PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILTRASI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI KELURAHAN TAMBAK REJO WARU KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

28 Jurnal Teknik WAKTU Volume 12 Nomor 02 Juli 2014 ISSN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

ANALISIS KUALITAS AIR 3

MAKALAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA MAKALAH TEKNOLOGI SEDERHANA PENGOLAHAN AIR GAMBUT

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan 34 Volume 8. Nomor. 2. Tahun 2014 ISSN

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur)

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Proses Aerasi, Pengendapan, dan Filtrasi Media Zeolit-Arang Aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

PENGOLAHAN AIR SUNGAI/GAMBUT SEDERHANA

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar kekeruhan, warna dan total dissolved solid (TDS), pada air telaga di desa Balong Panggang. Reaktor filtrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Reaktor dengan komposisi media spon 5 cm, ijuk 1 cm, koral 2 cm, pasir 2 cm dan arang aktif 1 cm. Reaktor dengan komposisi media spon 5 cm, ijuk 1 cm, koral 2 cm, pasir 2 cm dan arang aktif 2 cm dengan debit 2 liter per menit. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa filtrasi 2 dengan komposisi media spon 5 cm, ijuk 1 cm, koral 2 cm, pasir 2 cm dan arang aktif 2 cm lebih efektif dalam menurunkan kadar kekeruhan (89,41%), warna (9,91%) dan total dissolved solid (77,88%), karena semakin banyak media arang aktif maka semakin banyak kadar kekeruhan, warna dan TDS yang diabsorbsi oleh arang aktif. Kata Kunci : Air Telaga, TDS,, dan Warna PENDAHULUAN Untuk mencukupi kebutuhan seharihari masyarakat di desa balongpanggang menggunakan air telaga. Banyaknya keluhan masyarakat mengenai air telaga yang keruh dan berwarna di musim hujan maupun kemarau. Dengan demikian maka peneliti mencoba menggunakan teknologi tepat guna dalam menurunkan kekeruhan dan warna dengan menggunakan media pengolah pasir,, ijuk, koral dan karbon aktif agar air yang digunakan layak sebagai air bersih. Persyaratan kualitas air : a.syarat fisika : kekeruhan, temperatur, warna dan bau. b. Syarat kimia : ph, BOD, COD, kesadahan dan senyawa yang tidak mengandung kimia beracun. c. Syarat biologi : tidak mengandung bakteri pathogen misal bakteri golongan coli dan salmonella. Beberapa upaya sehubungan dengan perkembangan teknologi dalam penyediaan dan pemanfaatan air diantarannya adalah teknologi tepat guna. Teknologi ini khususnya diperlukan untuk masyarakat pedesaan karena masyarakat pedesaan memerlukan teknologi tepat guna yang sederhana, efektif, efisien dan murah. Untuk mendapatkan air bersih dengan cara yang mudah dan relative murah, misalnya dengan cara penyaringan sederhana (filtrasi) dengan menggunakan media penyaringan antara lain: spon, pasir, koral, ijuk dan arang aktif. Teknik pengolahan air bersih antaran lain dengan cara: a. Filtrasi (penyaringan) merupakan proses pemisahan antara padatan dan koloid dengan cairan. Proses penyaringan bisa juga merupakan proses awal (primary treatment) (Kusnaedi, 21). Media filter biasanya pasir atau kombinasi dari pasir, anthracite, garnet, ilmenite, polystyrene dan beads. Pasir yang paling baik dipakai untuk saringan bila pasir tersebut mengandung kwarsa (SiO 2 ) lebih besar atau sama dengan 9,8%. Zat padat tersuspensi meliputi tanah, logam-logam teroksidasi dan mikroorganisme. b. Flokulasi merupakan proses pembentukan flok-flok melalui pengadukan lambat setelah proses koagulasi. Ada beberapa flokulasi yaitu flokulasi secara mekanis, secara hidrolis dan penumatis. Di negara maju pengaduk mekanis lebih sesuai dari pada hidrolis karena lebih muda disesuaikan dengan variasi debit, suhu dan kualitas air baku (Purwoto, 27). c. Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam cairan atau zat cair karena pengaruh grafitasi (gaya berat secara alami). Proses pengendapan dengan cara grafitasi untuk mengendapkan partikel-partikel tersuspensi yang lebih berat dari pada air, proses ini yang paling banyak digunakan dalam pengolahan air. Sedimentasi dapat berlangsung sempurna pada air telaga/danau yang airnya diam atau suatu wadah air yang dibuat sedemikian rupa sehingga air di **) Mahasiswa Teknik Lingkungan *) Dosen Teknik Lingkungan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 43 Jurnal Teknik WAKTU Volume 12 Nomor 1 Januari 214 ISSN : 1412-1867

