BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori keadilan (equity theory) Penelitian ini berpatokan pada teori keadilan yang dikembangkan oleh Adams pada tahun Teori ini mempunyai prinsip bahwa individu akan merasa puas dan/atau tidak puas terhadap sesuatu tergantung pada adanya keadilan (equity) yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan (Sunyoto, 2012:211). Menurut teori keadilan, secara ego manusia selalu mendambakan adanya keadilan di dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang relatif sama (Sutrisno, 2009:142). Keadilan dalam teori ini diartikan sebagai daya penggerak yang dapat memotivasi semangat kerja individu, sehingga atasan harus melakukan penilaian yang adil dan objektif terhadap bawahannya agar pekerja merasa diperlakukan secara adil sehingga pekerja mau meningkatkan semangat kerja serta kinerjanya (Sutrisno, 2009:142). Sutrisno (2009:143) mengungkapkan bahwa untuk mempersepsikan keadilan berdasarkan teori keadilan perlu memperhatikan beberapa aspek, yaitu: 1) Orang lain, digunakan sebagai pembanding untuk melihat apakah individu sudah mendapat perlakuan yang adil dalam pekerjaannya sehingga individu akan membandingkan dirinya dengan orang lain. 27

2 2) Sistem yang berlaku menyangkut gaji (sistem penggajian), dimana terkadang terdapat perbedaan antara sistem yang berlaku antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. 3) Diri sendiri, juga digunakan sebagai pembanding dimana setiap individu memiliki penilaian yang berbeda terhadap pribadinya yang berhubungan dengan filsafat hidup, latar belakang sosial, latar belakang pendidikan, usia, pengalaman, dll. Selain hal tersebut, Suwatno dan Priansa (2011:180) juga menjelaskan bahwa individu sering menggunakan beberapa hal sebagai pembanding dalam melihat keadilan, antara lain: 1) Harapannya mengenai jumlah imbalan yang dianggap layak diterima oleh individu, yang dilihat berdasarkan kualifikasi pribadi seperti pendidikan, ketrampilan, sifat pekerjaan, dan pengalaman individu yang bersangkutan. 2) Imbalan yang diterima orang lain yang dilihat memiliki kualifikasi dan sifat pekerjaan yang sama dengan individu yang bersangkutan. 3) Imbalan yang diterima pekerja lain di perusahaan lain di kawasan yang sama dan melakukan kegiatan yang sejenis. 4) Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang menjadi hak pekerja. Suwatno dan Priansa (2011:180) juga menyebutkan bahwa jika individu memiliki persepsi bahwa dirinya merasa tidak diperlakukan secara adil, 28

3 dalam hal kompensasi misalnya, maka terdapat beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan oleh individu, yaitu: 1) Individu akan berusaha untuk memperoleh imbalan yang lebih besar. 2) Individu akan mengurangi intensitas usahanya dalam melaksanakan tanggung jawabnya Kinerja pekerja Pengertian kinerja Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:970) mendefinisikan kinerja sebagai sesuatu yang dicapai; prestasi yang diperlihatkan; kemampuan kerja. Sulistyaningsih (2009) mendefinisikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Kinerja juga merupakan kemampuan pekerja untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan; hasil yang dicapai oleh pekerja menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan (Dharmawan, 2011). Samudra,dkk. (2014) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab, standar dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu dan memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Secara ringkas Maharani et al. (2013) mengartikan kinerja sebagai hasil yang dicapai oleh usaha individu dengan kemampuannya dalam keadaan tertentu. 29

4 Berdasarkan semua pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa kinerja pekerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai pekerja berdasarkan kemampuan yang dimilikinya Faktor yang mempengaruhi kinerja Wirawan (2009:6) menjelaskan kinerja pekerja sebagai hasil sinergi dari faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan eksternal organisasi, dan faktor internal karyawan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pekerja (Wirawan, 2009:7), yaitu: 1) Faktor lingkungan internal organisasi sangat diperlukan dalam organisasi untuk menciptakan lingkungan internal yang kondusif sehingga dapat mendukung dan meningkatkan produktivitas pekerja, antara lain dapat berupa dukungan dari organisasi tempat pekerja tersebut bekerja, strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, dan sistem manajemen dan kompensasi. 2) Faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang mempengaruhi kinerja pekerja, seperti krisis ekonomi. 3) Faktor internal pekerja adalah faktor-faktor dari dalam diri pekerja yang sudah dibawa sejak lahir, seperti bakat, sifat pribadi, keadaaan fisik, dan kejiwaan, dan dapat diperoleh selama masa perkembangan pekerja tersebut, seperti pengetahuan, ketrampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan motivasi kerja. 30

