 Sumber : BPS Kabupaten Blora *) = angka prediksi Perbedaan perkembangan yang mencolok berdasarkan dua standar harga tersebut menunjukkan bahwa meskipun secara nominal perkembangan PDRB perkapita sangat pesat, namun secara riil tidak demikian. Hal ini justru menunjukkan bahwa perbedaan perkembangan itu lebih disebabkan oleh pengaruh perubahan harga dari produk barang dan jasa yang cukup besar, baik di pasar domestik maupun luar negeri (ekspor). Sementara itu, seperti halnya perkembangan PDRB perkapita dengan pertambangan, perkembangan PDRB perkapita tanpa pertambangan baik atas dasar harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan dari tahun 2009 hingga 2013 juga menunjukkan pola yang sama. Pertumbuhan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2013 mencapai 7,60 persen. Sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan, pertumbuhan yang dicapai selama rentang waktu tersebut adalah sebesar 3,50 persen. Perbedaan antara perkembangan PDRB perkapita dengan dan tanpa pertambangan ini disebabkan peranan sektor pertambangan terhadap perekonomian Kabupaten Blora. Perekonomian yang masih didukung oleh sektor pertambangan dianggap sebagai semu. Hal ini disebabkan perputaran ekonomi dari sektor tersebut bukan di wilayah dimana sektor tersebut berada. Tahun Tabel 3.77 PDRB Perkapita Kabupaten Blora tanpa Pertambangan Tahun PDRB ADH Berlaku PDRB Perkapita (Rp) Pertumbuhan (persen) PDRB ADH Konstan PDRB Perkapita (Rp) Pertumbuhan (persen) , , , , , , , , , ,5 Sumber : BPS Kabupaten Blora *) = angka prediksi 45 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

95 4. PDRB Menurut Penggunaan BAB III Hasil Dan Pembahasan Ditinjau dari sisi penggunaan atau permintaan, PDRB Kabupaten Blora dipengaruhi berbagai komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga non profit, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal atau investasi dan ekspor-impor barang dan jasa. PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2013 senilai milyar rupiah, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar milyar rupiah. Tabel 3.78 PDRB Kabupaten Blora menurut Penggunaan ADHk 2000 Tahun 2013 (Juta Rupiah) Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Atas dasar Harga Konstan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga , ,48 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba , ,57 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , ,32 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto , ,01 5. Perubahan Inventori (48.852,68) (20.378,89) 6. Ekspor Barang dan Jasa , ,97 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa , ,64 PDRB , ,81 PDRB SEKTORAL , ,81 Sumber : BPS Kabupaten Blora Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar 127 milyar rupiah, konsumsi pemerintah sebesar milyar rupiah, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar 541 milyar rupiah, transaksi ekspor sebesar 868 milyar rupiah dan impor milyar rupiah. Gambar 3.13 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora menurut Penggunaan Tahun 2013 Sumber : BPS Kabupaten Blora Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

96 BAB III Hasil Dan Pembahasan Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora pada tahun 2014 tercatat sebesr 5,00 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh hampir semua komponen PDRB Penggunaan, yaitu konsumsi rumah tangga 4,39 persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba 6,47 persen, konsumsi pemerintah 7,07 persen, pembentukan modal tetap bruto 7,20 persen, ekspor barang dan jasa 6,12 persen dan impor 6,50 persen, sedangkan komponen perubahan inventori mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,84 persen. VI.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) VI.2.1. Pendapatan Daerah Perekonomian daerah akan dipacu dan dipicu pertumbuhannya melalui kegiatan pembangunan yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh Pemerintah Kabupaten Blora bersama seluruh stakeholders. Kebijakan belanja daerah diarahkan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Pendapatan daerah tahun 2014 sampai dengan Bulan Desember adalah sebesar Rp ,- Pendapatan Daerah terbesar masih berasal dari Dana Perimbangan Pemerintah Pusat yang mencapai angka Rp ,-. Data Pendapatan Daerah selengkapnya terdapat dalam tabel berikut : Tabel 3.79 Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Blora Tahun (Rupiah) Uraian *) 2014**) Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain pendapatan daerah yang sah Hibah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya Sumber : DPPKAD *) Data yang diekspose tahun lalu disempurnakan **) Data Sementara 52 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

97 BAB III Hasil Dan Pembahasan VI.2.2. Belanja Daerah Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Data Belanja Daerah selengkapnya terdapat dalam tabel berikut : Tabel 3.80 Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Blora Tahun (Rupiah) Uraian *) 2014**) Belanja Daerah Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung pegawai Realisasi Belanja Tidak langsung Pemenuhan Kebutuhan Aparatur ** Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Tambahan Penghasilan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH&WKDH Belanja Pemungutan Pajak Daerah Belanja bunga Belanja hibah Belanja bantuan sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga Rasio Belanja Tidak Langsung Terhadap Jumlah Belanja Daerah 0,72 0,71 0,62 0,67 0,62 Persentase Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung ,50 0,32 Belanja Langsung Belanja langsung pegawai Realisasi Belanja Langsung Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Sumber : DPPKAD *) Data yang diekspose tahun lalu disempurnakan **) Data Sementara VI.2.3. Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh pemerintah daerah. Data Belanja Daerah selengkapnya terdapat dalam tabel berikut : Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

98 BAB III Hasil Dan Pembahasan Tabel 3.81 Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Blora Tahun ( Rupiah) Uraian *) 2014**) Pembiayaan Daerah Penerimaan pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA) Penerimaan kembali pemberian pinjaman Penerimaan piutang daerah Pengeluaran pembiayaan Penyertaan modal (Investasi) pemerintah daerah Pembayaran pokok utang Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (SILPA) Jumlah Dana Perimbangan dari Propinsi ke Kab/Kota* Pagu Realisasi Sumber : DPPKAD *) Data yang diekspose tahun lalu disempurnakan **) Data Sementara VI.2.4. Dana Perimbangan Dana perimbangan merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Realisasi dana perimbangan yang diterima oleh Perintah Daerah Kabupaten Blora tahun 2014 sebesar Rp juta. Data Dana Perimbangan selengkapnya terdapat dalam tabel berikut : Tabel 3.82 Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Blora Tahun ( Juta Rupiah) Uraian *) 2014**) Jumlah Dana Alokasi Khusus Pagu Realisasi Jumlah Dana Alokasi Umum Pagu Realisasi Jumlah Dana Bagi Hasil Pajak Pagu Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

99 BAB III Hasil Dan Pembahasan Uraian *) 2014**) Realisasi Jumlah Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pagu Realisasi Jumlah Dana Perimbangan (a+b+c+d) Pagu Realisasi Sumber : DPPKAD *) Data yang diekspose tahun lalu disempurnakan **) Data sementara VI.2.5. Pajak Daerah Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat di paksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku digunakan untuk membiayai penyelenggarakan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Realisasi pendapatan pajak daerah yang diterima oleh Perintah Daerah Kabupaten Blora tahun 2014 sebesar Rp ,-. Data Pajak Daerah selengkapnya terdapat dalam tabel berikut : Tabel 3.83 Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Blora Tahun ( Juta Rupiah) Uraian *) 2014**) Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Parkir Pajak Air Tanah Pajak Sarang Burung Walet Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTP) Jumlah Pajak yang dikeluarkan Sumber : DPPKAD *) Data yang diekspose tahun lalu disempurnakan **) Data Sementara VI.2.6. Retribusi Daerah Retribusi daerah merupakan jasa timbal balik langsung dari pemerintah seperti pembayaran air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), retribusi listrik, telepon, gas, uang kuliah, dan sebagainya. Realisasi retribusi daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 sebesar Rp ,- Pendapatan retribusi yang paling tinggi dari retribusi pelayanan kesehatan mencapai Rp ,-. Sedangkan yang paling kecil dari Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat sebesar Rp Data Retribusi Daerah selengkapnya terdapat dalam tabel berikut : Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

100 BAB III Hasil Dan Pembahasan Tabel 3.84 Perkembangan Retribusi Daerah Kabupaten Blora Tahun ( Juta Rupiah) Uraian *) 2014**) Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Retribusi Pelayanan Pasar Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Retribusi Jasa Usaha Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan Retribusi Terminal Retribusi Tempat Khusus Parkir Retribusi Rumah Potong Hewan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Retribusi Izin Gangguan (HO) Retribusi Izin Trayek Sumber : DPPKAD *) Data yang diekspose tahun lalu disempurnakan **) Data Sementara VII. POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 1. Politik Kondusivitas daerah yang aman dan stabil merupakan bagian dari terciptanya kondusivitas dalam negeri secara nasional. Beragamnya suku bangsa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan faham-faham serta aspirasi dalam masyarakat perlu disikapi secara arif dan bijaksana dalam rangka tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kondisi sosial politik masyarakat Blora tergolong relative stabil, meskipun sesekali juga terdapat demo atau unjuk rasa namun tetap dalam koridor normativ dalam penyampaian aspirasi/pendapat serta tidak sampai berbuntut anarkhis. Namun demikian kesiapsiagaan segenap komponen masyarakat, utamanya pemerintah daerah dengan didukung instansi yang membidangi Kamtibmas, penegakan hukum dan juga Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik harus selalu meningkatkaan kewaspadaan dengan tetap melakukan pantauan-pantauan terhadap setiap kegiatan masyarakat, sehingga tetap dapat terjaga situasi yang damai, aman, nyaman dan kondusif demi keberlangsungan pembinaan dan pembangunan masyarakat. 51 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

101 BAB III Hasil Dan Pembahasan Jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kabupaten Blora sebanyak 45 orang yang terbagi dalam 7 fraksi, dengan rincian anggota Fraksi PDI-P 8 orang, Fraksi Golkar 9 orang, Fraksi Demokrat 6 orang, Fraksi Kebangitan Bangsa 5 orang, Fraksi Persatuan Pembangunan 4 orang, Fraksi Gerakan Pembaharuan Nurani Rakyat (GAPURA) sebanyak 5 orang dan Fraksi Peduli Kesejahteraan Masyarakat (FPKM) 8 orang. Data selengkapnya suprastruktur politik dan organisasi kemasyarakatandi Kabupaten Blora ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 3.85 Kondisi Suprastruktur Politik Kabupaten Blora No Uraian Ket 1. Jumlah Anggota DPRD Orang Komposisi Anggota DPRD 2. Berdasarkan Jenis Kelamin Pria Orang Perempuan Orang 3. Jumlah Fraksi DRPD Fraksi 4. Partai Politik 5. Jumlah Parpol Daerah Partai 6. Jumlah Parpol Peserta Pemilu Partai 7. Karakteristik Politik Masyarakat Jumlah Pemilih Orang 8. Tingkat Partisipasi Pemilih Jumlah Pemilih Orang Sumber : Kesbangpol 2. Organisasi Kemasyarakatan dan LSM Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi sebagai kontrol terhadap kebijakan pemerintah daerah. Jumlah LSM lokal di Kabupaten Blora tahun 2014 tercatat sebesar 95 buah. Sedangkan jumlah kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat tahun 2014 berjumlah 59 kelompok. Sementara itu tahun 2013 mampu membina sebanyak 314 kelompok. Namun harus diakui, tantangan ke depan tidaklah mudah, sebagai contoh : UPK (Unit Pengelola Kegiatan), setelah adanya UU No 7 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro menjadi tidak lagi memiliki wadah. Oleh karena itu, BPMPKB mulai tahun ini melakukan inventarisasi aset-aset UPK sebagai persiapan pasca program (berakhirnya PNPM-MP) serta antisipasi payung hukum bagi UPK. Data organisasi kemasyarakatan dan lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Blora ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 3.86 Perkembangan Ormas dan LSM di Kabupaten Blora No Uraian Ket 1. Organisasi Kemasyarakatan Jumlah Orkesmas Berdasarkan Profesi Jumlah Orkesmas Berdasarkan Agama Buah Buah Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

102 BAB III Hasil Dan Pembahasan No Uraian Ket 2. Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Binaan LPM Kelompok Jumlah LPM Berprestasi Kelompok 3. Jumlah Program Pemberdayaan Masyarakat 4 2 Progam 4. Persentase Masyarakat Mendukung Program % Pemberdayaan Masyarakat 5. Persentase Pemberdayaan Masyarakat yang Dikembangkan dan Dipelihara % Masyarakat 6. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jumlah LSM Lokal Buah Sumber : Kankesbangpol dan BPMPKB 3. Kasus Pelanggaran Hukum Kasus pelanggaran hukum jenis perkara pidana yang dilaporkan bila dibandingkan dengan tahun 2014 naik 25 perkara menjadi 285 perkara, di mana sebelumnya ada 260 perkara. Sedangkan untuk jenis perkara perdata yang dilaporkan menurun menjadi 214 perkara. Sampai akhir Bulan Desember kasus pidana sejumlah 285 baru diselesaikan 281, masih ada 4 perkara yang belum terselesaikan. Demikian pula kasus perdata, dari 214 kasus yang dilaporkan, yang terselesaikan baru 199 kasus. Data tentang pelanggaran hukum selengkapnya terdapat pada tabel berikut : Tabel 3.87 Jumlah Kasus Pidana dan Perdata No Uraian *) 2014 Ket 1. Jumlah Perkara Dilaporkan Pidana perkara Perdata perkara Lalu lintas perkara 2. Jumlah Perkara Terselesaikan Pidana perkara Perdata perkara Lalu lintas perkara 3. Jumlah Perkara Tidak Terselesaikan Pidana perkara Perdata perkara Sumber : Pengadilan Negeri *) Data Disempurnakan 53 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

103 BAB III Hasil Dan Pembahasan 4. Tindak Kriminal Faktor penyebab terjadinya tindak kriminal bisa dari dalam diri sendiri, bisa juga dari luar. Jika seorang tidak bijaksana dalam menanggapi masalah yang barang kali menyudutkan dirinya, maka kriminalitas itu bisa saja terjadi sebagai pelampiasan untuk menunjukkan bahwa dialah yang benar. Sementara faktor dari luar seperti kesenjangan sosial, kesenjang ekonomi, ketidakadilan, merupakan contoh penyebab terjadinya tindak kriminal yang berasal dari luar dirinya. Jumlah tindak kriminal tahun 2014 sejumlah 151 kasus yang ditangani baru 131 kasus, penganiayaan masih 8 kasus, pencurian masih 122 kasus, penipuan masih 8 kasus. Data tentang tindak kriminal selengkapnya terdapat pada tabel berikut : Tabel 3.88 Jumlah Tindak Kriminal No Uraian *) 2014 Ket 1. Jumlah Tindak Kriminal Kasus Jumlah kasus narkoba Kasus Jumlah kasus pembunuhan Kasus Jumlah kasus seksual Kasus Jumlah kasus penganiayaan Kasus Jumlah kasus pencurian Kasus 2. Jumlah kasus penipuan Kasus Jumlah Tindak Kriminal Yang Ditangani Kasus Jumlah kasus narkoba Kasus Jumlah kasus pembunuhan Kasus Jumlah kasus seksual Kasus Jumlah kasus penganiayaan Kasus Jumlah kasus pencurian Kasus Jumlah kasus penipuan Kasus Sumber : Pengadilan Negeri *) Data Disempurnakan **) Data Sementara 5. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan salah satu tolok ukur kesejahteraan masyarakat. Selain kesejahteraan masyarakat juga dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi investor yang akan menanamkan investasinya di suatu daerah. Jumlah Polisi di Kabupaten Blora tahun 2014 berjumlah 803 orang, Polisi Hutan 383 orang, Aparat Pamong Praja 180 orang dan linmas orang. Jumlah kebakaran di Kabupaten Blora pada tahun 2014 menurun menjadi 16 kasus. Data keamanan dan ketertiban masyarakat selengkapnya terdapat pada tabel berikut : Tabel 3.89 Aparat dan Sarana Keamanan Uraian *) 2014 Ket Jumlah Aparat Keamanan (Polisi) Orang Jumlah Aparat Pamong Praja Orang Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

104 BAB III Hasil Dan Pembahasan Uraian *) 2014 Ket Jumlah Aparat Linmas Orang Jumlah Pos Keamanan (Polisi) Unit Jumlah Polisi Hutan Orang Jumlah Mobil Pemadam Kebakaran Unit Jumlah Pos Pemadam Kebakaran Unit Jumlah Pos Siskamling Unit Jumlah Patroli Petugas Satpol PP Pemantauan dan Penyelesaian Pelanggaran K3 Dalam 24 Jam Orang Jumlah Petugas Perlindungan Masyarakat Orang Jumlah Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) Jumlah Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) kasus kasus Jumlah Kejadian Kebakaran Kasus Sumber : Polres, Satpol, Perhutani dan DPU VIII. INSIDENTAL 1. Bencana Alam Kabupaten Blora merupakan daerah yang sering dilanda bencana kekeringan, hampir semua kecamatan setiap tahunnya memerlukan bantuan air bersih. Selain kekeringan juga rawan terhadap angin khususnya pada musim penghujan. Jumlah lokasi bencana yang terjadi di Kabupaten Blora tahun 2014 sebanyak 26 lokasi yang tersebar di 16 kecamatan. Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.90 Bencana Alam Uraian Ket Jumlah Pengungsi Akibat Banjir Orang Jumlah Lokasi Pengungsian Lokasi Jumlah pengungsi yang telah direlokasi Jiwa Jumlah Korban Bencana Alam Jiwa Meninggal Jiwa Luka-luka Jiwa Jumlah Lokasi Bencana Lokasi Jumlah Kecamatan Lokasi Bencana Kec Jumlah Perkiraan Kerugian Rp 5.097,37 566, , , ,00 Akibat Bencana Juta Sumber : Patpol PP 55 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

105 BAB III Hasil Dan Pembahasan 2. Kasus Endemi dan Kejadian Luar Biasa (KLB) Meningitis adalah suatu penyakit peradangan pada selaput otak yang disebabkan oleh virus maupun bakteri yang bisa menyerang pada semua golongan umur dan tidak memandang dari kekebalan tubuh seseorang. Jumlah kasus meningitis tahun 2014 mencapai 31 kasus. Hal ini perlu mendapat kewaspadaan dini untuk mengenali penyakit tersebut agar kasusnya tidak bertambah kasusnya dan tidak menjadi lebih fatak dengan meningkatkan keterampilan / pengetahuan tenga medis baik di rumah sakit negeri, swasta dan puskesmas. Jumlah kasus wabah/endemi yang tertinggi adalah kasus tuberkulosis sebanyak 475 kasus. Sementara itu di Desa Puledagel, Kecamatan Jepon terjadi suspek KLB Campak. Jumlah kasus pada kejadian tersebut mencapai 24 orang. Hasil pemeriksaan labolatorium yang positif 10 orang dan tidak ada yang meninggal dunia. Data selengkapnya bisa dicermati dalam tabel berikut : Tabel 3.91 Kasus Wabah/Endemi Pada Manusia No Uraian Ket 1. Demam berdarah Kasus 2. Hepatitis Kasus 3. Malaria Kasus 4. Meningitis Kasus 5. Tuberkulosis Kasus 6. AIDS Kasus 7. HIV Kasus Sumber : DKK, RSUD dr. R. Soetijono Blora dan RSUD dr. Soeprapto Cepu 3. Kebakaran Hutan, Pencurian dan Penyelundupan Kayu Tingkat kebakaran hutan di wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Cepu menurun. Hingga bulan Desember 2014, area hutan yang terbakar tercatat seluas 32,3 hektar. Tersebar di sejumlah Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH). Angka ini lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama tahun 2013 lalu, yakni 17,5 hektar (di laporan hanya 7 ha). Faktor penyebab kebakaran lebih banyak dikarenakan faktor alam, antara lain tanaman belukar seperti ilalang di bawah tegakan yang mengering. Kondisi ini sudah lazim tejadi setiap kali musim kemarau tiba. Langkah pencegahan telah dilakukan agar potensi kebakaran tidak meluas, di antaranya dengan melakukan pengawasan penuh terhadap pembukaan lahan hutan dengan cara membakar. Hal ini dilakukan karena masih banyak petani hutan (pesanggem) yang membuka lahan dengan cara tersebut. Beberapa kerugian yang diakibatkan karena kebakaran hutan seperti kerugian tanah serta kerusakan tegakan. Terutama tegakan dengan usia antara satu hingga dua tahun. Karena itu, pencegahan dan pengendalian terus ditingkatkan untuk meminimalisir dampak tersebut. Selain petugas Perhutani dan TNI, pemantauan kebakaran hutan juga dilakukan bersama masyarakat. Yakni dengan melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Kasus kebakaran hutan pada tahun 2014 belum dilaporkan oleh Perhutani Blora. Sementara itu kasus pencurian kayu menurun dari pada tahun sebelumnya. Kasus pencurian yang terjadi ada tahun 2014 tercatat sejumlah 170 kasus. Data selengkapnya bisa dicermati dalam tabel berikut : Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

106 BAB III Hasil Dan Pembahasan Tabel 3.92 Kasus Kebakaran, Pencurian dan Penyelundupan No Uraian Ket 1. Kebakaran Hutan Luas Areal Hutan yang Terbakar ,17 427, ,2 Ha Jumlah Korban Jiwa Jiwa Jumlah Lokasi Kebakaran Hutan Lokasi Pencurian dan Penyelundupan 2. Kayu Volume Kayu yang Dicuri M3 Jumlah Kasus Kasus Jumlah Lokasi Pencurian dan Penyelundup Lokasi Sumber : Perhutani KPH Blora dan Polres 62 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

107 BAB IV PENUTUP Dalam bab ini kami sajikan kesimpulan, kendala dan saran yang disampaikan oleh Tim Penyusun SIPD Kabupaten Blora tahun Kesimpulan disediakan sesuai 8 (delapan) kelompok data yang perlu dan menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan. A. Simpulan 1. Data Umum,. Luas Perubahan Penggunaan Lahan 14,6 ha berupa Alih Fungsi Hutan berubah menjadi lahan lainnya. Jumlah IMB yang dikeluarkan pada tahun 2014 sebanyak 662. Jumlah Perijinan Investasi PMDN Yang Dikeluarkan/Setujui sebanyak 716. Jumlah PNS tahun 2014 sebanyak 9.309, golongan I 3,53%, golongan II 14,51%, golongan III 37,95%, golongan IV 44%. Jumlah TNI orang, 45,1% tersebar di Koramil, 1,8% di POM, 50,8% bertugas di Yonif 410, 1,5% bertugas di DKT, dan 0,8% di Minvet. Julah Polri 817 personel, 41% sebagai Anggota Polisi Resort Kabupaten, 5,4% sebagai Anggota Polisi Sektor Kota, dan 53,6% sebagai Anggota Polisi Sektor dan tersebar di 16 kecamatan. Jumlah perangkat kelurahan sebanya 134 orang. 51,5% berpendidikan akhir sarjana, 39,6% berpendidikan SLTA, 6% berpendidikan diploma, sedangkan sisanya berpendidikan SLTP dan SD. Jumlah perangkat desa orang, 44% berpendidikan SLTA, 24% berpendidikan SLTP, 22% berpendidikan SD. Sementara yang bependikan sarjana 8% dan diploma 2%. Sarana prasarana 295 pemerintahan desa/kelurahan kondisi baik sebesar 62%, rusak ringan 18 %, rusak berat 16%. 2. Data Sosial Budaya. Jumlah penduduk tahun 2014 mencapai jiwa, dengan rincian laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak Rasio ketergantungan total Kabupaten Blora tahun 2014 adalah sebesar 45,01 persen (Catatan : menurut data BPS Kabupaten Blora, angka ketergantungan sebesar 47,01 persen), artinya setiap 100 orang yang Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

108 BAB IV Peutup berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 47 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Data ketanagakerjaan tercatat jumlah tenaga kerja TKI di luar negeri dari Kabupaten Blora sebanyak 17 orang. Rumah Tangga yang memanfaatan air bersih di Kabupaten Blora yang paling tinggi adalah menggunakan sumur tidak terlindungi sebanyak Rumah Tangga. Disusul kemudian Rumah Tangga yang menggunakan air besih dari sumur lindung, sebanyak Rumah Tangga. Balita gizi kurang terdapat 629 kasus. Adapun balita gizi buruk tahun 2014 dijumpai 51 kasus. Jumlah akseptor KB tahun 2014 meningkat. Laki-laki sebanyak orang sedangkan akseptor perempuan tercatat orang. Tahun 2014 dokter spesialis yang ada di Kabupaten Blora sebanyak 33 orang di RSUD Blora dan Cepu Prosentase persalinan tenaga kesehatan tahun 2014 meningkat menjadi 99,8% dari tahun sebelumnya 99,5% (2013). CDR Kabupaten tahun 2014 sebesar 53,4%, tahun 2013 sebesar 52,3%. Tahun 2014 kasus penderita AIDS sebesar 22 kasus dan penderita HIV 40 kasus. Penderita HIV (belum muncul gejala) 46,21% sedangkan penderita AIDS (sudah ada gejala) mencapai 53,79%. Penderita Tuberculosis (TB) Tahun 2014 ditemukan 475 kasus dari jumlah perkiraan kasus 888 penderita. Jumlah SD sebanyak 598 sekolah, terbagi dalam SD Negeri sebanyak 583 Sekolah dan SD Swasta sabanyak 15 sekolah, siswa seluruhnya sebesar siswa. Untuk menampung sejumlah Siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 3859 ruang dengan rincian 3584 ruang memiliki kondisi baik, dan 275 ruang dengan kondisi Bangunan tidak baik. Guru yang mengajar di SD sebanyak 6190 guru. Jumlah SMP sebanyak 86 sekolah, terbagi dalam SMP Negeri sebanyak 55 Sekolah dan SMP Swasta sabanyak 32 sekolah, siswa seluruhnya sebesar siswa. Untuk menampung sejumlah Siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 1044 ruang dengan rincian 1044 ruang memiliki kondisi baik, dan 21 ruang dengan kondisi Bangunan tidak baik. Guru yang mengajar di SMP Negeri dan Swasata sebanyak 2030 guru. Jumlah SMA sebanyak 22 sekolah, terbagi dalam SMA Negeri sebanyak 8 Sekolah dan SMA Swasta sabanyak 14 sekolah, siswa seluruhnya sebesar siswa. Untuk menampung sejumlah Siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 278 ruang dengan rincian 225 ruang memiliki kondisi baik, dan 53 ruang dengan kondisi Bangunan tidak baik. Guru yang mengajar di SMA Negeri dan Swasata sebanyak 677 guru. 29 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

109 BAB IV Peutup Jumlah SMK Tahun Pelajaran 2014/2015, jumlah SMK sebanyak 54 sekolah, terbagi dalam SMK Negeri sebanyak 6 Sekolah dan SMK Swasta sabanyak 48 sekolah, siswa seluruhnya sebesar siswa. Untuk menampung sejumlah Siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 441 ruang dengan rincian 400 ruang memiliki kondisi baik, dan 41 ruang dengan kondisi Bangunan tidak baik. Guru yang mengajar di SMK Negeri dan Swasata sebanyak guru. Jumlah Madrasah Ibditidaiyyah (MI) Negeri, Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Negeri dan Madrasah Aliyah (MA) Negeri di Kabupaten Blora masing-masing 1 sekolah, tetapi sekolah yang dikelola oleh masyarakat (swasta) untuk MI mencapai 69 buah, MTs 53 buah dan MA 11 buah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Umur 7-12 Tahun sebesar 96,07%, APS umur Tahun sebesar 89,56%, dan APS umur Tahun sebesar 50,44%. Angka Partisipasi Sekolah Usia Di Bawah 7 Tahun pada Jenjang Prasekolahsebesar 24,39 %, sedangkan pada Jenjang SD/MI/Sederajat sebesar 13,38%. Jumlah siswa miskin Jenjang SD/MI/Sederajat tercatat sebanyak anak. Jenjang SMP/MTs/Sederajat sebesar siswa, sedangka pada Jenjang SMA/SMK/MA Sederajat berjumlah anak. Jumlah Penduduk Berdasarkan kelompok Usia Yang Bersekolah umur 4-6 Tahun (PAUD) sebanyak anak, sedangkan umur 7-12 Tahun (SD/MI/Sederajat) terdapat anak. Sementara itu anak berumur Tahun (SMP/MTs/Sederajat) sebanyak anak, dan umur Tahun (SMA/SMK/MA Sederajat) terdapat anak. Pemenuhan jumlah guru yang diperlukan pada jenjang SD/MI/Sederajat baru terpenuhi 73,30%, sedangkan pada jenjang SMP/MTs/Sederajat lebih rendah lagi, yaitu sebesar 59,20%. Demikian pula pada jenjang SMA/MA baru mampu terpenuhi 47,30%. Yang paling parah adalah jenjang SMK, baru terpenuhi 18,10%. Organisasi kepemudaan yang ada di Kabupaten Blora tahun 2014 sebanyak 214 unit. Sedangkan organisasi olah raga sebanyak 35 unit. Sementara itu gedung olah raga yang ada di Kabupaten Blora ada 15 gedung. Klub olah raga sebanyak 46 klub. Jumlah populasi yang harus dilayani oleh perpustakaan umum tahun 2014 sebanyak rang. Jumlah kunjungan ke perpustakaan selama 1 th kali dengan jumlah judul koleksi judul atau eksemplar. Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kabupaten Blora pada tahun 2013 adalah 72,02 tahun, meningkat dibanding tahun 2009 yang masih 71,20 tahun. Angka ini menandakan bahwa selama 2009 sampai dengan 2013 terjadi peningkatan umur harapan hidup penduduk Kabupaten Blora sebesar 0,82 tahun. Pada tahun 2009, Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kabupaten Blora baru mencapai 83,19 persen, artinya masih terdapat sekitar 16,81 persen yang buta huruf. Lima tahun berikutnya AMH meningkat menjadi 85,46 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

