TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi pohon Kemenyan menurut Jayusman (2014) sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. dengan jenis yang dimanfaatkan antara lain kemenyan toba (Styrax sumatrana),

TINJAUAN PUSTAKA. hutan memiliki 3 fungsi utama yang saling terkait satu sama lain, yakni fungsi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

STRATEGI PEMULIAAN DAN TEKNIK SILVIKULTUR UNTUK PENINGKATAN KUALITAS KEMENYAN TOBA (Styrax sumatrana)

TINJAUAN PUSTAKA. secara geografis terletak antara Bujur Timur dan

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

KEKAYAAN NYAMPLUNG DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Oleh : Aris Budi Pamungkas & Amila Nugraheni

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman kedelai adalah : Kingdom : Plantae, Divisio :

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA

hingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kamboja (Plumeria sp.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 122/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN JAHE MERAH VARIETAS JAHIRA 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

BAB II LANDASAN TEORI

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 126/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 124/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN JAHE PUTIH KECIL VARIETAS HALINA 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

Transkripsi:

11 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Pohon Kemenyan Taksonomi pohon Kemenyan menurut Jayusman (2014) sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Angiospermae : Spermatophyta : Dikotiledonae : Styracales : Styracaceae : Styrax : Styrax spp Ordo Ebenelesmemiliki 12 genus dan terdiri lebih dari 190 jenis yang menyebar mulai dari benua Asia, Mediterania hingga Amerika Utara Selatan. Genus Kemenyan memiliki jumlah lebih dari 20 jenis. Jumlah jenis Kemenyan bervariasi menurut beberapa pakar, yakni 5 spesies (Putz & NG, 1954), 7 spesies (van Steenis, 1953; van de Koppel, 1959), 3 jenis (Heyne, 1987) dan 20 spesies (Pinyopusarerk, 1994). Van Steenis (1953) menyebutkan bahwa secara umum hanya 4 jenis yang dibudidayakan dan bernilai ekonomi yaitu:toba (Styrax sumatrana PERK), Durame (Styrax benzoine DRYAND), Bulu (Styrax benzoinevar. hiliferum) dan Siam (Styrax tonkinennsis). Umumnya masyarakat di Tapanuli dan Dairi, Propinsi Sumatera Utara hanya membudidayakan jenis Toba dan Durame secara luas sedangkan jenis Bulu kurang banyak dibudidayakan. Jenis Kemenyan Siam hingga saat ini belum banyak dikembangkan di Indonesia,

12 namun telah dirintis penguasaan budidayanya oleh Balai Penelitian Kehutanan Sumatera (BPK Pematang Siantar). Morfologi Pohon Kemenyan Kemenyan termasuk pohon besar, tinggi dapat mencapai 20-40m dan diameter batang mencapai 60 100 cm. Batang lurus dengan percabangan sedikit. Kulit beralur tidak terlalu dalam (3-7 mm) dengan warna kulit merah anggur. Kemenyan berdaun tunggal dan tersusun secara spiral. Daun berbentuk oval bulat, bulat memanjang (ellips) dengan dasar daun bulat dengan ujung runcing. Sebelah atas daun berwarna hijau dan sebelah bawah berwarna kekuningkuningan dengan pinggiran daun rata. Panjang daun mencapai 4-15 cm, lebar daun 5-7,5 cm, tangkai daun 5 13 cm. Warna daun jenis Toba lebih gelap kecoklatan dan lebih tebal dibandingkan jenis Durame dan Bulu. Bunga kemenyan berkelamin dua, dengan tangkai bunga memiliki panjang 6-11 cm. Daun mahkota bunga 9-12 helai berukuran 2-3 mm, kelopak dan mahkota bunga masing-masing 5 buah. Kemenyan berbunga secara teratur 1 kali setiap tahun. Waktu berbunga pada bulan November sampai Januari. Buah Kemenyan berbentuk bulat gepeng dan lonjong berukuran 2,5 3 cm. Biji berukuran 15-19 mm, dengan warna coklat keputihan. Biji Kemenyan terdapat di dalam buah dengan kulit buah berukuran 1,75 mm 3,1 mm. Biji Kemenyan Toba berwarna coklat tua dan lebih gelap dibandingkan jenis Durame dan Bulu.

