PEDOMAN PENGORGANISASIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PENGORGANISASIAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

suatu unit pelayanan kesehatan,yaitu rumah sakit di wilayah Kotamatsum. Pada tanggal 26 Februari 2000 Rumah Sakit Islam AL UMMAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Perbedaan jenis pelayanan pada:

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

MATERI ORIENTASI PEGAWAI BARU DOKTER UMUM

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TABA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Pengayoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

TESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT LINEN DAN LAUNDRY

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

PEDOMAN PENGORGANISASIAN HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO - BATU

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO. 180/24/IV/SK_DIR/2013 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RUMAH SAKIT BAPTIS BATU MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pengorganisasian Dan Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Baptis Batu, diperlukan suatu pelayanan yang profesional, cepat dan yang bermutu tinggi; b. Bahwa agar pelayanan Hak Pasien Dan Keluarga di Rumah Sakit Baptis Batu dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu sebagai landasan bagi penyelenggaraan Pengorganisasian Dan Pelayanan Hak Pasien Dan Keluarga di Rumah Sakit Baptis Batu; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu. MENGINGAT : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Dan Kesehatan Kerja. d. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran. g. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor 047/SK/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Baptis Batu. MEMPERHATIKAN : Perlunya usaha untuk meningkatkan kualitas Pengorganisasian Dan Pelayanan di Rumah Sakit Baptis Batu. ii

MEMUTUSKAN MENETAPKAN : PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BAPTIS BATU TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RUMAH SAKIT BAPTIS BATU KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Hak Pasien Dan Keluarga Rumah Sakit Baptis Batu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KETIGA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Hak Pasien Dan Keluarga Rumah Sakit Baptis Batu harus dibahas sekurangkurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada. KEEMPAT : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian Dan Pelayanan Hak Pasien Dan Keluarga Rumah Sakit Baptis Batu dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit Baptis Batu. KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Batu Pada tanggal : 24 April 2013 Direktur RS. Baptis Batu Arhwinda Pusparahaju A.dr.SpKFR.,MARS iii

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii BAB I. Pendahuluan... 1 BAB II. Gambaran Umum RS. Baptis Batu... 2 BAB III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan RS. Baptis Batu... 3 3.1. Visi... 3 3.2. Misi... 3 3.3. Falsafah... 3 3.4. Nilai-Nilai... 4 3.5. Tujuan... 4 3.6. Motto... 4 BAB IV. Struktur Organisasi RS. Baptis Batu... 5 4.1. Bagan Organisasi... 4 4.2. Keterangan/Pengertian... 5 BAB V. Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan Tim Hak Pasien Dan Keluarga... 9 5.1. Visi Tim Hak Pasien Dan Keluarga... 9 5.2. Misi Tim Hak Pasien Dan Keluarga... 9 5.3. Motto Tim Hak Pasien Dan Keluarga... 9 5.4. Falsafah, Nilai Dan Tujuan Tim Hak Pasien Dan Keluarga... 9 BAB VI. Struktur Organisasi Tim Hak Pasien Dan Keluarga... 11 4.1.Uraian Jabatan... 12 BAB V. Tata Hubungan Kerja... 17 BAB VI. Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Personil... 22 BAB VII. Kegiatan Oerientasi... 24 BAB XI. Pertemuan / Rapat... 25 9.1. Rapat Rutin... 25 9.2. Rapat Insidentil... 25 9.3. Rapat Rutin... 25 BAB X. Pelaporan... 25 iv

10.1. Pelaporan... 25 10.2. Evaluasi... 25 v

BAB I PENDAHULUAN Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, budaya dan kepercayaan masing masing. Dan semuanya ingin mendapatkan pelayanan yang terbaik dan memuaskan. Rumah Sakit perlu membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan pasien untuk memahami dan melindungi nilai budaya, psikososial serta nilai spritual pasien. Hasil pelayanan pasien akan bertambah baik bila pasien dan keluarga atau mereka yang berhak mengambil keputusan diikut sertakan dalam keputisan pelayanan dan proses dengan cara yang sesuai dengan budaya. Untuk meningkatkan hak pasien di Rumah Sakit, harus dimulai dengan mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut. Paien diberi tahu hak mereka dan bagaimana harus bersikap. Staf dididik untuk mengerti dan menghormati kepercayaan dan nilai nilai pasien dan memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan hormat sehingga menjaga martabat pasien. 1

