FISIKA XI SMA 3

dokumen-dokumen yang mirip
A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

FIsika DINAMIKA ROTASI

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut:

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

SOAL DINAMIKA ROTASI

BAB IV HASIL PENELITIAN

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut.

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

MAKALAH MOMEN INERSIA

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

Bab VI Dinamika Rotasi

MODUL. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) MATARAM

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

BAB I. Penyusun SUMARTI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Kata Pengantar. Modul Keseimbangan Benda Tegar 2

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

SILABUS ROTASI BENDA TEGAR UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

UJI COBA SOAL Keseimbangan Benda Tegar & Fluida

Keseimbangan, Momen Gaya, Pusat Massa, dan Titik Berat

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi:

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

MEKANIKA TEKNIK. Sitti Nur Faridah

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1

Antiremed Kelas 11 FISIKA

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

Jadi momentum anguler adalah jumlah momen dari momentum linear jika sumbu putar sistem berhimpit.

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014

(Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya anda tidak cukup melakukan inovasi) Elon Musk

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Hukum Newton dan Penerapannya 1

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA.

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

JAWABAN Fisika OSK 2013

BAB 1 BAB II PEMBAHASAN

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat 1

: Jenis Keseimbangan

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran:

Uji Kompetensi Semester 1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri.

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring

BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

Smart Solution TAHUN PELAJARAN 2012/201 /2013. Pak Anang. Disusun Per Indikator Kisi-Kisi UN Disusun Oleh :

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG MKKS KOTA PADANG KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11

Transkripsi:

FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic

Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar

Momen gaya atau torsi adalah ukuran keaktifan sebuah gaya yang bekerja pada suatu benda untuk memutar benda tersebut terhadap suatu titik poros tertentu. Jika sudut antara r dan F adalah α, maka besar momen gaya adalah : τ = rf sin α atau τ = r sin α F r sin α = d, dimana disebut lengan momen. Sehingga besar momen gaya dapat dinyatakan sebagai hasil kali lengan momen dan besar gaya : τ = F. d

Contoh : - Sebuah gaya F = 120 N i + 180 N j dikerjakan pada suatu benda pada suatu titik yang memiliki vector kedudukan r = 3 m i 2 m j terhadap acuan O. Hitunglah momen yang dikerjakan gaya ini terhadap titik O. Momen adalah hasil kali vector antara vector titik tangkap gaya r dan vector gaya F, yaitu τ = r x F. Untuk vector yang hanya dinyatakan dalam i dan j, τ lebih cepat ditentukan dengan aturan i x j = k dan j x i = k. Jadi, τ = r x F = 3 i 2 j x 120 i + 180 j = 540 +k 240 k = 780 k

Momen gaya total pada suatu benda yang disebabkan oleh dua buah gaya atau lebih yang bekerja terhadap suatu poros : τ = τ 1 + τ 2 + τ 3 + τ n Catatan : 1. Lengan momen l adalah panjang garis yang ditarik dari titik poros sampai mendorong tegak lurus garis kerja vector gaya F. 2. Arah momen gaya τ dinyatakan oleh arah putaran vector gaya F terhadap titik poros. Arah positif momen ditetapkan sembarang, tetapi umumnya ditetapkan momen yang menghasilkan putaran searah jarum jam adalah positif (+) dan yang berlawanan arah jarum jam adalah negative (-).

Contoh : - Batang AB yang panjangnya 2 m dipengaruhi tiga gaya seperti pada gambar. Tentukan torsi batang tersebut di titik O. τ = τ 1 + τ 2 + τ 3 = 120 N 1 m sin 30 + 100 N 0,5 m + 150 N 1 m sin 37 = 60 N. m + 50 N. m + 90,3 N. m = N. m

Karena torsi analog dengan gaya F, dan percepatan sudut analog dengan percepatan linier, apakah torsi berkaitan dengan percepatan sudut dari gerak rotasi? F = ma Karena a sama denganr. α, maka : F = m. R. α Dengan mengalikan kedua ruas dengan R, maka : R. F = m. R 2. α Karena R. F adalah Torsi dan m. R 2 adalah Momen Inersia, jadi : τ = I. α = I a R

Besaran yang menyatakan ukuran kelembaman benda yang mengalami gerka rotasi. Momen inersia I dari sebuah partikel bermassa m dan berjarak r dari poros putar dinyatakan oleh : I = mr 2 Momen inersia dari beberapa partikel (titik massa) terhadap suatu poros diperoleh dengan menjumlahkan secara aljabar biasa tiap-tiap momen inersia. I = i m i r i 2 Contohnya, momen inersia dari tiga buah partikel terhadap suatu poros adalah : 3 I = i=1 m i r 2 i = m 1 r 2 1 +m 2 r 2 2 2 +m 3 r 3

