BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Hadi Kusyono,S.Pd SDN Randuagung 01 Jember

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

BAB I PENDAHULUAN Latar elakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Freudenhal (dalam Zulkardi, 2001:3) menekankan bahwa. dalam matematika. Aktivitas matematika ini dikenal juga sebagai

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN X. Pilemon Poly Maroa, Charles Kapile, dan Abdul Hamid

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalamnya. Aktivitas belajar sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Volume 4 Nomer 2 Desember 2017

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

I. TINJAUAN PUSTAKA. Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

Transkripsi:

5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman/ latihan. Belajar merupakan akibat interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dikatakan telah belajar apabila sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut Ngalim purwanto (1994:80) mengemukakan: Pada hakekatnya terdapat beberapa elemen yang mencirikan adanya individu sedang belajar yakni rubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Di sebuah buku yang berjudul pendidikan dan latihan profesi sertifikasi guru dalam jabatan disebutkan, belajar adalah perubahan yang relative permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya. TIM Pengembangan MKDK IKIP Semarang mengemukakan: Belajar merupakan suatu kegiatan seseorang membuat dan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang positif artinya untuk mencari kesempurnaan hidupnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Belajar adalah suatu usaha yang

6 dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. 2.1.1.2 Pengertian Hasil Belajar Pengertian Hasil belajar adalah capaian atau hasil akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar.hasil belajar merupakan factor yang sangat penting dan sering dijadikan pokok pembicaraan atau permasalahan antar pendidik, karena prestasi belajar mencerminkan kemampuan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Menurut Muhibin dalam Abu Muhamad (2008:3) dijelaskan bahwa hasil merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah maupun pokok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1984:787) hasil belajar adalah hasi yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan. Sedangkan menurut Ridwan (2008:3) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh karena aktifitas belajar yang telah dilakukan. Menurut Winkel (1996) hasil belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot/ nilai yang berhasil diraihnya. Nana Sudjana (1998:5) menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan proses hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, penalaran, sikap, tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta aspek aspek lain yang ada pada diri individu yang sedang belajar.

7 Menurut S. Nasution (1996) prestasi belajar merupakan kesempurnaan seseorang peserta didik dalam berpikir, merasa dan berbuat. Menurutnya prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi 3 aspek, yaitu: 1) Aspek Kognitif, Aspek yang berkaitan dengan kegiatan berpikir dan tingkat intelegensi (IQ) 2) Aspek Afektif, Aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap serta kecerdasan emosi (EQ) 3) Aspek Psikomotorik, segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Berdasarkan pendapat pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dengan kemampuan maksimal. 2.1.1.3 Faktor faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Faktor internal, Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri sendiri, tanpa ada paksaan dari luar. Factor internal meliputi keadaan jasmani, psikologis, kematangan fisik dan Psikis. Contohnya siswa melakukan belajar karena betul betul ingin mendapatkan kemampuan secara mendalam, ingin berprestasi bukan karena tujuan lain. 2) Faktor Eksternal Faktor external merupakan faktor yang berasal dorongan dari luar seperti sosial, lingkungan, budaya, adat istiadat, pengetahuan, teknologi, lingkungan keagamaan, dll. Contohnya siswa melakukan aktivitas belajar karena ingin mendapatkan prestasi yang baik sehingga dipuji oleh guru dan teman temannya. Walaupun faktor ini tidak mutlak berkaitan

8 dengan hasil belajar, tetapi peranannya sangat penting sebab keadaan siswa itu berubah ubah atau dinamis, sehingga faktor ekternal tetap diperlukan. 2.1.1.4 Cara cara untuk meningkatkan Hasil Belajar Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang paling utama adalah kesadaran dari diri siswa itu sendiri dengan didukung orang tua dan lingkungan sosialnya, upaya yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan menerapkan metode pembelajaran sebagai berikut: 1) Aktif Pembelajaran harus menumbuhkan susasana perserta didik bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. 2) Inovatif Memberi peserta didik kesempatan menemukan sesuatu melalui aktifitas belajar yang dialaminya. 3) Kreatif Menumbuhkan pemikiran kritis, karena dengan pemikiran kritis kreatifitas bisa dikembangkan 4) Efektif Pembelajaran yang memudahkan peserta didik belajara sesuatu yang bermanfaat 2.1.2 Model Pembelajaran Cooperatif Learning 2.1.2.1 Pengertian Cooperatif Learning Cooperative learning yaitu salah satu dari strategi pembelajaran yang digunakan untuk mendidik siswa agar saling membantu dan bekerjasama dalam memecahkan suatu masalah, dan merupakan komunikasi seseorang berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pedapat.

