BAB I PENDAHULUAN. (FSH) dan penurunan sirkulasi inhibin terjadi secara bersamaan. Akhir periode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause.

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PERSEPSI MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN MENOPAUSE DI DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR. Nuril Ilmi

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

I. PENDAHULUAN. perempuan menopause (Rachmawati, 2006). usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

PERUBAHAN FISIK WANITA HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE. Sugiyanto STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. Kepada Yth. Saya yang bertanda tangan dibawah: NIM :

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

PENGARUH USIA MENARCHE DAN PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MENOPAUSE DI DESA BULOH PEUDAYA KECAMATAN PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2011

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO meliputi: usia pertengahan (45 59 tahun), lanjut usia (60 74

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. pasca reproduksi adalah klimakterium (perimenopause), menopause, dan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. menopause didahului dengan fase premenopause (AtikahProverawati, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OLIGOMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMK WIDYAPRAJA UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tunggulo wilayah kerja. Puskesmas Limboto barat Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Yuyun Oktaviani Dano Nim: Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Menopause adalah keadaan permanen berhentinya siklus menstruasi (cyclicyty menstrual) pada wanita. Reproduksi wanita mengalami penuaan atau penurunan fungsi. Dasar penuaan reproduksi wanita adalah terjadi penipisan folikelovarium, terjadi 10 tahun sebelum menopause follicle stimulating hormone (FSH) dan penurunan sirkulasi inhibin terjadi secara bersamaan. Akhir periode menstruasi atau final menstrual period (FMP) ditandai oleh ketidakstabilan hormon yang mengakibatkan menstruasi tidak teratur (Boutati, 2013). Siklus menstruasi dikontrol oleh dua hormon yang diproduksi di kelenjar hipofisis yang ada di otak (FSH dan LH) dan dua hormon yang dihasilkan ovarium (estrogen dan progesteron). Saat menjelang menopause, FSH dan LH terus diproduksi oleh kelenjar hipofisis secara normal. Kondisi ovarium yang semakin tua maka respon FSH dan LH yang diproduksi semakin berkurang. Perubahan dan gejala bertahap yang terjadi selama beberapa tahun sebelum dan sesudah masa menstruasi terakhir. Istilah yang lebih akurat untuk masa transisi dari kehidupan yang tidak reproduktif adalah fase klimakterik. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa,sebelum wanita berusia 50 tahun menopause tidak akan terjadi. Waktu yang diperlukan untuk mengetahui adanya menopause harus menunggu 2 tahun setelah menstruasi terakhir (Fox- Spencer, 2007). Penelitian yang dilakukan Agoestina pada tahun 1982 di Bandung didapatkan hasil 50% wanita Indonesia mengalami kejadian menopause pada 1

2 usia 48 tahun (Wiknjosastro, 2009). Berdasarkan data WHO (2010) jumlah wanita menopause di Asia pada tahun 2025 akan mencapai 373 juta jiwa (Depkes, 2005). Hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia termasuk ke dalam lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni 18,1 juta jiwa atau 9,6% dari jumlah penduduk. Berdasarkan proyeksi Bappenas, jumlah penduduk lansia 60 tahun atau lebih diperkirakan akan meningkat dari 18,1 juta (2010) menjadi 29,1 juta (2020) dan 36 juta (2025)(Depkes, 2012). Data dan Informasi profil kesehatan Indonesia pada tahun 2014, dari total 38,5 juta penduduk Jawa Timur 2,8 juta merupakan penduduk dengan usia produktif, dan 1,6 juta adalah perempuan(depkes, 2014). Penelitian yang dilakukan Nurdono (dalam Tulung 2014) pada tahun 2013 di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, dengan judul Gambaran sikap ibu terhadap masa premenopause pada ibu-ibu didapatkan hasil untuk kelompok sikap terhadap masa premenopause bersikap positif, sedangkan untuk kelompok sikap terhadap menopause, ibu-ibu Desa Gonggang Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan dominan bersikap negatif terhadap menopause. Gejala menopause yang sering terjadi adalah Hot Flashes, berkeringat, perubahan suasana hati(mood), vagina menjadi kering atau arthropi, nyeri, ketidak nyamanan dalam berhubungan seksual, serta Abnormal Bleeding. Masalah fisik yang membuat tidak nyaman diantaranya masalah di vagina dan ketidak nyamanan dalam berhubungan seksual (Cutler, 2009). Jangka panjang dari penyakit menopause ini adalah osteoporosis (tulang keropos), penyakit jantung coroner (PJK), stroke, kanker usus, dan pikun (Hendarto, 2007).