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT BAPTIS BATU Rumah Sakit Baptis Batu merupakan rumah sakit swasta yang berdiri sejak tahun 1999, sebagai suatu usaha sosial di bidang pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat umum. Rumah Sakit Baptis Batu terletak di Desa Tlekung Kecamatan Junrejo tepatnya di Jl. Raya Tlekung No. 1, suatu daerah dengan udara yang sangat sejuk. Meskipun letak Rumah Sakit Baptis Batu ada di Desa, rumah sakit menyediakan berbagai fasilitas untuk perawatan kesehatan dengan dukungan teknologi kedokteran yang modern serta tim medis yang profesional dan memiliki keahlian di bidangnya dengan reputasi medis tidak perlu diragukan lagi. Kesemuanya itu ditunjang dengan suasana perawatan profesional yang penuh sentuhan kasih dan perhatian sebagaimana tercermin dalam mottto Rumah Sakit Baptis Batu yaitu : Compassionate Hospital. Rumah Sakit Baptis batu siap menerima pasien selama 24 jam sehari dengan dukungan dokter serta paramedis yang terlatih. Dengan kapasitas 100 tempat tidur yang terdiri dari VVIP. VIP, I,II,III merupakan alternatif pilihan sesuai dengan kemampuan masing masing. Dokter Spesialis yang ahli di dalam bidangnya siap untuk melayani dan merawat penderita yang datang, didukung dengan 222 tenaga baik medis maupun non medis. Fasilitas pelayanan rawat jalan meliputi Medical Check Up, Poliklinik Umum, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Kebidanan dan Kandungan, Poliklinik Anak, Poliklinik Bedah, Poliklinik Syaraf, Poliklinik Rehabilitasi Medik, Poliklinik Gigi, Poli Mata, Poli THT, Poli Paru, Poli Orthopedi, Laboratorium, Pemeriksaan Radiologi ( USG,X-foto, CT Scan, Pelayanan Fisioterapi, Spa, Farmasi, Pelayanan Gawat Darurat (IGD) 24 jam. 2

BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS. BAPTIS BATU 3.1. VISI. Rumah Sakit Baptis Batu memiliki visi : Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Malang Raya karena Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien 3.2. MISI. Rumah Sakit Baptis Batu memiliki misi : a) Memberikan pelayanan kesehatan prima secara holistik berlandaskan Kasih Kristus kepada setiap orang, tanpa membedakan status sosial, golongan, suku dan agama. b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien. c) Mengelola aset secara efektif dan efisien bagi Kesejahteraan dan Pengembangan rumah sakit dengan memanfaatkan potensi Kota Wisata Batu. d) Mengembangkan Sumber Daya Manusia secara utuh yang memiliki belas kasih, asertif, profesional, bekerja dalam tim, integritas dan sejahtera. 3.3. FALSAFAH. Rumah Sakit Baptis Batu memiliki falsafah : a) Menjadikan Rumah Sakit Baptis Batu pilihan utama masyarakat Malang Raya. b) Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. c) Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan profesionalisme. 3

d) Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam berkarya. e) Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar profesi. f) Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan rumah sakit. g) Keselarasan dalam melaksanakan tugas. 3.4. NILAI NILAI. Rumah Sakit Baptis Batu memiliki nilai-nilai : B = Belas Kasih A = Asertif P = Profesional T = Tim Kerja I = Integritas S = Sejahtera 3.5. TUJUAN. Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani 3.6. MOTTO. Rumah Sakit Baptis Batu memiliki Motto : Memberikan pelayanan dengan belas kasih 4

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RS. BAPTIS BATU 4.1. BAGAN ORGANISASI. 4.2. KETERANGAN/PENGERTIAN. a. Unit Struktural i. Direktur Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Baptis Batu ii. Wakil Direktur Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing masing, yaitu : 1. Wakil Direktur Pelayanan : membantu direktur dalam bidang pelayanan medis dan keperawatan 5

