BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1. Tabel penelitian terdahulu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. itulah dapat mewujudkan tujuan dari perusahaan. Ketika seseorang. mungkin untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kesuksesan suatu organisasi (Teck-Hong dan Waheed, 2011). Veithzal Rivai &

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR Pengertian Kepemimpinan Entrepreneurial

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan aktivitas perusahaan tidak akan terlaksana. Menurut Poerwadarmita (1986)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Quality Of Work Life

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Rosita Dewi (2008) jurnal dengan judul PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AKUNTAN PUBLIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Safitri Hamzah, 2014

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORETIS. Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat. Analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan Quality of Work Life, Karena Quality of Work Life terikat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan demikian dalam menggunakan tenaga kerja perlu adanya insentif yang

BAB II LANDASAN TEORI

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Tanpa adanya pekerjaan yang akan dikerjakan maka tidak akan terjadi hubungan

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. raga yang tidak dapat dipisahkan, dalam hal ini kemampuan tanpa motivasi belum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari penelitian Ulfa suci pratiwi (2011) dengan judul Pengaruh Faktor

BAB I PENDAHULUAN. usaha didirikan guna mengikuti perkembangan dunia, baik perusahaan besar maupun

PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PDAM GRESIK SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Wibowo (2011:501) kepuasan adalah sikap umum terhadap pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

RETNO SAWITRIAVI F

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perkembangan perusahaan di Bali berlangsung sangat cepat terutama di

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan sangat penting (Lukiyanto, 2013). Sumber daya manusia sebagai sumber

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi saling menunjang dan melengkapi, atau dengan kata lain bersinergi satu

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berikut ini dicantumkan beberapa hasil dari penelitian terdahulu, yang dijadikan sebagai landasan empiris bagi peneliti, dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Tabel penelitian terdahulu NO. Penelitian Terdahulu Uraian 1. Judul Penelitian Analisis Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap kepuasan kerja Karyawan Dengan Komitmen organisasi Sebagai Intervening Variabel Tujuan Penelitian 1. Menganalisis dan membuktikan pengaruh kualitas kehidupan kerja yang meliputi komunikasi, keselamatan kerja, pengembangan karir terhadap kepuasan kerja. 2. Menganalisis dan membuktikan pengaruh kualitas kehidupan kerja yang meliputi komunikasi, keselamatan kerja, pengembangan karir terhadap komitmen organisasional. 4. Menganalisis dan membuktikan pengaruh komitmen terhadap kepuasan kerja karyawan.. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi Hasil Penelitian Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh yang searah antara kualitas kehidupan kerja dengan kepuasan kerja karyawan, yang dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,041 (signifikan pada level 5%). Dan ada pengaruh yang searah antara kualitas kehidupan kerja dengan komitmen organisasi, yang dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 (signifikan pada level 5%) 11

12 Lanjutan tabel NO. Penelitian Terdahulu Uraian 2. Judul Penelitian Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap kepuasan kerja Karyawan PT. Pegadaian Cabang Tamalanrea Makassar 1. Untuk menganalisis sejauh mana pengaruh faktor quality of work life yang terdiri dari partisipasi, komunikasi, dan keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja Karyawan pt. Pegadaian cabang tamalanrea makassar. 2. Untuk menganalisis faktor manakah diantara partisipasi, komunikasi dan keselamatan kerja yang berpengaruh paling dominan terhadap kepuasan kerja karyawan pt. Pegadaian cabang tamalanrea makassar. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang menggunakan uji F dan uji T sebagai pengujian hipotesisnya Hasil Penelitian 1. Berdasarkan hasil uji simultan bahwa Quality of Work Life (QWL) yang dilihat dari 3 dimensi; partisipasi, komunikasi, dan keselamatan kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Pegadaian Cabang Tamalanrea Makassar. Sedangkan berdasarkan hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel komunikasi yang paling berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. 2. Dari ke-3 (ketiga) dimensi Quality of Work Life (QWL), yang memberikan pengaruh paling dominan adalah dimensi komunikasi. Penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Ari Husnawati (2006) yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap kepuasan kerja Karyawan Dengan Komitmen organisasi Sebagai Intervening Variabel dengan variabel bebas yaitu Kualitas Kehidupan Kerja, serta variabel terikat yaitu kepuasan kerja Karyawan Dengan Komitmen organisasi. Kualitas kehidupan kerja dari hasil penelitian Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh yang searah antara kualitas

