BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN MESIN UJI KONDUKTIVITAS LISTRIK METODE FOUR-POINT PROBE

Gambar 1.1 Alat uji konduktivitas listrik

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

PENGUKURAN TEMPERATUR

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR

PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI THERMINOLOGY TEMPERATURE / SUHU

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani

Sensor Thermal. M. Khairudin. Jogjakarta State University

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

E 2 E 1. E 3s r 2 r 1. energi. Jarak antar atom

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain

Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

Rudi Susanto

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4

Teori Semikonduktor. Elektronika (TKE 4012) Eka Maulana. maulana.lecture.ub.ac.id

Tujuan Instruksional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor

STRUKTUR CRISTAL SILIKON

Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

Nur hidayat dan Ariswan

Arus Listrik dan Resistansi

DEPARTEMEN FISIKA. Arus Listrik dan Lingkar Arus Searah INSTITUT PERTANIAN BOGOR

4.5 THERMOKOPEL Efek Termoelektri

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA)

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT

BAB II LANDASAN TEORI

struktur dua dimensi kristal Silikon

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

MODUL 1 KULIAH SEMIKONDUKTOR

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU

BAB II LANDASAN TEORI

ILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6. Pengantar

BAB II LANDASAN TEORI

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

dan Hukum I Kirchhoff

Bab 1. Semi Konduktor

KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd.

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi.

RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

Karakterisasi XRD. Pengukuran

EFEK HALL. Laboratorium Fisika Material, Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Sensor dan Tranduser

LVDT (Linear Variable Differensial Transformer)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

BAB II LANDASAN TEORI. Muatan-muatan listrik yang bergerak akan menghasilkan arus listrik.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

Mengenal Sifat Material. Teori Pita Energi

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

Session 10 Steam Turbine Instrumentation

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

SENSOR DAN TRANDUSER. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser

Asisten: (Heldi Alfiadi/ ) Tanggal Praktikum: ( ) Kata Kunci : Efek Hall, Potensial Hall, Gaya Lorentz

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup:

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

Pemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Berskala Kecil Dengan Menggunakan Termoelektrik

KATA PENGANTAR. Kupang, Oktober Penulis

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Studi Awal Ada beberapa metode mengukur konduktivitas listrik pada suatu material. namun demikian, pengukuran yang paling popular adalah menggunakan metode four-point probe measurement (Bowler, J.R. and Bowler, N., 007; Bowler, N. and Huang, Y., 005; Panta, G.P. and Subedi, D.P., 01; Tehrani, S.Z., et al., 01). Metode tersebut dianggap paling baik karena mempunyai ketelitian yang sangat tinggi terutama pada material semikonduktor (Bergman, T.L., et al., 011; Fergus, J.W., 01; Ohtaki, M., 010). Bahan semikonduktor memiliki konduktivitas listrik yang rendah karena memiliki hambatan (resistivity) yang tinggi yaitu sekitar 108 Ω/cm (Li, J.C., et al., 01). Penelitian tentang pengukuran konduktivitas dan resistivity semikonduktor menggunakan metode four-point probe sudah banyak dilakukan. Namun demikian, pengukuran konduktivitas listrik temperatur tinggi mencapai 677 C seperti pada material Co1-xPdxSb3/Co1-xNixSb3 (Alleno, E., et al., 013) dan material Sr0.9CoO pada suhu 500 C (Liu, J., et al., 013) masih belum banyak diteliti. Karena material semikonduktor yang biasa digunakan untuk termoelektrik mempunyai suhu operasi yang rendah antara lain MgSi1 xsnx suhu 380 C (Song, R.B., et al., 007), Ag-Pb- Se-Te suhu 400 C, (Min, Z., et al., 007), (Bi,Sb)(Te,Se)3 temperature ruang (Navone, C., et al., 010), dan WO3/CoSb3 suhu 377 C (Zhao, D., et al., 013). Pembawa muatan dalam material semikonduktor termoelektrik akan bergerak ketika ada perbedaan suhu antara sisi yang satu dengan yang lainnnya. Pembawa muatan dalam semikonduktor tipe-p membawa muatan positif dari sisi yang panas ke sisi yang dingin sedangkan semikonduktor tipe-n membawa muatan negatif (Hilaal, A. and Seeram, R., 01; Kasap, S.O., 001). Hal ini berpengaruh pada nilai koefisien Seebeck dari material semikonduktor tersebut yaitu untuk tipe-p bernilai positif dan tipe-n bernilai negatif. Koefisien Seebeck yang dihasilkan merupakan besarnya perbedaan tegangan yang berbanding lurus terhadap perubahan temperatur (Chena, Z.-G., et al., 01). 1