2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan : membantu direktur dalam bidang umum dan keuangan iii. Manajer Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu atau lebih macam pelayanan rumah sakit, yaitu : 1. Manajer Rawat Jalan, Medical Check Up dan Klinik Satelit. 2. Manajer Rawat Inap dan Keperawatan 3. Manajer Gawat Darurat dan Out Care 4. Manajer ICU dan Kamar Operasi. 5. Manajer Pemasaran, Komplain dan Pelayanan Perusahaan Asuransi. 6. Manajer Wellness Center. iv. Unit Kerja Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RS Baptis Batu dibedakan menjadi 2 yaitu divisi bisnis yang diberi istilah Instalasi dan divisi pendukung yang diberi istilah Bagian. Seluruh instalasi dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Pelayanan dan seluruh Bagian dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Umum Keuangan. Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas satu atau lebih Sub Unit Kerja. Berikut adalah daftar Unit Kerja : - Instalasi Rawat Jalan. - Instalasi Rawat Inap Ibu & Anak. - Instalasi Rawat Inap Kelas 1 & 2. - Instalasi Rawat Inap Lantai 2 ICU. - Instalasi Rawat Inap Kelas 3. - Instalasi Gawat Darurat. - Instalasi Kamar Operasi. - Instalasi Farmasi. - Instalasi Rehabilitasi Medik. 6

- Instalasi Laboratorium. - Instalasi Radiologi. - Instalasi Gizi - Bagian Administrasi. - Bagian Sumber Daya Manusia. - Bagian Rekam Medik. - Bagian Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit. - Bagian Pemeliharaan Sarana. - Bagian Layanan Perusahaan & Asuransi. - Bagian Akuntansi. - Bagian Inventory. - Bagian Keuangan. - Bagian Pemasaran. - Bagian Humas. v. Unit Kerja Outsourcing Cleaning Service, Satpam, Taman b. Unit Non Struktural i. Komite Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite yang ada di RS Baptis Batu adalah sebagai berikut : 1. Komite Pastoral. 2. Satuan Pemeriksa Internal. 3. Komite Etik Rumah Sakit. 4. Komite Medik. 5. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 6. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. 7. Komite Keperawatan ii. KSM/Kelompok Staf Medis 7

Adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional. Kelompok Staf Medis di RS Baptis Batu dikelompokkan sebagai berikut : 1. Kelompok Staf Medis Bedah. 2. Kelompok Staf Medis Non Bedah. 3. Kelompok Staf Gigi dan Mulut. iii. Panitia Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit 1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien. 2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3. Panitia Rekam Medik. 4. Panitia Farmasi dan Therapi. 5. Panitia Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit. 8

BAB V VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN TIM HAK PASIEN DAN KELUARGA 5.1. Visi Tim Hak Pasien dan Keluarga Visi Tim Hak Pasien dan Keluarga adalah: Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan pasien dan keluarga 5.2. Misi Tim Hak Pasien dan Keluarga Misi Tim Hak Pasien dan Keluarga adalah Melaksanakan pelayanan dengan melibatkan dan mendukung hak pasien dan keluarga dalam keputusan pelayanan dan proses dengan cara yang sesuai dengan budaya dalam upaya meningkatkan kepuasan dan keselamatan pasien. 5.3. Motto Tim Hak Pasien dan Keluarga Motto Tim Hak Pasien dan Keluarga adalah Merawat dengan penuh belas kasih. 5.4. Falsafah, Nilai dan Tujuan Tim Hak Pasien dan Keluarga. Falsafah dan Nilai Tim Hak Pasien dan Keluarga 1. Memberikan perlindungan dan meningkatkan hak pasien dan keluarga selama proses pelayanan sesuai dengan budaya dan kepercayaan masing-masing. 2. Melibatkan pasien dan keluarganya dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan rencana pengobatan dan tindakan yang dilakukan. 3. Memberikan informasi yang erhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada pasien, keluarga atau pihak lain, dalam situasi tertentu. 9

