HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN PADA LANSIA DI KELURAHAN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO WAHYU MUARIF FAOZI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, salah satu indikatornya adalah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Lansia, Ketersediaan Pangan, Status Gizi Daftar Pustaka : 38 referensi ( )

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DI KELURAHN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO IBRAHIM H.

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI

FIFI AZISYAH NIM : S

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia tahun (Lilik, 2011).

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

Vol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. fungsi organ tubuh tetapi lansia tetap dapat menjalani hidup sehat. Salah satu

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

Transkripsi:

1

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN PADA LANSIA DI KELURAHAN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO WAHYU MUARIF FAOZI 841410113 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK Wahyu Muarif Faozi. 2014. Hubungan Gaya hidup Dengan Status Kesehatan Pada Lansia Di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi SI Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbung 1 Dr. Dra. Rama Hiola M. Kes dan Pembimbing 2 Ns. Wirda Y. Dulahu S. Kep, M.Kep. Status kesehatan adalah kondiisi yang menggambarkan keadaan sehat/sakit pada lansia, lansia. Gaya hidup adalah suatu perilaku dan kebiasaan pola hidup yang sering dilakukan oleh lansia Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan tehnik pengambilan sampel yaitu Porporsive Sampling, menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner, dengan jumlah sampel sebanyak 62 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji statistic Chi Squere. Berdasarkan hasil penelitian dari 62 responden didapatkan sebagian besar responden yang memiliki gaya hidup kategori baik, sebanyak 41 orang (66,1%). Kemudian didapatkan sebagian besar responden dengan Status kesehatan kategori baik (sehat), sebanyak 42 orang (67,7%). Dari hasil uji statistik Chi Squere dengan nilai Probalitas 0,000 < 0,005 artinya terdapat hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia. Simpulan pada penelitian ini adalah adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia. kemudian disarankan agar selalu memperhatikan gaya hidup yang tidak baik dan dapat mempertahankan status kesehatanya dalam keadaan sehat. Kata Kunci : Gaya Hidup, Status Kesehatan, Lansia 2

1. Pendahuluan Lansia yang telah berusia >60 tahun, mengalami perubahan tingkat kemandirian (Maryam, 2008). Secara umum saat proses menua terjadi, akan menimbulkan banyak perubahan pada tubuh lansia baik itu perubahan fisik, perubahan mental ataupun perubahan fisiologis, psikososial, sosiologis, dan peningkatan spiritual. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun, dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliyar. Begitu juga di Indonesia lanjut usia mengalami peningkatan secara cepat setiap tahunnya, sehingga Indonesia telah memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured). Peningkatan pertumbuhan penduduk lansia ini mulai dirasakan sejak tahun 2000 yaitu jumlah lansia 14,439.567 juta orang dengan peningkatan 7,18% dengan usia harapan hidup 64,5 tahun, pada tahun 2006 jumlah lansia 19 juta orang dengan peningkatan sekitar 8,90% dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 meningkat menjadi 23.9 jiwa (9,77 persen) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Pada tahun 2020 di prediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta orang dengan peningkatan sekitar 11,34% (Padila, 2013). Menurut Azizah (2011) peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan baik bagi individu, lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Selain itu peningkatan jumlah penduduk lansia juga membawa dampak kepada pembiyayaan negara. Peningkatan penduduk lansia akan menimbulkan beban bagi lansia yang tidak produktif dan juga didalam jumlah tunjangan sosial yang harus di tanggung oleh negara. Sementara di sisi penerimaan, penurunan output akibat penurunan presentase penduduk usia produktif akan mengakibatkan penurunan penerimaan. Akibatnya dapat diduga deficit anggaran pemerintah akan semakin membengkak. (Martono,2011). Berdasarkan data yang ada di Provinsi Gorontalo jumlah penduduk lansia pada tahun tahun 2013 mencapai 42,254 jiwa yang berumur 60 tahun ke atas. di kabupaten Gorontalo mencapai 20,591 jiwa dan di Kelurahan Biyonga mencapai 178 jiwa. Bedasarkan survey pendahuluan yang di lakukan di puskesmas global Limboto di dapatkan data jumlah lansia yang ada di kelurahan Biyonga sebanyak 178 jiwa dimana merupakan kelurahan dengan jumlah lansia terbanyak diwilayah kerja Puskesmas Global Limboto. Dari survei ini di dapatkan bahwa banyak lansia yang sakit, pada akhir bulan Oktober tahun 2013 tercatat jumlah lanjut usia (lansia) yang sakit berjumlah 33 jiwa, diantaranya ada10 lansia yang menderita penyakit diabetes mellitus, 15 lansia hepertensi,dan 8 lansia rematik dengan umur rata-rata 60 tahun. Masyarakat khususnya lansia yang ada di Kelurahan Biyonga mempunyai kebiasaan yang tidak baik dalam hal mempersiapkan makanan, mengkomsumsi makanan, seperti selalu makan makanan yang siap saji, seperti mie instan, ikan kaleng dan beberapa produk lainnya, dan perilaku merokok pada lansia perempuan serta melakukan akivitas fisik yang berlebihan dan tidak memperhatikan aktivitas istirahat. Berdasarkan permasalahan yang telah di jelaskan maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan yang berjudul Hubungan Gaya Hidup Dengan Status Kesehatan Lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 3