13 Manfaat Kemenyan Kemenyan banyak digunakan secara tradisional untuk upacara religi. Di pulau Jawa sering dicampur dengan kayu cendana pada saat pembakarannya. Di Timur Tengah penggunaan getah Kemenyan sebagai dupa yang sempurna dengan mencampur dengan getah Murh (minyak). Penggunaan getah untuk bahan pencampur pada tembakau rokok, sampai saat ini masih dilakukan, karena masih banyak yang berpendapat Kemenyan mampu memperbaiki pernafasan, namun seiring perkembangan waktu penggunaan campuran untuk tembakau rokok sudah semakin banyak ditinggalkan. Dibidang farmasi kemenyan banyak digunakan sebagai antiseptic, expectorant (pelega pernafasan), obat mata untuk katarak serta unsur perantara pada pembuatan obat antibiotik Streptomycin. Selain itu getah kemenyan bermanfaat sebagai food additive yaitu bahan tambahan untuk makan dan minuman terutama untuk pengawetan. Pada industri parfum senyawa turunan getah kemenyan dimanfaatkan sebagai fix active yaitu berfungsi menahan aroma pada parfume agar tahan lebih lama serta sebagai fix agent yaitu berfungsi mempertemukan dua atau beberapa jenis parfume dari bahan yang berbeda untuk mendapatkan aroma parfum yang lebih baik. Selain itu kayunya dapat digunakan untuk bangunan rumah dan jembatan serta akarnya mengandung cairan berwarna kemerah-merahan yang berfungsi sebagai insektisida (Rajagukguk, 2009).

14 Habitat dan Penyebaran Burkil (1935)menjelaskan bahwa pohon Kemenyan berasal dari pantai barat Sumatera, tumbuh secara alami dan telah banyak dibudidayakan. Van Steenis (1953) menambahkan bahwa pohon Kemenyan banyak ditemukan di hutan alam, hidup berkelompok dan bercampur dengan tanaman lain. Pohon Kemenyan menyebar pada berbagai negara meliputi Malaysia, Thailand, Indonesia dan Laos. Indonesia memiliki daerah sebaran pohon Kemenyan di Pulau Sumatera, Pulau Jawa bagian Barat dan Kalimantan Barat. Sumatera memiliki sebaran terluas, terutama daerah Tapanuli dan Dairi. Diperkirakan hampir 67% dari luas kebun Kemenyan yang ada di Indonesia terdapat di daerah Tapanuli Utara. Pohon Kemenyan menyebar pada berbagai elevasi (60 m 2100 m). Di daerah Palembang (Sumatera Selatan) dan Tapanuli Selatan, pohon Kemenyan banyak ditemukan pada daerah dengan ketinggian 60-320 mdpl. Sentra kebun Kemenyan di Tapanuli Utara yang dikenal secara luas ratarata berada pada ketinggian lebih dari 600 mdpl. Pohon Kemenyan tidak memerlukan persyaratan yang istimewa. Heyne (1987)dalam Jayusman (2014) menjelaskan pohon Kemenyan mampu tumbuh pada tanah-tanah tinggi yang berpasir, maupun tanah lempung rendah di hutan alam. Mampu tumbuh pada Andosol, Podsolik, Latosol, Regosol, dan berbagai asosiasi mulai tanah bertekstur berat sampai ringan, serta tanah yang subur hingga kurang subur, tanah berpasir hingga tanah lempung rendah di hutan alam, namun secara umum pohon Kemenyan menghendaki tanah yang memiliki kesuburan yang baik. Pohon Kemenyan tidak tahan terhadap genangan air, sehingga untuk pertumbuhannya membutuhkan tanah yang porositasnya tinggi (mudah meneruskan/meresapkan