4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan karyawan tentang hak pasien dan keluarga. 10

BAB VI STRUKTUR ORGANISASI TIM HAK PASIEN DAN KELUARGA Tim Hak Pasien dan Keluarga (HPK) diketuai oleh seorang dokter yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang hak pasien dan keluarga dibantu staf yang menjalankan fungsi pemeliharaan fasilitas dan menajemen HPK. Staf HPK terdiri dari sekretaris yang menjalankan koordinasi, pengarsipan dan mengevaluasi program HPK. Penanggungjawab Pelayanan Kerohanian, Penanggungjawab Pendampingan Pasien Kritis dan Manajemen Nyeri Penanggungjawab Informed Consent, Penanggungjawab Keamanan Pasien berisiko dan Barang Milik Pasien. Dalam melaksanakan sosialisasi program kerja di tiap unit pelayanan dibantu oleh masing masing penanggungjawab sosialisasi lintas unit yang terdapat di tiap ruangan. Struktur Organisasi Tim HPK Ketua HPK Sekretaris HPK Penangungjawab Pelayanan Kerohanian Pendampingan Pasien Kritis dan Pelayanan tahap terminal Penanggung jawab Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed consent & Penolakan Tindakan Kedokteran Penanggungjawab Perlindungan kebutuhan privasi. Pemberian Informasi Pelayanan Penyelesaian Penanggungjawab Perlindungan Harta dan Kekerasan Fisik Instalasi Kamar Operasi Instalasi Gizi Instalasi Laboratorium Instalasi Farmasi Instalasi Radiologi Instalasi Gawat Darurat Bagian Rekam Medis Instalasi rawat Jalan Instalasi PErawatan Intensif Rehabilitasi Medis Dokter Tamu dan dokter Tetap Sub Bagian Pelayanan Pelangggan Urusan BAB Keamanan VII 11 R. Anggrek R. Aster R. Gladiol R. Lily R. Tulip R. Flamboyan R. Edelwais R. Kenanga R. Cempaka R. ICU R. Vinolia R. Kemuning Ser ni

4.1. Uraian Jabatan. 1. Nama Jabatan Uraian Tugas - Ketua HPK Hasil kerja Tanggungjawab Wewenang Syarat Jabatan 2. Nama Jabatan Uraian Tugas Hasil kerja Terselenggaranya visi dan program Hak pasien dan keluarga (HPK di Rumah Sakit baptis Batu secara menyeluruh dan terpadu. 1. Memimpin rapat 2. Membuat program HPK bersama dengan penanggungjawab masing masing program 3. Memantau pelaksanaan program HPK 4. Membuat standar prosedur operasional (SPO) 5. Memberikan usulan usulan yang berhubungan dengan HPK kepda Direktur 6. Melakukan evaluasi program HPK 7. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Direktur yang berkaitan dengan HPK 1. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan visi dan missi HPK 2. Bertanggungjawab terhadap pelaksanan program dan evaluasi 3. Bertanggungjawab kepada Direktur 1. Menilai, menegur, memberi sanksi dan motivasi bawahan di Tim HPK 2. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait 3. Mendapat laporan hasil kerja anggota Tim HPK Dokter tetap dan yang telah bekerja di RS Baptis Batu selama 5 Tahun Sekretaris HPK 1. Terkelola dan terdokumentasi seluruh data HPK 2. Terkoordinasi seluruh program kegiatan HPK 1. Membuat undangan rapat dan membuat notulen 2. Mengelola administrasi surat surat HPK 3. Mencatat data data yang berhubungan dengan HPK 4. Menyusun standar Prosedur Operasional (SPO) 5. Memberikan bantuan bantuan yang diperlukan oleh penanggungjawab dan pennaggungjawab sosialisasi 12