5 Penilaian/pengukuran kinerja Kurniawan dan Faustine (2014) menjabarkan beberapa faktor untuk menilai/mengukur kinerja pekerja, yaitu: 1) Kualitas kerja baik Berupa kualitas pekerjaan yang dihasilkan pekerja yang sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. 2) Pekerjaan selesai tepat waktu Berupa ketepatan waktu pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, baik sebelum atau tepat pada waktu yang ditentukan perusahaan. 3) Bekerjasama dengan baik Berupa bentuk kerjasama yang baik antara pekerja dengan semua pihak dalam perusahaan. 4) Dipercaya dalam pekerjaan Berupa kepercayaan yang dimiliki pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan. 5) Semangat dalam pekerjaan Berupa rasa semangat yang dimiliki pekerja dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab. 2 (dua) konsepsi utama dalam mengukur kinerja menurut Handoko (2002:7) adalah sebagai berikut. 1) Efisiensi Efisiensi adalah kemampuan individu untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan benar. Efisiensi dapat dilihat dari pemaksimuman 31

6 rasio antara pengeluaran (output) dan masukan (input), sehingga efisiensi pekerja dapat dilihat dari individu yang mencapai pengeluaran yang tinggi berupa hasil, produktivitas, dan kinerja dibandingkan dengan masukan yang diberi berupa tenaga kerja, bahan, uang, mesin, dan juga waktu. 2) Efektivitas Efektivitas adalah kemampuan individu untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pekerja yang efektif dapat dilihat dari pemilihan pekerjaan yang harus dilakukan oleh individu dengan metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan Kepuasan Kerja Pengertian kepuasan kerja Kepuasan kerja adalah keadaan emosional dimana para pekerja memandang pekerjaannya baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan, juga mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang akan tampak pada sikap positif pekerja terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya (Sunyoto, 2012:210). Senada dengan itu Kurniawan,dkk. (2014) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai bentuk perasaan emosional pekerja terhadap pekerjaannya atas ganjaran dan lingkungan. Kepuasan kerja juga dapat dilihat sebagai sikap pekerja terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerjasama antar pekerja, 32

7 imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis, harapan pekerja tentang tempatnya bekerja dan sikap kedepannya terhadap pekerjaannya (Sutrisno, 2009:74; Turkyilmaz et al.,2011). Brahmasari dan Suprayetno (2008) memandang kepuasan kerja sebagai terpenuhinya beberapa keinginan dan kebutuhan pekerja melalui bekerja. Secara singkat kepuasan kerja merupakan cerminan perasaan individu terhadap pekerjaannya yang nampak dalam sikap positif terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapinya dalam lingkungan kerjanya (Soegandhi, dkk., 2013). Kepuasan kerja pekerja dapat dicerminkan melalui moral kerja, kedisplinan, dan prestasi kerja, sehingga kepuasan kerja individu harus diciptakan sebaik-baiknya agar moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan pekerja meningkat (Hasibuan, 2012:202). kepuasan kerja yang dirasakan pekerja dapat dinikmati dalam beberapa kondisi (Hasibuan, 2012:202), seperti: 1) Dalam pekerjaan, yaitu dengan memperoleh pujian atas hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Pekerja dalam tipe ini akan lebih mengutamakan pekerjaannya dibandingkan balas jasa. 2) Luar pekerjaan, yaitu melalui besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerja individu untuk memenuhi kebutuhannya. Pekerja yang termasuk dalam tipe ini akan lebih mempersoalkan balas jasa daripada pelaksanaan tugas-tugasnya. 33

8 3) Kombinasi dalam dan luar pekerjaan, yaitu melalui sikap emosional yang seimbang antara balas jasa dengan pelaksaan pekerjaannya. Pekerja dalam tipe ini biasanya akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa layak dan adil. Berdasarkan semua pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu bentuk perasaan yang ditunjukkan oleh pekerja melalui pekerjaannya atas apa yang didapatkannya dari perusahaan Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja pekerja (Sutrisno, 2009:80), yaitu: 1) Faktor Psikologis Faktor yang berhubungan dengan kejiwaan pekerja, meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan ketrampilan. 2) Faktor Sosial Faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antar sesama pekerja maupun antara pekerja dengan atasannya. 3) Faktor Fisik Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik pekerja, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan pekerja, umur, dan sebagainya. 34