3 Beberapa cara untuk mencegah terjadinya menopause dini diantaranya melakukan check-up berkala dan mempetahankan pola hidup sehat, melakukan aktivitas fisik, olah raga, pemilihan diet yang baik dan serat akan membantu kesehatan secara umum. Hindari rokok dan alkohol, serta bahan makanan yang mengandung pengawet (Purwaka, 2015). Terdapat beberapa perbedaan dari segi pengetahuan, persepsi dan perilaku di lingkup masyarakat perkotaan dan pedesaan terhadap masalah menopause. Masyarakat kota menanggapi menopause dengan keadaan biasa. Pengetahuan dan pendidikan yang lebih tinggi, persepsi yang positif karena mengerti bahwa fase menopause adalah siklus yang akan terjadi, serta perilaku yang siap dalam menghadapi menopause. Kesediaan fasilitas yang memadai di perkotaan menjadi faktor pendukung. Berbeda dengan masyarakat di pedesaan seperti di desa Klagen. Umumnya ibu-ibu menganggap masalah ini tabu. Hal ini dikarenakan sebagian besar pekerjaan ibu-ibu di desa klagen adalah ibu rumah tangga dan petani, dimana penghasilannya banyak menggantungkan dari suami. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dibantu petugas kesehatan di Desa Klagen pada April 2015, mengatakan bahwa anggapan masyarakat Desa Klagen tentang menopause adalah masa menuju tua. Ketika anaknya sudah besar, ibu merasa kurang atau bahkan tidak dibutuhkan lagi oleh anaknya. Daya tarik terhadap suami, menjadi masalah pribadi yang dirasa kurang nyaman oleh ibu di desa Klagen, disebabkan ibu merasa tidak subur lagi. Hasil survei dari beberapa ibu tentang menopause dimana persepsi terhadap menopause cenderung kearah negatif. Berbeda dengan masyarakat

4 perkotaan yang mana merespon dengan positif. Begitu juga dengan perilaku ibu di Desa Klagen dalam menghadapi gejala menopause. Ekspresi wajah lesu ketika mengetahui dia tidak subur lagi akibat fase menopause. Perilaku tidak langsung memeriksakan ke dokter atau bidan setempat setelah mengetahui dirinya menopause, menjadi penghambat bagi kesehatan ibu. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini memiliki manfaat yang besar untuk masyarakat di Desa Klagen dalam memahami gejala menopause. Pengetahuan serta pemahaman tentang menopause di Desa Klagen sudah cukup baik walaupun dengan sebutan yang berbeda tentang menopause. Namun untuk persepsi masih harus diteliti karena persepsi yang baik akan dapat membuat perilaku ibu menghadapi gejala menopause menjadi baik, begitupun sebaliknya. Sehingga berdasarkan dari hasil tersebut peneliti ingin meneliti persepsi ibu terhadap perilakunya dalam menghadapai gejala menopause di desa Klagen. 1. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang merupakan fokus dalam penelitian ini, yaitu adakah hubungan persepsi dengan perilaku ibu terhadap gejala menopause di Desa Klagen, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan.

5 1. 3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi dengan perilaku ibu dengan gejala menopause di Desa Klagen, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan. 1.3.2. Tujuan Khusus 1) Mengidentifikasi persepsi ibu dalam menghadapi gejala menopause 2) Mengidentifikasi perilaku ibu dalam menghadapi gejala menopause 3) Menganalisis hubungan persepsi dengan perilaku ibu dalam menghadapi gejala menopause. 1. 4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : a. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan serta wawasan peneliti tentang gejala menopause dan dapat memberikan solusi tentang menghadapi gejala-gejala menopause. b. Bagi tempat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan / data untuk meningkatkan pengetahuan, persepsi serta perilaku ibu dalam menghadapi gejala menopause. c. Bagi masyarakat di tempat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang gejala menopause serta berbagi pengalaman dengan ibu yang lain dalam menghadapi gejala menopause.

6 d. Bagi Ilmu Keperawatan Sebagai referensi untuk intervensi keperawatan khususnya, dalam lingkup keperawatan maternitas dalam mempersiapkan ibu menghadapi gejala menopause. 1. 5. Keaslian Penelitian Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah : 1. Putikah, Titik, (2010). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku dengan Kecemasan wanita menopause (Studi Kasus di Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi), Program Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2010 Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya wanita menopause mengalami kecemasan karena kurangnya pengetahuan dan sikap, perilakunya kurang baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku wanita menopause dengan kecemasan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian sebanyak 60 orang dan seluruh populasi diambil semua sebagai sampel. Hasil penelitian membuktikan pengetahuan berhubungan signifikan dengan kecemasan wanita menopause dengan tingkat signikansi 0,000, Sikap berhubungan signifikan dengan Kecemasan wanita menopause dengan signikansi 0,000, Perilaku berhubungan signifikan dengan kecemasan dengan tingkat signifikansi 0,000. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku secara bersama-sama berhubungan signifikan dengan kecemasan wanita menopause dengan tingkat signikansi 0,000 ( F hitung > Ftabelyaitu 35,38 > 2,76 ). Perbedaan dengan penelitian