110 BAB IV Peutup persen, yang berarti masih terdapat penduduk yang buta huruf sebesar 14,54 persen. Pada tahun 2013, pengeluaran per kapita mencapai 647,35 ribu rupiah. Ini berarti, dalam satu tahun penduduk Kabupaten Blora memiliki kemampuan sebesar 647,35 ribu rupiah untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya baik makanan maupun non makanan. Pencapaian IPM Kabupaten Blora pada tahun 2013 yang mencapai 72,10, menempatkan Kabupaten Blora pada peringkat 28 dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Tengah. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Blora selama periode mengalami kecenderungan menurun dari 146,0 ribu jiwa menjadi hanya 123,8 ribu jiwa pada tahun Garis kemiskinan Kabupaten Blora terus mengalami kenaikan. Dari rupiah/kapita/bulan pada tahun 2009 menjadi rupiah/kapita/bulan pada tahun Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index P1) mengalami fluktuasi. Nilai indeks P1 tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 2,39, hal ini berarti rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan pada tahun 2013 lebih jauh dibanding tahun-tahun yang lain. Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Indeks-P2), menunjukkan fluktuasi. Nilai Indeks P2 tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,59, hal ini berarti ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin semakin tinggi dibandingkan tahun-tahun yang lain. Sumber daya masyarakat yang ada di Kabupaten Blora dari unsur karang taruna ditemukan sebanyak 52 unit, sedangkan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) ada 16 orang, Organisasi Sosial 25 buah dan Lembaga swadaya masyarakat 61 unit. Masalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Blora pada tahun 2014 cenderung turun dari pada tahun sebelumnya. Jumlah pecandu narkoba tahun 2014 menurun menjadi 184 orang, tetapi Jumlah Penderita HIV/AIDS meningkat menjadi 22 orang dari tahun sebelumnya yang hanya 14 orang. Prosentase penduduk Kabuapten Blora pada tahun 2014 yang beragama Islam 98,51%, Kristen 0,88%, Katolik 0,39%, Hindu 0,01%, Budha 0,03, Konghucu 0,04, Lainnya 0,14%. Tempat ibadah di Kabupaten Blora : Masjid 977, Musholla 4.113, Gereja Kristen 58, Gereja Kataholik 11, Pura 1, Vihara 5. Kuota jamaah haji Kabupaten Blora Tahun 2014 sebesar 664 orang sedangkan jamaah haji yang berangkat 662 orang. Jumlah Taman Pendidikan Al-Qur an 670 buah, Madrasah Diniyyah 502 buah, dan Pondok Pesantren 121 buah. 29 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

111 BAB IV Peutup 3. Data Sumber Daya Alam Luas tanam padi baik padi ladang maupun padi sawah pada tahun 2014 menurun ha untuk padi ladang, dan ha padi sawah. Jumlah produksi jagung pada tahun 2014 menurun dari ton (2013) menjadi ton (2014). Kabupaten Blora mempunyai potensi dalam pengembangan tanaman hortikultura seperti melon, cabai, sawi, kacang panjang, semangka, tomat, sebagai penopang pertanian dan perekonomian masyarakat. Perkebunan yang dikembangkan di Kabuapten Blora seperti tembakau, tebu, kelapa, jambu mete dan kapuk. Luas tanam tebu pada tahun 2014 adalah 3.849,52 ha. Peternakan di Kabuapten Blora jenis ayam pedaging jumlah produksi tahun 2014 mencapai ,000 ekor. sedangkan jenis ayam buras mencapai ekor. Sementara itu untuk ternak sapi potong meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah ekor. pada tahun 2014 menjadi ekor. Balai Benih Ikan (BBI) yang dimiliki oleh Dinas Pertanian Perkebnan Peternakan dan Perikanan sejumlah 2 (dua) buah mempunyai Produksi Usaha Pembenihan 1,16 juta dengan Nilai Produksi Usaha Pembenihan sebesar 111,87 juta. Bidang kehutanan masih perlu mendapat perhatian dalam hal reboisasi, karena target reboisasi seluas 2.297,55 ha baru terealisasi 99,50 ha. Bidang pertambangan dan energi data update terakhir masih pada tahun Gas alam, dari 90,45 MMBTU menjadi 279,63 MMBTU. Begitu juga pasir dari menjadi ton. Jumlah Keluarga Yang Belum Menggunakan Listrik tahun 2014 di Kabupaten Blora sejumlah KK Volume Produksi Sampah di Kabupaten Blora tahun 2014 sebesar 214,794 ton. Tetapi belum mempunyai tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). 4. Infrastruktur Penyediaan rumah tahun 2014 tidak bergerak dari tahun sebelumnya. Penyediaan Perumahan oleh Perumnas berjumlah unit. Sedangkan dari KPR/BTN berjumlah 250 unit. Panjang jalan yang rusak ringan di Kabupaten Blora 231,640 km, dan rusak berat sepanjang 103,750 km. Panjang jalan beraspal di Kabupaten Blora 373,980 km, Berbatu 196,040 km, Hotmix (Aspal Beton) 227,670 km. Sedangkan Cor Beton sepanjang 2,000 km. Jumlah jembatan sebanyak 158 buah, dengan panjang 2.500,90 km. Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

112 BAB IV Peutup Tempat Pemakaman Umum di Kabupaten Blora sementara dilaporkan seluas m 2 karena masih ada beberapa desa/kelurahan yang belum melaporkan, sedangkan luas Tempat Pemakaman Bukan Umum m 2 dan luas Taman Makam Pahlawan m 2 Luas irigasi di Kabupaten Blora m 2. Luas Irigasi Kondisi Baik m 2 dalam Sumber air minum yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Blora dari sumur, yakni sebanyak unit. Sedangkan yang bersumber dari PAM unit, Air Dalam Kemasan sebanyak unit. Jumlah kendaraan di Kabupaten Blora tahun 2014 meningkat 42% dari tahun Jenis mobil penumpang naik 19%, Bus 6% dan Truk dan Sepeda motor masing-masing 8%. 5. Industri, Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Lembaga Keuangan dan Koperasi Industri kecil yang tumbuh di Kabupaten Blora di sektor kulit 2 unit, perkayuan 27 unit, anyaman/gerabah/keramik 536 unit, dan industri kimia 436 unit. Dari sektor yang ada menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Industri besar menyerap tenaga kerja orang, sedangkan industri rumah tangga menyerap tenaga orang. Pasar Tradisional berjumlah 12 buah, pasar swalayan 42 buah, restoran 6 buah, rumah makan 58 unit, Pasar Bangunan Permanen/Semi Permanen 12 unit dan Pasar Tanpa Bangunan Permanen/Semi Permanen 46 unit. Koperasi aktif di Kabupaten Blora tahun 2014 dilaporkan sebanyak 417 buah. Koperasi primer 539 buah dan KUD 17 buah. Pengusaha di Kabupaten Blora berjumlah orang, termasuk pengusaha kecil, 28 orang termasuk pengusaha menengah dan 3 orang masuk dalam kategori pengusaha besar. Lama Pengurusan Perijinan SIUP untuk mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan) selama 3 hari, sedangkan untuk mengurus IUI (Izin Usaha Industri), IMB (Izin Mendirikan Bangunan( dan HO (Izin Gangguan) selama 12 hari. Invesasi PMDN tertinggi tahun 2014 adalah dari sektor Industri Pengolahan (migas dan non migas) mencapai nilai Rp juta. Jumlah lembaga keuangan Bank Milik Pemerintah yang ada di Kabupaten Blora tahun 2014 sebanyak 3 unit, milik Swasta Nasional 3 unit, sedangkan milik Swasta Asing 1 unit. Aset bergerak Rp M, sedangkan aset tidak bergerak Pemerintah Kabupaten Blora pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp. 297 M lebih. sedangkan aset tidak bergerak sebesar Rp M lebih 29 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

113 BAB IV Peutup 6. Ekonomi dan Keuangan Kinerja perekonomian Kabupaten Blora pada tahun 2013 menciptakan nilai tambah bruto sebesar milyar rupiah. Jika kondisi perekonomian Kabupaten Blora tetap stabil hingga akhir tahun, diprediksi pada tahun 2014 akan mampu menciptakan nilai tambah bruto sebesar milyar rupiah. Pertumbuhan ekonomi selama tahun 2009 sampai 2010 masih cukup tinggi dengan nilai diatas 4 persen, namun pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan hanya sebesar 2,70 persen dan di tahun 2012 dan 2013 pertumbuhan ekonomi kembali membaik dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 5,03 persen dan 5,00 persen. Peran sektor pertanian dalam perekonomian Blora hampir setengah total PDRB dan terus konsisten hingga tahun Pada kurun waktu tahun peran sektor pertanian masing-masing mencapai 50,99 persen, 50,50 persen, 49,93 persen, 49,72 persen dan 49,19 persen. Pada tahun 2013 peran sektor primer (pertanian dan pertambangan) masih sangat dominan dengan share sebesar 53,50 persen, disusul sektor tersier (perdagangan, angkutan, bank, dan jasa-jasa) sebesar 36,74 persen, kemudian sektor sekunder (industri, listrik dan air, dan konstruksi) sebesar 9,76 persen dari total PDRB. Perkembangan PDRB per kapita dengan pertambangan baik atas dasar harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan dari tahun 2009 hingga tahun 2013 selalu menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Bahkan apabila dilihat peningkatannya, perbandingan nilai PDRB perkapita tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai 11,03 persen dibanding tahun Sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan, pertumbuhan yang dicapai selama rentang waktu tersebut adalah 3,58 persen. Diprediksi PDRB perkapita Kabupaten Blora tahun 2014 akan meningkat baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB menurut penggunaan atas dasar harga berlaku tahun 2013 senilai milyar rupiah, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar milyar rupiah. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar 127 milyar rupiah, konsumsi pemerintah sebesar milyar rupiah, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar 541 milyar rupiah, transaksi ekspor sebesar 868 milyar rupiah dan impor milyar rupiah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blora pada tahun 2014 tercatat sebesr 5,00 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh hampir semua komponen PDRB Penggunaan, yaitu konsumsi rumah tangga 4,39 persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba 6,47 persen, konsumsi pemerintah 7,07 persen, pembentukan modal tetap bruto 7,20 persen, ekspor barang dan jasa 6,12 persen dan impor 6,50 persen, sedangkan komponen perubahan inventori mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,84 persen. Pendapatan daerah tahun 2014 sampai dengan bulan Oktober adalah sebesar Rp ,- Pendapatan Daerah terbesar masih berasal Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

114 BAB IV Peutup dari Dana Perimbangan Pemerintah Pusat yang mencapai angka Rp Belanja daerah tahun 2014 sampai dengan bulan Oktober adalah sebesar Rp Pembiayaan daerah tahun 2014 sampai dengan bulan Oktober adalah sebesar Rp Realisasi dana perimbangan yang diterima oleh Perintah Daerah Kabupaten Blora tahun 2014 sebesar Rp juta. Realisasi pendapatan pajak daerah yang diterima oleh Perintah Daerah Kabupaten Blora tahun 2014 sebesar Rp ,- Realisasi petribusi daerah Kabuapten Blora Tahun 2014 sebesar Rp ,- Pendapatan retribusi yang paling tinggi adalah retribusi pelayanan kesehatan, mencapai Rp Sedangkan yang paling kecil adalah Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat, sebesar Rp Politik, Hukum dan Keamanan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kabupaten Blora sebanyak 45 orang yang terbagi dalam 7 fraksi, dengan rincian anggota Fraksi PDI-P 8 orang, Fraksi Golkar 9 orang, Fraksi Demokrat 6 orang, Fraksi Kebangitan Bangsa 5 orang, Fraksi Persatuan Pembangunan 4 orang, Fraksi Gerakan Pembaharuan Nurani Rakyat (GAPURA) sebanyak 5 orang dan Fraksi Peduli Kesejahteraan Masyarakat (FPKM) 8 orang. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)lokal di Kabupaten Blora Tahun 2014 terdaftar sebanyak 61 buah. Kasus pelanggaran hukum jenis perkara pidana yang dilaporkan bila dibandingkan dengan tahun 2014 turun 7 perkara menjadi 253 perkara, dimana sebelumnya ada 260 perkara. Sedangkan untuk jenis perkara perdata yang dilaporkan menurun menjadi 176 perkara. Sampai akir Bulan Oktober kasus pidana sejumlah 253 baru diselesaikan 244, masih ada 9 perkara yang belum terselesaikan. Demikian pula kasus perdata, dari 176 kasus yang terselesaikan baru 163 kasus. Tindak kriminal tahun 2014 sejumlah 141 kasus yang ditangani baru 127 kasus, penganiayaan masih 1 kasus, pencurian 12 kasus, penipuan 1 kasus. Polisi di Kabupaten Blora tahun 2014 berjumlah 817 orang, Polisi Hutan 335 orang, Aparat Pamong Praja 180 orang dan linmas orang. Kasus kebakaran di Kabupaten Blora pada tahun 2014 menurun menjadi 16 kasus. Tahun sebelumnya berjumlah 26 kasus. 29 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

115 BAB IV Peutup 8. Insidentil B. Kendala Kabupaten Blora merupakan daerah yang sering dilanda bencana kekeringan, hampir semua kecamatan setiap tahunnya memerlukan bantuan air bersih. Selain kekeringan juga rawan terhadap angin khususnya pada musim penghujan. Jumlah lokasi bencana yang terjadi di Kabupaten Blora tahun 2014 sebanyak 26 lokasi yang tersebar di 16 kecamatan. Jumlah penderita HIV tahun 2014 sampai Bulan Oktober 2014 dilaporkan sebanyak 16 orang. Demam Berdarah 119 orang. Kebakaran hutan hingga bulan Oktober 2014, area hutan yang terbakar tercatat seluas 10 hektar. Tersebar di sejumlah Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH). Angka ini lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama tahun 2013 lalu, yakni 17,5 hektar (dilaporan hanya 7 ha) 1. Anggota Pokja (Kelompok Kerja) SIPD dari SKPD belum mempunyai kepastian data yang harus dikerjakan. Dengan demikian ketika petugas SIPD digantikan dengan petugas yang lain tidak mampu melanjutkan dengan baik; 2. Kesadaran aparat pemerintah desa/kelurahan tentang pentingnya data C. Saran dari masih rendah; 1. Diterbitkan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang Data yang harus dipehuhi oleh masing-masing SKPD; 2. Perangkat desa/kelurahan yang ditugasi untuk mengelola data agar dilatih secara bertahap; Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun

116 BAB IV Peutup 011 Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014

117 1. Jenis Data : Geografi DATA UMUM SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data I. Luas Wilayah 1, , , , , Km2 Ada 1). Daratan 1, , , , , Km2 Ada BPN 2). Laut 12 Mil dari Darat Km2 Tidak Ada 3). Zona Laut Tidak Ada 1. Laut Teritorial Km2 Tidak Ada 2. Zona Ekonomi Eksklusif Km2 Tidak Ada 3. Laut Landasan Kontinen Km2 Tidak Ada 4). Panjang Garis Pantai Km Tidak Ada II. Topografi 1). Luas Lahan Berdasarkan Kelas Lereng 1. Datar (0-2 Derajat) 56, , , , , Ha Ada BPN 2. Bergelombang (2-15 Derajat) 75, , , , , Ha Ada BPN 3. Curam (15-40 Derajat) 50, , , , , Ha Ada BPN 4. Sangat curam (>40 Derajat) Ha Ada BPN 2). Ketinggian di atas Permukaan Laut 40 s/d s/d s/d s/d s/d 500 m Ada BPN III. Luas Lahan Ada 1). Luas Lahan Hutan 89, , , , , Ha Ada Dinhut 1. Hutan Produksi Tetap 89, , , , , Ha Ada Dinhut 2. Hutan Produksi Terbatas Ha Ada Dinhut 3. Hutan yang Dapat Dikonversi Ha Ada Dinhut 4. Hutan Bakau Ha Ada Dinhut 2). Jumlah Lahan Persawahan 46, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 1. Sawah Irigasi 14, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Sawah Tadah Hujan/Non Irigasi 29, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Sawah Pasang Surut Ha Ada Dintanbunnakikan 4. Sawah Lainnya 2, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Lahan Kering 49, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 1. Rawa-Rawa Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Ladang (Tegalan) 26, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Perkebunan 4, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 4. Usaha Lain 16, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 5. Belum / Tidak Diusahakan 2, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 4). Lahan Pertambangan Ha Tidak Ada Dinas ESDM Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-1

118 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 5). Danau/Telaga Alam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Waduk (Buatan) Ha Ada Dintanbunnakikan 7). Kolam Air Tawar Ha Ada Dintanbunnakikan 8). Tambak Ikan Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 9). Padang Rumput Alam Ha Tidak Ada BPN 10). Tanah Tandus/Tanah Rusak (Tdk Diusahakan) Ha Tidak Ada BPN 11). Tanah Terlantar Ha Tidak Ada BPN 12. Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah ** Tidak Ada 1). Kolam/Empang/Tambak Tidak Ada 2). Danau/Telaga Alam Tidak Ada 3). Ladang/Tegalan/Kebun/Padang Rumput Tidak Ada 4). Kebun Campuran Tidak Ada 5). Perkebunan Tidak Ada 6). Hutan Tidak Ada 7). Perumahan dan Permukiman Tidak Ada 8). Industri Tidak Ada 9). Bangunan Lainnya/Perkantoran Tidak Ada 10). Non Sawah Sementara yang Tidak Diusahakan Tidak Ada 11). Waduk (Buatan) Tidak Ada 12). Lainnya Tidak Ada 13. Luas Perubahan Penggunaan Lahan * Tidak Ada 1). Perubahan Penggunaan Sawah ** Tidak Ada 1. Menjadi Lahan Pertanian Bukan Sawah Tidak Ada 2. Menjadi Perumahan Ha Ada BPN 3. Menjadi Industri Tidak Ada 4. Menjadi Perusahaan/Perkantoran Tidak Ada 5. Menjadi Lahan Pertanian Bukan Sawah Tidak Ada 6. Menjadi Lahan Lainnya Ha Ada BPN 2). Luas Alih Fungsi Hutan ** Ha Ada Dinhut 1. Hutan Menjadi Lahan Sawah Ha Ada Dinhut 2. Hutan Menjadi Perumahan Ha Ada Dinhut 3. Hutan Menjadi Lahan Industri Ha Ada Dinhut 4. Hutan Menjadi Perusahaan/Perkantoran Ha Ada Dinhut 5. Hutan Menjadi Lahan Bukan Sawah Ha Ada Dinhut 6. Hutan Menjadi Lahan Lainnya Ha Ada Dinhut IV. Keadaan Iklim Rata-Rata Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-2

119 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 1). Suhu 1. Suhu Terendah C Ada BMKG 2. Suhu Tertinggi C Ada BMKG 2). Kelembaban Udara Ada BMKG 1. Kelembaban Udara Terendah % Ada BMKG 2. Kelembaban Udara Tertinggi % Ada BMKG 3). Curah Hujan Ada 1. Curah Hujan Terendah mm/th Ada Perhutani 2. Curah Hujan Tertinggi , mm/th Ada Perhutani 4). Kecepatan Angin 1. Kecepatan Angin Terendah Knot Ada BMKG 2. Kecepatan Angin Tertinggi Knot Ada BMKG VIII. Fisiografi Lahan * Ha Tidak Ada 1. Luas Area Pegunungan Ha Tidak Ada 2. Luas Area Berbukit-Bukit Ha Tidak Ada 3. Luas Area Dataran Ha Tidak Ada 4. Luas Area Pesisir Ha Tidak Ada 2. Jenis Data : Pemerintahan (Administrasi Pemerintahan, Aparatur Negara, Administrasi Kepegawaian) I. Administrasi Pemerintahan 1). Jumlah Kecamatan Kec. Ada BPMPKB 2). Jumlah Kelurahan Kel. Ada BPMPKB 3). Jumlah Desa Desa Ada BPMPKB 4. Klasifikasi Desa ** 1). Desa Swadaya Tidak Ada 2). Desa Swakarya Tidak Ada 3). Desa Swasembada Tidak Ada 4). Desa Pesisir Tidak Ada 5). Desa Perhutanan Tidak Ada 6). Perindustrian/Jasa Tidak Ada 7). Desa Perkebunan Tidak Ada 8). Desa Perladangan Tidak Ada 9). Desa Persawahan Tidak Ada 10). Desa Pertambangan Tidak Ada 11). Desa Peternakan Tidak Ada 12). Desa Wisata Tidak Ada Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-3

120 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 5). Jumlah RW 1,204 1,221 1,204 1,204 1,204 RW Ada BPMPKB 6). Jumlah RT 5,692 5,443 5,692 5,692 5,692 RT Ada BPMPKB 7). Jumlah Dusun Dusun Ada BPMPKB II. Status Otonomi Kabupaten / Kota * 1. Daerah Otonomi Baru Tidak Ada 2. Daerah Induk Tidak Ada 3. Daerah Dampak Pemekaran Tidak Ada 4. Daerah Non Pemekaran Tidak Ada IV. Perda dan Perijinan 1). Jumlah Perda Yang Diterbitkan Unit Ada Bag. Hukum 2). Jumlah Revisi Yang Dilakukan Sejak Terbitnya Perda Unit Ada Bag. Hukum 3). Perda Yang Dikeluarkan 1. Jumlah Peraturan Daerah Untuk RTRW Unit Ada Bappeda 2. Jumlah IMB Yang Dikeluarkan Unit Ada BPMPP 3. Jumlah Ijin Prinsip Yang Dikeluarkan Unit Ada BPMPP 4. Jumlah Ijin Usaha Yang Di Keluarkan Unit Ada BPMPP 5. Jumlah Ijin Untuk Hak Pengusahaan Perkebunan 0 Unit Ada BPMPP 6. Jumlah Ijin Untuk Hak Pengusahaan Kehutanan 0 Unit Ada BPMPP 7. Jumlah ijin Untuk Hak Pengusahaan Pertambangan 0 Unit Ada BPMPP 8. Jumlah Perijinan Investasi PMA Yang Unit Ada BPMPP 9. Jumlah Perijinan Investasi PMDN Yang 1, Unit Ada BPMPP 10. Jumlah dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Unit Ada Bappeda 11. Jumlah dokumen perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA Unit Ada Bappeda 12. Jumlah dokumen perencanaan RKPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Unit Ada Bappeda 13. Jumlah program RKPD tahun berkenaan Unit Ada Bappeda 14. Jumlah program RPJMD yang harus 30 dilaksanakan tahun berkenaan Unit Ada Bappeda 15. Jumlah izin lokasi 16 Unit Ada BPMPP 16. Jumlah pemohon izin lokasi 16 Orang Ada BPMPP 17. Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha Unit Ada BPMPP 18. Jumlah Pelanggaran Perda Unit Ada Satpol PP 19. Jumlah Penyelesaian Penegakan Perda Unit Ada Satpol PP 4). Jumlah Perda terkait perijinan 0 Unit Ada Bag. Hukum Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-4

121 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 5. Jumlah Perda terkait lalu lintas barang dan jasa Unit Tidak Ada 6. Jumlah Perda terkait ketenagakerjaan 0 VII. Jumlah Sarana Prasarana Pemerintahan Ada 1). Kantor Bupati/Walikota Unit Tidak Ada Unit 2). Kantor Setda Unit Ada BKD 1. Jumlah Staf Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Ada BKD 1). Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Orang Ada BKD 2). Tamat SD atau Sederajat Orang Ada BKD 3). SMP dan Sederajat Orang Ada BKD 4). SMA dan Sederajat Orang Ada BKD 5). Akademi (DI, DII dan DIII) Orang Ada BKD 6). Sarjana (S1) Orang Ada BKD 2. Jumlah PNS Berdasarkan Golongan Orang Ada BKD 1). Golongan I Orang Ada BKD 2). Golongan II Orang Ada BKD 3). Golongan III Orang Ada BKD 4). Golongan IV Orang Ada BKD 3. Jumlah Pejabat Struktural Orang Ada BKD 1). Eselon I Orang Ada BKD 2). Eselon II Orang Ada BKD 3). Eselon III Orang Ada BKD 4). Eselon IV Orang Ada BKD 4. Jumlah Pejabat Fungsional Orang Ada BKD 5. Jumlah Pensiunan PNS Orang Ada BKD 1). Eselon I Orang Ada BKD 2). Eselon II Orang Ada BKD 3). Eselon III Orang Ada BKD 4). Eselon IV Orang Ada BKD 3). Kantor DPRD dan Sekretariat DPRD Unit Ada BKD 4). Kantor Inspektorat Unit Ada BKD 1. Jumlah Staf Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Ada BKD 1). Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Orang Ada BKD 2). Tamat SD atau Sederajat Orang Ada BKD 3). SMP dan Sederajat Orang Ada BKD 4). SMA dan Sederajat Orang Ada BKD 5). Akademi (DI, DII dan DIII) Orang Ada BKD Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-5

122 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 6). Sarjana (S1) Orang Ada BKD 2. Jumlah PNS Berdasarkan Golongan Orang Ada BKD 1). Golongan I Orang Ada BKD 2). Golongan II Orang Ada BKD 3). Golongan III Orang Ada BKD 4). Golongan IV Orang Ada BKD 3. Jumlah Pejabat Struktural Orang Ada BKD 1). Eselon I Orang Ada BKD 2). Eselon II Orang Ada BKD 3). Eselon III Orang Ada BKD 4). Eselon IV Orang Ada BKD 4. Jumlah Pejabat Fungsional Orang Ada BKD 5. Jumlah Pensiunan PNS Orang Ada BKD 1). Eselon I Orang Ada BKD 2). Eselon II Orang Ada BKD 3). Eselon III Orang Ada BKD 4). Eselon IV Orang Ada BKD 5). Kantor Bappeda Unit Ada BKD 1. Jumlah Staf Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Ada BKD 1). Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Orang Ada BKD 2). Tamat SD atau Sederajat Orang Ada BKD 3). SMP dan Sederajat Orang Ada BKD 4). SMA dan Sederajat Orang Ada BKD 5). Akademi (DI, DII dan DIII) Orang Ada BKD 6). Sarjana (S1) Orang Ada BKD 2. Jumlah PNS Berdasarkan Golongan Orang Ada BKD 1). Golongan I Orang Ada BKD 2). Golongan II Orang Ada BKD 3). Golongan III Orang Ada BKD 4). Golongan IV Orang Ada BKD 3. Jumlah Pejabat Struktural Orang Ada BKD 1). Eselon I Orang Ada BKD 2). Eselon II Orang Ada BKD 3). Eselon III Orang Ada BKD 4). Eselon IV Orang Ada BKD 4. Jumlah Pejabat Fungsional Orang Ada BKD Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-6

123 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 5. Jumlah Pensiunan PNS Orang Ada BKD 1). Eselon I Orang Ada BKD 2). Eselon II Orang Ada BKD 3). Eselon III Orang Ada BKD 4). Eselon IV Orang Ada BKD 6). Kantor Dinas Daerah Unit Ada BKD 1. Jumlah Staf Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8,738 8,458 8,179 7,839 7,594 Orang Ada BKD 1). Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Orang Ada BKD 2). Tamat SD atau Sederajat Orang Ada BKD 3). SMP dan Sederajat Orang Ada BKD 4). SMA dan Sederajat 1,816 1,528 1,664 1,385 1,381 Orang Ada BKD 5). Akademi (DI, DII dan DIII) 2,448 1,989 2,113 1,736 1,980 Orang Ada BKD 6). Sarjana (S1) 3,754 4,346 3,813 4,196 3,762 Orang Ada BKD 2. Jumlah PNS Berdasarkan Golongan 8,738 8,458 8,179 7,839 7,594 Orang Ada BKD 1). Golongan I Orang Ada BKD 2). Golongan II 1,663 1,535 1, Orang Ada BKD 3). Golongan III 3,368 2,523 2,478 2,567 2,599 Orang Ada BKD 4). Golongan IV 3,405 4,107 4,049 4,011 3,917 Orang Ada BKD 3. Jumlah Pejabat Struktural Orang Ada BKD 1). Eselon I Orang Ada BKD 2). Eselon II Orang Ada BKD 3). Eselon III Orang Ada BKD 4). Eselon IV Orang Ada BKD 4. Jumlah Pejabat Fungsional 6,391 6,112 5,925 Orang Ada BKD 5. Jumlah Pensiunan PNS Orang Ada BKD 1). Eselon I Orang Ada BKD 2). Eselon II Orang Ada BKD 3). Eselon III Orang Ada BKD 4). Eselon IV Orang Ada BKD 7). Kantor Lembaga Teknis Daerah Unit Ada BKD 1. Jumlah Staf Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Ada BKD 1). Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Orang Ada BKD 2). Tamat SD atau Sederajat Orang Ada BKD 3). SMP dan Sederajat Orang Ada BKD 4). SMA dan Sederajat Orang Ada BKD 5). Akademi (DI, DII dan DIII) Orang Ada BKD Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-7

