BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini adalah kajian dari hasil-hasil karya tulis yang relevan dangan penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Akbal Lizar (2011) dengan judul Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN BRI CABANG KOTA PROBOLINGGO SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI WATER BASE PT.CAT TUNGGAL DJAJA INDAH

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Adrianus Oyok Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang memiliki kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai sebagai bawahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Subsistem Kompensasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi perusahaan. Perusahaan mengharapkan pengeluaran dan biaya kompensasi ini kepada

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi kata disiplin berasal dari bahasa latin disipel yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.

BAB II LANDASAN TEORI

MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

PENGARUH INSENTIF DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA (Studi pada AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Kayutangan, Malang)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber daya yang ada. Sumber daya tersebut dapat

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dan salah satu alat yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. (output) bagi pelanggan. Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini berkembang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KOMPENSASI Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PT. DWIMITRA SUKSES PERKASA)

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda. X1-0,514-1,327 0,242 Tidak. X2-0,403-1,039 0,346 Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan salah satu aset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KERJA PRAKTEK. keuangan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini. Adapun penelitian tersebut diterangkan di bawah ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Didalam kehidupan sehari-hari banyak yang mengartikan disiplin sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terpenting yang mampu digunakan menjalankan setiap proses di dalamnya yaitu

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEBIJAKAN KOMPENSASI PADA PT SUMBERINDO SUKSES SARANA DI PONTIANAK

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB I PENDAHULUAN. Pada era global yang semakin kompetitif sekarang ini, sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

Teknik Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan. signifikan antara faktor kompensasi material, kompensasi sosial, kompensasi

Julia Astriviani Bintoro Hamidah Nayati Utami Mochammad Soe oed Hakam Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan demikian dalam menggunakan tenaga kerja perlu adanya insentif yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemberian kompensasi yang cenderung masih belum sepenuhnya sesuai dengan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima para karyawan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan dasar teori two factor theory yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sistematis agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Keempat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting, di mana maju mundurnya suatu organisasi bergantung

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PERKEMBANGAN BISNIS

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang) tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi finansial (X) memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja (Y). Berdasarkan pengujian hipotesis secara simultan dilakukan melalui uji F. Signifikansi F atau sig. sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan α sebesar 0,05. Kompensasi finansial (X) sebagai variabel bebas memberikan kontribusi terhadap kinerja (Y) sebagai variabel terikat dengan nilai R Square sebesar 56,2%. Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial, kompensasi finansial langsung (X1) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja (Y). 2. Kartika Tri Rahmawati dengan judul Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Pasuruan Kota tahun 2009. Hasil penelitian menunjukkan (Uji F) kompensasi langsung dan kompensasi tak langsung mempunyai pengaruh yang cukup kuat. Hal tersebut berdasarkan pada uji F sebesar 11,412, berdasarkan Uji t (Secara parsial) kompensasi langsung sebesar 3,043, sedangkan kompensasi tak langsung sebesar 2,648, dan t tabel sebesar 1,996. Dari sini dapat disimpulkan bahwa t hitung > dari t tabel yang berarti Ha diterima dan menolak Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi langsung berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan. 10

11 Nama, tahun dan judul penelitian Variabel bebas dan teknik analisis data Variabel terikat Hasil Penelitian Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu 1 Penelitian terdahulu 2 Penelitian penulis Angga Putra Samudra, 2014, Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja(Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang) Kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial tidak langsung. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Kartika Tri Rahmawat, 2009, Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Pasuruan Kota Kompensasi langsung dan tidak langsung. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Dimas Inggriawan Putra, Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan BRI Cabang Kota Probolinggo Kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial tidak langsung. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Kinerja karyawan Kinerja karyawan Kinerja karyawan Variabel kompensasi finansial memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang. Kompensasi finansial langsung (X1) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja (Y) Variabel kompensasi langsung dan kompensasi tak langsung mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap kinerja. Kompensasi langsung berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan Berdasarkan tabel di atas, penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian terdahulu. Persamaan ini bisa dilihat dari variable bebas yaitu kompensasi finansial langsung dan tidak langsung serta variable terikat yaitu kinerja karyawan. Penelitian ini untuk membuktikan bahwa kompensasi finansial yang terdiri dari kompensasi finansial langsung dan tidak langsung secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan BRI Cabang Kota Probolinggo.