Setiawan, I., et al. (009) membahas tentang pengukuran konduktivitas listrik dengan menggunakan metode induksi dan penabiran magnet. Metode ini dilakukan karena pengukuran material konduktor yang baik jika menggunakan metode four-point probe kemungkinan akan terjadi hubungan arus pendek yang menjadikan nilainya tidak akurat. Pengukuran konduktivitas listrik konduktor logam dengan menggunakan spesimen uji aluminium dan kuningan dan didapatkan nilai yang kurang dari 9% dari nilai referensi. Panta, G.P. and Subedi, D.P. (01) melakukan pengujian terhadap aluminium film tipis dengan ketebalan 0.1483 µm sd 0.4 µm yang dihasilkan dari proses kimia menggunakan vacuum box coater BC 300 yang diendapkan di permukaan kaca. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode four-point probe dan dihasilkan nilai resistivity dan conductivity pada ketebalan 0.1483 µm adalah 83.4x10 8 ± 11x10 8 Ωm dan 1.0x10 6 ± 0.14x10 6 σ(mho/m) dan pada ketebalan 0.4 µm adalah sebesar 31.8x10 8 ± 4.0x10 8 Ωm dan 3.0x10 6 ± 0.8x10 6 σ(mho/m) yang menunjukkan semakin tebal material sampel nilai konduktivitas listriknya akan mengalami kenaikan. Bowler, N. and Huang, Y. (005) membahas tentang pengukuran plat metal menggunakan metode eddy current dan four-point probe dengan hasil bahwa kedua teknik ini menimbulkan error yang lebih kecil dalam pengukuran konduktivitas (% untuk kuningan dan stainless steel) dan tanpa perlu kalibrasi pada spesimen. Selain itu, pengukuran four-point probe untuk permeabilitas magnetik dengan karakteristik frekuensi tertentu dan dapat digunakan untuk mengukur konduktivitas logam besi. Sebagai contoh, konduktivitas pelat baja. 1. Dasar Teori Hukum ohm Besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatan. Secara matematis dari peryataan hukum Ohm tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Persamaan Error! No text of specified style in document..1 Hukum Ohm

3 V adalah besarnya tegangan dengan satuan Volt, I adalah besarnya arus dengan satuan Ampere dan R adalah besarnya hambatan dengan satuan Ohm. Karakteristik material Material alami maupun buatan yang terdapat di alam dibagi menjadi material konduktor, isolator dan semikonduktor. Ketiga material tersebut mempunyai nilai konduktivitas listrik yang berbeda dan nilai dari konduktivitas listrik dari material tersebut dapat dilihat dari Gambar Error! No text of specified style in document..1. Gambar Error! No text of specified style in document..1 Spektrum konduktivitas listrik dan Resistivitas Material konduktor mempunyai nilai konduktivitas listrik antara (10 6 10 3 ) material semikonduktor antara (10 8 10 3 ) dan material isolator antara (10 9 10 15 ). Resistansi suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe material dan temperature (Irzaman, et al., 010). a) Konduktor. Konduktor adalah material yang mempunyai konduktivitas listrik yang sangat baik, dikarenakan mempunyai karakteristik pita energi yang tidak stabil. Pada Gambar Error! No text of specified style in document.. menunjukan diagram pita energi material Na dengan konfigurasi atom Na adalah 1s, s, p 6, 3s 1.

