II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut

dokumen-dokumen yang mirip
III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Yogyakarta. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

PENDAHULUAN. Tabel 1 Jenis-jenis produk pangan IPB 2 Jenis produk. Bio yoghurt. Chicken nugget stick & wings Jambu Taiwan IPB 02

VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN

BAB II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komoditas Sayuran

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sejak tahun Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gamping Kabupaten Sleman ini dilakukan terhadap 117 orang responden yang

SIKAP, MOTIVASI DAN KEBUTUHAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

(Isian dalam Bilangan Bulat) KAB./KOTA : LEBAK 0 2 Tahun 2017 Luas Luas Luas Luas

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sayuran organik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi produsen dan super market

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran organik dapat diartikan sebagai semua sayuran yang ditanam

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

Lampiran 2. Impor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Impor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan


II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,

ACARA 4. ASPEK PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dampak positif yang

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

I. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Jenis Sayuran

BAB II LANDASAN TEORI. Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, pertanian sayuran sudah cukup lama dikenal dan dibudidayakan.

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

Nama : Arindasari Npm : Kelas : 3EA01

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan

Sumber : Pusdatin dan BPS diolah, *) angka sementara.

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, memberikan definisi pasar tradisional dan

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. yang lain (Kotler dan Amstrong, 2008:5). Dalam definisi manajerial, banyak

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Modern Superindo Godean (terletak di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pracaya (1999), kata kol berasal dari Bahasa Belanda kool

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

Transkripsi:

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Sayuran Sayuran merupakan sebutan umum bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut sebagai sayur-sayuran atau sayur-mayur. Sejumlah sayuran dapat dikonsumsi mentah tanpa dimasak sebelumnya, sementara yang lainnya harus diolah terlebih dahulu. Sayuran sebagai bahan pangan merupakan pelengkap dari kebutuhan manusia yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Sayuran sebagai makanan pelengkap memiliki ciri-ciri yaitu 1) dipanen dan dimanfaatkan dalam keadaan segar sehingga bersifat mudah rusak; 2) komponen utama mutu ditentukan oleh kandungan air bukan kandungan bahan kering seperti halnya tanaman agronomi (jagung) dan tanaman perkebunan; 3) produk bersifat sedikit sehingga susah dan mahal untuk diangkut; dan 4) harga sayuran ditentukan oleh mutu (kualitas). Jenis sayuran yang diusahakan dan ditemukan di pasar jauh sebagian besar terdapat di daerah tropika dari pada di Negara-negara beriklim sedang.lebih dari 100 jenis tanaman dibudidayakan sebagai sayuran di berbagai bagian daerah tropik. Sayuran yang terdiri dari berbagai jenis dapat dibedakan berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh, dan bentuk yang dikonsumsi. Setiap jenis sayuran ada yang tumbuh di dataran rendah dan tinggi. Di dataran rendah antara lain bawang merah; jagung; dan timun, sedangkan di dataran tinggi yaitu kentang; 8

9 kubis; lobak; dan seledri Sementara itu, bayam, cabai,kangkung dan tomat tergolong sayuran yang dapat hidup di dataran rendah dan dataran tinggi. Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan tahunan. Sayuran semusim antara lain wortel, kubis,kentang, bayam, sawi, bawang daun dan tomat. Sedangkan yang termasuksayuran tahunan yaitu kangkung air, melinjo dan petai. Sayuran yang biasa di konsumsi dibedakan menjadi tiga yaitu : a. Sayuran Buah Sayuran buah memilki waktu yang lama untuk pertumbuhannya karena tanaman ini harus mengalami dua tahap dalam pertumbuhannya dimulai dari fase vegetatif terlebih dahulu kemudian ke masa berbuah. Untuk sayuran buah yang dimakan yaitu bagian buahnya maka dari itu disebut sayuran buah. Yang termasuk dalam sayuran buah yaitu tomat, terong, dan cabai. b. Sayuran Daun Jenis tanaman sayuran daun merupakan sayuran yang memanfaatkan bagian daunnya untuk dikonsumsi. Padaumumnya ada bagian bagian sayuran daun yang digunakan untuk dikonsumsi. Sayuran daun yang dapat dikonsumsi banyak sekali diantaranyaselada, sawi, bayam, dan kangkung. c. Sayuran Umbi Sayuran umbi yang dimanfaatkan bagian umbinya yaitu wortel, kentang, dan lobak. Sayuran umbi tumbuh dibawah tanah sehingga perlu dicuci sebelum dikonsumsi

