I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehilangan gigi merupakan keadaan satu atau lebih gigi yang hilang atau lepas dari soketnya. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor penyakit dan bukan penyakit. Faktor penyakit seperti karies dan penyakit periodontal merupakan penyebab utama terjadinya kehilangan gigi. Faktor bukan penyakit yaitu sosiodemografi seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan serta tingkat penghasilan juga merupakan faktor utama yang menyebabkan kehilangan gigi (Medina - Solis dkk., 2006; Timmerman dan van der Weijden, 2006). Akibat kehilangan gigi dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap kondisi rongga mulut karena dapat terjadi migrasi dan rotasi gigi, erupsi yang berlebihan pada gigi antagonis, penurunan energi kunyah, gangguan Temporo Mandibular Joint (TMJ), terganggunya kebersihan mulut, serta kelainan berbicara dan estetis yang buruk. Untuk mengatasi akibat dari kehilangan gigi dapat diatasi dengan dibuatkan gigi tiruan lepasan.gigi tiruan merupakan protesa yang menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang hilang serta jaringan sekitarnya. Gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih, tetapi tidak semua gigi serta jaringan sekitarnya dan didukung oleh gigi dan atau jaringan di bawahnya, serta dapat dikeluar-masukkan ke dalam mulut oleh pemakainya, dikenal sebagai Geligi Tiruan Sebagian Lepasan(Gunadi dkk., 1995; Prajitno, 1991). Plat dasar merupakan bagian dari gigi tiruan yang berkontak dengan mukosa mulut, tempat menempel dan mendukung anasir gigi tiruan, menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung dan memberi retensi pada gigi tiruan. 1
2 Bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan dapat berupa logam dan non logam. Sebagai bahan basis gigi tiruan, resin akrilik jenis heat cured adalah yang paling sering digunakan (Combe, 1992; Craig dkk., 1992). Resin akrilik yang lebih dikenal dengan nama polimethyilmetacrylate atau PMMAterdiri dari monomer metil metakrilat dan polimer yang kemudian dicampur dengan perbandingan yang benar sehingga dapat dibentuk ketika dalam keadaan plastis (dough) dan akan mengeras ketika dipanaskan akibat dari reaksi polimerisasi(anusavice, 2003). Kelebihan dari bahan resin akrilik antara lain tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi jaringan, sifat fisik dan estetik baik, harga relatif murah, cara manipulasi dan pembuatannya tidak sulit serta mudah untuk direparasi. Namun disamping itu terdapat kekurangan dari bahan resin akrilikjenis heat cured yaitu adanya monomer sisa, porus, menyerap cairan dan kurang tahan terhadap abrasi. Porus dapat menjadi tempat akumulasi sisa-sisa makanan dan mikroorganisme yang dapat mengganggu kebersihan dan kesehatan rongga mulut. Hal ini dapat memicu terjadinya denture stomatitis yang disebabkan oleh infeksicandida albicans (Combe, 1992; Field dan Longman, 2003). Pemakaian gigi tiruan dapat meningkatkan akumulasi plak yang disebabkan kurangnya kebersihan pemakai gigi tiruan sehingga plak mudah menempel dan dapat menimbulkan inflamasi pada jaringan periodontal. Pengumpulan mikroorganisme yang membentuk lapisan lunak, tidak terkalsifikasi dan melekat pada gigi tiruan disebut plak gigi tiruan (Parnaadji dan Soeprapto, 2001). Terjadinya akumulasi plak karena mukosa di bawah gigi tiruan sebagian
3 besar tertutup plat dasar gigi tiruan, sehingga pembersihan oleh saliva dan lidah pada permukaan mukosa terhalang (Basker dkk., 2011). Plak gigi tiruan dapat menyebabkan denture stomatitis atau peradangan jaringan mukosa di bawah gigi tiruan, perubahan warna pada gigi tiruan, halitosis, serta masalah yang terkait dengan jaringan periodontal. Denture stomatitis merupakan suatu reaksi peradangan yang terjadi pada jaringan lunak pendukung gigi tiruan dan mempunyai tanda khas berupa eritema, edema, dan berwarna lebih merah dibandingkan dengan jaringan di sekitarnya yang tidak tertutup oleh gigi tiruan. Faktor predisposisi yang berperan pada denture stomatitis antara lain adalah Candida albicans(shibata dkk., 2007).Candida albicans melekat melalui plak ke basis gigi tiruan. Di sinilah terjadi proses perpindahan mikroorganisme (Pereira-Cenci dkk., 2008). Candida albicans merupakan flora normal yang terdapat pada membran mukosa rongga mulut, saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan organ genitalia wanita. Candida albicansdikenal sebagai mikroorganisme oportunistik pada tubuh manusia dan pada keadaan tertentu jamur ini mampu menyebabkan infeksi (Patricia dkk., 2004). Infeksi Candida albicans dapat terjadi pada pemakai gigi tiruan yang tidak dilepaskan pada malam hari saat tidur dan tidak dibersihkan sehingga memudahkan pertumbuhan Candida albicans (Martin dan Michael, 2003). Tahap pertama proses infeksi Candida albicanske tubuh manusia adalah dengan cara perlekatan atau adhesi yang kemudian dilanjutkan dengan mekanisme invasi ke dalam mukosa dan sel epitelium (Kennedy, 1990). Perlekatan Candida