4 Gambar Error! No text of specified style in document.. Diagram pita energi padatan Na Pada atom Na orbital 3s 1 yang seharusnya dapat memuat elektron hanya terisi 1 elektron; inilah elektron valensi atom Na. Oleh karena itu pita energi 3s 1 pada padatan Na hanya setengah terisi, dan disebut pita valensi. Orbital berikutnya 3s 1 tidak terisi elektron (kosong). Pada temperatur kamar elektron di sekitar tingkat energi Fermi mendapat tambahan energi dan mampu naik ke orbital di atasnya yang masih kosong. Elektron yang naik ini relatif bebas sehingga medan listrik dari luar akan menyebabkan elektron bergerak dan terjadilah arus listrik. Oleh karena itu material dengan struktur pita energi seperti ini, di mana pita energi yang tertinggi tidak terisi penuh, merupakan konduktor yang baik b) Isolator. Kebalikan dengan konduktor, isolator merupakan material yang tidak mudah menghantarkan arus listrik. dilihat dari diagram pita energi pada isolator Gambar Error! No text of specified style in document..3 menujukan bahwa pita valensi paling luar terisi penuh sehingga mempunyai sifat yang stabil.. Gambar Error! No text of specified style in document..3 Diagram pita energi material isolator Karena pita valensi terisi penuh maka elektron dalam pita ini tidak dapat berganti status. Satusatunya cara untuk berganti status adalah dengan melompati celah energi dan masuk ke pita konduksi. Namun jika celah energi cukup lebar, beberapa ev, perpindahan ini hampir tidak mungkin terjadi kecuali ditambahkan energi yang cukup besar misalnya dengan pemanasan.

5 Material yang memiliki diagram pita energi seperti ini tidak mudah menghantarkan arus listrik; mereka termasuk dalam kelompok material isolator seperti misalnya intan, quartz, dan kebanyakan padatan dengan ikatan kovalen dan ikatan ion. c) Semikonduktor. Diagram pita energi untuk material semikonduktor mirip dengan material isolator akan tetapi berbeda pada lebar celah energi-nya. Celah energi pada semikonduktor hanya sekitar 1 ev. Germanium dan silikon adalah material semikonduktor. Konfigurasi atom Ge [Ar] 3d 10 4s 4p dan Si [Ne] 3s 3p kedua macam atom ini memiliki 4 elektron di tingkat energy terluarnya. Gambar Error! No text of specified style in document..4 Diagram pita energi semikonduktor. Karena celah energi sempit maka jika temperatur naik, sebagian elektron di pita valensi naik ke pita konduksi dengan meninggalkan tempat kosong (hole) di pita valensi. Keadaan ini digambarkan pada Gambar Error! No text of specified style in document..4 baik elektron yang telah berada di pita konduksi maupun hole di pita valensi akan bertindak sebagai pembawa muatan untuk terjadinya arus listrik. Konduktivitas listrik naik dengan cepat dengan naiknya temperatur. Konduktivitas listrik tersebut di atas disebut konduktivitas intrinsik. Konduktivitas material semikonduktor juga dapat ditingkatkan dengan penambahan atom asing tertentu (pengotoran, impuriti) atau disebut donor.

6 Standar pengujian konduktivitas listrik Standar pengujian konduktivitas listrik yang digunakan adalah American Society for Testing Materials (B193-87, A., 004). Penerapan standar digunakan untuk material konduktor. Hambatan material logam akan meningkat secara linier searah dengan kenaikan temperatur, berbanding terbalik dengan bahan semikonduktor. Perubahan hambatan dapat dihitung dengan koefisien suhu resistivitas material menggunakan persamaan berikut: 0 ( 0 ) 1 Persamaan Error! No text of specified style in document.. Dimana T adalah temperatur, 0 adalah temperatur referensi (temperatur ruang), 0 adalah hambatan pada temperatur 0, dan koefisien temperatur. Sedangkan nilai resistivity material logam dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut: Persamaan Error! No text of specified ( ) style in document..3 Dimana adalah resistivity dengan satuan Ω.cmil/ft atau Ω.mm /m, A adalah luas penampang dengan satuan cmil atau mm, L adalah panjang dengan satuan m dan R adalah hambatan dengan satuan Ω. Persamaan.3 didapatkan pada pengukuran suatu poros konduktor Gambar Error! No text of specified style in document..5 a sama halnya hambatan, maka nilai resistivity material konduktor juga meningkat dengan meningkatnya temperatur Gambar Error! No text of specified style in document..1 b. a. Resistivity material konduktor b.resistivity vs Temperatur konduktor Gambar Error! No text of specified style in document..5 Karakteristik Konduktor

