KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA DALAM ACARA TALKSHOW RUMPI NO SECRET DI YOUTUBE UNGGAHAN MARET 2017

ANALISIS KESOPANAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN DI DESA LUMBIR KECAMATAN LUMBIR KABUPATEN BANYUMAS

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM PERCAKAPAN PEMBAWA ACARA MUSIK INBOX EDISI DESEMBER 2015 DI STASIUN TELEVISI SCTV

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU SISWA KELAS VIII F DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMPN 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA.

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 15 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DAN RESPON SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS IX SMP NEGERI 26 PADANG

BENTUK, FUNGSI DAN JENIS TINDAK TUTUR DALAM KOMUNIKASI SISWA DI KELAS IX UNGGULAN SMP PGRI 3 DENPASAR. Ni Nyoman Ayu Ari Apriastuti

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

ANALISIS TINDAK TUTUR KOMISIF DAN ASERTIF ANAK KEPADA ORANG TUA DI KELURAHAN KAMPUNG BARU KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT KEPULAUAN RIAU

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK.

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK NUSA INDAH BANUARAN PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PAINAN

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA IKLAN BERBAHASA INDONESIA PADA RADIO MERCY FM TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs RIADHUS SHOLIHIN KOTO BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK AISYIYAH DESA KASEGERAN KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA DONGENG ANAK KARYA LIA HERLIANA

KESANTUNAN BERBAHASA PEDAGANG SAYUR DALAM MELAYANI PEMBELI DI PASAR KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. umum dari komunikasi adalah percakapan. Percakapan menurut Levinson

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

REPRESENTASI KEKUASAAN PADA TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Abstract

PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA ANAK KOS RIZKY DI DESA DUKUH WALUH KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS BULAN MEI 2016

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

TINDAK DIREKTIF BAHASA INDONESIA PADA POSTER BADAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

TINDAK TUTUR GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK WANGUN SESANA PENARUKAN SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 5 JEMBER. Suci Indah Karunia

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Hidayat. Abstract. Abstrak. SMA Negeri 6 Banjarmasin

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA DALAM TINDAK TUTUR ILOKUSI PARA DAI DI MESJID NURUSH SHIDDIQ KELURAHAN GUNUNG PANGILUN KECAMATAN PADANG UTARA

REALISASI TINDAK TUTUR KOMISIF CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA BERITA ONLINE DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Diajukan Oleh:

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PEMATUHAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK PELAYARAN AKPELNI SEMARANG TESIS

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII SMPN 1 LIMBUR KABUPATEN BUNGO

REALISASI KESANTUNAN TINDAK TUTUR KOMISIF BERJANJI DALAM BAHASA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

ANALISIS WACANA INTERAKSI KELAS BAHASA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII B SMPN 11 KOTA BENGKULU TAHUN AJARAN 2016/2017

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG ABSTRACT

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 SUNGAI PINYUH

PERILAKU BERBAHASA AHOK: KAJIAN TINDAK TUTUR. Abstract

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Disusun oleh: RISKI SEPTIANINGSIH

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

BAB III METODE PENELITIAN

PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA DALAM ACARA TALK SHOW CAMPUR-CAMPUR DI STASIUN TELEVISI ANTV BULAN DESEMBER 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI EKSPRESIF PADA TUTURAN TOKOH DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 KARYA ASMA NADIA

MAKNA KIAS BAHASA MINANGKABAU DALAM PERCAKAPAN ANTARPEMUDA DI KANAGARIAN KAMPUNG BATU DALAM KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK JURNAL ILMIAH

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan dijelaskan metode penelitian, teknik serta instrumen

ABSTRAK

Transkripsi:

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG Nora Amelia¹, Putri Dian Afrinda², Wahyudi rahmat³ 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat noraamelia73@gmail.com ABSTRACT Background of the research were that student s politeness in teaching and learning was low where students did not pay attention to the politeness to the teachers and they spoke to the teachers like to speak to their friends. This research was aimed at describing the speech act and and politeness of students to the teacher in the process of teaching and learning of Indonesian Language subject at VII 8 class SMPN 27 Padang. It was a qualitative research by using descriptive method. Source of data were student s utterances taken at VII 8 class SMPN 27 Padang. Data collection technique used tapping technique, participant observation, recording technique and note-taking technique. Data were analyzed by using referential and distributional method. The results show that the type and principle of politeness at VII 8 class SMPN 27 Padang are: first, there are four types of speech acts used such as assertive in the form of stating, suggesting and complaining, directive in the form of requesting and ordering, expressive in the form of congratulating, commissive in the form of promising and offering. The most dominant type of speech acts found is assertive in the form of stating and suggesting during teaching-learning process because more students use stating form than asking because the teachers are more active than students. Second, the most dominant maxim found based on the principle of politeness strategy is the maxim of agreement where there is an agreement between student and teacher to speak politely during teaching and learning of Indonesian Language subject at SMPN 27 Padang. Keywords: Politeness, Speech Act, Teacher PENDAHULUAN Menurut Syahrul (2008:202), tindak tutur merupakan unit dasar komunikasi. Tindak tutur adalah produk dari suatu tuturan dalam konteks tertentu dan merupakan satuan dasar dari komunikasi bahasa. Komunikasi adalah suatu proses dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainya. Komunikasi merupakan