2. Metode Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional. Dimana data yang menyangkut variable dependent dan variable independent akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan kemudian diolah dan dilakukan analisis. Metode yang akan digunakan untuk memperoleh data tersebut dengan tehnik observasi dan quisioner berdasarkan data pertanyaan yang telah disiapkan. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Populasi dan sampel adalah seluruh lansia yang tinggal di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Tehnik analisadata digunakan analisa univariat dan bivariat. 3. Hasil Penelitian 3.1.1 Hasil Analisis Adapun Hasil penelitian ini disajikan dengan baik secara berurutan sesuai dengan pola analisis yang telah direncanakan yaitu pertama adalah Usia, Agama, Pendidikan Terakhir, pekerjaan, Keadaan (sakit/sehat), gaya hidup dan status kesehatan, Distribusi Hubungan gaya hidup dengan status kesehatan lansia 1. Tabel Distribusi Responden Tabel 3.1 Tabel distribusi responden berdasarkan Usia, Agama, Pendidikan, Pekerjaa, Kedaan lansia Umur Responden (Tahun) Jumlah % 60-64 43 69.5% 65-69 14 22.5% 70-75 5 8,0% Total 62 100% Agama Jumlah % Islam 62 100% Non Muslim 0 0% Total 62 100% Pendidikan Jumlah % SD 33 53,2% SMP 11 17,7% SMA 7 11,3% D3 4 6,5% Tidak Sekolah 7 11,7% Total 62 100% Pekerjaan Jumlah % Guru 5 8,1% IRT 35 56,5% Pedagang 7 11,3% Petani 15 24,2% Total 62 100% Keadaan Lansia Jumlah % Sakit 20 32,3% Tidak sakit 42 67,7% 4

Total 62 100% Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 3.1 bahwa sebagian besar lansia yang tinggal dikelurahan biyonga yakni lansia yang berumur 60-64 tahun termasuk dalam lansia muda sebanyak 43 orang (69,5%). sebagian besar lansia yang tinggal dikelurahan Biyonga rata-rata menganut atau memiliki keyakinan agama islam sebanyak 62 orang (100%). bahwa sebagian besar lansia yang tinggal di desa biyonga berpendidikan sekolah dasar (SD) dengan jumlah 33 orang yaitu (53,2%). Tetapi ada juga yang memeliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. sebagian besar responden memiliki pekerjaaan sebagai IRT sebanyak 35 orang (56,5%). Tetapi ada juga yang mempunyai pekerjaan seperti pedagang, petani dan yang paling sedikit guru. bahwa sebagian besar responden yang tidak sakit lebih banyak dibandingkan dengan responden yang sakit dimana responden yang tidak sakit sebanyak 42 orang yaitu 67,7 % dan responden yang sakit sebanyak 20 orang yaitu 32,3% 2. Distribusi responden berdasarkan gaya hidup lansia Tabel 3.2 Distribusi responden berdasarkan gaya hidup lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Gaya Hidup Lansia Jumlah % Baik 41 66,1% Tidak Baik 21 33,9% Total 62 100% Sumber :Data Primer 2014 Dari tabel diatas 3.2 tampak bahwa jumlah responden lansia yang memiliki gaya hidup baik lebih banyak dari pada responden lansia yang memiliki gaya hidup yang tidak baik dimana jumlah responden dengan gaya hidup baik sebnyak 41 orang yaitu 66,1% dan responden dengan gaya hidup tidak baik sebanyak 21 orang yaitu 33,9%. 3. Distribusi responden berdasarkan status kesehatan lansia Tabel 3.3 Tabel distribusi responden berdasarkan status kesehatan pada lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Status Kesehatan Jumlah % Baik 42 67,7% Tidak Baik 20 32,3% Total 62 100% Sumber : Data Primer 2014 Dari tabel 3.3 diatas tampak bahwa sebagian besar responden yang tidak sakit lebih banyak dibandingkan dengan responden yang sakit dimana responden yang tidak sakit sebanyak 42 orang yaitu 67,7 % dan responden yang sakit sebanyak 20 orang yaitu 32,3% 5