7 Four-point probe method. Untuk mengukur konduktivitas listrik material dengan ukuran yang sangat besar ( d >> s ) dan sampel yang sangat tipis ( t << s ) dimana d adalah diameter sampel dan t adalah tebal sampel serta s adalah jarak antar probe. Nilai resistivity dapat dicari dengan persamaan berikut: () ( ) 4.534 ( ) Persamaan Error! No text of specified style in document..4 Sehingga untuk sampel dengan ukuran yang sangat besar dan mengabaikan ketebalan sample persamaan tersebut dapat digunakan akan tetapi correction factor tetap digunakan sehingga didapatkan persamaan berikut (Smith, F.M., 1957): () ( ) 1 4.534 ( ) 1 Persamaan Error! No text of specified style in document..5 Untuk ukuran sampel yang terbatas dengan ketebalan tertentu maka digunakan persamaan yang berbeda dengan tetap menggunakan correction factor (Yilmaz, S., 015): ( ) 1 Persamaan Error! No text of specified style in document..6 Dimana adalah resistivity listrik ( /m), V adalah beda potensial listrik (volt), I adalah kuat arus (A), 1 adalah correction factor 1 dan adalah correction factor. Nilai dari correction factor yang pertama dilihat dari aspek penempatan sample uji dengan alas yang bersifat konduktif atau non-konduktif. Nilai 1 konduktif dengan persamaan berikut: 1 1 untuk alas non-konduktif dengan t << s. Sedangkan untuk alas 8 3 () (s ) Persamaan Error! No text of specified style in document..7 Jika t >> s maka untuk alas konduktif dan non-konduktif dapat dicari dengan persamaan berikut: 1 () ( s ) Persamaan Error! No text of specified style in document..8 Cara pengukuran correction factor berikutnya adalah dengan cara melihat grafik Gambar Error! No text of specified style in document..6 (Smith, F.M., 1957). Pengukuran dilakukan dengan cara menarik garis lurus secara horizontal hingga menyentuh garis bagian atas kemudian

8 menentukan nilai dengan menarik garis kearah samping kanan atau kiri. Garis lengkung pada grafik terbagi atas dua kategori yaitu t >>s atau t << s. Gambar Error! No text of specified style in document..6 Grafik correction factor 1 Correction factor yang kedua adalah untuk luas area terbatas, berbentuk lingkaran atau kotak gambar.7 (Smith, F.M., 1957). Dimana d adalah diameter pada bentuk lingkaran dan s adalah jarak antar probe maka jika d/s >> 1 nilai dari corection factor 1. a. Sampel kotak b. Sampel lingkaran Gambar Error! No text of specified style in document..7 4-Point Probe Method

9 Untuk menentukan besarnya correction factor ada dua cara, dengan menggunakan Tabel Error! No text of specified style in document..1 geometri factor kotak, Tabel Error! No text of specified style in document.. untuk lingkaran atau dengan menggunakan grafik pada Gambar Error! No text of specified style in document..8. Penggunaan grafik dilakukan dengan cara menarik garis lurus secara horizontal pada nilai (d/s) untuk lingkaran atau nilai (a/d, d/s) untuk sampel kotak sampai menyentuh garis lengkung bagian atas. Nilai correction factor didapatkan dengan menarik garis kearah samping kanan maupun kiri. Tabel Error! No text of specified style in document..1 Geometri factor 4-point probe kotak (Smith, F.M., 1957) No d/s a/d =1 a/d= a/d=3 a/d 4 1 1 - - 0,9988 0,9994 1,5 - - 1,467 1,48 3 1.5-1,4788 1,4893 1,4893 4 1,75-1,7196 1,738 1,738 5-1,9454 1,9475 1,9475 6,5 -,353,3541,3541 7 3,4575,7,7005,7005 8 4 3,1137 3,46 3,48 3,48 9 5 3,5098 3,5749 3,575 3,575 10 7,5 4,0095 4,0361 4,036 3,036 11 10 4,09 4,357 4,357 4,357 1 15 4,388 4,3947 4,3947 4,3947 13 0 4,4516 4,4553 4,4553 4,4553 14 40 4,51 4,519 4,519 4,519 15 4,534 4,534 4,535 4,534 Tabel Error! No text of specified style in document.. Geometri factor 4-point probe Lingkaran (Smith, F.M., 1957) No d/s Faktor No d/s Faktor 1 3 0,5 9 1,5 0,9475 3,448 0,5734 10 15 0,968 3 4 0,646 11 0 0,9788 4 5 0,7419 1 8,57 0,9895 5 6,061 0,8089 13 40 0,9945 6 7,5 0,8665 14 100 0,9991 7 8,696 0,897 15 Infinite 1