9 Cooperative learning adalah suatu metode pembelajaran berkelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Eggen dan Kauchak (1993:319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu. oleh karena itu pembelajarn cooperative juga disebut dengan pembelajaran teman sebaya. Menurut slavin (1997) pembelajaran cooperative merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. 2.1.2.2. Pembelajaran Cooperatif Learning Model Cooperative Learning sebagai penunjuang dalam proses belajar mengajar untuk menumbuhkan semangat kerjasama antara siswa dalam satu kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama sama. Pembelajarn cooperative learning digunakan guru apabila hendak memafaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa, memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuan masing masing, memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang sudah dirumuskan telah tercapai, membantu siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah, membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah dari pelajaran sekolah, membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun temannya dan mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

10 2.1.2.3 Manfaat Pembelajaran Cooperative learning Manfaat yang diperoleh dalam pembelajaran cooperative learning adalah: - Meningkatkan rasa percaya diri siswa - Meningkatkan rasa tanggung jawab - Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir - Mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain - Mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal - Mendidik siswa untuk saling menghormati pendapat orang lain 2.1.3 Alat Peraga dalam Pembelajaran 2.1.3.1 Pengertian Alat Peraga Alat peraga atau media adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan guru untuk mempresentasikan atau menjelaskan bahan pelajaran dan digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran. Alat peraga juga dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemampuan anak didik sehingga dapat menolong terjadinya proses belajar pada diri siswa (Miarso dalam asep Herry Hermawan, dkk: 2008). Alat peraga merupakan factor penunjang dalam proses pelaksanaan KBM. Suparman, Atwi (1997; 177) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Para pengantar memberikan banyak pembatasan pengertian tentang media: 1) Teknologi pembawa pesan yang dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran

11 2) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual termsuk teknologi perangkat kerasnya. 3) Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar mengajar 4) Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan 5) Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar 6) Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar. 2.1.3.2 Macam macam media atau alat peraga Media yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Ada banyek jenis media. Para ahli telah membedakan jenis media menurut pandangan mereka sendiri. Menurut supriyo media dibedakan menjadi media dalam pengertian sempit dan media dalam pengertian luas. Pengertian media dalam pengertian sempit adalah media diartikan sebagai sejumlah alat yang dapat digunakan secara efektif untuk proses pengajaran yang direncanakan sedangkan dalam pengertian luas media adalah tidak hanya mencakup alat elektronik saja tetapi meliputi keseluruhan alat sederhana misalnya, slide, diagram, chart buatan guru dll. Sapriyo mengemukakan jenis media dibedakan menurut indera (sensory cannel) yaitu: Jenis Media Audio (suara bunyi) Visual (pandang) Contoh Media Suara guru, laboratorium bahasa tape, siaran radio. Papan tulis, gambar, Photo, model/ bagan, chart, buku teks, transparasi dll.

12 Audio visual (pandang dengar) Touch (sentuhan) Televisi, video, film Contoh kain (tekstil) Rudi susila berpendapat media dikelompokkan menurut bentuk penyajian dan cara penyajiannya. Macam macam media tersebut adalah: 1) Kelompok I meliputi grafis, bahan cetak, dan gambar diam 2) Kelompok 2 meliputi media proyeksi diam, media OHT dan OHP, media proyektor, media slide, dan media film strip 3) Kelompok 3 meliputi media audio, media radio, media alat perekam pita magnetic. 4) Kelompok 4 meliputi media audio visual diam 5) Kelompok 5 meliputi film 6) Kelompok 6 meliputi televise, media televise terbuka,. Media televise siaran terbatas dan media cassette recorder (VCR) 7) Kelompok 7 meliputi multimedia 2.1.3.3. Media Visual 1) Pengertian Media visual adalah salah satu media pembelajaran yang mengandalkan indra penglihatan. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan media visual agar siswa dapat mengerti lebih jelas tentang materi daur air dalam pembelajan IPA. 2) Manfaat - Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (hanya dalam bentuk kata kata atau lisan) - Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera - Lebih mudah menanamkan konsep

