BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Madubaru merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan tebu, yang mana memiliki dua buah pabrik, yaitu Pabrik Gula (PG) dan Pabrik Spirtus (PS) Madukismo. PG dan PS Madukismo merupakan satu-satunya pabrik gula dan spirtus yang berada di wilayah Yogyakarta, tepatnya di desa Padokan, kelurahan Tirtonirmolo, kecamatan Kasihan, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. PG Madukismo memproduksi gula tebu atau biasa disebut gula pasir oleh masyarakat dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP (Gula Kristal Putih) yang bermerk dagang Gula MK. Sedangkan PS Madukismo merupakan pabrik pengolahan tetes tebu menjadi spirtus dari proses pembuatan gula, dimana kedua pabrik tersebut berada dalam satu area. PG Madukismo beroperasi kurang lebih hanya selama 5 sampai 7 bulan dalam setahun, yaitu sekitar bulan Mei hingga November sesuai dengan masa panen tebu. Pada pabrik tersebut, hampir semua proses produksinya dilakukan menggunakan mesin, sehingga tenaga kerja pada bagian produksi hanya sebagai operator mesin serta penguji bahan baku maupun produk jadi. Pekerja pada bagian produksi hampir sebagian besar adalah pekerja dari unit instalasi sebagai operator, dan sebagian lain dari unit pabrikasi sebagai penguji. Semua pekerja tersebut dibagi ke dalam 7 stasiun kerja, dimana 1
stasiun penggilingan merupakan stasiun awal dalam proses pembuatan gula dan tenaga kerja yang dipekerjakan lebih banyak dibanding pada stasiunstasiun lainnya dan pada stasiun ini semua mesin memiliki 2 orang operator, sehingga terkadang terlihat operator yang sedang menganggur. Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh PG Madukismo ini diserap dari masyarakat sekitar pabrik dan daerah-daerah lain di Yogyakarta. Tetapi di sisi lain, sebagian besar pekerja merupakan pekerja tidak tetap, yaitu bekerja hanya pada masa giling dan latar belakang pendidikannya juga tidak merata sehingga pada beberapa pekerja pengetahuan mengenai penggunaan waktu kerjanya sangat kurang. Dikarenakan tenaga kerja atau pekerja merupakan salah satu faktor pendukung utama kinerja suatu perusahaan untuk menjalankan semua aspek kegiatannya, maka dalam industri seperti PG Madukismo, pengukuran kinerja pekerja sangat dibutuhkan untuk mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana pekerja mampu bekerja dengan baik atau buruk. Di samping itu, dengan adanya pengukuran kinerja maka industri juga dapat memilih pekerja yang benar-benar produktif sehingga dapat memperkecil biaya tenaga kerja. Salah satu metode pengukuran kerja yang dapat dilakukan untuk mengukur kinerja pekerja adalah metode sampling kerja. Pengukuran dengan metode sampling kerja dilakukan selama jam kerja pada waktu-waktu yang tidak teratur atau acak (random). Kelebihan metode sampling kerja dengan metode pengukuran kerja lainnya, seperti study waktu adalah pada sampling kerja pengukuran dilakukan hanya kepada beberapa pekerja untuk mewakili 2
sekelompok pekerja pada satu stasiun kerja atau lebih, kemudian pekerja yang sedang diamati juga tidak mengetahuinya karena waktu-waktu yang digunakan acak sehingga pekerja tidak bisa memastikan pada waktu kapan sampling dilakukan. Di samping itu, menurut Wignjosoebroto (2000), metode sampling kerja ini telah terbukti sangkat efektif dan efisien untuk digunakan dalam mengumpulkan informasi mengenai kerja dari mesin atau operator. Dikatakan efektif karena dengan cepat dan mudah cara ini dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pendayagunaan waktu kerja, mesin, proses, penentuan waktu longgar (allowance time) yang tersedia untuk satu pekerjaan, juga untuk penentuan waktu baku atau waktu standar untuk suatu proses produksi. Dibandingkan dengan metode kerja yang lain, metode sampling kerja lebih efisien karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan dalam waktu relatif lebih singkat dan dengan biaya yang tidak terlalu besar. Dengan sampling pada waktu yang acak tersebut, maka akan diperoleh hasil akurat pekerja sedang produktif atau sedang menganggur (idle) saat sampling dilakukan yang disebut sebagai persentase produktif dan tidak produktif. Sampling kerja juga dilakukan. Selain itu, data dari sampling kerja tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengukuran waktu standar yang digunakan pekerja selama jam kerjanya. Waktu standar merupakan waktu normal yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki kemampuan rata-rata dan terlatih untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam kondisi dan tempo yang normal. Waktu standar perlu diketahui untuk menghindari kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan yang dijumpai selama proses 3
produksi. Dari pengukuran waktu standar tersebut, dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan jumlah tenaga kerja pada satu stasiun atau lebih dan bahkan pada perusahaan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dihadapi adalah tiap mesin pada stasiun penggilingan PG Madukismo memiliki 2 orang operator sehingga terkadang ada operator yang terlihat sedang menganggur. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pengukuran kinerja pekerja dengan metode sampling kerja untuk mengetahui berapa jumlah persentase kegiatan produktif atau tidak produktif saat bekerja dari beberapa operator yang diambil sebagai sampel pengamatan, berapa jumlah waktu standar yang diperlukan operator dalam bekerja, dan berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada stasiun penggilingan PG Madukismo. 1.3 Batasan Masalah Agar Tugas Akhir dapat disusun secara lebih fokus dan terarah terhadap masalah yang telah dirumuskan, maka batasan masalahnya sebagai berikut: 1. Pengambilan data sampling kerja pada 4 orang pekerja unit instalasi di stasiun penggilingan PG Madukismo PT. Madubaru. 2. Jadwal waktu pengamatan diambil dari tabel angka acak (random) selama jam kerja yang tanpa adanya jam istirahat. 4
3. Pengambilan data dilakukan secara acak selama 6 hari, yaitu pada hari Senin, 18 Agustus 2014 hingga Sabtu, 23 Agustus 2014. 4. Pengambilan data dilakukan pada pekerja shift 1, yaitu dengan jam kerja mulai pukul 6.00 hingga 14.00 WIB. 1.4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung kebutuhan jumlah tenaga kerja unit instalasi pada stasiun penggilingan berdasarkan waktu standar. 1.5 Manfaat 1. Bagi mahasiswa a. Dapat menambah wawasan mengenai dunia industri berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di perguruan tinggi. b. Sebagai pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dengan praktek di lingkungan kerja. c. Mampu meningkatkan kemampuan menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. 2. Bagi perusahaan a. Mengetahui kinerja pekerja berdasarkan data sampling kerja. 5
b. Dapat sebagai acuan untuk memperbaiki kinerja pekerja jika kurang produktif atau memberikan penghargaan bagi tenaga kerja yang produktif. c. Mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada stasiun penggilingan sesuai dengan jumlah produksinya. 6