BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Keberhasilan Dahlan Iskan dalam memimpin perusahaan. membawanya dalam kesuksesan. Dahlan Isakan mengawali karir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi semakin tinggi, maka beragam upaya dengan teknologi. pendukungnya pun semakin canggih. Manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau disingkat BNP2TKI menyatakan bahwa selama periode 1

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

OBJEKTIVITAS BERITA FILM DOKUMENTER COWBOYS IN PARADISE DI MEDIA ON LINE KOMPAS.COM

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh Tuhan dengan berpasang-pasangan dan berdampingan, dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tempo.com, Jumat, 21 Juni 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

PEMBERITAAN KASUS KORUPSI PEMERINTAH DAERAH DI MEDIA LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan media sebagai salah satu alatnya (Maryani, 2011:3).

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB I PENDAHULUAN. nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB V PEMBINGKAIAN KOMPAS.COM DAN DETIK.COM TERHADAP SBY PASCA PEMILU 2014

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan diumumkannya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, maka rangkaian Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Bantul

PENDAHULUAN. pluralis melihat media sebagai saluran yang bebas dan netral, semua pihak dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. telah menciptakan peradaban manusia itu sendiri yang berganti-ganti tapi semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi yang dibutuhkan bisa melalui televisi, radio, maupun surat kabar. Media televisi maupun media cetak saat ini mulai banyak bermunculan dengan mempunyai ideologi dan ciri khas masing-masing sehingga satu kasus dapat diberitakan ke dalam beberapa sudut pandang tergantung dengan ketentuan pemilik media. Adanya keberagaman media tentu memicu pula keberagaman media dalam melihat suatu peristiwa, maka dari itu saat ini publik tidak lagi dapat memperoleh pemberitaan yang berimbang. Sehingga opini publik mengenai suatu peristiwa terpecah menjadi pro dan kontra. Opini pro terhadap pemberitaan akan memicu adanya aksi pembelaan sedangkan opini publik yang kontra tentu akan memicu adanya penolakan atau gugatan. Melihat media saat ini sesungguhnya berada di dalam sebuah realitas yang diliputi berbagai macam kepentingan, seperti kepentingan akan kelompok individu, pemilik media, politik, dan sebagainya. Munculnya konflik di dalam suatu permasalahan, dahulu merupakan sebagai satu acuan untuk menjadi sebuah fakta di lapangan kemudian ditulis menjadi sebuah informasi dan disebar keseluruh masyarakat, namun saat ini konflik dan fakta menjadi dua hal yang kompleks dan bisa dimanipulasi sesuai dengan keinganan penguasa media. Kekuasaan dan media menjadi dua variabel yang saling berkaitan, karena di dalam hubungannya media dan kekuasaan menjadi sarana legitimasi yang menjadi suatu alat bagi media untuk menguasai beberapa kelompok, sehingga opini yang dituliskan media di dalam surat kabar akan menjadi sebuah dukungan dan meningkatkan rasa kepercayaan akan isu yang diangkat oleh media tersebut. Mungkin saat ini masyarakat sudah tidak akan asing lagi jika melihat beberapa media memberikan satu isu yang sama namun dengan penyampaian yang berbeda, karena media dan kekuasaan sudah menjadi satu putaran yang tidak bisa dihentikan, berdirinya media berdasarkan kuatnya penguasa dalam mengontrol publik, media saat ini digunakan untuk kapitalisme pemilik modal, 1

sehingga mengejar rating dan perhatian masyarakat melalui isu yang ada dan dikemas sekreatif mungkin sehingga mendapatkan perhatian lebih dari publik. Media selain sebagai pemenuhan kepentingan kapitalisme pemilik modal, media juga dapat menjadi satu pondasi dalam mempertahankan kekuasaan, karena peran media saat ini tidak saja sebagai media tulis dalam menyampaikan informasi dan penggambaran tentang suatu kasus yang terjadi, namun media memiliki kekuatan dalam merubah opini publik mengenai suatu kasusu yang terjadi. Meninjau dari adanya kapitalisme pemilik modal dan media yang dijalankan, bahwa sesungguhnya media menjadi roda gerak dari kepentingan pemilik modal, sehingga media dapat disebut juga sebagai rantai yang menjalankan roda pemiliknya (penguasa media). Media dan realitas berita yang dituliskan wartawan di dalam surat kabar, menjadi garis merah dalam penelitian ini, karena banyaknya media yang beredar tidak semua dapat memegang penuh realita sesungguhnya yang terjadi di lapangan. Adanya kapitalisme dalam media membuat sisi kebenaran dalam berira menjadi sangat kurang. Pengaruhnya kepada masyarakat saat ini yakni kurangnya mendapatkan informasi yang kurang lengkap dari media. Surat kabar (Koran) dipahami oleh sebagian masyarakat sebagai satu-satunya media informasi yang menyajikan berita secara lengkap jika dibandingkan dengan televisi dan radio. Namun konglemerasi media tidak saja menyarang pada bidang media massa (televisi dan radio), koran juga menjadi sarang baru bagi konglomerasi media. Adanya campur tangan kepentingan pemilik media menjadi satu ganjalan tersendiri bagi para pencari berita (wartawan) dalam kebebasan menulis isu yang sedang terjadi sesuai dengan realita yang ada. Kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di kalangan masyarakat saat ini juga dipengaruhi dari adanya penyebaran informasi di dalam media yang berbeda, sehingga jika media memberikan informasi ke dalam bentuk tulisan kontra, maka opini publik akan ikut serta menjadi kontra dan bermula dari titik itu, demontrasi sering kali terjadi, dan seringnya pula masyarakat menuntut keadilan dari pemerintahan. Tuchman yang dikutip oleh (Sobur, 2006) berpendapat jika tindakan mengkonstruksi realita itu sendiri, penggambaran berita adalah sekutu bagi 2