124 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 6). Sarjana (S1) Orang Ada BKD 2. Jumlah PNS Berdasarkan Golongan Orang Ada BKD 1). Golongan I Orang Ada BKD 2). Golongan II Orang Ada BKD 3). Golongan III Orang Ada BKD 4). Golongan IV Orang Ada BKD 3. Jumlah Pejabat Struktural Orang Ada BKD 1). Eselon I Orang Ada BKD 2). Eselon II Orang Ada BKD 3). Eselon III Orang Ada BKD 4). Eselon IV Orang Ada BKD 4. Jumlah Pejabat Fungsional Orang Ada BKD 5. Jumlah Pensiunan PNS Orang Ada BKD 1). Eselon I Orang Ada BKD 2). Eselon II Orang Ada BKD 3). Eselon III Orang Ada BKD 4). Eselon IV Orang Ada BKD 8). Kantor Pemerintah Desa Unit Ada BPMPKB 1. Jumlah Aparat Pemerintah Desa Berdasarkan Tingkat Pendidikan ,055 Orang Tidak Ada BPMPKB 1). Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Orang Tidak Ada BPMPKB 2). Tamat SD atau Sederajat Orang Tidak Ada BPMPKB 3). SMP dan Sederajat Orang Tidak Ada BPMPKB 4). SMA dan Sederajat Orang Tidak Ada BPMPKB 5). Akademi (DI, DII dan DIII) Orang Tidak Ada BPMPKB 6). Sarjana (S1) Orang Tidak Ada BPMPKB 9). Kantor Camat Unit Ada BKD 1. Jumlah Aparat Kecamatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Ada BKD 1). Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Orang Ada BKD 2). Tamat SD atau Sederajat Orang Ada BKD 3). SMP dan Sederajat Orang Ada BKD 4). SMA dan Sederajat Orang Ada BKD 5). Akademi (DI, DII dan DIII) Orang Ada BKD 6). Sarjana (S1) Orang Ada BKD 10). Kantor Lurah Ada BKD Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-8

125 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 1. Jumlah Aparat Kelurahan Berdasarkan Tingkat Orang Ada BKD 1). Tidak Sekolah/Belum Tamat SD Orang Ada BKD 2). Tamat SD atau Sederajat Orang Ada BKD 3). SMP dan Sederajat Orang Ada BKD 4). SMA dan Sederajat Orang Ada BKD 5). Akademi (DI, DII dan DIII) Orang Ada BKD 6). Sarjana (S1) Orang Ada BKD IX. Kondisi sarana Prasarana Pemerintahan 1). Kantor Dinas Daerah Ada DPPKAD 1. Rusak Ringan (Kerusakan < 30%) Unit Ada DPPKAD 2. Rusak Sedang (Kerusakan 30-50%) Unit Ada DPPKAD 3. Rusak Berat (Kerusakan >50%) Unit Ada DPPKAD 2). Kantor Lembaga Teknis Daerah 1. Rusak Ringan (Kerusakan < 30%) Unit Ada DPPKAD 2. Rusak Sedang (Kerusakan 30-50%) Unit Ada DPPKAD 3. Rusak Berat (Kerusakan >50%) Unit Ada DPPKAD 3). Kantor Pemerintah Desa 1. Rusak Ringan (Kerusakan < 30%) Unit Tidak Ada DPPKAD 2. Rusak Sedang (Kerusakan 30-50%) Unit Tidak Ada DPPKAD 3. Rusak Berat (Kerusakan >50%) Unit Tidak Ada DPPKAD 6). Kantor Dinas Daerah 1. Milik Sendiri Unit Ada DPPKAD 2. Sewa Unit Ada DPPKAD 3. Pinjam Unit Ada DPPKAD 4. Gabung Unit Ada DPPKAD 7). Kantor Lembaga Teknis Daerah 1. Milik Sendiri Unit Ada DPPKAD 2. Sewa Unit Ada DPPKAD 3. Pinjam Unit Ada DPPKAD 4. Gabung Unit Ada DPPKAD III. Aparatur Negara 1). Jumlah PNS 10,648 10,555 9,974 9,569 9,309 Orang Ada BKD 1. Golongan I Orang Ada BKD 2. Golongan II 2,383 2,386 2,018 1,562 1,351 Orang Ada BKD 3. Golongan III 4,332 3,634 3,354 3,478 3,533 Orang Ada BKD 4. Golongan IV 3,531 4,133 4,216 4,166 4,096 Orang Ada BKD Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-9

126 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 2). Jumlah Pejabat Struktural Orang Ada BKD 1. Eselon I Orang Ada BKD 2. Eselon II Orang Ada BKD 3. Eselon III Orang Ada BKD 4. Eselon IV Orang Ada BKD 3). Jumlah Pejabat Fungsional 6,374 7,429 6,780 6,523 6,334 Orang Ada BKD 4). Jumlah Pensiunan PNS Eselon I Orang Ada BKD 2. Eselon II Orang Ada BKD 3. Eselon III Orang Ada BKD 4. Eselon IV Orang Ada BKD 5. Eselon V Orang Ada BKD 6. Jabatan Fungsional Umum dan Tertentu Orang Ada BKD 5). Tingkat Pendidikan PNS Kabupaten / Kota 9,676 9,553 9,181 8,872 8,711 Orang Ada BKD 1. SLTA dan Sederajat 2,495 2,186 2,321 1,963 1,988 Orang Ada BKD 2. Diploma 2,765 2,276 2,413 2,020 2,207 Orang Ada BKD 3. S1 4,187 4,778 4,211 4,583 4,224 Orang Ada BKD 4. S2 dan Diatas nya Orang Ada BKD 6). Jumlah PNS menurut jenis kelamin 10,648 10,330 9,974 9,569 9,309 Orang Ada BKD 1. Pria 6,173 5,741 5,521 5,241 5,084 Orang Ada BKD 2. Perempuan 4,475 4,589 4,453 4,328 4,225 Orang Ada BKD V. POLRI ). Kepolisian Resort Kota Besar Unit Tidak Ada POLRES 1. Jumlah Anggota Orang Tidak Ada POLRES 2). Kepolisian Resort Kota Unit Tidak Ada POLRES 1. Jumlah Anggota Orang Tidak Ada POLRES 3). Kepolisian Resort Kabupaten Unit Ada POLRES 1. Jumlah Anggota Orang Ada POLRES 4). Kepolisian Sektor Kota Unit Ada POLRES 1. Jumlah Anggota Orang Ada POLRES 5). Kepolisian Sektor Unit Ada POLRES 1. Jumlah Anggota Orang Ada POLRES Pemerintahan 1). Kantor Bupati/Walikota 1. Milik Sendiri Unit Ada DPPKAD 2. Sewa Unit Ada DPPKAD Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-10

127 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 3. Pinjam Unit Ada DPPKAD 4. Gabung Unit Ada DPPKAD 2). Kantor Setda 1. Milik Sendiri Unit Ada DPPKAD 2. Sewa Unit Ada DPPKAD 3. Pinjam Unit Ada DPPKAD 4. Gabung Unit Ada DPPKAD Data Umum Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 I-11

128 3. Jenis Data : Demografi DATA SOSIAL DAN BUDAYA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN Nama Satuan Ketersediaan Sumber data I. Kependudukan dan Catatan Sipil Ada 1). Jumlah penduduk wajib KTP 756, , , , ,835 Orang Ada Dindukcapil 2). Jumlah penduduk yang memiliki KTP Berdasarkan Jenis Kelamin 349, , , , ,599 Orang Ada Dindukcapil 1. Laki-Laki 192, , , , ,194 Orang Ada Dindukcapil 2. Wanita 156, , , , ,405 Orang Ada Dindukcapil 3). Jumlah Penduduk > 17 yang ber-ktp Berdasarkan Jenis Kelamin Orang Ada Dindukcapil 1. Laki-Laki 11,079 5,667 1, Orang Ada Dindukcapil 2. Wanita 11,178 5,665 1, Orang Ada Dindukcapil 4). Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin 994, , , , ,808 Orang Ada Dindukcapil 1. Laki-Laki 495, , , , ,921 Orang Ada Dindukcapil 2. Perempuan 498, , , , ,887 Orang Ada Dindukcapil 3. Sex Ratio Poin Ada Dindukcapil 5). Jumlah Penduduk >17 yang telah menikah 2,908 1, Orang Ada Kankemenag 6). Jumlah pasangan nikah berakta nikah - - 7,083 8,947 7,751 Pasang Ada Kankemenag 7). Jumlah keseluruhan pasangan nikah - - 7,083 8,947 7,751 Pasang Ada Kankemenag 8). Jumlah Penduduk yang telah memiliki KK 288, , , , ,236 Orang Ada Dindukcapil 9). Jumlah Penduduk yang telah memiliki Akta Kelahiran 33,436 45,035 17, , ,296 Orang Ada Dindukcapil II. Persentase Penduduk Memiliki Lahan % Tidak Ada III. Jumlah Keluarga Berdasarkan Mata Pencaharian 288, , , , ,296 Ada Dindukcapil 1). Pertanian 23,645 11,539 10, , ,730 KK Ada Dindukcapil 2). Non Pertanian 265, , , , ,566 KK Ada Dindukcapil IV. Jumlah Penduduk Menurut Usia 930,092 Orang Ada Dindukcapil Tahun 41,159 Orang Ada Dindukcapil Tahun 84,469 Orang Ada Dindukcapil Tahun 48,497 Orang Ada Dindukcapil Tahun 43,333 Orang Ada Dindukcapil Tahun 89,080 Orang Ada Dindukcapil Tahun 76,316 Orang Ada Dindukcapil Tahun 85,259 Orang Ada Dindukcapil Tahun 81,302 Orang Ada Dindukcapil Tahun 71,570 Orang Ada Dindukcapil Tahun 70,942 Orang Ada Dindukcapil Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-1

129 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data Tahun 65,096 Orang Ada Dindukcapil Tahun 52,629 Orang Ada Dindukcapil Tahun 40,866 Orang Ada Dindukcapil 14. > 65 Tahun 87,215 77,359 74,965 68,518 79,574 Orang Ada Dindukcapil V. Rasio Beban Ketergantungan (Dependency Ratio) % Ada Dindukcapil VI. Kepadatan Penduduk Orang/Km2 Ada BPS 1). Kawasan Perkotaan Org/km2 Tidak Ada BPS 2). Kawasan Pedesaan Org/km2 Tidak Ada BPS VII. Tingkat Pendapatan, Pengeluaran dan Tabungan Ada 1). Pendapatan per Kapita 4,613,138 5,011,469 5,462,258 6,057,541 Rp Tidak Ada BPS 2). Indeks Harga Konsumen Poin Tidak Ada 3). Pengeluaran Riil per Kapita yang Disesuaikan (Indeks Daya Beli) Tidak Ada 1. Tingkat Rataan Daya Beli (Rp Ribu/Kapita/Tahun) 642, , ,280 Rp Tidak Ada BPS 4). Total Pengeluaran 285, , ,762 Rp Tidak Ada BPS 5). Total Pengeluaran Rumah Tangga Non Pangan Rp Tidak Ada VIII. Ketenagakerjaan Ada 1). Penduduk 15 Tahun Ke atas 625, , ,990 Orang Tidak Ada Dinnakertransos 1. Menurut Jenis Kegiatan Orang Tidak Ada Dinnakertransos 2. Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Orang Tidak Ada Dinnakertransos 3. Menurut Status Pekerjaan Utama Orang Tidak Ada Dinnakertransos 2). Angkatan Kerja 484, , ,159 Orang Tidak Ada Dinnakertransos 1). Bekerja ** Orang Tidak Ada Dinnakertransos 1. Perempuan Bekerja Orang Tidak Ada Dinnakertransos 2. Laki-laki Bekerja Orang Tidak Ada Dinnakertransos 2). Mencari Pekerjaan Orang Tidak Ada Dinnakertransos 1. Perempuan Bekerja Orang Tidak Ada Dinnakertransos 2. Laki-laki Bekerja Orang Tidak Ada Dinnakertransos 3). Kesempatan Kerja % Tidak Ada Dinnakertransos 4). Jumlah Pencari Kerja Yang Mendaftarkan 4,357 2,649 4, ,658 Orang Ada Dinnakertransos 5). Jumlah Pencari Kerja Yang Ditempatkan ,579 1,899 1,219 Orang Ada Dinnakertransos 6). Jumlah Pengangguran : 31,860 32,350 32,489 Orang Tidak Ada Dinnakertransos 1. Pengangguran Terselubung Orang Tidak Ada Dinnakertransos 2. Setengah Menganggur Orang Tidak Ada Dinnakertransos 3. Pengangguran Terbuka Orang Tidak Ada Dinnakertransos 7). Tenaga Kerja Dalam Negeri Orang Tidak Ada Dinnakertransos 1. Tenaga Kerja Wanita 2,720 2,922 3,194 3,227 3,897 Orang Ada Dinnakertransos 2. Tenaga Kerja Pria 6,012 7,262 7,412 7,739 9,209 Orang Ada Dinnakertransos Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-2

130 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 3. Jumlah TK yang Bekerja pada PMA Orang Ada Dinnakertransos 4. Jumlah TK yang Bekerja pada PMDN Orang Ada Dinnakertransos 8). TKI Di Luar Negeri Orang Ada Dinnakertransos 1. Tenaga Kerja Wanita Orang Ada Dinnakertransos 2. Tenaga Kerja Pria Orang Ada Dinnakertransos 9). PHK Ada Dinnakertransos 1. Kasus PHK 1 Kasus Ada Dinnakertransos 2. Orang Terkena PHK Orang Ada Dinnakertransos 10). Rata-Rata Kebutuhan Minimum/Bulan 836, , ,500 1,148,664 Rupiah Ada Dinnakertransos 11). Rata-Rata Upah Minimum Regional/Bulan 742, , , ,000 1,009,000 Rupiah Ada Dinnakertransos 12). Pencari Kerja 11,162 2,564 4,257 Orang Tidak Ada Dinnakertransos 13). Angka Pekerja dengan Upah Sesuai UMR % Tidak Ada Dinnakertransos 14). Rasio rata-rata penghasilan pekerja terhadap UMR Rp. Tidak Ada Dinnakertransos 15). Angka Rata-rata Jam Kerja Jam Ada Dinnakertransos 16). Angka partisipasi pekerja peserta ASTEK dan sejenisnya 17). Angka partisipasi perusahaan peserta ASTEK dan sejenisnya % Tidak Ada Dinnakertransos % Tidak Ada Dinnakertransos 18). Angka Partisipasi Jamsostek % Ada Dinnakertransos 19). Angka Partisipasi Perusahaan Peserta Jamsostek % Ada Dinnakertransos IX. Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha Ada 1). Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan 308, , , ,016 Orang Tidak Ada BPS 2). Pertambangan dan Penggalian 2,935 2,956 2,990 2,990 Orang Tidak Ada BPS 3). Industri Pengolahan 12,826 12,919 13,069 13,069 Orang Tidak Ada BPS 4). Listrik, Gas dan Air Orang Tidak Ada BPS 5). Bangunan 16,265 16,383 16,574 16,574 Orang Tidak Ada BPS 6). Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 59,778 60,213 60,914 60,914 Orang Tidak Ada BPS 7). Angkutan, Penggudangan dan Komunikasi 8,682 8,745 8,847 8,847 Orang Tidak Ada BPS 8). Keuangan, Asuransi, Usaha Sewa Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 2,463 2,480 2,509 2,509 Orang Tidak Ada BPS 9). Jasa Kemasyarakatan 44,254 44,576 45,095 45,095 Orang Tidak Ada BPS X. Pertumbuhan Penduduk Tidak Ada 1). Laju Pertumbuhan Alamiah Penduduk (%/Tahun) % Ada BPS 2). Jumlah Kematian Bayi (Berumur Kurang 1 tahun) Jiwa Ada Dinkes 3). Angka Kematian Bayi (IMR) /1000 kh Ada Dinkes 4). Angka Kematian Ibu (MMR) Jiwa Ada Dinkes 5). Tingkat Migrasi (Masuk/Keluar) 7,317 7,410 5,961 10,182 9,726 Jiwa Ada Dindukcapil 1. Jumlah Migrasi Masuk 2,800 3,206 2,393 4,147 5,937 Jiwa Ada Dindukcapil Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-3

131 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 2. Jumlah Migrasi Keluar 4,517 4,204 3,568 6,035 3,789 Jiwa Ada Dindukcapil 6). Jumlah Kelahiran Hidup 13,329 13,376 13,066 11,765 12,116 Jiwa Ada Dinkes 7). Rata-rata Anak Yang Dilahirkan Hidup ,116 Jiwa Ada Dinkes 8). Rata-rata Anak Yang Masih Hidup ,912 Jiwa Ada Dinkes XI. Rata-Rata Angka Harapan Hidup Tahun Tidak Ada BPS 1). Laki - Laki 69 Tahun Tidak Ada BPS 2). Perempuan 73 Tahun Tidak Ada BPS XII. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 819, , , , ,401 Ada Dindukcapil 1). Tidak Tamat SD 30,439 40,058 42,300 43,511 42,135 Orang Ada Dindukcapil 2). Tamat SD 504, , , , ,106 Orang Ada Dindukcapil 3). Tamat SMP 137, , , , ,231 Orang Ada Dindukcapil 4). Tamat SMA 117, , , , ,456 Orang Ada Dindukcapil 5). Diploma 9,264 9,170 8,927 8,665 8,686 Orang Ada Dindukcapil 6). Sarjana S1 19,156 19,411 19,100 18,556 18,725 Orang Ada Dindukcapil 7). Sarjana S2 1,236 1,197 1,114 1,056 1,053 Orang Ada Dindukcapil 8). Sarjana S Orang Ada Dindukcapil XIII. Keluarga 1. Jumlah Keluarga (KK) 288, , , , ,236 KK Ada Dindukcapil 2. Jumlah Anak 266,273 Anak Ada Dindukcapil XIV. Jumlah Rumah Tangga 5,449 5,449 5,449 5,449 5,449 RT Ada Dindukcapil XV. Ukuran Rumah Tangga (Orang/RT) Orang Tidak Ada Dindukcapil XVI. Jumlah Rumah Tinggal Unit Tidak Ada Dindukcapil XVII. Petani dan Nelayan Ada Dindukcapil 1). Jumlah Rumah Tangga Petani RT Ada Dindukcapil 1. Petani 330, , , , ,272 RT Ada Dindukcapil 2. Buruh Tani RT Ada Dindukcapil 2). Jumlah Rumah Tangga Nelayan RT Ada Dindukcapil 1. Nelayan Penuh RT Ada Dindukcapil 2. Nelayan Sambilan Utama RT Ada Dindukcapil 3. Nelayan Sambilan Tambahan RT Ada Dindukcapil 3). Jumlah Transmigrasi KK Ada Dinnakertransos 4). Transmigrasi Baru KK Ada Dinnakertransos 5). Jumlah Transmigrasi Swakarsa 4 KK Ada Dinnakertransos XVIII. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1). Jumlah Persentasi Pekerja Perempuan % Tidak Ada BPMPKB 1. Lembaga Pemerintah % Tidak Ada BPMPKB 1. Jumlah Perempuan Yang Menempati Jabatan Eselon II Orang Ada BPMPKB Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-4

132 III IIV Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 2. Jumlah Perempuan Yang Menempati Jabatan Eselon Orang Ada BPMPKB 3. Jumlah Perempuan Yang Menempati Jabatan Eselon Orang Ada BPMPKB 2. Lembaga Swasta % Tidak Ada BPMPKB XIX. Persentase Jumlah Tenaga Kerja di bawah Umur (5-14 tahun) % Tidak Ada BPMPKB 1. Jumlah Tenaga Kerja di Bawah Umur (5-14 tahun) Tidak Ada 2. Jumlah Pekerja Usia 5 Tahun Keatas Tidak Ada 4. Jenis Data : Kesehatan I. Sarana Kesehatan 1). Posyandu 1,273 1,282 1,279 1,280 Unit Ada Dinkes 1). Posyandu Terdaftar 1,282 Unit Ada Dinkes 2). Posyandu Tidak Aktif 925 Unit Ada Dinkes 2). Poskesdes Unit Ada Dinkes 3). Puskesmas 134 Unit Ada Dinkes 1. Induk Unit Ada Dinkes 2. Pembantu Unit Ada Dinkes 3. Keliling Unit Ada Dinkes 4. Poliklinik Unit Ada Dinkes 4). Rumah Sakit Umum Daerah 3 Unit Ada Dinkes 1. Tipe A Unit Ada Dinkes 2. Tipe B Unit Ada Dinkes 3. Tipe C Unit Ada Dinkes 4. Tipe D Unit Ada Dinkes 5). Rumah Sakit Umum Swasta Unit Ada Dinkes 1. Tipe A Unit Ada Dinkes 2. Tipe B Unit Ada Dinkes 3. Tipe C Unit Ada Dinkes 4. Tipe D Unit Ada Dinkes 6). Rumah Sakit Khusus Unit Ada Dinkes 1. Rumah Sakit Bersalin Unit Ada Dinkes 2. Rumah Sakit Jiwa Unit Ada Dinkes 3. Rumah Sakit Ketergantungan Obat Unit Ada Dinkes 4. Rumah Sakit Kusta Unit Ada Dinkes 5. Rumah Sakit Mata Unit Ada Dinkes 6). Rumah Sakit Bedah Unit Ada Dinkes Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-5

133 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 7). Rumah Sakit Jantung Unit Ada Dinkes 8). Rumah Sakit Paru Unit Ada Dinkes 7). Klinik/Praktek Dokter Unit Ada Dinkes 8). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Unit Ada Dinkes 9. Rumah Sakit Tentara Unit Ada Dinkes 1). Rumah Sakit Angkatan Darat Unit Ada Dinkes 2). Rumah Sakit Angkatan Udara Unit Ada Dinkes 3). Rumah Sakit Angkatan Laut Unit Ada Dinkes 4). Rumah Sakit POLRI Unit Ada Dinkes 10). Layanan Air Bersih Ada Dinkes 1. Jumlah Rumah Tangga Yang Mendapat Layanan Air Bersih , , ,493 RT Ada Dinkes 1. Leding (Perpipaan) 79,314 RT Ada Dinkes 2. Sumur Lindung 255,931 RT Ada Dinkes 3. Sumur Tidak Terlindung 17,954 RT Ada Dinkes 4. Mata Air Terlindung 1,300 RT Ada Dinkes 5. Mata Air Tidak Terlindung 339 RT Ada Dinkes 6. Sungai 775 RT Ada Dinkes 7. Danau/Waduk 650 RT Ada Dinkes 8. Air Hujan 238 RT Ada Dinkes 9. Air Kemasan 10,992 RT Ada Dinkes 2). Jumlah Penduduk Yang Mendapatkan Akses Air Minum 906,327 11). Balai Kesehatan Masyarakat Unit Ada Dinkes 12). k.balai Teknik Kesehatan Lingkungan Unit Ada Dinkes II. Jumlah Sarana Industri dan Industri Farmasi Ada 1). Industri Farmasi Narkotika Buah Ada Dinkes 2). Industri Farmasi Produksi Obat Tradisional Buah Ada Dinkes 3). Gudang Farmasi Unit Ada Dinkes 4). PBF (Pedagang Besar Farmasi) Buah Ada Dinkes 5). Produk Alat Kesehatan Buah Ada Dinkes 6). Penyalur Obat Kesehatan Buah Ada Dinkes 7). Cabang Penyalur Alat Kesehatan Cabang Ada Dinkes III. Kesehatan Masyarakat Ada Dinkes 1). Jumlah Orang Sakit Jiwa , Orang Ada Dinkes 2). Jumlah Penderita Narkoba 0 0 Orang Ada Dinkes 3). Jumlah Balita Balita Ada Dinkes 1). Jumlah Seluruh Balita Kurang Gizi 3,465 5,312 4,897 2, Balita Ada Dinkes 2). Jumlah Anak Balita 0-3 Thn 28,409 29,397 35,456 36,417 35,294 Balita Ada Dinkes 3). Jumlah Balita Kurang Gizi yang Mendapat Perawatan 629 Balita Ada Dinkes Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-6

134 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 4). Jumlah Seluruh Balita Gizi Buruk 51 Balita Ada Dinkes 5). Jumlah Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan 51 Balita Ada Dinkes 4). Rata-Rata Jumlah Penduduk Yang Sakit 416, , , , ,996 Orang Ada Dinkes 5). Jumlah Penduduk Meninggal Menurut Wabah (Total) Ada Dinkes 1. Menurut Wabah Muntaber Jiwa Ada Dinkes 2. Menurut Wabah Demam Berdarah Jiwa Ada Dinkes 3. Menurut Wabah Infeksi Saluran Pernafasan Jiwa Ada Dinkes 4. Menurut Wabah Campak Jiwa Ada Dinkes 5. Menurut Wabah Malaria Jiwa Ada Dinkes 6. Menurut Wabah Lainnya Jiwa Ada Dinkes 6). Jumlah Ibu Hamil Gizi Buruk Jiwa Ada Dinkes 7). Jumlah Peserta Program KB Aktif Jiwa Ada BPMPKB 1. Laki - Laki 1,525 1,676 1,579 1,574 1,089 Jiwa Ada BPMPKB 2. Perempuan 30,863 28,968 31,077 31,716 27,784 Jiwa Ada BPMPKB 8). Jumlah Akseptor KB Jiwa Ada BPMPKB 1. Laki - Laki 5,751 6,032 6,419 6,236 5,867 Jiwa Ada BPMPKB 2. Perempuan 144, , , , ,088 Jiwa Ada BPMPKB 9). Jumlah Pasangan Usia Subur 190, , , , ,334 Pasang Ada BPMPKB 10). Jumlah Pasangan Usia Subur ber KB , ,955 Pasang Ada BPMPKB 11). Jumlah Kunjungan Ibu Hamil K ,709 12,507 12,897 Kali Ada Dinkes 12). Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K % Ada Dinkes 13). Pelayanan Anak Balita ,920 45,790 41,903 Kali Ada Dinkes 14). Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24 b - - 3,210 13,278 17,883 Kali Ada Dinkes 15). Pelayanan Nifas ,428 11,461 12,012 Kali Ada Dinkes 16). Neonatus dengan komplikasi yang ditangani - - 1,689 1,606 1,758 Kali Ada Dinkes 17). Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 13,804 13,997 16,280 Orang Ada Dinkes 18). Jumlah Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Yang Harus Diberikan Sarana Kesehatan 3,604 Kali Tidak Ada Dinkes IV. Pedagang Kesehatan 1). Apotek Unit Ada Dinkes 2). Toko Obat Unit Ada Dinkes V. Tenaga Kesehatan Ada 1). Dokter Umum Orang Ada Dinkes 2). Dokter Spesialis Orang Ada Dinkes 3). Dokter Gigi Orang Ada Dinkes 4). Perawat Orang Ada Dinkes 5). Bidan Orang Ada Dinkes 6). Ahli Penyehatan Lingkungan Orang Ada Dinkes Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-7