Tanggungjawab Wewenang Syarat Jabatan 3. Nama Jabatan Hasil kerja Uraian Tugas Tanggungjawab Wewenang demi suksesnya Program HPK 6. Melakuka tugas tugas lain dari atasan yang berhubungan dengan HPK 1. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan administrasi HPK 2. Bertanggungjawab kepada ketua tim HPK 1. Koordinasi dengan anggota yang lain dalam hal rapat dan pelaksanaan program tim HPK 2. Memberi saran dan pertimbangan terhadap atasan 1. Karyawan tetap rumah sakit minmal 2 tahun 2. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang surat menyurat Penanggungjawab pelayanan Kerohanisa, Pendampingan Pasien Kritis & Pelayanan Pasien Terminal 1. Terselenggaranya semua progran Pelayanan Kerohanian 2. Terselenggaranya pendampingan pasien kritis 3. Terselenggaranya pelayanan pasien terminal 1. Membentuk tim pelayanan Kerohanian yang bertugas memberikan pendampingan berkenaan dengan agama, budaya atau dukungan spiritual 2. Membuat rencana program pelayanan kerohanian 3. Memberukan usulan terhadap fasilitas Pelayanan Kerohanian yang harus disediakan. 4. Membuat daftar pihak yang harus dihubungi yang berhubungan dengan Pelayanan Kerohanian 5. Memberikan usulan revisi terhadap prosedur berdasarkan evaluasi pelaksanaan. 6. Memberikan masukan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan agama, budaya, dan kepercayaan. 7. Meakukan koordinasi terhadap unit 0unit kerja melali\ui penanggungjawab lintas unit. 8. Menberikan pendampingan pada pasien kritis 9. Memberikan pelayanan pasien terminal 10. Membuat laporan terhadap pelaksanaan program 1. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program 2. Bertanggungjawab kepada ketua tim HPK 1. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pasien dan keluarga. 2. Mengkoordinasikan layanan Pelayanan Kerohanian, 13

Syarat Jabatan 4. Nama Jabatan Hasil kerja bagi pasien yang memiliki agama dan kepercayaan selain yang diakui pemerintah 3. Mengkoordinasikan layanan pendampingan pasien kritis, pelayanan pasien terminal. 1. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang pendampingan agama, budaya dan kepercayaan 2. Karyawan tetap rumah sakit minimal 2 tahun Uraian Tugas Penanggungjawab Informed Consent dan tindakan. penolakan 1. Terselenggaranya persetujuan tindakan (Informed Consent) pada setiap rencana pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan prosedur yang akan dilakukan pada setiap pasien. 2. Terselenggaranya penolakan tindakan pada setiap rencana pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan prosedur yang akan dilakukan pada setiap pasien. Tanggungjawab Wewenang 1. Membuat form Informed Consent yang diperlukan 2. Memberikan usulan revisi terhadap prosedur berdasarkan evaluasi pelasanaan 3. Memberikan masukan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan Informed Consent 4. Melakukan koordinasi terhadap unit unit kerja melalui penanggungjawab lintas unit 5. Membuat laporan terhadap pelaksanaan program 1. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program 2. Bertanggungjawab kepada ketua tim HPK Syarat Jabatan 5. Nama Jabatan Hasil kerja Uraian Tugas 1. Memeriksa dan mendapat persetujuan dan penolakan tindakan kedokteran pasien di rumah sakit 2. Menganalisa dan mengevaluasi data persetujuan dan penolakan tindakan kedokteran yang ada. 3. Melakukan perubahan terhadap formulir dan penolakan tindakan kedokteran yang sudah ada jika diperlukan dengan koordinasi dari pihak pihak terkait. 1. Karyawan rumah sakit yang ada di unit unit pelayanan kesehatan 2. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang persetujuan dan penolakan tindakan kedokteran. Penanggungjawab Perlindungan Kebutuhan privasi, Pemberian Informasi Pelayanan dan Penyelesaian Keluhan 14