hal yang sangat penting bagi suatu kelompok, karena komunikasi merupakan perantara yang menghubungkan antara kelompok umum maupun kelompok di sekolah, maka dalam proses komunikasi digunakan suatu alat yang disebut bahasa. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang atbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa lisan dapat dinilai tingkat kesantunannya melalui tuturan yang dikeluarkan oleh sipenutur sebab kepandaian seorang penutur dalam mengelolah kata sangat mempengaruhi kesantunan berbahasa. Menurut Syahrul (2008:14-15), kesantunan menghubungkan bahasa dengan aspek-aspek kehidupan struktur sosial sekaligus kode-kode perilaku dan etika. Kesantunan berbahasa dapat diartikan sebagai bentuk bahasa atau penggunaan bahasa yang bermaksud untuk berlaku santun kepada mitra tutur dengan tujuan menghormatinya dengan memperhatikan situasi pada saat bertutur. Demikian pentingnya kesantunan berbahasa maka setidaknya antara guru dan murid maupun antara murid dengan murid sapatutnya menggunakan bahasa yang santun agar proses pembelajaran yang kondusif dapat dicapai sehingga akan menghasilkan hasil pembelajaran yang maksimal. Siswa yang berada di SMP Negeri 27 Padang merupakan masyarakat tipologi yang unik. Keunikan terlihat dari hampir sebagian siswa SMP N 27 Padang berasal dari budaya, bahasa, dan latar belakang sosial yang berbeda, sekolah SMP N 27 Padang merupakan sekolah pinggiran kota, pada umumnya siswanya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua (B2) setelah bahasa Minang. Objek dalam penelitian ini siswa kelas VII, di SMP Negeri 27 Padang kelas VII terdiri dari delapan kelas. Dalam penelitian ini hanya memfokuskan satu kelas yaitu kelas VII 8, karena kelas VII 8 merupakan kelas yang paling unggul dan aktif dibandingkan kelas lain. Siswa yang duduk dikelas VII masih dalam fase-

fase pertumbuhan yang memasuki tahap remaja awal atau peralihan dari masa anak-anak akhir kemasa remaja awal dan emosi masih cenderung labil karena masa pubertas. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka penelitian ini layak dilakukan untuk mendeskripsikan atau melihat bentuk kesantunan tuturan siswa kepada guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII di SMP N 27 Padang. Jadi, penelitian ini membahas tentang Kesantunan Tuturan Siswa Kepada Guru dalam Proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII 8 SMP Negeri 27 Padang. Berdasarkan fokus masalah di atas, maka permasalahan ini dapat dirumuskan pertama, Bagaimanakah jenis tindak tutur siswa kepada guru dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas VII 8 SMP N 27 Padang? kedua, Bagaimanakah prinsip kesantunan tuturan siswa kepada guru dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas VII 8 SMP N 27 Padang?. Berdasarkan rumus masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan. Pertama, Bagaimanakah jenis tindak tutur siswa kepada guru dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas VII 8 SMP N 27 Padang?, pertama, Bagaimana prinsip kesantunan tuturan siswa kepada guru dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas VII 8 SMP N 27 Padang? METODE PENELITIAN Jenis metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menggunakan perhitungan atau angka-angka melainkan menggunakan kata-kata sebagai medianya. Moleong (2010:5), mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu alamiah dan dilakukan pada peneliti yang tertarik secara alamiah. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moleong (2010:11), mengatakan metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan jalan menganalisis data yang sudah dikumpulkan berupa kata-kata ujaran (lisan) langsung dari objek yang diamati.