10 Pasar Tradisional Menurut Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007, Pasar Tradisional adalah Pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan jual beli barang melalui tawar menawar.menurut Rufaidah (2008) pasartradisional adalah pasar rakyat dimana pedagang di pasar umumnyapedagang kecil, bersaing pedagang mulai terbatas, keunggulan biaya rendah pedagang rakyat, kondisi fisik pasar yang becek, kotor, bau, banjir sampah di mana-mana, belum menggunakan teknologi tinggi dalam administrasi dan pengelolaannya masih sederhana, barang yang diperdagangan sayur-mayur, produk kebutuhan sehari-hari, bahan mentah, dan keperluan dapur lainnya, bentuk kepemilikan publik karena sifat pembentukannya mencegah hanya dimiliki oleh pribadi, artinya termasuk benda yang memiliki kemanfaatan umum dan pengelolaan kepemilikan publik oleh negara, jumlah tenaga kerja yang digunakan tidak banyak, konsumen masih dilayani oleh pemilik Perilaku Konsumen Pengertian Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian selalu berusaha dipahami oleh pemasar demi mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diinginkan konsumen pada saat ini, seperti yang menjadi tujuan dari pemasaran itu sendiri, sangat penting bagi pemasar atau sebuah perusahaan untuk mengerti dan memahami konsumen, termasuk bagaimana perilaku konsumen dalam

11 melakukan pembelian yang dilakukannya bagaimana konsumen memilih, menggunakan dan mengkonsumsi produk. Dengan memahami konsumen maka perusahaan pun akan memahami apa yang akan menjadi tren atau keinginan konsumen selanjutnya. Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan Schiffman dan Kanuk (2008) mendefinisikan perilaku konsumen(consumen behavior) sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalammencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan hidup. Terdapat perbedaan perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian untuk konsumen yang membeli di pasar modern dan pasar tradisional. Konsumen pasar modern, sebelum melakukan pembelian biasanya sudah menentukan dari awal barang/produk apa saja yang akan dibeli dengan mencatat daftar barang/produknya. Selain itu, informasi tentang produk baik yang sudah masuk catatan daftar produk yang akan dibeli maupun yang belum masuk catatan dapat diketahui dengan lebih jelas melalui brosur, internet, dan informsi yang tertera pada loksi penjualan produknya. Informasi tersebut misalnya tentang ketersediaan, harga, promo, discount, dan lain-lain. Pada saat di lokasi (pasar modern), konsumen akan mudah menemukan produk yang diinginkan karena pasar modern selain menata produk dengan lay out yang rapi dan spesifik,

12 konsumen juga dapat dengan mudah meminta informasi kepada karyawan pasar modern tentang letak dari produk yang diinginkan. Sedangkan pada pasar tradisional, untuk mendapatkan informasi suatu produk yang diinginkan, konsumen hanya ingat di pemikiran dan untuk mencari produk tersebut konsumen harus keliling di sekitar pasar sehingga mendapatkan barang tersebut atau bahkan tidak menemukannya. Konsumen di pasar tradisional dapat menawar harga yang ditawarkan penjual. Konsumen juga dapat membeli dalam volume yang sesuai keinginan konsumen (misalnya, per kg, setengah kg, seperempat kg, dll) karena penjualan di pasar tradisional tidak dalam packing dengan satuan tertentu. Sedangkan pada pasar modern, konseumen tidak dapat melakukannya karena besaran harganya sudah ditentukan beserta volumenya. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen di antaranya faktor budaya. Faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai. Faktor psikologispilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan (learning), serta keyakinan dan sikap. Menurut Dedeh dan Rosda (2017) faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sayuran di Pasar Tradisional diantaranya gaya hidup, sikap, kualitas, harga, dan lokasi.