12 B. Landasan Teori 1. Kompensasi a. Pengertian kompensasi Sofyandi (2008) berpendapat bahwa kompensasi adalah suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi karyawan. Hasibuan (2007), mengatakan bahwa kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsungyang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Rivai (2009) berpendapat bahwa kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Mangkunegara (2007) berpendapat bahwa kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan sebagai sesuatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan mereka. Hariandja (2005) berpendapat bahwa kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat berupa gaji upah, bonus, insentif, dan tunjangan hari raya, uang makan, uang cuti, dan lain-lain. Berdasarkan teori yang dikemukakan para ahli di atas, secara garis besar kompensasi

13 merupakan imbalan atas hasil kontribusi karyawan selama bekerja di perusahaan. Kompensasi dapat diberikan dalam berbagai macam bentuk, seperti dalam bentuk uang, material dan fasilitas. Pemberian uang secara langsung, seperti : gaji, tunjangan, dan insentif. Kompensasi juga dapat berbentuk materiil atau benda. Hal ini karena prestasi yang diberikan kadang-kadang sukar dinilai dengan uang, tetapi lebih mudah apabila diberikan dalam wujud materiil. Tahap-tahap dalam pemberian kompensasi agar adil terdiri atas (Sutrisno, 2011): 1. Menyelenggarakan survey kompensasi, yaitu survey mengenai jumlah kompensasi yang diberikan bagi pekerjaan yang sebanding di perusahaan lain. 2. Menentukan nilai tiap pekerjaan dala perusahaan melalui evaluasi pekerjaan. 3. Mengelompokkan pekerjaan yang sama ke dalam tingkat kompensasi yang sama pula. 4. Menetapkan harga tiap tingkatan kompensasi dengan menggunakan garis kompensasi. 5. Menyesuaiakan kompensasi dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Jenis Kompensasi.

14 Banyak pendapat yang menyatakan tentang jenis-jenis kompensasi yang diterima oleh karyawan. Salah satunya menurut Rivai (2009) kompensasi terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1. Kompensasi Finansial Kompensasi finansial terdiri atas dua yaitu kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung (tunjangan). a) Kompensasi finansial langsung terdiri dari pembayaran pokok (gaji, upah), pembayaran prestasi, pembayaran insentif (komisi, bonus, bagian keuntungan, dan opsi saham) dan pembayaran tertangguh (tabungan hari tua dan saham kumulatif). b) Kompensasi finansial tidak langsung terdiri dari proteksi (asuransi, pesangon, sekolah anak, dan pensiun), kompensasi luar jam kerja (lembur, hari besar, cuti sakit dan cuti hamil), dan fasilitas (rumah, biaya pindah, dan kendaraan). 2. Kompensasi Non Finansial. Kompensasi non finansial terdiri dari karena karir (aman pada jabatan, peluang promosi, pengakuan karya, temuan baru, dan prestasi istimewa) dan lingkungan kerja (dapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas, menyenangkan dan kondusif). c. Tujuan Kompensasi Menurut Hasibuan (2007) tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja,

15 pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah. 1. Ikatan Kerja Sama. Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati. 2. Kepuasan Kerja. Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga rnemperoleh kepuasan kerja dari jabatannya. 3. Pengadaan Efektif. Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah. 4. Motivasi. Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya. 5. Stabilitas Karyawan. Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relatif kecil. 6. Disiplin.

16 Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku. 7. Pengaruh Serikat Buruh. Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya. 8. Pengaruh Pemerintah. Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi. Besar kecilnya pemberian kompensasi tidak mungkin dapat ditentukan begitu saja tanpa mempertimbangkan perkembangan keadaan sekitar yang mengelilingi gerak perusahaan. Oleh karena itu organisasi atau perusahaan dalam menentukan besarnya kompensasi sangat di pengaruhi oleh banyak faktor. Martoyo (2007) menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi yaitu: 1. Kebenaran dan Keadilan. Hal ini mengandung pengertian bahwa pemberian kompensasi kepada masing-masing karyawan atau kelompok karyawan harus sesuai dengan kemampuan, kecakapan, pendidikan dan jasa yang telah ditunjukkan kepada organisasi. Dengan demikian tiap

17 karyawan merasakan bahwa organisasi telah menghargai jasanya kepada organisasi sesuai dengan pandangannya. 2. Dana Organisasi. Kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan kompensasi baik berupa finansial" maupun "nonfinansial" amat tergantung kepada dana yang terhimpun untuk keperluan tersebut. Terhimpunnya dana tersebut tentunya juga sebagai akibat prestasiprestasi kerja yang telah ditunjukkan oleh karyawan-karyawannya. Makin besar prestasi kerja, makin besar keuntungan organisasi/perusahaan, makin besar dana yang terhimpun untuk kompensasi, maka makin baik pelaksanaan kompensasi dan sebaliknya. 3. Serikat Karyawan. Para karyawan yang tergabung dalam suatu serikat karyawan dapat juga mempengaruhi pelaksanaan ataupun penetapan kompensasi dalam organisasi, sebab suatu serikat karyawan dapat merupakan "simbol kekuatan" karyawan dalam menuntut perbaikan nasib, yang perlu mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen/ pimpinan organisasi. 4. Produktifitas Kerja. Produktifitas kerja karyawan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian atas prestasi kerja karyawan. Sedangkan prestasi kerja karyawan merupakan faktor yang iperhitungkan