Tanggungjawab Wewenang Syarat Jabatan 1. Terselenggaranya perlindungan kebutuhan privasi 2. Terselenggaranya pemberian kebutuhan privasi 3. Terselenggaranya tanggapan dan penyelesaian keluhan psien. 1. Membuat form informasi pelayanan 2. Membuat form hak dan kewajiban pasien 3. Membuat form survei kepuasan pasien 4. Memberikan usulan revisi terhadap prosedur berdasarkan evaluasi pelaksanaan 5. Memberikan masukan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan perlindungan kebutuhan privasi pasien, pemberian informasi dan penyelesaian keluhan 6. Melakukan koordinasi terhadap unit unit kerja 7. Membuat laporan terhadap pelaksanaan program 8. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program 9. Bertanggungjawab kepada ketua tim HPK 10. Memeriksa dan mendapat data pasien yang memerlukan perlindungan kebutuhan privasi. 11. Menganalisa dan mengevaluasi pemenuhan hak pasien dan keluarg. 12. Menganalisa dan mengevaluasi survei kepuasan pasien. 13. Mengkoordinasikan dengan unit unit kerja yang terkait 14. Memberikan bimbingan dan arahan pada staf 1. Karyawan tetap rumah sakit 2. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang perlindungan kebutuhan privasi, pemberian informasi pelayanan dan penyelesaian keluhan 3. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik 6. Nama Jabatan Hasil kerja Uraian kerja Penanggungjawab perlindungan harta dan kekerasan fisik Terlaksananya semua progran perlindungan harta dan kekerasan fisik. 1. Membuat rencana program perlindugan harta dan kekerasan fisik 2. Memberikan usulan terhadap fasilitas dan peralatana yang berhubungan dengan perlindungan harta atau barang pasien serta kekerasan fisik. 3. Memberikan usulan revisi terhadap prosedur berdasarkan evaluasi pelaksanaan 4. Memberikan masukan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan perlindungan harta atau barang pasien serta terhadap kekerasan fisik 15

5. Malakukan koordinasi terhadap unit unit kerja 6. Membuat laporan terhadap pelaksanaan program. Tanggung jawab Wewenang Syarat Jabatan 1. Bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan program di masing masing unit kerja 2. Bertanggungjawab terhadap ketua tim HPK 1. Mendapatkan akses untuk mengawasi sisten keamanan rumah sakit. 2. Meminta dan menerima laporan dari petugas keamanan rumah sakit. 3. Memberikan bimbingan dan arahan pada staf 4. Mengkoodinasikan dengan unit unit terkait. 1. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang keamanan pasien berisiko dan barang milik pasien. 2. Karyawan tetap rumah sakit minimal 1 tahun 16

BAB V TATA HUBUNGAN KERJA Instalasi Rawat Instalsi Rawat Jalan Inap Instalasi Gawat Darurat Inatalasi Kamar Operasi Instaasi Rawat Intensif (ICU) Instalasi Laboratorium Instalasi Radiologi Direktur Tim HPK Bagian Rekam Medis Instalasi Rehabilitasi Medik Dokter Tetap dan Tamu Bagian Humas dan Pemasaran Keamanan Instalasi Farmasi Instalasi Gizi 17

Dalam tata hubungan kerja Tim Hak Pasien dan Keluarga dengan unit terkait adalah melakukan kerjasama dalam hal pelaporan dan keikutsertaan kegiatan HPK dalam hal : 1. Direktur Rumah Sakit. Pelaporan dari Tim HPK tentang program pelayanan kerohanian, pendampingan [asien kritis dan manajemen nyeri, informed consent, dan keamanan pasien beresiko dan barang milik pasien. 2. Instalasi Rawat Jalan. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang kondisi penyakit, pemeriksaan penunjang, rencana pengobatan, tindakan yang dilakukan dan biaya yang diperlukan. b. Pencatatan dan pelaporan informed consent. c. Memberi beberapa solusi alternatif terapi pada pasien yang menolak dilakukan tindakan atau pengobatan medis. 3. Instalsi Gawat Darurat. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang kondisi penyakit, pemeriksaan penunjang, rencana pengobatan, tindakan yang dilakukan dan biaya yang diperlukan. b. Pencatatan dan pelaporan informed consent. c. Memberi beberapa solusi alternatif terapi pada pasien yang menolak dilakukan tindakan atau pengobatan medis. d. Melakukan prosedur yang sesuai untuk menajemen nyeri. e. Melakukan prosedur penanganan keamanan pasien berisiko dan barang milik pasien. 4. Instalasi Kamar Operasi. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang kondisi penyakit, rencana pengobatan, tindakan yang dilakukan dan risiko yang dapat terjadi selama operasi. b. Pencatatan dan pelaporan informed consent. c. Melakukan prosedur penanganan keamanan pasien berisiko dan barang milik pasien. 18