13 Sikap Konsumen a. Pengertian Sikap Konsumen Suprapti (2009) menjelaskan bahwa sikap suatu persepsi dan penilaian konsumen terhadap atribut-atribut kunci atau keyakinan yang dipegangnya yang berkenaan dengan sikap tertentu dari suatu komoditas. Sehingga, konsumen umumnya memiliki sikap menyenangi suatu komoditas yang diyakininya memiliki tingkat atribut tertentu yang positif. Sebaliknya, konsumen akan memiliki sikap tidak menyenangi suatu komoditas yang diyakininya memiliki atribut-atribut yang negatif. Sebagai konsumen setiap orang memiliki sikap terhadap sejumlah komoditas seperti produk, jasa, orang, peristiwa, iklan, toko, merk, dan sebagainya. Ketika seseorang ditanya tentang preferensinya, apabila ia suka atau tidak suka terhadap suatu komoditas maka jawabannya menunjukkan sikap terhadap komoditas tersebut. Baik buruknya sikap konsumen terhadap suatu komoditas akan berpengaruh pada perilaku pembeliannya. Menurut Arsy et al (2015) sikap konsumen terhadap produk di pengaruhi tekstur bentuk produk yang diinginkan konsumen. Sikap konsumen adalah tendensi atau kecenderungan yang dipelajarinya untuk mengevaluasi objek tertentu dalam suatu cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan secara konsisten, yaitu evaluasinya terhadap objek tertentu secara keseluruhan dari yang paling buruk sampai paling baik. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Suatu sikap suatu dari motivasi, perasaan emosional, persepsi pada suatu aspek, sikap adalah cara seseorang dalam berpikir,

14 merasa, dan bertindak melalui aspek di lingkungan, kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat atau sekedar percaya, dan kepercayaan ini akan membentuk citra komoditi. Sedangkan sikap menuntun orang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang sama. Menurut Andari (2016) sikap konsumen sayuran di pengaruhi dari atribut yang di anggap penting diantaranya kesegaran, keberagaman, label, kemasan, harga dan merek. b. Karakteristik Sikap Konsumen Karakteristik sikap konsumen menurut Sumarwan (2004) terdiri dari: 1) Sikap memiliki objek Berdasarkan konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek. Objek tersebut terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan gagasan, seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, media, alat, dan sebagainya. Konsistensi Sikap Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakuknya. Oleh karena itu, sikap memiliki konsistensi dengan perilaku. Perilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya. 2) Sikap Positif, Negatif Seseorang mungkin menyukai makanan tertentu (sikap positif) atau tidak menyukai minuman tertentu (sikap negatif). Sikap memiliki dimensi positif dan negatif, yang disebut sebagai karakteristik dari sikap.

15 3) Intensitas Sikap Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas sikap disebut sebagai karakteristik extrimitydari sikap. 4) Resistensi Sikap Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen dapat berubah. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi konsumen agar dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat. 5) Persistensi sikap Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu. Seorang konsumen tidak menyukai makan di suatu tempat (sikap negatif), namun dengan berlalunya waktu setelah beberapa bulan kemungkinan berubah dan menyukai makan di tempat tersebut. 6) Keyakinan Sikap Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran yang dimilikinya. Sikap seorang konsumen terhadap agama yang dianutnya memiliki tingkat keyakinan yang tinggi, sebaliknya sikap seseorang terhadap kebiasaan mungkin akan memiliki tingkat keyakinan yang lebih kecil.

16 7) Sikap dan Situasi Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam konteks situasi. Artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek. Menurut Widodo et al (2016) penilaian sikap konsumen terhadap suatu produk beras organik di pengaruhi kualitas tampilan yang di yakini sehingga kualitas produk akan mempengaruhi pembelian konsumen. c. Pengukuran Sikap Konsumen Engel et al (1994) bahwa Sikap konsumen dapat diukur dengan menggunakan model multiatribut Fishbein. Model sikap multiatribut Fishbein mengambarkan rancangan yang berharga untuk memeriksa hubungan di antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk. Analisis multiatribut Fishbein juga merupakan sumber informasi yang berguna bagi perencanaan dan tindakan pasar. Model multiatribut Fishbein merupakan evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Model Fishbein memungkinkan para pemasar mendiagnosis kekuatan dan kelemahan suatu produk dengan menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif produk pada atribut-atribut penting. Model Fishbein memperlihatkan bahwa sikap terhadap suatu objek tergantung pada probabilitas bahwa suatu objek mempunyai atribut-atribut tertentu pada tingkat yang diinginkan konsumen. Menurut Batt (2007) dalam Widodo et al (2012) bahwa produk dibentuk dari karakteristik/atribut intrinsik dan ekstrinsik. Karakter intrinsik terkait secara erat