Contoh : Tiga buah benda masing-masing bermassa 0,6 kg diikatkan pada batang, yang massanya dapat diabaikan seperti pada gambar. Tentukan momen inersia sistem terhadap poros rotasi melalui ujung batang. 3 I = i=1 m i r 2 i = m 1 r 2 1 +m 2 r 2 2 2 +m 3 r 3 *dari soal, m 1 = m 2 = m 3 = m = 0,6 kg r 1 = 10 cm = 10x10 2 m r 2 = 10 + 15 cm = 25x10 2 m r 1 = 25 + 20 cm = 45x10 2 m Jadi, I = m 1 r 1 2 +m 2 r 2 2 +m 3 r 3 2 = m r 1 2 + r 2 2 + r 3 2 = 1,65x10 1 kgm 2

Contoh : Roda tipis berjari jari 30 cm dan massa 1 kg menggelinding bersama bola pejal berjari jari 8 cm dan bermassa 1,5 kg. Tentukan perbandingan momen inersia bola dan roda. m roda = 1 kg m bola = 1,5 kg R roda = 30 cm = 0,3 m R bola = 8 cm = 0,08 m Jawab: I roda = mr 2 = 1 kg 0,3 m 2 = 1 kg 0,09 m 2 = 0,09 kg. m 2 I bola = mr 2 = 1,5 kg 0,08 m 2 = 1,5 kg 0,0064 m 2 = 0,0096 kg. m 2 I roda I bola = 0,09 0,0096 = 3 0,32

Sebuah kopel adalah sepasang gaya sejajar yang sama besar tetapi arahnya berlawanan. Kopel tidak menghasilkan gerak translasi karena resultan gaya sama dengan nol F = 0, tetapi kopel akan menghasilkan momen kopel yang menyebabkan gerak rotasi. Besar momen kopel, τ, adalah hasil kali antara besar gaya F dengan jarak d antara kedua pasangan gaya. Kopel yang menghasilkan putaran searah jarum jam ditetapkan bertanda positif dan sebaliknya negatif.

Momentum sudut didefinisikan sebagai perkalian antara momen inersia dan kecepatan sudut. Secara matematis, ditulis sebagai berikut : L = I. ω Jika lengan Torsi dan kecepatna linier diketahui, maka L = Iω = mr 2 v R L = m. r. v Momentum sudut merupakan besaran vektor karena memiliki besar dan arah. Arah momentum sudut dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan.

Jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada suatu system yang mengalami gerak rotasi τ luar, maka momentum sudut system selalu tetap. L sistem = 0 L 1 = L 2 I 1 ω 1 = I 2 ω 2

Menggelinding merupakan perpaduan gerak translasi dan rotasi sebuah benda (tanpa selip). Dalam melakukan gerak menggelinding, dibutuhkan gaya gesek antara benda dengan permukaan. Jika tidak ada gaya gesek maka benda tersebut akan tergelincir atau slip (benda hanya melakukan gerak translasi). Ketika sedang menggelinding, benda memiliki energi kinetik yang terbagi atas dua jenis, yaitu energi kinetik translasi EK Translasi = 1 2 mv2 dan energi kinetik rotasi EK Rotasi = 1 2 Iω2. Jadi energi totalnya : EK Total = EK Translasi + EK Rotasi = 1 2 mv2 + 1 2 Iω2 Jika resultan momen gaya luar yang bekerja pada benda sama dengan nol (tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada benda), pada gerak rotasi tersebut berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik : EP = EK Translasi + EK Rotasi

1. Gerak Menggelinding Pada Bidang Datar (kasar) Pada Gerak Translasi berlaku Hukum II Newton, F = m. a * f = Gaya gesek F f = m. a Pada Gerak Rotasi berlaku : τ = I. α 2. Gerak Menggelinding Pada Bidang Miring (Kasar) Pada Gerak Translasi berlaku Hukum II Newton, F = m. a : m. g sin θ f = m. a Pada Gerak Rotasi berlaku : τ = I. α

MACAM-MACAM KESEIMBANGAN KESEIMBANGAN STATIS Ada 3 macam keseimbangan statis, semua dapat diperkirakan dengan memperhatikan apa yang terjadi dengan kedudukan titik beratnya ketika benda diberi gangguan kecil. Keseimbangan labil : Jika setelah gangguan kecil dihilangkan, titik berat bergerak ke bawah. Keseimbangan stabil : Jika setelah gangguan kecil dihilangkan, titik berat bergerak ke atas. Keseimbangan netral (indeferen) Jika titik berat selalu berada pada ketinggian yang tetap.

KESETIMBANGAN STABIL KESETIMBANGAN LABIL KESETIMBANGAN INDEFEREN

MACAM-MACAM KESEIMBANGAN KESEIMBANGAN DINAMIS Keseimbangan translasi : Keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak tanpa mengalami percepatan linier a = 0, v = tetap. Keseimbangan rotasi : Keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak tanpa mengalami percepatan sudut α = 0, ω = tetap.

