PENILAIAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA PEMBUAT BATAKO DI GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

TUGAS AKHIR PENILAIAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA PENGGULUNGAN TEH DI PT. RUMPUN SARI KEMUNING I DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA (RAPID UPPER LIMB

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

Analisis ergonomi postur kerja operator pada proses pembuatan batako

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode dan Pengukuran Kerja

RANCANGAN ERGONOMIS FASILITAS KERJA DI STASIUN PENGEMASAN PADA PT. FLORINDO MAKMUR UNTUK MEREDUKSI MUSCULOSKELTAL DISORDERS (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu bagian dari elemen sistem kerja yang dominan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Analisis Postur Kerja Operator Penyusunan Karton Box di Departemen Produksi PT XYZ dengan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA)

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

Bab 2 Landasan Teori

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

USULAN ALAT BANTU PEMINDAHAN BATAKO UNTUK MENGURANGI RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI PT. XYZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba

Analisis Postur Kerja Dengan Metode Rappid Upper Limb Assessment (Rula) Sebagai Dasar Rekomendasi Redesign Fasilitas Kerja

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN : EVALUASI POSTUR KERJA PENGRAJIN GERABAH MENGGUNAKAN RULA DAN REBA

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

C.6. Perancangan Alat Bantu Kerja Pada Pekerjaan Manual Material Handling...

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

PERANCANGAN FASILITAS KERJA DAN PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING KARYAWAN TOKO MEGA MAS ELEKTRONIK MAKASSAR.

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

Transkripsi:

PENILAIAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA PEMBUAT BATAKO DI GORONTALO Idham Halid Lahay *1, Hasanuudin 2, Hendra Uloli 3 1,2 Teknik Industri Universitas Negeri Gorontalo, 3 Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Gorontalo Kontak person: Idham Halid Lahay e-mail: idham-lahay@ung.ac.id 1 Abstrak Usaha pembuatan batako di Provinsi Gorontalo tumbuh dan berkembangkan seiring dengan geliat pembangunan, dengan semakin banyaknya kebutuhan perumahan bagi masyarakat dan juga pembangunan fisik yang terus berkembang. Pembuatan batako melalui proses persiapan bahan, pencampuran adonan, pengisian cetakan, pencetakan dan membawa serta melepas cetakan untuk pengeringan. Seluruh proses dalam pembuatan batako menggunakan tenaga manusia. Proses kerja yang ada dalam membuat batako pekerja melakukan pekerjaannya dengan kondisi postur kerja yang belum alami, belum alaminya sikap kerja bagi para pembuat batako ini sering menimbulkan gejalagejala atau efek-efek kerja seperti mengalami sakit dibagian punggung, bahu, pinggang, leher dan juga tangan, pengaruh ini terjadi karena sering adanya pembentukan sudut-sudut bagian tubuh yang tidak sesuai dengan standar efisiensi kerja. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki postur kerja yang sesuai dengan kaidah ergonomi. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan penilaian dan evaluasi postur kerja dari pekerja pembuat batako untuk dapat mengurangi keluhan dari pekerja. Data dikumpulkan berdasarkan camera video yang dilakukan capture pada postur pekerja. Analisas data menggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil yang di dapat berupa kategori aksi dan rekomendasi apakah postur kerja sudah aman. Analisis dengan Metode RULA di dapat level kategori aksi 4 untuk bagian persiapan bahan dan pencampuran adonan. Membawa bahan adonan, pencetakan, membawa cetakan dan melepas cetakan level kategori aksi 3, dan untuk memadatkan cetakan kategori level aksi adalah 2. Hasil analisa menggunakan REBA adalah adalah pada level aksi 3 yaitu perlu dilakukan perubahan postur kerja kecuali pada proses membawa bahan adonan, memadatkan cetakan dan membawa cetakan berada pada level aksi 2 Kata kunci : pekerja batako, RULA, REBA 1. Pendahuluan Batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan bahan tambah lainnya (additive). Kemu dian dicetak melalui proses pemadatan sehingga menjadi bentuk balok-balok dengan ukuran tertentu dan dimana proses pengerasannya tanpa melalui pembakaran serta dalam pemeliharaannya ditempatkan pada tempat yang lembab atau tidak terkena sinar matahari langsung atau hujan, tetapi dalam pembuatannya dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding. [3]posisi kerja yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi yaitu terlalu membungkuk, jangkauan tangan yang tidak normal, Alat yang terlalu kecil, dll. Sehingga dari posisi kerja tersebut dapat mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan yaitu kelelahan dan rasa nyeri pada punggung akibat dari duduk yang tidak ergonomis, timbulnya rasa nyeri pada bahu dan kaki akibat ketidak sesuaian antara pekerja dan lingkungan kerjanya. Pada saat bekerja sebaiknya postur dilakukan secara alamiah sehingga dapat meminimalisasi timbulnya cidera dalam bekerja. Kenyamanan tercipta apabila pekerja telah melakukan postur kerja yang baik dan aman. Postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh pergerakan organ tubuh saat bekerja. Keluhan-keluhan pada bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit merupakan keluhan muskoloskeletan. Hal ini terjadi apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, sehingga menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon [2]. Pekerjaan dengan beban yang berat dan perancangan alat yang tidak ergonomis pada pekerja pabrik mengakibatkan pengerahan tenaga yang SENTRA 2017 III-1