3.1.2 Hasil Analisis Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan gaya hidup (Variabel Indenpenden), dengan status kesehatan pada lansia (Variabel dependent). Untuk menganalisis digunakan uji Chi Square dan adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia dengan nilai P< 0,000, hasil analisis dengan variable independen dan variable dependen dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Distribusi Hubungan Gaya Hidup Dengan Status Kesehatan Pada Lansia Di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Status Kesehatan Total Gaya Hidup Tidak Sakit Sakit N % N % N % Baik 40 64,5% 1 1,61% 41 66,1% Tidak Baik 2 3,22% 19 30,6% 21 33,9% Total 42 67,7% 20 32,2% 62 100% Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 3.4 ditemukan adanya hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia angka signifikan uji Chi Squre sig < 0,000 dengan nilai p = 0,000<0,005 dengan data berdistribusi normal sehingga H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia. sebagian besar responden yang memiliki gaya hidup yang baik sebanyak 41 orang (66,1%) dengan status kesehatan baik (sehat) sebanyak 40 (64,5%) dan 1 (1,61%) responden yang memiliki status kesehatan tidak baik (sakit). Serta 21 (33,9%) responden yang memiliki gaya hidup tidak baik ada 2 orang (3,22%) responden dengan status kesehatan baik (sehat) dan 19 (30,6) responden dengan status kesehatan tidak baik (sakit). 4. Pembahasan I. Deskripsi Karateristik Responden 1. Usia Lansia Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden (lansia) memiliki usia 60-64 tahun yang termasuk dalam kategori lanjut pertenagahan. Hal ini menunjukkan bahwa lansia yang ada di Kelurahan Biyonga masih dalam tahap lansia pertengahan. Menurut asumsi peneliti bahwa lansia usia pertengahan memiliki banyak waktu dalam melakukan banyak hal, termasuk dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan ingin lebih memahami serta mengerti mengenai kehidupan terlebih dalam hal memperhatikan pola makan, aktifitas yang tidak berlebih, dan menghindari merokok serta menghirup asap rokok. Hal ini sejalan dengan teori yang dijalaskan Hamid (dalam Aggraini, 2009) bahwa kelompok usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk berusahan memahami dan mengerti mengenai nilai-nilai kehidupan. 6

