BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Imah Gede. Alun-alun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL PROMOSI OBJEK WISATA PANTAI GEDAMBAAN

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain

1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Ellen Hirzy dalam Microsoft Encarta Reference Library 2008,

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian sebagai salah satu unsur dari perwujudan kebudayaan bangsa,

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

JURNAL PERANCANGAN VISUAL BRANDING KAMPUNG BUDAYA SINDANGBARANG SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA BUDAYA KABUPATEN BOGOR PENCIPTAAN KARYA DESAIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode

BAB 4 KONSEPDESAIN. 4.1 LandasanTeori

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat baik bila industri ini dapat dikelola dan dikembangkan secara

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN. sebagai slogan resmi Kabupaten Ponorogo, yang berarti Resik, Endah, Omber,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP PERANCANGAN

PAMERAN. A. Desain Final

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB II IDENTITAS PRODUK C59 JUNIOR KID BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa

Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB V STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA CIGUGUR BERBASIS TOLERANSI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar

METODE PERANCANGAN. A. Orisinalitas

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 4. Konsep Desain

LEMBAR PERSETUJUAN. Artikel oleh Catra Yudha Pradana ini Telah diperiksa dan disetujui. Malang, 7 Januari 2013 Pembimbing I,

BAB 4 KONSEP DESAIN. dengan huruf dan jenis huruf (typeface). Fungsi dari huruf selain untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Data dan informasi yang digunakan sebagai pendukung dalam Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Artikel dari media elekronik maupun non elektronik. 2. Literatur yang didapatkan melalui : a. Babad Pakuan atau Babat Pajajaran II yang diterbitkan oleh Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta tahun 1997. b. Pantun Ki Kamal 1969 Rajah Demung Kalangan. 3. Survey langsung ke Kampung Budaya Sindangbarang. 4. Wawancara dengan pemimpin dan pengurus Kampung Budaya Sindangbarang. 5. Kuesioner. 2.1.2 Sejarah Kampung Budaya Sindangbarang Kampung Sindangbarang merupakan sebuah kampung budaya tertua yang ada di kota Bogor. Letaknya kurang lebih lima kilometer dari pusat kota Bogor, yaitu di Jalan E. Sumawijaya, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan naskah Pantun Bogor Curug Sipada Weruh, Sindangbarang sudah disebut-sebut pada jamannya pemerintahan Rakean Darmasiksaatau Prabu Wisnu Barata yang bermukim Di Kota Pakuan pada abad XII. Menurut Bapak Ukat, pengelola di Sindangbarang, Sindangbarang pindah ke Pasir Eurih pada saat terjadi konflik keluarga di Pajajaran. Masyarakat Kampung Sindangbarang dengan sebagian orang Pajajaran membangun sebuah kampung disebelah atas dekat Gunung Salak, namanya Pasir Eurih yang sekarang menjadi sebuah nama desa, yaitu Desa Pasir Eurih. 5

6 Sindangbarang memiliki makna filosofi dan historis. Sindang memiliki arti berhenti dan barang dimaknakan kepada keduniaan dan materialisme. Sehingga makna keseluruhannya ialah tempat untuk meninggalkan urusan keduniawian. (http://citizen6.liputan6.com/read/2023804/sindang-barang-budaya-sundadilestarikan-di-kampung-ini,17-03-2014) Kampung Budaya Sindangbarang masih menyimpan berbagai warisan budaya peninggalan Kerajaan Pajajaran. Selain itu hingga saat ini Kampung Budaya Sindangbarang masih merevitalisasi kesenian Sunda, seperti: seni gondang, parebut se eng, kendang pencak, seni reog, angklung gubrag, rampak gedang, calung dan tari jaipong. Peninggalan Pajajaran yang masih ada hingga saat ini adalah situs purbakala dan 33 (tiga puluh tiga) punden berundak yang tersebar di wilayah Desa Pasir Eurih. 2.1.3 Upacara Adat Seren Taun Kampung Budaya Sindangbarang juga masih menyelenggarakan upacara adat yang dikenal dengan sebutan upacara adat Seren Taun. Upacara adat Seren Taun adalah upacara adat yang diadakan setahun sekali untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang didapat tahun ini dan memohon agar hasil panen di tahun depan akan lebih baik lagi. Upacara adat Seren Taun merupakan suatu tradisi yang sudah berlangsung secara turun menurun. Upacara ini menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat sekitar dan juga bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Banyak orang yang berdatangan untuk ikut menyaksikan upacara adat ini, karena hanya tinggal beberapa desa saja yang masih tetap menjalankan upacara adat tersebut. Beberapa desa lain yang masih menjalankan tradisi Seren Taun antara lain adalah Desa Kanekes, Kasepuhan Banten Kidul, dan Desa Cigugur. Upacara adat Seren Taun dilakukan selama 4 (empat) hari berturut-turut. Pada hari pertama acara dimulai denagn ritual ngembang yaitu ziarah yang dilakukan oleh para sesepuh adat atau kokolot dibawah pimpinan ketua adat atau pupuhu ke