10 8 10 0,9675 16 Tabel Error! No text of specified style in document.. adalah nilai dari geometry factor untuk spesimen uji berbentuk lingkaran, dimana d adalah diameter sample (mm) dan s adalah jarak antar probe (mm). Sebagai contoh sebuah sampel mempunyai diameter 10 mm dengan jarak antar probe 1 mm maka correction factor yang digunakan bernilai 0.904. Pengukuran untuk spesimen dengan ukuran 100 x s dilakukan pada pusat spesimen menghasilkan nilai 0.1% lebih besar. Sedangkan untuk spesimen dengan diameter 40 x s didapatkan nilai yang lebih sebesar 1%. Gambar Error! No text of specified style in document..8 Grafik correction factor

11 Konduktivitas listrik Sifat konduktivitas listrik material dipengaruhi oleh nilainya resistivity material tersebut. Nilai dari resistivity berbanding terbalik dengan konduktivitas listrik nya (Snyder, G.J. and Tobrer, E.S., 008): 1 Persamaan Error! No text of specified style in document..9 σ adalah konduktivitas listrik dengan satuan Siemen/m, ρ adalah resistivity dari material semikonduktor dengan satuan Ω/m. Semakin besar nilai resistivity suatu material maka semakin kecil nilai konduktivitas listriknya Penelitian tentang pengaruh temperatur terhadap resistivity dengan material stainless steel 301L dilakukan. Dan didapatkan bahwa nilai resistivity berbanding lurus dengan naiknya temperatur (Saint-Sulpice, L., et al., 014). Analisa ketidakpastian Suatu alat ukur mempunyai nilai kepresisian yang berbeda semakin presisi alat ukur tersebut maka hasilnya akan jauh lebih baik. Hasil pengukuran dengan menggunakan alat uji konduktivitas listrik menggunakan nanovoltmeter dengan nilai kepresisian 0,0% dan multimeter digital dengan kepresisian %. Penggunaan persamaan pada pencarian nilai resisitivity ( ) adalah sebagai berikut: ( ) Dari persamaan.10 dapat kita lihat bahwa ada tiga variable yang memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pengukuran, yaitu jarak antar probe (S), besarnya tegangan (V) dan besarnya arus yang terukur (I). Sehingga ketidakpastian dapat diukur sebagai berikut: Persamaan 1: s s

1 Persamaan : Persamaan 3: Kemudian diperoleh: s s s Sehingga, dimasukkan persamaan: s 1 s s 1 ( 1 ) Maka, ketidakpastian dari resistivity didapatkan dengan persamaan sebagai berikut: ( s s ) ( ) Persamaan Error! No text of specified ( ) style in document..10 Pembuatan Alat uji konduktivitas a) Furnace Raharjo, W.P. and Kusharjanta, B. (013) meneliti rancang bangun pemanas induksi berkapasitas 600 W untuk proses perlakuan panas material baja (steel). Hasilnya menunjukkan

13 bahwa temperatur maksimum pada permukaan spesimen yang dipanaskan mencapai 743 C dengan pemanasan selama 5 menit. Pemanas induksi dirancang dengan beberapa komponen yang dirangkai menjadi satu, yang dapat dibagi atas bagian power supply, pembangkit arus bolak-balik dan kumparan kerja. b) Thermocouple Thermocouple adalah instrumen yang terdiri dari dua konduktor yang berbeda (biasanya paduan logam) yang menghasilkan tegangan, sebanding dengan perbedaan suhu, antara kedua ujung dua konduktor. Penggunaan paduan logam yang berbeda menghasilkan kemampuan pembacaan suhu yang berbeda, beberapa tipe dari termokopel dengan jenis materialnya dapat dilihat pada Tabel Error! No text of specified style in document..3. Tabel Error! No text of specified style in document..3 Jenis Thermokopel TYPES METAL STANDARD COLOR CODE POSITIVE NEGATIVE POSITIVE NEGATIVE IDENTIVICATION MAGNETIC LEAD STIFFEN LEAD MAX. USEFULL RANGE TEMP( C) Emf(Mv) B (OXIDES) Pt(30%Rh) Pt(6%Rh) GREY RED "+VE 0-1700 0-1.4 E (NON- MAGNETIC) CHROMEL CONSTATN VIOLET RED -00 to 900-8.8 to 68.8 J IRON CONSTATN WHITE RED "+VE 0-750 0-4.3 N NICROSIL NISIL ORANGE RED K CHROMEL ALLUMEL YELLOW RED "-VE -70 to 1300-00 to 150-4.3 to 47.5-6.0 to 50.6 R Pt(13%Rh) Pt BLACK RED "+VE 0-1450 0-16.7 S Pt(10%Rh) Pt BLACK RED "+VE 0-1450 0-15.0 T CU CONSTATN BLUE RED -00 to 350-5.6 to 17.8 C W(5%Re) W(6%Re) WHITE RED 0-30 0-38.6 c) Resistance Thermometer Detector Resistance thermometer detector (RTD) adalah sensor suhu yang pengukuranya menggunakan prinsip perubahan resistansi atau hambatan listrik logam yang dipengaruhi oleh perubahan suhu. Kebanyakan RTD elemen terdiri dari panjang halus kawat melingkar yang