2. Agama Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden yang berada di Kelurahan Biyonga menganut atau memiliki keyakinan Muslim. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan spiritual pada lansia sangat baik. Agama merupakan system kepercayaan yang terorganisasi dan pemujaan yang dipraktikan seseorang untuk mengekspresikan Spritualitas dari luar (Tanyi, 2002). Menurut asumsi peneliti bahwa agama sangat berpengaruh pada keadaan status kesehatan lansia, dimana walaupun gaya hidup seorang lansia itu sendiri tidak baik tetapi spritualnya baik maka akan berpengaruh juga pada status kesehatan lansia. Hal ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Hugelmann dkk (dalam Ida, 2005) mengatakan bahwa Kesehatan spiritual adalah rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi. 3. Pendidikan Lansia Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden masih memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang ada di Kelurahan Biyonga masih rendah. Menurut asumsi peneliti tingkat pendidikan sangatlah berpengaruh pada pengetahuan lansia bagaimana gaya hidup yang baik seperti menjaga pola makan, tidak merokok dan tidak memiliki aktifitas yang berlebihan yang akan berdampak pada status kesehatan lansia. Miller (dalam Zulfitri,2005)) mengatakan bahwa respon lansia terhadap perubahan atau penurunan kondisi yang terjadi, sangat dipengaruhi pengetahuan, pengalaman hidup, bagaimana lansia member arti perubahan, waktu dan tingkat antisipasi terhadap perubahan, sumber sosial, dan pola koping yang digunakan oleh lansia. 4. Pekerjaan Lansia Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai IRT dan ada juga yang bekerja sebagai petani, pedagang, guru dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan lansia di Kelurahan Biyonga sangat bervariasi. Menurut asumsi peneliti bahwa pekerjaan sangat berpengaruh pada status kesehatan lansia, apabila lansia yang melakukan pekerjaan yang sangat berat dan sepanjang hari maka akan berdampak pada status kesehatan lansia, begitu pun sebaliknya lansia yang tidak memiliki pekerjaan ayau tidak aktif lagi bekerja itu lebih banyak waktu dirumah dan lebih banyak waktu untuk istirahat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Feky (2008) bahwa aktifitas yang berlebihan dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia. 5. Keadaan Lansia Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden mempunyai keadaan baik (sehat) dan ada juga memiliki keadaan yang tidak (sakit). Hal ini menunjukkan bahwa keadaan lansia di Kelurahan Biyonga sangat baik. Hal ini dikarenakan gaya hidup lansia dikelurahan ini sangat baik.menurut asumsi peneliti bahwa keadaan lansia baik sakit maupun sehat itu tergantung pola makan, aktitifitas yang berlebihan dan tidak merokok. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Feky (2008) bahwa ketiga gaya hidup tersebut dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia. hal ini berarti bahwa semakin baik gaya hidup maka semakin baik status kesehatan ataupun keadaan lansia. 7

II. Identifikasi Gaya Hidup Berdasarkan data pada tabel 3.2 bahwa sebagian besar responden memiliki gaya hidup baik sebanyak (66,1%) dan ada juga responden gaya hidup yang tidak baik sebanyak (33,9%) dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lansia yang memiliki gaya hidup yang baik dikarenakan pengetahuan mengenai efek dari merokok sudah dimengerti, pola makan baik dan tidak memiliki aktifiats yang berlebihan atau pekerjaan yang berat dan sebagian dari lansia yang memiliki gaya hidup baik tersebut tinggal serumah dengan anaknya sendiri sehingga perhatian keluarga ada. Hal ini berbeda dengan lansia yang mempunyai gaya hidup yang tidak baik, seperti aktif merokok setiap hari, pola makan serta pemenuhan nutrisi tidak diperhatikan dengan baik serta aktifitas fisik yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena lansia tersebut yang ada dikelurahan biyonga mayoritas pekerjaan mereka petani dan tidak tinggal dengan anak-anaknya dalam satu rumah. Sehingga perhatian terhadap lansia tidak ada. Menurut asumsi peneliti bahwa gaya hidup adalah suatu kebiasaan seseorang yang sering di lakukan berupa sering merokok, pola makan yang tidak teratur dan aktifitas fisik yang berlebihan. Dimana ketiga kategori gaya hidup di atas dapat menyebabkan atau mengakibatkan status kesehatan pada lansia tidak baik. Semakin sering lansia melakukan gaya hidup sehat maka semakin baik pula status kesehatan pada lansia (sehat). Dimana gaya hidup yang baik misalnya tidak merokok, aktifitas fisik yang tidak berlebihan dan pola makan sesuai dengan anjuran tim kesehatan. Gaya hidup yang tidak baik yang sering dilakukan oleh lansia misalnya seperti kebiasaan merokok setiap hari, kebiasaan ini sejak dilakukan saat lansia tersebut masih remaja sampai dengan sekarang, aktifitas yang berlebihan dimana kebanyakan lansia harus mencari nafkah untuk istrinya dan untuk dirinya sendiri sehingga setiap hari lansia tersebut masih aktif bekerja. Hal ini dikarenakan lansia sudah tinggal sendiri dan harus memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. Kemudian gaya hidup yang ketiga adalah pola makan yang tidak baik, dimana kebanyakan lansia nafsu makan berkurang hal ini dikarenakan berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat dari kerusakan gigi atau ompong dan lain sebagainya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh poniyah (2011) dimana terdapat pengaruh gaya hidup pada status kesehatan lansia dimana penelitian ini menuunjukan gaya hidup yang tidak baik dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia. III. Identifikasi Status Kesehatan Lansia Berdasarkan tabel 3.3 bahwa sebagian besar responden status kesehatan baik dan ada juga status kesehatannya tidak baik. Hal ini menunjukan bahwa gaya hidup lansia baik sehingga status kesehatan lansia juga baik (sehat) tetapi dari data yang ada walaupun gaya hidup baik tetapi masih ada juga yang status kesehatannya tidak baik (sakit). Lansia yang memiliki status kesehatan baik (sehat) ini artinya lansia tersebut memiliki gaya hidup yang baik seperti tidak merokok, pola makan baik, dan tidak memiliki aktifitas yang berlebiham. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh peran keluarga serta dukungan keluarga terhadap lansia dalam hal melakukan gaya hidup yang baik. Hal ini berbeda dengan lansia yang memiliki status kesehatan tidak baik (sakit) ini artinya gaya hidup lansia tidak baik seperti merokok setiap hari tanpa henti, pola makan dan asupan nutrisi tidak sesuai dengan anjuran para petugas kesehatan, serta aktifitas yang berlebihan dimasa tua. Status kesehatan lansia memiliki dua kategori yaitu status kesehatan baik (sehat) dan status kesehatan tidak baik (sakit). Sehat adalah suatu keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani 8