13 kehidupan kerja dengan kepuasan kerja, yang dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,041 (signifikan pada level 5%). Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh yang searah antara kualitas kehidupan kerja dengan komitmen organisasi, yang dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 (signifikan pada level 5%). Penelitian terdahulu selanjutnya adalah yang dilakukan oleh M. Faizal A. (2013) yang berjudul pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pt. pegadaian cabang tamalanrea Makassar dengan variabel bebas kualitas kehidupan kerja, serta variabel terikat yaitu kepuasan kerja karyawan Jika dari nilai rata-rata terendah, tanggapan karyawan mengenai saya (karyawan) terlibat dalam semua aktfitas perusahaan mempunyai nilai terendah sebesar 3,63. Namun secara umum, jika di ambil nilai rata-rata adalah sebesar 3,74. Sehingga nilai interval ini menunjukkan bahwa partisipasi kerja yang dilakukan karyawan PT. Pegadaian Cabang Tamalanrea Makassar sudah berjalan efektif dan efesien. jika dari nilai rata-rata tertinggi, tanggapan karyawan mengenai komunikasi yang efektif mendapatkan tanggapan tertinggi sebesar 3,96. Namun secara umum, jika di ambil nilai rata-rata adalah 49 sebesar 3,98. Sehingga nilai interval ini menunjukkan bahwa komunikasi yang dirasakan karyawan PT. Pegadaian Cabang Tamalanrea Makassar sudah baik/berjalan efektif dan efesien. Namun jika dari nilai rata-rata terendah, tanggapan karyawan mengenai keselamatan dalam bekerja mendapatkan tanggapan terendah sebesar 3,70. Namun secara umum, jika di ambil nilai rata-rata adalah sebesar 3,89. Sehingga

14 nilai interval ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja yang dirasakan karyawan PT. Pegadaian Cabang Tamalanrea Makassar sudah berjalan baik/efektif dan efesien. Namun jika dari nilai rata-rata terendah, tanggapan karyawan mengenai kepuasan kerja karyawan perusahaan mengatakan di kantor, rekan-rekan berpendapat bahwa saya rajin men dapatkan tanggapan terendah sebesar 3,83. Namun secara umum, jika di ambil nilai rata-rata adalah sebesar 4,03. Sehingga nilai interval ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan PT. Pegadaian Cabang Tamalanrea Makassar sudah berjalan baik/efektif dan efesien. B. Landasan Teori 1. Kualitas Kehidupan Kerja Menurut Adrew Dubrin (1994:376) Quality Of Work Life is related to the degree to which the full range of humans needs is met. Kualitas kehidupan kerja dapat diartikan sebagai derajat pemenuhan kebutuhan manusia (human needs) dalam suatu lingkungan kerja. Apabila kebutuhan manusia telah dipenuhi, maka produktivitas organisasi dapat meningkat. Dalam konsep kualitas kehidupan kerja, terkandung makna bahwa tujuan sorganisasi harus dapat berjalan bersama-sama (Flippo, 1990:137). Karena itu, bukan saja karyawan yang harus puas tetapi karyawan juga harus dapat memuaskan organisasi dengan kinerjanya yang optimal. Sedangkan Kualitas kehidupan kerja menurut Dessler (1986, h.476) adalah keadaan dimana para pegawai dapat memenuhi kebutuhan mereka yang

15 penting dengan bekerja dalam organisasi, dan kemampuan untuk melakukan hal itu bergantung pada apakah terdapat adanya: a. Perlakuan yang fair, adil, dan suportif terhadap para pegawai. b. Kesempatan bagi tiap pegawai untuk menggunakan kemampuan secara penuh. c. Kesempatan untuk mewujudkan diri, yaitu untuk menjadi orang yang mereka rasa mampu mewujudkannya. d. Kesempatan bagi semua pegawai untuk berperan secara aktif dalam pengambilan keputusan-keputusan penting yang melibatkan pekerjaan mereka. Pendekatan kualitas kehidupan kerja berupaya memenuhi kebutuhan yang dirasakan penting bagi karyawan dengan memberikan perlakuan yang fair, adil, dan suportif; memberikan kesempatan bagi tiap pegawai untuk menggunakan kemampuan secara penuh; memberikan kesempatan untuk mewujudkan diri dan memberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan-keputusan penting yang melibatkan pekerjaan mereka. Dengan demikian pendekatan ini berusaha untuk lebih mendayagunakan keterlampilan dan kemampuan karyawan serta menyediakan lingkungan yang mendorong mereka untuk meningkatkan keterlampilan dan kemampuannya. Gagasannya adalah bahwa karyawan merupakan sumber daya manusia yang perlu dikembangkan, bukan sekedar digunakan.