SYARAT-SYARAT KESEIMBANGAN 1. Resultan gaya pada benda = 0 F = 0 Pada kondisi ini, kemungkinan keadaan benda adalah: a. Diam (kesetimbangan statis), dan b. Bergerak dengan kecepatan linier tetap (kesetimbangan dinamis). 2. Resultan torsi pada benda = 0 τ = 0 Pada kondisi ini kemungkinan keadaan benda adalah: a. Diam (kesetimbangan statis), dan b. Berotasi dengan kecepatan sudut tetap (kesetimbangan dinamis).

KESEIMBANGAN Contoh : Batang AC bermassa 40 kg dan panjangnya 3 m. Jarak tumpuan A dan B adalah 2 m (di B papan dapat berputar) seorang anak bermassa 25 kg berjalan dari A menuju C. Berapa jarak minimum anak dari titik C agar papan tetap setimbang (ujung batang A hampir terangkat)? τ = 0 w AC DB = W Anak 1 x 400 0,5 = 250 1 x 200 = 250 250x 250x = 50 x = 0,2 m

KESEIMBANGAN Contoh : Pada sistem kesetimbangan benda tegar seperti pada gambar di samping, batang AB homogen dengan panjang 80 cm, beratnya 18 N, menyangga beban seberat 30 N, BC adalah tali. Berapakah tegangan pada tali (dalam newton) jika jarak AC = 60 cm? BC = AB 2 + AC 2 = 80 2 + 60 2 = 100 cm sin α = 60 100 = 0,6 Syarat kesetimbangan di titik A : τ A = 0 T AB sin α 18 1 AB 30 AB = 0 2 T 48 18 40 30 80 = 0 48T 720 2400 = 0 T = 3120 = 65 N 48

KESEIMBANGAN TIGA GAYA Syarat keseimbangan statis untuk tiga gaya sebidang yang bekerja pada suatu sistem partikel, adalah : *dimana α + β + γ = 360 F 1 sin α = F 2 sin β = F 3 sin γ

KESEIMBANGAN TIGA GAYA Contoh : Benda pada gambar memiliki berat 400 N dan digantung dalam keadaan diam. Tentukanlah besar tegangan yang terjadi pada kedua tali yang menahan benda. (Ingat, tegangan adalah gaya yang terdapat pada seutas tali yang menarik suatu benda). T 1 sin α 1 = T 2 sin α 2 = T 1 =240 N, T 2 = 320 N w 3 sin α w T 1 sin 143 = T 2 sin 127 = w 3 sin 90 T 1 0,6 = T 2 0,8 = 400 1

KESEIMBANGAN TIGA GAYA Contoh : Seutas tali ABCD digantungkan pada titik A dan D. Pada titik C digantungkan beban seberat w. Tentukanlah besar w agar sistem dalam kesetimbangan. Titik B T sin 90 +60 = 12 sin 90 +30 Titik C T sin 90 +30 = 12 sin 90 +60 T 1 2 = 12 1 2 3 T = 4 3 N 4 3 1 = w 2 3 1 2 w = 4 N

TITIK BERAT Titik berat adalah suatu titik dalam suatu benda (dapat juga di luar benda) dimana gaya berat benda bekerja secara efektif. 1. Titik berat benda homogen (massa jenis sama dalam keseluruhan sistem) yang bentuknya teratur, terletak pada perpotongan diagonalnya. 2. Titik berat benda gabungan dari benda-benda teratur bentuknya, dapat ditentukan dengan koordinat x 0, y 0. Jika diketahui : Berat tiap partikel : x 0 = w 1x 1 + w 2 x 2 + w 3 x 3 + + w n x n w 1 + w 2 + w 3 + + w n y 0 = w 1y 1 + w 2 y 2 + w 3 y 3 + + w n y n w 1 + w 2 + w 3 + + w n

TITIK BERAT Benda berbentuk bidang datar : x 0 = A 1x 1 + A 2 x 2 + A 3 x 3 + + A n x n A 1 + A 2 + A 3 + + A n y 0 = A 1y 1 + A 2 y 2 + A 3 y 3 + + A n y n A 1 + A 2 + A 3 + + A n Benda berbentuk bangun ruang: x 0 = V 1x 1 + V 2 x 2 + V 3 x 3 + + V n x n V 1 + V 2 + V 3 + + V n Benda berbentuk kurva : y 0 = V 1y 1 + V 2 y 2 + V 3 y 3 + + V n y n V 1 + V 2 + V 3 + + V n x 0 = l 1x 1 + l 2 x 2 + l 3 x 3 + + l n x n l 1 + l 2 + l 3 + + l n y 0 = l 1y 1 + l 2 y 2 + l 3 y 3 + + l n y n l 1 + l 2 + l 3 + + l n

@iammovic