135 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 7). Sarjana Farmasi 0 22 Orang Ada Dinkes 8). Ahli Gizi Orang Ada Dinkes 9). Analis Laboratorium Orang Ada Dinkes 10). Ahli Rontgen Orang Ada Dinkes 11). Bidan Desa Orang Ada Dinkes 12. Asisten Apoteker 32 Orang Ada Dinkes 13. Pranata Laboratorium Kesehatan 0 Orang Ada Dinkes 15. Epidemiolog Kesehatan 0 Orang Ada Dinkes 16. Entomolog Kesehatan 0 Orang Ada Dinkes 17. Sanitarian 23 Orang Ada Dinkes 18. Administrator Kesehatan 0 Orang Ada Dinkes 19. Penyuluh Kesehatan Masyarakat 0 Orang Ada Dinkes 20. Perawat Gigi 9 Orang Ada Dinkes 21. Nutrisionis 0 Orang Ada Dinkes 22. Radiografer 7 Orang Ada Dinkes 23. Perekam Medis 15 Orang Ada Dinkes 24. Teknisi Elektromedis 5 Orang Ada Dinkes VI. Cakupan Komplikasi Kebidanan Ada Dinkes 1). Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan % Ada Dinkes 1. Jumlah Ibu Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan ,731 12,164 Orang Ada Dinkes 2. Jumlah Seluruh Sasaran Ibu Bersalin ,787 12,185 Orang Ada Dinkes 2). Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang ditangani % Ada Dinkes 1. Jumlah Komplikasi Kebidanan Yang Mendapat Penanganan ,412 2,830 Orang Ada Dinkes 2. Jumlah Ibu Dengan Komplikasi Kebidanan ,412 2,830 Orang Ada Dinkes VII. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization % Ada Dinkes 1). Jumlah Desa/Kelurahan UCI Desa Ada Dinkes VIII. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit: Ada Dinkes 1). TBC BTA % Ada Dinkes 1. Jumlah Penderita Baru TBC BTA Yang Ditemukan dan Diob Orang Ada Dinkes 2. Jumlah Perkiraan Penderita Baru TBC BTA Orang Ada Dinkes 2). DBD % Ada Dinkes 1. Jumlah Penderita Baru DBD Yang Ditemukan dan Diobati Orang Ada Dinkes 2. Jumlah Perkiraan Penderita Baru DBD Orang Tidak Ada Dinkes 3). Acute Flacid Paraly % Ada Dinkes 1. Jumlah Penderita Baru Acute Flacid Paraly Yang Ditemukan Orang Ada Dinkes 2. Jumlah Perkiraan Penderita Baru Acute Flacid Paraly Orang Ada Dinkes 4). Penyakit lainnya % Ada Dinkes Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-8

136 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 1. Jumlah Penderita Penyakit Lainnya Yang Ditemukan dan D Orang Ada Dinkes 2. Jumlah Perkiraan Penderita Baru Penyakit Lainnya Orang Ada Dinkes IX. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Mis % Ada Dinkes 1). Jumlah Kunjungan Pasien Miskin di Sarana Kesehatan Strate ,822 41,880 Orang Ada Dinkes X. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin % Ada Dinkes XI. Cakupan Kunjungan Bayi % Ada Dinkes 1). Jumlah Kunjungan Bayi Memperoleh Pelayanan Kesehatan S ,392 11,589 Bayi Ada Dinkes 2). Jumlah Seluruh Bayi Lahir Hidup di satu Wilayah Kerja ,765 12,116 Bayi Ada Kurun Waktu Yang Sama Dinkes XII. Desa/Kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) (TN) 1 Desa Ada yang Dilakukan Penyelidikan Epidemi Dinkes XIII. Jumlah Desa Siaga Aktif Desa Ada Dinkes 5. Jenis Data : Pendidikan, Kebudayaan Nasional Pemuda dan Olahraga I. Pendidikan Umum 1). Jumlah Sekolah 1. Taman Kanak-Kanak (TK) 1). Negeri Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Dindikpora 2). Swasta Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Dindikpora 2. Sekolah Luar Biasa (SLB) Ada Dindikpora 1). Negeri Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Dindikpora 2). Swasta Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Dindikpora 3. Sekolah Dasar (SD) Ada Dindikpora 1). Negeri Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Dindikpora 2). Swasta Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Dindikpora 4. Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SMP) Ada Dindikpora Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-9

137 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 1). Negeri Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Dindikpora 2). Swasta Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Dindikpora 5. Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SMA) Ada Dindikpora 1). Negeri Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Dindikpora 2). Swasta 14 Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Dindikpora 6. Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SMK) Ada Dindikpora 1). Negeri 6 Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik 6 Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik 0 Buah Ada Dindikpora 2). Swasta 48 Buah Ada Dindikpora 1. Bangunan Baik 48 Buah Ada Dindikpora 2. Bangunan Tidak Baik 0 Buah Ada Dindikpora 7. Perguruan Tinggi (PT) Tidak Ada 1). Negeri Buah Tidak Ada 1. Bangunan Baik Buah Tidak Ada 2. Bangunan Tidak Baik Buah Tidak Ada 2). Swasta Buah Tidak Ada 1. Bangunan Baik Buah Tidak Ada 2. Bangunan Tidak Baik Buah Tidak Ada 8. Lembaga Pendidikan Ketrampilan Unit Ada Dindikpora 9. Sekolah Menengah Kejuruan Unit Ada Dindikpora 10. Akademi atau Program Diploma Unit Tidak Ada 2). Jumlah Sekolah/Perguruan Agama 1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 1). Negeri Unit Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Kankemenag 2). Swasta Unit Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Kankemenag Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-10

138 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ada Kankemenag 1). Negeri Unit Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Kankemenag 2). Swasta Unit Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Kankemenag 3. Madrasah Aliyah (MA) Ada Kankemenag 1). Negeri Unit Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Kankemenag 2). Swasta Unit Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Ada Kankemenag 4. P. Tinggi Agama Islam (IAIN/STAIN/UNIV) Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Unit Tidak Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Unit Tidak Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 5. P. Tinggi Agama Kristen/Teologi Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Unit Tidak Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Unit Tidak Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 6. P. Tinggi Agama Katolik/Teologi Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Unit Tidak Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Unit Tidak Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 7. P. Tinggi Agama Hindu Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Unit Tidak Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Tidak Ada Kankemenag Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-11

139 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 2. Bangunan Tidak Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Unit Tidak Ada Kankemenag 1. Bangunan Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 2. Bangunan Tidak Baik Buah Tidak Ada Kankemenag 3). Jumlah Kelas Ada 1. TK dan Sejenisnya ,082 Unit Ada Dindikpora 2. SD dan Sejenisnya - - 3,704 3,758 3,859 Unit Ada Dindikpora 3. SMP dan Sejenisnya 881 1,009 1,065 Unit Ada Dindikpora 4. SMA dan Sejenisnya Unit Ada Dindikpora 5. PT dan Sejenisnya Unit Ada Dindikpora 6. Lembaga Pendidikan Ketrampilan Unit Ada Dindikpora 7. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Unit Ada Dindikpora 4). Jumlah Siswa / Mahasiswa Ada Dindikpora 1. Taman Penitipan Anak (TPA)/PAUD Ada Dindikpora 1). Negeri 0 Orang Ada Dindikpora 2). Swasta 58 Orang Ada Dindikpora 1. Taman Kanak-Kanak (TK) Ada Dindikpora 1). Negeri Orang Ada Dindikpora 2). Swasta 17,735 17,973 18,049 19,433 19,968 Orang Ada Dindikpora 2. Sekolah Luar Biasa (SLB) Ada Dindikpora 1). Negeri Orang Ada Dindikpora 2). Swasta Orang Ada Dindikpora 3. Sekolah Dasar (SD) Ada Dindikpora 1). Negeri 84,148 82,153 79,686 77,466 72,395 Orang Ada Dindikpora 2). Swasta 1,611 1,654 1,828 1,952 2,369 Orang Ada Dindikpora 4. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) Ada Dindikpora 1). Negeri 26,545 26,047 24,020 25,656 27,101 Orang Ada Dindikpora 2). Swasta 4,306 3,876 5,207 3,717 3,972 Orang Ada Dindikpora 5. Sekolah Menengah Atas (SMA) Ada Dindikpora 1). Negeri 6,044 5,964 5,978 5,978 6,128 Orang Ada Dindikpora 2). Swasta 2,852 2,272 2,037 2,041 1,869 Orang Ada Dindikpora 6. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ada Dindikpora 1). Negeri 3,367 3,428 3,555 3,555 3,961 Orang Ada Dindikpora 2). Swasta 9,687 9,490 12,415 12,220 16,195 Orang Ada Dindikpora 7. Perguruan Tinggi (PT) Tidak Ada 1). Negeri Orang Tidak Ada 2). Swasta Orang Tidak Ada 8. Lembaga Pendidikan Ketrampilan 1,380 1,340 2,415 Orang Ada Dindikpora Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-12

140 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 5. Jumlah Guru dengan Kualifikasi S1/D-IV ** Tidak Ada 1). Sekolah Dasar (SD) Sederajat Tidak Ada 2). Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) Sederajat Tidak Ada 3). Sekolah Menengah Atas (SMA) Sederajat Tidak Ada 6). Jumlah Guru, Dosen dan Kepala Sekolah Ada Dindikpora 1. Taman Penitipan Anak (TPA)/PAUD Ada Dindikpora 1). Negeri 0 Orang Ada Dindikpora 2). Swasta 1478 Orang Ada Dindikpora 1. Taman Kanak-Kanak (TK) Ada Dindikpora 1). Negeri Orang Ada Dindikpora 2). Swasta 925 1,077 1,567 1,506 1,522 Orang Ada Dindikpora 2. Sekolah Luar Biasa (SLB) Ada Dindikpora 1). Negeri Orang Ada Dindikpora 2). Swasta Orang Ada Dindikpora 3. Sekolah Dasar (SD) Ada Dindikpora 1). Negeri 5,349 5,663 5,433 5,368 6,038 Orang Ada Dindikpora 2). Swasta Orang Ada Dindikpora 4. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) Ada Dindikpora 1). Negeri 1,451 1,154 1,527 1,536 1,611 Orang Ada Dindikpora 2). Swasta Orang Ada Dindikpora 5. Sekolah Menengah Atas (SMA) Ada Dindikpora 1). Negeri Orang Ada Dindikpora 2). Swasta Orang Ada Dindikpora 6. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ada Dindikpora 1). Negeri Orang Ada Dindikpora 2). Swasta , Orang Ada Dindikpora 7. Perguruan Tinggi (PT) 1). Negeri Orang Tidak Ada Dindikpora 2). Swasta Orang Tidak Ada Dindikpora 8. Lembaga Pendidikan Ketrampilan Orang Ada Dindikpora 7. Jumlah Guru Per Kelas * Dindikpora 1). Taman Kanak-Kanak (TK) ** Dindikpora 1. Negeri 0.50 Ada Dindikpora 2. Swasta 0.58 Ada Dindikpora 2). Sekolah Luar Biasa (SLB) ** Ada Dindikpora 1. Negeri 0.79 Ada Dindikpora 2. Swasta 1.06 Ada Dindikpora 3). Sekolah Dasar (SD) ** Ada Dindikpora Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-13

141 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 1. Negeri 0.64 Ada Dindikpora 2. Swasta 0.56 Ada Dindikpora 4). Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) ** Ada Dindikpora 1. Negeri 0.66 Ada Dindikpora 2. Swasta 0.47 Ada Dindikpora 5). Sekolah Menengah Atas (SMA) ** Ada Dindikpora 1. Negeri 0.45 Ada Dindikpora 2. Swasta 0.22 Ada Dindikpora 6). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ** Ada Dindikpora 1. Negeri 0.31 Ada Dindikpora 2. Swasta 0.48 Ada Dindikpora 7). Madrasah Ibtidaiyah (MI) ** Tidak Ada Kankemenag 1. Negeri Tidak Ada Kankemenag 2. Swasta Tidak Ada Kankemenag 8). Madrasah Tsanawiyah (MTs) ** Tidak Ada Kankemenag 1. Negeri Tidak Ada Kankemenag 2. Swasta Tidak Ada Kankemenag 9). Madrasah Aliyah (MA) ** Tidak Ada Kankemenag 1. Negeri Tidak Ada Kankemenag 2. Swasta Tidak Ada Kankemenag 8). Jumlah Siswa / Mahasiswa Perguruan Agama Tidak Ada Kankemenag 1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Ada Kankemenag 2). Swasta 7,353 7,775 7,680 7,680 8,104 Orang Ada Kankemenag 2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Ada Kankemenag 2). Swasta 8,398 9,395 9,870 9,870 10,377 Orang Ada Kankemenag 3. Madrasah Aliyah (MA) Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Ada Kankemenag 2). Swasta 1,364 1,638 1,625 1,625 1,788 Orang Ada Kankemenag 4. P. Tinggi Agama Islam (IAIN/STAIN/UNIV) Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Orang Tidak Ada Kankemenag 5. P. Tinggi Agama Kristen/Teologi Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Orang Tidak Ada Kankemenag 6. P. Tinggi Agama Katolik/Teologi Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Tidak Ada Kankemenag Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-14

142 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 2). Swasta Orang Tidak Ada Kankemenag 7. P. Tinggi Agama Hindu Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Orang Tidak Ada Kankemenag 9). Jumlah Guru/Dosen 1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 1). Negeri Orang Ada Kankemenag 2). Swasta Orang Ada Kankemenag 2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Ada Kankemenag 2). Swasta ,038 1,022 Orang Ada Kankemenag 3. Madrasah Aliyah (MA) Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Ada Kankemenag 2). Swasta Orang Ada Kankemenag 4. P. Tinggi Agama Islam (IAIN/STAIN/UNIV) Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Orang Tidak Ada Kankemenag 5. P. Tinggi Agama Kristen/Teologi Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Orang Tidak Ada Kankemenag 6. P. Tinggi Agama Katolik/Teologi Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Orang Tidak Ada Kankemenag 7. P. Tinggi Agama Budha Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Orang Tidak Ada Kankemenag 8. P. Tinggi Agama Hindu Tidak Ada Kankemenag 1). Negeri Orang Tidak Ada Kankemenag 2). Swasta Orang Tidak Ada Kankemenag 10). Angka Partisipasi Sekolah Tahun % Ada Dindikpora Tahun % Ada Dindikpora Tahun % Ada Dindikpora 11). Angka Partisipasi Sekolah Usia Di Bawah 7 Tahun Ada Dindikpora 1. Jenjang Prasekolah % Ada Dindikpora 2. Jenjang SD/MI/Sederajat % Ada Dindikpora 12). Angka Partisipasi Kasar Ada Dindikpora 1. Jenjang SD/MI/Sederajat % Ada Dindikpora Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-15

143 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 2. Jenjang SMP/MTs/Sederajat % Ada Dindikpora 13). Angka Partisipasi Murni Ada Dindikpora 1. Jenjang SD/MI/Paket A % Ada Dindikpora 2. Jenjang SMP/MTs/Paket B % Ada Dindikpora 3. Jenjang SMA/SMK/MA/Paket C % Ada Dindikpora 4. Jenjang Perguruan Tinggi - - % Tidak Ada Dindikpora 14). Rata-Rata Lama Sekolah Tidak Ada Dindikpora 15). Angka Putus Sekolah Ada Dindikpora 1. APS SD/MI % Ada Dindikpora 1). Jumlah capaian kinerja APS SD/MI % Tidak Ada Dindikpora 2). Jumlah seluruh APS SD/MI % Ada Dindikpora 2. APS SMP/MTS % Tidak Ada Dindikpora 1). Jumlah capaian kinerja APS SD/MI % Tidak Ada Dindikpora 2). Jumlah seluruh APS SD/MI % Ada Dindikpora 3. APS SMA/SMK/MA % Tidak Ada Dindikpora 1). Jumlah capaian kinerja APS SD/MI % Tidak Ada Dindikpora 2). Jumlah seluruh APS SD/MI % Ada Dindikpora 16). Angka Kelulusan % Ada Dindikpora 1). Jumlah lulusan pada jenjang SD/MI ,336 14,622 Orang Ada Dindikpora 2). Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs ,864 12,086 Orang Ada Dindikpora 3). Jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA ,766 7,213 Orang Ada Dindikpora 17). Angka Buta Huruf 40,068 40,068 38,068 34,268 % Ada Dindikpora 18). Angka Melek Huruf % Ada BPS 19). Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Dapat Membaca dan Menulis - - Orang Tidak Ada Dindikpora 20). Jumlah Capaian Kinerja Penduduk Yang Berusia >15 Tahun Melek Huruf 21). Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut % Tidak Ada Dindikpora Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 1. TK Orang Tidak Ada Dindikpora 2. SD Orang Tidak Ada Dindikpora 3. SMP Orang Tidak Ada Dindikpora 4. SMA Orang Tidak Ada Dindikpora 5. PT Orang Tidak Ada Dindikpora 22). Proporsi Penduduk Yang Tidak/Belum Pernah Sekolah dan Yang Sudah Tidak Sekolah Lagi Tidak Ada Dindikpora 1. 6 Tahun Orang Tidak Ada Dindikpora Tahun Orang Tidak Ada Dindikpora Tahun Ke Atas Orang Tidak Ada Dindikpora Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-16

144 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data Tahun Ke Atas Orang Tidak Ada Dindikpora Tahun Orang Tidak Ada Dindikpora Tahun Orang Tidak Ada Dindikpora tahun Orang Tidak Ada Dindikpora 23). Angka Melanjutkan 1). Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs ,419 14,359 Orang Ada Dindikpora 2). Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMA/SMK/M ,208 9,628 Orang Ada Dindikpora 3). Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang Perguruan Tin Orang Tidak Ada Dindikpora 24). Jumlah Siswa Miskin Ada Dindikpora 1. Jenjang SD/MI/Sederajat ,662 45,827 Orang Ada Dindikpora 2. Jenjang SMP/MTs/Sederajat ,588 14,487 Orang Ada Dindikpora 3. Jenjang SMA/SMK/MA Sederajat 2,432 2,560 3,054 3,651 13,658 Orang Ada Dindikpora 4. Jenjang Perguruan Tinggi Orang Ada Dindikpora 25). Jumlah Sekolah Yang Menyediakan Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Unit Ada Dindikpora 26). Jumlah Sekolah Yang Memiliki Fasilitas/Laboratorium Komputer dan Internet Unit Ada Dindikpora 27). Jumlah Penduduk Berdasarkan kelompok Usia Yang Bersekolah Ada Dindikpora Tahun (PAUD) ,463 38,463 Orang Ada Dindikpora Tahun (SD/MI/Sederajat) ,986 85,986 Orang Ada Dindikpora Tahun (SMP/MTs/Sederajat) ,238 19,238 Orang Ada Dindikpora Tahun (SMA/SMK/MA Sederajat) ,126 37,126 Orang Ada Dindikpora II. Seni dan Kebudayaan Ada 1). Jumlah Group kesenian 720 1,013 1,273 1,273 1,618 Group Ada DPPKKI 2). Jumlah Gedung kesenian Unit Ada DPPKKI 3). Museum Unit Ada DPPKKI 4). Pusat Kebudayaan Unit Ada DPPKKI 5). Penyelenggaraan festival seni dan budaya enyelenggar Ada DPPKKI 6). Sarana Penyelenggaraan festival seni dan budaya Unit Ada DPPKKI III. Cagar Budaya Yang Dilestarikan * Ada DPPKKI 1. Benda Cagar Budaya Buah Ada DPPKKI 2. Bangunan Cagar Budaya Unit Ada DPPKKI 3. Situs Cagar Budaya Lokasi Ada DPPKKI 4. Kawasan Cagar Budaya Kawasan Ada DPPKKI IV. Pemuda dan Olah raga 1). Jumlah Klub Olah Raga Klub Ada Dindikpora 2). Jumlah Gedung Olah Raga Unit Ada Dindikpora 3. Organisasi Kepemudaan 214 Buah Ada Dindikpora Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-17

145 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 4. Kegiatan Kepemudaan Kegiatan Tidak Ada Dindikpora 5. Organisasi Olahraga 35 Buah Ada Dindikpora 6. Kegiatan Olahraga Kegiatan Tidak Ada Dindikpora V. Jumlah pameran/expo yang dilaksanakan per Tahun Kegiatan Ada Dindikpora VI. Perpustakaan Unit Ada KPAD 1). Jumlah Perpustakaan 2). Jumlah kunjungan ke perpustakaan selama 1 th 145, ,794 98, , ,530 Kali Ada KPAD 3). Jumlah orang dalam populasi yg harus dilayani 649, , , , ,345 Orang Ada KPAD 4). Jumlah koleksi judul buku yg tersedia di Perpustakaan daera 33,127 38,549 40,294 42,156 43,313 Unit Ada KPAD 5). Jumlah koleksi jumlah buku yg tersedia di Perpustakaan 53,750 63,577 65,672 68,115 68,718 Unit Ada KPAD VII. Kelengkapan pemilikan buku pelajaran oleh siswa Tidak Ada Dindikpora 1). SD/MI/Sederajat % Tidak Ada Dindikpora 2). SMP/MTs/Sederajat % Tidak Ada Dindikpora 3). SMA/MA % Tidak Ada Dindikpora 4). SMK % Tidak Ada Dindikpora VIII. Jumlah lulusan yang melanjutkan ke Tidak Ada Dindikpora 1). SMP/MTs/Sederajat % Ada Dindikpora 2). SMA/MA % Ada Dindikpora 3). SMK % Tidak Ada Dindikpora IX. Kualifikasi guru yang sesuai kompetensi yang ditetapkan secara nasional Ada Dindikpora 1). SD/MI/Sederajat % Ada Dindikpora 2). SMP/MTs/Sederajat % Ada Dindikpora 3). SMA/MA % Ada Dindikpora 4). SMK % Ada Dindikpora X. Pemenuhan jumlah guru yang diperlukan Ada 1). SD/MI/Sederajat % Ada Dindikpora 2). SMP/MTs/Sederajat % Ada Dindikpora 3). SMA/MA % Ada Dindikpora 4). SMK % Ada Dindikpora XI. Kepemilikan sekolah terhadap tenaga kependidikan non guru Tidak Ada Dindikpora 1). SMP/MTs/Sederajat Orang Tidak Ada Dindikpora 2). SMA/MA Orang Tidak Ada Dindikpora 3). SMK Orang Tidak Ada Dindikpora XII. Jumlah lulusan SMK melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang terakreditasi siswa Tidak Ada Dindikpora XIII. Jumlah lulusan yang diterima di dunia kerja sesuai dengan keahliannya siswa Tidak Ada Dindikpora XIV. Cagar Budaya Yang Dimiliki Daerah * Ada DPPKKI Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-18

146 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 1. Benda Cagar Budaya Buah Ada DPPKKI 2. Bangunan Cagar Budaya Unit Ada DPPKKI 3. Situs Cagar Budaya Lokasi Ada DPPKKI 4. Kawasan Cagar Budaya Kawasan Ada DPPKKI 6. Jenis Data : Kesejahteraan Sosial I. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Poin Ada BPS II. Jumlah Penduduk miskin 134, , , ,755 Ada BPS 1). Pedesaan Orang Tidak Ada BPS 2). Perkotaan Orang Tidak Ada BPS III. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) % Ada BPS 1). Pedesaan - - % Tidak Ada BPS 2). Perkotaan - - % Tidak Ada BPS IV. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) % Ada BPS 1). Pedesaan % Tidak Ada BPS 2). Perkotaan % Tidak Ada BPS V. Jamkesmas/Jamkesda * 1. Jumlah KK Penerima Jamkesmas/Jamkesda 255,317 KK Ada Dinas Kesehatan 2. Jumlah Surat Keterangan Miskin Tidak Ada Dinas Kesehatan VI. Kemiskinan Ada 1). Garis Kemiskinan 190, , , ,850 Tidak Ada BPS 1. Garis Kemiskinan Pedesaan - - Rp/Kap/Bln Tidak Ada BPS 2. Garis Kemiskinan Perkotaan - - Rp/Kap/Bln Tidak Ada BPS 2). Penduduk Di bawah Garis Kemiskinan 134, , , ,755 Jiwa Tidak Ada BPS 3). Beras Untuk Penduduk Miskin Ada 1. Penerima Raskin 86,362 86,362 86,986 72,463 72,463 Jiwa Ada Bag. Perekonomian 2. KK Penerima Raskin 86,362 86,362 86,986 72,463 72,463 KK Ada Bag. Perekonomian 3. Persentase RT Penerima Raskin % Ada Bag. Perekonomian 4. Realisasi Beras Raskin 15,545,160 15,545,160 15,657,480 13,043,340 13,043,340 Juta/Ton Ada Bag. Perekonomian 5. Harga Beras Raskin 1,600 1,600 1,600 1,600 1,600 Rp/Kg Ada Bag. Perekonomian VII. Keluarga Menurut Tingkat Kesejahteraan KK Ada BPMPKB 1). Keluarga Prasejahtera 125, , , , ,764 KK Ada BPMPKB 2). Keluarga Sejahtera Tahap 1 61,776 68,194 71,063 72,243 73,741 KK Ada BPMPKB 3). Keluarga Sejahtera Tahap 2 42,981 46,121 46,086 49,411 53,407 KK Ada BPMPKB 4). Keluarga Sejahtera Tahap 3 25,362 26,674 27,944 26,679 31,572 KK Ada BPMPKB 5). Keluarga Sejahtera Tahap 3 Plus 6,611 7,794 7,645 7,499 7,662 KK Ada BPMPKB VIII. Jumlah Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Kali Ada Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-19

147 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 1. LSM Buah Ada Kankesbangpol 2. Ormas Buah Ada Kankesbangpol 3. OKP Buah Ada Kankesbangpol IX. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) Ada Dinnakertransos 1). Karang Taruna Buah Ada Dindikpora 2). Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) Orang Ada Dinnakertransos 3). Organisasi Sosial Buah Ada Dinnakertransos 4). Lembaga swadaya masyarakat Buah Ada Kankesbangpol X. Jumlah PMKS Buah Ada Dinnakertransos 1). PMKS Yang Tertangani , ,790 Buah Ada Dinnakertransos 2). PMKS Yang Seharusnya Menerima Bantuan , ,086 Buah Ada Dinnakertransos 3). PMKS Yang Diberikan Bantuan ,790 Buah Ada Dinnakertransos XI. Penduduk Penyandang Masalah Sosial Ada 1). Penduduk rawan Sosial dan Sarana Ada 1. Anak Jalanan Jiwa Ada Dinnakertransos 2. Penderita Sakit Jiwa Jiwa Ada Dinnakertransos 3. Gepeng (Gembel dan Pengemis) Jiwa Ada Dinnakertransos 4. Jumlah Penderita HIV/AIDS Jiwa Ada Dinnakertransos 5. Jumlah Pecandu Narkoba Jiwa Ada Dinnakertransos 6. Sarana Rehabilitasi Sosial Jiwa Ada Dinnakertransos 7. Fakir Miskin 95, , , , ,402 Jiwa Ada Dinnakertransos 8. Bayi Terlantar , Jiwa Ada Dinnakertransos 9. Anak Terlantar 1,524 3,103 3,938 3,303 3,294 Jiwa Ada Dinnakertransos 10. Lanjut Usia Terlantar 2,453 3, ,213 4,217 Jiwa Ada Dinnakertransos 11. Komunitas Adat Terpencil Jiwa Ada Dinnakertransos 12. Penyandang Tuna Netra Jiwa Ada Dinnakertransos 13. Penyandang Tuna Rungu Jiwa Ada Dinnakertransos 14. Penyandang Tuna Wicara Jiwa Ada Dinnakertransos 15. Penyandang Tuna Wicara-Rungu Jiwa Ada Dinnakertransos 16. Penyandang Tuna Daksa - 1,109 1,546 2,065 2,002 Jiwa Ada Dinnakertransos 17. Penyandang Tuna Grahita Jiwa Ada Dinnakertransos 18. Penyandang Cacat Jiwa Jiwa Ada Dinnakertransos 19. Penyandang Cacat Ganda Jiwa Ada Dinnakertransos 20. Tuna Susila Jiwa Ada Dinnakertransos 21. Bekas Narapidana Jiwa Ada Dinnakertransos 22. Pengidap HIV/AIDS Jiwa Ada Dinnakertransos 23. Korban Penyalahgunaan NAPZA Jiwa Ada Dinnakertransos 2). Jumlah Panti Asuhan Ada Dinnakertransos Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-20

148 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 1. Panti Sosial Asuhan Anak Buah Ada Dinnakertransos 2. Panti Sosial Petirahan Anak Buah Ada Dinnakertransos 3. Panti Sosial Bina Remaja Buah Ada Dinnakertransos 4. Panti Sosial Tresna Wirda Buah Ada Dinnakertransos 5. Panti Sosial Bina Netra Buah Ada Dinnakertransos 6. Panti Sosial Bina Daksa Buah Ada Dinnakertransos 7. Panti Sosial Bina Grahita Buah Ada Dinnakertransos 8. Panti Sosial Bina Laras Buah Ada Dinnakertransos 9. Panti Sosial Bina Rungu Wicara Buah Ada Dinnakertransos 10. Panti Sosial Bina Pasca Lara Kronis Buah Ada Dinnakertransos 11. Panti Sosial Marsudi Putra Buah Ada Dinnakertransos 12. Panti Sosial Pamardi Putra Buah Ada Dinnakertransos 13. Panti Sosial Karya Wanita Buah Ada Dinnakertransos 14. Panti Sosial Bina Karya Buah Ada Dinnakertransos 15. Panti Sosial Rehabilitasi Buah Ada Dinnakertransos 3). Pusat Rehabilitasi Narkoba Buah Ada Dinnakertransos 4). Rumah singgah Buah Ada Dinnakertransos XII. Jumlah PKK 19,632 Unit Ada 1). Jumlah Kelompok Binaan PKK 32 Unit Ada BPMPKB 2). Jumlah PKK Aktif 19,632 Unit Ada BPMPKB XIII. Pelayanan Ketenagakerjaan Unit Ada Dinnakertransos 1). Balai Pelatihan Ketenagakerjaan Unit Ada Dinnakertransos 2). Perizinan Ketenagakerjaan Unit Tidak Ada 3). Pusat Informasi Ketenagakerjaan Unit Ada Dinnakertransos XIV. Indeks Gini Ada BPS XV. Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia Ada BPS XVI. Indeks Ketimpangan Williamson ,2912* Ada BPS 7. Jenis Data : Agama I. Jumlah Pemeluk Agama 1). Islam 862, , , , ,176 Orang Ada Kankemenag 2). Kristen 9,314 8,443 9,259 9,665 8,498 Orang Ada Kankemenag 3). Katolik 3,602 3,230 3,833 3,749 3,758 Orang Ada Kankemenag 4). Hindu Orang Ada Kankemenag 5). Budha Orang Ada Kankemenag 6). Konghucu Orang Ada Kankemenag 7). Lainnya 0 0 1,655 1,810 1,379 Orang Ada Kankemenag II. Sarana Ibadah Ada Kankemenag Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-21