lembaga-lembaga yang berlegitimasi dan bahwa berita juga melegitimasi status quo (pandangan baru tetapi tidak mengubah/mempertahankan keadaan sekarang dan akan tetap seperti keadaan sebelumnya) (Servin&James, 2009) Berita yang tertulis di dalam surat kabar (media cetak) maupun media elektronik saat ini bukanlah satu media yang murni memberikan informasi sesuai dengan realita yang terjadi, terlebih jika isu yang sedang terkait adalah masalah politik atau masalah yang berhubungan dengan pemilik media. Informasi yang telah tersebar kepada masyarakat telah melewati beberapa tahap dan sudah disesuaikan dengan keinginan pemilik modal yang menguasai berjalannya alur cerita suatu berita. (Sobur, 2006) Realita di dalam berita yang saat ini sangat sulit dikuak kejadian aslinya adalah mengenai pemberitaan politik dan permasalahan individu pemilik media. Media satu dan media lainnya dapat memberitakan suatu berita namun dengan sudut pandang yang berbeda, sehingga memicu munculnya pro dan kontra antar media dengan satu kasus yang sama. Saat ini media tidak lagi menjadi suatu pusat informasi yang netral (apa adanya), namun media massa (surat kabar) sudah tercemar dengan keegoisan pemilik media dalam mengkontruksi berita. Media massa dianggap tidak lebih dari alat komunikasi yang netral dan kosong dalam dirinya sendiri, ia hanya berisi apabila diisi dengan pesan oleh komunikator kepada pihak tertentu. Nasibnya mirip bahasa yang sudah lebih lama dilecehkan sebagai alat komunikasi yang dikira dapat diperalat siapa pun yang menguasainya (Sobur, 2006). Setiap kasus yang sedang terjadi media tidak saja diam dan menunggu peristiwa tersebut, namun media juga mampu membuat sebuah peristiwa dan menjadi sebuah berita yang saling menghakimi media lainnya. Media massa tidak menunggu peristiwa lalu mengejar, memahami kebenarannya dan memberitakannya kepada publik. Ia mendahului semua itu, ia menciptakan sebuah peristiwa (Sobur, 2006). Seperti halnya kasus korupsi Dahlan Iskan, beberapa media memandang kasus tersebut dengan sudut pandang dan pemaknaan yang berbeda. Posisi Dahlan Iskan sendiri merupakan mantan CEO dari media cetak Jawa Pos. Adanya kasus ini menjadi sebuah daya tarik yang tinggi di kalangan media cetak lain, dimana permasalahan pemilik saham serta mantan CEO Jawa Pos 3

tersandung kasus korupsi, dan media lain menjadikan topik ini sebagai berita utama. Secara tidak sadar masyarakat akan diperlihatkan dengan konglomerasi media yang terjadi terkait dengan kasus ini. Di dalam penelitian ini akan diperlihatkan bagaimana konglomerasi media yang dilakukan. Banyak ditemukan perbedaan-perbedaan dari segi bahasa, judul, dan pemaknaan kasus di dalam surat kabar lain. Sehingga kasus ini layak diteliti dengan model framing (perbandingan) dengan media surat kabar yang lain. Jawa Pos dan Kompas menjadi topik yang ingin peneliti teliti menggunakan analisis framing, dimana dua media ini mempunyai karakteristik berbeda dalam penulisan berita. Di dalam analisis berita yang sedang peneliti bandingkan antara Jawa Pos dan Kompas, terdapat perbedaan yang mendalam dilihat dari dua sisi surat kabar yang menuliskan berita dengan sudut pandang yang sangat berbeda. Dalam kasus korupsi yang menyandang Mantan CEO Jawa Pos, sudut pandang berita yang dituliskan oleh Jawa Pos pada edisi 28 Oktober hingga 4 November 2016 lebih runtut mengisahkan sosok biografi sang mantan CEO. Sehingga Jawa Pos lebih menyudut pandangkan pada sosok Dahlan Iskan yang berwibawa dan jujur sehingga kasus korupsi yang menjerat Dahlan merupakan kasus yang tidak tentu benar. Saya tidak kaget dengan penetapan tersangka ini dan kemudian ditahan. Karena seperti anda semua tahu saya sedang diincar terus oleh yang lagi berkuasa. Dan biarlah sekali kali terjadi. Jadi, seorang yang mengabdi dengan setulus hati, dengan menjadi direktur utama perusahaan daerah yang dulu seperti itu jeleknya, yang tanpa digaji selama sepuluh tahun, tanpa menerima fasilitas apapun, kemudian harus menjadi tersangka yang bukan karena makan uang, bukan karena menerima sogokan, bukan karena menerima aliran dana, tapi harus tanda tangan dokumen yang disiapkan anak buah. (Jawa Pos, Edisi 28 Oktober 2016) Kutipan Dahlan pada Jawa Pos di halaman utama dan dituliskan dengan font tebal memberikan penegasan jika kasus korupsi yang dilayangkan kepada Dahlan merupakan sebuah jebakan semata, serta sangat jelas digambarkan Jawa Pos memposisikan beritanya pada sudut pandang sosok biografi Dahlan. Namun 4