16 Hadari Nawawi (2008:23) mengungkapkan bahwa kualitas kehidupan kerja yaitu perusahaan harus menciptakan rasa aman dan kepuasan dalam bekerja demi mewujudkan tujuan perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Cascio (2006:24) yang menyatakan bahwa terdapat dua cara dalam menjelaskan kualitas kehidupan kerja yaitu: Pertama, kualitas kehidupan kerja dipandang sebagai sekumpulan persepsi karyawan mengenai rasa aman dalam bekerja, kepuasan kerja, dan kondisi untuk dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia. Kedua, kualitas kehidupan kerja dipandang sebagai sekumpulan sasaran yang ingin dicapai melalui kebijakan organisasi seper ti: kondisi kerja yang aman, keterlibatan kerja, kebijakan pengembangan karir, kompensasi yang adil dan lain - lain. Wibowo (2009) juga berpendapat bahwa Sebuah lingkungan kerja yang dapat disebut memiliki kualitas kehidupan kerja yang baik memiliki beberapa karakteristik, yaitu: a. Pekerja berpeluang mempengaruhi keputusan. b. Pekerja berpartisipasi dalam pemecahan masalah. c. Pekerja mendapatkan informasi lengkap tentang pengembangan dalam organisasi d. Pekerja mendapatkan umpan balik bersifat konstruktif e. Pekerja senang menjadi bagian dari tim dan meningkatkan kolaborasi f. Pekerja merasa bahwa pekerjaannya bermakna dan menantang g. Pekerja merasakan adanya keamanan kesempatan kerja

17 Tidak jauh berbeda dengan Cascio (2003), memberikan sembilan indikator kualitas kehidupan kerja, yaitu: a. Partisipasi karyawan Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya. menurut Davis (1986 : 179), hasil psikologis pegawai dari manajemen partisipasi adalah partisipasi. Ini berarti bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok atau berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan. Menurut Sastropoetro, 1998 bahwa seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan dirinya/egonya yang sifatnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja. Dengan keterlibatan dirinya juga berarti keterlibatan pikiran dan perasaannya. Adapun indikator partisipasi yaitu meliputi: 1). Keterlibatan mental dan emosional Dalam melakukan partisipasi di dalam organisasi gagasan atau ide yang diterima dari setiap individu. 2). Tanggung jawab Mampu menerima tanggung jawab dan mampu melihat peluang

18 b. Penyelesaian konflik Menurut Robbins (2003) bahwa konflik merupakan suatu proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi keperdulian pihak pertama. c. Komunikasi Handoko, 2002 mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain. komunikasi amat sangat dibutuhkan terutama dalam bidang pekerjaan.menurut Suranto AW, ada beberapa indikator komunikasi efektif, ialah: 1). Pemahaman Ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Tujuan dari komunikasi adalah terjadinya pengertian bersama, dan untuk sampai pada tujuan itu, maka seorang komunikator maupun komunikan harus sama-sama saling mengerti fungsinya masing-masing. Komunikator mampu menyampaikan pesan sedangkan komunikan mampu menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. 2). Kesenangan Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan

19 ke dua belah pihak..suasana yang lebih rilex dan menyenangkan akan lebih enak untuk berinteraksi bila dibandingkan dengan suasana yang tegang. Karena komunikasi bersifat fleksibel. Dengan adanya suasana semacam itu, maka akan timbul kesan yang menarik. 3). Pengaruh pada sikap Tujuan berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Jika dengan berkomunikasi dengan orang lain, kemudian terjadi perubahan pada perilakunya, maka komunikasi yang terjadi adalah efektif, dan jika tidak ada perubahan pada sikap seseorang, maka komunikasi tersebut tidaklah efektif. 4). Hubungan yang makin baik Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Seringkali jika orang telah memiliki persepsi yang sama, kemiripan karakter, cocok, dengan sendirinya hubungan akan terjadi dengan baik. d. Kesehatan kerja Dalam Pasal 86 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang kesehatan kerja merupakan salah satu hak pekerja atau buruh untuk itu pengusaha wajib melaksanakan secara sistematis dan terintergrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Upaya kesehatan kerja bertujuan untuk melindungi pekerja atau buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.