9 4) Faktor Finansial Faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan pekerja, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya Penilaian kepuasan kerja Kurniawan dan Faustine (2014) menjabarkan beberapa faktor untuk menilai kepuasan pekerja, yaitu: 1) Tanggung jawab pekerjaan Berupa perasaan pekerja dalam menerima pekerjaan yang diberikan perusahaan. 2) Sistem penggajian dan upah Berupa rasa kesesuaian dan keadilan atas gaji dan upah yang diterima pekerja yang dilihat berdasarkan usaha dan ketrampilan yang sudah dikerjakan pekerja. 3) Lingkungan kerja aman Berupa perasaan aman dan nyaman pekerja terhadap kondisi lingkungan kerja dan fasilitas yang ada di lingkungan kerjanya. 4) Dukungan rekan kerja Berupa perasaan yang timbul dari adanya dukungan rekan kerja dan terpenuhinya kebutuhan interaksi sosial. 35

10 2.1.4 Kompensasi Pengertian kompensasi Kompensasi adalah seluruh bentuk upah atau imbalan yang diberikan kepada pekerja atas dasar pekerjaan mereka (Dessler dan Tan, 2009:286). Kompensasi mengacu pada semua bentuk pengembalian uang maupun jasa dan manfaat nyata yang diterima pekerja sebagai bagian dari hubungan pekerjaan (Bernardin, 2003:214). Ardana,dkk. (2012:153) mendefinisikan kompensasi sebagai segala sesuatu yang diterima pekerja sebagai balas jasa atas kontribusinya kepada perusahaan. Bhatia (2010:1) menambahkan kompensasi didefinisikan sebagai uang yang diterima atas kinerja dalam pekerjaan dan berbagai jenis servis dan keuntungan yang diberikan organisasi kepada pekerjanya. Damayanti,dkk.(2013) mendefinisikan kompensasi sebagai imbalan dari perusahaan yang diberikan untuk pekerjanya atas jasanya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kompensasi adalah balas jasa yang berhak diterima pekerja baik uang maupun barang/fasilitas atas kontribusinya terhadap perusahaan Asas kompensasi Suwatno dan Priansa (2011:220) menjelaskan asas yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam hal pemberian kompensasi terhadap pekerjanya, yaitu: 36

11 1) Asas keadilan Adalah dengan melihat adanya konsistensi imbalan bagi pekerja yang memiliki bobot yang sama dalam pelaksaan tugasnya. Adil dalam hal ini tidak hanya menerima kompensasi yang sama besar nominalnya, namun berdasarkan asas adil dengan memperhatikan beberapa hal seperti penilaian, perlakuan, pemberian hadiah maupun hukuman bagi pekerja. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir adanya rasa kecemburuan antar pekerja yang dapat berdampak pada terganggunya iklim kerja dan produktivitas kerja pekerja, dan juga untuk menciptakan suasana kerja sama yang baik, menumbuhkan motivasi kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilitas pekerja. 2) Asas kelayakan dan kewajaran Layak dalam asas ini dimaksudkan sebagai adanya penetapan besaran minimal kompensasi yang diberikan perusahaan dengan mengacu kepada standar hidup daerah dan standar Upah Minimum Regional (UMR) baik ditingkat provinsi maupun kota/kabupaten. Wajar dalam asas ini diartikan sebagai besaran kompensasi yang dipertimbangkan berdasarkan beberapa faktor seperti prestasi kerja, pendidikan, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan, tanggung jawab jabatan, dan lain-lain. Asas ini penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk menjaga semangat kerja pekerja dan terhindar dari risiko timbulnya tuntutan dari 37

12 berbagai pihak, baik pekerja, serikat buruh dan pekerja, maupun oleh pemerintah, yang dapat mengancam keberlangsungan perusahaan Tujuan pemberian kompensasi Bhatia (2010:2) menjabarkan beberapa tujuan pemberian kompensasi, yaitu: 1) Untuk merekrut dan mempertahankan pekerja yang berkualitas. 2) Untuk meningkatkan/mempertahankan moral/kepuasan pekerja. 3) Untuk memotivasi pekerja agar memiliki kinerja yang lebih baik. 4) Untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja yang terampil dan berbakat. 5) Untuk menentukan upah dasar dan administrasi gaji. 6) Untuk mencapai ekuitas internal dan eksternal. 7) Untuk memastikan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, yaitu gaji tiap individu menerima pembayaran yang adil jika dibandingkan dengan individu lain yang melakukan pekerjaan yang sama. 8) Untuk mendukung, berkomunikasi, dan memperkuat budaya, nilai organisasi, dan strategi bersaing. 9) Untuk mengurangi turnover dan mendorong loyalitas perusahaan. 10) Sebagai hadiah untuk kinerja/prestasi kerja yang luar biasa, termasuk bonus, komisi, pembagian keuntungan, saham, dll. 11) Untuk mengontrol biaya. 38