149 Nama Satuan Ketersediaan Sumber data 1). Masjid Buah Ada Kankemenag 2). Langgar/Mushola 3,388 3,432 3,483 4,113 4,113 Buah Ada Kankemenag 3). Gereja Kristen Buah Ada Kankemenag 4). Gereja Katolik/Kapel Buah Ada Kankemenag 5). Pura/Kuil/Sanggah Buah Ada Kankemenag 6). Vihara/Cetya/Klenteng Buah Ada Kankemenag III. Jumlah Jemaah Haji 1). Kuota Orang Ada Kankemenag 2). Pemberangkatan Orang Ada Kankemenag IV. Jumlah KUA Ada Kankemenag 1). Kondisi Baik 5 Buah Ada Kankemenag 2). Rusak Berat Buah Ada Kankemenag 3). Rusak Ringan Buah Ada Kankemenag V. Jumlah Penyuluh Agama Ada Kankemenag 1). Honorer Buah Tidak Ada Kankemenag 2). PNS/Non PNS Buah Ada Kankemenag VI. Jumlah Lembaga Pendidikan Keagamaan 1). Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Buah Ada Kankemenag 2). Sekolah Minggu Buah Ada Kankemenag 3). Pondok Pesantren 1. Jumlah Pondok Pesantren Buah Ada Kankemenag 2. Jumlah Santri 11,764 11,764 13,906 13,942 14,227 Orang Ada Kankemenag Data Sosial dan Budaya Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 II-22

150 DATA SUMBER DAYA ALAM SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN Jenis Data : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data I. Pertanian Ada 1). Padi Sawah Ada 1. Luas Tanam 98,244 71,560 67,324 87,123 71,438 Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Panen 78,128 72,937 75,605 87,390 74,936 Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Produksi Gabah 414, , , , ,506 Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Produksi Beras 232, , , , ,803 Ton Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas Kw/Ha Ada Dintanbunnakikan 6. Jumlah Konsumsi Beras 355, , , ,275 72,929 Ton Ada KKP 2). Padi Ladang Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Tanam 4,599 3,513 4,342 8,966 6,179 Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Panen 1,982 4,731 3,955 5,870 7,796 Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Produksi Gabah 9,891 15,751 19,221 25,544 35,710 Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Produksi Beras 5,539 8,821 10,764 14,305 19,998 Ton Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas Kw/Ha Ada Dintanbunnakikan 6. Jumlah Konsumsi Beras Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Jagung Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Tanam 53,666 60,249 54,353 44,743 52,374 Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Panen 59,250 51,839 56,869 45,571 47,199 Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Produksi 296, , , , ,085 Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Produktivitas Kw/Ha Ada Dintanbunnakikan 5. Jumlah Konsumsi 168, , , ,824 46,097 Ton Ada KKP 4). Kacang Kedelai Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Tanam 3,709 4,963 4,792 5,651 5,809 Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Panen 4,270 35,248 6,428 2,824 6,079 Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Produksi 4,274 40,112 12,339 5,206 15,268 Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Produktivitas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 5. Jumlah Konsumsi - - 7, ,384 Ton Ada KKP 5). Kacang Hijau Dintanbunnakikan 1. Luas Tanam 3,170 3,411 4,752 1,933 2,026 Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Panen 3,390 2,591 4,816 2,188 1,983 Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Produksi 3,399 2,460 4,749 2,447 1,916 Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Produktivitas Kw/Ha Ada Dintanbunnakikan 5. Jumlah Konsumsi 3,034 2,157 4,283 2, Ton Ada KKP 6). Kacang Tanah Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Tanam 3,111 3,403 3,361 2,279 2,466 Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Panen 3,316 3,308 3,261 2,391 2,184 Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Produksi 3,204 3,150 3,888 3,609 3,231 Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Produktivitas Kw/Ha Ada Dintanbunnakikan 5. Jumlah Konsumsi 3, Ton Ada KKP 7). Ubi Kayu Dintanbunnakikan 1. Luas Tanam 2,505 2,751 1,945 3,380 1,468 Ha Ada Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-1

151 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 2. Luas Panen 1,884 2,243 1,900 3,069 2,482 Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Produksi 26,509 40,837 35,600 84,572 68,517 Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Produktivitas Kw/Ha Ada Dintanbunnakikan 5. Jumlah Konsumsi 13,861 17,009 33,273 79,180 10,678 Ton Ada KKP 8). Ubi Jalar Dintanbunnakikan 1. Luas Tanam Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Panen , Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Produksi 3,034 2,391 1,946 2,647 2,253 Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Produktivitas Kw/Ha Ada Dintanbunnakikan 5. Jumlah Konsumsi 4,271 2,104 1,712 2, Ton Ada KKP 9). Luas Lahan Pertanian Ha Ada Dintanbunnakikan 1. Lahan Basah 46,062 46, , , ,042 Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Lahan Kering 26,215 26,209 26,196 26,196 26,196 Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Lahan Dataran Tinggi Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 10). Jenis Irigasi Sawah Ada Dintanbunnakikan 1. Teknis 7,449 7,449 7,449 7,449 7,449 Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Setengah Teknis Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Sederhana 4,114 4,114 4,114 4,114 4,114 Ha Ada Dintanbunnakikan 4. Pengairan Desa / Non PU 1,640 1,640 1,640 1,640 1,640 Ha Ada Dintanbunnakikan 5. Tadah Hujan 29,636 29,627 29,616 29,616 29,616 Ha Ada Dintanbunnakikan 6. Lebak/Polder dan lainnya Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 11). Industri Pengolahan Hasil Pertanian 1. Jumlah Perusahaan Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Omset Produksi Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan II. Hortikultura Ada Dintanbunnakikan 1). Mangga Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi 39,539 34,038 39,186 24,493 29,766 Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 311, , , ,570 4,404 Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 778, , , , ,151 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 2). Jeruk Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi 918 9,649 2, Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 8,832 60,199 27,531 6, Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 40, , ,986 24,804 20,744 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 3). Pepaya Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi 1,563 1,502 1,084 1,075 1,569 Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 13,192 12,633 8,710 10,082 1,402 Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 64,625 20,984 15,737 17,103 20,018 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-2

152 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 4). Pisang Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi 48,819 61,272 23,741 22,274 20,401 Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 457, , , ,270 93,321 Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 2,715, , , , ,788 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 5). Nanas Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 1, Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 4,599 1,825 1, Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 6). Durian Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 2,329 1,534 2,292 1,477 7,928 Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 5,457 2,737 4,426 2,755 7,289 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 7). Manggis Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Total Jumlah Pohon Buah Tidak Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Tidak Ada Dintanbunnakikan 8). Melon Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi 652 2, ,167 1,172 Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Total Jumlah Pohon Buah Tidak Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Tidak Ada Dintanbunnakikan 9). Alpukat Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 10). Buah Naga Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-3

153 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Total Jumlah Pohon Buah Tidak Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Tidak Ada Dintanbunnakikan 11). Belimbing Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 12,759 2,486 3,198 2, Ton Ada KKP 4. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 5. Total Jumlah Pohon 12,002 3,262 3,544 4,076 3,265 Buah Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 7. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 12). Dukuh/Langsat Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Total Jumlah Pohon Buah Tidak Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Tidak Ada Dintanbunnakikan 13). Jambu Biji Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Total Jumlah Pohon 38,759 9,838 12,649 12,149 9,151 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 14). Jambu Air Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 3,896 10,875 6,314 8,756 2,027 Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 11,038 4,868 4,480 67,563 5,548 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 15). Nangka/Cempedak Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi 7,506 6,575 5,783 3,261 1,748.0 Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 71,071 61,832 53,478 31,742 5,651 Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 95,445 38,944 33,096 41,019 28,984 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 16). Salak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Ada KKP Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-4

154 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 4. Total Jumlah Pohon Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 17). Rambutan Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 1,364 3,845 3,606 2,656 1,195 Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 4,552 4,517 2,793 3,249 2,952 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 18). Sawo Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi 2, Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 21,405 5,387 3,607 3, Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 9,115 3,283 3,174 3,155 2,424 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 19). Sirsak Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 1,873 2,658 2,658 1, Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 12,957 4,013 2,653 4,384 3,650 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 20). Markisa Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 21). Sukun Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 4,157 5,412 5,471 1, Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 15,070 4,733 2,556 4,653 3,098 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan 22). Melinjo Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 3,917 5, , Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon 14,596 3,713 6,467 6,570 4,298 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Ada Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-5

155 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 23). Bawang Merah Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi , Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 1,248 2,875 7,033 10, Ton Ada KKP 24). Kentang Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada K. Ketahanan Pangan 25). Kubis Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 26). Cabai Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal 15,231 2,105 1,785 3,989 2,071 Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi 1, , , , ,347.6 Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 18,467 25,919 21, ,343 1,518 Ton Ada KKP 27). Petsai/Sawi Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 28). Wortel Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 29). Bawang Putih Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 30). Daun Bawang Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 31). Kembang Kol Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 32). Lobak Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 33). Kacang Merah Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi , Ton Ada KKP Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-6

156 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 34). Kacang Panjang Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi , ,082.5 Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 3,843 5,847 3,843 17, Ton Ada KKP 35). Semangka Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi 4, , , , ,578.6 Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 9,971 23, , Ton Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon Buah Tidak Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Tidak Ada Dintanbunnakikan 36). Tomat Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 1,841 3,196 3,516 8, Ton Ada KKP 37). Terung Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi , Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 637 1,586 1,600 15, Ton Ada KKP 38). Buncis Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 39). Ketimun Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 1,248 1,376 1,832 2, Ton Ada KKP 40). Labu Siam Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 41). Kangkung Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi , ,195.7 Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 2,891 2,559 2,258 14, Ton Ada KKP 42). Bayam Dintanbunnakikan 1. Luas Areal 1, Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi 2,813 2,552 2,485 3, Ton Ada KKP 43). Jahe Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 44). Laos/Lengkuas Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-7

157 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 45). Kencur Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 46). Kunyit 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 47). Serai Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 48). Blewah Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi , , Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon Buah Tidak Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Tidak Ada Dintanbunnakikan 49). Petai Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon ,231 Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Tidak Ada Dintanbunnakikan 50). Jengkol Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 4. Total Jumlah Pohon Buah Ada Dintanbunnakikan 5. Produktivitas perluas Kw/Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Produktivitas perpohon Kw/Pohon Tidak Ada Dintanbunnakikan 51). Bawang Daun Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 52). Cabe Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi , Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 53). Jamur Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-8

158 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP III. Perkebunan Ha Ada Dintanbunnakikan 1). Karet Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 2). Teh Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 3). Kopi Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 4). Sawit Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 5). Tembakau Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal 1, , Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi 1, , Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 6). Kakao Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 7). Lada Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 8). Vanili Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 9). Tebu Ton Ada Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-9

159 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 1. Luas Areal 1, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam , Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi 4, , , , , Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 10). Kelapa Ton Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal 2, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 11). Kelapa Sawit Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 12). Pala Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 13). Kelapa Sawit Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 14). Kelapa Dalam Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal 3, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam 3, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 15). Cengkeh Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 16). Kina Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 17). Jambu Mete Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal 1, Ha Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam 1, Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi , Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 18). Kapuk Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-10

160 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 2. Luas Tanam Ha Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Ada KKP 19). Aren Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 20). Pandan Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 21). Kapolaga Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Luas Tanam Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Produksi Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Konsumsi Ton Tidak Ada KKP 22). Industri Pengolahan Hasil Perkebunan Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Industri Pengolahan Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan IV. Peternakan Ada Dintanbunnakikan 1). Ternak Sapi Potong Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Populasi 219, , , , ,584 Ekor Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Pemotongan per Tahun 5,877 3,816 4,148 4,170 4,806 Ekor Ada Dintanbunnakikan 3. Laju Pertumbuhan Populasi per Tahun % Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Rata-Rata Kepemilikan per KK Ekor Ada Dintanbunnakikan 2). Ternak Sapi Perah Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Populasi Ekor Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Produksi Susu per Tahun 16,975 18,187 9,051 18,287 18,287 liter Ada Dintanbunnakikan 3. Laju Pertumbuhan Populasi per Tahun % Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Rata-Rata Kepemilikan per KK Ekor Ada Dintanbunnakikan 5. Rata-Rata Produktivitas per Ekor per Hari liter Ada Dintanbunnakikan 3). Ternak Kecil Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Populasi Kambing 99,859 98, , , ,650 Ekor Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Populasi Domba 16,885 16,755 18,389 17,298 17,639 Ekor Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Populasi Babi Ekor Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Populasi Kerbau 3,057 1,704 1,779 1,563 1,694 Ekor Ada Dintanbunnakikan 5. Jumlah Populasi Kuda Ekor Ada Dintanbunnakikan 6. Jumlah Populasi Rusa Ekor Ada Dintanbunnakikan 7. Jumlah Populasi Kelinci 5,862 5,961 10,874 11,027 11,151 Ekor Ada Dintanbunnakikan 8. Jumlah Populasi Lainnya Ekor Ada Dintanbunnakikan 4). Unggas Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Ayam Buras 1,935,890 1,266,741 2,017,422 2,006,236 4,117,761 Ekor Ada Dintanbunnakikan 2. Ayam Petelur Ada Dintanbunnakikan 1). Jumlah 175, , , , ,239 Ekor Ada Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-11

161 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 2). Jumlah Produksi Telur 27,993,600 28,463,522 30,098,562 41,679,571 1, Ton Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Peternak Orang Ada Dintanbunnakikan 4). Rata-Rata Kepemilikan per Peternak 35,000 35,050 47,265 35,056 47,310 Ekor Ada Dintanbunnakikan 3. Ayam Pedaging Ada Dintanbunnakikan 1). Jumlah 1,525,851 1,122,000 1,654,878 1,656,025 1,655,461 Ekor Ada Dintanbunnakikan 2). Jumlah Peternak Orang Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Produksi 995,453 1,131,000 1, , Ton Ada Dintanbunnakikan 4). Rata-Rata Kepemilikan per Peternak 43,595 42,465 91,937 42,465 47,295 Ekor Ada Dintanbunnakikan 4. Itik Ada Dintanbunnakikan 1). Jumlah Populasi 72,699 66,802 73,786 74,447 75,324 Ekor Ada Dintanbunnakikan 2). Jumlah Peternak 3,108 3,096 2,011 Orang Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Produksi Ton Ada Dintanbunnakikan 4). Rata-Rata Kepemilikan per Peternak Ekor Ada Dintanbunnakikan 5. Jenis Lainnya Ada Dintanbunnakikan 1). Jumlah Populasi Itik manila Ekor Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Jumlah Populasi Angsa ,956 3,103 Ekor Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Populasi Burung Dara ,164 23,333 Ekor Ada Dintanbunnakikan 4). Jumlah Populasi Burung Puyuh ,466 22,794 Ekor Ada Dintanbunnakikan 5). Industri Peternakan Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Perusahaan Pembibitan Ayam Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Perusahaan Penggemukan Sapi Potong Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Pabrik Pakan Ternak Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Jumlah Industri Pengolah Susu (IPS) Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Jumlah Koperasi Peternakan Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 7). Jumlah Rumah Potong Hewan (RPH) 2 2 Unit Ada Dintanbunnakikan V. Kelautan dan Perikanan Ada Dintanbunnakikan 1). Perikanan Laut Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Tangkapan Ikan Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Jumlah Kapal Penangkap Ikan Tidak Ada Dintanbunnakikan 1). Perahu Tanpa Motor Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Perahu Motor Tempel Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Kapal Motor Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Jumlah Tempat Pelelangan Ikan Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Hasil Laut Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Produksi Tidak Ada Dintanbunnakikan 1). Garam Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Rajungan Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Kepiting Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4). Ubur-ubur Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 5). Kerang Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Ikan Krapu Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 7). Teripang Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 8). Tuna Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 9). Udang Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 10). Lobster Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-12

162 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 11). Kakap Merah Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 12). Rumput Laut Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 13). Mutiara Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 14). Lainnya Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Volume Ekspor Tidak Ada Dintanbunnakikan 1). Garam Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Rajungan Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Kepiting Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4). Ubur-ubur Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 5). Kerang Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Ikan Krapu Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 7). Teripang Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 8). Tuna Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 9). Udang Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 10). Lobster Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 11). Kakap Merah Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 12). Rumput Laut Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 13). Mutiara Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 14). Lainnya Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Nilai Ekspor Tidak Ada Dintanbunnakikan 1). Garam Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Rajungan Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Kepiting Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 4). Ubur-ubur Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 5). Kerang Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Ikan Krapu Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 7). Teripang Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 8). Tuna Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 9). Udang Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 10). Lobster Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 11). Kakap Merah Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 12). Rumput Laut Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 13). Mutiara Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 14). Lainnya Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4. Industri Pengolahan Tidak Ada Dintanbunnakikan 1). Garam Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Rumput Laut Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Lainnya Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 5. Luas Areal Tidak Ada Dintanbunnakikan 1). Garam Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Rumput Laut Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Lainnya Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Perikanan Darat 1. Tambak 1). Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-13

163 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 2). Jumlah Produksi Udang Windu Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Produksi Udang Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4). Jumlah Produksi Ikan Patin Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 5). Jumlah Produksi Ikan Bandeng Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Jumlah Produksi Ikan Tambak Lainnya Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 7). Nilai Produksi Usaha Tambak Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Kolam Air Deras 1). Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Jumlah Produksi Ikan Mas Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Produksi Ikan Mujair Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4). Jumlah Produksi Ikan Patin Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 5). Jumlah Produksi Ikan Tawar Lainnya Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Nilai Produksi Usaha Kolam Air Deras Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 3. Kolam Air Tenang Ada Dintanbunnakikan 1). Luas Areal Ha Ada Dintanbunnakikan 2). Jumlah Produksi Ikan Sidat Ton Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Produksi Ikan Nila Ton Ada Dintanbunnakikan 4). Jumlah Produksi Ikan Lele Ton Ada Dintanbunnakikan 5). Jumlah Produksi Ikan Gurami Ton Ada Dintanbunnakikan 6). Jumlah Produksi Ikan Tawar Lainnya Ton Ada Dintanbunnakikan 7). Nilai Produksi Usaha Kolam Air Tenang , , , , Juta Ada Dintanbunnakikan 4. Keramba/Siring Tidak Ada Dintanbunnakikan 1). Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Jumlah Karamba Petak Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Produksi Ikan Karper Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4). Jumlah Produksi Ikan Tawes Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 5). Jumlah Produksi Ikan Sepat Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Jumlah Produksi Ikan Gabus Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 7). Jumlah Produksi Ikan Gurami Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 8). Jumlah Produksi Ikan Betok Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 9). Jumlah Produksi Ikan Tawar Lainnya Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 10). Nilai Produksi Usaha Keramba / Siring Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 5. Sawah/Mina padi Tidak Ada Dintanbunnakikan 1). Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Jumlah Sawah Petak Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Produksi Ikan Mas Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4). Jumlah Produksi Ikan Nila Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 5). Jumlah Produksi Ikan Hias Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Jumlah Produksi Ikan Tawar Lainnya Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 7). Nilai Produksi Usaha Sawah/ Mina Padi Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 6. Jaring Apung Tidak Ada Dintanbunnakikan 1). Luas Areal Ha Tidak Ada Dintanbunnakikan 2). Jumlah Jaring Apung Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 3). Jumlah Produksi Ikan Kerapu Lumpur Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 4). Jumlah Produksi Ikan Kakap Putih Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-14

164 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 5). Jumlah Produksi Ikan Kakap Merah Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Jumlah Produksi Ikan Tawar Lainnya Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 7). Nilai Produksi Usaha Jaring Apung Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 7. Penangkapan ikan Perairan Umum Ada Dintanbunnakikan 1). Luas Areal 1, , , , , Ha Ada Dintanbunnakikan 2). Produksi (Rawa, Danau, Sungai dll) Ton Ada Dintanbunnakikan 3). Nilai Produksi (Rawa, Danau, Sungai dll) 1, , , , , Juta Ada Dintanbunnakikan 4). Perusahaan Pengolahan Perikanan Air Tawar Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Perusahaan Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Omset Produksi Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 5). Perusahaan Pengolahan Perikanan Air Laut Tidak Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Perusahaan Unit Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Omset Produksi Juta Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Balai Benih Ikan (BBI) Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Balai Benih Ikan (BBI) Unit Ada Dintanbunnakikan 2. Produksi Usaha Pembenihan Juta Ada Dintanbunnakikan 3. Nilai Produksi Usaha Pembenihan Juta Ada Dintanbunnakikan 7). Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Ada Dintanbunnakikan 1. Jumlah Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Unit Ada Dintanbunnakikan 2. Produksi Usaha Pembenihan Juta Ada Dintanbunnakikan 3. Nilai Produksi Usaha Pembenihan Juta Ada Dintanbunnakikan 8). Jumlah produksi ikan Ada Dintanbunnakikan 1. Perikanan laut Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Perikanan darat Ton Ada Dintanbunnakikan 9). Target Daerah Produksi Ikan Ada Dintanbunnakikan 1. Perikanan laut Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan 2. Perikanan darat Ton Ada Dintanbunnakikan 10). Jumlah Konsumsi Ikan Ada Dintanbunnakikan 1. Perikanan laut , , , , Ton Ada Dintanbunnakikan 2. Perikanan darat , , , , Ton Ada Dintanbunnakikan 11). Target Daerah konsumsi Ikan Ada Dintanbunnakikan 1. Perikanan laut , , Ton Ada Dintanbunnakikan 2. Perikanan darat Ton Ada Dintanbunnakikan VI. Kehutanan Ada Dintanbunnakikan 1). Hasil Hutan Non HPH Ada Dintanbunnakikan 1. Kayu Bulat 71, , , , , M3 Ada Dinhut 2. Kayu Gergajian 2, , , , , M3 Ada Dinhut 3. Kayu Olahan 370, , , , M3 Ada Dinhut 2). Hasil Hutan Ikutan Tidak Ada Dinhut 1. Rotan Ton Tidak Ada Dinhut 2. Gaharu Kg Tidak Ada Dinhut 3. Getah Jeluntung Kg Tidak Ada Dinhut 4. Gando Rukem Kg Tidak Ada Dinhut 5. Kemiri Kg Tidak Ada Dinhut 6. Kenari Kg Tidak Ada Dinhut Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-15

165 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 7. Kemenyan Kg Tidak Ada Dinhut 8. Asam Kg Tidak Ada Dinhut 9. Minyak Lawang Liter Tidak Ada Dinhut 10. Kulit Kayu Medang Keladi Kg Tidak Ada Dinhut 11. Bambu Batang Tidak Ada Dinhut 12. Sarang Burung Walet Kg Tidak Ada Dinhut 13. Madu Liter Tidak Ada Dinhut 14. Sagu Kg Tidak Ada Dinhut 15. Nipah/Nira Gula Kg Tidak Ada Dinhut 16. Ijuk Kg Tidak Ada Dinhut 17. Kemedangan Kg Tidak Ada Dinhut 18. Biga Kg Tidak Ada Dinhut 19. Kayu Manis M3 Tidak Ada Dinhut 20. Kayu Putih Kg Tidak Ada Dinhut 3). Luas Lahan Reboisasi Ada Perhutani 1. Target 1, , , , , Ha Ada Perhutani 2. Realisasi 1, , , , Ha Ada Perhutani 4). Luas Lahan Penghijauan Ada Perhutani 1. Pembuatan Baru , Ha Ada Perhutani 2. Pemeliharaan 4, , , , Ha Ada Perhutani 5). Industri Pengolahan Hasil Hutan Buah Ada Perhutani 6). Luas Lahan Yang Dapat Dikembangkan Untuk Hutan Produksi Ada Perhutani 1. Terbatas Ha Ada Perhutani 2. Tetap Ha Ada Perhutani 3. Dapat Dikonversi Ha Ada Perhutani 7). Luas Land Use (Penggunaan Lahan) Lainnya Di Luar Hutan Neg Ha Ada Perhutani VII. Kelompok Sumber Daya Sosial Ada Dintanbunnakikan 1). Perkumpulan Petani Pemakai Air Kelompok Ada Dintanbunnakikan 2). Kelompok Tani Kelompok Ada Dintanbunnakikan 3). Kontak Tani Nelayan Andalan Kelompok Ada Dintanbunnakikan 4). Karang Taruna Kelompok Tidak Ada Dintanbunnakikan 5). Lembaga Penyuluh Pertanian Kelompok Tidak Ada Dintanbunnakikan 6). Kelompok Usaha Ternak Kelompok Tidak Ada Dintanbunnakikan 7). Kelompok Nelayan Kelompok Tidak Ada Dintanbunnakikan 8). Jumlah kelompok petani yang mendapat bantuan Pemda Kelompok Tidak Ada Dintanbunnakikan 9). Jumlah kelompok nelayan yang mendapat bantuan Pemda Kelompok Tidak Ada Dintanbunnakikan VIII. Jumlah Produksi Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Hasil Ke ,216 Ton Ada Dintanbunnakikan IX. Jumlah Produksi Ikan Hasil Kelompok Nelayan Ton Tidak Ada Dintanbunnakikan X. Rata-rata Jumlah Ketersediaan Pangan Utama per Tahun Kg Tidak Ada Dintanbunnakikan XI. Luas Areal Tanaman Padi atau Bahan Pangan Utama Di Daerah Ha 9. Jenis Data : Pertambangan dan Energi I. Pertambangan 1). Minyak Bumi dan Gas Alam 1. Minyak Mentah Ada Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-16

166 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 1). Total Produksi 323, , , , ,818 Barel Ada Dinas ESDM 2). Realisasi Lifting Barel Tidak Ada Dinas ESDM 3). BUMN Tidak Ada Dinas ESDM 1. Jumlah Kilang Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2. Jumlah Produksi Barel Tidak Ada Dinas ESDM 4). BUMD Tidak Ada Dinas ESDM 1. Jumlah Kilang Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2. Jumlah Produksi Barel Tidak Ada Dinas ESDM 5). PMA Tidak Ada Dinas ESDM 1. Jumlah Kilang Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2. Jumlah Produksi Barel Tidak Ada Dinas ESDM 2. Gas Alam Ada Dinas ESDM 1). Total Produksi M3 Tidak Ada Dinas ESDM 2). Realisasi Lifting MMBTU Ada Dinas ESDM 3). BUMN Tidak Ada Dinas ESDM 1. Jumlah Kilang Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2. Jumlah Produksi Barel Tidak Ada Dinas ESDM 4). BUMD Tidak Ada Dinas ESDM 1. Jumlah Kilang Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2. Jumlah Produksi Barel Tidak Ada Dinas ESDM 5). PMA Tidak Ada Dinas ESDM 1. Jumlah Kilang Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2. Jumlah Produksi Barel Tidak Ada Dinas ESDM 2). Mineral 8. Gamping 1). Produksi Gamping 12,600 12,600 12,600 12,600 12,600 Ton Ada Dinas ESDM 2). Produksi Kapur Ton Tidak Ada Dinas ESDM 3). Jumlah Perusahaan Buah Ada Dinas ESDM 14. Pasir Ada Dinas ESDM 1). Produksi 627, , , , ,000 Ton Ada Dinas ESDM 2). Jumlah Perusahaan Buah Ada Dinas ESDM II. Energi 1). Sumber Energi Listrik 1. PLTA 1). Jumlah Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2). Kapasitas Kva/Kwh Tidak Ada Dinas ESDM 3). Cakupan Wilayah Km2 Tidak Ada Dinas ESDM 2. PLTG 1). Jumlah Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2). Kapasitas Kva/Kwh Tidak Ada Dinas ESDM 3). Cakupan Wilayah Km2 Tidak Ada Dinas ESDM 3. PLTU 1). Jumlah Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2). Kapasitas Kva/Kwh Tidak Ada Dinas ESDM 3). Cakupan Wilayah Km2 Tidak Ada Dinas ESDM Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-17