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah tuturan siswa kelas VII 8 dalam proses pembelajaran. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII 8 SMP N 27 Padang. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan peneliti adalah alat perekam seperti : tipe recorder, handpone. Untuk alat catat seperti pena, kertas, atau catatan kecil, dan alat tulis lainnya. Alat ini sebagai membantu jalannya proses penelitian, alat perekam digunakan untuk merekam percakapan yang dilakukan oleh informan oleh informan karena teknik yang digunakan adalah teknik sadap maka alat ini sangat berguna dalam proses penelitian. Sedangkan alat catat nantinya digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang akan dijadikan sumber data. Alat ini dipergunakan nanti setelah data rekaman sudah menjadi bahan mentah dan transkripsi data untuk dijadikan bahan jadi dipenelitian ini. Menurut Sudaryanto (1993), tahap penyedian data dibedakan menjadi dua metode, yaitu metode simak dan metode cakap. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik dasar dan lanjutan, yaitu : 1) Teknik Dasar (teknik sadap), Teknik dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sadap, yaitu teknik menyimakan dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. 2) Teknik simak bebas libat cakap (SBLC), yaitu peneliti tidak terlibat langsung dalam percakapan, melainkan hanya bertindak sebagai peneliti terhadap calon data yang terbentuk dari peristiwa kebahasaan yang terjadi atau sebagai pihak ketiga yang berperan sebagai pendengar saja. 3) teknik lanjutan kedua teknik rekam, Teknik rekam digunakan dalam penelitian ini digunakan agar data yang diperoleh lebih akurat. 4) Teknik lanjutan ketiga teknik catat, Peneliti mencatat semua peristiwa tutur yang mengalami interferensi serta hal-hal yang belum tercatat dilapangan seperti tanggal penyimakan/perekaman, lokasi, orang yang terlibat dalam peristiwa tuturan dan identitas dari informan.

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode padan dan metode agih. Sudaryanto (1993:4) mengatakan metode padan adalah bahasa yang bersangkutan. Metode padan yang digunakan pada referensial digunakan untuk melihat kenyataan yang ada dalam bahasa itu sendiri. Metode padan pragmatis adalah metode analisis bahasa bahasa dengan alat penentu lawan bicara (Sudaryanto, 1993:14). Mengatakan metode agih adalah alat penentunya bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Teknik yang digunakan baca markah, teknik lesap, dan ganti. Menurut Sudaryanto (1993:145), Metode penyajian analisis data terdiri dari dua macam yaitu metode penyajian formal dan penyajian informal. Metode penyajian formal adalah penyajian berupa perumusan tanda dan lambang-lambang, sedangkan metode informal adalah penyajian berupa perumusan kata-kata biasa. Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Jenis tindak tutur siswa kepada guru dalam proses belajar mengajarbahasa Indonesia siswa kelas VII 8 SMP Negeri 27 Padang Berdasarkan hasil penelitian dapat diuraikan hal-hal berikut sesuai dengan teori Menurut Rahardi (2009:17), menggolongkan tindak tutur ilokusi dalam aktivitas bertutur kedalam lima macam bentuk tuturan yaitu asertif, direktif, ekpresif, komisif, deklarasi. Dari beberapa jenis tindak tutur yang dikemukakan Rahardi (2009:17) ditemukan empat jenis tindak tutur yaitu : (1) Tindak tutur asertifcontoh,siswa : Tuka baju buk!(ganti Baju buk!).dituturkan oleh siswa didalam ruang kelas dengan suasana yang masih meribut karena siswa sibuk merapikan baju olahraganya, guru yang sedang mengambil kehadiran siswa. Siswa yang dipanggil tidak ada didalam kelas, siswa yang lain menyatakan bahwa temannya sedang ganti baju karena sebelumnya pelajaran

olahraga. (2) Tindak tutur direktif contoh, Siswa: Pakai salam buk?,dituturkan siswa kepada guru didalam ruangan kelas, siswa yang dipanggil nama pertama masih raguragu untuk tampil. Sebelum tampil siswa bertanya apakah sebelum tampil menceritakan teks deskripsi di depan kelas, siswa mengucapkan salam terlebih dahulu. (3) tindak tutur ekpresif Siswa : Assalamualaikum, Wr Wb, Dituturkan siswa kepada guru didalam ruang kelas dengan suasana yang tenang, siswa mengucapkan salam sebelum tampil menceritakan isi teks pantai Senggigi didepan kelas. (4) Tindak tutur komisif contoh, Siswa : Insaallah buk, dituturkan oleh siswa didalam ruang kelas dengan suasana yang sudah tenang, ketika guru bertanya apakah siswa sudah siap menceritakan tentang isi teks pantai Senggigi yang sudah dihafal dirumah karena tugas mengahfal sudah diperintahkan minggu lalu. Sebelum guru bertanya, guru menjelaskan jadwal pelajaran yang sudah berubah, guru menjelaskan agar siswa bertanya lagi mengapa jadwal pelajaran berubah. 2. Prinsip kesantunan menurut Leech tuturan siswa kepada guru dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas VII 8 SMP Negeri 27 Padang Menurut Leech (1993:206), kesantunan berbahasa pada hakikatknya harus memperhatikan prinsip kesantunan dengan keenam maksimnya, yaitu (1) maksim kearifan (tact maxim) contoh, Siswa : Pakai salam buk? tuturan tersebut dikatakan santun karena penutur berusaha memaksimalkan keuntungan mitra tutur dengan bertanya apakah sebelum memulai tampil mengucapkan salam terlebih dahulu. Penutur bisa secara langsung mengucapkan salam tanpa bertanya terlebih dahulu, penutur menghormati mitra tutur sebagai guru yang mengajar. Sehingga antara penutur dan mitra tutur sudah sudah merealisasikan maksim kearifan, (2) maksim kedermawanan (generosity maxsim) contoh (3) maksim kemurahan (approbation maxim) contoh, Siswa : Buku Indak