17 dengan produk dan tidak dapat diubah kecuali dilakukan perubahan pada karakteristik fisik produk, misalnya warna. Sedangkan karakteristik ekstrinsik adalah karakteristik yang berkaitan dengan produk, namun bukan merupakan bagian dari produk secara fisik, misalnya harga. Menurut Sunanta (2006), Model Sikap Fishbein pada prinsipnya akan menghitung Ao (Attitude toward the object),yaitu Sikap seseorang terhadap sebuah objek, yang dikenali lewat atribut-atribut yang melekat pada obyek tersebut. Dengan mengenali sebuah obyek melalui cara melihat, meraba, mencobadan menggunakan obyek itu untuk sekian waktu lamanya, maka seorang konsumen akanmempunyai sikap tertentu terhadap obyek dipakai atau digunakannya tersebut. Biasanyasebelum konsumen mengkonsumsi sebuah obyek tentunya ia memiliki suatu harapan-harapanterhadap obyek tersebut. Sehingga setelah melihat, mencoba dan menggunakannya, konsumentersebut dapat menilai apakah obyek yang bersangkutan telah sesuai dengan harapannya. Dari pemaparan di atas, terlihat bahwa ada dua komponen penting pada pengukuransikap Fishbein, yaitu adanya evaluasi dan belief yang ada pada diri konsumen terhadap sebuahobyek tertentu. Urutan dalam Analisis Fishbein adalah sebagai berikut: a) Menentukan Salient Belief Salient Belief yaitu menentukan atribut yang dianggap relevan dan penting pada produk yang akan diukur.

18 b) Membuat pertanyaan untuk mengukur bilef (keyakinan) yaitu membuat pertanyaan bagaimana keyakinan (belief) konsumen terhadap atribut yang sudah ditetapkan disertai dengan alternatif pilihan jawaban serta skalanya. c) Membuat Pertanyaan untuk Mengukur Evaluation (evaluasi) Sama dengan pengukuran belief, konsumen akan ditanya bagaimana evaluasi diaterhadap atribut yang telah diukur belief-nya dengan disertai dengan alternatif pilihan jawaban dan skalanya. Untuk mengukur evaluasi tidak menyebutkan nama merek/lokasi, tetapi jenis produk secara umum. d) Mengukur Sikap Terhadap suatu Produk Pengukuran sikap terhadap suatu produk dilakukan dengan mengukur keseluruhan atribut (multiatribut) produk yang sudah ditetapkan, denganrumus: ( ) Keterangan: Ao = Sikap terhadap produk bi = Kekuatan kepercayaan atribut ke-i pada produk ei n = Evaluasi terhadap atribut ke-i pada produk = Jumlah atribut yang dimiliki produk sayuran

19 Penelitian Terdahulu Dasipah et al(2010) melakukan penelitian berjudul Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Produksi Sayuran di Pasar Modern Kota Bekasi. Jumlah sampel sebanyak 100 yang lagi membeli, pernah membeli, telah membeli.. Data dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis faktor. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa 1) pembeli mayoritas rerponden yang sedang membeli sayuran; 2) harga sayuran yang di beli sesuai dengan di pasar modern; 3) jenis sayuran yang di beli konsumen yaitu bayam hijau, brokoli, wortel, jagung; 4) produk sayuran segar dan bersih. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat lima faktor dominan yaitu keadaan ekonomi, kelompok referensi, pekerjaan, usia dan tahap siklus hidup, peran dan status. Suardikaet al (2014) melakukan penelitian berjudul Analisis Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Sayur Organik CV Golden Leaf Farm Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor psikologis yang terdiri atas: motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap terhadap keputusan konsumen dalam pembelian sayur organik dan pengaruh faktor bauran pemasaran yang terdiri atas: produk, harga, promosi, dan lokasi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian sayur organik. Sampel penelitian sejumlah 200 responden yang pernah membeli sayur organik hasil CV Organik Goden Leaf. Teknik analisis data mengunakan model persamaan struktural (Structural Equation Model-SEM) dengan pendekatan Partial Least Square (PLS). Hasil penenlitian menyimpulkan bahwa faktor psikologis yang mempunyai pengaruh positif dan signifikakn adalah motivasi, pembelajaran, dan sikap. Sedangkan