20 e. Keselamatan kerja Menurut Mangkunegara (2011), Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja, indikatornya adalah : 1). Lingkungan Kerja Secara Fisik: Secara fisik, upaya yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan keselamatan kerja adalah Penyediaan perlengkapan yang mampu untuk digunakan sebagai alat pencegahan, pertolongan dan perlindungan. Perlengkapan pencegahan misalnya: alat pencegahan kebakaran, pintu darurat, kursi pelontarbagi penerbangan pesawat tempur, pertolongan apabila terjadi kecelakaan seperti: alat PPPK, perahu penolong di setiap kapal besar, tabung oksigen, ambulance dan sebagainya. 2). Lingkungan Sosial Psikologis Aturan mengenai ketertiban organisasi dan atau pekerjaan hendaknya diperlakukan secara merata kepada semua pegawai tanpa kecuali. Masalah-masalah seperti itulah yang sering menjadi sebab utama kegagalan pegawai termasuk para aksekutif dalam pekerjaan. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Dale dalam bukunya Manajemen Theori and Practice bahwa kegagalan para pegawai dan eksekutif dalam pekerjaan disebabkan oleh kekurangan keahlian.

21 f. Keamanan kerja Keamanan disini maksudnya bahwa karyawan akan dapat bekerja dengan perasaan yang tenang, karena tidak terancam oleh PHK secara sepihak dari perusahaan. g. Kompensasi yang layak Kompensasi merupakan sebuah komponen penting dalam hubungannya dengan karyawan. Kompensasi diberikan agar karyawan dapat bekerja keras untuk mencapai produktivitas yang semakin tinggi. h. Kebanggaan Rasa bangga karyawan atas pekerjaan dan juga tempat bekerja dapat membuat mereka betah dan merasa nyaman untuk bekerja dengan baik. Rasa ikut memiliki perusahaan dapat timbul bila karyawan bangga akan tempat kerja dan pekerjaannya. i. Pengembangan karir Suatu rangkaian posisi, tugas atau kesempatan yang dimiliki seseorang selama dia bekerja: a. Penilaian dan Evaluasi Penilaian dan evaluasi yang dilakukan mengenai pelaksanaan Pengembangan Karir telah berjalan efektif sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga dapat diketahui hasilnya. b. Prestasi Kerja

22 Kegiatan paling penting untuk memajukan karir adalah prestasi kerja yang tinggi, maka kemajuan karir karyawan. c. Latar Belakang Pendidikan latar belakang pendidikan diperhatikan oleh manajemen dalam proses kenaikan pangkat/jabatan sesuai persyaratan dan kemampuan karyawan. d. Pelatihan yang telah diikuti Pelatihan yang terprogram dilaksanakan dalam rangka pengembangan karir, berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. e. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja dijadikan dasar dalam menentukan pengembangan karir, sehingga berpengaruh terhadap pengembangan karir karyawan. f. Kesetian pada Perusahaan kesetian pada perusahaan dijadikan dasar dalam menentukan kemajuan karir seseorang. 2. Kepuasan Kerja Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian dalam sebuah perusahaan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan dari sebuah perusahaan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan tersebut. Dengan mengetahui kepuasan kerja karyawan, melalui bagaimana karyawan tersebut merespon terhadap berbagai program atau rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan,