18 dalam penetapan kompensasi. Karena itu produktifitas kerja karyawan, ikut mempengaruhi pelaksanaan pemberian kompensasi termaksud. 5. Biaya Hidup. Penyesuaian besamya kompensasi, terutama yang berupa upah/gaji, dengan biaya hidup karyawan beserta keluarganya sehari-hari, harus mendapatkan perhatian pimpinan organisasi/perusahaan. Namun demikian cukup sulit pula dalam pelaksanaannya, karena biaya hidup seseorang sehari-hari sangat relatif sifatnya, karena tak ada ukuran yang pasti seberapa besar "hidup yang layak" itu. 6. Pemerintah. Fungsi pemerintah untuk melindungi warganya dan tindak sewenang-wenang majikan/pimpinan organisasi ataupun perusahaan dalam pemberian balas jasa karyawan jelas berpengaruh terhadap penetapan kompensasi. Karena itu pemerintahlah yang ikut menentukan upah minimum ataupun jumlah jam kerja karyawan, baik karyawan pria ataupun wanita, dewasa atapun anak-anak pada batas umur tertentu. e. Tantangan dalam Menetapkan Kompensasi Menurut Panggabean (2004) metode penetapan gaji yang sebaik apapun akan menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut :

19 1. Standar gaji yang berlaku umum. Beberapa jabatan harus dibayar lebih dari yang seharusnya sebab oleh desakan pasar (terutama untuk jabatan yang sukar diisi lowongannya). 2. Kekuatan serikat buruh. Serikat buruh dapat menggunakan kekuatannya untuk memperoleh gaji yang sesuai dengan relatif jabatannya. 3. Produktivitas. Perusahaan harus memperoleh laba agar bias tetap hidup. Sebaliknya juga pegawai tidak akan digaji lebih dari pada kontribusi yang diberikan kepada perusahaan (digaji sesuai produktivitas mereka). 4. Kebijaksanaan gaji dan upah. Beberapa perusahaan memiliki kebijaksanaan yang menyebabkan mereka harus mengadakan penyesuaian terhadap gaji yang telah ditetapkan. Kebijakan yang umum yaitu memberikan kenaikan gaji yang sama kepada pegawai yang tergabung dengan serikat kerja dengan pegawai yang tidak tergabung dengan serikat kerja. 5. Peraturan pemerintah. Pemerintah turut campur dalam menentukan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan tenaga kerja, seperti penentuan upah

20 minimum regional, upah lembur, pembatasan usia kerja (15 tahun s/d 65 tahun), dan pembatasan jam kerja (maximum 40 jam / minggu). 6. Nilai yang sebanding dengan pembayaran yang sama. Masalah penting dalam manajemen kompensasi dengan kesempatan yang sama adalah Comparable worth (nilai yang sebanding). Setiap jabatan yang mempunyai nilai yang sama bagi organisasi harus dibayar sama. Comparable worth berarti pambayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama. 2. Kinerja a. Pengertian Kinerja Mangkunegara (2007) berpendapat bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Rivai (2009) berpendapat bahwa kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki. Hasibuan (2007) berpendapat bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Barry Cushway (2002) berpendapat bahwa kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan

21 dengan target yang telah ditentukan. Prawirosentono (1999) berpendapat bahwa kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. b. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kinerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Sedarmayanti (2001) antara lain: 1. Sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja). Sikap mental yang dimiliki seorang karyawan akan memberikan pengaruh terhadap kinerjanya. Sikap mental yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja yang dimiliki seorang karyawan. 2. Pendidikan. Pendidikan yang dimiliki seorang karyawan mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Semakin tinggi pendidikan seorang karyawan maka kemungkinan kinerjanya juga semakin tinggi. 3. Keterampilan. Karyawan yang memiliki keterampilan akan mempunyai kinerja yang lebih baik dari pada karyawan yang tidak mempunyai ketrampilan. 4. Kepemimpinan. Kepemimpinan manajer memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawannya. Manajer yang mempunyai