167 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 4. PLTD 1). Jumlah Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2). Kapasitas Kva/Kwh Tidak Ada Dinas ESDM 3). Cakupan Wilayah Km2 Tidak Ada Dinas ESDM 5. PLTS 1). Jumlah Unit Ada Dinas ESDM 2). Kapasitas Kva/Kwh Ada Dinas ESDM 3). Cakupan Wilayah Km2 Ada Dinas ESDM 6. PLTMH 1). Jumlah Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2). Kapasitas Kva/Kwh Tidak Ada Dinas ESDM 3). Cakupan Wilayah Km2 Tidak Ada Dinas ESDM 7. PLTP 1). Jumlah Unit Tidak Ada Dinas ESDM 2). Kapasitas Kva/Kwh Tidak Ada Dinas ESDM 3). Cakupan Wilayah Km2 Tidak Ada Dinas ESDM 2). Jangkauan Pelayanan Energi Listrik Ada Dinas ESDM 1. Jumlah Keluarga Yang Menggunakan Listrik (PLN) 160, , , , ,753 KK Ada Dinas ESDM 2. Jumlah Keluarga Yang Menggunakan Listrik Non PLN KK Ada Dinas ESDM 3. Jumlah Keluarga Yang Belum Menggunakan Listrik 3,557 3,560 3,661 3,865 KK Ada Dinas ESDM 4). Jumlah Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik (PLN) ** KK Tidak Ada Dinas ESDM 1. Rumah Tangga dengan daya 450 watt KK Tidak Ada Dinas ESDM 2. Rumah Tangga dengan daya 900 watt KK Tidak Ada Dinas ESDM 3. Rumah Tangga dengan daya 1300 watt KK Tidak Ada Dinas ESDM 4. Rumah Tangga dengan daya 2200 watt KK Tidak Ada Dinas ESDM 5. Rumah Tangga dengan daya >2200 watt KK Tidak Ada Dinas ESDM 5). Daya Listrik Terpasang KK Tidak Ada Dinas ESDM 6). Jumlah Kebutuhan Listrik KK Tidak Ada Dinas ESDM 3). Sarana Pelayanan Bahan Bakar Ada Dinas ESDM 1. SPBU Buah Ada Dinas ESDM 2. Depo/Agen Minyak Tanah Buah Ada Dinas ESDM 3. UPPDN Pertamina Buah Ada Dinas ESDM 4. SPBE Buah Ada Dinas ESDM 4). Konsumsi Bahan Bakar per Kapita per Hari Tidak Ada Dinas ESDM 1. Bensin ,764 Liter Ada Dinas ESDM 2. Minyak Tanah Liter Tidak Ada Dinas ESDM 3. Solar ,022 Liter Ada Dinas ESDM 4. BBG Liter Tidak Ada Dinas ESDM 5. Elpiji ,923 34,419 Kg Ada Dinas ESDM 10. Jenis Data : Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan I. Lingkungan Hidup 1). Jumlah Kawasan Lindung 1. Taman Nasional Buah Ada BLH 2. Cagar Alam Buah Ada BLH Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-18

168 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 3. Hutan Suaka Alam Buah Ada BLH 4. Hutan Lindung Buah Ada BLH 5. Cagar Budaya Buah Ada BLH 6. Taman Hutan Raya Buah Ada BLH 7. Kebun Raya Buah Ada BLH 2). Pencemaran Ada 1. Tanah Kasus Ada BLH 2. Air Kasus Ada BLH 3. Udara Kasus Ada BLH 4. Laut Kasus Tidak Ada BLH 3). Plasma Nutfah dilindungi Ada 1. Hewan Jenis Ada Perhutani 2. Tumbuhan Jenis Ada Perhutani 4). Plasma Nutfah Terancam Punah 1. Hewan Jenis Ada Perhutani 2. Tumbuhan Jenis Ada Perhutani 5). Plasma Nutfah Endemik 1. Hewan Jenis Tidak Ada Perhutani 2. Tumbuhan Jenis Tidak Ada Perhutani II. Kerusakan Lingkungan Hidup Ada 1). Intrusi Air Laut Ha Tidak Ada BLH 2). Abrasi Pantai Ha Tidak Ada BLH 3). Reklamasi Batu Bara Ha Tidak Ada BLH 4). Erosi Ha Ada BLH 5). Banjir Ha Ada BLH 6). Gempa Bumi Ha Ada BLH 7). Tsunami Ha Tidak Ada BLH 8). Badai Ha Ada BLH 9). Kawasan Hutan Ha Ada 1. Kebakaran Hutan Ha Ada Perhutani 2. Deforestasi (Penggundulan Hutan) Ha Tidak Ada Perhutani 10). Area Penambangan Liar Ha Tidak Ada Perhutani 11). Kekeringan Ha Tidak Ada Perhutani 12). Lainnya Ha Tidak Ada Perhutani III. Pelestarian Lingkungan Hidup 1). Peremajaan Terumbu Karang Ha Tidak Ada BLH 2). Penanaman Hutan Bakau Ha Tidak Ada BLH 3). Reboisasi 1, , , , , Ha Ada Perhutani 4). Penghijauan 1. Jumlah Kasus Lingkungan Yang Diselesaikan Pemda Ha Ada BLH 2. Jumlah Penghijauan Wilayah Rawan Longsor dan Sumber Ma Ha Ada BLH 3. Jumlah Kasus Lingkungan Yang Diselesaikan Pemda Kasus Ada BLH 4. Jumlah Kasus Lingkungan Yang Ada Kasus Ada BLH 5). Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Ha Ada BLH 6). Penambangan Liar Yang Ditertibkan Ha Tidak Ada BLH Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-19

169 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data IV. Tata Ruang Ada 1). Luas Kawasan Lindung 59, , , , , Ha Ada Dinhut 1. Hutan Ha Ada Dinhut 2. Bukan Hutan 58, , , , , Ha Ada Dinhut 2). Luas Kawasan Pemukiman 16, , , , , Ha Ada Dinhut 1). Luas Kawasan Pemukiman 2). Jumlah Kawasan Pemukiman Penduduk 3). Jumlah Seluruh Kawasan Pemukiman Penduduk Yang belum dilalui Kendaraan Roda 4 3). Luas Kawasan Industri Ha Ada BPN 4). Luas Lahan Produktif 46, , , , , Ha Ada BPN 5). Luas Lahan Kritis Ha Ada BPN 6). Luas Lahan Hutan Rakyat Ha Tidak Ada BPN 7). Luas ruang terbuka hijau Ha Tidak Ada BPN 8). Rencana Peruntukan Ha Tidak Ada BPN 9). Realisasi RTRW Ha Tidak Ada BPN 10). Luas seluruh wilayah budidaya Ha Tidak Ada BPN 11). Luas wilayah produktif Ha Tidak Ada BPN 12). Luas wilayah perkotaan Ha Tidak Ada BPN V. Pertanahan 1). Jumlah Tanah yang Bersertifikat 1. Hak Milik 256, , , , ,380 Buah Ada BPN 2. Hak guna bangunan 3,946 4,088 4,235 4,567 4,574 Buah Ada BPN 3. Hak Guna Usaha Buah Ada BPN 4. Hak Pakai 2,251 2,251 2,252 2,395 2,436 Buah Ada BPN 5. Girik Buah Tidak Ada BPN 2). Bangunan / Gudang Tidak Ada BPN 1. Sertifikat Bangunan / Gedung Buah Tidak Ada BPN 2. Tanah Bersertifikat Ha Tidak Ada BPN 3). Bangunan / Gudang Bersertifikat 1. Hak Milik Tidak Ada BPN 1). Jumlah Bidang Tidak Ada BPN 2). Luas Ha Tidak Ada BPN 2. Hak Guna Bangunan Tidak Ada BPN 1). Jumlah Bidang Tidak Ada BPN 2). Luas Ha Tidak Ada BPN 3. Hak Pakai Tidak Ada BPN 1). Jumlah Bidang Tidak Ada BPN 2). Luas Ha Tidak Ada BPN 4). Tanah Pertanian / Perkebunan / Ladang Bersertifikat Tidak Ada BPN 1. Hak Milik Tidak Ada BPN 1). Jumlah 1,718 1,219 1,086 2,010 Bidang Tidak Ada BPN 2). Luas Ha Tidak Ada BPN 2. Hak Guna Bangunan Tidak Ada BPN 1). Jumlah Bidang Tidak Ada BPN 2). Luas Ha Tidak Ada BPN Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-20

170 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 3. Hak Pakai Tidak Ada BPN 1). Jumlah Bidang Tidak Ada BPN 2). Luas Ha Tidak Ada BPN VI. Sarana pengendalian Lingkungan Hidup Ada BLH 1). Laboratorium penelitian lingkungan Unit Ada BLH 2). Pusat Evakuasi Bencana Unit Ada BLH 3). Sarana monitoring polusi udara Unit Ada BLH VII. Sampah * 1. Jumlah Tempat Pembuangan Sampah Unit Ada DPU 2. Kapasitas Daya Tampung TPS Ton Ada DPU 3. Tempat Pengolahan Akhir (TPA) 2 2 Unit Ada DPU 4. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 0 0 Unit Ada DPU 5. Volume Produksi Sampah Ton Ada DPU 6. Volume Sampah Yang Ditangani Ton Tidak Ada DPU VIII. Air Limbah Ada 1). Sistem pembuangan air limbah domestik secara terpusat Unit Ada BLH 2). Sistem pembuangan air limbah rumah tangga/setempat Unit Ada BLH Data SDA Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 III-21

171 11. Perumahan dan Permukiman DATA INFRASTRUKTUR SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data I. Perumahan 1). Perumnas 2,037 2,038 2,737 2,737 2,737 Unit Ada DPU 2). Status Kepemilikan Rumah Ada DPU 1. Rumah Milik Sendiri 221, , , , ,754 Unit Ada DPU 2. Rumah Sewa 1,317 1,317 1,717 1,717 1,717 Unit Ada DPU 3). Penyediaan Perumahan 4). KPR/BTN 2,859 2, Unit Ada DPU 5). Real Estate Unit Ada DPU 6). Kekurangan Rumah Unit Ada DPU 7). Rumah Susun Unit Ada DPU 8). Perorangan 9). Kebutuhan Rumah 900 1,010 1,010 1,010 Unit Ada DPU 10). Penyediaan Jaringan/Instalasi 1. Jumlah Jaringan/Instalasi PLN 160, , , , ,753 Unit Ada Dinas ESDM 2. Jumlah Jaringan/Instalasi PDAM 10,422 10,822 11,108 12,615 12,615 Unit Ada PDAM 11). Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan Unit Ada DPU 1. Jumlah Rumah Bangunan Permanen , , ,376 Unit Ada DPU 2. Jumlah Rumah Semi Permanen ,971 45,971 45,971 Unit Ada DPU 3. Jumlah Rumah Non Permanen - - 3,468,000 3,468,000 3,468,000 Unit Ada DPU II. Jumlah Rumah Unit Tidak Ada DPU 1). Layak Huni ,620 Unit Ada DPU 1. Pedesaan Unit Tidak Ada DPU 2. Perkotaan Unit Tidak Ada DPU 2). Tidak Layak Huni ,347 Unit Ada DPU 1. Pedesaan Unit Tidak Ada DPU 2. Perkotaan Unit Tidak Ada DPU III. Luas Rumah per Kapita m2 Tidak Ada DPU 1). Layak Huni m2 Tidak Ada DPU 1. Pedesaan m2 Tidak Ada DPU 2. Perkotaan m2 Tidak Ada DPU 2). Tidak Layak Huni m2 Tidak Ada DPU 1. Pedesaan m2 Tidak Ada DPU 2. Perkotaan m2 Tidak Ada DPU IV. Luas Areal Pemukiman m2 Tidak Ada DPU 1). Layak Huni m2 Tidak Ada DPU Data Infrastruktur Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 IV-1

172 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 1. Pedesaan m2 Tidak Ada DPU 2. Perkotaan m2 Tidak Ada DPU 2). Tidak Layak Huni m2 Tidak Ada DPU 1. Pedesaan m2 Tidak Ada DPU 2. Perkotaan m2 Tidak Ada DPU V. Jumlah Bangunan Unit Tidak Ada DPU 1). Ber IMB Unit Tidak Ada DPU 2). Non IMB Unit Tidak Ada DPU VI. Tingkat Kekumuhan dan Keterisolasian Serta Lahan Kritis 1). Tingkat Kekumuhan Pemukiman 1. Luas Areal Pemukiman Kumuh Ha Ada DPU 2. Jumlah Penduduk yang Tinggal di Pemukiman Kumuh - - 9,000 9,000 9,000 Jiwa Ada DPU 3. Jumlah Keluarga yang Tinggal di Pemukiman Kumuh - - 2,250 2,250 2,250 KK Ada DPU 2). Pemukiman Lahan Kritis Ada DPU 1. Jumlah Keluarga yang Tinggal di Lahan Kritis - - 9,000 9,000 9,000 KK Ada DPU VII. Pemukiman Ilegal 1). Pemukiman Ilegal Di atas Tanah Milik Negara 1. Luas Areal Ha Tidak Ada DPU 2. Jumlah Penduduk Jiwa Tidak Ada DPU 3. Jumlah Keluarga KK Tidak Ada DPU 2). Pemukiman Ilegal Di atas Kawasan Hijau 1. Luas Areal Ha Tidak Ada DPU 2. Jumlah Penduduk Jiwa Tidak Ada DPU 3. Jumlah Keluarga KK Tidak Ada DPU 3). Pemukiman Ilegal Di atas Tanah Perorangan 1. Luas Areal Ha Tidak Ada DPU 2. Jumlah Penduduk Jiwa Tidak Ada DPU 3. Jumlah Keluarga KK Tidak Ada DPU VIII. Pemukiman di Bantaran Sungai 1). Luas Areal Ha Tidak Ada DPU 2). Jumlah Penduduk Jiwa Tidak Ada DPU 3). Jumlah Keluarga KK Tidak Ada DPU IX. Pemukiman di bawah SUTET 1). Luas Areal Ha Tidak Ada DPU 2). Jumlah Penduduk Jiwa Tidak Ada DPU 3). Jumlah Keluarga KK Tidak Ada DPU X. Jumlah Ruang Publik 1). Balai Pertemuan Unit Tidak Ada DPU 2). Gedung Kesenian Unit Tidak Ada DPU Data Infrastruktur Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 IV-2

173 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 3). Gelanggang Olahraga Unit Ada Dindikpora 4). Stadion Unit Tidak Ada DPU 5). Tempat rekreasi Unit Tidak Ada DPU XI. Jumlah Ruang Publik yang Berubah Fungsi m2 Tidak Ada DPU XII. Rumah Tinggal Berakses Sanitasi Ada Dinkes 1. Memiliki Fasilitas Air bersih ,193 Unit Ada Dinkes 2. Memiliki Pembuangan Tinja ,193 Unit Ada Dinkes 3. Memiliki Pembuangan air limbah (Air Bekas) ,267 Unit Ada Dinkes 4. Memiliki Pembuangan sampah 142,471 Unit Ada Dinkes 12. Pekerjaan Umum I. Panjang Jalan Berdasarkan Kelas Ada 1). Jalan Nasional Km Ada DPU 2). Jalan Propinsi Km Ada DPU 3). Jalan Kabupaten/Kota Km Ada DPU 4). Jalan Desa/Lokal 2, , , , , Km Ada DPU 5). Jalan Tol Km Ada DPU II. Kondisi Jalan Ada DPU 1). Aspal Km Ada DPU 2). Berbatu Km Ada DPU 3). Hotmix (Aspal Beton) Km Ada DPU 4). Cor Beton Km Ada DPU 5). Kerikil Km Ada DPU 6). Tanah Km Ada DPU III. Panjang Jalan Berdasarkan Kondisi Ada DPU 1). Jalan Baik Km Ada DPU 2). Jalan Rusak Ringan Km Ada DPU 3). Jalan Rusak Berat Km Ada DPU IV. Jalan Penghubung Tidak Ada DPU 1). Jalan Penghubung Dari Ibukota Kecamatan ke Kawasan Permukiman Penduduk (Min. Dilalui Roda 4) Km Tidak Ada DPU 2). Jalan Setapak Km Tidak Ada DPU V. Jembatan Ada DPU 1). Panjang Km Ada DPU 2). Jumlah Buah Ada DPU VI. Panjang Jalan Berdasarkan Fungsi Tidak Ada DPU 1). Arteri Km Tidak Ada DPU 2). Kolektor Km Tidak Ada DPU Data Infrastruktur Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 IV-3

174 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 3). Jalan Lokal Km Tidak Ada DPU 4). Jalan Lingkungan Km Tidak Ada DPU VII. Luas Tempat Pemakaman Ada DPU 1). Tempat Pemakaman Umum M2 Ada DPU 2). Tempat Pemakaman Bukan Umum , ,124 M2 Ada DPU 3). Tempat Pemakaman Khusus M2 Ada DPU 4). Taman Makam Pahlawan ,121 4,121 M2 Ada DPU VIII. Jenis Prasarana Irigasi/Pengairan Ada DPU 1). Non Teknis 232, , , , ,174 Meter Ada DPU 2). Teknis Meter Tidak Ada DPU 1. Primer - - 7,844 7,844 7,844 Meter Ada DPU 2. Sekunder , , ,655 Meter Ada DPU 3. Tersier ,430 54,430 54,430 Meter Ada DPU 3). Luas Irigasi ,507,500 M2 Ada DPU 4). Luas Irigasi Dalam Kondisi Baik ,415,200 M2 Ada DPU 5). Luas Sawah Non Irigasi M2 Ada DPU IX. Panjang jalan yang memiliki: Km Tidak Ada DPU 1). Trotoar Km Tidak Ada DPU 2). Drainase/Saluran Pembuangan Air Km Tidak Ada DPU 3). Sempadan Jalan Km Tidak Ada DPU 4). Sempadan Jalan Yang Dipakai Pedagang Kaki Liima atau Bangunan Rumah Liar Km Tidak Ada DPU X. Sempadan Sungai Tidak Ada DPU 1). Panjang Sempadan Sungai Km Tidak Ada DPU 2). Panjang Sempadan Sungai Yang Dipakai Bangunan Liar Km Tidak Ada DPU XI. Drainase Tidak Ada DPU 1). Panjang Drainase Tersumbat Pembuangan Aliran Air Km Tidak Ada DPU 2). Panjang Sempadan Sungai Yang Dipakai Bangunan Liar Km Tidak Ada DPU 3). Jaringan sistem Drainase Unit Tidak Ada DPU XII. Turap Tidak Ada DPU 1). Jumlah Lokasi Pembangunan Turap di Wilayah Jalan Penghubung dan Aliran Sungai Rawan Longsor Km Tidak Ada DPU 2). Jumlah Seluruh Wilayah Rawan Longsor Km Tidak Ada DPU XIII. Luas area permukiman tertata M2 Tidak Ada DPU XIV. Sumber Air Minum Ada Dinkes 1). Air Hujan Unit Ada Dinkes 2). Mata Air ,658 2,156 Unit Ada Dinkes 3). PAM/Air Dalam Kemasan , /3696 Unit Ada Dinkes Data Infrastruktur Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 IV-4

175 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 4). Pompa Listrik/Tangan ,352 54,695 Unit Ada Dinkes 5). Sumur , ,648 Unit Ada Dinkes 6). Sungai/Danau , Unit Ada Dinkes 7). Lainnya Unit Ada Dinkes XV. Status Mutu Air Tidak Ada DPU 1). Pemukiman Tidak Ada DPU 1. Permukiman Yang Menggunakan Sumber Mata Air Unit Tidak Ada Dinkes 2. Permukiman Yang Sumber Mata Air nya Dipantau Mutunya Unit Tidak Ada Dinkes 2). Industri Ada BLH 1. Industri Yang Menggunakan Sumber Mata Air Unit Ada BLH 2. Industri Yang Sumber Mata Air nya Dipantau Mutunya Unit Ada BLH XVI. Daya Tampung Tempat Pemakaman 1. Pemakaman Umum Unit Tidak Ada DPU 2. Pemakaman Bukan Umum Unit Tidak Ada DPU 3. Pemakaman Khusus Unit Tidak Ada DPU 4. Taman Makam Pahlawan Unit Ada DPU 13. Pariwisata, POS, Telekomunikasi dan Informatika I. Pariwisata 1). Jumlah Obyek Wisata 1. Alam Buah Ada DPPKKI 2. Buatan Buah Ada DPPKKI 2). Jumlah Hotel Ada DPPKKI 1. Hotel Bintang Lima Buah Ada DPPKKI 2. Hotel Bintang Empat Buah Ada DPPKKI 3. Hotel Bintang Tiga Buah Ada DPPKKI 4. Hotel Bintang Dua Buah Ada DPPKKI 5. Hotel Bintang Satu Buah Ada DPPKKI 6. Hotel Non Bintang Buah Ada DPPKKI 3). Jenis Objek Wisata Ada DPPKKI 1. Wisata Marina Ada DPPKKI 1). Total Objek Wisata Buah Ada DPPKKI 2). Total Wisatawan Domestik Jiwa Ada DPPKKI 3). Total Wisatawan Mancanegara Jiwa Ada DPPKKI 2. Wisata Tirta 2 2 Ada DPPKKI 1). Total Objek Wisata Buah Ada DPPKKI 2). Total Wisatawan Domestik 2,750 3,150 3,220 3,220 3,574 Jiwa Ada DPPKKI 3). Total Wisatawan Mancanegara Jiwa Ada DPPKKI Data Infrastruktur Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 IV-5

176 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 3. Wisata Sejarah Ada DPPKKI 1). Total Objek Wisata Buah Ada DPPKKI 2). Total Wisatawan Domestik 3,120 3,225 3,415 4,016 4,880 Jiwa Ada DPPKKI 3). Total Wisatawan Mancanegara Jiwa Tidak Ada DPPKKI 4. Suaka Alam 0 0 Ada DPPKKI 1). Total Objek Wisata Buah Ada DPPKKI 2). Total Wisatawan Domestik 86, , , , Jiwa Ada DPPKKI 3). Total Wisatawan Mancanegara Jiwa Ada DPPKKI 5. Objek Wisata Lainnya Buah Ada DPPKKI 6. Persentase Penduduk yg Melakukan Perjalanan Wisata % Tidak Ada DPPKKI 4). Jumlah Wisatawan Ada DPPKKI 1. Asing (Mancanegara) Jiwa Ada DPPKKI 2. Domestik (Nasional) 86, , , ,000 41,009 Jiwa Ada DPPKKI 3. Capaian Kinerja Kunjungan Wisatawan % Tidak Ada DPPKKI 5). Jumlah dan Tingkat Hunian Kamar Penginapan Hotel Ada DPPKKI 1. Jumlah Kamar Penginapan Hotel/Penginapan - 25,981 27,061 23, Unit Ada DPPKKI 2. Jumlah Rata-rata Penggunaan Kamar Hotel/Penginapan % 8.70% 3.00% 10 Hari Ada DPPKKI 3. Jumlah Kamar Hotel/Penginapan yang Terisi - 17,038 12,871 12, Unit Ada DPPKKI 4. Jumlah dan Tingkat Hunian Kamar Penginapan Hotel - 34,075 27,280 32,765 Buah Ada DPPKKI 6). Tempat Hiburan/Rekreasi Ada DPPKKI 1. Gedung Bioskop Unit Ada DPPKKI 2. Lainnya Unit Ada DPPKKI II. Pos dan Telekomunikasi Ada 1). Kantor Pos Unit Ada Telkom 2). Penyedia Jaringan Internet (ISP) Ada Telkom 3). Telekomunikasi Ada Telkom 1. Kapasitas Sentral 11,444 12,977 12,987 13,187 13,200 SST Ada Telkom 2. Kapasitas Terpasang 11,444 12,977 12,987 13,187 13,200 SST Ada Telkom 3. Kapasitas Terpakai 10,522 12,977 11,261 11,280 11,285 SST Ada Telkom 4. Pelanggan 10,522 12,977 11,200 11,280 11,285 SST Ada Telkom 5. Telepon Umum (Koin, Kartu) SST Ada Telkom 6. Wartel Unit Ada Telkom 7. Warnet SST Ada Telkom 8. Jumlah Rumah Tangga Yang Berlangganan Telepon 10,522 11,784 11,261 11,280 11,280 RT Ada Telkom 9. Jumlah Penduduk Yang Menggunakan HP/Telepon Orang Tidak Ada DPPKKI 10. Jumlah Jaringan Telepon Genggam Unit Tidak Ada DPPKKI 11. Jaringan telepon Unit Tidak Ada DPPKKI 12. Stasiun Radio Unit Ada DPPKKI 13. Stasiun Relay Unit Ada DPPKKI Data Infrastruktur Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 IV-6

177 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 14. Website Daerah Unit Ada DPPKKI III. Jenis Surat Kabar Yang Masuk ke Daerah Ada DPPKKI 1). Lokal Buah Ada DPPKKI 2). Nasional Buah Ada DPPKKI IV. Jumlah Penyiaran Media Elektronik Yang Masuk ke Daerah Ada DPPKKI 1). TV Channel Ada DPPKKI 1). TV Lokal Channel Tidak Ada DPPKKI 2). TV Internasional Channel Tidak Ada DPPKKI 2). Radio Channel Ada DPPKKI 1). Radio Lokal Channel Ada DPPKKI 2). Radio Internasional Channel Ada DPPKKI V. Jumlah Sistem Informasi Pemda ** Channel Ada DPPKKI 1. Sistem Informasi Manajemen Pemda 8 Unit DPPKKI 2. Website Daerah Unit Ada DPPKKI 14. Perhubungan dan Transportasi I. Perhubungan 1). Transportasi Darat 1. Angkutan Darat Ada DPPKKI 1). Jumlah Penumpang 2,398,292 2,420,356 2,442,624 2,465,096 Orang Tidak Ada DPPKKI 2). Jumlah Barang yang Terangkut Angkutan Umum Ton Tidak Ada DPPKKI 2. Terminal 1). Kelas A Unit Ada DPPKKI 2). Kelas B Unit Ada DPPKKI 3). Kelas C Unit Ada DPPKKI 4). Jumlah Orang Melalui Terminal 1,027,200 1,997,550 1,124,045 1,286,250 1,325,540 Orang Ada DPPKKI 5). Jumlah Barang Melalui Terminal Ton Tidak Ada DPPKKI 6. Terminal Darat ** Tidak Ada DPPKKI 1). Terminal Barang Tidak Ada DPPKKI 2). Terminal Penumpang Tidak Ada DPPKKI 3. Angkutan Penyeberangan Tidak Ada 1). Dermaga Unit Tidak Ada DPPKKI 2). Komersil Unit Tidak Ada DPPKKI 3). Perintis Unit Tidak Ada DPPKKI 4). Kapal Ferry Unit Tidak Ada DPPKKI 5). Kendaraan Roda Empat Unit Tidak Ada DPPKKI 6). Jumlah Orang Melalui Dermaga Orang Tidak Ada DPPKKI 7). Jumlah Barang Melalui Dermaga Ton Tidak Ada DPPKKI Data Infrastruktur Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 IV-7

178 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 4. Jumlah Jembatan Timbang Buah Ada DPPKKI 5. Stasiun Kereta Api Stasiun Ada DPPKKI 6. Jumlah pemasangan rambu-rambu Unit Ada DPPKKI 7. Jumlah rambu-rambu yang seharusnya tersedia Unit Ada DPPKKI 3). Transportasi Udara 1. Jumlah Bandara 1). Internasional Buah Tidak Ada DPPKKI 2). lokal Buah Tidak Ada DPPKKI 3). Jumlah Orang yang Melalui Bandara Orang Tidak Ada DPPKKI 4). Jumlah Barang yang Melalui Bandara Ton Tidak Ada DPPKKI 2. Jumlah Maskapai Unit Tidak Ada DPPKKI II. Angkutan Umum 1). Jumlah Angkutan Umum Unit Ada DPPKKI 1). Mobil Penumpang Umum Unit Ada DPPKKI 2). Mobil Bus Unit Ada DPPKKI 3). Mobil Barang Unit Ada DPPKKI 4). Kereta Gandengan Unit Ada DPPKKI 5). Kereta Tempelan Unit Ada DPPKKI 2). Jumlah Ijin Trayek yang Dikeluarkan Unit Ada DPPKKI 1). Izin Trayek antarkota antarprovinsi Unit Ada DPPKKI 2). Izin Trayek Perkotaan Unit Ada DPPKKI 3). Izin Trayek Pedesaan Unit Ada DPPKKI 3). Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Unit Ada DPPKKI 1). Mobil Penumpang Umum Unit Ada DPPKKI 2). Mobil Bus Unit Ada DPPKKI 3). Mobil Barang 3,285 3,462 3,556 3,610 3,123 Unit Ada DPPKKI 4). Kereta Gandengan Unit Ada DPPKKI 5). Kereta Tempelan Unit Ada DPPKKI 4). Lama Pengujian KIR Hari Ada DPPKKI 1). Mobil Penumpang Umum Hari Ada DPPKKI 2). Mobil Bus Hari Ada DPPKKI 3). Mobil Barang Hari Ada DPPKKI 4). Kereta Gandengan Hari Ada DPPKKI 5). Kereta Tempelan Hari Ada DPPKKI 5). Biaya Pengujian KIR Rp Ada DPPKKI 1). Mobil Penumpang Umum 19,000 19,000 19,000 30,000 30,000 Rp Ada DPPKKI 2). Mobil Bus 23,500 23,500 23,500 30,000 30,000 Rp Ada DPPKKI 3). Mobil Barang 23,500 23,500 23,500 35,000 35,000 Rp Ada DPPKKI 4). Kereta Gandengan 21,000 21,000 21,000 40,000 40,000 Rp Ada DPPKKI Data Infrastruktur Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 IV-8