20 persepsi tidak berpengaruh signifikan. Faktor bauran pemasaran yaitu produk, promosi dan lokasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan harga mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sayur organik. Hasil penelitian Purwanti et al (2014) berjudul Mengkaji Perbandingan Pola Perilaku Konsumen di Pasar Modern (Retail) dan di Pasar Tradisionalmenyebutkan bahwa faktor-faktor yang mendorong konsumen berbelanja di pasar modern adalah: suasana pasar yang aman, nyaman dan bersih, penempatan produk yang tertata rapi dan bersih dan adanya potongan harga (diskon) yang menarik perhatian konsumen. Sedangkan faktor-faktor yang mendorong konsumen berbelanja di pasar tradisional adalah: harga produk lebih murah, adanya sistem tawar-menawar, lokasi yang strategis (dapat dijangkau oleh kendaraan umum maupun pribadi). Faktor-faktor yang membuat konsumen enggan berbelanja di pasar tradisional adalah: kondisi pasar yang tidak nyaman (becek, kotor, panas, dan berdesak-desakan), kualitas produk yang belum terjamin (misal: bahan makanan mengandung boraks dan formalin) dan infrastruktur yang kurang rapi. Faktor-faktor yang membuat konsumen enggan berbelanja di pasar modern adalah: harga produk yang lebih mahal dibanding pasar tradisional dan tidak ada sistem tawar menawar antara penjual dengan pembeli.

21 Kerangka Berpikir Pasar Induk Sayur dan Buah Giwangan merupakan pasar dengan karakteristik pasar tradisional yang menyediakan sayuran dan buah segar. sikap konsumen merupakan salah satu faktor penentu yang kuat terhadap konsumen dalam melakukan pembelian sayuran. Sikap konsumen menjadikan sumber informasi bagi para penjual maupun penghasil produk di pasar tersebut agar dapat mengetahui atribut sayur yang seperti apa yang disukai konsumen. Jenis sayuran yang dijual di Pasar Giwangan sangat beragam. Penelitian ini memfokuskan pada konsumen yang membeli jenis sayuran segar yang banyak dibeli konsumen di pasar tradisional dengan merujuk pada hasil penelitian Fissamawati (2009). Jenis sayuran yang banyak dibeli konsumen di pasar tradisional terdapat tiga kelompok yaitu jenis sayuran dedaunan (misal: bayam, kangkung, kol, sawi, katuk, slada), sayuran berpolong (misal: kacang panjang, buncis, kecipir), dan sayuran umbiumbian (misal:kentang, wortel, bawang merah, dll). Sikap konsumen terhadap sayuran diukur menggunakan analisis multiatribut Fishbein. Analisis Fishbein merupakan penilaian terhadap atributatribut yang dianggap mempengaruhi sikap pembelian konsumen terhadap sayuran segar di Pasar Giwangan. Model sikap Fisbein ini bertujuan untuk menemukan nilai sikap yang terbentuk dari hasil penilaian antara nilai kepentingan (evaluation) dengan nilai kepercayaan (belief) konsumen dalam melakukan pembelian sayuran segar di Pasar Giwangan. Beberapa atribut sayuran yang diduga dapat berpengaruh terhadap pembelian oleh konsumen dan akan dianalisis merujuk pada beberapa penelitian terdahulu diantaranya atribut harga sayuran, kesegaran sayuran, kebersihan sayuran (Delita, 2008; Dasipah et al,2010;

22 Andilla,2011;), kontinuitas, keragaman (Delita, 2008) dan tekstur (Andilla, 2011).Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1 Pasar Giwangan Sayuran Atribut Sayuran : 1. Harga 2. Kesegaran 3. Kebersihan 4. Kontinuitas 5. Tekstur 6. Keragaman Kepercayaan dan Evaluasi Sikap Konsumen Gambar 1. Kerangka Berpikir