7 makam para leluhur Sindangbarang serta meminta izin untuk menyelenggarakan upacara adat Seren Taun. Aacra pada hari kedua adalah mengambil air dari 7 (tujuh) sumber mata air, antara lain Cikareo, Cilepas, Cieja, Ciiming, Jatulanda, Cipamali, dan Cipitri. Proses pengambilan air tersebut dimulai dari mata air yang berada di lokasi yang paling rendah, kemudian naik ke mata air yang terletak di daerah bukit. Air tersebut ditempatkan di dalam kendi kemudian diarak sambil diiringi alunan musik angklung gubrak menuju Rumah Gede. Selanjutnya air tersebut didoakan sambil diiringi temabang religi. Pada hari ketiga diawali oleh ritual ijab, kemudian dialnjutkan dengan ritual sedekah kue, yaitu ritual membagikan kue kepada masyarakat yang hadir pada saat itu. Ritual selanjutnaya adalah memotong kerbau. Kerbau yang dijadikan kurban berusia 7-8 tahun. Badannya ditutupi oleh kain putih dan dilehernya dikalungkan bunga-bunga, kemudian diarak oleh satu rombongan khusus. Hari keempat adalah puncak acara Seren Taun. Acaranya adalah arak-arakan yang membawa hasil pertanian menuju ke lumbung padi atau leuit. 2.1.5 Bangunan di Kampung Budaya Sindangbarang Gambar 2.1 Gambar 2.1 Kampung Budaya Sindangbarang Sumber : Dokumentasi Penulis Bangunan yang ada di Kampung Sindangbarang dibuat sedemikian rupa

8 sehingga tampak sama dengan apa yang sudah tertulis dalam pantun Bogor tentang Kampung Sindangbarang dimasa lampau. Bangunan yang ada di Kampung Budaya Sindangbarang antara lain: a. Imah Gede, yang merupakan rumah utama tempat tinggal pupuhu (kepala) kampung. Letaknya ada dibagian paling tinggi. Penduduk tidak diperkenankan untuk mendekat tanpa seijin ketua adat. b. Girang Serat yaitu tempat pelayanan dan pengurusan administrasi. c. Alun-alun digunakan sebagai tempat aktifitas kebudayaan atau upacara adat. Alun-alun terletak di tengah-tengah Imah Gede, Girang Serat, dan Balai Riungan. d. Bale Riungan merupakan rumah serbaguna. Tempat ini bisa sebagai tempat pertemuan, musyawarah, dan tempat berendagurau masyarakat ketika waktu senggang. Di sini juga bisa digunakan sebagai tempat menampilkan hiburan tradisional selain di alun-alun. e. Saung Talu adalah tempat untuk menyimpan gendhing dan juga sebagai tempat sanggar atau tempat pelatihan. f. Saung Lisung adalah area tempat untuk menumbuk padi. g. Leuit adalah tempat untuk menyimpan padi. h. Pasanggrahan adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat tidur tamu ketua adat. i. Pangiwa adalah tempat tinggal untuk para kokolot yang bertanggung jawab mengurusi masalah pertanian dan kesenian. j. Tajug Agung atau Mesjid Utama adalah fasilitas ibadah umat muslim. k. Tampian adalah tempat untuk mandi. 2.1.6 Data Hasil Studi Partner