179 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 5). Kereta Tempelan 21,000 21,000 21,000 40,000 40,000 Rp Ada DPPKKI III. Pelayanan Transportasi 1). Fasilitas Pendukung Keselamatan (Pengujian, dll) Unit Ada DPPKKI 2). Fasilitas Perlengkapan Jalan (halte, trotoar) Unit Ada DPPKKI 1). Trotoar Unit Tidak Ada DPPKKI 2). Jalur Sepeda Unit Tidak Ada DPPKKI 3). Tempat Penyeberangan Pejalan Kaki Unit Tidak Ada DPPKKI 4). Halte Unit Ada DPPKKI 5). Fasilitas Khusus Penyandang Cacat Unit Tidak Ada DPPKKI 3). Jaringan Jalan dan Perambuan Unit Ada DPPKKI 4). Jaringan Pelayanan Angkutan Unit Ada DPPKKI 5). Manajemen Rekayasa Unit Tidak Ada DPPKKI 6). Pelayanan Angkutan Unit Tidak Ada DPPKKI 7). Penerangan Jalan Lingkungan Unit Tidak Ada DPPKKI IV. Jumlah Kendaraan Bermotor ** Unit Ada UP3AD 1. Mobil Penumpang 6,385 7,618 8,532 8,458 10,658 Unit Ada UP3AD 2. Bus Unit Ada UP3AD 3. Truk 5,361 5,575 5,976 6,490 7,163 Unit Ada UP3AD 4. Sepeda Motor , ,910 Unit Ada UP3AD Data Infrastruktur Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 IV-9

180 DATA INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN KOPERASI SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN Industri, Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Lembaga Keuangan dan Koperasi Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data I. Industri 1). Industri Kecil 1. Unit Kerja 1,125 1,123 1,129 1,131 1,193 Unit Ada Dinperindagkop 2. Tenaga Kerja 7,895 8,307 8,322 8,340 8,971 Orang Ada Dinperindagkop 3. Nilai Produksi 131,744, ,331, ,341, ,341, ,364,993 Rp Juta Ada Dinperindagkop 4. Jumlah Industri Kecil per Jenis Kerajinan 1). Kulit Unit Ada Dinperindagkop 2). Kayu Unit Ada Dinperindagkop 3). Logam/Logam Mulia Unit Ada Dinperindagkop 4). Anyaman/Gerabah/Keramik Unit Ada Dinperindagkop 5). Dari Kain Tenun Unit Ada Dinperindagkop 6). Industri Makanan/Minuman Unit Ada Dinperindagkop 7). Rambut 1 Unit Ada 8). Tekstil Unit Ada Dinperindagkop 9). Pakaian jadi Unit Ada Dinperindagkop 10). Kertas Unit Ada Dinperindagkop 11). Penerbitan, Percetakan, dan reproduksi media 22 3 rekaman Unit Ada Dinperindagkop 12). Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi, Pengolahan Minyak Gas Bumi, Barang dari Hasil Pengilang 0 0 Unit Ada Dinperindagkop 13). Kimia Unit Ada Dinperindagkop 14). Karet Unit Ada Dinperindagkop 15). Daur Ulang Unit Ada Dinperindagkop 16). Rokok Unit Ada Dinperindagkop 2). Industri Mikro 1. Unit Kerja Unit Tidak Ada Dinperindagkop 2. Tenaga Kerja Orang Tidak Ada Dinperindagkop 3. Nilai Produksi Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 4. Jumlah Industri Mikro 3). Industri Menengah 1. Unit Kerja 7 Unit Ada Dinperindagkop 2. Tenaga Kerja 382 Orang Ada Dinperindagkop 3. Nilai Produksi 5,184,495 Rp Juta Ada Dinperindagkop 4. Jumlah Industri Menengah 4). Industri Besar 1. Unit Kerja Unit Ada Dinperindagkop Data Indagkop Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 V-1

181 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 2. Tenaga Kerja 1,364 1,382 1,382 1,542 1,930 Orang Ada Dinperindagkop 3. Nilai Produksi 356,100, ,384, ,384, ,384, ,083,350 Rp Juta Ada Dinperindagkop 5). Rumah Tangga Ada Dinperindagkop 1. Jumlah Unit Usaha 9,971 9,937 9,939 9,939 10,471 Unit Ada Dinperindagkop 2. Jumlah Tenaga Kerja 22,543 22,735 22,742 22,742 23,719 Orang Ada Dinperindagkop 6). Jumlah Perusahaan Wajib AMDAL yang Telah Diawasi Unit Tidak Ada Dinperindagkop 7). Jumlah Seluruh Perusahaan Wajib Amdal Unit Tidak Ada Dinperindagkop II. Perdagangan 1). Sarana Perdagangan 1. Pasar Tradisional Buah Ada Dinperindagkop 2. Pasar Swalayan/Supermarket/Toserba Buah Ada Dinperindagkop 3. Hipermarket Buah Ada Dinperindagkop 4. Pasar Grosir Buah Ada Dinperindagkop 5. Mal/Plaza Buah Ada Dinperindagkop 6. Pertokoan/Warung/Kios Buah Tidak Ada Dinperindagkop 2). Restoran dan Rumah Makan 1. Restoran Ada DPPKKI 1). Jumlah Jenis Restoran Ada DPPKKI 1. Jenis Tertinggi Unit Tidak Ada DPPKKI 2. Jenis Menengah Unit Ada DPPKKI 3. Jenis Terendah Unit Tidak Ada DPPKKI 2). Jumlah Kelas Restoran Tidak Ada DPPKKI 1. Kelas A Unit Tidak Ada DPPKKI 2. Kelas B Unit Tidak Ada DPPKKI 3. Kelas C Unit Tidak Ada DPPKKI 4. Kelas D Unit Tidak Ada DPPKKI 2. Rumah Makan Ada DPPKKI 1). Jumlah Jenis Rumah Makan Ada DPPKKI 1. Jenis Tertinggi Unit Tidak Ada DPPKKI 2. Jenis Menengah Unit Ada DPPKKI 3. Jenis Terendah Unit Tidak Ada DPPKKI 2). Jumlah Kelas Rumah Makan 1. Kelas A Unit Tidak Ada Dinperindagkop 2. Kelas B Unit Tidak Ada Dinperindagkop 3. Kelas C Unit Tidak Ada Dinperindagkop 4. Kelas D Unit Tidak Ada Dinperindagkop 3). Jenis Bangunan Pasar 1. Pasar Bangunan Permanen/Semi Permanen Buah Ada Dinperindagkop Ada Dinperindagkop 2. Pasar Tanpa Bangunan Permanen/Semi Permanen Buah 3. Pusat Perdagangan Unit Ada Dinperindagkop Data Indagkop Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 V-2

182 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 4). Rumah Potong Hewan dan Unggas Unit Tidak Ada Dinperindagkop III. Pengembangan Usaha Nasional 1). Koperasi 1. Jumlah Koperasi Aktif Buah Ada Dinperindagkop 2. Jumlah Koperasi Tidak Aktif Buah Ada Dinperindagkop 3. Jumlah Induk Koperasi Buah Ada Dinperindagkop 4. Jumlah Koperasi Primer Buah Ada Dinperindagkop 5. Jumlah KUD Buah Ada Dinperindagkop 6. Jumlah Non KUD Buah Ada Dinperindagkop 2). Jumlah Pengusaha 1. Pengusaha Kecil 1,125 1,123 1,129 1,148 1,148 Orang Ada Dinperindagkop 2. Pengusaha Menengah Orang Ada Dinperindagkop 3. Pengusaha Besar Orang Ada Dinperindagkop IV. Nilai Ekspor Total 21,346 21,422 20,304 20,304 28,821 Rp Juta Ada Dinperindagkop V. Nilai Impor Total Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop VI. Nilai Ekspor dan Impor Non Migas 1). Ekspor Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 2). Impor Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop VII. Jumlah Industri/Perusahaan yang Menerapkan K Unit Tidak Ada Dinperindagkop VIII. Jumlah Kelompok Pedagang/Usaha Informal IX. Input Output Industri 1). Input Bahan Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 1. Total Input Impor Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 2. Total Input Domestik Selain Lokal Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 3. Total Input Lokal Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 2). Total Output Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 3). Nilai Tambah 1. Total Nilai Tambah Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 2. Total Tenaga Kerja Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 3. Total Subsidi Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 4. Total Pajak Tak Langsung Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 4). Nilai Tambah Produktivitas Sektor 1. Pertanian Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 2. Pertambangan & Penggalian Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 3. Industri & Pengelolaan Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 4. Listrik, Gas & Air Bersih Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 5. Konstruksi Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 6. Perdagangan, Hotel & Restoran Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 7. Pengangkutan & Transportasi Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 8. Jasa-jasa Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop 5). Total Permintaan Akhir Rp Juta Tidak Ada Dinperindagkop Data Indagkop Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 V-3

183 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data IX. Lembaga Perijinan Ada BPMPP 1). PTSP Unit Ada BPMPP 2). PTSP yang Menerapkan SPIPISE Unit Ada BPMPP 3). Pengurusan Perijinan * BPMPP 1). Lama Pengurusan Perijinan * Ada BPMPP 1. SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan Hari Ada BPMPP 2. TDP : Tanda Daftar Perusahaan Hari Ada BPMPP 3. IUI : Izin Usaha Industri Hari Ada BPMPP 4. TDI : Tanda Daftar Industri Hari Tidak Ada 5. IMB : Izin Mendirikan Bangunan Hari Ada BPMPP 6. HO : Izin Gangguan Hari Ada BPMPP 2). Jumlah Persyaratan Dokument Perijinan * Ada BPMPP 1. SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan Dokumen Ada BPMPP 2. TDP : Tanda Daftar Perusahaan Dokumen Ada BPMPP 3. IUI : Izin Usaha Industri Dokumen Ada BPMPP 4. TDI : Tanda Daftar Industri Dokumen Tidak Ada 5. IMB : Izin Mendirikan Bangunan Dokumen Ada BPMPP 6. HO : Izin Gangguan Dokumen Ada BPMPP 3). Biaya Resmi Perijinan * Ada BPMPP 1. SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan Rp Ada BPMPP 2. TDP : Tanda Daftar Perusahaan Rp Ada BPMPP 3. IUI : Izin Usaha Industri Rp Ada BPMPP 4. TDI : Tanda Daftar Industri Rp Tidak Ada 5. IMB : Izin Mendirikan Bangunan Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Rp Tidak Ada BPMPP 6. HO : Izin Gangguan Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Rp Tidak Ada BPMPP XI. Jumlah Kelompok Pedagang/Usaha Informal yang Mendapatkan Bantuan Binaan dari Pemda Kelompok Ada Dinperindagkop XII. Jumlah Kelompok Pengrajin Kelompok Tidak Ada Dinperindagkop XIII. Jumlah Kelompok Pengrajin yang Mendapatkan Bantuan Kelompok Ada Dinperindagkop XIV. Indeks yang Diterima Petani Kelompok Tidak Ada Dinperindagkop XV. Indeks yang Dibayar Petani Kelompok Tidak Ada Dinperindagkop XVI. Jumlah Perusahaan Industri Besar Sedang Menurut SubS Perusahaan Ada Dinperindagkop 1. Makanan dan minuman Perusahaan Ada Dinperindagkop 2. Tembakau Perusahaan Ada Dinperindagkop 3. Tekstil Perusahaan Ada Dinperindagkop 4. Pakaian jadi Perusahaan Ada Dinperindagkop 5. Kulit dan barang dari kulit Perusahaan Ada Dinperindagkop 6. Kayu, barang dari kayu, dan anyaman Perusahaan Ada Dinperindagkop 7. Kertas dan barang dari kertas Perusahaan Ada Dinperindagkop 8. Penerbitan, percetakan, dan reproduksi Perusahaan Ada Dinperindagkop 9. Batu bara, minyak dan gas bumi, dan bahan bakar nukli Perusahaan Ada Dinperindagkop Data Indagkop Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 V-4

184 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 10. Kimia dan barang-barang dari bahan kimia Perusahaan Ada Dinperindagkop 11. Karet dan barang-barang dari plastik Perusahaan Ada Dinperindagkop 12. Barang galian bukan logam Perusahaan Ada Dinperindagkop 13. Logam dasar Perusahaan Ada Dinperindagkop 14. Barang-barang dari logam dan peralatannya Perusahaan Ada Dinperindagkop 15. Mesin dan perlengkapannya Perusahaan Ada Dinperindagkop 16. Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan data Perusahaan Ada Dinperindagkop 17. Mesin listrik lainnya dan perlengkapannya Perusahaan Ada Dinperindagkop 18. Radio, televisi, dan perlatan komunikasi Perusahaan Ada Dinperindagkop 19. Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam Perusahaan Ada Dinperindagkop 20. Kendaraan bermotor Perusahaan Ada Dinperindagkop 21. Alat angkutan lainnya Perusahaan Ada Dinperindagkop 22. Furniture dan industri pengolahan lainnya Perusahaan Ada Dinperindagkop 23. Daur ulang Perusahaan Ada Dinperindagkop 16. BUMD, Perbankan Daerah dan Lembaga Keuangan Daerah I. Jumlah Proyek PMA buah Ada BPMPP 1). Realisasi Investasi PMA per Sektor 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan ,000 Rp Juta Ada BPMPP 2. Pertambangan dan Penggalian ,400, ,531 Rp Juta Ada BPMPP 3. Industri Pengolahan (migas dan non migas) ,898 0 Rp Juta Ada BPMPP 4. Listrik, Gas dan Air Bersih Rp Juta Ada BPMPP 5. Bangunan Rp Juta Ada BPMPP 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran Rp Juta Ada BPMPP 7. Pengangkutan dan Komunikasi Rp Juta Ada BPMPP 8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Rp Juta Ada BPMPP 9. Jasa-Jasa ,769 Rp Juta Ada BPMPP II. Jumlah Proyek PMDN 1, buah Ada BPMPP 1). Realisasi Investasi PMDN per Sektor 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan - - 4,057 12,997 21,454 Rp Juta Ada BPMPP 2. Pertambangan dan Penggalian ,717 2,500 Rp Juta Ada BPMPP 3. Industri Pengolahan (migas dan non migas) - - 7,257 43, ,573 Rp Juta Ada BPMPP 4. Listrik, Gas dan Air Bersih ,633 12,284 Rp Juta Ada BPMPP 5. Bangunan - - 3,854 17,455 11,209 Rp Juta Ada BPMPP 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran - - 7,800 40,318 38,783 Rp Juta Ada BPMPP 7. Pengangkutan dan Komunikasi - - 3,396 1,025 1,600 Rp Juta Ada BPMPP 8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan - - 1,650 16,100 Rp Juta Ada BPMPP 9. Jasa-Jasa - - 9,459 96,444 21,457 Rp Juta Ada BPMPP 2). Investasi 1. Total Investasi Pemerintah Pusat ,300,000 Rp Juta Tidak Ada BPMPP Data Indagkop Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 V-5

185 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 2. Total Investasi Pemerintah Daerah ,179 Rp Juta Ada BPMPP 3. Total Investasi Swasta - - 2, ,720 1,096,862 Rp Juta Ada BPMPP III. Jumlah BPR Buah Ada BPMPP 1. Konvensional 16 Buah Ada BPMPP 2. Syariah 0 Buah Ada BPMPP IV. Jumlah Bank Umum Buah Ada BPMPP 1. Konvensional 18 Buah Ada BPMPP 2. Syariah 1 Buah Ada BPMPP V. Perusahaan Asuransi Kerugian Buah Tidak Ada BPMPP 1. Konvensional Buah Tidak Ada BPMPP 2. Syariah Buah Tidak Ada BPMPP VI. Perusahaan Asuransi Jiwa Buah Tidak Ada BPMPP 1. Konvensional Buah Tidak Ada BPMPP 2. Syariah Buah Tidak Ada BPMPP VII. Jumlah PDAM Buah Ada BPMPP VIII. Jumlah Investor Berskala Nasional 1). PMA 1. BUMN Asing Unit Ada BPMPP 2. Swasta Asing Unit Ada BPMPP 2). PMDN 1. BUMD Unit Tidak Ada BPMPP 2. BUMN Unit Tidak Ada BPMPP 3. Swasta Unit Tidak Ada BPMPP 4. Campuran 13,595 14,719 15,696 16,406 Unit Tidak Ada BPMPP IX. Jasa keuangan 1). Lembaga Keuangan Non Bank Unit Ada BPMPP 1). Modal Ventura Unit Tidak Ada BPMPP 2). Lembaga Keuangan Mikro ,101 Unit Ada BPMPP 3). Perusahaan Asuransi Unit Ada BPMPP 4). Cabang Perusahaan Asuransi Unit Ada BPMPP 2). Lembaga Keuangan Bank 1). Milik Pemerintah Unit Ada BPMPP 2). Swasta Nasional Unit Ada BPMPP 3). Swasta Asing Unit Ada BPMPP 4). Milik Pemerintah Daerah Unit Ada BPMPP 5). Milik Pemerintah Asing Unit Ada BPMPP 6). Milik Campuran Unit Ada BPMPP 7). Jumlah Cabang Milik Pemerintah Unit Ada BPMPP 8). Jumlah Cabang Milik Swasta Nasional Unit Ada BPMPP 9). Jumlah Cabang Milik Swasta Asing Unit Ada BPMPP 10). Jumlah Cabang Milik Pemerintah Daerah Unit Ada BPMPP Data Indagkop Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 V-6

186 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 11). Jumlah Cabang Milik Pemerintah Asing Unit Ada BPMPP 12). Jumlah Cabang Milik Campuran Unit Ada BPMPP X. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM ** Unit Ada BPMPP 1. Jumlah seluruh UKM 1, Unit Ada BPMPP 2. Jumlah BPR/LKM Unit Ada BPMPP 3. Jumlah UKM non BPR/LKM - 1, Unit Ada BPMPP XI. Lembaga Keuangan Perbankan * Ada BPMPP 1. Lembaga Non Perbankan 1,055 1,063 1,048 1,101 1,101 Unit Tidak Ada BPMPP 2. Jumlah Perbankan Unit Ada BPMPP 17. Pengelolaan ASET atau Barang Daerah Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data I. Jumlah Aset Daerah 1). Aset Bergerak 658, , ,014 1,977,490 2,127,120 Unit Ada DPPKAD 2). Aset Tidak Bergerak 11,334 8,544 8,508 11,148 11,737 Unit Ada DPPKAD II. Nilai Aset/Barang Daerah Ada DPPKAD 1). Aset Bergerak 154, , , , ,769 Rp Juta Ada DPPKAD 2). Aset Tidak Bergerak 1,188,730 1,262,189 1,201,010 1,377,741 1,832,297 Rp Juta Ada DPPKAD III. Nilai Penyusutan Tidak Ada DPPKAD 1). Aset Bergerak Rp Juta Tidak Ada DPPKAD 2). Aset Tidak Bergerak Rp Juta Tidak Ada DPPKAD Data Indagkop Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 V-7

187 DATA EKONOMI DAN KEUANGAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN Produk Domestik Regional Bruto Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data I. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 4,438, ,967, ,310, ,976,506 6,638,867 Rp Miliar Ada BPS 1). Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 2,258, ,431, ,639, ,939,645 3,212,080 Rp Juta Ada BPS 1. Tanaman Bahan Makanan 1,389, ,474, ,636, ,813, Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Tanaman Perkebunan 196, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Peternakan 94, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 4. Kehutanan 574, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 5. Perikanan 4, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2). Pertambangan dan Penggalian 195, , , , ,439 Rp Juta Ada BPS 1. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 186, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Pertambangan Bukan Migas Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Penggalian 9, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3). Industri Pengolahan (migas dan non migas) 250, , , , ,251 Rp Juta Ada BPS 1. Pengilangan Minyak Bumi Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Gas Alam Cair Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Industri Bukan Migas 250, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 4). Listrik, Gas dan Air Bersih 43, , , ,461 67,081 Rp Juta Ada BPS 1. Listrik 40, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Gas Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Air Bersih 2, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 5). Bangunan 141, , , , ,567 Rp Juta Ada BPS 6). Perdagangan, Hotel dan Restoran 701, , , ,915 1,124,176 Rp Juta Ada BPS 1. Perdagangan Besar dan Eceran 605, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Hotel 4, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Restoran 91, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 7). Pengangkutan dan Komunikasi 141, , , , ,193 Rp Juta Ada BPS 1. Angkutan Rel 2, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Angkutan Jalan Raya 111, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Angkutan Laut Rp Juta Tidak Ada BPS 4. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Rp Juta Tidak Ada BPS 5. Angkutan Udara Rp Juta Tidak Ada BPS 6. Jasa Penungkatan Angkutan Rp Juta Tidak Ada BPS 7. Komunikasi 27, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 8). Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 376, , , , ,149 Rp Juta Ada BPS 1. Bank 68, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Lembaga Keuangan Non Bank 10, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Jasa Penunjang Keuangan Rp Juta Tidak Ada BPS 4. Real Estate 282, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 5. Jasa Perusahaan 15, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 9). Jasa-Jasa 362, , , , ,932 Rp Juta Ada BPS 1. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan 264, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Jasa Pemerintahan Lainnya Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Jasa Sosial Kemasyarakatan 55, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 4. Jasa Hiburan dan Rekreasi 3, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 5. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga 37, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 10. PDRB Subsektor Pertanian (Palawija) Rp Juta Tidak Ada BPS 11. PDRB Subsektor Perkebunan (Tanaman Keras) Rp Juta Tidak Ada BPS Data Ekonomi dan Keuangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VI-1

188 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 12. PDRB Subsektor Kehutanan Rp Juta Tidak Ada BPS 13. PDRB Subsektor Pariwisata Rp Juta Tidak Ada BPS 14. PDRB Subsektor Perdagangan Rp Juta Tidak Ada BPS 15. PDRB Subsektor Industri Rp Juta Tidak Ada BPS 16. Jasa Industri Rumah Tangga Rp Juta Tidak Ada BPS 17. Transmigrasi Rp Juta Tidak Ada BPS II. PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Berlaku 4,260, ,740, ,089, ,731, Rp Juta Tidak Ada BPS III. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran 5,976, Rp Juta Tidak Ada BPS 1). Konsumsi Rumah Tangga - 3,776, ,089, ,580, Rp Juta Tidak Ada BPS 2). Konsumsi Pemerintah - 1,367, ,515, ,739, Rp Juta Tidak Ada BPS 3). Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto - 425, , , Rp Juta Tidak Ada BPS 4). Perubahan Stok/Inventori - -47, , , Rp Juta Tidak Ada BPS 5). Ekspor Barang dan Jasa - 2,049, ,302, ,563, Rp Juta Tidak Ada BPS 6). Impor Barang dan Jasa - 2,803, ,137, ,527, Rp Juta Tidak Ada BPS IV. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku 5,273, ,753, ,371, ,077, Rp Tidak Ada BPS V. PDRB per Kapita Tanpa Migas Atas Dasar Berlaku 5,004, ,491, ,107, ,787, Rp Tidak Ada BPS VI. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha 2,182, ,241, ,354, ,472, ,596,187 Rp Miliar Ada BPS 1). Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 1,179, ,187, ,230, ,269, ,311,078 Rp Juta Ada BPS 1. Tanaman Bahan Makanan 716, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Tanaman Perkebunan 114, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Peternakan 53, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 4. Kehutanan 292, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 5. Perikanan 2, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2). Pertambangan dan Penggalian 72, , , , ,165 Rp Juta Ada BPS 1. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 67, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Pertambangan Bukan Migas Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Penggalian 5, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3). Industri Pengolahan (migas dan non migas) 135, , , , ,893 Rp Juta Ada BPS 1. Pengilangan Minyak Bumi Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Gas Alam Cair Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Industri Bukan Migas 135, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 4). Listrik, Gas dan Air Bersih 11, , , , ,347 Rp Juta Ada BPS 1. Listrik 10, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Gas Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Air Bersih 1, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 5). Bangunan 74, , , , ,523 Rp Juta Ada BPS 6). Perdagangan, Hotel dan Restoran 320, , , , ,567 Rp Juta Ada BPS 1. Perdagangan Besar dan Eceran 272, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Hotel 1, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Restoran 46, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 7). Pengangkutan dan Komunikasi 65, , , , ,959 Rp Juta Ada BPS 1. Angkutan Rel 1, , Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Angkutan Jalan Raya 50, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Angkutan Laut Rp Juta Tidak Ada BPS 4. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Rp Juta Tidak Ada BPS 5. Angkutan Udara Rp Juta Tidak Ada BPS 6. Jasa Penungkatan Angkutan Rp Juta Tidak Ada BPS 7. Komunikasi 12, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 8). Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 158, , , , ,795 Rp Juta Ada BPS 1. Bank 24, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS Data Ekonomi dan Keuangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VI-2

189 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 2. Lembaga Keuangan Non Bank 4, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Jasa Penunjang Keuangan Rp Juta Tidak Ada BPS 4. Real Estate 122, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 5. Jasa Perusahaan 6, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 9). Jasa-Jasa 165, , , , ,859 Rp Juta Ada BPS 1. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan Rp Juta Tidak Ada BPS 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 111, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3. Jasa Sosial Kemasyarakatan 27, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 4. Jasa Hiburan dan Rekreasi 2, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 5. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga 23, , , , Rp Juta Tidak Ada BPS 10. PDRB Subsektor Pertanian (Palawija) Rp Juta Tidak Ada BPS 11. PDRB Subsektor Perkebunan (Tanaman Keras) Rp Juta Tidak Ada BPS 12. PDRB Subsektor Kehutanan Rp Juta Tidak Ada BPS 13. PDRB Subsektor Pariwisata Rp Juta Tidak Ada BPS 14. PDRB Subsektor Perdagangan Rp Juta Tidak Ada BPS 15. PDRB Subsektor Industri Rp Juta Tidak Ada BPS 16. Jasa Industri Rumah Tangga Rp Juta Tidak Ada BPS 17. Transmigrasi Rp Juta Tidak Ada BPS VII. PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan Tahun ,115, ,170, ,278, Rp Juta Tidak Ada BPS VIII. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Pengeluaran Rp Juta Tidak Ada BPS 1). Konsumsi Rumah Tangga - 1,744,228 1,815,639 1,895, Rp Juta Tidak Ada BPS 2). Konsumsi Pemerintah - 566, , , Rp Juta Tidak Ada BPS 3). Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto - 167, , , Rp Juta Tidak Ada BPS 4). Perubahan Stok/Inventori - -20,113-20,552-20, Rp Juta Tidak Ada BPS 5). Ekspor Barang dan Jasa - 764, , , Rp Juta Tidak Ada BPS 6). Impor Barang dan Jasa - 1,028,913 1,094,237 1,165, Rp Juta Tidak Ada BPS IX. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun ,630,752 2,695,900 2,825,069 2,927, Rp Tidak Ada BPS X. PDRB per Kapita Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan Tahun 200 2,549,474 2,609,916 2,734,314 2,831, Rp Tidak Ada BPS 19. Ringkasan APBD I. Pendapatan Daerah 1,383,018,214,707 1,500,480,994,079 Rupiah 1). Pendapatan asli daerah 47,069,388,551 66,619,824,789 79,335,692,205 60,881,357, ,721,855,474 Rupiah 1. Pajak Daerah 9,427,005,382 11,177,375,259 10,218,563,328 12,260,311,067 26,310,742,598 Rupiah Ada DPPKAD 2. Retribusi Daerah 23,934,978,129 8,703,106,561 8,817,601,735 10,520,706,952 15,366,365,092 Rupiah Ada DPPKAD 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 3,222,193,820 5,884,626,373 5,758,248,478 6,165,994,267 7,731,229,785 Rupiah Ada DPPKAD 4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 10,485,211,220 40,854,716,596 54,541,278,664 31,934,345,604 79,313,517,999 Rupiah Ada DPPKAD 5. Pelampauan Penerimaan PAD Rupiah Ada DPPKAD 6. Pelampauan Lain-lain PAD yang Sah Rupiah Ada DPPKAD 2). Dana perimbangan 656,795,452, ,375,079, ,542,087, ,824,680, ,071,992,281 Rupiah Ada DPPKAD 1. Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak 86,362,688,845 88,110,970,294 90,371,797,931 94,501,754,069 90,057,243,281 Rupiah Ada DPPKAD 2. Dana Alokasi Umum 487,917,464, ,169,709, ,180,530, ,830,036, ,874,089,000 Rupiah Ada DPPKAD 3. Dana Alokasi Khusus 82,515,300,000 77,094,400,000 53,989,760,000 53,492,890,000 61,140,660,000 Rupiah Ada DPPKAD 3). Lain-lain pendapatan daerah yang sah 18,446,447,000 28,641,411, ,715,906, ,727,485, ,687,146,324 Rupiah Ada DPPKAD 1. Hibah 562,613, ,071,750 1,511,525, ,000,000 Rupiah Ada DPPKAD 2. Dana Darurat Rupiah Ada DPPKAD 3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lain 25,860,400,317 32,938,136,812 42,951,827,489 51,690,178,607 69,692,547,000 Rupiah Ada DPPKAD 4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 61,039,289, ,799,485, ,770,570, ,992,738, ,909,117,000 Rupiah Ada DPPKAD 5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 58,044,568,900 79,187,482,324 Rupiah Ada DPPKAD 6. Lain-lain Pendapatan Daerah yang syah 18,446,447,000 28,641,411, ,715,906, ,727,485,507 0 Rupiah Ada DPPKAD II. Belanja Daerah 803,093,973, ,499,912,721 1,083,694,672,713 1,271,638,034,049 1,449,108,193,361 Rupiah Ada DPPKAD Data Ekonomi dan Keuangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VI-3