berlebihan dan postur yang salah seperti memutar dan membungkuk menyebabkan risiko terjadinya MSDs dan kelelahan dini [12]. Alat analisis postural yang sangat sensitif terhadap pekerjaan yang melibatkan perubahan mendadak dalam posisi, biasanya sebagai akibat dari penanganan yang tidak terduga biasanya menggunakan metode Rapid Entire Body Assissment (REBA) [4]. Mencegah terjadinya risiko cedera yang berkaitan dengan posisi, terutama pada otototot skeletal adalah tujuan penerapan metode ini. Sikap tubuh yang tidak alamiah dan dipaksakan, gerakan berulang, pengerahan bahan berulang adalah faktor resiko yang dominan yang berkaitan dengan terjadinya cedera akibat pekerjaan manual handling [4] Rapid Upper Limb Assesment (RULA) adalah metoda yang dirancang oleh Lynn McAtamney dan Nigel Corlett [5] yang menyediakan sebuah perhitungan tingkatan beban muskuloskeletal di dalam sebuah pekerjaan yang memiliki resiko pada bagian tubuh dari perut hingga leher atau anggota badan bagian atas [6]. Merupakan suatu metode penelitian untuk mengivestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas yang tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan postur leher, punggung, dan lengan atas. Setiap pergerakan diberi skor yang telah ditetapkan. 2. Metode Penelitian Pengumpulan data Langkah awal dalam penilitian ini adalah mendapatkan data sebagai berikut: a. Postur kerja dari pekerja pembuat batako b. Keluhan yang sering dirasakan oleh pekerja pembuat batako Untuk mendapatkan data-data tersebut adalah dengan menggunakan kuisioner, observasi lapangan,survey dan wawancara. Identifikasi dan Analisa Postur kerja Identifikasi postur kerja dilakukan dengan metode Rappid Upper Limb Asessment (RULA) dan (REBA). Dengan melakukan perekaman postur tubuh ketika sedang bekerja. Bagian tubuh yang dianalisa meliputi: lengan (lengan atas), siku tangan (lengan bawah), pergelangan tangan, leher, punggung, dan kaki. Pada langkah ini, peneliti merekam dan menganalisis besaran sudut yang dibentuk dari setiap bagian tubuh serta beban yang diterima. Setelah itu disesuaikan dengan skor dari tabel A, B dan C serta D, dari data ini dapat diketahui bagian tubuh yang mempunyai kemungkinan terbesar mengalami cedera. Nilai grand skor diantara 1 hingga 7 menunjukkan level tindakan (action level) dimana klasifikasi nya adalah sebagai berikut : Level tindakan 1 skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur ini bisa diterima jika tidak dipertahankan atau tidak berulang dalam periode yang lama. Level tindakan 2 Skor 3 atau 4 yang menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan perubahan-perubahan. Level tindakan 3 Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Level tindakan 4 Skor 7 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka pemeriksaan dan perubahan diperlukan dengan segera (saat itu juga). Gambar 1. Langkah analisis REBA III - 2 SENTRA 2017

