BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu organisasi di dalam mempertanggungjawabkan segala aktivitas finansial menggunakan akuntansi sebagai bahasa komunikasi. Untuk itu perlu diselenggarakan pencatatan yang memungkinkan disajikan laporan pertanggungjawaban keuangan kepada para pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan tersebut. Pertanggungjawaban keuangan memerlukan dua unsur yaitu kompetensi dalam bidang akuntansi dan keandalan informasi akuntansi yang dihasilkan (Mulyadi, 2002: 5). Semakin kompleks perekonomian suatu masyarakat, maka semakin kompleks pula transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Sehingga memerlukan kompetensi yang tinggi untuk mencerminkan transaksi keuangan dengan informasi akuntansi. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah dan perlu diaudit oleh auditor eksternal yang merupakan pihak ketiga yang independen. LKPD diaudit sebagai wujud aplikasi prinsip transparansi dan akuntabilitas. Prinsip transparansi dan akuntabilitas merupakan proksi dari tata kelola suatu entitas yang baik. Agar tercipta suatu pengelolaan keuangan negara yang baik dan tertib diperlukan suatu badan untuk memeriksa dan mengawasi pemerintah dalam hal penggunaan uang negara yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara/ Daerah (APBN/ D). Dalam pasal 23 E UUD 1945 dinyatakan bahwa untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab 1
keuangan Negara dibentuk Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) sebagai auditor eksternal pemerintah yang bebas dan mandiri. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) merupakan pedoman bagi BPK RI dalam melakukan tugas pemeriksaannya, dalam SPKN tersebut terdapat standar pekerjaan lapangan yang menyatakan bahwa pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya. BPK RI melakukan tugas pemeriksaannya mensyaratkan pemeriksa untuk merencanakan pemeriksaan sebaik-baiknya, menguji pengendalian intern, dan memperoleh bukti kompeten yang cukup. Tenaga asisten yang dimaksud dalam pernyataan standar ini adalah staf pemeriksaan yang harus disupervisi seperti anggota tim. Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten harus di-review untuk menentukan apakah pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara memadai dan auditor harus menilainya apakah hasilnya sejalan dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan auditor. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian dalam audit, me-review pekerjaan yang dilaksanakan dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf auditor di suatu organisasi pemeriksa. Luasnya supervisi memadai dalam suatu keadaan tergantung atas banyak faktor, termasuk kompleksitas dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit. 2
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervisi biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan entitas dan pembahasan dengan auditor yang memeriksa dan personel pada entitas tersebut. Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka dan tujuan prosedur yang mereka laksanakan. Mereka harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, lingkup dan saat prosedur yang harus dilaksanakan. Auditor yang bertanggung jawab akhir untuk setiap audit harus mengarahkan asisten untuk mengemukakan pertanyaan akuntansi dan auditing signifikan yang muncul dalam audit, sehingga auditor dapat menetapkan seberapa signifikan masalah tersebut. Hal tersebutlah yang memunculkan suatu pengendalian mutu audit, yaitu apakah pelaksanaan pemeriksaan laporan keuangan telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan standar yang telah ditetapkan. Untuk meningkatkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan pemerintah serta untuk mewujudkan dan mengaplikasikan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang merupakan perwujudan dari tata kelola suatu entitas yang baik, maka Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tersebut perlu diaudit oleh auditor ekternal (BPK RI) yang merupakan pihak yang independen. Kepercayaan yang besar pemakai laporan keuangan auditan mengharuskan para auditor memperhatikan mutu auditnya. Sistem pengendalian mutu yang disusun oleh BPK RI harus dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa: 1) telah menerapkan dan mematuhi standar pemeriksaan yang berlaku; 3
