BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah kebudayaan islam merupakan salah satu dari mata pelajaran agama islam yang diajarkan dari jenjang pendidikan madrasah ibtidaiyah hingga madrasah aliyah, yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Sejarah kebudayaan islam yang mempelajari mengenai sejarahsejarah Rasulullah lahir hingga wafat sampai diteruskan oleh para sahabatsahabatnya. Dalam Permenag No. 2 Tahun 2008 di jelaskan bahwa sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan 1
2 yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. 1 Mata pelajaran sejarah kebudayaan islam di dalamnya terdapat materi yang membutuhkan kemampuan menjelaskan. Salah satunya adalah materi arti dan tugas khulafaur rasyidin. Dalam materi tersebut terdapat kompetensi dasar menjelaskan arti dan tugas khulafaur rasyidin. Sehingga dari kompetensi dasar tersebut, maka muncul indikator pencapaian yaitu siswa mampu menjelaskan. Pada siswa kelas VI di MI Darul Ulum Lamongan, banyak siswa yang mengelami kesulitan dalam menjelaskan materi arti dan tugas khulafaur rasyidin. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas VI diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan ketika menjelaskan di depan teman-teman mereka. Dan apabila mereka diberikan soal yang meminta untuk menjelaskan secara tertulis, jawaban mereka terlalu singkat dan kurang bisa dipahami. Keadaan tersebut dikarenakan guru terbiasa menjelaskan secara sederhana dan kurang menarik sehingga siswa kurang bisa mengekspresikan pemahamannya. Akibatnya tingkat keberhasilan rendah saat ulangan pada pencapaian kompetensi dasar menjelaskan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut pada kompetensi dasar menjelaskan arti dan tugas khulafaur rasyidin, siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai Ketuntasan Minimal (KKM) yang 1 Departemen Pendidikan Agama Islam, Permenag, (Jakarta, 2008), hal. 21.
3 ditetapkan oleh MI Darul Ulum Lamongan pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) materi arti dan tugas khulafaur rasyidin adalah 70. Akan tetapi dari hasil ulangan, rata-rata nilai yang diperoleh adalah 65. 2 Kemampuan menjelaskan sangat penting dimiliki oleh siswa. Dalam taksonomi bloom, menjelaskan merupakan domain kognitif dan berada pada tingkat pemahaman. Kemampuan anak untuk menjelaskan suatu materi baik secara lisan atau tulisan sangatlah perlu sehingga anak tersebut dapat mengungkapkan apa yang telah di dapat dan dipahami. Sehingga, alternatif solusi dari masalah diatas dalam penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan model Kurt Lewin dan peneliti menerapkan metode scramble. Metode scramble dapat membuat pembelajaran lebih menggembirakan, siswa lebih mudah mengingat dan mampu menjelaskan apa yang didapat. Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menjelaskan Arti dan Tugas Khulafaur Rasyidin dalam Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Menggunakan Metode Scramble Kelas VI MI Darul Ulum Lamongan B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah seperti berikut : 2 Hasil wawancara guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. MI Nurul Ulum. 24 Mei 2014
4 1. Bagaimana penerapan metode scramble pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI MI Darul Ulum Lamongan? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan menjelaskan siswa kelas VI MI Darul Ulum Lamongan pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode scramble? C. Tindakan Penelitian Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini sehubungan dengan rumusan masalah yang ada diatas, bahwasanya kemampuan menjelaskan siswa terhadap materi arti dan tugas khulafaur rasyidin masih kurang adalah dengan menerapkan metode scramble dalam proses pembelajaran sejarah kebudayaan islam materi arti dan tugas khulafaur rasyidin. D. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat menentukan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui penerapan metode scramble pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VI MI Darul Ulum Glagah Lamongan. 2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menjelaskan siswa kelas VI MI Darul Ulum Glagah Lamongan pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode scramble. E. Lingkup Penelitian
5 Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini. 1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas VI MI Darul Ulum Lamongan semester ganjil tahun ajaran 2013-2014, sebanyak 1 kali pertemuan, tiap pertemuan 1 jam pelajaran (dua RPP). 2. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode scramble, pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 3. Materi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu arti dan tugas khulafaur rasyidin. F. Manfaat Penelitian Manfaat secara umum yaitu : 1. Proses belajar mengajar Sejarah Kebudayaan Islam di MI Darul Ulum Glagah Lamongan akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan 2. Ditemukannya metode pembelajaran baru yang tepat (tidak konvensional), tetapi bersifat variatif Manfaat secara khusus yaitu : 1. Siswa a. Mempermudah siswa dalam menjelaskan materi pembelajaran yang sudah didapat b. Keberanian siswa dalam mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan dan saran meningkat
6 c. Melatih peserta didik untuk menyimak sekaligus langsung mengemukakan kembali apa yang telah di pelajari dalam proses belajar mengajar. 2. Guru Untuk lebih meningkatkan kegairahan dan ketersediaan guru untuk lebih banyak belajar dan bersikap demokratif terhadap siswa. 3. Penulis Bagi penulis membawa wawasan dan pengetahuan lebih dalam dan sebagai latihan dalam bentuk karya ilmiah yang berupa tulisan serta sebagai landasan dalam mengajar Sejarah Kebudayaan Islam