13 Pengklasifikasian kompensasi Kompensasi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian (Bhatia, 2010:3), yaitu: 1) Kompensasi langsung (direct compensation) Termasuk uang, dikenal sebagai gaji pokok atau upah yang berhak diterima individu atas pekerjaannya, kerja lembur dan hari libur, bonus berdasarkan kinerja, bagi hasil, dan kesempatan untuk membeli opsi saham. 2) Kompensasi tidak langsung (indirect compensation) Termasuk keuntungan yang terdiri dari asuransi jiwa, kecelakaan, asuransi kesehatan, pensiun, dan kewajiban pengusaha untuk melakukan pembayaran jaminan sosial bagi pekerjanya. 3) Kompensasi non-moneter (non-monetary compensation) Mencakup keuntungan yang diterima pekerja yang tidak berupa nilai barang, termasuk penghargaan karir dan sosial seperti keamanan kerja, jam fleksibel, kesempatan untuk berkembang, pujian dan pengakuan, persahabatan, dan lain-lain Faktor yang mempengaruhi kompensasi Menurut Sutrisno (2009:191), besar kecilnya kompensasi individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Tingkat biaya hidup pekerja Kompensasi yang diterima pekerja memiliki arti ketika kompensasi tersebut mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum individu, dimana 39

14 kebutuhan fisik minimum individu yang bekerja di kota besar berbeda dengan yang bekerja di kota kecil, sehingga perusahaan harus mampu untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. 2) Tingkat kompensasi yang berlaku diperusahaan lain Perusahaan perlu mengadakan studi banding dengan perusahaan lain untuk membantu proses penentuan kompensasi bagi pekerja agar kompensasi tersebut bisa tepat, tidak terlalu rendah maupun tidak terlalu tinggi. 3) Tingkat kemampuan perusahaan Pemberian kompensasi bagi pekerja juga didasarkan pada tingkat kemampuan perusahaan terutama dalam hal finansial, dimana perusahaan yang memiliki kemampuan tinggi tentu dapat membayar kompensasi yang tinggi bagi pekerja namun sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki kemampuan tinggi tentu tidak dapat membayar kompensasi yang tinggi pula. Oleh sebab itu perusahaan harus transparansi dalam menginformasikan kinerja perusahaan agar karyawn juga mengetahuinya. 4) Jenis pekerjaan dan besar kecilnya tanggung jawab Jenis pekerjaan dan tanggung jawab juga menentukan besar kecilnya kompensasi pekerja. Pekerja yang mempunyai pekerjaan yang lebih sukar dan tanggung jawab yang besar tentu diimbangi dengan kompensasi yang besar pula, begitupun sebaliknya karyawan yang 40

15 mempunyai pekerjaan yang tidak terlalu sulit dan kurang membutuhkan tenaga dan pikiran akan mendapatkan kompensasi yang lebih rendah. 5) Peraturan perundang-undangan yang berlaku Penetapan kompensasi pekerja harus berdasarkan pada kebutuhan fisik minimum (KFM) pekerja yang sesuai dengan peraturan pemerintah. 6) Peranan serikat buruh Serikan buruh adalah organisasi yang menjadi penghubung antara pekerja dengan perusahaan dan berperan untuk mewakili kepentingan dan kebutuhan pekerja yang menjadi anggota dalam serikat buruh. 2.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, dan landasan teori yang telah dipaparkan, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pengaruh langsung kompensasi terhadap kinerja pekerja kontrak Kompensasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan kinerja pekerja, karena kompensasi menjadi salah satu tujuan utama pekerja bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Kompensasi dapat menjadi motivasi bagi pekerja untuk memberikan hasil kerja yang baik dan mau meningkatkan kinerjanya jika pemberian kompensasi oleh perusahaan dapat tepat sasaran dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pekerja (Samudra,dkk., 2014). Yaseen (2013) mengungkapkan bahwa uang merupakan indikator motivasi bagi pekerja dimana kinerja pekerja akan meningkat jika mereka dibayar 41