9 2.1.6.1 Wisata Taman Budaya Sentul Gambar 2.2 Taman Budaya Sentul Sumber: http://www.tamanbudaya.co.id Taman Budaya ini merupakan sebuah tempat tujuan wisata untuk keluarga dan dapat menjadi objek wisata edukasi bagi para pelajar. Taman Budaya Sentul City juga menyediakan berbagai sarana untuk mengadakan perkemahan, meeting, pertemuan kantor ataupun perusahaan dengan suasana yang nyaman. Ada beberapa macam paket petualangan yang ditawarkan : a. Outbound kids package yang menawarkan 11 (sebelas) games outbound, makan siang, instruktur dan asuransi. b. Outbound adults package dengan fasilitas 7 (tujuh) games outbound, giant swing, makan siang, coffebreak, instruktur dan asuransi. c. Paintball package. Trekking package menuju hutan pinus atau air terjun. (http://www.tamanbudaya.co.id) 2.1.6.2 Kampoeng Bamboe

10 Gambar 2.3 Kampoeng Bamboe Sumber: http://kampoengbamboe.com Kampung Bamboe atau Kampung Bambu merupakan salah satu lokasi tempat wisata di Bogor yang dapat dijadikan destinasi wisata untuk liburan, bermain dan belajar dengan bernuansa pedesaan yang berada di kawasan Bogor, Jawa Barat. Akses untuk menuju kawasan ini jaraknya hanya sekitar 18 km dari pintu gerbang Tol Bogor. Lokasi Kampung Bamboe diapit oleh dua buah gunung, yaitu gunung Pangrango dan gunung Salak sehingga dapat memberikan pengalaman dengan panorama alam yang indah serta mengesankan. Di sini terdapat banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan di antaranya seperti : pertanian dan membajak sawah, perkebunan, peternakan, pemancingan, api unggun, outbound, ATV Track, Lite Downhill Track, lapangan bola lumpur, lapangan futsal alam, dan lintas desa. (http://kampoengbamboe.com) 2.1.7 Data Survey

11 Berikut adalah data dan analisa berdasarkan hasil survey melalui kuisioner yang telah diisi oleh 65 orang. 1. Jenis kelamin 2. Usia 3. Pekerjaan 4. Di provinsi mana Anda tinggal?

12 5. Dalam waktu 1 tahun berapa kali Anda pergi berwisata? 6. Apakah Anda pernah berlibur ke Bogor? 7. Apakah Anda pernah mendengar atau mengunjungi Kampung Budaya Sindangbarang? 8. Jika ya, darimana Anda memperoleh informasi mengenai Kampung Budaya

13 Sindangbarang? 9. Apakah Anda tertarik mengunjungi Kampung Budaya Sindangbarang? 10. Menurut Anda bentuk promosi apa yang cocok untuk mempromosikan Kampung Budaya Sindangbarang? Berdasarkan hasil survey kuesioner yang telah diisi oleh 65 orang, dapat disimpulkan bahwa yang paling banyak mengisi kuesioner berjenis kelamin perempuan dengan usia antara 35-40 tahun. Hampir semuanya sudah pernah berlibur ke Bogor, namun masih banyak yang belum pernah ke Kampung Budaya Sindangbarang, bahkan 55.4%nya tidak mengetahui tentang Kampung Budaya Sindangbarang. Sebanyak 20% responden, memperoleh informasi tentang Kampung Budaya Sindangbarang dari teman atau kerabat. Hanya 9.2% yang mengetahuinya melalui internet dan media sosial. Berdasarkan hasil survey,

14 media promosi berupa website dianggap paling cocok sebagai media untuk mempromosikan Kampung Budaya Sindangbarang. 2.1.8 Target Market a. Demografi : - pria dan wanita - usia 35-45 tahun - golongan A-B b. Geografi : Masyarakat kota Bogor dan kota-kota disekitarnya c. Psikografi : - masyarakat yang memiliki minat terhadap budaya - ingin mengenal lebih dalam tentang kebudayaan Sunda - bangga akan kebudayaan yang ada di Indonesia - suka berpergian/ traveling - suka mencoba hal-hal baru 2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Studi Teori Promosi Promosi adalah elemen dalam pemasaran perusahaan yang digunakan untuk memberitahu, membujuk, dan mengingatkan tentang perusahaan, produk, dan jasa. (Suntoyo, 2013:152) Tantangan terbesar bagi pemasar untuk mengembangkan pesan dalam iklan dan memilih media yang dapat mengekspos konsumen, menagkap perhatian dan menciptakan pemahaman yang tepat. Dalam mengerjakan proyek tugas akhir ini, media promosi yang digunakan antara lain poster, website, booklet, brochure, x- banner, web banner dan melalui media sosial. 2.2.2 Studi Teori Layout