dalamnya dalam keadaan diam. Pada dasarnya proses tersebut tergantung pada pengaruh grafitasi dari partikel suspensi dalam air, sedimentasi dapat berlangsung pada setiap kadar air. Biaya pengolahan air dengan proses sedimentasi relative rendah karena tidak membutukan peralatan mekanik maupun penambahan bahan kimia, namun demikian paling sedikit dibutuhkan waktu 24 jam. d. Aerasi, adalah proses pengolahan air secara mengontakannya dengan udara untuk bereaksi, dengan demikian terjadilah proses oksidasi. Dengan tujuan penambahan jumlah oksigen, penurunan jumlah karbon dioksida (CO 2 ), menghilangkan hydrogen sulfit (H 2 S),methan (CH 4 ) dan berbagai senyawa-senyawa organik yang bersifat volatile (menguap) yang berkaitan rasa dan bau. Aerasi secara luas digunakan untuk pengolahan air yang mempunyai kandungan jumlah besi dan mangan terlalu tinggi. Zat-zat tersebut memberikan rasa pahit pada air, menghitamkan pemasakan beras dan memberikan noda hitam kecoklatcoklatan pada pakaian yang dicuci. e. Netralisasi adalah suatu upaya agar air menjadi normal, setelah ph mendekati normal barulah proses pengolahan dapat dilakukan secara efektif. Pengaturan ph dalam instalasi air minum bertujuan untuk mengendalikan korosif perpipaan. Korosif membentuk racun pada ph kurang dari 6,3 atau lebih dari 9,5 ph air secara alami dapat berkisar antara 4-9, dimana ph: disebut sangat asam, ph:14 disebut sangat basa, sedangkan ph:7 menunjukan netral pada suhu 25 C. f. Densinfeksi berfungsi untuk membunuh bakteri pathogen (bakteri penyebab penyakit) yang penyebarannya melalui air, seperti penyakit typhus, cholera, disentri dan lain-lain. Media Filtrasi Yang Digunakan antaran lain : Spon sebagai penyaringan awal, Pasir ayakan ukuran,45-,55 mm bertujuan untuk mengurangi kandungan lumpur dan bahan-bahan padat yang terdapat dalam air, Ijuk dan Koral yang berukuran 1-2 cm berfungsi untuk menagkap endapan, Arang aktif berukuran 1-2 mm berfungsi untuk mengurangi warna dan bau pada air kotor. RUMUSAN MASALAH Apakah ada pengaruh ketebalan media filtrasi arang aktif terhadap kekeruhan, warna dan TDS pada air telaga. Peranan Air Dalam Kehidupan Air merupakan materi yang essensial didalam kehidupan,tidak ada makhluk hidup yang tidak membutuhkan air baik tumbuhan maupun hewan sebagian besar tersusun dari oleh air yaitu 75% isi sel tumbuh-tumbuhan dan76% isi sel hewan tersusun oleh air (Suriawiryo,1986) TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui tingkat kekeruhan, warna dan TDS pada air telaga di desa Balong panggang sebelum difiltrasi. 2. Untuk mengetahui tingkat kekeruhan air setelah di filtrasi dengan filtrasi 1 dan filtrasi 2. 3. Untuk mengetahui pengaruh ketebalan media arang aktif terhadap penurunan kekeruhan, warna dan total dissolved solid (TDS). METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Pengambilan sampel air telaga dilakukan di desa Balongpanggang. Pada tanggal 22 Oktober 213. Alat dan Bahan a) Media pasir lumajang b) Drum/gentong, ukuran 1 liter c) Spon d) Koral, ukuran 5-1 mm e) Ijuk f) Arang batok/arang aktif yang berbentuk butiran, diameter 5-15 mm Sampel Air telaga desa Balong panggang Kecamatan Balong panggang, Kabupaten Gresik B. Variabel a. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Penggunaan Media Arang Aktif pada Filtrasi. b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : 1. kekeruhan 2. warna 3.total dissolved solids (TDS). c. Variabel yang Yang Dikendalikan 1. Jenis arang aktif yang digunakn berbentuk butiran dengan diameter 1-2 mm 2. Air baku yang diuji berasal dari air telaga di desa Balong Panggang. 3. Model pengolahan air adalah media filtrasi yang terdiri dari 2 Jurnal Teknik WAKTU Volume 12 Nomor 1 Januari 214 ISSN : 1412-1867 44