16 tinggi. Pekerja akan merasa senang, puas, dan mau tetap bertahan didalam perusahaan jika perusahaan bisa memberikan upah yang memadai terhadap pekerjanya (Khan et al., 2011). Berbagai penelitian menemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kompensasi dengan kinerja pekerja, dimana semakin baik kompensasi finansial yang diberikan oleh perusahaan maka semakin baik pula kepuasan kerja pekerja yang mengakibatkan meningkatnya kinerja pekerja (Dharmawan, 2011; Oktaviani dan Indrawati, 2014; Suciaty dan Rahmawati, 2014) dan dengan adanya sistem imbalan yang adil serta semakin tingginya perhatian perusahaan dalam hal kompensasi terhadap pekerjanya maka dapat memicu semangat kerja pekerja dan menjadikan pekerja mampu untuk meningkatkan kinerjanya (Afrida,dkk., 2014; Hidayanto,dkk., 2014; Samudra,dkk., 2014). Peningkatan kinerja juga dapat terjadi karena pekerja merasa kompensasinya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhannya setiap bulannya yang diimbangi dengan peningkatan kinerja pekerja (Andico,dkk., 2013). H1: Kompensasi secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pekerja kontrak 2) Peran mediasi kepuasan kerja dalam pengaruh kompensasi terhadap kinerja pekerja kontrak a. Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja pekerja kontrak 42

17 Beberapa faktor yang memiliki pengaruh langsung terhadap kepuasan kerja pekerja antara lain seperti gaji, pengakuan, kesempatan promosi, dan pekerjaan yang berarti (Yaseen, 2013). Syed et al. (2012) juga mendukung pendapat tersebut, dimana dalam penelitiannya ditemukan bahwa promosi, perilaku supervisor, lingkungan kerja, kompensasi dan pekerjaan, serta konflik hidup merupakan prediktor yang signifikan dari kepuasan kerja pekerja. Sebagai salah satu aset utama dalam perusahaan, pekerja harus mampu di kelola dengan baik agar bisa tetap produktif, salah satunya dengan memberikan kompensasi yang sesuai (Syah, 2013). Pekerja pada umumnya menginginkan adanya kesesuaian antara pengorbanan yang diberikannya dengan kompensasi yang diperoleh dari perusahaan (Kurniawan,dkk., 2014). Odunlade (2012) serta Wijayanti dan Subudi (2014) menemukan bahwa kompensasi finansial memiliki pengaruh yang besar dan positif terhadap kepuasan kerja pekerja karena semakin baik kompensasi finansial yang diberikan oleh perusahaan kepada pekerja akan sangat mempengaruhi rasa kepuasan pekerja terhadap pekerjaannya. Agar pekerja memiliki rasa puas terhadap kompensasi yang diberikan maka perusahaan diharapkan untuk memperhatikan pemberian kompensasi pekerja agar sesuai dengan kebutuhan pekerja yang bersangkutan (Wijayanti dan Subudi, 2014). Namun tidak selamanya kompensasi memberikan kepuasan terhadap pekerja, dalam penelitian yang dilakukan oleh Khan et al. 43

18 (2014) ditemukan bahwa pekerja masih merasa kompensasi yang diterimanya tidak mencukupi dan tidak seimbang yang disebabkan karena beban kerja yang berlebihan dan adanya peningkatan tugas yang terkadang diluar deskripsi pekerjaan pekerja. H2a: Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pekerja kontrak b. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pekerja kontrak Kepuasan merupakan suatu efektivitas atau respon emosional individu terhadap berbagai aspek pekerjaan, dimana individu dapat relatif merasa puas dengan suatu aspek dari pekerjannya dan juga tidak puas dengan satu atau lebih aspek lain dalam pekerjaannya (Tobing, 2009). Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap pekerja terhadap pekerjaan yang dimilikinya (Kurniawan dan Faustine, 2014). Individu yang merasa puas dalam pekerjaannya cenderung akan menunjukkan kinerja yang baik (Oktaviani dan Indrawati, 2014) dan juga penampilan yang baik (Yaseen, 2013). Bahkan tidak jarang, pekerja yang merasa puas/menikmati pekerjaannya cenderung akan mempertahankan bahkan berusaha untuk lebih lagi meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan (Biswas dan Varma, 2012). Kinerja pekerja dan kualitas pelayanan dapat ditingkatkan ketika pekerja merasa puas dan diperlakukan dengan baik oleh manajer, gaji yang baik, dan sistem insentif yang efektif (Elarabi dan Johari, 2014). Beberapa penelitian menemukan bahwa kepuasan kerja memiliki 44