13 - Dengan menggunakan media visual yang mengatasi sikap pasif anak didik 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Ronawati, 2010. dalam penelitiannya yang berjudul PERBAIKAN PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SEMESTER I SEKOLAH DASAR NEGERI DLISEN 01 KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012. Berdasarkan dari hasil tes tertulis yang digunakan untuk memperoleh data, pemaparan data dan refleksi perbaikan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode diskusi model belanja pada materi lingkungan alam dan buatan dapat disimpulkan: 1. Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi model belanja telah berhasil meningkatkan aktifitas siswa yaitu aktifitas siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan dalam berdiskusi, kegembiraan siswa dalam mengikuti pelajaran, aktifitas siswa dalam membuat tayangan serta kerjasama di antara siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Lingkungan Alam dan Buatan pada siswa kelas III SD N Dlisen 01 Kecamatan LImpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Hal itu dibuktikan dengan hasil pengamatan sktifitas siswa dengan nilai 4,0 pada skala 1 5 termasuk kategori baik. 2. Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi Lingkungan Alam dan Buatan pada siswa kelas III SDN Dlisen 01 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/ 2011. hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan nilai rata rata kelas dari 67 (skala 1-100) menjadi 84

14 (skala 1-100) pada perbaikan siklus II dan berhasil meningkatkan jumlah siswa tuntas belajar dari 9 siswa atau 64% siswa pada pra perbaikan menjadi 13 siswa atau 93% siswa oada perbaikan siklus II. Lestari. 2011. Dalam penelitiannya yang berjudul UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN TANJUNGANOM 01 KECAMATAN GABUS KABUPETEN PATI TAHUN AJARAN 2011/ 2012. Berdasarkan hasil penelitiannya dengan menggunakan tes observasi untuk pengumpulan data dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa IPS semester 1 siswa kelas IV SDN Tanjunganom 01 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Tahun pelajaran 2011/ 2012, karena dalam metode diskusi ini siswa dituntut lebih aktif sehingga secara otomatis siswa terbiasa menggungkapkan pendapatnya. Penerapan metode diskusi dengan langkah langkah yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil akhir tindakan tersebut menunjukkan terjasinya peningkatan ketuntasan belajar dari kondisi awal yang hanya 35% siswa tuntas, pada siklus 2 menjadi 80% siswa yang tuntas belajarnya. 2.3 Kerangka Berpikir Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting, Struktur kognitif seseorang pada suatu saat meliputi segala sesuatu yang telah dipelajari oleh seseorang (Ausibble dalam Nana Sutarna:2007) proses belajar mengajar dengan disertai penggunaan media yang tepat agar akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang menerimanya, karena peserta didik tidak hanya berangan angan namun dapat melihat secara langsung seperti apa contoh media yang sedang disampaikan dalam materi pembelajaran matematika oleh guru. Kerangka

15 berfikir dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang tergambar dalam gambar berikut: Kondisi awal Guru belum menggunakan model pembelajaran cooperative dan peraga visual dalam pembelajaran IPA tentang daur air Prestasi belajar siswa rendah Tindakan Pembelajaran menggunakan metode cooperative learning dan peraga visual Siklus I Guru menggunakan metode cooperative learning dan peraga visual dalam pembelajaran Kondisi akhir Dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning dan peraga visual dalam pembelajaran IPA materi daur air meningkatkan hasil belajar siswa SD N Dlisen 01 semester 2 tahun pelajaran 2011/ 2012 Siklus I Guru menggunakan metode cooperative learning dan peraga visual dalam pembelajaran 2.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah: Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning dan alat peraga visual gambar peraga daur air dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada kelas V SD Negeri Dlisen 01 Kecamatan limpung Kabupaten Batang.