23 hal ini dapat menjadi umpan balik yang sangat berharga bagi perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Handoko (1992:193) kepuasan kerja atau job satisfaction adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Sebuah perusahaan sangat bergantung pada karyawannya, sebagaimana baiknya sebuah perencanaan namun pelaksanaan akan tetap bergantung pada manusia yang menjalankannya sehingga hasil sebenarnya akan juga menggambarkan kepuasan kerja karyawan tersebut. Ini menunjukkan pula bahwa semakin tinggi kepuasan kerja karyawan, maka makin tinggi pula prestasi kerja yang ditampilkan, begitu juga sebaliknya. Karyawan yang mempunyai prestasi yang baik akan menuntut imbalan yang sesuai dengan hasil yang dicapainya. Kepuasan kerja juga memiliki hubungan yang erat dengan sikap karyawan atas pekerjaan mereka, situasi kerja setiap harinya, kerjasama antar karyawan baik dengan atasan maupun dengan rekan kerja. Kepuasan kerja secara lebih jauh, juga menunjukkan kesesuaian antara sebuah harapan terhadap pekerjaan yang ada dan imbalan yang diperoleh dari pekerjaan tersebut. Pada penelitian ini memakai Two Factor Theory. Teori dua faktor merupakan teori kepuasan kerja yang menganjurkan bahwa satisfaction (kepuasan) dan dissatisfaction(ketidakpuasan) merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivation dan hygiene factors. Pada teori ini, ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi di sekitar pekerjaan

24 (seperti kondisi kerja, pengupahan, kemanan, kualitaspengawasan, dan hubungan dengan orang lain), dan bukannya dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor ini mencegah reaksi negatif, dinamakan sebagai hygiene atau maintenance factors. Sebaliknya, kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya, seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja tinggi, dinamakan motivators. Faktor-faktor Kepuasan Kerja Faktor-faktor kepuasan kerja yang diambil berdasarkan pada Job Descriptive Index( JDI ) ( Luthas dan Spector dalam Robbins,2006 ), dimana terdapat pengukuran yang standar terhadap kepuasan kerja, yang meliputi beberapa faktor yaitu pekerjaan itu sendiri, mutu dan pengawasan supervisi, gaji atau upah, kesempatan promosi, dan rekan kerja. a. Pekerjaan itu sendiri Setiap karyawan lebih menyukai pekerjaan yang memberikan peluang kepada mereka untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki, yang mampu menawarkan satu varietas tugas, kebebasan dan umpan balik tentang seberapa baiknya mereka dalam melakukan hal tersebut. Karakteristik tersebut membuat pekerjaan menjadi lebih menantang secara mental. Studi-studi mengenai karakteristik pekerjaan,

25 diketahui bahwa sifat dari pekerjaan itu sendiri adalah determinan utama dari kepuasan kerja. b. Mutu Pengawasan Supervisi Kegiatan pengawasan merupakan suatu proses dimana seorang manajer dapat memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh karyawannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Proses pengawasan mencatat perkembangan pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan sehingga memungkinkan manajer untuk dapat mendeteksi adanya penyimpangan dari apa yang telah direncanakan dengan hasil saat ini, dan kemudian dapat dilakukan tindakan pembetulan untuk mengatasinya. Perilaku pengawas merupakan hal penting yang menentukan selain dari kepuasan kerja itu sendiri. c. Gaji dan Upah Karyawan selalu menginginkan sistem penggajian yang sesuai dengan harapan mereka. Apabila pembayaran tersebut tampak adil berdasarkan pada permintaan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu,dan standar pembayaran masyarakat pada umumnya,maka kepuasan yang dihasilkan akan juga tinggi. Upah sebagai jumlah keseluruhan pengganti jasa yang telah dilakukan oleh tenaga kerja yang meliputi upah pokok dan tunjangan sosial lainnya sedangkan Gaji merupakan salah satu karakteristik pekerjaan yang menjadi ukuran ada tidaknya kepuasan kerja, dalam artian ada atau tidaknya keadilan dalam pemberian gaji tersebut.

26 d. Kesempatan Promosi Promosi merupakan perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain dimana jabatan tersebut memiliki status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Hal ini memberikan nilai tersendiri bagi karyawan, karena merupakan bukti pengakuan terhadap prestasi kerja yang telah dicapai oleh karyawan. Promosi juga memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, untuk lebih bertanggung jawab dan meningkatkan status sosial (Robbins, 2003:108). e. Rekan Kerja Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain, begitu juga dengan karyawan di dalam melakukan pekerjaannya membutuhkan interaksi dengan orang lain baik rekan kerja maupun atasan mereka. Pekerjaan seringkali juga memberikan kepuasan kebutuhan sosial, dimana tidak hanya dalam arti persahabatan saja tetapi dari sisi lain seperti kebutuhan untuk dihormati, berprestasi, dan berafiliasi. Pada dasarnya seorang karyawan juga menginginkan adanya perhatian dari rekan kerjanya, sehingga pekerjaan juga mengisi kebutuhan karyawan akan interaksi sosial, sehingga pada saat seorang karyawan memiliki rekan kerja yang saling mendukung dan bersahabat, maka akan meningkatkan kepuasan kerja mereka. C. Hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan kepuasan kerja