5. Instalasi Pelayanan Intensif. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang kondisi penyakit, pemeriksaan penunjang, rencana pengobatan, tindakan yang dilakukan dan biaya yang diperlukan. b. Pencatatan dan pelaporan informed consent. c. Memberi beberapa solusi alternatif terapi pada pasien yang menolak dilakukan tindakan atau pengobatan medis. d. Melakukan prosedur yang sesuai untuk menajemen nyeri. e. Melakukan prosedur penanganan keamanan pasien berisiko dan barang milik pasien. f. Penyelenggaraan fasilitas pelayanan kerohanian. g. Melakukan prosedur pendampingan pasien kritis. 6. Instalasi Farmasi. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang manfaat obat yang diberikan, cara pemakaian, efek samping, dan kontra indikasinya. 7. Instalasi Laboratorium. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang prosedur pemeriksaan yang akan diambil, kegunaannya dan syarat syarat sebelum dilakukan pemeriksaan. 8. Instalasi Radiologi. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang prosedur pemeriksaan yang akan diambil, kegunaannya dan syarat syarat sebelum dilakukan pemeriksaan. b. Pencatatan dan pelaporan informed consent. c. Melakukan prosedur penanganan barang milik pasien. 9. Instalasi Gizi. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang pemberian menu diet pasien. 10. Instalasi Rawat Inap. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang kondisi penyakit, pemeriksaan penunjang, rencana pengobatan, tindakan yang dilakukan, dan biaya yang diperlukan. 19

b. Memberi beberapa solusi alternatif terapi pada pasien yang menolak dilakukan tindakan atau pengobatan medis. c. Melakukan prosedur penanganan keamanan pasien berisiko dan barang milik pasien. d. Melakukan prosedur yang sesuai untuk menajemen nyeri. e. Penyelenggaraan fasilitas pelayanan kerohanian. f. Melakukan prosedur pendampingan pasien kritis. g. Pencatatan dan pelaporan informed consent. 11. Bagian Rekam Medis. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang identitas pasien, tipe kamar yang dipilih dan biaya, serta fasilitas asuransi yang digunakan. b. Pencatatan dan pelaporan informed consent. c. Pembuatan ketentuan dan prosedur penyimpanan data medis pasien yang bersifat rahasia. d. Pembuatan ketentuan prosedur pengambilan sesuai dengan indikasi tertentu yang telah ditentukan. 12. Instalasi Rehabilitasi Medis. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang prosedur tindakan yang dilakukan, kegunaannya dan risiko yang dapat terjadi b. Pencatatan dan pelaporan informed consent c. Melakukan prosedur yang sesuai untuk menajemen nyeri 13. Dokter Tetap dan Dokter Tamu. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang kondisi penyakit, pemeriksaan penunjang, rencana pengobatan, tindakan yang dilakukan, dan komplikasi yang dapat terjadi. b. Memberi beberapa solusi alternatif terapi pada pasien yang menolak dilakukan tindakan atau pengobatan medis c. Pembuatan ketentuan dan prosedur menajemen rasa nyeri 14. Bagian Humas dan Pemasaran. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga. 20

b. Pembuatan ketentuan dan prosedur tentang manentangajemen komplain. c. Melakukan penjelasan tentang fasilitas asuransi yang tersedia. 15. Bagian Keamanan. a. Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga. b. Pembuatan ketentuan dan prosedur keamanan pasien berisiko dan barang milik pasien. 21