Metode penilaian postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan dan kaki seorang pekerja dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat adalah Rapid Entire Body Assissment (REBA). Metode ini juga dilengkapi dengan faktor coupling, beban ekstemal, dan aktivitas kerja. Dalam metode ini, segmen-segmen tubuh dibagi menjadi grup A terdiri dari punggung (batang tubuh), leher dan kaki dan grup B terdiri dari lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan. Penentuan skor REBA, yang mengindikasikan level resiko dari postur kerja, dimulai dengan menentukan skor A untuk postur-postur grup A ditambah dengan skor beban (load) dan skor B untuk postur-postur grup B ditambah dengan skor coupling. Kedua skor tersebut (skor A dan B) digunakan untuk menentukan skor C. Skor REBA diperoleh dengan menambahkan skor aktivitas pada skor C. Dari nilai REBA dapat diketahui level resiko cedera. Pengembangan Rapid Entire Body Assissment (REBA) terdiri atas 4 (empat) tahapan, yaitu : Tahap 1: Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto Tahap 2: Penentuan sudut sudut dari bagian tubuh pekerja Tahap 3 : Penentuan berat benda yang diangkat, coupling, dan aktifitas pekerja Tahap 4 : Perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan Level tindakan (action level) sebagai berikut: Action level 0 : Skor 1 menunjukkan bahwa postur ini sangat diterima dan tidak perlu tindakan. Action level 1 : Skor 2 atau 3 menunjukkan bahwa mungkin diperlukan pemeriksaan lanjutan. Action level 2 : Skor 4 sampai 7 menunjukkan bahwa perlu tindakan pemeriksaaan dan perubahan perlu dilakukan. Action level 3 Skor 8 sampai 10 menunjukkan bahwa perlu pemeriksaan dan perubahan diperlukan secepatnya. Action level 4 : Skor 11 sampai 15 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka pemeriks<lan dan perubahan diperlukan dengan segera (saat itu juga) Obyek penelitian Obyek penelitian adalah pekerja pembuat batako di Kabupaten Gorontalo sebanyak 15 pekerja, usia rata-rata 34.73 tahun dan standar deviasi 9.86 tahun, lama kerja rata-rata 1.75 tahun dengan standar deviasi 1.78 tahun. Analisa data yang digunakan dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Asessmen (RULA) dan Rapid Entire Body Assesment (REBA). 3. Hasil Dan Pembahasan Postur kerja dari pekerja batako yang diamati adalah postur kerja berdasarkan proses pembuatan batako yaitu postur kerja pada saat pengisian ember/arco, membawa dan meletakan pasir dan semen pada tempat pencampuran adonan, postur kerja pada saat mencampur adonan, mengisi cetakan, memadatkan cetakan, membawa hasil cetakan serta pada saat melepas cetakan. Postur kerja pengisian arco Postur kerja dari pembuat batako pada saat mengisi arco seperti pada gambar 1. Posisi lengan atas berada pada 65 o, lengan bawah 45 o, tangan pada posisi netral. Untuk posisi leher 0-20 o dan melihat ke samping, tubuh 85 o, dan menumpu pada kedua kaki dengan membentuk sudut 36 o. Beban kurang dari 2 Kg dan gagang cukup baik. Gambar 2. Nilai postur kerja pengisian arco SENTRA 2017 III-3

Postur Kerja pada saat membawa dan meletakan pasir Postur kerja dalam membawa dan meletakan pasir dan semen terlihat pada gambar 2 dengan posisi lengan atas membentuk 42 o, leher 28 o dan kaki bertumpu pada dua kaki dengan posisi satu kaki tertekuk dan beban kurang lebih dari 15 Kg serta pegangan yang cukup baik. Gambar 3. Nilai postur Kerja Mendorong Arco Postur kerja pada saat mencampur adonan Postur kerja pada saat mencampur pasir dan semen terlihat pada gambar 3 dengan posisi lengan atas membentuk 95 o, lengan bawah 95 o, Punggung 90 o, dan leher 11 o dan kaki bertumpu pada dua kaki dengan posisi kaki tertekuk dan beban kurang lebih 2 Kg serta pegangan yang cukup baik. Gambar 4. Postur Kerja Mencampur Adonan Postur kerja mengisi cetakan Postur kerja mengisi cetakan posisi lengan atas membentuk 25 o, lengan bawah membentuk 90 o, leher 20 o dan punggung 24 o serta kaki bertumpu pada dua kaki dengan posisi tertekuk dan beban kurang lebih 2 Kg serta pegangan yang cukup baik. Gambar 5. Nilai postur Kerja Mengisi Cetakan Postur kerja memadatkan cetakan Hasil cetakan batako agar menjadi padat maka pekerja melakukan pemadatan pada cetakan dengan postur kerja membentuk 42 o posisi lengan atas, lengan bawah membentuk 90 o, leher 18 o dan punggung 15 o serta kaki bertumpu pada dua kaki dengan posisi tertekuk dan beban kurang lebih 2 Kg serta pegangan yang cukup baik. III - 4 SENTRA 2017