2) telah menetapkan dan mematuhi kebijakan dan prosedur pemeriksaan yang memadai. Salah satu perwakilan BPK RI yaitu BPK RI Perwakilan Provinsi Bali, BPK RI Perwakilan Provinsi Bali mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah Provinsi Bali, Kota/ Kabupaten di Provinsi Bali serta BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas Provinsi Bali. Guna menunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsi di atas, sangatlah diperlukan kinerja auditor BPK RI yang baik dan berkualitas. Menurut Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) yang juga merupakan salah satu panduan yang digunakan untuk pemeriksaan di BPK RI, merekomendasikan perlunya peningkatan kinerja BPK RI didukung dengan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai disertai dengan moral yang tinggi dan dilengkapi anggaran, sarana dan prasarana yang memadai. Kinerja yang baik dan berkualitas ini diharapkan dapat meminimalisasi penyimpangan penggunaan anggaran. Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan dalam satu tim pemeriksa. Indikator bagi peningkatan kinerja BPK RI adalah peningkatan kualitas audit dan laporan hasil auditnya, sehingga tujuan audit dapat tercapai dan akan dapat meningkatkan fungsi dan kredibilitas BPK RI serta kepercayaan masyarakat akan BPK RI. Hal ini akan membuat hasil audit BPK RI semakin berguna bagi DPR, DPD, dan DPRD dalam menjalankan fungsi pengawasan atas pengelolaan keuangan negara. 4
Oleh sebab itu, agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pemeriksa eksternal keuangan negara sesuai yang diamanatkan oleh UUD 1945, kinerja auditor BPK RI harus dapat ditingkatkan. Penyediaan pemenuhan kebutuhan SDM di BPK RI Perwakilan Provinsi Bali merupakan permasalahan yang tidak mudah, karena kualifikasi yang dimiliki auditor junior (dalam hal ini disebut anggota tim) berbeda. Oleh karena itu auditor yang berpengalaman harus melakukan supervisi secara baik terhadap anggota yang belum berpengalaman dalam audit, staf auditor yang baru sering kali belum memiliki kepercayaan diri ketika melakukan audit karena kurangnya pengalaman dan tidak sepenuhnya memahami prosedur apa yang sedang diterapkan. Tanggung jawab supervisi ini harus diantisipasi selama tahap perencanaan audit. Statement on Auditing Standard (SAS) No.22 mengidentifikasi beberapa unsur supervisi, termasuk menginstruksikan asistensi, memberitahukan masalamasalah penting yang dijumpai, menelaah pekerjaan yang telah dilakukan, menyelesaikan perbedaan pendapat. Terkadang kinerja yang dicapai oleh auditor junior dirasa belum maksimal, khususnya pada kemampuan menemukan temuan-temuan audit dan kemampuan mengisi seluruh kelengkapan kertas kerja yang merupakan tolak ukur kinerja auditor junior. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan pokok penelitian ini adalah Apakah pelaksanaan supervisi auditor senior berpengaruh terhadap kinerja auditor junior pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali? 5
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan supervisi auditor senior terhadap kinerja auditor junior pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. 1.2.2 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang berupa sekumpulan informasi yang diperoleh diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, antara lain: 1) Penulis Diharapkan dapat menambah wawasan penulis sehingga dapat mengetahui dan memahami perbandingan antara disiplin ilmu yang sudah diterima di bangku perkuliahan selama ini, khususnya bidang akuntansi dengan kenyataan yang sesungguhnya dihadapi. 2) BPK RI Perwakilan Provinsi Bali Dapat dijadikan masukan, baik berupa saran maupun koreksi dengan memberikan bukti empiris mengenai kondisi auditor junior akibat adanya pelaksanaan supervisi. 3) Masyarakat, khususnya lingkungan perguruan tinggi Dapat berguna sebagai acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengembangkan dan menganalisis lebih jauh studi tentang masalah yang tersaji dalam tulisan ini dan bagi fakultas diharapkan dengan adanya hasil perbandingan teori dengan praktek kerja yang sesungguhnya, sehingga dapat dikembangkan kurikulum pendidikan yang sesuai. 6
1.3 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terbagi atas lima bab yang disusun secara berurutan dengan sistematika penyajian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang menguraikan latar belakang dan alasan peneliti untuk meneliti topik yang bersangkutan serta rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, dan sistematika penulisan yang menguraikan tentang sistematika penyajian dari penelitian ini. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang dijadikan dasar oleh peneliti dalam menyusun penelitian ini, pembahasan mengenai hasil dari penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, serta rumusan hipotesis yang diajukan oleh peneliti sebagai jawaban sementara dari permasalahan dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan beberapa hal antara lain lokasi dilakukannya penelitian ini, penjelasan mengenai objek penelitian, identifikasi serta definisi variabel dari penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan peneliti dalam penentuan sampel, metode dalam pengumpulan data, serta teknik atau cara yang digunakan peneliti dalam menganalisis data penelitian. 7
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini memuat gambaran umum dari lokasi penelitian, deskripsi dari masing-masing variabel yang diteliti, serta uraian pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian serta saran yang sesuai dengan hasil penelitian. 8