filter yang ukuran ketebalan media arang aktifnya berbeda : a) Filter 1 yang terdiri dari spon 5 cm, ijuk 1 cm, koral 2 cm, pasir 2 cm, ijuk 1 cm, arang aktif 1 cm. b) Filter 2 yang terdiri dari spon 5 cm, ijuk 1 cm, Koral 2 cm, pasir 2 cm, ijuk 1 cm, arang aktif 2 cm. 1. Debit aliran 2 liter/menit dengan pengambilan sampel percobaan ke 1 sampai ke 5. 2. Lapisan dan media diatas arang aktif antara lain pasir, koral, ijuk dan spon. C. Langkah-langkah Penelitian a. Memastikan semua media dalam filtrasi telah terpasang dengan baik dan benar. b. Air baku dari air telaga dengan menggunaka pompa air dimasukkan ke dalam tandon air baku, bagian atas tandon dipasang spon untuk penyaringan awal dan diberi lubang untuk stop kran. Kemudian stop kran ditutup terlebih dahulu selama kurang lebih 3 menit supaya air telaga tersebut mempunyai kesempatan untuk mengendap. c. Air dari tandon air baku dialirkan ke tandon filtrasi atau filter penyaringan yang terdiri dari ijuk, arang aktif, pasir, krikil dengan cara membuka stop kran, d. Pengukuran debit pada proses filtrasi dilakukan dengan cara membuka stop kran untuk mengalirkan air sampel dari tandon air baku yang mengalir dari atas ke bawah (grafitasi filtrasi) menuju tandon filtrasi sampai ke outlet dengan cara mengukur air dari outlet sebanyak 1 liter, kemudian dihitung waktu yang diperlukan untuk menampung air tersebut. Pengukuran debit dilakukan sampai diperoleh nilai konstan (membiarkan sementara waktu air mengalir sampai alirannya stabil). e. Setelah melewati filter penyaringan, air dialirkan ke bak penampungan air bersih melalui stop kran setelah 3 menit. f. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel air sebanyak 4 kali percobaan untuk mengukur parameter kekeruan, warna dan TDS. HASIL PENELITIAN Dari hasil data kadar kekeruhan,warna,dan TDS di analisis dengan menggunakan efisiensi kadar secara treatment, kemudian di analisis dengan tabel dan grafik. Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Laboratorium Air Sampel Sesudah di dan No Percobaan (menit) kekeruhan warna TDS kekeruhan warna TDS 1 39, 22 796 39, 22 796 2 3 2,2 18 227 7,64 2 176 3 6 1,73 15 268 4,68 1 124 4 9 2,1 15 27 3,47 2 143 5 12 1,4 17 268 3,97 3 139 Hasil penelitian awal air telaga di desa Balongpanggang kurang memenuhi syarat dan setelah di filtrasi 1 dan 2 dengan waktu 3 menit sebanyak 4 kali hasilnya memenuhi syarat air bersih. Tabel 2. Hasil Analisis Prosentase Penurunan Uji Laboratorium Air Sampel Sesudah di dan No Percobaan (menit) % kekeruhan (NTU) % Warna (TCU) % Residu terlarut (TDS) % (NTU) % Warna (TCU) % Residu terlarut (TDS) 1 1 1 1 1 1 1 2 3 94,82 18,18 71.48 8,41 9,91 77,88 3 6 95,56 31,81 66,33 88 95,45 84,42 4 9 94,61 31,81 66,8 91,1 9,91 81,78 5 12 96,41 22,72 66,33 89,82 86,16 82,54 45 Jurnal Teknik WAKTU Volume 12 Nomor 1 Januari 214 ISSN : 1412-1867