14 dibungkus di sekitar inti keramik atau kaca. Elemen ini biasanya relatif rapuh, sehingga umumnya dipasang dalam selubung untuk melindunginya. Ada beberapa macam RTD Tabel Error! No text of specified style in document..4 seperti: Platinum (Paling popular dan akurat), Nikel, Tembaga, Balco (Jarang), Tungsten (Jarang). Tabel Error! No text of specified style in document..4 Berbagai jenis RTD METAL RESISTIVITY ohm/cmf Cmf = Circular Mil Foot Gold (Au) 13 Silver (Ag) 8,8 Copper (Cu) 9,6 Platinum (Pt) 59 Tungsten (W) 30 Nickel (Ni) 36 RTD adalah salah satu yang paling akurat untuk sensor suhu. Sehingga tidak hanya memberikan akurasi yang baik, tetapi juga menyediakan excellent stabilitas dan pengulangan. RTDs relatif kebal terhadap kebisingan listrik dan karena itu cocok untuk pengukuran suhu di lingkungan industri, terutama di sekitar motor, generator dan peralatan tegangan tinggi lainnya. Tabel Error! No text of specified style in document..5 Perbedaan Thermocouple dan RTD ATTRIBUTES OF THE TEMPERATURE SENSOR PARAMETER/CRITERIA THERMOCOUPLE RTD Typical Measurement Range -450 F (-67 C) to +400 F (316 C) -400 F (-40 C) to +100 F (649 C) Interchangeability Good Excellent Long-term Stability Poor to Fair Excellent Accuracy Medium High Repeatability Poor to Fair Excellent Sensitivity (output) Low Good Response Medium to Fast Good Linearity Fair Good Self-Heating No Low Tip (end) Sensitivity Excellent Fair Lead Effect High Medium Size/Packaging small to Large Medium to Small

15 d) Isolator Untuk menjaga suhu di dalam pemanas tidak keluar dibutuhkan bahan isolator yang mampu menahan temperatur yang tinggi atau dengan nilai konduktivitas termal yang kecil seperti; material calcium silicate, bata merah, kaca, atau keramik. Calcium silicate digunakan sebagai bahan isolasi pada temperatur tinggi karena mempunyai konduktivitas thermal 0,0846 M 1 K 1. Penelitian dilakukan dengan cara mengukur konduktivitas thermal material calcium silicate antara suhu 300K 1100K didapatkan nilai konduktivitas termal yang semakin menurun Tabel Error! No text of specified style in document..6 (Ebert, H.-P. and Hamburger, F., 011). Tabel Error! No text of specified style in document..6 Effective total thermal conductivity TEMPERATURE (K) EFFECTIVE TOTAL THERMAL CONDUCTIVITY (W M 1 K 1 ) 300 0,0846 ± 0,0030 400 0,0919 ± 0,0038 500 0,101 ± 0,005 600 0,110 ± 0,005 700 0,1 ± 0,006 800 0,133 ± 0,006 900 0,146 ± 0,008 1000 0,157 ± 0,009 1100 0,173 ± 0,01 Halauddin (006) melakukan penelitian pengukuran konduktivitas termal bata merah pejal yang berasal dari daerah yang berada di provinsi Bengkulu. Dari penelitian tersebut didapatkan nilai konduktivitas termal paling tinggi dari daerah Nakau 0,380 JK dan paling rendah didapat dari daerah Pekik nyaring 0.15 JK. Dari nilai yang didapatkan mengindikasikan bahwa bata merah pejal sangat layak dijadikan bahan isolator pada temperatur tinggi.