Gambar 6. Nilai postur Kerja Memadatkan Cetakan Postur kerja membawa hasil cetakan Postur kerja membawa hasil cetakan membentuk 82 o posisi lengan atas, lengan bawah membentuk 42 o, leher 18 o dan punggung 14 o serta kaki bertumpu pada dua kaki dan beban kurang lebih 2 Kg serta pegangan yang cukup baik. Gambar 7. Postur Kerja Membawa Hasil Cetakan Postur kerja melepas cetakan Postur kerja melepas cetakan membentuk 60 o posisi lengan atas, lengan bawah membentuk 62 o, leher 22 o dan punggung 90 o serta kaki bertumpu pada dua kaki dan beban kurang lebih 2 Kg serta pegangan yang cukup baik. Gambar 8. Postur Kerja Melepas Cetakan Data yang diperoleh diatas kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA) maka di dapat hasil berupa kategori aksi dan rekomendasi dengan metode RULA di dapat level kategori aksi 4 untuk bagian persiapan bahan dan pencampuran adonan, sedangkan untuk membawa bahan adonan, pencetakan, membawa cetakan dan melepas cetakan level kategori aksi 3, dan untuk memadatkan cetakan kategori level aksi adalah 2. Hasil analisa menggunakan REBA adalah adalah pada level aksi 3 yaitu perlu dilakukan perubahan postur kerja kecuali untuk pada proses membawa bahan adonan, memadatkan cetakan dan membawa cetakan berada pada level aksi. SENTRA 2017 III-5

4. Kesimpulan Hasil analisa RULA dan REBA menunjukan harus segera dilakukan perubahan metode kerja pada postur kerja pada persiapan bahan, pencampuran adonan, pengisian cetakan dan melepas cetakan. Untuk perbaikan postur kerja dapat diakukan dengan menggunakan alat pencampur adonan, alat angkut yang dapat menghilangkan postur membungkuk. Referensi 1. Alfian D.J dan Bambang S, 2017, Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali, Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 201, Surakarta, 8-9 Mei 2017 2. Siringoringo Hotniar, Sri Kuswanto, 2007 Analisis Keluhan Otot Posisi Bekerja Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2007 Semarang, 15-16 November 2007 3. Wignjosoebroto S, Sri G dan Pawennari A, 2007, Analisis Ergonomi Terhadap Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Kerja Dibagian Skiving Dengan Antropometri Orang Indonesia (Studi Kasus Di Pabrik Vulkanisir Ban),http://www.its.ac.id/personal/files/pub/2850-m_sritomo-ie-makalah %20Rancangan %20 Vulkanisir % 20 Ban%20-20A. Pawennari.pdf akses 20 Juli 2012 4. Tarwaka, Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan Aplikasi Di Tempat Kerja. (Solo: Harapan Press Solo, 2010) 5. McAtamney, Lynn, and E Nigel (1993) Corlett. RULA: A Survey method for the investigation of workrelated upper limb disorder. Applied ergonomic vol 24, 91-98. 6. Chaffin, Don B, & Gunnar B.J. Anderson. (1991). Occupational Biomechanics, 2nd edition, Jhon Willey & Sons.Inc, New York. 7. Indah P, Purnomo, Rini D, dan Lientje S, 2014, Evaluasi Penilaian Resiko Postur Kerja Pada Pekerja Gerabah, Prosiding Seminar Nasional IDEC 2014, Surakarta,20 Mei 2014 8. Muhammad Y.S, Poerwanto, dan Anizar, 2013, Usulan Alat Bantu Pemindahan Batako Untuk Mengurangi Risiko Musculoskeletal Disorders di PT. XYZ, e-jurnal Teknik Industri FT USU vol 1, no.3, april 2013 pp. 37-43 9. Oesman,I.T dan I Putu Gede Adiatmika P.G, I, 2008, Aplikasi Model Total Ergonomic Approach Pada Industri Kecil-Suatu Pendekatan Praktis Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 IST AKPRIND Yogyakarta 10.Rovanaya N.J dan Indriati P, 2015, Hubungan Posisi Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Unit Pengelasan PT. X Bekasi, The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 4, No. 1 Jan-Jun 2015: 33 42 11.Sutajaya, I.M. 1997. A Musckuloskeletal Disorders and Working Heart Rate Among Batako worker at Gianyar Regency, Bali. Presented in International Conference on Ocupational Health and Safety in the Informal Sector, Oktober21-24.Bali 12.Sarmauly, S.R. 2009. Evaluasi Postur Tubuh di Tinjau Dari Segi Ergonomi di Bagian Pengepakan Pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Medan. Skripsi Teknik Industri. USU. Medan III - 6 SENTRA 2017