dan sosial dan bukan hanya terbebas dari berbagai penyakit dan lain sebagainya. Dimana kriteria sehat mencakup 4 macam yaitu sehat mental (jiwa), fisik, sosial dan ekonomi. Sakit adalah terganggunya semua fungsi organ tubuh menjadi tidak normal. Seorang lansia mengalami proses degenaratif dimana organ-organ tubuh tidak berfungsi secara normal, daya tahan tubuh semakin berkurang dan tidak bekerja secara aktif apabila ada pathogen, virus maupun bakteri yang masuk kedalam sehingga lansia sering mengalami sakit. Selain itu juga akibat pengaruh gaya hidup lansia tidak baik misalnya kebiasaan merokok, aktifitas fisik yang berlebihan, dan pola makan yang tidak baik. Menurut asumsi peneliti bahwa ada faktor lain yang menyebabkan status kesehatan pada lansia tidak baik (sakit) yaitu kebiasaan lansia dalam mengkomsumsi suplemen.. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riana Diana (2006) menunjukan bahwa lansia yang sering mengkomsumsi suplemen yang jarang kemudian semakin dilakukan secara rutin dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia suplemen yang sering digunakan oleh lansia adalah suplemen yang berkhasiat melancarkan buang air besar seperti suplemen serat dan minyak ikan hal ini dicetuskan karena lansia sering mengalami konstipasi. IV. Hubungan Gaya Hidup dengan Status Kesehatan lansia Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan dengan uji chi squre dengan hasil nilai P Value 0,000 <0,005 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia di kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan tabel 3.4 sebagian besar responden yang gaya hidupnya baik sebnyak (66,1%) dimana ada (64,5%) yang status kesehatanya tidak sakit dan hanya ada (1,61%) yang status kesehatannya termasuk dalam kategori sakit. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya gaya hidup yang mempengaruhi status kesehatan lansia baik sakit dan tidak sakit seperti faktor lingkungan. Lingkungan yang tidak baik seperti pembuangan air limbah tidak pada tempatnya, kebersihan lingkungan yang tidak baik serta polusi udara yang sudah tercemar dapat mempengaruhi status kesehatan pada lansia. Menurut asumsi peneliti Gaya hidup dengan status kesehatan pada dasarnya merupakan komponen yang saling berkaitan dalam kehidupan manusia tanpa tekecuali dalam kehidupan lansia (usia lanjut). Gaya hidup adalah suatu perilaku kebiasaan yang sering dilakukan oleh seorang lansia dalam melakukan aktifitas dan memenuhi kebiasaan sehari-hari, gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Hal ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Boom H.L (dalam Yuniastuti, 2008) ada faktor lain yang mempengaruhi status kesehatan di antaranya adalah yang pertama lingkungan dimana individu hidup didunia ini tidak seorang diri. Memerlukan banyak bantuan dari orang lain, seperti mendirikan rumah, membuat sumur, membuat taman, dan lain-lain. Apabila lingkungan disekitar individu tersebut bersih dan tertata rapi, maka individu tersebut sudah mencerminkan pola hidup sehat. Faktor lingkungan di bagi menjadi 3 yaitu lingkungan fisik, lingkungan biologis, lingkungan sosial kedua pelayanan kesehatan. Dimana sangat diperlukan di daerah daerah tertentu. Misalnya di daerah terpencil sangat dibutuhkan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Apabila terdapat seseoarang yang sakit dapat lebih cepat di tangani.dan yang ketiga adalah keturunan Kita semua pasti mengetahui adanya penyakit menular 9