ado do buk! (Buku saya tidak ada buk), Tuturan antara siswa dan guru terlihat bahwa siswa menanggapi tuturan guru dengan baik, ketika guru bertanya kenapa siswa melamun, siswa menjawab bukunya tidak ada. Dengan kata lain, orang yang menanggapi lawan bicara dengan baik sudah merealisasikan kesantunan kemurahan. Selain itu, terdapat penanda kesantunan pada kata sapaan buk sehingga tuturan menyatakan tersebut dipandang santun. Siswa : Insaallah buk, Tuturan yang dituturkan siswa termasuk dalam maksim kedermawanan terlihat siswa bersikap dengan baik, ketika guru bertanya bagaimana dengan tugas yang diberikan apakah sudah siap ditampilkan didepan kelas, siswa menjawab dengan mengatakan insaallah buk. Selain itu, terdapat penanda kesantunan pada kata sapaan buk sehingga tuturan berjanji tersebut dipandang santun (4) maksim kerendahan hati contoh, Siswa : Buk dari belakang lah namonyo (namanya) buk!, Tuturan yang dituturkan siswa termasuk dalam maksim kerendahan hati terlihat siswa bersikap dengan baik, ketika guru meminta siswa mempersiapkan hafalan sebelum tampil, siswa merespon tuturan siswa dengan baik dengan mengatakan tampil dimulai dari nama yang dibawah, karena siswa yang nama paling atas belum siap tampil karena kurang mengusai hafalannya supaya bisa menghafal lebih lama jika penampilan dimulai dari urutan nama paling bawah. Selain itu, terdapat penanda kesantunan pada kata sapaan buk sehingga tuturan menyatakan tersebut dipandang santun. (5) maksim kesepakatan (agreement maxim) contoh, Siswa : Tuka baju buk!(ganti Baju buk!), Tuturan ini termasuk dalam maksim kesepakatan dapat dilihat dari tuturan mitra tutur (guru) diam dan melanjutkan mengambil kehadiran siswa. Tuturan yang dituturkan penutur (siswa) menunjukkan bahwa penutur berusaha untuk mengurangi ketidaksuaian antara diri sendiri dengan mitra tutur (guru) dan meningkatkan kesepakatan antara diri sendiri dengan mitra tutur. Jadi antara

penutur dan mitra tutur terjalin kesepakatan dalam kegiatan bertutur, dan (6) maksim kesimpatian (sympathy) contoh, Siswa : Carito (cerita) lah vero, Tuturan yang dituturkan siswa terlihat siswa simpati kepada temanya tampil, siswa meminta temanya mulai cerita di depan kelas dengan mengatakan carito lah Vero kerena teman terlalu lama berdiri di depan kelas tanpa menceritakan sepatah katapun. Tuturan tersebut dapat dikatakan santun, karena siswa berusaha memberi semangat kepada temanya yang tampil. KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa Pertama, Terdapat empat jenis tindak tutur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (a) tindak tutur asertif dalam bentuk menyatakan, menyarankan, dan mengeluh, (b) tindak tutur direktif dalam bentuk memesan dan memerintah, (c) tindak tutur ekpresif dalam bentuk memberi selamat, (d) tindak tutur komisif dalam bentuk berjanji dan menawarkan. Jenis tindak tutur yang paling dominan ditemukan adalah asertif dalam bentuk menyatakan dan menyarankan, dalam proses belajar mengajar siswa lebih banyak menyatakan dibandingkan bertanya karena guru yang lebih aktif dibandingkan siswa. Kedua, maksim yang paling dominan ditemukan berdasarkan prinsip kesantunan berbahasa adalah maksim kesepakatan, melalui kesantunan berbahasa siswa kepada guru terjalin kesepakatan antara penutur dan mitra tutur dalam kegiatan bertutur dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 27 Padang. Sesuai dengan penelitian, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan berikut ini. DAFTAR PUSTAKA Moleong.2010.Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip- Prinsip Pragmatik. Jakarta : Universitas Indonesia. Sudaryanto. 1993. Meode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa pengantar penelitian wahana kebudayaan secara

linguistis.yogyakarta : Universiti Press. Syahrul. 2008. Pragmatik Kesantunan Berbahasa. Padang : UNP Press Padang.