jika dilihat secara teliti kutipan bukan karena menerima aliran dana, tapi harus tanda tangan dokumen yang disiapkan anak buah. Sewajarnya seorang pemimpin haruslah mengetahui isi dokumen yang dibawakan anak buah. Namun alasan tersebut menurut peneliti belum cukup dijadikan sebuah sanggahan atas tuduhan terduga korupsi Dahlan Iskan. Jawa Pos mencoba mengklarifikikasi kejadian yang ada dengan menuliskan lebih banyak sisi positif kepribadian Dahlan Iskan dibandingkan dengan penggambaran kasus yang terjadi. Dilihat dari edisi Jawa Pos dari tanggal 28 Oktober hingga 4 november, 8 hari berturutturut Jawa Pos menuliskan tentang sosok Dahlan Iskan dan beberapa dukungan untuk Dahlan Iskan, hingga Jawa Pos membuat artikel berupa Momentum Dahlan Catatan Dahlan yang ditulis berdasarkan suara hati Dahlan Iskan saat di dalam tahanan, dan diletakkan pada posisi headline berita. Berbeda dengan Kompas, di dalam kurun waktu penelitian 28 Oktober 2016 hingga 04 November 2016, Kompas hanya memberitakan kasus tersebut pada dua edisi yakni 28 Oktober dan 29 Oktober saja. Di dalam pemberitaan kompas, sudut pandang yang digambarkan adalah kasus yang terjadi pada Dahlan. Pada Kompas lebih rinci dalam memberitakan, karena Kompas secara lugas dan juga kritis dalam memberitakan kasus korupsi Dahlan. Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menahan Dahlan Iskan selaku Direktur Utama PT Panca Wira Usaha setelah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus penjualan aset milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2003. Kutipan pada lead berita Kompas, sangat menggambarkan jika Kompas sangat kritis dalam memberitakan kasus korupsi, dengan men-judge secara langsung Dahlan sebagai tersangka. Dari hasil penelitian mengenai pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan terlihat perbedaan yang kemudian sangat terlihat jelas, Jawa Pos yang seperti banyak diketahui jika Dahlan Iskan merupakan mantan CEO Jawa Pos, maka Jawa Pos lebih memilih mengkonstruksi berita dengan menuliskan pemberitaan dengan tidak terlalu menonjol pada kasus korupsi, melainkan lebih menonjol pada sisi biografi Dahlan Iskan, dengan harapan jika masyarakat nantinya akan beropini jika sosok setulus Dahlan Iskan tidak mungkin untuk melakukan korupsi. 5

Namun, sangat berbeda dengan Kompas. Pada pemberitaan kompas sangat kritis dalam memberitakan kasus korupsi Dahlan Iskan, kompas memberikan pemberitaan yang sangat terbuka dan tanpa ditutupi. Banyak penggambaran dan pengandaian lewat teks yang sangat berani Kompas tuliskan di dalam berita. Data dan fakta diolah dengan konstruksi media yang begitu lengkap dan lugas. Meski hanya memberitakan 2 hari pasca penetapan tersangka, Kompas cukup memberikan gambaran sebagai surat kabar yang sangat kritis dan terbuka atas kasus Korupsi Dahlan Iskan. 1.2 Rumusan Masalah Dari serangkaian penjelasan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana konstruksi pemberitaan pasca penetapan dugaan tersangka korupsi Dahlan Iskan edisi 28 Oktober 4 November 2016. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah : Mengetahui, memahami serta memperoleh pemahaman mengenai Jawa Pos dan Kompas dalam memframing pemberitaan pasca penetapannya Dahlan Iskan dalam kurun waktu satu minggu setelah tanggal penetapan terduga, yakni ditanggal 28 Oktober 2016 sampai 04 November 2016. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Melalui penelitian ini, selaku peneliti berharap agar dapat dijadikan suatu rujukan atau referensi baru dalam menelaah kajian yang terkait dengan ilmu komunikasi, dan analisis framming pada berita, yang dapat berguna bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi yang berkonsentrasi di bidang Jurnalistik. 6

2. Manfaat Kritik Sosial Memberikan manfaat kepada audience untuk mengetahui bingkai pemberitaan pada surat kabar, sehingga kesadaran kritis audience dapat terbentuk untuk lebih teliti dan tidak menelan mentah-mentah sebuah berita. 7