19 pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pekerja, yang berarti bahwa rasa kepuasan kerja yang dimiliki pekerja membuat pekerja untuk meningkatkan kinerjanya (Wijayanti dan Subudi, 2014 dan Rozi, 2006). Tobing (2009) menambahkan bahwa hubungan positif antara kepuasan kerja dan kinerja terlihat pada saat semakin tinggi posisi kerja individu maka individu akan merasa lebih puas yang diikuti dengan meningkatnya kinerja individu tersebut. Smayling dan Miller (2012) juga mengungkapkan bahwa kepuasan kerja secara signifikan memiliki hubungan dengan kinerja pekerja, namun fakta yang ditemukan bahwa hubungan ini terjadi antara atasan dan bawahan dengan jenis kelamin/gender yang sama. Sedikit berbeda dengan itu, Weihui dan Deshpande (2013) dalam penelitiannya menemukan fakta bahwa kepuasan kerja memiliki dampak tidak langsung yang signifikan terhadap kinerja pekerja, dimana karena kepuasan kerja memiliki pengaruh yang langsung terhadap komitmen organisasi namun secara tidak langsung juga mempengaruhi kinerja pekerja. Begitu pula menurut Kurniawan dan Faustine (2014) menemukan fakta bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja pekerja hal ini disebabkan karena pekerja sedang berada pada titik jenuh dalam rutinitas bekerja namun tetap dituntut untuk mencapai standar kinerja yang telah ditetapkan, sehingga berbagai usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja pun kurang mempengaruhi kinerja pekerja yang bersangkutan. 45

20 H2b: Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pekerja kontrak Berdasarkan latar belakang, landasan teori, serta pembahasan penelitian sebelumnya, maka hubungan beberapa variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran KOMPENSASI a KINERJA b c KEPUASAN KERJA e 2 e 1 Sumber: a. Samudra,dkk. (2014); Yaseen (2013); Khan et al. (2011), Dharmawan (2011); Oktaviani dan Indrawati (2014); Suciaty dan Rahmawati (2014); Afrida,dkk. (2014); Hidayanto,dkk. (2014); Andico,dkk. (2013) b. Yaseen (2013); Syed et al. (2012); Kurniawan,dkk. (2014); Odunlade (2012); Wijayanti dan Subudi (2014) c. Kurniawan dan Faustine (2014); Oktaviani dan Indrawati (2014); Yaseen (2013); Biswas dan Varma (2012); Elarabi dan Johari (2014); Wijayanti dan Subudi (2014); Rozi (2006); Tobing (2009); Smayling dan Miller (2012) 46

BAB I PENDAHULUAN. yang paling diminati oleh para wisatawan, baik wisatawan domestik. maupun mancanegara adalah Bali, karena Bali memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. yang paling diminati oleh para wisatawan, baik wisatawan domestik. maupun mancanegara adalah Bali, karena Bali memiliki daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah salah satu sektor andalan dalam pembangunan suatu daerah, karena dengan adanya perkembangan dan pembangunan dalam sektor pariwisata mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA BAHAN AJAR M S D M Oleh Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA 1 A. KOMPENSASI 1. Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Ada berberapa pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen sumber daya manusia seperti: Menurut Hasibuan (2013:10), Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang) tahun 2014. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran uang tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan (jasa), dan insentif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa 2.1 Landasan Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa faktor-faktor intrinsik terkait dengan kepuasan kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu memanfaatkan sumberdaya- sumberdaya lainnya. Beberapa hal yang perlu diantisipasi adalah kondisi yang tidak didukung

BAB I PENDAHULUAN. mampu memanfaatkan sumberdaya- sumberdaya lainnya. Beberapa hal yang perlu diantisipasi adalah kondisi yang tidak didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia bisnis sekarang dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja dalam