dan tidak. Penularan penyakit dapat melalui media apa saja, salah satunya adalah melalui keturunan/gen. misalnya saja seseorang ibu hamil menderita penyakit AIDS, maka di perkirakan anaknya juga akan terjangkit penyakit AIDS. Selain itu juga berdasarkan data pada tabel 4.6 bahwa responden yang gaya hidupnya tidak baik dalam kehidupan sehari-hari sebanyak 21 orang dengan hasil (3,22%) yang status kesehatannya baik/ sehat sedangkan (30,6%) status kesehatannya tidak baik (sakit). Gaya hidup yang sering dilakukan sangat perlu diperhatikan untuk meningkatkan status kesehatan lansia. Hal ini menunjukan bahwa ketiga gaya hidup (pola makan yang tidak baik, merokok, aktifitas fisik) tersebut tidak sering diperhatikan oleh para lansia sehingga dapat menurunkan status kesehatan lansia (sakit). Kemudian lansia yang gaya hidupnya tidak baik tetapi status kesehatannya baik (sehat). Hal ini dapat dipengaruhi oleh kegiatan spiritual yang dilakukan oleh lansia dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia. karena spiritualitas yang dilaksanakan setiap hari dapat mempengaruhi pada status kesehatan itu sendiri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Ida (2005) dengan hasil penelitian adanya hubungan status spiritual dengan gaya hidup pada lansia di Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai pesisir ada hubungan dengan signifikan P= 0,000. Bahwa spiritual dapat berpengaruh pada gaya hidup lansia. Menurut asumsi peneliti hal itu dipengaruhi oleh adanya dukungan keluarga terhadap diri lansia itu sendiri. Dimana walaupun gaya hidup tidak baik tetapi peran keluarga terhadap lansia baik, seperti selalu memperhatikan asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh lansia, dan selalu mengingatkan makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meylinda (2013), dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan sangat menentukan status gizi atau asupan nutrisi pada lansia terpenuhi, apabila asupan nutrisi pada lansia terpenuhi maka dapat bermanfaat bagi tubuh. Berdasarkan penelitian yang dijelaskan peneliti dapat menyimpulkan bahwa semakin baik atau semakin diperhatikan gaya hidup maka semakin meningkat juga status kesehatan pada lansia begitupun sebaliknya semakin kurang baik gaya hidup seorang lansia maka semakin rendah pula status kesehatan pada lansia. 5. Simpulan dan Saran 1. Simpulan 1. Sebagian besar responden berusia 60-64 tahun sebanyak 43 orang (69,5%), sebagian besar responden memiliki atau menganut agama muslim sebanyak 62 orang (100%), sebagian besar responden memiliki tngkat pendidikan SD sebanyak 33 orang (53,2%), sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai IRT saja sebanyak 35 orang (56,5%). Dan sebagian besar responden memiliki keadaan baik (sehat) sebnayak 42 orang (67,7%). 2. Sebagian besar responden memiliki gaya hidup yang baik sebanyak 41 orang (66,1%) dan lansia yang memiliki gaya hidup yang tidak baik sebanyak 21 orang (33.9%). Ini berarti lansia yang ada di Kelurahan Biyonga sebagian besar memiliki gaya hidup yang baik. 3. Sebagian besar responden memiliki status kesehatan yang termasuk dalam kategori baik (Sehat) sebanyak 42 orang (67,7%). Dan yang status kesehatannya termasuk dalam kategori tidak baik (Sakit) sebanyak 20 orang (32,2%). 4. Ditemukan adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo berdasarkan hasil analisis dengan uji Chi Squere dengan nilai P 0,000 itu artinya nilai P Value < 0,005. 10

2. Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih memperdalam cakupan penelitian, khusunya dalam pengetahuan lansia mengenai gaya hidup yang baik dan gaya hidup yang tidak dilakukan karena akan berdampak pada status kesehatan pada lansia dan bisa menggunakan desain penelitian yang lebih tepat yakni Kohort prospektif 2. Bagi lansia diharapkan agar tidak melakukan dan menghindari gaya yang hidup yang tidak baik yang akan berdampak pada status kesehatan serta selalu memperhatikan dan mempertahankan status kesehatannya dalam keadaan sehat. 3. Bagi keluarga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi kesehatan lansia serta memperhatikan asupan makanan atau nutrisi yang diberikan pada lansia. 4. Bagi pemerintah setempat yaitu puskesmas agar membentuk program kesehatan bagi lansi seperti senam lansia dan mendidik kader-kader kesehatan khusus untuk mengsosialisasikan mengenai pentingnya gaya hidup yang baik dan yang tidak yang akan berdampak pada status kesehatan pada lansia. Daftar Pustaka Anggraini Ida, 2013, Hubungan Antara Status Spritual Lansia Denagn Gaya hidup Lansia. https://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/5266.(diakses 12 agustus 2013) Anggraini, fecky, Hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia binaan puskesmas pekayon jaya kota bekasi tahun 2008.UI.(Diakses 25 januari 2011). Basri, Muhamad,chatib. 2008.Globalisasi bonus demografi. http://www.modernisator.org/artikel/globalisasi-bonus-demografi Dariyo, Agoes,2008, Psikologi,Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta, Grasindo Hapsari, Dwi, dkk, 2011, pengaruh Lingkungan sehat dan perilaku Hidup Sehat Terhadap Status kesehatan.usu (Diakses 20 maret 2013) Kusmaedi, Nurlan, 2012, Pembelajaran Gaya Hidup Sehat Menuju Tingkat Sehat Prima Terpadu Sepangjang Hayat.FPOK.(Diakses 12 juni 2013) Kushariyadi, 2010, Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia, Jakarta, Salemba Medika Mubarak, Wahid Iqbal.2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: Sagung Seto. Martono, Heru, 2011.Lanjut usia dan dampak sistemik dalam siklus kehidupan. http://www.komnaslansia.go.id/modules.diakses tanggal 21 feb2009 Nasir, ABD, dkk, 2011, Buku Ajar Metodologi penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika Ode,Sarif,la, 2012, Aushan Keperawatan Gerontik. Yogyajakarta, Medikal Book. Padila, 2013, Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Yogyakarta, Nuha Medika 11

Redaksi, tim, 2010, Sehat Dan Bugar Di Usia Lanjut, Yogyakarta, Banyu Media Sartika, Mitayani Wiwi. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: TIM. Simanulang, Poniyah, (2011), Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Status Kesehatan LanJut (Lansia ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan,http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31298.(Diakses 2 maret 2012) Stanley, mickey, dkk, 200, Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC Setiadi, 2013, konsep dan praktik penulisan riset keperawatan, yogjakatra. Graham ilmu Suiraoka, Ip, 2012, Penyakit Degeneratif, Yogayakarta, Nuha Medika Siti, R, Maryam, Medika dkk, 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta: Salemba Wiarto, Giri, 2013, Budaya Hidup Sehat, yogyakarta, Gosyen Publishing Yuniastuti, Ari, 2008, Gizi dan Kesehatan, Yogyakarta, Graha Ilmu 12

13