7 saya adalah pada variabelnya dependennya. Penelitian yang saya lakukan menggunakan 2 variebel independen ( Persepsi dengan perilaku ibu), sedangkan pada penelitian di atas menggunakan lebih dari 2 variabel Independen (pengetahuan, sikap dan perilaku). 2. Ilmi, Nuril, (2012). Hubungan Persepsi Menopause Dengan Kecemasan Menopause Di Desa Sambibulu Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Menopause adalah masa ketika perempuan berhenti berevolusi dan berhenti haid secara permanen tidak mampu lagi untuk hamil lagi, biasanya dianggap sudah muncul satu tahun setelah masa haid yang terakhir. Dari hasil data awal yang diambil di desa Sambibulu Kecamatan Taman Sidoarjo didapatkan masih banyak ibu menopause yang mengalami kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi menopause dengan kecemasan ibu menopause. Desain penelitian menggunakan survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasinya adalah semua ibu menopause di desa Sambibulu Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo,dengan besar sampel 94 dari 122 populasi yang diambil secara simple random sampling dengan teknik lotre. Pengumpulan data dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, kemudian data disajikan dalam bentuk tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menopause mempunyai persepsi positif tidak mengalami kecemasan sebanyak 34 orang (61,82%). Kemudian diuji statistik menggunakan Chi Square, dengan X2 hitung > X2 tabel (8,33 > 3,84), sehingga Ho Ditolak. Perbedaan dengan penelitian saya adalah pada variabel dependennya. Dimana

8 pada penelitian diatas meneliti tentang kecemasan, sedangkan pada penelitian yang akan saya lakukan meneliti tentang perilaku. 3. Ulfiyah, Hamidatul, (2013). Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku wanita menopause dalam upaya pencegahan penyakit gout di Kelurahan Pisangan. Gout diartikan sebagai suatu penyakit dimana terkadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangan yang menurun, atau akibat asupan makanan kaya purin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku wanita menopause dalam upaya pencegahan penyakit gout di Kelurahan Pisangan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling pada wanita menopause di RW 06 dan 08 Kelurahan Pisangan dengan usia dibawah 70 tahun sebanyak 76 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik 88,2% dan mempunyai perilaku penceegahan penyakit gout yang baik sebesar 51,3%. Hasil uji statistik menggunakan uji Spearman rank dengan α=0,05. Diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku wanita menopause dalam upaya pencegahan penyakit goutdi Kelurahan Pisangan (p value=0,256 dengan nilai r=0,132. Perbedaan dari penelitian diatas addalah meneliti tentang pengetahuan terhadap suatu penyakit yang terjadi pada wanita menopause. 4. Swanny, Aggrey, (2013). Hubungan Pola Hidup dan Usia Ibu Saat Kehamilan Pertama dengan Terjadinya Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

9 penelitian deksriptif korelatif dan menggunakan pendekatan retrospektif. Pengambilan sampel menggunakan teknik accindental sampling dengan jumlah sebanyak sampel 71 orang. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pola makan dan usia menopause (p= 0,002). Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik/olahraga (p= 0,048) serta terdapat juga hubungan yang bermakna antara perilaku merokok dengan usia menopaause (p= 0,001). Semua hubungan antara variabel pola makan, aktivitas fisik, dan merokok memiliki arah korelasi yang searah dan kekuatan korelasi yang lemah dengan usia menopause ibu. Tetapi, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia saat kehamilan pertama dengan usia menopause responden (p= 0,547). Perbedaan dengan penelitian saya adalah pada variabelnya. Penelitian yang dilakukan Swanny ingin mengetahui pola hidup dan usia ibu ketika kehamilan dengan terjadinya menopause. 5. Kurnia, Suci, (2015). Persepsi Wanita Usia Produktif Tentang Manfaat Berolahraga Terhadap Menopause di Kelurahan Lubuk Basung Kabupaten Agam. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang berusia diantara 30-45 tahun yang berdomisili di Kelurahan Lubuk Basung Kabupaten Agam yang berjumlah 1.753 orang. Pengambillan sampel dilakukan dengan teknik random sampling yang dilakukan secara acak dan diperoleh 175 orang responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket penelitian dan dianalisis secara deskriptif, dengan menggunakan rumus persentase. Hasil Analisi data menunjukkan bahwa : Persepsi wanita usia produktif tentang manfaat

10 berolahraga terhadap menopause di Kelurahan Lubuk Basung Kabupaaten Agam masuk dalam kategori baik, telah di dapatkan hasil analisis rata-rata dari persentase keseluruhan indikator yaitu 66,17%. Saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini antara lain : 1) diharapkan kepada wanita usia produktif agar mempersiapkan diri untuk menghadapi menopause. 2) diharapkan kepada wanita usia produktif untuk membiasakan diri berolahraga karena olahraga selain bermanfaat untuk kesehatan tubuh, olahraga juga bermanfaat untuk memperpanjang masa kesuburan dan menunda datangnya menopause. Perbedaan pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui manfaat olahraga terhadap menopause.