Lebih terperinci

Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain,

Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain, karena untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif memerlukan dukungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Menurut Rachmawati (2007:146) kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa dari pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, hal ini mengakibatkan sebuah perusahaan diharapkan mampu menggunakan sumber daya manusia dengan baik dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Dalam Mulyadi (2015: 2) manajemen dapat didefinisikan adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pendayagunakan sumber daya manusia dengan sumber daya alam, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Peran Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi suatu organisasi, sebesar atau sekecil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Setiap orang karyawan yang bekerja dengan serius bukan sekedar bertujuan untuk mendapatkan prestasi dan menunjukan kemampuan yang dimiliki saja tetapi, alasan lainnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia 2.1.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Penilaian kualitas terhadap sumberdaya manusia dimaksudkan agar menjadi sumberdaya manusia yang professional,

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang melalui perencanaan, pengarahan dan pengendalian semua unsur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Kondisi persaingan di bidang perekonomian pada saat ini cukup ketat dan komplek. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu BAB II Tinjauan Pustaka A. Penelitian Terdahulu Untuk mendukung penelitian ini maka peneliti menyajikan data pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik

BAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik BAB V PEMBAHASAN MASALAH 5.1 Kompensasi Kompensasi yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari jenis kompensasi yang diberikan perusahaan dan pemberian kompensasi kepada karyawan. Jenis-jenis kompensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang terus menerus berkembang dari waktu ke waktu membuat kemajuan dalam segala hal. Salah satunya merupakan kemajuan dalam dunia usaha. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat. Hal ini disebabkan karena, perekonomian dunia bergerak ke arah perekonomian terbuka dan global.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Karyawan 2.1.1. Pengertian Kinerja Keberhasilan suatu organisasi dalam melaksanakan tugasnya dapat dilihat dari kinerja individunya. Kinerja perlu dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan sumber daya yang paling penting untuk mencapai keberhasilan visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, betapapun sempurnanya aspek teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi tersebut memaksa perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi tersebut memaksa perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang telah melanda di berbagai aspek kehidupan manusia seperti saat ini untuk bidang perekonomian berdampak cukup besar bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Sebelum kompensasi diberikan, terlebih dahulu dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang siap untuk berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dalam hal ini diperlukan dukungan karyawan yang cakap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara sumber daya yang ada, untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat dipasarkan dan dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retensi Perawat 1. Pengertian Retensi adalah tindakan penahan dimana ini merupakan kemampuan untuk melanjutkan kerja individu yang berkualitas, yaitu perawat dan/penyedia layanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Akbal Lizar (2011) dengan judul Pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Akbal Lizar (2011) dengan judul Pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Pada kajian teori ini, peneliti akan menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun kajian teori dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memberikan tenaga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua perusahaan apapun jenisnya, mempunyai misi yang biasanya tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa diemban oleh sumber

Lebih terperinci

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012). B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Sumber Daya Manusia a. Pengertian Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia dapat difenisikan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang di organisir dan di jalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang di organisir dan di jalankan untuk 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu lembaga yang di organisir dan di jalankan untuk menyediakan barang dan jasa agar dapat melayani permintaan konsumen akan kebutuhan

Lebih terperinci

Tujuan administrasi kompensasi

Tujuan administrasi kompensasi kompensasi Definisi kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa kerja mereka (Handoko,2001) Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2010:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI

SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI 1. Latar Belakang Salah satu tujuan utama seorang menncari pekerjaaan adalah untuk mendapat sejumlah nominal penghasilan yang akan dibayarkan oleh perusahaan atau yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kinerja Karyawan 2.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu tertentu, dimana dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sekilas Tentang PT. Granesia Nama perusahaan tempat berlangsungnya kegiatan penelitian ini adalah PT. Granesia yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta nomor 147 Bandung. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima para karyawan sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima para karyawan sebagai 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka, Handoko (2012:155). Bila kompensasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pegawai Honorer Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2005 dalam Diantari (2013:51) menyebutkan bahwa tenaga honorer adalah Seseorang yang diangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi, proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang strategis dari organisasi, manajemen sumber daya manusia perlu dilihat sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Sedangkan menurut

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Sedangkan menurut BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Kompensasi. Menurut Rivai & Jauvani (2009 : 741), kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kompensasi Tidak Langsung 2.1.1.1 Pengertian Kompensasi Tidak Langsung Guru harus diberi imbalan bagi upaya yang telah mereka keluarkan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan baguscipta@gmail.com ABSTRAK This research aimed to find out the correlation between motivation