BAB VI POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL NAMA JABATAN Ketua HPK Sekreatris HPK Penanggungjawab pelayanan Kerohanian, pendampingan pasien kritis dan pelayanan tahap terminal Penanggungjawab persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) dan penolakan tindakan kedokteran Penanggungjawab perlindungan kebutuhan privasi, pemberian informasi pelayanan dan penyelesaian keluhan KUALIFIKASI FORMAL & NON FORMAL Pendidkan minimal S1 Kedokteran dan/atau minimal S1 Hukum dengan masa kerja minimal 5 tahun - Karyawan tetap Rumah Sakit - Memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang surat menyurat - Minimal Diploma III Keperawatan dan/atau memiliki pengetahuan tentang pelayanan kerohanian yang didapatkan dalam bentuk formal maupun informal.. - Memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang pelayanan kerohanian, pendampingan pasien kritis dan pelayanan tahap terminal - Minimal Diploma III Rekam Medis/Keperawatan dan/atau S1 Hukum - Memikiki ketrampilan dan pengetahuan tantang persetujuan dan penolakan tindakan kedokteran - Minimal Diploma III Keperawatan dan/atau S1 Hukum - Memikiki ketrampilan dan pengetahuan tantang TENAGA YANG DIBUTUHKAN 1 perlindungan kebutuhan privasi, pemberian informasi pelayanan dan penyelesaian keluhan Penanggungjawab - Diploma III 1 1 1 1 1 22

perlindungan harta dan kekerasan fisik - Memikiki ketrampilan dan pengetahuan tantang perlindungan harta dan kekerasan fisik 23

BAB VII KEGIATAN ORIENTASI Pengembangan staf tentang hak pasien dan keluarga, termasuk kegiatan orientasi bagi karyawan baru, merupakan salah satu upaya penting dalam meningkatkan pemahaman terhadap hak pasien dan keluarga. WAKTU Orientasi anggota baru tim HP Orientasi karyawan baru MATERI Pengenalan keanggotaan Visi, Misi, Motto, falsafah dan tujuan HPK Kebijakan dan Pedoman HPK Pengenalan keanggotaan Visi, Misi, Motto, falsafah dan tujuan HPK Kebijakan dan Pedoman HPK PENANGGUNG JAWAB Ketua Tim HPK Ketua Tim HPK PESERTA Anggota baru tim HPK Karyawan baru RS Baptis Batu 24

BAB XI PERTEMUAN / RAPAT Rapat Tim HPK RS Baptis Batu terdiri dari : 9.1. Rapat rutin Tim HPK. Rapat rutin diselenggarakan pada : Waktu : setiap hari Jumat pertama dan ke tiga setiap bulan. Jam : 13.00 sampai dengan selesai Tempat : Ruang Rapat RS Baptis Batu Peserta : Seluruh anggota Tim HPK Materi : Pembuatan program tentank Pasien dan Keluarga Pembahasan masalah dan pemecahannya Evaluasi kinerja dan sosialisasi 9.2. Rapat Insidentil Tim HPK. Diselenggarakan sewaktu waktu bila ada masalah atu sesuatu yang perlu dibahas segera. 9.3. Rapat Rutin Tim Akreditasi Rumah Sakit Baptis Batu. Waktu : setiap hari Rabu Jam : 13.00 sampai dengan selesai Tempat : Ruang Rapat RS Baptis Batu Peserta : Seluruh anggota Tim Akreditasi Materi : Pembahasan masalah dan pemecahannya evaluasi kinerja dan sosialisasi ke masing masing unit. 25

BAB X PELAPORAN 10.1. Pelaporan. a) Pelaporan dilaksanakan masing masing anggota Tim HPK tentang tugas dan tanggung jawab masing masing kepada ketua tim HPK melalui sekretaris setiap rapat rutin tim HPK. b) Ketua tim HPK memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Direktur rumah sakit setiap rapat rutin tim akreditasi rumah sakit. 10.2. Evaluasi. Untuk mengukur dan memantau keberhasilan program HPK maka dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan program HPK dan identifikasi setiap permasalahan yang ditemukan untuk tindakan perbaikan. Evaluasi yang dilakukan adalah : a) Evaluasi program setihun dan setiap saat apabila perlu untap tahun b) Evaluasi standar prosedur operasional setiap 3 tahun dan setiap saat apabila perlu untuk segera dilakukan perbaikan. 26