KERACUNAN OKSIGEN. Oleh Diah Puspita Rifasanti I1A Pembimbing: dr. Dwi Setyohadi

dokumen-dokumen yang mirip
Tinjauan Pustaka KERACUNAN OKSIGEN. Oleh : Diah Puspita Rifasanti I1A Pembimbing : Dr. Dwi Setyohadi BAGIAN/SMF ILMU KEDOKTERAN DAN KEHAKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh kompensasi anti-inflamasi atau fenotip imunosupresif yang

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

BAB I PENDAHULUAN. denyut/menit; 3. Respirasi >20/menit atau pa CO 2 <32 mmhg; 4. Hitung leukosit

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

TERAPI OKSIGEN. Oleh : Tim ICU-RSWS. 04/14/16 juliana/icu course/2009 1

2. PERFUSI PARU - PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

FAAL PERNAPASAN. Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

BAB 2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN. ALI/ARDS adalah suatu keadaan yang menggambarkan reaksi inflamasi

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

ASIDOSIS RESPIRATORIK

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad

2006 Global Initiative for Asthma (GINA) tuntunan baru dalam penatalaksanaan asma yaitu kontrol asma

BAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat. diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan gaya hidup dan gaya hidup negatif dapat menyebabkan

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran nafas kronis yang penting

RESPIRATORY FAILURE. PRESENTATION by Dr. Fachrul Jamal Sp.An(KIC)

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid, sintesis dan sekresi

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan mengakibatkan kematian jiwa pertahun, peringkat ke-empat

Preeklampsia dan Eklampsia

INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )

MEMBRAN RESPIRATORIUS

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply

Pemantauan Oksigenasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

OKSIDAN DAN ANTIOKSIDAN

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asam format yang terakumulasi inilah yang menyebabkan toksik. 2. Manifestasi klinis yang paling umum yaitu pada organ mata, sistem

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Laennec di tahun 1819, kemudian diperinci oleh Sir William Osler pada

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS/ RS Dr M DJAMIL PADANG

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. terakhir (HPHT) atau, yang lebih akurat 266 hari atau 38 minggu setelah


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB I PENDAHULUAN. bahan kimia dan biologis, juga bahaya fisik di tempat kerja (Ikhsan dkk, 2009).

SKRIPSI FITRIA ARDHITANTRI K Oleh :

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

Transkripsi:

Tinjauan Pustaka KERACUNAN OKSIGEN Oleh Diah Puspita Rifasanti I1A009052 Pembimbing: dr. Dwi Setyohadi BAGIAN/SMF ILMU KEDOKTERAN DAN KEHAKIMAN FK UNLAM RSUD ULIN BANJARMASIN Desember, 2013

PENDAHULUAN Setiap sel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk melaksanakan fungsi metabolisme, sehingga oksigen merupakan zat terpenting dalam kehidupan manusia. Keracunan oksigen pada pasien sakit kritis masih kontroversial namun demikian pada kondisi tertentu kelebihan oksigen dapat merupakan racun yang berbahaya. Pierson DJ. Pathophysiology and Clinical Effects of Chronic Hypoxia. Respiratory Care. 2000;45 (1): 39-46. Singh CP. Oxygen Therapy. Journal Indian Academy of Clinical Medicine 2001; 2 (3): 178-183.

TOKSIKOLOGI Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari sumber, sifat serta khasiat racun, gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang didapatkan pada korban yang meninggal. Racun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan fisiologik yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau mengakibatkan kematian. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi Kedua. Jakarta : 1997.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1. Cara masuk 2. Umur 3. Kondisi tubuh 4. Kebiasaan 5. Idiosinkrasi dan alergi pada vitamin E, penisilin, streptomisin dan prokain. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi Kedua. Jakarta : 1997.

MEKANISME KERACUNAN hiperoksia reactive O 2 species/ros

MANIFESTASI KLINIS Tergantung tipe paparan: Toksisitas pulmoner, atau efek Lorraine Smith. Toksisitas sistem saraf pusat, atau efek Paul Bert

TOKSISITAS PULMONER (EFEK LORRAINE SMITH) FiO 2 yang tinggi, yaitu >0,60 dalam waktu yang lama ( 24 jam) pada tekanan barometrik normal, yaitu 1 atm (atmospheres absolute (ATA)) ROS merangsang sekresi kemoatraktan oleh sel paru dan sitokin menstimulasi pergerakan dan akumulasi makrofag dan monosit menuju paru, yang akan semakin menambah ROS. Interaksi ROS dengan leukosit akan mengeksaserbasi cedera yang lebih lanjut. Mach WJ, Thimmesch AR, Pierce JT, et al. Consequence of hyperoxia and the toxicity of oxygen in the lung. Nursing Research and Practice 2011; 7: 1-7.

TOKSISITAS PULMONER (EFEK LORRAINE SMITH) Paparan oksigen setelah hampir 12 jam akan berakibat terjadinya kongesti jalan napas, edem paru, dan atelektasis yang disebabkan oleh kerusakan dinding bronkus dan alveolus. Terbentuknya cairan di paru menyebabkan sesak dan rasa terbakar pada tenggorokan dan dada, sehingga akan terasa sakit saat menarik napas. Mach WJ, Thimmesch AR, Pierce JT, et al. Consequence of hyperoxia and the toxicity of oxygen in the lung. Nursing Research and Practice 2011; 7: 1-7.