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber daya manusia sangat penting bagi pelaksanaan operasional perusahaan. Sumber daya yang ada pada perusahaan tidah dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis sekarang dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa awal berdirinya PT. Pos Indonesia (Persero) adalah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa awal berdirinya PT. Pos Indonesia (Persero) adalah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa awal berdirinya PT. Pos Indonesia (Persero) adalah perusahaan yang didirikan oleh Belanda pada masa penjajahan guna mengurusi arus suratmenyurat.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Koko Sujatmoko (2007), melakukan penelitian dengan judul pengaruh insentif terhadap prestasi kerja karyawan pada departemen operasional Dunkin Donuts cabang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory Menurut Frederick Herzberg (dalam Ardana, dkk., 2009: 34) mengembangkan suatu teori yang disebut Teori Dua Faktor

Lebih terperinci

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM   10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1 Pertemuan 7 Nova Yanti Maleha,S.E.MM E-mail : novayanti608@gmail.com 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1 PENGERTIAN KOMPENSASI? KOMPENSASI Adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang, langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Para peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berikut penjelasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 7 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia manjadi investasi yang memegang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian Manajemen Setiap kegiatan organisasi perusahaan dituntut adanya suatu manajemen yang baik agar pemerintahan dapat terus dijamin. Karena tanpa adanya manjemen yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam kegiatan pengembangan perusahaan zaman sekarang sangatlah dituntut terciptanya kinerja karyawan yang tinggi dan konsisten. Perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi/perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Saking pentingnya hal tersebut, sampai-sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi memiliki defenisi yang beragam oleh parah pakar. Hasibuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi memiliki defenisi yang beragam oleh parah pakar. Hasibuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Kompensasi Kompensasi memiliki defenisi yang beragam oleh parah pakar. Hasibuan (2012:118) menyatakan Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan demikian dalam menggunakan tenaga kerja perlu adanya insentif yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan demikian dalam menggunakan tenaga kerja perlu adanya insentif yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Insentif 2.1.1. Pengertian Insentif Suatu perusahaan di dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan tenaga kerja, oleh karena itu faktor tenaga kerja perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan ( jasa ), dan insentif

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain agar mereka dapat terus eksis dalam bidang usahanya. Dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain agar mereka dapat terus eksis dalam bidang usahanya. Dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membawa perubahan besar terhadap teknologi dan ilmu pengetahuan, dimana setiap negara, setiap perusahaan harus siap bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi fungsi perencanaan, pengorganisasian,

Lebih terperinci

Subsistem Kompensasi

Subsistem Kompensasi Subsistem Kompensasi Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI WATER BASE PT.CAT TUNGGAL DJAJA INDAH

ANALISIS KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI WATER BASE PT.CAT TUNGGAL DJAJA INDAH ANALISIS KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI WATER BASE PT.CAT TUNGGAL DJAJA INDAH Dina Lestari dan Sulastri Irbayuni Alumni Progdi Manajemen Dosen Progdi Manajemen FEB Email : lastree27@ymail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut: a. Menurut Handoko dalam Septawan (2014:5) adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan dasar teori two factor theory yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan dasar teori two factor theory yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Penelitian ini menggunakan dasar teori two factor theory yang dikemukakan oleh Herzberg (1959), menyatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai arti penting karena manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan timbul masalah, mengapa harus diatur, dan apa tujuan pengaturan tersebut.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kompensasi Sumber daya manusia merupakan salah satu aset utama perusahaan, yang memerlukan cara khusus dalam mengelolanya. Saat ini, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai rancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Kinerja pada dasarnya memiliki banyak arti berdasarkan sudut pandang atau pendapat para ahli. Menurut Hardiyanto (2003), kinerja adalah hasil

Lebih terperinci

Adrianus Oyok Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Adrianus Oyok   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak KEBIJAKAN KOMPENSASI DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT PALMDALE AGROASIA LESTARI MAKMUR DI SUNGAI AMBAWANG Adrianus Oyok email: adrianus.pangalupha@gmail.com Program Studi Manajemen STIE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam Bonner dan Sprinkle (2002), insentif moneter seperti gaji, bonus, dan opsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam Bonner dan Sprinkle (2002), insentif moneter seperti gaji, bonus, dan opsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rerangka Pemikiran Dalam Bonner dan Sprinkle (2002), insentif moneter seperti gaji, bonus, dan opsi saham mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Sumber daya manusia Afrida (2003:143) sumber daya mansia adalah manusia yang mampu bekeja untuk memberikan jasa atau usaha kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama harmonis, melalui

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya suatu organisasi atau perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara sumber daya-sumber daya yang ada. Perusahaan merupakan tempat untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Lebih terperinci