190 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 1). Belanja Tidak Langsung 579,799,919, ,442,044, ,961,726, ,679,910, ,519,709,295 Rupiah Ada DPPKAD 1. Belanja tidak langsung pegawai 521,567,917, ,717,878, ,326,183, ,203,560, ,350,121,029 Rupiah Ada DPPKAD 2). Realisasi Belanja Tidak langsung Pemenuhan Kebutuhan Aparatur ** 718,458,076, ,901,771,208 Rupiah Ada DPPKAD 1. Belanja Gaji dan Tunjangan 683,338,247, ,006,768,889 Rupiah Ada DPPKAD 2. Belanja Tambahan Penghasilan 29,431,167,000 26,460,455,410 Rupiah Ada DPPKAD 3. Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH&WKDH 3,754,200,000 3,251,085,000 Rupiah Ada DPPKAD 4. Belanja Pemungutan Pajak Daerah 1,934,462, ,461,909 Rupiah Ada DPPKAD 3. Belanja bunga 55,923,068 44,209,800 35,884,428 41,044,113 14,713,538 Rupiah Ada DPPKAD 4. Belanja subsidi Rupiah Ada DPPKAD 5. Belanja hibah 30,503,632,309 9,591,262,000 34,686,874,500 52,420,935,000 47,601,679,800 Rupiah Ada DPPKAD 6. Belanja bantuan sosial 27,393,271,600 33,137,046,708 3,200,500,000 4,199,500,000 3,962,500,000 Rupiah Ada DPPKAD 7. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa ,623,114, Rupiah Ada DPPKAD 8. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa ,814,870,757 60,590,694,928 Rupiah Ada DPPKAD 9. Belanja Tidak Terduga 279,175,000 1,951,647,700 5,712,284, Rupiah Ada DPPKAD 10. Rasio Belanja Tidak Langsung Terhadap Jumlah Belanja Daera % Ada DPPKAD 11. Persentase Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung % Ada DPPKAD 2). Belanja Langsung 148,368,015, ,575,209, ,801,778, ,252,136, ,588,484,066 Rupiah Ada DPPKAD 1. Belanja langsung pegawai ,198,708,645 59,402,221,455 69,908,966,025 Rupiah Ada DPPKAD PNS 2. Realisasi Belanja Langsung Pemenuhan Kebutuhan Aparatur 95,021,213, ,745,730, ,495,374,965 36,385,314,336 Ada DPPKAD 1. Belanja Honorariun PNS Rupiah Tidak Ada DPPKAD 2. Belanja Uang Lembur Rupiah Tidak Ada DPPKAD 3. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS Rupiah Tidak Ada DPPKAD 4. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Rupiah Tidak Ada DPPKAD 5. Belanja Premis Asuransi Kesehatan Rupiah Tidak Ada DPPKAD 6. Belanja Makanan dan Minuman Pegawai Rupiah Tidak Ada DPPKAD 7. Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya Rupiah Tidak Ada DPPKAD 8. Belanja Pakaian Khusus dan Hari-Hari Tertentu Rupiah Tidak Ada DPPKAD 9. Belanja Perjalanan Dinas Rupiah Tidak Ada DPPKAD 10. Belanja Perjalanan Pindah Tugas Rupiah Tidak Ada DPPKAD 11. Belanja Pemulangan Pegawai Rupiah Tidak Ada DPPKAD 12. Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubeleair, Peralatan dan Perlengkapan lain Rupiah Tidak Ada DPPKAD 3. Belanja Barang dan Jasa 95,021,213, ,745,730, ,495,374,965 92,490,208, ,076,959,453 Rupiah Ada DPPKAD 4. Belanja modal 53,346,801, ,829,479, ,107,694, ,359,707, ,602,558,588 Rupiah Ada DPPKAD 5. Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya Rupiah Ada DPPKAD III. Pembiayaan Daerah 225,994,074, ,679,258, ,788,895, ,686,315, ,841,750,837 Rupiah Ada DPPKAD 1). Penerimaan pembiayaan 76,141,996,781 87,362,326, ,339,631, ,584,691, ,512,408,795 Rupiah Ada DPPKAD 1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA) 75,723,571,733 87,077,736, ,834,273, ,541,914, ,383,741,369 Rupiah Ada DPPKAD 2. Pencairan dana cadangan Rupiah Ada DPPKAD 3. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan Rupiah Ada DPPKAD 4. Penerimaan pinjaman daerah Rupiah Ada DPPKAD 5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman 418,425, ,590, ,477, Rupiah Ada DPPKAD 6. Penerimaan piutang daerah ,042,776, ,667,426 Rupiah Ada DPPKAD 2). Pengeluaran pembiayaan 74,926,038,824 3,482,657,958 19,931,167,624 4,705,986,937 5,670,657,958 Ada DPPKAD Data Ekonomi dan Keuangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VI-4

191 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 1. Pembentukan dana cadangan Rupiah Ada DPPKAD 2. Penyertaan modal (Investasi) pemerintah daerah 1,100,000,000 3,362,000,000 3,862,000,000 4,600,000,000 5,600,000,000 Rupiah Ada DPPKAD 3. Pembayaran pokok utang 70,657,957 70,657,958 70,657, ,986,937 70,657,958 Rupiah Ada DPPKAD 4. Pemberian pinjaman daerah Rupiah Ada DPPKAD 5. Pembayaran Kegiatan Lanjutan Rupiah Ada DPPKAD 6. Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga Rupiah Ada DPPKAD 3). Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (SILPA) 74,926,038, ,834,273, ,518,096, ,395,636,957 Rupiah Ada DPPKAD IV. Pelampauan Penerimaan Dana Perimbangan Rp Juta Ada DPPKAD V. Jumlah Dana Perimbangan dari Propinsi ke Kab/Kota * Ada DPPKAD 1. Pagu 66,990,000,000 Rp Juta Ada DPPKAD 2. Realisasi 69,692,547,000 Rp Juta Ada DPPKAD VI. Jumlah Dana Perimbangan dari Propinsi ke Desa * Tidak Ada DPPKAD 1. Pagu Rp Juta Tidak Ada DPPKAD 2. Realisasi Rp Juta Tidak Ada DPPKAD VII. Jumlah alokasi APBD Propinsi ke Kab/Kota Rp Juta Tidak Ada DPPKAD VIII. Jumlah Alokasi APBD Propinsi ke Desa Rp Juta Tidak Ada DPPKAD 20. Dana Perimbangan I. Dana Perimbangan Rp Juta Ada DPPKAD 1). Jumlah Dana Alokasi Khusus Ada DPPKAD 1. Pagu 82,515 77,094 53,990 53,493 61,141 Rp Juta Ada DPPKAD 2. Realisasi 82,515 77,094 53,990 53,493 61,141 Rp Juta Ada DPPKAD 2). Jumlah Dana Alokasi Umum Ada DPPKAD 1. Pagu 487, , , , ,874 Rp Juta Ada DPPKAD 2. Realisasi 487, , , , ,874 Rp Juta Ada DPPKAD 3). Jumlah Dana Bagi Hasil Pajak Ada DPPKAD 1. Pagu 73,843 69,264 77,666 80,768 51,749 Rp Juta Ada DPPKAD 2. Realisasi 76,331 74,542 74,248 54,782 68,365 Rp Juta Ada DPPKAD 4). Jumlah Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Ada DPPKAD 1. Pagu 10,821 13,275 13,932-23,851 Rp Juta Ada DPPKAD 2. Realisasi 10,032 13,569 16,124-21,692 Rp Juta Ada DPPKAD 5). Jumlah Dana Perimbangan (a+b+c+d) Ada DPPKAD 1. Pagu 655, , , , ,615 Rp Juta Ada DPPKAD 2. Realisasi 656, , , , ,072 Rp Juta Ada DPPKAD 21. Pinjaman Daerah I. Pinjaman Dalam Negeri Rp Ada DPPKAD II. Pinjaman Luar Negeri Ada DPPKAD 1). Pinjaman Luar Negeri Pemerintah Rp Ada DPPKAD 2). Pinjaman Luar Negeri Swasta Rp Ada DPPKAD III. Pinjaman Obligasi Daerah Rp Ada DPPKAD 22. Pajak Daerah I. Pajak Hotel ,253,631 1,003,904,137 Rp Ada DPPKAD II. Pajak Restoran ,174, ,068,323 Rp Ada DPPKAD III. Pajak Hiburan ,211, ,230,170 Rp Ada DPPKAD IV. Pajak Reklame ,651, ,855,325 Rp Ada DPPKAD V. Pajak Penerangan Jalan ,925,091,832 12,934,491,932 Rp Ada DPPKAD VI. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ,020,584 42,987,604 Rp Ada DPPKAD VII. Pajak Parkir ,022,300 44,371,612 Rp Ada DPPKAD Data Ekonomi dan Keuangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VI-5

192 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data VIII. Pajak Air Tanah ,436,265 41,030,848 Rp Ada DPPKAD IX. Pajak Sarang Burung Walet ,000 Rp Ada DPPKAD X. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) ,875,741,446 Rp Ada DPPKAD XI. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTP) ,753,449,125 1,973,611,201 Rp Ada DPPKAD XII. Jumlah Pajak yang dikeluarkan 988,598,159 Rp Ada DPPKAD XIII. Jumlah Insentif Pajak yang mendukung iklim investasi Rp Ada DPPKAD 23. Restribusi Daerah I. Retribusi Jasa Umum ,453,902,098 11,633,491,127 Rp Juta Ada DPPKAD 1). Retribusi Pelayanan Kesehatan ,153,392,250 8,567,611,000 Rp Juta Ada DPPKAD 2). Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan ,618,600 Rp Juta Ada DPPKAD 3). Retribusi Pengganti Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil Rp Juta Ada DPPKAD 4). Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat ,520,000 Rp Juta Ada DPPKAD 5). Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum ,177, ,014,500 Rp Juta Ada DPPKAD 6). Retribusi Pelayanan Pasar ,112,761,800 1,340,718,700 Rp Juta Ada DPPKAD 7). Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ,415, ,070,100 Rp Juta Ada DPPKAD 8). Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Rp Juta Ada DPPKAD 9). Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Rp Juta Ada DPPKAD 10). Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus ,950,000 20,800,000 Rp Juta Ada DPPKAD 11). Retribusi Pengolahan Limbah Cair Rp Juta Ada DPPKAD 12). Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang Rp Juta Ada DPPKAD 13). Retribusi Pelayanan Pendidikan Rp Juta Ada DPPKAD 14). Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi ,204, ,138,227 Rp Juta Ada DPPKAD II. Retribusi Jasa Usaha ,157,121,736 2,221,223,552 Rp Juta Ada DPPKAD 1). Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ,555, ,682,900 Rp Juta Ada DPPKAD 2). Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan ,389, ,563,152 Rp Juta Ada DPPKAD 3). Retribusi Tempat Pelelangan Rp Juta Ada DPPKAD 4). Retribusi Terminal ,707, ,065,500 Rp Juta Ada DPPKAD 5). Retribusi Tempat Khusus Parkir ,663, ,879,500 Rp Juta Ada DPPKAD 6). Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa Rp Juta Ada DPPKAD 7). Retribusi Rumah Potong Hewan ,700,000 45,300,000 Rp Juta Ada DPPKAD 8). Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan Rp Juta Ada DPPKAD 9). Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga ,107, ,732,500 Rp Juta Ada DPPKAD 10). Retribusi Penyeberangan di Air Rp Juta Ada DPPKAD 11). Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Rp Juta Ada DPPKAD III. Retribusi Perizinan Tertentu ,280,691 1,511,650,413 Rp Juta Ada DPPKAD 1). Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ,098, ,922,563 Rp Juta Ada DPPKAD 2). Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol ,000,000 0 Rp Juta Ada DPPKAD 3). Retribusi Izin Gangguan (HO) ,942, ,482,850 Rp Juta Ada DPPKAD 4). Retribusi Izin Trayek ,240,000 6,245,000 Rp Juta Ada DPPKAD 5). Retribusi Izin Usaha Perikanan Rp Juta Ada DPPKAD IV. Jumlah Retribusi yang dikeluarkan Rp Juta Ada DPPKAD V. Jumlah Retribusi yang mendukung iklim investasi Rp Juta Ada DPPKAD Data Ekonomi dan Keuangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VI-6

193 DATA POLITIK HUKUM DAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN Politik Dalam Negeri dan Pengawasan Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data I. Jumlah Anggota DPRD Orang Ada Kankesbangpol II. Komposisi Anggota DPRD Berdasarkan Jenis Kelamin Ada Kankesbangpol 1). Pria Orang Ada Kankesbangpol 2). Perempuan Orang Ada Kankesbangpol III. Jumlah Fraksi DRPD Fraksi Ada Kankesbangpol IV. Partai Politik Ada Kankesbangpol 1). Jumlah Parpol Daerah Partai Ada Kankesbangpol 2). Jumlah Parpol Peserta Pemilu Partai Ada Kankesbangpol V. Karakteristik Politik Masyarakat 1). Jumlah Pemilih 697, , , , ,770 Orang Ada Kankesbangpol VI. Tingkat Partisipasi Pemilih 1). Jumlah Pemilih 519, , , , ,505 Orang Ada Kankesbangpol VII. Organisasi Kemasyarakatan 1). Jumlah Orkesmas Berdasarkan Profesi Buah Ada Kankesbangpol 2). Jumlah Orkesmas Berdasarkan Agama Buah Ada Kankesbangpol VIII. Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat 1). Kelompok Binaan LPM Kelompok Ada BPMPKB 2). Jumlah LPM Berprestasi Kelompok Ada BPMPKB IX. Jumlah Program Pemberdayaan Masyarakat 4 2 Progam Ada BPMPKB X. Persentase Masyarakat Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat % Ada BPMPKB XI. Persentase Pemberdayaan Masyarakat yang Dikembangkan dan Dipelihara Masyarakat % Ada BPMPKB XII. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 1). Jumlah LSM Lokal Buah Ada Kankesbangpol 1. LSM Lokal Terdaftar Buah Ada Kankesbangpol 2. LSM Lokal Tidak Aktif Buah Ada Kankesbangpol 2). Jumlah LSM Nasional Buah Ada Kankesbangpol 1. LSM Lokal Terdaftar Buah Ada Kankesbangpol 2. LSM Lokal Tidak Aktif Buah Ada Kankesbangpol 3). Jumlah LSM Asing/Internasional yang Beroperasi di Daerah Buah Ada Kankesbangpol 1. LSM Lokal Terdaftar Buah Ada Kankesbangpol 2. LSM Lokal Tidak Aktif Buah Ada Kankesbangpol XIII. Jumlah Kegiatan Pembinaan Politik Daerah Kegiatan Ada Kankesbangpol Data Politik Hukum dan Keamanan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VII-1

194 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 25. Hukum I. Perkara Hukum 1). Jumlah Perkara Dilaporkan : 1. Pidana Perkara Ada Pengadilan Negeri 2. Perdata , Perkara Ada Pengadilan Negeri 3. Politik dan HAM Perkara Ada Pengadilan Negeri 4. Lalu Lintas 3,637 5,677 16,923 19,221 17,252 Perkara Ada Pengadilan Negeri 2). Jumlah Perkara Terselesaikan: 1. Pidana Perkara Ada Pengadilan Negeri 2. Perdata , Perkara Ada Pengadilan Negeri 3. Politik dan HAM Perkara Ada Pengadilan Negeri 4. Lalu Lintas 3,637 5,677 16,923 19,221 17,252 Perkara Ada Pengadilan Negeri 5. Perlindungan perempuan dan anak 20 7 Perkara Ada Pengadilan Negeri 3). Jumlah Perkara Tidak Terselesaikan: 1. Pidana Perkara Ada Pengadilan Negeri 2. Perdata Perkara Ada Pengadilan Negeri 3. Politik dan HAM Perkara Ada Pengadilan Negeri 4. Lalu Lintas Perkara Ada Pengadilan Negeri 5. Perlindungan perempuan dan anak Perkara Ada Pengadilan Negeri II. Jumlah Kasus Tanah yang Diselesaikan Kasus Ada Pengadilan Negeri III. Jumlah Kasus yang Terdaftar Kasus Ada Pengadilan Negeri IV. Kelembagaan 1). Jumlah Pengadilan Agama Buah Ada Bag. Hukum 2). Jumlah Pengadilan Negeri Buah Ada Bag. Hukum 3). Jumlah Pengadilan Tata Usaha Negara Buah Ada Bag. Hukum 4). Lembaga Pemasyarakatan Buah Ada Bag. Hukum 5). Kejaksaan Negeri Buah Ada Bag. Hukum V. Jumlah Tindak Kriminal Ada Pengadilan Negeri 1). Jumlah kasus narkoba Kasus Ada Pengadilan Negeri 2). Jumlah kasus pembunuhan Kasus Ada Pengadilan Negeri 3). Jumlah kasus seksual Kasus Ada Pengadilan Negeri 4). Jumlah kasus penganiayaan Kasus Ada Pengadilan Negeri 5). Jumlah kasus pencurian Kasus Ada Pengadilan Negeri 6). Jumlah kasus penipuan Kasus Ada Pengadilan Negeri 7). Jumlah kasus pemalsuan uang Kasus Ada Pengadilan Negeri V. Jumlah Tindak Kriminal Ynag Ditangani Ada Pengadilan Negeri 1). Jumlah kasus narkoba Kasus Ada Pengadilan Negeri 2). Jumlah kasus pembunuhan Kasus Ada Pengadilan Negeri 3). Jumlah kasus seksual Kasus Ada Pengadilan Negeri 4). Jumlah kasus penganiayaan Kasus Ada Pengadilan Negeri Data Politik Hukum dan Keamanan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VII-2

195 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 5). Jumlah kasus pencurian Kasus Ada Pengadilan Negeri 6). Jumlah kasus penipuan Kasus Ada Pengadilan Negeri 7). Jumlah kasus pemalsuan uang Kasus Ada Pengadilan Negeri 26. Keamanan, Ketertiban Masyarakat I. Keamanan, Ketertiban Masyarakat 1). Jumlah Kriminalitas Kasus Ada Polres 2). Kasus Pertikaian Antar Warga Polres 1. Antar Etnis Kasus Ada Polres 2. Antar Wilayah Desa Kasus Ada Polres 3. Antar Agama Kasus Ada Polres 4. Antar Simpatisan Parpol Kasus Ada Polres 5. Antar Pelajar Kasus Ada Polres 3). Unjuk Rasa Polres 1. Bidang Politik Kasus Ada Polres 2. Bidang Ekonomi Kasus Ada Polres 3. Bidang lainnya Kasus Ada Polres 4). Jumlah Sengketa Pengusaha dan Pekerja Kasus Ada Polres 5). Jumlah Perselisihan Buruh dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah Kasus Ada Polres 6). Jumlah Penyelesaian Perselisihan Buruh dan Pengusaha dengan Kebijakan Pemda Kasus Ada Polres 7). Kasus Pemogokan Kerja Kasus Ada Polres 8). Korban Pertikaian Antar Warga/ Unjuk Rasa Polres 1. Korban Meninggal Jiwa Ada Polres 2. Korban Luka-Luka Jiwa Ada Polres 9). Jumlah Pengungsi Akibat Pertikaian Antar Warga/ Unjuk Rasa Jiwa Ada Polres 10). Kerugian Material Akibat Pertikaian Antar Warga/ Unjuk Rasa Rp Ada Polres 11). Aparat dan Sarana Keamanan 1. Jumlah Aparat Keamanan (Polisi) Orang Ada Polres 2. Jumlah Aparat Pamong Praja Orang Ada Satpol PP 3. Jumlah Aparat Linmas Orang Ada Satpol PP 4. Jumlah Pos Keamanan (Polisi) Unit Ada Polres 5. Jumlah Polisi Hutan Orang Ada Perhutani 6. Jumlah Mobil Pemadam Kebakaran Unit Ada DPU 7. Jumlah Pos Pemadam Kebakaran Unit Ada DPU 8. Jumlah Pos Siskamling ,559 2,559 Unit Ada Satpol PP 9. Jumlah Patroli Petugas Satpol PP Pemantauan dan Penyelesaian Pelanggaran K3 Dalam 24 Jam Orang Ada Satpol PP 10. Jumlah Petugas Perlindungan Masyarakat ,117 8,117 Orang Ada Satpol PP Data Politik Hukum dan Keamanan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VII-3

196 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 12). Jumlah Pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) kasus Ada Satpol PP 13). Jumlah Penyelesaian Pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) kasus Ada Satpol PP 14). Jumlah Kejadian Kebakaran Kasus Ada Satpol PP 15). Jumlah Ketepatan Waktu Tindakan Pemadam Kebakaran Kasus Ada DPU 16). Antar Ormas Kasus Ada DPU Data Politik Hukum dan Keamanan Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VII-4

197 27. Bencana Alam DATA INSIDENSIAL SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data I. Jumlah Pengungsi Akibat Ada 1). Banjir 0 0 8,475 28,928 0 Orang Ada Satpol PP 2). Gunung Meletus Orang Ada Satpol PP 3). Longsor Orang Ada Satpol PP 4). Gempa Orang Ada Satpol PP 5). Tsunami Orang Ada Satpol PP 5). Kebakaran 0 Orang 6). Lainnya Orang Ada Satpol PP II. Jumlah Lokasi Pengungsian Lokasi Ada Satpol PP III. Jumlah Pengungsi yang telah kembali ke Lokasi Asal Jiwa Ada Satpol PP IV. Jumlah pengungsi yang telah direlokasi 0 0 8,475 28,928 0 Jiwa Ada Satpol PP V. Jumlah Korban Bencana Alam Jiwa Ada Satpol PP 1). Meninggal Jiwa Ada Satpol PP 2). Hilang Jiwa Ada Satpol PP 3). Luka-luka Jiwa Ada Satpol PP VI. Jumlah Lokasi Bencana Lokasi Ada Satpol PP VII. Jumlah Kecamatan Lokasi Bencana Kec Ada Satpol PP VIII. Jumlah Perkiraan Kerugian Akibat Bencana 5, , , , Rp Juta Ada Satpol PP IX. Kebutuhan Bantuan Ada Satpol PP 1). Dana Rp Juta Ada Satpol PP 2). Beras Ton Ada Satpol PP 3). Mie Instan Kardus Ada Satpol PP 4). Minyak Goreng Liter Ada Satpol PP 5). Obat-obatan Paket Ada Satpol PP 6). Pakaian Paket Ada Satpol PP 7). Material Bangunan Paket Ada Satpol PP 8). Peralatan Tanggap Darurat Bencana Unit Ada Satpol PP 9). Air Bersih 0 2,736, ,000 2,140,000 3,000,000 Liter Ada Satpol PP 10). Lainnya Paket Ada Satpol PP Data Insidensial Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VIII-1

198 Nama Satuan Ketersediaan Sumber Data 28. Penyakit Menular I. Jumlah Kasus Wabah/Endemi Pada Manusia 902 Kasus Ada Dinas Kesehatan 1). Sapi Gila Kasus Ada Dinas Kesehatan 2). Flu Burung Kasus Ada Dinas Kesehatan 3). Chikungunya Kasus Ada Dinas Kesehatan 4). Demam berdarah Kasus Ada Dinas Kesehatan 5). Hepatitis Kasus Ada Dinas Kesehatan 6). Kolera Kasus Ada Dinas Kesehatan 7). Malaria Kasus Ada Dinas Kesehatan 8). Meningitis Kasus Ada Dinas Kesehatan 9). Tuberkulosis Kasus Ada Dinas Kesehatan 10). AIDS Kasus Ada Dinas Kesehatan 11). HIV Kasus Ada Dinas Kesehatan 12). Dipteri Kasus Ada Dinas Kesehatan 13). Rabies 0 Kasus Ada Dinas Kesehatan II. Jumlah Kasus Wabah/Endemi Pada Hewan Kasus Ada Dinas Kesehatan 1). Sapi Gila Kasus Ada Dinas Kesehatan 2). Flu Burung Kasus Ada Dinas Kesehatan 3). Flu Babi Kasus Ada Dinas Kesehatan 4). Anjing Gila Kasus Ada Dinas Kesehatan 29. Pencurian Ikan I. Jumlah Kasus Pencurian Ikan Kasus Ada Polres II. Jumlah Kapal Pencuri Ikan yang disita Buah Ada Polres III. Jumlah Lokasi Pencurian Ikan Lokasi Ada Polres 30. Kebakaran Hutan I. Luas Areal Hutan yang Terbakar Ha Ada Perhutani II. Jumlah Korban Jiwa Jiwa Ada Perhutani III. Jumlah Lokasi Kebakaran Hutan Lokasi Ada Perhutani 31. Pencurian dan Penyelundupan Kayu I. Volume Kayu yang Dicuri 2,624 2,324 1,763 1, M3 Ada Perhutani II. Jumlah Kasus Kasus Ada Perhutani III. Jumlah Lokasi Pencurian dan Penyelundup Lokasi Ada Perhutani Data Insidensial Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 VIII-2

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUAN DAERAH ( S I P D ) KABUPATEN BLORA TAHUN 2015

SISTEM INFORMASI PEMBANGUAN DAERAH ( S I P D ) KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 SISTEM INFORMASI PEMBANGUAN DAERAH ( S I P D ) KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLORA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2015 ii SIPD Kab. Blora 2015 ARTI LA AMBANG KABU UPATEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG DAERAH Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2016, merupakan pelaksanaan tahun ketiga dari masa jabatan pasangan Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA : DATA UMUM JENIS DATA : Pemerintahan (Administrasi Pemerintahan, Aparatur Negara, Administrasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PROFIL DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

SISTEM INFORMASI PROFIL DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2013 SISTEM INFORMASI PROFIL DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLORA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2013 CUPU MANIK (HASTA GINA) Yang berbentuk segi lima melambangkan dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. SIPD Kota Surakarta Tahun 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. SIPD Kota Surakarta Tahun 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bappeda Kota Surakarta sebagai bagian integral dari pemerintah Kota Surakarta mempunyai tugas pokok pada perencanaan pembangunan daerah yang dapat dijadikan acuan bagi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Halaman

DAFTAR TABEL. Halaman v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota se-provinsi Bali... 6 1.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana tahun 2011...... 7 1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana...

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Halaman

DAFTAR TABEL. Halaman v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota se-provinsi Bali... 6 1.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana tahun 2011...... 7 1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana...

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI

PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI No. 13/12/33/16/Th.VIII, 15 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN BLORA TAHUN 2016 SEBESAR 94,13 Pada tahun 2016, Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015 BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015 1. Letak Geografis : antara 1110 16 s/d 1110 338 Bujur Timur dan 60 528 s/d 70 248 Lintang Selatan 1. Letak Geografis : antara 1110 16 s/d 1110 338 Bujur Timur dan 60

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi 1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi 1. Penyempurnaan Database Struktur Database Existing SIPD A. Data Umum 1. Demografi 2. Geografi 3. Pemerintahan B. Sosial Budaya 1. Kesehatan 2. Pendidikan,

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO. selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian,

BUPATI WONOSOBO. selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian, BUPATI WONOSOBO SAMBUTAN BUPATI WONOSOBO DALAM RAPAT PARIPURNA DPRD KABUPATEN WONOSOBO PENYAMPAIAN LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI WONOSOBO TAHUN ANGGARAN 2013 Yang terhormat, Saudara Ketua,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

PROFIL PEGAWAI NEGERI SIPIL. TAHUN 2017 (Keadaan, 31 Desember 2016)

PROFIL PEGAWAI NEGERI SIPIL. TAHUN 2017 (Keadaan, 31 Desember 2016) PROFIL PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 (Keadaan, 31 Desember 2016) BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2009 DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2009 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kpadatan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-nya yang tidak terhingga bagi bangsa dan negara tercinta ini, sehingga kita dapat selalu berikhtiar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat mendorong BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses yang menyebabkan pendapatan penduduk suatu wilayah meningkat dalam jangka panjang, sehingga dikatakan bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora terbagi dalam 16 kecamatan yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 30 Desember 2013 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 No. Prioritas Pembangunan Program/Pembangunan Indikator Kinerja Target SATUAN AWAL 2014 2015 2016 2017 2018 1 Percepatan

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1. BAB I PENDAHULUAN Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.5 Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DUMAI

BERITA DAERAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI BERITA DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 43 Tahun 2008 Seri : D Nomor 42 PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2013 dapat

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008 ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 organisasi perangkat daerah sebagai unsur staf. b. Dasar hukum perda ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang :a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2008 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LINGGA

Lebih terperinci