TOKSISITAS SISTEM SARAF PUSAT (EFEK PAUL BERT) Tekanan atmosfer tinggi (1,6 4 atm) dan lamanya paparan dengan FiO 2 tinggi hanya sebentar. Pada penyelam, tanda pertama dari keracunan oksigen pada SSP adalah terjadinya kejang tipe grand mal. Kejang pada keracunan oksigen diyakini tidak akan menyebabkan masalah yang permanen karena tubuh berada pada kondisi surplus oksigen. Namun jika kejang terjadi saat penyelam sedang menyelam, maka penyelam tersebut dapat tenggelam. Sawatzky D. Oxygen toxicity signs and symptoms. Sport Diving Medicine 2012; 12: 55

Gejala lain yang berkaitan dengan SSP adalah terjadinya gangguan penglihatan serta telinga berdenging. Kemudian diikuti kejang setelah adanya penurunan kesadaran secara mendadak. 6 Sawatzky D. Oxygen toxicity signs and symptoms. Sport Diving Medicine 2012; 12: 55

TERAPI DAN PENCEGAHAN Pengobatan pada kondisi ini hingga memerlukan ventilasi mekanik diikuti dengan pengobatan suportif. 5 Karena pengobatan pada kasus ini lebih pada simtomatik, maka pencegahan dan pengawasan untuk mengenali kondisi hiperoksik secara dini lah yang lebih penting. Cara paling efektif untuk menurunkan resiko keracunan oksigen pada SSP adalah dengan membatasi tekanan oksigen yang diberikan, membatasi waktu paparan, dan istirahat menghirup oksigen murni saat melakukan penyelaman Mach WJ, Thimmesch AR, Pierce JT, et al. Consequence of hyperoxia and the toxicity of oxygen in the lung. Nursing Research and Practice 2011; 7: 1-7. Sawatzky D. Oxygen toxicity signs and symptoms. Sport Diving Medicine 2012; 12: 55.

TERAPI DAN PENCEGAHAN Patel et al: antioksidan eksogen seperti vitamin E dan C dapat diberikan sebagai pencegahan pada bayi dengan resiko keracunan oksigen, mengingat mekanisme keracunan ini didasarkan pada ROS sebagai radikal bebas. Dosis yang direkomendasikan adalah, vitamin E 100mg/kgBB/hari selama 4 6 minggu. 2 Patel DN, Goel A, Agarwal SB, et al. Oxygen toxicity. JIACM 2003; 4 (3): 234-237.

PENGGUNAAN DAN PEMANTAUAN TERAPI OKSIGEN Pada pasien dengan hipoksemia kronis, lebih bijak jika menggunakan oksigen yang membantu pernapasan seminimal mungkin. PaO 2 sekitar 50 55mmHg biasanya cukup pada kondisi ini. Positive end-expiratory pressure (PEEP) harus digunakan selama pemberian ventilasi mekanik jika konsentrasi oksigen yang diinspirasi >50% gagal memperbaiki keadaan hpoksia. Namun jika tidak terjadi hal demikian maka PEEP tidak diperlukan pada pasien. Patel DN, Goel A, Agarwal SB, et al. Oxygen toxicity. JIACM 2003; 4 (3): 234-237.

PENGGUNAAN DAN PEMANTAUAN TERAPI OKSIGEN Terapi oksigen harus diberikan terus menerus sampai pasien pulih dan tidak boleh dihentikan mendadak, karena penghentian mendadak dapat mengakibatkan turunnya tekanan oksigen alveolar. Penyapihan terapi oksigen harus dipertimbangkan ketika pasien menjadi nyaman, penyakit yang mendasarinya sembuh, tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, warna kulit, dan oxymetri berada dalam kisaran normal. penyapihan dapat secara bertahap dengan menghentikan oksigen atau menurunkan konsentrasi untuk jangka waktu tertentu misalnya 30 menit dan mengevaluasi kembali parameter klinis dan PaO 2 secara berkala. Semedi BP, Hardiono. Pemantauan oksigenasi. Departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK UNAIR 2012; 2 (2): 85-93.

PROGNOSIS Angka mortalitas membaik semakin hari namun masih dalam kisaran 30 hingga 75% dan terjadi pada 86 dari 100.000 pasien per tahun. Patel DN, Goel A, Agarwal SB, et al. Oxygen toxicity. JIACM 2003; 4 (3): 234-237.

KESIMPULAN Oksigen, merupakan zat yang sering digunakan untuk mengobati kondisi hipoksemia pada berbagai kondisi klinis. Namun oksigen itu sendiri dapat menjadi trigger terjadinya cedera paru akut jika tidak diberikan pada konsentrasi dan durasi yang sesuai. Efek toksik biasanya pada SSP dan paru. Terapi yang dapat diberikan berupa terapi suportif namun pencegahan dan deteksi dini merupakan hal yang penting pada keracunan oksigen ini.

TERIMA KASIH