27 Pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja menurut (Field dan Thucker, 1992). Pengaruh kualitas kehidupan kerja yang terdiri dari pertumbuhan dan pengembangan, partisipasi, sistem imbalan yang inovatif, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dapat terjadi apabila kondisi kerja berada dalam kondisi yang kondusif, otonomi serta stabilitas kerja yang baik. Hal ini membuat karyawan nyaman dan tenang dalam bekerja yang pada akhirnya akan menciptakan kepuasan bagi karyawan. Kepuasan kerja karyawan juga dapat mencerminkan atas kondisi yang telah dirasakan ketika bekerja diperusahaan, dimana dengan adanya kondisi kualitas kerja yang baik maka dengan sendirinya kepuasan kerja dapat secara maksimal dirasakan oleh karyawan. Kualitas kehidupan kerja merupakan masalah utama yang patut mendapat perhatian dari organisasi (Levis, dkk, 2001) hal ini merujuk pada pemikiran bahwa kualitas kehidupan kerja dipandang mampu untuk meningkatkan persa serta dan sumbangan para anggota atau karyawan terhadap organisasi. Adanya kualitas kehidupan kerja menumbuhkan keinginan para karyawan untuk tetap tingal dalam organisasi, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan kualitas kehidupan kerja yang baik maka jaminan kepuasan kerja karyawan dapat terwujud. Konsep kualitas kehidupan kerja mengungkapkan pentingnya perhargaan terhadap manusia terhadap lingkungan kerjanya, dengan demikian peran penting dari kualitas kehidupan kerja adalah mengubah iklim organisasi agar secara teknis dan manusiawi membawa kepada kualitas kehidupan kerja yang lebih baik (Luthas,

28 1995). Kenyataan ini dapat menunjukan bahwa dengan kualitas kehidupan kerja yang baik maka upaya untuk memaksimalkan kepuasan dapat terwujud. D. Kerangka Pikir Kerangka pikir yang mendasari penelitian ini adalah bahwa kualitas kehidupan kerja merupakan sesuatu yang dianggap penting bagi organisasi yang dalam hal ini adalah PDAM Gresik. Dengan adanya kehidupan kerja yang berkualitas diharapkan akan menumbuhkan kepuasan karyawannya.. Berdasarkan pengertian teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya maka dalam penelitian ini dapat dibuat skema kerangka pikir yang ditunjukkan pada gambar sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Kualitas Kehidupan Kerja (X) Partisipasi (X1) Komunikasi (X2) Keselamatan Kerja (X 3 ) Pengembangan karir (X4) Kepuasan Kerja (Y) Indikatornya adalah: 1. Perasaan tentang pekerjaan itu sendiri 2. Perasaan tentang Mutu Pengawasan/ Supervisi 3. Perasaan tentang gaji dan upah 4. Perasaan tentang Kesempatan Promosi 5. Perasaan tentang rekan kerja Pada kerangka teoritis diatas kualitas kehidupan kerja (X) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Y). Variabel dari kualitas kehidupan kerja adalah Partisipasi (X1) Komunikasi (X2), keselamatan kerja (X3) pengembangan karir (X4) serta indikator dari kepuasan kerja yang meliputi perasaan tentang pekerjaan itu

29 sendiri, perasaan tentang mutu pengawasan/ supervisi, perasaaan tentang gaji dan upah, perasaan tentang kesempatan promosi, perasaan tentang rekan kerja. E. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian berdasarkan teori yang ada. Hipotesis yang dihasilkan pada penelitian ini adalah : 1. H1 : Kualitas kehidupan kerja yang terdiri dari partisipasi, komunikasi, keselamatan kerja dan pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pada PDAM Gresik 2. H2 : Dari kualitas kehidupan kerja variabel komunikasi yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja pada PDAM Gresik