4 albicans pada resin akrilik merupakan awal kolonisasi dan perkembangan suatu infeksi. Saat gigi tiruan digunakan, basis gigi tiruan terkolonisasi dengan pelikel saliva yang menjadi tempat untuk perlekatan mikroorganisme.semakin lama gigi tiruan digunakan semakin besar keausan yang terjadi sehingga permukaan gigi tiruan semakin kasar dan menyebabkan semakin banyak tempat untuk melekatcandida albicans (Tari dkk., 2007). Candida albicans bukan mikroorganisme tunggal yang dapat menyebabkan denture stomatitis tetapi merupakan mikroorganisme dominan yang dapat dijumpai pada denture stomatitis dan perawatannya adalah dengan memberikan antijamur secara oral dan aplikasi topikal.perawatan lokal denture stomatitis biasanya cukup efektif dengan merendam gigi tiruan dalam larutan antiseptik dan pemberian obat anti jamur baik secara topikal atau sistemik dengan mempertimbangkan kondisi atau penyakit-penyakit yang menyertainya (Monroy dkk., 2005). Untuk mencegah akumulasi plak pada gigi tiruan lepasan diperlukan pembersihan untuk menghilangkan atau mengurangi akumulasi mikroorganisme penyebab plak, musin, debris makanan, kalkulus dan perubahan warna. Pembersihan gigi tiruan dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Pembersihan secara mekanis dapat dilakukan dengan penyikatan dan alat ultrasonik, sedangkan pembersihan secara kimiawi dapat dilakukan dengan merendam dalam larutan disinfektan, alkali peroksida, alkali hipoklorit, dan enzim (Budzt-Jorgensen, 1979).
5 Blueberry merupakan spesies asli asal Amerika Utara dan Eropa dari keluarga Ericaceae, genus Vaccinium,subgenus Cyanococcus yang mengandung flavonoid tinggi, terutama antosianin, yaitu pigmen berwarna ungu, biru, dan merah. Blueberry mengandung total 172,5 327,5 mg/kg flavonoid dan 1435,2-8227,3 mg/kg antosianin (Cho dkk., 2004; Dalimartha dan Adrian, 2011). Ekstrak dan isolat antosianin dan flavonoid dari buah buahan genus Vaccinium menunjukkan adanya proses antioksidan, anti-inflamasi, antitumor, antivirus, dan antijamur (Su, 2012). Antosianin merupakan suatu senyawa turunan flavonoid glikosidayang terdiri dari gugus gula (glikon), gugus bukan gula yaitu antosianidin (aglikon), dan ada beberapa antosianin mengandung gugus asil (Li dkk., 2009). Mekanisme kerja flavonoid dalam menghambat pertumbuhan fungi adalah membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan flavonoid merupakan zat yang mudah terlarut sehingga dapat merusak membran sel fungi serta diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler (Nuria dkk., 2009). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu apakah konsentrasi ekstrak buah blueberry (Vaccinium L.)berpengaruh terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat gigi tiruan resin akrilik?
6 C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai ekstrak buah blueberry sudah pernah dilakukan oleh Yudistira dan Soleha (2016) dengan judul Blueberry (Vaccinium corymbosum) dalam Menghambat Proses Inflamasi, serta Lagha dkk. (2015) dengan judul Polifenol Wild Blueberry (Vaccinium angustifolium Ait.) dengan Sasaran Fusobacterium nucleatum dan Respon Host Inflamasi : Molekul Inovatif Potensial untuk Mengobati Penyakit Periodontal, namun belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi ekstrak buah blueberry (Vaccinium L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat gigi tiruan resin akrilik. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak buah blueberry (Vaccinium L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat gigi tiruan resin akrilik. E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh konsentrasi ekstrak buah blueberry (Vaccinium L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat gigi tiruan resin akrilik. 2. Menjadikan ekstrak buah blueberry (Vaccinium L.) sebagai bahan alternatif alami pembersih basis gigi tiruan resin akrilik yang efektif. 3. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran gigi.