15 Layout merupakan cara pengaturan dari tulisan dan gambar dalam satu halaman cetak atau digital, yang memperhatikan bentuk kesatuan dan pengaturan dari tulisan dan visual di bidang dua dimensi untuk menciptakan komunikasi visual. Pencapaian dari layout adalah untuk menyesuaikan elemen visual kedalam limited sapace sehingga memiliki fungsi, kesatuan mudah diterima oleh pembaca dan untuk menciptakan pengaruh visual. Ketika mendesain sebuah halaman, ada prinsip dasar yang perlu diperhatikan seperti emphasis (focal point), unity (kesatuan), dan balance (keseimbangan). Ketika desainer membutuhkan untuk menjaga emphasis, unity, dan balance, kebanyakan akan menggunakan grid. Grid adalah pemandu modular untuk membuat komposisi yang terstruktur yang terdiri dari garis vertikal dan horizontal dan membaginya menjadi kolom dan margin. (Landa, 2006:116) Dalam mengerjakan tugas akhir ini, penulis menggunakan coloumn grid pada media promosi seperti booklet, brochure, dan website. 2.2.3 Studi Teori Warna Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek, dan observer. Di dalam ruang yang gelap dimana tidak ada cahaya, kita tidak bisa mengenali warna. Demikian juga jika kita menutup mata maka kita tidak dapat melihat warna suatu objek, sekalipun ada cahaya. (Dameria, 2007:10) Berikut adalah asosiasi dan psikologi warna (Dameria, 2007:30-50) a. Kuning warna yang identik dengan kemegahan dan terik matahari. Kuning positif menggambarkan segar, cepat, jujur, adil, tajam dan cerdas. Kuning negatif dapat berarti sinis, kritis, dan murah/ tudak ekslusif. b. Hijau menawarkan pilihan warna yang lebih banyak mengasosiasikan akan pemandangan alam. Hijau positif menggambarkan senditif, stabil, formal, toleran, harmonis. Hijau negatif dapat berarti pahit. c. Biru selalu dihubungkan dengan langit dan air bagai kehidupan dan kekuatan. Biru positif menggambarkan kebenaran, kontemplaitf, damai, dan intulegensi

16 tinggi serta mediatiatif. Biru juga dapat berarti negatif yaitu emosional, egosentris dan racun. d. Orange merupakan warna yang paling hangat, karena memiliki energi dua warna, merah yang panas dan kuning yang hangat lembut. Orange memiliki arti positif yaitu muda, kreatif, keakraban, dianmis, persahabatan. Orang negatif berarti dominan dan arogan. e. Pink atau merah jambu adalah warna yang dapat memberikan suasana berbedabeda tergantung pada intensitas kita, tetapi mengarah kepada kelembutan dan romantis. Pink memiliki sifat lembut, ceria, dan berjiwa muda. 2.2.4 Studi Teori Tipografi Tipografi merupakan mendesain letterform dan mengaturnya dalam bidang dua dimensi untuk print media dan digital media. Tipografi harus mempertimbangkan masalah mendasar dari form dan struktur, desain, pesan, konten, dan ekspresi. Dalam mengatur elemen tipografi, harus mempertimbangkan emphasis, rhythm, aligment, unity, spacing, positive, dan negative space. Selain mementingkan kalimat, kata, dan line spacing untuk dapat mudah dibaca (readability) dan keterbacaan (legibility), ketika mendesain dengan type perlu juga memperhatikan form, direct dan secondary meanings, dan pengaruh terhadap gambar. (Landa, 2006:94-96) 2.2.5 Studi Teori Fotografi Fotografi adalah proses membuat gambar dengan menggunakan media cahaya. Cahaya akan memancar ke sebuah objek yang terekam kedalam medium dari waktu kecepatan cahaya.proses ini dibuat secara mekanikal dan kimia, atau alat digital yang dikenal dengan kamera. (Robinson, 2007:5) Menurut Zainuddin Nasution, tokoh jurnalistik asal Surabaya, foto jurnalistik adalah jenis foto yang digolongkan foto yang tujuan pemotretannya karena keinginan bercerita kepada orang lain. Jadi foto-foto jenis ini berkepentingan dalam menyampaikan pesan kepada orang lain dengan maksud agar orang lain