15 air). Tumbuh baik pada solum tanah yang dalam dengan ph tanah berkisar 4-7, menghendaki bulan basah yang tersebar merata sepanjang tahun. Produksi kemenyan di Indonesia Produksi kemenyan di Indonesia dapat dikatakan tidak terlalu banyak karena sebagian besar getah kemenyan dapat dijumpai di Provinsi Sumatera Utara dan sebagian kecil dari pulau Jawa. Kabupaten Tapanuli Utara,Sumatera Utara memiliki tanaman paling luas yaitu 21119 Ha dengan produksi sekitar 4000 ton. Pada tahun 1993 luas tanaman kemenyan di Tapanuli Utara adalah 17299 Ha dengan produksi 3917 ton (Sasmuko, 2003).Tanaman kemenyan tersebar di seluruh kecamatan Tapanuli Utara, sebagaimana dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas dan Produksi Kemenyan di Kabupaten Tapanuli Utara Luas Tanaman Produksi No. Kecamatan Tanaman Menghasilkan (Ton) (Ha) (Ha) Rata-rata Produksi (Kg/Ha) 1 Parmonangan 1574,00 1474,50 388,46 263,45 2 AdianKoting 2700,00 2088,00 524,07 250,99 3 Sipoholon 441,00 334,00 83,08 248,74 4 Tarutung 925,00 784,25 22,66 281,36 5 SiatasBarita 53,00 38,00 11,27 296,58 6 PahaeJulu 2083,00 1806,25 521,97 288,98 7 Pahae Jae 556,00 429,00 138,03 321,75 8 Purbatua 541,00 372,00 85,13 228,84 9 Simangumban 115,00 94,00 26,03 276,91 10 Pangaribuan 5086,50 4821,50 1031,61 213,96 11 Garoga 522,00 346,50 127,49 367,94 12 Sipahutar 1448,00 1241,25 437,99 352,86 13 Siborong-borong 132,00 71,50 20,57 287,69 14 Pagaran 25,00 18,25 5,66 310,14 15 Muara 7,00 4,50 1,26 280,00 Jumlah 2011 16208,50 13923,50 3623,28 260,23 2010 16181,50 13923,50 3623,28 260,23 2009 16413,00 13906,50 3625,86 260,73 2008 16413,50 1390,50 3625,86 260,73 2007 16395,00 13878,75 3634,12 261,85 Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka, 2012

16 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Getah Sumadiwangsa, et al (1999) mengatakan produktivitas getah pohon dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor statis (genotipe, umur, kerapatan pohon, elevasi, kesuburan tanah, dan iklim) serta faktor dinamis (cara dan alat penyadapan, kadar stimulan dan keterampilan tenaga penyadap). Panshin et al. (1950) menyebutkan bahwa naval store yang baik yaitu pohon dengan hasil getah yang banyak, dicirikan dengan lingkaran tahun yang lebar, tajuk rata atau penuh dan berbentuk kerucut, dan memiliki tinggi tajuk yang berukuran setengah dari tinggi pohonnya. Panshin et al. (1950) menyatakan bahwa volume kayu gubal dan bentuk tajuk juga berpengaruh terhadap produksi getah. Saluran saluran getah yang terbanyak terdapat dalam kayu gubal. Wibowo (2006) mengatakan pengaruh diameter pohon terhadap produksi getah pinus berhubungan dengan pertumbuhan diameter pohon. Sehingga dengan adanya pertumbuhan dimeter pohon, menyebabkan volume kayu gubal semakin besar. Oleh karena itu semakin besar volume kayu gubal, maka saluran getah yang terkandung pada pohon akan semakin banyak dan produksi getah akan semakin meningkat. Sugiyono (2001) mengatakan bahwa perbedaan umur pohon berpengaruh terhadap jumlah produksi getah. Semakin tua umur pohon maka getah yang dihasilkan akan semakin banyak sampai pada batas umur tertentu. Faktor cuaca juga berpengaruh terhadap aliran getah dari sadapan. Pada suhu yang rendah dan kelembaban yang tinggi, getah yang membeku akan menyumbat saluran getah dan muara akan tertutup akibatnya getah yang mengalir

17 akan terhenti (Sugiyono, 2001). Pengaruh suhu dan kelembaban udara sangat menentukan jumlah keluarnya getah sadapan dari tiap-tiap pohon per satuan waktu. Hal ini disebabkan karena suhu yang rendah (dibawah 20 C) dan kelembaban udara yang tinggi (diatas 70%) sangat besar pengaruhnya pada kondisi saluran getah. Saluran getah menyempit bahkan buntu, dan apabila masih ada getah yang bisa keluar dengan segera mengalami pembekuan di mulut saluran getah sehingga menyumbat getah yang seharusnya masih bisa keluar (Kasmudjo 1992). Dengan berpengaruhnya keadaan cuaca terhadap produksi getah, tindakan penjarangan (yang berarti pembukaan tajuk) dapat diarahkan untuk membentuk kondisi yang baik agar getah keluar dengan lancar (Silitonga 1983).