TDS Warna Sulastri & Indah Nurhayati : Pengaruh Media Filtrasi Arang Aktif Terhadap, Warna, TDS pada Air 5 4 3 2 1-1 25 2 15 1 5 1 8 6 4 2 2 Percobaan ke 1 2 percobaan ke 2 2 Percobaan ke 3 filtrasi 2 Grafik 1 : Prosentase Penurunan Kadar Grafik 2 : Prosentase Penurunan Kadar Warna Grafik 3: Prosentase Penurunan Kadar TDS PEMBAHASAN Dari data-data pemeriksaan uji laboratorium yang dilakukan pada air baku sebelum perlakuan/percobaan ke 1 untuk kadar kekeruhan = 39, NTU, Warna = 22 TCU dan TDS = 796 mg/l, Kemudian setelah dilakukan penyaringan (Filtrasi) pada percobaan ke 2, air sudah mulai jernih dengan hasil pemeriksaan uji Laboratorium kadar kekeruhan =2,2 NTU turun 94,82%, Warna =18 TCU dan TDS = 277 mg/l ini pada filtrasi I. Untuk filtrasi 2 hasil percobaan uji Laboratorium kadar kekeruhan = 2,1 NTU, Warna = 15 TCU dan TDS = 27 mg/l.percobaan pengambilan air sampel diulang sampai 4 kali pada percobaan ke 5, untuk filtrasi I kadar kekeruhan turun 96,82%, Warna 22,72 % dan TDS 66,33% dibandingkan dengan filtrasi 2 kadar kekeruhan turun 89,82%, Warna 31,81% dan TDS turun 68,22% sebab pada filtrasi 2 ketebalan arang aktifnya (2 cm ) lebih tebal dibanding dengan filtrasi 1(1 cm). Dari hasil pemeriksaan uji laboratorium, setelah dilakukan percobaan pengambilan air sampel dengan filtrasi 1 dan 2 maka hasilnya semakin lama semakin jernih, sehingga filtrasi yang dihasilkan lebih baik (air lebih jernih) dengan waktu penyaringan yang relative lebih sedikit. Media filtrasi yang terdiri dari spon, ijuk, koral, arang aktif dapat menurunkan kadar kekeruhan, warna dan total dissolved solid (TDS). Filter 2 ( dengan arang aktif lebih banyak ) menghasilkan produk air dengan kadar kekeruhan, warna dan TDS yang lebih baik, karena dengan semakin banyak media arang aktif semakin banyak kadar kekeruhan, warna dan TDS yang diadsorbsi oleh arang aktif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil dan analisa data dalam penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Air baku sebelum difiltrasi tingkat kekeruhannya 39, NTU, warna 22 TCU dan total dissolved solid (TDS) 796 mg/l. 2. Hasil percobaan ke 2 pada filtrasi 1 untuk kadar kekeruhan 2,2 NTU, warna 18 TCU, dan TDS 227 mg/l dan filtrasi 2 untuk kadar kekeruhan 7,64 NTU, warna 2 TCU, dan TDS 176 mg/l. 3. Filter 2 lebih efektif dengan ketebalan arang aktif setinggi 2 cm, dapat menghasilkan produk air dengan kadar kekeruhan, warna dan TDS yang lebih baik, karena dengan semakin banyak media arang aktif semakin banyak kadar kekeruhan, warna dan TDS yang di adsorbsi oleh arang aktif. Saran Berdasarkan hasil eksperimen pada penelitian yang dilakukan maka: Untuk mendapatkan air bersih yang sesuai dengan persyaratan standart mutu air bersih, masyarakat dapat mengolah air telaga dengan sistem filtrasi dengan kombinasi media ijuk, koral, pasir dan arang aktif sehingga masyarakat tidak lagi kekurangan air bersih untuk keperluan sehari-hari. 2. Jurnal Teknik WAKTU Volume 12 Nomor 1 Januari 214 ISSN : 1412-1867 46

Sangat cocok Filtrasi dengan media yang terdiri dari spon, ijuk, koral, pasir dan arang aktif, digunakan di daearah pedesaan karena selain membuatnya sangat mudah juga memerlukan biaya yang relative sedikit, tetapi mempunyai kelemahan yaitu pada debit yang dihasilkan sedikit karena hanya digunakan untuk skala rumah tangga. 3. Di dalam melakukan suatu penelitian dengan model pengolahan air bersih yang perlu diperhatikan adalah bahan-bahan atau media pengolah air bersih terutama yang ada disekitar lokasi dan hasil percobaan yang dilakukan, DAFTAR PUSTAKA Asmadi, Khayan, Kasjono,211 Teknologi Pengolahan Air Minum Goysen Publishing, Yogyakarta. Aswar Asrul, 1996, Pengatur Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta, Mutiara Sumber Widya. Daud, Anwar, 27, Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih. Healthy & Sanitation, Makasar. Departemen Kesehatan RI, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 416/MENKES/PER/IX/199, tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Departemen Kesehatan RI, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 429/MENKES/PER/IV/21, tentang Standar Kualitas Air Minum. Http/id:Wikipedia.org/wiki/air di akses pada tanggal 17 September 213. Http/id:Wikipedia.org/wiki/karbon aktif di akses pada tanggal 17 September 213. Kusnaedi, 21, Mengelolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta, Penebar Swadaya. Nasir, Moh, 23, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Pambi R.P. veronica, 29 Penurunana Tingkat Pada Air Tanah Dangkal Dengan Filtrasi, Tugas Akhir Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. 47 Jurnal Teknik WAKTU Volume 12 Nomor 1 Januari 214 ISSN : 1412-1867