17 melakukan suatu tindakan psikologis. (http://www.ngeker.com/article/article_detail.asp?cat=5&id=21) Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan foto jurnalistik art dan culture, yaitu foto jurnalistik yang menyangkut seni dan budaya, seperti pertunjukkan tari jaipong, pertunjukan adu jaten parebut seeng, dan sebaginya. Foto-foto tersebut diharapkan dapat mendukung media promosi yang dibuat dengan memberikan gambaran tentang kebudayaan dan kesenian yang ada di Kampung Budaya Sindangbarang, serta menarik masyarakat untuk datang berkunjung. 2.2.6 Studi Teori Semiotik Analisis semiotik Pierce terdiri dari tiga aspek penting sehingga sering disebut dengan segitiga makna atau triangle of meaning (Littlejohn, 1998). Tiga aspek tersebut adalah : 1. Tanda Dalam kajian semiotik, tanda merupakan konsep utama yang dijadikan sebagai bahan analisis di mana di dalam tanda terdapat makna sebagai bentuk interpretasi pesan yang dimaksud. Secara sederhana, tanda cenderung berbentuk visual atau fisik yang ditangkap oleh manusia. 2. Acuan tanda atau objek Objek merupakan konteks sosial yang dalam implementasinya dijadikan sebagai aspek pemaknaan atau yang dirujuk oleh tanda tersebut. 3. Pengguna Tanda (interpretant) Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. (Kriyantono, 2007 : 263). (http://arifbudi.lecture.ub.ac.id/2014/03/semiotik-simbol-tanda-dan-konstruksimakna/,14-03-2014) 2.3 Analisa SWOT

18 2.3.1 Strenght a. Kampung Budaya Sindangbarang merupakan sebuah kampung yang tertua di wilayah kota dan kabupaten Bogor yang masih memegang kebudayaan Sunda. b. Kampung Budaya Sindangbarang ini terdapat 8 (delapan) macam jenis kesenian Sunda yang sudah di revitalisasi dan dilestarikan oleh para penduduknya. c. Terdapat berbagai situs-situs purbakala peninggalan dari kerajaan Pajajaran yang berupa bukit-bukit berundak. d. Kampung Budaya Sindangbarang menyelenggarakan pelatihan tari dan gamelan untuk anak-anak muda secara gratis. e. Setiap tahun diselenggarakan upacara adat "Seren Taun" yaitu upacara ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan hasil bumi yang diperoleh pada tahun ini dan berharap hasil panen tahun depan akan lebih baik lagi. f. Tempatnya nyaman dan dengan suasana pedesaan tempo dulu. g. Terdapat rumah pesanggrahan untuk tempat menginap. 2.3.2 Weekness a. Lokasi Kampung Sindangbarang tidak jauh dari pusat kota Bogor, namun jalanan yang harus dilalui agak kecil dan susah untuk dijangkau jika tidak menggunakan kendaraan pribadi. b. Promosi Kampung Budaya Sindangbarang kurang mencitrakan kampung Sindangbarang itu sendiri. c. Promosi belum dibuat secara maksimal. d. Penjelasan dan promosi yang dilakukan Kampung Budaya Sindangbarang masih sedikit. 2.3.3 Opportunity

19 a. Berpartisipasi mengembagkan kebudayaan kota Bogor. b. Masyarakat sekarang sudah mengenal kebudayaan yang ada sebagai sebuah warisan budaya yang patut untuk dilestarikan, sehingga masyarakat yang ingin tahu lebih dalam mengenai kebudayaan Sunda bisa datang ke Kampung ini. c. Sarana belajar untuk mempelajari tari dan kesenian yang ada di Bogor. 2.3.4 Threat a. Banyaknya lokasi wisata budaya lain yang menarik minat para wisatawan. b. Adanya kampung budaya di kota-kota lainnya. c. Kurang adanya iklan budaya pariwisata dari pemerintah. d. Media promosi kompetitor (Kampung Bamboe dan Wisata Taman Budaya Sentul) lebih banyak dan lebih menarik.