22 kepemimpinan yang baik akan dapat meningkatkan kinerja bawahannya. 5. Tingkat penghasilan. Tingkat penghasilan karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya apabila mempunyai penghasilan yang sesuai. 6. Kedisiplinan. Kedisiplinan yang kondusif dan nyaman akan dapat meningkatkan kinerja karyawan. 7. Komunikasi. Para karyawan dan manajer harus senantiasa menciptakan komunikasi yang harmonis dan baik. Dengan adanya komunikasi yang baik maka akan mempermudah dalam menjalankan tugas perusahaan. 8. Sarana dan prasarana. Perusahaan harus memberikan fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat mendukung kinerja karyawan. 9. Kesempatan berprestasi. Adanya kesempatan berprestasi dalam perusahaan dapat memberikan motivasi kepada karyawan untuk selalu meningkatkan kinerja. c. Aspek Mengukur Kinerja. Menurut Sedarmayanti (2001), aspek-aspek yang meliputi kinerja yang dapat dijadikan ukuran kinerja seseorang, yaitu kualitas kerja (quality of work), ketepatan waktu (promptness), inisiatif (initiative), kemampuan (capability), komunikasi (communication).

23 d. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Kinerja. Tujuan dari evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan Mangkunegara (2007) adalah: 1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja. 2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang kurangnya berprestasi sama dengan prestasi terdahulu. 3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang. 4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untukberprestasi sesuai dengan potensinya. 5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal- hal yang perlu diubah. 3. Hubungan Kompensasi dengan Kinerja Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Sedarmayanti (2001) adalah tingkat penghasilan. Tingkat penghasilan karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Karyawan akan termotivasi untuk

24 meningkatkan kinerjanya apabila mempunyai penghasilan yang sesuai. Prawirosentono (1999) berpendapat bahwa kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. C. Kerangka Pikir Rivai (2009) berpendapat bahwa kompensasi finansial terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1. Kompensasi finansial langsung terdiri dari pembayaran pokok (gaji, upah), pembayaran prestasi, pembayaran insentif (komisi, bonus, bagian keuntungan, dan opsi saham) dan pembayaran tertangguh (tabungan hari tua dan saham kumulatif). 2. Kompensasi finansial tidak langsung terdiri dari proteksi (asuransi, pesangon, sekolah anak, dan pensiun), kompensasi luar jam kerja (lembur, hari besar, cuti sakit dan cuti hamil), dan fasilitas (rumah, biaya pindah, dan kendaraan). Sedarmayanti (2001) menjelaskan bahwa ada sembilan faktor yang mempengaruhi kinerja. Salah satu faktor tersebut adalah tingkat penghasilan. Tingkat penghasilan karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya apabila mempunyai penghasilan yang sesuai. Prawirosentono (1999) berpendapat

25 bahwa kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Sedarmayanti (2001) berpendapat bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu kualitas kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001) dan Prawirosentono (1999) di atas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa kompensasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya apabila mempunyai penghasilan yang sesuai. Kinerja karyawan akan semakin baik jika karyawan memeroleh kompensasi yang layak. Jadi pada intinya, semakin besar kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawannya, maka akan semakin tinggi usaha para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Adanya hubungan yang menjelaskan bahwa kompensasi mempengaruhi kinerja karyawan juga diperkuat oleh beberapa penelitian terdahulu. Samudra (2014) dalam penelitiannya mengenai Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT Bank Jatim Cabang Malang) menunjukkan bahwa kompensasi finansial yang terdiri dari kompensasi finansial langsung dan tidak langsung memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja karyawan. Rahmawati (2009) dalam penelitiannya mengenai Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Pasuruan Kota menunjukkan bahwa

26 kompensasi langsung dan tidak langsung memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kinerja karyawan. Dari pengujian secara parsial, kompensasi langsung memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu di atas, peneliti dapat membuat kerangka pemikiran sebagai berikut: Kompensasi Finansial Kompensasi Finansial Langsung Indikator: (X1) Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian - Gaji Pokok - Bonus - Insentif Kompensasi Finansial Tidak Langsung Indikator: (X2) - Tunjangan Kesehatan - Upah Lembur - Dana Pensiun - Dana Pendidikan Anak - THR Kinerja Karyawan (Y) Indikator: - Kualitas kerja - Ketepatan waktu - Kemampuan - Inisiatif - Komunikasi Sumber: Rivai (2009) dan Sedarmayanti (2001) Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa kompensasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Melalui pemberian kompensasi finansial

27 langsung dan kompensasi finansial tidak langsung yang terarah dan memadai, maka kinerja karyawan dapat ditingkatkan. D. Hipotesis Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan teori, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga bahwa kompensasi yang terdiri dari kompensasi finansial langsung dan tidak langsung, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan BRI Cabang Kota Probolinggo. 2. Diduga bahwa kompensasi finansial langsung paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan BRI Cabang Kota Probolinggo.